• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BY OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS 4 SAMPLANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING BY OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD GUGUS 4 SAMPLANGAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN

CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING BY OUTDOOR STUDY

TERHADAP HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V

SD GUGUS 4 SAMPLANGAN

I.A Gede Ratih Purbawati

1

, Gd Meter

2

, I Kmg Ngr Wiyasa

3

1,2,3

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail : dayuratih65@yahoo.co.id

1

,gedemeter@gmail.com

2

,

KOMANG.WIYASA@yahoo.com

3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil pembelajaran Matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus 4 Samplangan Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Desain. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas V SD Gugus 4 Samplangan Tahun Pelajaran 2013/2014. Sampel diambil dengan teknik purposive sampling dan ditemukan tiga sampel yang diuji kesetaraannya dengan memberikan pre test. Data hasil belajar Matematika dikumpulkan menggunakan tes hasil belajar dengan jenis tes objektif bentuk pilihan ganda biasa dan data dianalisis dengan uji-t. Berdasarkan hasil penelitian, nilai rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen yaitu sebesar 82,23 sedangkan pada kelas kontrol sebesar 74,5. Kemudian setelah dilakukan uji hipotesis diperoleh bahwa thitung=2,95 > ttabel=2,00 dengan dk = 63 dan taraf signifikan 5%.

Dari analisis data tersebut terlihat bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study lebih besar dari siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Selain itu Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar Matematika antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas V SD Gugus 4 Samplangan Tahun Pelajaran 2013/2014

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study, pembelajaran konvensional, hasil belajar Matematika.

Abstract

The purpose of this research is to know about significant differences the learning outcomes of math between students who taught by Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study with the students who taught by conventional learning in grade five at primary school of Gugus 4 Samplangan 2013/2014 academic year. This research was a quasu-experimental study (quasi experiment) with the design of the study was Nonequivalent Kontrol Group Design. The population in this study were all students in grade five at primary school of Gugus 4 Samplangan 2013/2014 academic year. The sample used is purposive sampling technique and got 3 sample and be analyzed with give the student pre test. The data were collected is got from objective test with the multiple choice items and

(2)

data were analyzed by t-test. Base of result the research, the average of math outcome learning at experiment class is 82,23 while at control class is 74,5. Then after hypothesis analyzed got that tcalculate=2,95 > ttable=2,00 with dk = 63 dan significant level 5%. The

average of learning outcomes math students in grade five who taught by Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study more than the students who taught by conventional learning (82,23 > 74,5). From that data analyzed looked that average value the outcome students who taught by Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study with the students who taught by conventional learning. Beside that, the result of research show that there are significant differences in learning outcomes of math between students who taught by Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study with the students who taught by conventional learning. Thus, it can concluded that Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study has an effect toward the result of math study in grade five of primary school at Gugus 4 Samplangan 2013/2014 academic year.

Keywords : Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study, conventional learning, math outcomes.

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap orang yang harus terpenuhi sebagai kebutuhan yang mendasar atau kebutuhan pokok dalam hidup. Untuk itu berbagai pihak menginginkan pendidikan yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik seiring tuntutan jaman yang mengharuskan tiap orang memiliki pendidikan yang layak.

Namun pada kenyataannya, pendidikan saat ini masih memiliki beberapa kekurangan yang secara umum bermuara kepada mutu pendidikan itu sendiri. Rendahnya mutu pendidikan di setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar yang merupakan pondasi untuk menuju pendidikan yang lebih tinggi merupakan masalah yang tidak dapat dianggap mudah. Masalah ini harusnya mendapatkan perhatian dari berbagai pihak demi memajukan kehidupan bangsa sesuai tujuan bangsa Indonesia.

Setiap permasalahan yang terjadi pasti memiliki sebab-sebab yang menjadikan masalah tersebut muncul. Masalah rendahnya mutu pendidikan yang ada di Indonesia itu sendiri terjadi karena berbagai faktor yang menyertainya. Faktor-faktor tersebut mulai dari segala yang mempengaruhi proses pembelajaran tersebut. Baik itu dari guru, siswa bahkan pelaksanaan pembelajaran itu sendiri. Ketiga hal ini termasuk sarana dan prasarana dalam pembelajaran yang berjalan beriringan dan saling mendukung. Melihat pada komponen pembelajaran yang

ada, Trianto (2009:17) menyatakan bahwa hakikat pembelajaran tersebut merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dan antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari hakikat pembelajaran tersebut, untuk menciptakan pembelajaran yang baik perlu integrasi antar komponen dalam pembelajaran itu sendiri.

Khususnya dalam pembelajaran matematika, proses pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian dan penanganan yang serius. Hal ini penting, sebab hasil-hasil penelitian masih menunjukkan bahwa proses pembelajaran matematika di sekolah dasar masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Penelitian ini diperkuat oleh Sumarmo dkk (dalam Susanto, 2013:191) mengemukakan bahwa hasil belajar matematika siswa sekolah dasar belum memuaskan, juga adanya kesulitan belajar yang dihadapi siswa dan kesulitan yang dihadapi guru dalam mengajarkan matematika. Begitu juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Soedjadi (dalam Susanto, 2013:191) mengemukakan bahwa daya serap rata-rata siswa sekolah dasar untuk mata pelajaran matematika hanya sebesar 42%. Berdasarkan penelitian tersebut terlihat bahwa tidak sampai setengah dari tingkat pencapaian keberhasilan yang harusnya dimiliki siswa terpenuhi.

Rendahnya daya serap terhadap mata pelajaran matematika ini, tentunya

(3)

disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang menjadi penyebab ini berasal dari dalam maupun dari luar diri siswa atau dikenal dengan faktor internal dan faktor eksternal. Semua faktor-faktor tersebut tidak bisa lepas dari peran guru dalam menyampaikan materi pelajaran itu sendiri. Dalam proses pembelajaran, terkadang guru menerapkan metode yang kurang bervariasi. Misalnya guru hanya menerapkan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas atau pekerjaan rumah (PR) yang menyebabkan siswa tidak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Selain itu, pembelajaran tersebut dilaksanakan di ruang kelas yang memiliki suasana monoton pula, sehingga tidak jarang hal ini membuat siswa menjadi cepat bosan dalam melakukan aktivitas belajar.

Proses pembelajaran yang berlangsung secara monoton ini terjadi karena kurang adanya pemahaman guru mengenai pengetahuan tentang pembelajaran yang inovatif, sehingga pembelajaran di dalam kelas tidak berlangsung secara optimal. Terlebih pada pelajaran matematika yang dari tahun ke tahun termasuk mata pelajaran yang dianggap sulit bahkan disegani oleh para siswa. Sebagian besar siswa tidak menyukai mata pelajaran matematika, ini dikarenakan mereka harus dihadapkan oleh pengolahan angka-angka yang sedikitpun tidak ada daya tarik bagi para siswa, apalagi pembelajaran matematika ini disampaikan dengan cara monoton atau sering dikenal dengan pembelajaran yang konvensional. Ini membuat siswa semakin bosan atau jenuh untuk mempelajari matematika lebih dalam.

Kondisi seperti ini terlihat pula pada saat melakukan observasi di SD gugus 4 Samplangan. Sebagian besar siswa kurang menyukai pelajaran matematika. Mereka cenderung tidak memahami materi matematika yang disampaikan oleh guru. Hal ini terjadi karena guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional yang menekankan pada latihan pengerjaan soal atau drill dan siswa bekerja sendiri yang sebelumnya siswa diberikan penjelasan oleh guru. Konsekuensinya apabila siswa diberi soal yang berbeda dengan soal latihan, mereka

mengalami kesulitan atau membuat kesalahan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut.

Melihat kondisi yang seperti itu, perlu kiranya melakukan pengembangan dan peningkatan mutu dalam pembelajaran matematika. Untuk meningkatkan daya serap siswa terhadap pemahaman mata pelajaran matematika, salah satu solusi yang dapat dilakukan yaitu dengan menerapkan strategi pembelajaran yang inovatif dan menyenangkan bagi siswa. Salah satu strategi tersebut yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan mempergunakan model dan pendekatan pembelajaran yang inovatif. Model atau pendekatan dalam pembelajaran yang ada saat ini meliputi model pembelajaran

Numbered Heads Together (NHT), Student

Teams Achievement Division (STAD), Mind

Mapping, Problem Based Introduction (PBI)

dan lain-lain.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu pendekatan

Contextal Teaching and Learning by

Outdoor Study. Pada strategi pembelajaran

ini, menekankan penerapan pendekatan kontekstual dengan metode outdoor study

atau belajar di luar kelas. Zainal (2013:1) mengemukakan bahwa pendekatan kontekstual (Contextal Teaching and

Learning) merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Pembelajaran matematika dapat dengan lebih mudah dipahami oleh siswa dengan mengaitkan setiap materi yang dipelajari dengan situasi nyata dalam kehidupan siswa. Hal ini membuat siswa menjadi tidak asing dengan materi yang disampaikan dan dengan cepat dapat dipahami. Apalagi pendekatan kontekstual ini menggunakan metode

outdoor study atau belajar di luar kelas. Karjawati (dalam Husamah, 2013:23) menyatakan bahwa metode

outdoor study adalah metode di mana guru

mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa

(4)

dengan lingkungannya. Melalui metode

outdoor study ini, lingkungan di luar sekolah

dapat digunakan sebagai sumber belajar. Kelebihan dalam penerapan pembelajaran

Contextual Teaching and Learning dapat

menekankan aktivitas berpikir siswa secara penuh, baik fisik maupun mental, menjadikan siswa belajar berdasarkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata, siswa pun belajar menguji data hasil temuan mereka di lapangan, kemudian materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri dan bukan merupakan hasil pemberian dari orang lain. Selain itu, dengan mengajak siswa belajar di luar kelas bahkan luar sekolah atau Outdoor

Study dapat menarik perhatian dan

antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan suasana pembelajaran yang berbeda dari biasanya membuat siswa tidak cepat merasa bosan atau jenuh dan pembelajaran pun menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengangkat permasalahan yang berjudul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study

Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Gugus 4 Samplangan Tahun Pelajaran 2013/2014”.

METODE

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas V SD Gugus 4 Samplangan. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Gugus 4 Samplangan Kabupaten Gianyar pada siswa kelas V Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan mata pelajaran matematika. Adapun pelaksanaannya dimulai dari bulan maret sampai april tahun 2014. Pertimbangan dilaksanakan penelitian di SD Negeri Gugus 4 Samplangan adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study dengan siswa

yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen karena tidak semua variabel dan kondisi eksperimen dapat diatur atau dikontrol secara ketat, penelitian ini dikategorikan eksperimen semu. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Kontrol Group Desain.

Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study sedangkan

variabel terikat yaitu hasil belajar matematika. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas V SD Gugus 4 Samplangan tahun ajaran 2013/2014 yang terdiri dari 6 SD yang jumlah keseluruhan siswa pada gugus ini yaitu 179 orang. Kemudian sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive

sampling yaitu pengambilan sampel yang

dilakukan dengan menunjuk langsung siapa yang menjadi sampel dalam penelitian, tetapi pemilihannya didasarkan pada tujuan spesifikasi dari penelitian yang dilakukan (Musfikon, 2012:96). Berdasarkan teknik ini ditemukan 3 sampel dari populasi yang diuji kesetaraannya melalui pemberian pre test.

Ketiga sampel tersebut yaitu SD N 1 Samplangan, SD N 2 Samplangan dan SD N 3 Beng. Kemudian hasil pre test dari ketiga sampel diuji kesetaraannya dengan menggunakan rumus uji t. Namun sebelum menguji kesetaraan dengan uji t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang terdiri atas uji normalitas dan uji homogenitas. Ketiga sampel telah dinyatakan berdistribusi normal dan homogen lalu dilakukan uji kesetaraan dengan menggunakan rumus uji t.

Dari hasil perhitungan antara SD N 1 Samplangan dan SD N 2 Samplangan, diperoleh t hitung sebesar -0,75. Sedangkan

ttabel pada taraf signifikansi 5 % dan dk = n1

+ n2 – 2 = 35 + 30 – 2 = 63, adalah 2,00.

Oleh karena itu nilai thitung < ttabel, maka

kedua kelompok dinyatakan Setara.

Dari hasil perhitungan antara SD N 1 Samplangan dan SD N 3 Beng, diperoleh t

hitung sebesar -1,64. Sedangkan ttabel pada

(5)

35 + 30 – 2 = 63, adalah 2,00. Oleh karena itu nilai thitung < ttabel, maka kedua kelompok

dinyatakan Setara.

Dari hasil perhitungan antara SD N 2 Samplangan dan SD N 3 Beng, diperoleh t

hitung sebesar -0,92. Sedangkan ttabel pada

taraf signifikansi 5 % dan dk = n1 + n2 – 2 =

30 + 30 – 2 = 58, adalah 2,00. Oleh karena itu nilai thitung < ttabel, maka kedua kelompok

dinyatakan Setara.

Setelah menguji kesetaraan ketiga kelas tersebut dan dinyatakan setara, kemudian ditentukan 2 kelas yang dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara pengundian. Sehingga kelompok eksperimen pada penenelitian ini adalah SD N 1 Samplangan sedangkan kelompok kontrol yaitu SD N 3 Beng.

Metode pengumpulan data menggunakan tes hasil belajar pada ranah kognitif. Tes menurut Sudijono (2011:67) adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab) atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; niai dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standard tertentu.

Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data hasil belajar matematika siswa SD N 1 Samplangan dan SD N 3 Beng. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan teknik tes, yaitu tes hasil belajar. Yang dimaksud tes hasil belajar ialah tes yang dipergunakan untuk menilai hasil-hasil pelajaran yang telah diberikan oleh guru kepada murid-muridnya, atau oleh dosen kepada mahasiswa, dalam jangka waktu tertentu. Tes hasil belajar yang berbentuk obyektif untuk mengukur hasil belajar matematika. Tes objektif adalah tes yang dibuat sedemikian rupa sehingga hasil tes itu dapat dinilai secara objektif, dinilai oleh siapa pun menghasilkan skor yang sama.

Tes ini disebut juga short answer

test karena jawabannya pendek-pendek

dan ringkas. Si penjawab atau orang yang dites tinggal memilih, mengisi, menjodohkan dan sebagainya dengan menggunakan tanda-tanda seperti tertera dalam soal atau suruhan.

Tes dalam penelitian ini yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda biasa meliputi 4 pilihan jawaban (a, b, c atau d). Tes untuk

pre test dalam penelitian ini berjumlah 20 soal sedangkan tes untuk post test

berjumlah 30 soal.

Sebelum tes digunakan untuk mengambil data penelitian, tes tersebut diujicobakan. Uji coba instrument dilakukan karena data yang diujikan merupakan penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Oleh karena itu menurut Arikunto (2010:211) benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedangkan benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrument yang dipergunakan. Maka dari itu, uji coba instrument sangat penting untuk mendapatkan data yang benar dan menemukan kesimpulan yang tepat pula, seperti pada bagan 01 di bawah ini.

Bagan 01. Bagan Keampuhan Instrumen (Sumber: Arikunto, 2010:211)

Uji coba instrument terdiri atas: (1) Uji Validitas (diperoleh 34 soal valid dari 40 soal yang diujicobakan dalam post-test, (2) Uji reliabilitas (r11 =0,85) ini berarti soal

tergolong reliabel dengan kategori sangat tingggi (0,80 1,00) , (3) Uji Daya Beda diperoleh 3 butir soal sangat baik, 26 butir

Instrument

ti

da

k

ba

ik

Data tidak

b

e

n

ar

Kesimpulan

tidak sesuai

dengan

kenyataan

Instrument

b

ai

k

Data benar

Kesimpulan

sesuai

dengan

kenyataan

(6)

soal dengan kategori baik, 1 butir soal dengan kategori cukup baik, dan 4 butir soal kurang baik, (4) Uji Tingkat Kesukaran diperoleh 7 butir soal sukar, 20 butir soal kategori sedang dan 6 butir soal dengan kriteria mudah.

Kemudian untuk uji prasyarat analisis menggunakan uji normalitas sebaran data dengan uji Chi-Kuadrat, uji homogenitas varians menggunakan uji F,dan uji hipotesis menggunakan uji-t dengan rumus polled varians. Maka dari itu apabila uji normalitas dan uji homogenitas tidak terpenuhi, maka tidak dapat menentukan teknik analisis statistik yang digunakan dan data pada kesimpulan tidak tepat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis uji kesetaraan yang dilakukan dengan mengadakan pre test pada siswa kelas V di SD Gugus 4 Samplangan tahun ajaran 2013/2014, diperoleh ketiga sampel yang diuji kesetaraannya menunjukkan keadaan sampel yang setara secara akademik. Ketiga sampel tersebut yaitu SD N 1 Samplangan, SD N 2 Samplangan dan SD

N 3 Beng. Hal ini bertujuan agar sebelum diberikan perlakuan kepada kelas yang akan dijadikan objek penelitian, seluruh siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini memiliki kemampuan awal yang setara secara akademik. Setelah menganalisis kesetaraan sampel pada SD Gugus 4 Samplangan, maka ditentukan melalui pengundian bahwa SD N 1 Samplangan sebagai kelas eksperimen dan SD N 3 Beng sebagai kelas kontrol. Setelah memberi perlakuan pada kedua kelas yaitu menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study

pada kelas eksperimen dan menerapkan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol kemudian pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberikan tes akhir (post test).

Berikut disajikan tabel mengenai diskripsi data hasil belajar matematika pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang memaparkan tentang nilai terbesar, nilai terkecil, rentangan, banyak kelas interval, panjang kelas interval, mean, median, modus, dan standar deviasi dari hasil belajar matematika siswa.

Tabel 01 Tabel Deskripsi Data Hasil Belajar Matematika

Hasil Analisis Kelompok

Eksperimen Kelompok Kontrol Nilai Terbesar 100 93 Nilai Terkecil 60 50 Rentangan 40 43

Banyak Kelas Interval 6 6

Panjang Kelas Interval 6,67 7,16

Mean 82,23 74,5

Median 80 77

Modus 87 80 dan 87

Standar Deviasi 9,76 11,36

Berdasarkan analisis dari hasil penelitian pada kedua kelas diperoleh rata-rata post test hasil belajar Matematika pada kelas eksperimen = 82,23 dan kelas kontrol = 74,5. Standar deviasi untuk kelas eksperimen adalah 95,36 dan kelas kontrol adalah 129,09.

Selain itu, dilihat dari kategori hasil belajar matematika siswa pada kelas eksperimen diperoleh presentase 85,71% atau 30 siswa yang hasil belajarnya berkategori sangat

baik, 14,28% atau 5 siswa yang hasil belajarnya berkategori baik. Sedangkan kategori hasil belajar matematika siswa pada kelas kontrol diperoleh presentase 53,33% atau 16 siswa yang hasil belajarnya berkategori sangat baik, 36,67% atau 11 siswa yang hasil belajarnya berkategori baik, 10% atau 3 siswa yang hasil belajarnya berkategori cukup baik.

Berdasarkan perhitungan tingkat hasil belajar Matematika siswa kelas V SD

(7)

Gugus 4 Samplangan Tahun Ajaran 2013/2014 yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study

presentase siswa yang termasuk kategori sangat baik yaitu 85,71% atau 30 siswa sedangkan untuk siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional presentase siswa yang termasuk kategori sangat baik yaitu sebanyak 53,33% atau 16 siswa.

Hal ini menunjukkan bahwa tingkat hasil belajar Matematika yang dibelajarkan dengan menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study lebih baik dari siswa yang

dibelajarkan dengan menggunakan

pembelajaran konvensional.

Hal ini didukung oleh hasil uji hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan rumus uji t. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, maka dilakukan uji prasyarat terhadap data hasil

penelitian yaitu uji normalitas dan uji homogenitas dan hasil dari uji normalitas dan homogenitas varians diperoleh bahwa data hasil belajar kedua kelas berdistribusi normal dan homogen. Selajutnya data hasil belajar diuji dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai statistik thitung= 2,95, dengan

taraf signifikansi 5% dan dengan dk = 63 diperoleh ttabel= 2,00, karena thitung =2,68 >

ttable(α = 0,05; 61) = 2,00, maka Ho ditolak dan

Ha diterima.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan hasil belajar Matematika kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study dengan

kelompok yang dibelajarkan melalui pembelajaran Konvensional pada siswa kelas V di SD Gugus 4 Samplangan tahun ajaran 2013/2014. Hasil uji hipotesis dapat dibaca pada tabel 02.

Tabel 02. Tabel Uji Hipotesis

Kelas Mean Skor Nilai thitung Nilai ttabel Hipotesis Alternatif Eksperimen 82,23 2,95 2,00 Ha Diterima Kontrol 74,5 2,95 2,00 Ha Diterima

Dari hasil belajar matematika siswa khususnya pada materi bangun datar dan bangun ruang, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study

lebih besar yaitu sebesar 82,23 daripada siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional yaitu sebesar 74,5.

Perbedaan hasil belajar yang siginifikan hasil belajar Matematika kelompok yang dibelajarkan melalui pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study dengan

kelompok yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional dapat disebabkan adanya beberapa faktor yang

mempengaruhinya baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang mempengaruhi hasil belajar yang datang dari dalam diri siswa sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yang datang dari luar diri siswa. Namun pada penelitian ini, faktor atau hal yang membuat adanya perbedaan antara hasil belajar matematika kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu lebih kepada penyajian materi yang disampaikan berbeda antara belajar melalui pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study

dan pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and

(8)

keunggulan daripada pembelajaran konvensional atau dikenal dengan pembelajaran sehari-hari yang lebih menekankan metode ceramah, penugasan dan tanya jawab saja. Hal ini membuat faktor internal atau faktor yang berasal dari dalam diri siswa berkurang seperti minat dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran dan berdampak langsung pula pada kecerdasan yang dimilikinya.

Hal ini berbeda dengan pembelajaran yang disajikan dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study. Dalam

pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study, siswa

merasakan pembelajaran yang berbeda dari biasanya. Pendekatan pembelajaran ini memiliki karakteristik yang membedakannya dari pembelajaran konvensional. Karakteristik Pendekatan

Contextual Teaching and Learning by

Outdoor Study yaitu mulai dari (1)

pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada

(activing kwowledge) artinya apa yang

dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain, (2) belajar dalam rangka memperoleh dan menambah pengetahuan baru (acquiring knowledge), pengetahuan baru itu diperoleh dengan cara deduktif, artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan, kemudian memperhatikan detailnya, (3) pemahaman pengetahuan (understanding

knowledge), artinya pengetahuan yang

diperoleh bukan untuk dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta tanggapan dari orang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan, (4) mempraktikkan pengetahuan dan pengalaman tersebut (applying knowledge) artinya pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa, (5) kemudian melakukan refleksi (reflecting knowledge) terhadap strategi pengembangan pengetahuan, hal ini dilakukan sebagai

umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan strategi.(Sanjaya, 2005:256) yang dalam pelaksanaannya menjadikan alam atau lingkungan di luar kelas bahkan luar sekolah sebagai media, sumber dan tempat belajar bagi siswa.

Dalam penerapan pendekatan

Contextual Teaching and Learning by

Outdoor Study ini yang divarisasikan

dengan metode outdoor study memiliki keunggulan yaitu mulai dari pembelajaran

Contextual Teaching and Learning dapat

menekankan aktivitas berpikir siswa secara penuh, baik fisik maupun mental, menjadikan siswa belajar berdasarkan proses berpengalaman dalam kehidupan nyata, siswa pun belajar menguji data hasil temuan mereka di lapangan, kemudian materi pelajaran ditentukan oleh siswa sendiri dan bukan merupakan hasil pemberian dari orang lain. Selain itu, dengan mengajak siswa belajar di luar kelas bahkan luar sekolah atau Outdoor

Study dapat menarik perhatian dan

antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Dengan suasana pembelajaran yang berbeda dari biasanya membuat siswa tidak cepat merasa bosan atau jenuh dan pembelajaran matematika pun menjadi lebih bermakna.

Berdasarkan pemaparan , pendapat ahli dan hasil analisis uji-t, maka dapat diambil keputusan bahwa pendekatan

Contextual Teaching and Learning by

Outdoor Study memberikan pengaruh

terhadap hasil belajar matematika dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Hasil penelitian ini diperkuat penelitian sebelumnya yang dilakukan (Muliani, 2013) mahasiswa PGSD yang menyimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran

Contextual Teaching and Learning (CTL)

Berbantuan Media Gambar Seri terhadap Keterampilan Menulis Deskripsi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SD Gugus 1 Kecamatan Gianyar Tahun Pelajaran 2012/2013.

PENUTUP

Hasil belajar matematika pada siswa kelas V semester 2 SD Gugus 4 Samplangan tahun ajaran 2013/2014 yang

(9)

dibelajarkan dengan pendekatan

Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study dilihat dari rata-rata nilai

post test yaitu 82,23. Berdasarkan

klasifikasi hasil belajar terdapat 85,71% atau 30 siswa yang hasil belajarnya berkategori sangat baik, 14,28% atau 5 siswa yang hasil belajarnya berkategori baik.

Sedangkan hasil belajar mata pelajaran matematika pada siswa kelas V semester 2 SD Gugus 4 Samplangan tahun ajaran 2013/2014 yang dibelajarkan dengan pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study dilihat dari

rata-rata nilai post test yaitu 82,23. Berdasarkan klasifikasi hasil belajar terdapat 53,33% atau 16 siswa yang hasil belajarnya berkategori sangat baik, 36,67% atau 11 siswa yang hasil belajarnya berkategori baik, 10% atau 3 siswa yang hasil belajarnya berkategori cukup baik.

Uji hipotesis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study

dengan siswa yang dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas V SD Gugus 4 Samplangan tahun ajaran 2013/2014 yang berarti terdapat pengaruh penerapan pendekatan Contextual Teaching and

Learning by Outdoor Study terhadap hasil

belajar matematika siswa kelas V SD Gugus 4 Samplangan tahun ajaran 2013/2014.

Adapun beberapa saran yang dapat diajukan yaitu sebagai berikut.

Kepada siswa, disarankan untuk lebih aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Selain itu selalu meningkatkan rasa ingin tahu melalui bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti. Siswa pun hendaknya menggunakan berbagai sumber yang ada dan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar secara optimal. Dengan berbagai sumber belajar yang disediakan akan mampu meningkatkan daya nalar siswa secara akademis.

Kepada guru, dalam hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning by Outdoor Study

lebih dari pada hasil belajar matematika siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional, disarankan bagi guru untuk menerapkan pendekatan

Contextual Teaching and Learning by

Outdoor Study ini atau dapat juga

memvariasikan pembelajaran dengan berbagai model, pendekatan ataupun metode lainnya yang efektif mendukung proses pembelajaran.

Untuk sekolah, hendaknya selalu melengkapi sarana prasarana yang dibutuhkan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini otomatis membuat siswa nyaman dalam mengikuti pembelajaran sehingga berdampak langsung pada kualitas mutu pendidikan.

Bagi Peneliti lain dan Mahasiswa hendaknya dapat mengembangkan berbagai strategi pembelajaran yang inovatif salah satunya dengan menerapkan pendekatan Contextual Teaching and Learning by Outdoor Study.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media,

dan Strategi Pembelajaran

Kontekstual (Inovatif). Bandung:

Yrama Widya

Husamah. 2013. Outdoor Larning. Jakarta : Prestasi Pustaka

Muliani, Ni Nyoman. 2013. Pengaruh

Penerapan Pendekatan

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) Berbantuan

Media Gambar Seri terhadap

Keterampilan Menulis Deskripsi

pada Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa Kelas V SD

Gugus 1 Kecamatan Gianyar

Tahun Pelajaran 2012/2013 (tidak

diterbitkan). Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Undiksha.

(10)

Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Peneliutian Pendidikan.

Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam

Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetensi. Jakarta: Kencana

Sudijono, Anas. 2012. Pengantar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta: Kencana

Trianto. 2009. Mendesain Model

Pembelajaran Inoatif-Progresif.

Gambar

Tabel 02. Tabel Uji Hipotesis  Kelas  Mean  Skor  Nilai t hitung Nilai ttabel Hipotesis Alternatif  Eksperimen  82,23  2,95  2,00  H a Diterima  Kontrol  74,5  2,95  2,00  H a Diterima  Dari  hasil  belajar  matematika  siswa

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dalam penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru.” Dimana semakin baik kepemimpinan kepala sekolah

maka muncul Wireless Network Connection Properties, dan setelah itu setting ip address dengan mengklik Internet Protocol version 4(TCP/IPv4) seperti pada gambar dibawah,

Sebagai alternatif, digunakan fuzzy use case points yang merupakan modifikasi dari use case points yaitu dengan menambahkan atau memodifikasi nilai pengali dari

Tertib serta tatanan hukum Indonesia yang memilih sistem kodifikasi seperti yang berlangsung dewasa ini, secara historis tidak dapat dilepaskan dari tradisi hukum

10.Ip adalah adalah deretan angka biner antara 32 bit sampai 128 bit yang dipakai sebagai alamat identifikasi untuk tiap komputer host dalam jaringan Internet.. Panjang dari angka

penyelenggaraan CEAPAD II merupakan penegasan komitmen dan dukungan.. Pemerintah Indonesia terhadap Palestina, serta memperjelas posisi Indonesia Indonesia

1. Beberapa dari para ahli ekonomi Eropa tahun 1870-an yang dikelompokkan dalam Mashab Austria, mengemukakan teori tentang perilaku konsumen dan teori itu dikenal sebagai

CONTOH KASUS UJI DUNCAN PADA RAK..