• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR GUNUNG BERAPI TERHADAP KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR GUNUNG BERAPI TERHADAP KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR GUNUNG BERAPI TERHADAP

KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SEKOLAH DASAR

Mitha Fikhoirina

15620600185 / 6 / B2 / S-1 PGSD Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

mithafikhoirina185@gmail.com

Artikel ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Ujian Tengah Semester (UTS) pada Matakuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Dosen Pengampu Mohammad Faizal Amir, M.Pd

Abstrak

Tujuan peneliatian ini adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar pada materi gunung berapi melalui penggunaan media miniatur Gunung berapi pada siswa kelas IV SD Negeri Katerungan – Krian . Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan secara kolaboratif. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Dalam model ini memiliki siklus dengan melalui empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan observasi, refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Katerungan – Krian dan objeknya yaitu hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi gunung berapi. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan lembar observasi.Dapat di ambil hasil dari penelitiannya yaitu bahwa penggunaan media Miniatur Gunung Berapi dapat mengalami peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dalam materi gunung berapi. Peningkatannya didasarkan pada hasil pratindakan hanya 10% dari keseluruhan siswa yang aktif. Keaktifan siswa pada siklus 1 pertemuan pertama adalah 30% pada pertemuan kedua. Keaktifan siswa kembali meningkat pada siklus 2 pertemuan pertama menjadi 80%.

Kata Kunci: keaktifan, media Miniatur Gunug Berapi

PENDAHULUAN

Pembelajaran IPA bagi siswa Sekolah dasar sangat lah penting karenadengan adanya pembelajaran IPA siswa dapat mengetahuib semua aspek dalam kehidupan manusia. Khususnya pemanfaatan alam bagi manusia. Pada masa globalisali ini kualitas dan proses belajar mengajar sangan mengalami peningkatan yang pesat teteapi belum sebenrapa memuaskan, katena mata oelajaran IPA cenderung membosankan bila gurur hanya menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Pada pembelajan IPA bertujuan untk siswa dapat mempelajari tentang alam sekitar. Pada pembelajaran IPA di Sekolah Dasar proses pembelajarannya diutamakan dalam pembelajaran dari pengakaman lamgsung agar kompetensi siswa dapat berkembang dalam pemahaman tentang alam sekitar secara ilmiah.

Dalam penciptaan siswa agar dapar pepikir kritis dan dapat selalu aktif dalam pembelajaran peran guru sangat berperan penting dalam hal tersebut, Keaktifan kelas dapat ditandai dengan aktivitas yang di lakukan oleh siswanya. Dalam hal ini aktivitas yang dimaksud adalah menunjukkan keseriusan dan perhatian pada siswa dalam proses pembelajaran. Sehingga kegiatan pembelajaran siswa menjadi bervariasi dan bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan kognitif, afektif maupun psikomotorik saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Terciptanya kelas yang aktif juga merupakan suatu harapan dan tujuan dari lembaga pendidikan nasional yakni adalah pembelajaran yang terencana untuk mewujudkan proses dan suasana belajar sehingga peserta didik menjadi aktif untuk mengembangkan kemampuan dirinya baik spiritual, kepribadian yang baik maupun

(2)

kecerdasan dan aklak yang mulia. Harapannya, proses pembelajaran pata setiap mata pelajaran yang di laksankan di sekolah dapat bersifat aktif.

Meningkatnya minat belajar siswa adalah salah satu tugas seorang guru untuk membimbing siswa nya agar menjadi siswa yang aktif pada saat pembelajaran berlangsung. Kebanyakan guru kurang berkreatif dalam pembelajaran atau kuranya minat bagi guru untuk mencari kreasi dalam pengajaran , guru biasanya hanya lebih condong menggunakan metode ceramah dibandingkan dengan menggunakan media lainnya. Amir mengatakan bahwa ‘’kebanyakan guru dalam proses pembelajaran masih kurang bisa membperhatikan kemampuan berpikir siswa dan metode mengajar yang digunakan kurang berfariasi’’ .Kurang mampunya seorang guru dalam menentukan suatu media pembelajaran merupakan faktor terbesar dalam menurunnya keaktifan siswa dalam suatu pembelajaran,dengan seperti ini, berdapak terhadap rendahnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran IPA di SD.

Maka dari itu guru di tuntut untuk mengembangkan ide-ide keterampilan dan bagaimana caranya pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien. Melalui media miniatur gunung berapi ini diharapkan siswa dapat ikut serta aktif dalam suatu pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapaipada saat peneliti melaksanakan Observasi di SDN Katerungan Krian. Pada saat proses pembelajaran IPA guru hanya menggunakan metode ceramah dan siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan materi di depan kelas dan mencatat materi-materi pelajaran yang ditulis oleh guru di papan tulis. Sehingga kegiatan pembelajarannya terlihat hanya searah dan membsankan, guru sebagai penyaji dan penyampai materi pelajaran, siswa sebagai penerima informasi dari apa yang telah guru jelaskan di depan kelas.

Berdasarkan hasil pengamatan pada saat observasi tersebut, peneliti ingin melakukan observasi dan wawancara lebih lanjut dengan pihak sekolah. Sasaran dari observasi dan wawancara tersebut yaitu guru dan siswa kelas IV SDN Katerungan – Krian. Observasi di lakukan bertujuan untuk memenuhi rasa ingin tahu pebeliti tentang proses pembelajaran IPA di SD tersebut.Pada saat peneliti mewawancarai guru kelas IV SDN Katerungan-Krian , guru tersebut menyatakan bahwa selama ini proses pembelajaran yang dilakukannya yaitu menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan media pada saat proses pembelajaran. Alasannya adalah karena tidak semua media pembelajaran IPA tersedia di sekolah. Selain itu, guru terkadang kesulitan untuk menentukan jenis media yang sesuai dengan materi pelajaran. Sehingga, saat guru menggunakan media pembelajaran, guru lebih memilih media yang berupa poster.

Setelah mewawancarai guru, peneliti selanjutnya mewawancarai siswa kelas IV SDN Katerungan - Krian. Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa tersebut, siswa menyatakan bahwa selama ini siswa hanya mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran di depan kelas, pada saat pembelajaran berlangsung siswa tak banyak melakukan aktivitas lain selain mendengarkan guru. Kemudian peneliti mengadakan observasi terkait proses pembelajaran di SDN Katerungan - Krian. Peneliti menemukan beberapa hal terkait proses pembelajaran di kelas IV pada mata pelajaran IPA tentang Peristiwa Alam materi Gunung Berapi. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru menyampaikan materi dengan metode ceramah, sehingga siswa hanya mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Padahal lebih cocok diajarkan menggunakan media yang bisa dipercobakan pada materi tersebut. Kita ketahui bahwa, anak usia SD masih pada tahap operasional konkrit, dimana proses penyampaian informasi yang nyata

(3)

akan lebih mudah dipahami oleh anak daripada informasi yang abstrak.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di atas, pada saat proses pembelajaran guru tidak menggunakan media dan hanya metode ceramah pada saat proses pembelajaran berlangsung, padahal seharusnya guru menggunakan media pada pembelajaran tersebut. Pada sisi lain, siswa hanya duduk dan mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran.jika siswa terus menerus mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah pembelajaran juga akan menjadi monoton dan membosankan , siswa cenderung mendengarkan guru, dan ini juga akan menyebabkan berkuranya minat siwsa dalam pembelajaran, jika siswa aktif dalam sebuah pembelajaran hal tersebut juga dapat mempengaruhi hasil minat belajar siswa karena salah satu karakteristik dari siswa Sekolah Dasar adalah mereka menyukai hal hal yang objektif atau nyata, jadi dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa ketika tidak adanya aktivitas yang bervariasi saat proses pembelajaran, selain aktivitas siswa yang hanya mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaran. Oleh karena itu, penelitian yang mengkaji lebih dalam tentang penggunaan media miniatur gunung berapi diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA materi gunung berapi pada Kelas IV SDN Katerungan- Krian. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Katerungan- Krian, tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah 33 siswa, yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki.Waktu yang digunakan oleh peneliti untuk penelitian ini adalah 16 dan 17 April 2018 di kelas IV SDN Katerungan Krian. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan observasi, dengan menggunakan lembar observasi, peneliti

mengamati sejauh mana peningkatan keaktifan siswa. Dan peneliti juga melakukan wawancarauntuk menggali lebih informasi yang berkaitan dengan keaktifan siswa dalam penelitian dilakukanlah wawancara. Dalam penelitian ini, analisisnya menggunakan data secara deskriptif kualitatif dengan jumlah 33 siswa. Agar penyimpanannya tidak memerlukan ruang yang besar dan rumit, peneliti sengaja membuat media Miniatur Gunung Berapi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pembelajara IPA dilaksanakan tindakan siklus 1 dengan meteri gununng berapi dengan menggunakan media miniatur gunung berapi. Berikut adalah proses pelaksanaanya ;

a. Perencanaan

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri Katerungan – Krian dengan melakukan perencanaan tindakan dengan tahapan rancangandan membuat segala sesuatu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan tindakan di dalam siklus ini. Beberapa persiapan penilitian terdiri dari (a) menyusun rencana pembelajaran (b) menyusun lembar kerja dengan pembelajaran pembelajaran yang telah disiapkan dan dirancang (c) menyusun lembar evaluasi pembelajaran.

Memang dalam materi gunung berapi ini belum terdapat jelasdi kurikulum tingkat satuan pendidikan, tetapi ada beberapa Standart Kompetensi dan Kompetensi dasar dang dijadikan acuan dalam materi kegunung apian ini. Berdasarkan hasil analisa maka yang cocok dalam mendukung penggunaan media pembelajaran miniatur gunung berapi ini adalah :

Standart Kompetensi

10. Bumi dan alam semesta, Kompetensi dasar

10.1. Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik

(4)

10.2. Menjelaskan pengaruh perubahan lingkunganfisik terhadap daratan. Dengan demikian dapat dia mbil sebuah indikator yaitu 10.1.1 menjelaskan faktor penyebab perubahan lingkungan terhadap daratan.

10.1.2 menjelaskan tipe tipe gunung berapi. 10.2.1 mendemonstrasikan proses terjadinya erupsi gunumg berapi. Dengan adanya indikator- idikator tersebut peneliti dapat mendapatkan sebuah tujuan pembelajaran yaitu (1) siswa dapat menjelaskan faktor penyebab perubahan lingkungan terhadap daratan dengan baik. (2) siswa dapat menjelaskan tipe tipe gunung berapi dengan baik. (3) siswa sapat mendemonstrasikan proses terjadinya erupsi gunung berapi dengan baik.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan perbaikan siklus I dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan. Pada proses pembelajaran siswa di berikan kesempatan untuk beraktifitas dalam pembelajaran dengan menggunakan media yang telah disediakan oleh guru dengan dibagi menjadi beberapa kelompok. Berikut ini adalah rangkaian pembelajaran siklus I :

1) Pertemuan pertama

Penelitan tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari senin, 16 April 2018 pada jam pelajaran ke 2 (08.00 – 08.30 WIB). Kegiatan awal terdiri dari; (a) sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, guru meminta salah satu siswa untuk memimpin bedoa (b) guru mengecek daftar kehadiran siswa (c) guru memberikan apresepsi pembelajaran. Kegiatan inti pada jam (08.30 -09.30 WIB) terdiri dari (a) guru menjelaskan kepada siswa tentang gunung berapi dengan hanya menggunakan metode ceramah saja. (b) guru memberikan lembar kerja siswa secra berkelompok (c) salah satu anggota kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas Kegiatan Akhir

(10.00-11.00); (a)mengulang rangkuman kerja kelompok

2) Pertemuan Kedua

Penelitian tindakan kelas siklus I pwetemuan kedua dilaksanakann pada hari selasa 18 April 2018 pada pelajaran IPA jam ke 2 (08.00-08.30 WIB) dengan jumlah siswa 33 orang dan kali ini guru menggunakan media miniatur gunung berapi dalam prosese pembelajaran berlangsung.

Kegiatan awal :

Guru dan peneliti mempersiapkan materipembelajaran sesuai dengan RPP, sebelum dimulainya pembelajaran guru mempersiapkan siswa dengan duduk yang rapi dan di awali dengan do’a dan lalu guru mengecek daftar kehadiran siswa.

Kegiatan Inti :

Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang keguung apian secara singkat, lalu guru memberikan siswa sebuah media miniatur gunung berapi yang dapat dijadikan siswa sebagai media pebelajaran , siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan wajib menganalisis tentang erupsi gunung berapi dengan media tyang sudah disediakan oleh guru. Perkelompok dapat menganalisis media miniatur gunung berapi tersebut secara bergantian. Pada saat itu siswa secara langsung bisa melihat bagaimana cara gunung nerapi bererupsi.

Kegiatan Penutup :

Guru memberikan kesempatan gabi siswa untuk tanya jawab tentang materi yang belum di mengerti seama pembelajaran berlangsung. Lalu guru memberikan evaluasi kepada siswa agar guru dapat memahami sejauh mana siswa enerima materi yang talah disampaikan oleh guru.

c. Hasil pegamatan

Berdasarkan hasil penelitian di siklus 1 dan siklus 2, menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dalam pembelajaran IPA materi gunung api. Peningkatannya dari kondisi pra tindakan. Yang diamati dalam penelitian ini

(5)

yaitu keaktifan visual, keaktifan mendengarkan, keaktifan lisan dan keaktifan menulis. Proses pembelajaran IPA menggunakan miniatur gunung berapi dapat siswa dalam pembelajaran. Siswa tidak hanya aktif melihat, dan mendengarkan guru menyampaikan materi pembelajaran tetapi, siswa juga aktif dalam segala hal yang terkait dengan indikator dalam penelitian tindakan ini. Melalui penggunaan media miniatur gunung berapi dalam pembelajaran, siswa aktif secara visual, lisan, menulis dan mendengarkan. Karena media miniatur gunung berapi dapat dipercobakan oleh siswa untuk mensimulasikan erupsi gunung api. Sehingga, siswa tidak hanya aktif mengamati dan mendengarkan guru menjelaskan materi pelajaransaja tetapi siswa juga aktif bertanya, menjawab, mempercobakan media tiga dimensi, berdiskusi, mencatat hasil pengamatan dan mengemukakan pendapat.

Penggunaan media miniatur gunung berapi dalam pembelajaran memiliki kelebihan-dan kekurangan. Kelebihannya yaitu , penyajian secara kongkrit dan menghindari verbalisme, memberikan pengalaman secara langsung, dapat menunjukkan alur suatu proses dengan jelas. Maka dari itu, media miniatur gunung berapi sangat cocok untuk meningkatkan keaktifan siswa karena penyajiannya kongkrit, sehingga siswa akan aktif dalam proses pembelajaran. Media miniatur gunung berapi juga memiliki kekurangan dalam penggunaannya adalah jangkauan sasaran dalam jumlah yang sedikit, penyimpanannya juga relatif susah dan harus membutuhkan tempat yang cukup besar dan perawatannya juga sedikit ,pembuatan medianya juga membutuhkan biaya yang lumayan besar.

Solusi peneliti untuk mengatasi kelemahan di atas adalah utuk menyediakan media miniatur gunung berapi dengan ukuran yang sekiranya mengjangkau sasaran yang berjumlah 25 siswa dan ukurannya tidak terlalu besar agar mudah untuk menyimpan

dan merawat media miniatur gunung berapi yang digunakan. Adanya data observasi telah terbukti bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan pada saat pra tindakan dari semua siswa meningkat menjadi 30% pada siklus 1 pertemuan pertama. Pertemuan kedua siklus 2 menigkat kembali menjadi 70%. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa pada tiap pertemuan siklus 1.

Data hasil observasi pada siklus 2 pertemuan pertama meningkat menjadi 80%. Peningkatan ini sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil observasi pertemuan pertama siklus 2 yang sudah mencapai 80%, peneliti sebenarnya sudah bisa menghentikan tindakan dengan alasan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan sebelumnya. Pada pertemuan kedua siklus 2 peneliti masih melakukan tindakan mengumpulkan data tambahan. Dari pembahasan sebelumnya penelitian dikatakan berhasil karena 75% dari keseluruhan siswa telahaktif dalam pembelajaran. Data hasil observasi terakhir menunjukkan >75%, Berikut adalah diagram perbandingan keaktifan siswa pada siklus 1 dan siklus 2.

d. Refleksi

Pembelajaran IPA dengan menggunakan media miniatur gunung berapi pokok bahasan materi kegubung apain sudah berjalan cukup lancar sesuai dengan Rencana Pembelajaran (RPP) yang telah dibuat. Berdasarkan hasil pengamatan pembelajaran dengan media miniatur gunung berapi tersebut sangat baik digunakan oleh siswa untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran berlangsung sehinggal minat siswa dalam pembelajaran dapat meningkat. Semua siswa sangat aktif, nersemangat dan antusias dengan adanya media miniatur gunung berapi tersebut karena siswa dapat lebih tertarik dengan hal hal yang unik dan baru dalam pembelajaran . pembelajaran juga menjadi menarik tidak mambosankan atau

(6)

monoton lagi , kegiatan belajar yang berfariasi juga dapat menarik perhatian siswa agar bisa bersemangat dalam pembelajran .

Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan

Dalam penelitian tindakan kelas ini menunjukkan bahwa, hasil dari proses penggunaan media miniatur gunung berapi dalam pembelajaran IPA materi gunung berapi yang dilaksanakan di kelas IV SDN Katerungan- Krian, dapat meningkatkan keaktifan siswa. Penggunaan media miniatur gunung berapi yang bisa dipercobakan oleh siswa menjadikan aktivitas dalam pembelajaran semakin bervariasi. Selain siswa mengamati media, siswa juga bisa mempercobakan media miniatur gunung berapi, sehingga proses pembelajaran semakin aktif dan menyenangkan. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan 2 siklus. Peningkatan keaktifan siswa ditunjukkan dengan data hasil observasi keaktifan siswa pada siklus 1 dansiklus 2. Pada siklus 1 pertemuan pertama keaktifan siswa adalah 10% lalu meningkat menjadi 30% pada pertemuan kedua. Keaktifan siswa kembali meningkat pada siklus 2 pertemuan pertama menjadi 70%. Penelitian ini dikatakan berhasil karena sudah mencapai indikator keberhasilan dalam penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan adalah diharapkam Media miniatur gunung berapi dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran IPA agar proses pembelajaran semakin aktif dan menyenangkan. Selain itu, pembelajaran dengan menggunakan media miniatur gunung berapi akan menjadikan proses pembelajaran semakin bervariasi dan tidak membosankan. DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. F. & Wardana, M. D.K. (2018). Pengembangan Perangkat

Pembelajaran Berbasis Masalah Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Metakognisi Siswa Sekolah Dasar. Journal of Medives. 2(1): 117-128.

Amir, M.F., & Sartika, S.B. (2017).

Metodologi Penelitian Dasar Bidang Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Press. Daryanto.(2013).MediaPembelajaran.

Yogyakarta: Gava Media

Izzaty,Rita Eka dkk. (2008). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press

Referensi

Dokumen terkait

Pada kegiatan siklus I terdapat 3 siswa yang tidak hadir dan 33 siswa yang hadir, rata-rata persentase aktivitas belajar sebesar 77% dengan kategori siswa aktif,

Pemerintah Daerah Kota Surakarta telah menerbitkan Perda Kota Surakarta No 2 Tahun 2008 tentang Kesetaraan Difabel (Lembaran Daerah Kota Surakarta Tahun 2008 Nomor

Salah satunya adalah dengan mengetahui berapa luas gudang yang seharusnya dimiliki oleh perusahaan sehingga gudang yang akan dibeli dapat menampung semua barang-barang

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja Lapang mengenai Penerapan

Jika diamati dalam konteks masyarakat Indonesia kedudukan serta fungsi Pancasila dan UUD 1945 bagi umat Islam Indonesia, sekalipun tidak dapat disamakan, sebenarnya dapat

Bagi para mahasiswa khususnya pada mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta dapat memperkaya khasanah penelitian yang

Berdasarkan latar belakang masalah di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Apakah media boneka jari pengaruh untuk meningkatkan kemampuan

[r]