Tesis
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-2
Program Studi Magister Manajemen
Diajukan Oleh :
I Gede S urya Adi Wiguna 142202739
Kepada
STIE WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2016
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
KOM UNIKASI DAN INFORM ATIKA KABUPATEN SLEM AN
Diajukan Oleh :
I Gede S urya Adi Wiguna 142202739
Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji
Pada tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
(Bayu Sutikno, SE., M SM ., Ph.D) (Suhartono, SE., M .Si)
dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh Gelar M agister
Yogyakarta, ...
M engetahui,
PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN
STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA
DIREKTUR
Prof. Dr. Abdul Halim, M BA.,Ak
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, September 2016
I Gede S urya Adi
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
anugerah-Nya, sehingga telah dapat menyelesaikan tesis M agister M anajemen
STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian tesis ini, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membatu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :
1. Bayu Sutikno, SE., M SM ., Ph.D selaku pembimbing I yang telah
memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan
tesis ini.
2. Suhartono, SE., M .Si selaku pembimbing II yang telah memberikan
dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.
3. Bapak/Ibu dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam
penyelesaian tesis ini.
4. Prof. Dr. Abdul Halim, M BA.,Ak selaku Direktur M agister M anajemen
STIE Widya Wiwaha Yogyakarta atas bimbingannya.
5. Bapak/Ibu Dosen M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.
6. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Staf di Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Sleman.
7. Orang Tua tercinta yang mendidik dengan penuh rasa kasih sayang dan
senantiasa memberi semangat dan dorongan kepada penulis.
8. Bapak dan Ibu di lampung yang selalu memberikan doa dan semangat
dalam menyelesaikan pendidikan ini
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
10.Adik adikku semua Ayu,dex wah,gex unix,devi,putri,nova,dika, yang
selama ini selalu jadi kebanggaan buat keluarga semua
11.Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.
Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan terima
kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan
ini sangat saya harapkan.
Yogyakarta, ...
I Gede S urya Adi Wiguna
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
HALAM AN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAM BAR ... ix
ABSTRAKSI ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah ... 1
B. Rumusan M asalah ... 5
C. Pertanyaan Penelitian ... 5
D. Tujuan penelitian ... 5
E. M anfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 7
B. Penelitian Terdahulu ... 19
BAB III M ETODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 22
B. Definisi Operasional ... 22
D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 23
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
H. Keabsahan Data ... 25
G. Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN
A. Deskripsi Data ... 30
B. Pembahasan ... 60
BAB V SIM PULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 73
B. Saran ... 74
DAFTAR PUSTAKA
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Tabel 1.1 M asalah Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten Sleman ... 3
Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.
Sleman Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39
Tabel 4.2. Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.
Sleman Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 40
Tabel 4.3. Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.
Sleman Berdasarkan Golongan PNS ... 40
Tabel 4.4. Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.
Sleman Berdasarkan Pendidikan Struktural Pegawai ... 41
Tabel 4.5. Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Fungsional Yang Pernah
Diikuti Oleh Pegawai Seluruh Dinas Hubkominfo Kabupaten
Sleman ... 42
Tabel 4.7. Kriteria Penilaian ... 43
Tabel 4.8. Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo
Kabupaten Sleman ... 45
Tabel 4.9 M atriks SWOT Klasik ... 58
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Gambar 3.1. Triangulasi Sumber ... 26
Gambar 3.2. M atriks SWOT ... 28
Gambar 4.1. Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman ... 46
Gambar 4.2. Wahana Tata Nugraha ... 54
Gambar 4.3. Indonesia Road Safety Award (IRSA) ... 55
Gambar 4.4. Indonesia Digital Society Award (IDSA) ... 56
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Komunikasi, dan Informatika Daerah Kabupaten Sleman, kinerja pegawai di Bagian Lalu Lintas masih perlu ditingkatkan karena terdapat beberapa hal yang menyimpang dari tugas. Demikian halnya kompetensi yang ada di Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman. Kompetensi yang ada di Informatika Kabupaten Sleman dan untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang menyebabkan kinerja pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika belum optimal.
Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui penyebab kinerja pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman masih belum optimal, dan untuk mendapatkan strategi untuk meningkatkan kinerja pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri alamiah)
Penyebab Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman masih kurang optimal disebabkan oleh kompetensi pegawai kurang karena masih banyak yang belum Sarjana, kemudian pegawai dirasa masih kurang sharing dengan teman sejawatnya sehingga menjadi kurang pengetahuan kerja, sarana prasarana yang terbatas, masih ada yang kurang disiplin dalam bekerja, masih ada pegawai yang enggan melanjutkan S1, masih banyak pegawai yang belum memiliki sertifikat kompetensi di budang perhubungan, misalnya penyidik PNS dan penguji kelaikan kendaraan bermotor, dan perubahan peraturan pemerintah perlu ditingkatkan pemahamanannya dengan mengikuti seminar, workshop dan pelatihan. Penilaian kinerja pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman sudah baik dengan nilai rata-rata 2,66 namun apabila ditinjau dari tiap unsurnya masih ada yang perlu dikembangkan kinerjanya yaitu unsur pengetahuan tentang pekerjaan, kemandirian, kreativitas dan inisiatif.
Strategi yang adapat diambil dalam meningkatkan kinerja pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman, menurut analisis SWOT adalah (1) Alternatif Strategi SO dengan pembinaan berkelanjutan dari pemerintah dan meningkatkan keikutsertaan pegawai dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (2) Alternatif Strategi WO dengan cara pembinaan berkelanjutan dari Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman dan meningkatkan kompetensi Pegawai (3) Alternatif Strategi ST dengan cara melakukan pendekatan dengan warga masyarakat dan mengikuti sosialisasi mengenai regulasi pemerintah di bidang perhubungan (4) Alternatif Strategi ST dengan cara peningkatan kedisiplinan Pegawai dan peningkatan sarana dan prasarana.
Kata Kunci : Kinerja, Pegawai
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi serta ketatnya persaingan saat sekarang ini menjadi sebuah
tantangan yang harus dihadapi setiap organisasi untuk mempertahankan
kelangsungan organisasinya. Organisasi yang kalah dalam persaingan adalah
organisasi yang lamban dalam merespon situasi eksternal dan keadaan internal
organisasi, sehingga kinerjanya tidak optimal. M enurunya kinerja ini
kemungkinan besar bermuara dari sumber daya manusia yang mana memiliki
peran penting sebagai divisi penghasil produk. Dengan kata lain, meningkatnya
kinerja organisasi tergantung pada sumber daya manusianya. Dalam peningkatan
kinerja organisasi memberikan fokus khusus pada sumber daya manusia
(pegawai) termasuk aspek-aspek yang berkenaan dengannya.
Potensi sumber daya manusia pada hakikatnya adalah merupakan salah
satu modal dasar pembangunan nasional, namun selama ini masih dirasakan
bahwa potensi sumber daya manusia tersebut belum dapat dimanfaatkan secara
optimal mengingat sebagian besar angkatan kerja tingkat keterampilan dan
pendidikannya masih rendah. Hal ini berakibat pula terhadap rendahnya
pendapatan dan kesejahteraanya. Keadaan tersebut sangat besar pengaruhnya
terhadap sikap mental tenaga kerja di lingkungan kerjanya yang berakibat
rendahnya hasil kerja. M engingat karena masyarakat indonesia mempunyai
budaya yang majemuk dan adanya pengaruh budaya asing maka hal tersebut
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dapat menghambat terwujudnya sikap mental dan sikap sosial pegawai. Untuk itu
maka perlu disusun tuntutan motivasi di lingkungan organisasi sehingga dapat
meningkatkan kinerja organisasi.
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)
Kabupaten Sleman yang beralamat di Jalan KRT. Pringgodiningrat, Beran,
Tridadi, Sleman, Derah Istimewa Yogyakarta ini merupakan salah satu lembaga
pemerintahan yang memiliki peran penting sebagai pelayanan publik khususnya
di bidang perhubungan dan transportasi di Kabupaten Sleman.
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman
membawahi 3 bidang yaitu Bidang Lalu Lintas, Bidang Sarana dan Prasarana dan
Bidang Komunikasi dan informatika. Bidang-bidang tersebut diharapkan mampu
mengaplikasikan tugas-tugasnya dengan baik, namun mampu atau tidaknya
sangat ditentukan sejauh mana organisasi tersebut di dukung oleh Sumber Daya
M anusia yang secara interaktif dalam melaksanakan program-program kerjanya.
Apakah sumber daya yang ada saat ini sudah mengemban kriteria untuk
mengemban otonomi daerah yang seluas-luasnya. Karena sumber daya manusia
yang selama ini adalah pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman
merupakan faktor kunci mampu dan tidaknya daerah mengelola manajemen
organisasi sesuai apa yang diharapkan.
Berdasarkan pengamatan pada kesempatan studi pendahuluan yang
dilakukan bahwa pegawai yang ada di Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika Kabupaten Sleman khususnya di Bidang Lalu Lintas, kinerja pegawai
di Bidang Lalu Lintas belum sepenuhnya memiliki motivasi kerja yang baik,
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
karena masih terdapat masalah-masalah yang mempengaruhi kinerja pegawai
Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman. Adapun
masalah-masalah tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini:
Tabel 1.1
M asalah Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman
No Masalah Indikasi
1. M asih ada beberapa SDM yang belum memahami Tupoksi nya sehingga menghambat kinerja dan pelaksanaan
Beberapa pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai tupoksi.
2. Kurangnya prasarana berupa komputer sebagai prasarana pendukung utama pekerjaan.
Fasilitas kerja yang tidak memadai menghambat kinerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.
3. M asih ada petugas pelayanan yang mempunyai kemampuan yang kurang mengenai informasi perhubungan.
Kemampuan kerja beberapa pegawai ada yang masih rendah.
4. Pegawai susah menerima perubahan dan malas untuk mempelajari peraturan-peraturan yang baru.
Beberapa karyawan lebih suka bekerja menurut kebiasaannya jadi suliit diajak berubah 5. Top manager kurang tegas terhadap
pegawai yang interdisipliner.
M asih ada pegawai yang datang terlambat atau pulang cepat tapi tidak mendapat teguran.
Sumber : Observasi Penulis 2016
Berdasarkan uraian masalah dalam tabel tersebut di atas dapat
diduga bahwa rendahnya kinerja pegawai adalah masih ada beberapa SDM yang
belum memahami tupoksinya sehingga menghambat kinerja dan pelaksanaan
program, pegawai berupaya untuk mempelajari peraturan-peraturan yang baru
mengakibatkan kemampuan kerja pegawai masih belum optimal. Kemungkinan
sebab lain rendahnya kinerja pegawai berkaitan dengan berbagai kendala yang
diahadapi selama bekerja, yang perlu dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Bidang Lalu Lintas yang merupakan bidang yang mempunyai tugas yaitu
menyelenggarakan dan membina pengendalian operasional lalu lintas,
pengelolaan dan pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta
pengelolaan dan pengendalian perparkiran ini harus terus diupayakan
meningkatkan kinerja dari pegawainya. Kinerja yang kurang ini selain dapat
dilihat dalam tabel 1.1. juga dapat dilihat dari tingkat absensi, juga dapat dilihat
dari kondisi yang ada di Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika
Kabupaten Sleman, dimana masih terdapat beberapa pegawai yang terlambat
masuk kerja, serta pegawai masih sering meninggalkan kantor pada jam kerja
padahal bukan karena alasan pekerjaan atau pegawai yang pulang disaat jam kerja
belum selesai.
Kondisi yang ada di Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan,
Komunikasi, dan Informatika Daerah Kabupaten Sleman, kinerja pegawai di
Bagian Lalu Lintas dikatakan belum baik karena terdapat beberapa hal yang
menyimpang dari tugas. Demikian halnya kompetensi yang ada di Bidang Lalu
Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman.
Kompetensi yang ada di Informatika Kabupaten Sleman dan untuk mengetahui
aspek-aspek apa saja yang menyebabkan kinerja pegawai Dinas Perhubungan
Komunikasi dan Informatika belum optimal. Hal inilah yang kemudian
mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi
Peningkatan Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika
Kabupaten Sleman Tahun 2016”.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
B. PERUMUS AN MAS ALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat bahwa kinerja pegawai
di Bidang Lalu Lintas di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Sleman masih belum optimal.
C. PERTANYAAN PENELITIAN
Bagaimana strategi peningkatan kinerja pegawai Bidang Lalu Lintas
Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman?
D. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mendapatkan strategi untuk meningkatkan kinerja pegawai Bidang
Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi:
1. Dapat sebagai bahan pembelajaran, penambahan pengetahuan,
pengalaman serta untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama
kuliah khususnya yang terkait dengan manajemen sumber daya manusia
(M SDM ) yaitu tentang kinerja pegawai Bidang Lalu Lintas.
2. Bagi Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten
Sleman diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam
memperbaiki kinerja melalui pengelolaan motivasi kerja pimpinan dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
kepuasan kerja sehingga akan mampu memberikan kontribusi dalam
peningkatan pelayanan masyarakat.
3. Pihak lain, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi bagi peneliti selanjutnya.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB II
LANDAS AN TEORI
A. KAJIAN TEORI
1. Manajemen S umber Daya Manusia
M anajemen telah banyak disebut sebagai "seni untuk menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain." Definisi ini, yang dikemukakan oleh M ary
Parker Follett dalam Handoko (2010), mengandung arti bahwa para manajer
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk
melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain
dengan tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.
M anajemen menurut Hasibuan (2011) adalah ilmu dan seni mengatur
proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya
secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. M anajemen ini
terdiri dari enam unsur (6 M ) yaitu: men, money, methode, materials,
machines, dan market.
Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu
manajemen yang disebut M anajemen Sumber Daya M anusia atau disingkat
M SDM yang merupakan terjemahan dari manpower management. M anajemen
yang mengatur unsur manusia ini ada yang menyebutnya manajemen
kepegawaian atau manajemen personalia (personnel management).
Apa saja persamaan dan perbedaan antara M SDM dengan manajemen
personalia itu?
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Persamaan M SDM dengan manajemen personalia adalah keduanya
merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar
mendukung terwujudnya tujuan.
Perbedaan M SDM dengan manajemen personalia sebagai berikut:
a. M SDM dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia dikaji
secara mikro.
b. M SDM menganggap bahwa pegawai adalah kekayaan (asset) utama
organiasi, jadi harus dipelihara dengan baik. M anajemen personalia
menganggap bahwa pegawai adalah faktor produksi, jadi harus
dimanfaatkan secara produktif.
c. M SDM pendekatannya secara modern, sedangkan manajemen personalia
pendekatannya secara klasik. (Hasibuan, 2011)
M anajemen menurut Handoko (2010) memang dapat mempunyai
pengertian lebih luas daripada itu, tetapi definisi di atas memberikan kepada
kita kenyataan bahwa kita terutama mengelola sumberdaya manusia bukan
material atau finansial. We are managing human resources. Di lain pihak,
ma-najemen mencakup fungsi-fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan
dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja),
penyusunan personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian
kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi,
kepemimpinan, integrasi, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan. Seperti
ilmu lain yang menyangkut manusia tidak ada definisi manajemen personalia,
atau sekarang disebut manajemen sumberdaya manusia, yang telah diterima
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
secara universal. M asing-masing penulis buku teks tentang bidang tersebut
membuat definisi yang berbeda satu dengan yang lain. M enurut Flippo dalam
Handoko (2010) manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,
pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan
sumberdaya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan
masyarakat. Definisi ini menggabungkan fungsi manajemen dan
fungsi-fungsi operatif di bidang personalia.
Sedangkan French dalam Handoko (2010), mendefinisikan manajemen
personalia sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan
pemeliharaan sumberdaya manusia oleh organisasi.
2. Konsep Pegawai Pada Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten S leman
Personel sesuai dengan kamus bahasa Indonesia (Dessy Anwar,
2001) mempunyai arti yaitu pegawai; anak buah kapal, pesawa terbang dan
sebagainya. Sedangkan pegawai mempunyai arti orang yang bekerja pada
pemerintah, perusahaan dan sebagainya. Dalam penelitian ini konsep pegawai
yang dijadikan sebagai subyek penelitian oleh peneliti adalah pegawai yang
bekerja pada institusi pemerintah yaitu pada institusi Dinas Perhubungan
Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman.
Pegawai tersebut diatas merupakan pegawai negeri pada institusi
Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Pengertian pegawai negeri dapat ditemukan pada Undang-Undang Nomor 8
tahun 1974 tentang Pokok–Pokok Kepegawaian. Pada Undang–Undang
nomor 8 tahun 1974 ini pada Bab 1 pasal 1 tentang ketentuan umum
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pegawai negeri adalah mereka
yang setelah memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi
tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya yang
ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji
menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dari pengertian tersebut untuk dapat dikatakan sebagai pegawai
negeri, terdapat beberapa unsur yang dipenuhi yaitu :
a.Warga Negara Republik Indonesia.
b.M emenuhi syarat yang telah ditentukan undang-undang.
c.Diangkat oleh pejabat yang berwenang.
d.Diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara
lainnya.
e.Digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Kinerja
Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai
bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik
secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai
potensi untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
saat-saat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut ability
(kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai performance
(kinerja).
Hasibuan (2006) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan
serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang
dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad (2000)
mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauh mana
keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3 (tiga)
faktor utama yang berpengaruh pada kinerja yaitu individu (kemampuan
bekerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan organisasional
(kesempatan untuk bekerja).
Sementara Gomez (2001) mengemukakan unsur yang berkaitan dengan
kinerja terdiri dari :
1. Quantity of work, yakni jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan pada
periode tertentu.
2. Quality of work, yaitu kualitas pekerjaan yang dicapai berdasarkan syarat
yang ditentukan.
3. Job knowledge, yakni pemahaman pegawai pada prosedur kerjadan
informasi teknis tentang pekerjaan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4. Creativeness, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi dan
dapat diandalkan dalam pekerjaan.
5. Cooperation, yaitu kerjasama dengan rekan kerja dan atasan.
6. Dependability, yakni kemampuan menyelesaikan pekerjaan tanpa
tergantung kepada orang lain.
7. Inisiative, yakni kemampuan melahirkan ide-ide dalam pekerjaan.
8. Personal qualities, yaitu kemampuan dalam berbagai bidang pekerjaan.
Robbins (2006) mengemukakan bahwa istilah lain dari kinerja adalah
human output yang dapat diukur dari produktivitas, absensi, turnover,
citizenship, dan satisfaction.
Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian
atas tujuan organisasional yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun
kualitatif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang
diinginkan oleh organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu, kelompok ataupun
organisasi. M anajemen kinerja merupakan suatu proses yang dirancang untuk
menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu, sehingga kedua
tujuan tersebut bertemu. Kinerja juga dapat merupakan tindakan atau
pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun
waktu tertentu dan dapat diukur.
Dari beberapa uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah
hasil kerja nyata yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria dan tujuan yang ditetapkan oleh
organisasi.
M itchell (dalam Sedarmayanti, 2001) menyatakan bahwa : “kinerja
meliputi beberapa aspek, sebagai berikut.
a. Quality of work
b. Promptness
c. Initiative
d. Communication
4. Manajemen Kinerja
a. Definisi M anajemen Kinerja
Ada banyak definisi tentang manajemen kinerja yang dikemukakan
oleh para ahli terutama mereka yang memiliki keahlian dalam bidangnya.
Karena setiap definisi manajemen kinerja itu sendiri memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, dalam pengertian itu cocok diterapkan di
suatu perusahaan/organisasi yang menganut suatu konsep dan budaya
(concept and culture) yang seperti ini namun tidak tepat diterap-kan pada
perusahaan yang menganut konsep dan budaya yang berbeda. Sehingga
untuk menerapkan suatu format manajemen kinerja yang baik adalah
dengan cara mengedepankan konsep fleksibilitas yang bersifat aspiratif.
Artinya fleksibilitas dengan tetap mengedepankan tujuan inti perusahaan
yaitu mewujudkan suatu perusahaan yang profesional dan disegani oleh
para mitra bisnis serta pesaing.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Adapun pengertian dari manajemen kinerja menurut Dharma
(2005) adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja
organisasi, kelompok dan individu yang digerakkan oleh manajer. Pada
dasarnya manajemen kinerja adalah suatu proses dilaksanakan secara sinergi
antara manajer, individu dan kelompok terhadap suatu pekerjaan didalam
organisasi.
Suatu organisasi yang professional tidak akan mampu mewujudkan
suatu manajemen kinerja yang baik tanpa ada dukungan yang kuat dari
seluruh komponen manajemen perusahaan dan juga tentunya para
pemegang saham. Karena dalam konteks manajemen modern suatu kinerja
yang sinergis tidak akan bisa berlangsung secara maksimal jika pihak
pemegang saham atau para komisaris perusahaan hanya bertugas untuk
menerima keuntungan tanpa memperdulikan berbagai persoalan internal dan
eksternal yang terjadi di perusahaan tersebut.
b. Perencanaan M anajemen Kinerja
Perencanaan M anajemen Kinerja (Fahmi, 2011) adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pihak manajemen dengan melibatkan ilmu dan seni dengan
cara merencanakan dan mengatur orang-orang yang ada. Tujuan dan
Elemen M anajemen Kinerja adalah untuk mewujudkan tujuan suatu
perusahaan agar bisa menerapkan konsep manajemen kinerja yang
berkualitas dan professional maka perlu kita pahami apa yang menjadi
tujuan menyeluruh dan spesifik dari manajemen kinerja.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Adapun tujuan spesifik diterapkannya manajemen kinerja, M ichael
Armstrong dalam Fahmi (2011) mengatakan bahwa tujuan spesifik
manajemen kinerja adalah untuk:
1) M encapai peningkatan yang dapat diraih dalam kinerja organisasi.
2) Bertindak sebagai pendorong perubahan dalam mengembangkan suatu
budaya yang berorientasi pada kinerja.
3) M eningkatkan motivasi dan komitmen pegawai.
4) M emungkinkan individu mengembangkan kemampuan mereka
meningkatkan. Kepuasan kerja mereka dan mencapai potensi penuh
mereka bagi keuntungan mereka sendiri dan organisasi secara
keseluruhan.
5) M engembangkan hubungan yang konstruksi dan terbuka antara
individu dan manajer dalam suatu proses dialog yang dihubungkan
dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan sepanjang tahun.
6) M emberikan suatu kerangka kerja bagi kesepakatan sasaran
sebagaimana diekspresikan dalam target dan standar kinerja sehingga
pengertian bersama tentang sasaran dan peran yang harus dimainkan
manajer dan individu dalam mencapai sasaran tersebut meningkat.
7) M emusatkan perhatian pada atribut dan kompetensi yang diperlukan
agar bisa dilaksanakan secara efektif dan apa yang seharusnya
dilakukan untuk mengembangkan atribut dan kompetensi tersebut.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
8) M emberikan ukuran yang akurat dan objektif dalam kaitannya dengan
target dan standar yang disepakati sehingga individu menerima umpan
balik dari manajer tentang seberapa baik yang mereka lakukan.
9) Asas dasar penilaian ini, memungkinkan individu bersama manajer
menyepakati rencana peningkatan dan metode pengimplementasian dan
secara bersama mengkaji training dan pengembangan serta menyepakati
bagaimana kebutuhan itu dipenuhi.
10) M emberi kesempatan individu untuk mengungkapkan aspirasi dan
perhatian mereka tentang pekerjaan mereka.
11) M enunjukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai mereka
sebagai individu.
12) M embantu memberikan wewenang kepada orang memberi orang lebih
banyak ruang-lingkup untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan
melaksanakan kontrol atas pekerjaan itu.
13) M embantu mempertahankan orang-orang yang mempunyai kualitas
yang tinggi.
14) M endukung misi jauh manajemen kualitas total.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
a. Efektifitas dan efisiensi
Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa
kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari
kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien.
Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka
kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999).
b. Otoritas (wewenang)
Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu
organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota
yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya
(Prawirosentono, 1999). Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh
dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut.
c. Disiplin
Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku
(Prawirosentono, 1999). Jadi, disiplin pegawai adalah kegiatan pegawai yang
bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana
dia bekerja.
d. Inisiatif
Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk
ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.
6. Karakteristik Kinerja Pegawai
Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai
berikut (M angkunegara, 2002):
a. M emiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.
b. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c. M emiliki tujuan yang realistis.
d. M emiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi
tujuannya.
e. M emanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh
kegiatan kerja yang dilakukannya.
f. M encari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah
diprogramkan.
8. Konsep Peningkatan Kinerja
Organisasi jika ingin tetap hidup dan berkembang harus senantiasa
melakukan peningkatan dan perbaikan kinerja pegawai. Para personel yang
mengawaki Dinas Perhubungan, baik bawahan, middle manager, maupun top
manajer harus senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja.
Dengan melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja, maka daya saing
organisasi akan tetap terjaga dan pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud
dan tercapai Peningkatan kinerja juga merupakan salah satu cara bagi
organisasi untuk mengembangkan dirinya. Peningkatan kinerja dilakukan
dengan melibatkan seluruh sumber daya manusia dan meliputi perbaikan dan
peningkatan proses manajemen kinerja, yang meliputi perumusan tujuan dan
sasaran, proses perencanaan kinerja, proses pelaksanaan kinerja, coaching dan
mentoring sumber daya manusia, proses penilaian dan review, pengukuran
kinerja dan dalam melakukan evaluasi kinerja.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Peningkatan kinerja merupakan suatu proses yang bersifat
berkelanjutan, terus menerus tanpa berhenti. Kondisi lingkungan dan tuntutan
masyarakat yang selalu berubah menuntut organisasi POLRI untuk tetap terus
meningkatkan kinerjanya. M enurut Robin Stuart – Kottze dalam Wibowo
(2012) menyebutkan enam langkah dalam melakukan peningkatan kinerja
berkelanjutan atau continous performance improvement, yaitu:
a. Identifikasi perilaku sekarang.
b. M engakui perilaku dan memperkuat pemilikan.
c. Identifikasi setiap blocking-behaviour.
d. M engakui adanyablocking-behaviour dan memperkuat pemilikan.
e. M engidentifikasi apa yang dilakukan secara berbeda untuk memperbaiki
kinerja.
f. M enyelaraskan perubahan perilaku dengan sasaran organisasional.
g. M enciptakan perbaikan kinerja berkelanjutan.
B. Penelitian Terdahulu
Rabindra Rahadiyan P (2012) yang berjudul “Analisis Kinerja Pegawai
Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kota Semarang”. Penelitian
tersebut dimaksudnya untuk mengetahui Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan
Komunikasi Dan Informatika Kota Semarang. M enurut peneliti dari hasil
penelitian, bahwa Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat bahwa kinerja
pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang
sudah cukup baik walaupun masih terdapat beberapa dimensi yang dikategorikan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
masih kurang baik. dimensi yang dikategorikan kurang baik yaitu ketepatan
waktu. Untuk ketepatan waktu dinilai kurang baik karena masih banyak
kendala-kendala yang dihadapi oleh para pegawai khususnya saat bekerja di
lapangan. Oleh karena itu masalah ketepatan waktu yang dihadapai oleh pegawai
di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang belum
memenuhi target. Pada dimensi yang lain dapat dikategorikan cukup baik dan
baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang cukup baik. Pada
kategori kompetensi, penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
kompetensi pada kinerja pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan
Informatika Kota Semarang sudah cukup baik walau masih terdapat dimensi yang
dikategorikan masih kurang baik. Dimensi yang dikategorikan kurang baik yaitu
pengorganisasian. Pada kategori motivasi, hasil penelitian yang telah dilakukan
dapat disimpulkan bahwa motivasi pegawai pada Dinas Perhubungan Komunikasi
dan Informatika Kota Semarang sudah cukup baik walau masih terdapat dimensi
yang dikategorikan kurang baik. Dimensi yang dikategorikan kurang baik yaitu
penghargaan dan kenyamanan.
Andi Titin Ashari (2011) dengan judul “Interpretasi Terhadap
Implementasi Prosedur Sistem M anajemen Kinerja POLRI pada Polres M etro
Jakarta Barat”. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Titin Ashari
tersebut diperoleh hasil bahwa implementasi Sistem M anajemen Kinerja Pada
Polres Jakarta Barat belum berjalan secara optimal. Terdapat banyak
penyimpangan – penyimpangan diantara prosedur normatif dengan pelaksanaan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dilapangan oleh para personel yang menangani penilaian kinerja. Dari penelitian
tersebut, terdapat saran yaitu perlunya sosialisasi, pelatihan untuk
menyempurnakan pemahanan personel yang bertugas memberikan penilaian
kinerja. Disamping itu perlu adanya pengawasan yang ketat sehingga proses
penilaian kinerja dapat berjalan dengan seharusnya sesuai aturan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sering disebut dengan
naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis
data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan
adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiknya
sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya.
(Darmiyati. 1998).
B. Definisi Operasional
1. Kinerja adalah merupakan hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dapat
dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung
jawab yang diberikan kepadanya (M angkunegara, 2001)
2. Unsur –unsur kinerja menurut Gomez (2001) terdiri dari :
a. Quantity of work
b. Quality of work
c. Job knowledge
d. Creativeness.
e. Cooperation.
f. Dependability.
g. Inisiative.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
h. Personal qualities.
3. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam
kurun waktu tertentu. Dalam menganalisis strategi peningkatan kinerja
pegawai menggunakan analisis SWOT (Strength / kekuatan, Weakness /
kelemahan, Opportunity / peluang, Threat / ancaman).
C. S ubjek dan Objek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang dimaksud subjek penelitian adalah
informan yang memberikan data penelitian melalui wawancara. Informan
dalam penelitian ini adalah 1 orang Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman dan 4 orang
pegawai di Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Informatika. Sementara objek penelitian adalah Strategi Peningkatan Kinerja
Pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sleman.
D. Jenis dan S umber Data 1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara
langsung dari sumber asli, yaitu jawaban atas wawancara dan observasi dari
Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sleman.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung namun melalui media perantara. Peneliti memperoleh
data sekunder dari arsip data Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.
E. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi, yaitu Peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan langsung
di tempat penelitian. Peneliti mengamati kinerja 11 orang pegawai Bidang
Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sleman, yang kemudian hasil pengamatan digunakan peneliti sebagai
informasi dalam penelitian.
2. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden guna
mendapatkan keterangan secara langsung. Wawancara dalam penelitian ini
ditujukan kepada 1 orang Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman dan 4 orang Pegawai Bidang
Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sleman.
3. Dokumentasi yaitu pengambilan sebuah data melalui dokumen-dokumen,
foto-foto, arsip atau surat-surat yang diperlukan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah
(Sugiyono, 2008).
Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pedoman wawancara mendalam berisi daftar pertanyaan terbuka terkait dengan
pelaksanaan kegiatan peningkatan kinerja pegawai, dan alat tulis.
G. Keabsahan Data
M enurut Sutopo (2006), triangulasi merupakan cara yang paling umum
digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Dalam
kaitannya dengan hal ini, dinyatakan bahwa terdapat empat macam teknik
triangulasi, yaitu (1) triangulasi data/sumber (data triangulation), (2) triangulasi
peneliti (investigator triangulation), (3) triangulasi metodologis (methodological
triangulation), dan (4) triangulasi teoritis (theoritical triangulation). Pada
dasarnya triangulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi
yang bersifat multi perspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap,
diperlukan tidak hanya dari satu sudut pandang saja.
M odel penelitian triangulasi data yang mengarahkan peneliti dalam
mengambil data harus menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda.
Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya apabila
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Oleh karena itu triangulasi data
sering pula disebut sebagai triangulasi sumber.
Teknik Triangulasi sumber dapat menggunakan satu jenis sumber data
misalnya informan, tetapi beberapa informan atau narasumber yang digunakan
perlu diusahakan posisinya dari kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda.
Narasumber dalam penelitian ini adalah 5 orang. Teknik triangulasi sumber ini
dilakukan dengan menggali informasi dari sumber-sumber data yang berbeda
jenisnya, misalnya narasumber tertentu, misalnya pegawai dari kondisi tertentu,
misalnya pada saat kegiatan supervisi, rapat koordinasi yang menggambarkan
perilaku kinerja pegawai, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan
dokumen, misalnya profil dan kegiatan di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informatika Kabupaten Sleman.
Gambar 3.1. Triangulasi Sumber Sumber : Sutopo (2006)
H. Teknik Analisis Data
M enurut Sugiyono (2008) analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam
katagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan, sintesa, menyusun kedalam
data wawancara
Informan 1
Informan 2
Informan 3
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data penelitian merupakan bagian penting dalam proses penelitian,
karena dengan analisis data yang ada akan terlihat manfaat penelitian terutama
dalam proses pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian. Analisis data
bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih sederhana
sehingga mudah dibaca dan dipahami dan kesimpulan dapat diambil secara tepat
dan sistematis.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan dengan
metode kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan serta menganalisis data yang
diperoleh yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk penjelasan yang sebenarnya.
Untuk mengolah dan menganalisis data, penulis menggunakan data model
interaktif sebagaimana yang dikemukakan oleh M iles dan Huberman (1992) yang
meliputi empat komponen, diantaranya :
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan
berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, dokumentasidan
sebagainya.
b. Reduksi data
Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan dan
membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari
penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini
merupakan tahap analisis data yang mempertajam atau memusatkan,
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
membuat dan sekaligus dapat dibuktikan. Analisis data penelitian ini
menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, Threat)
dengan tahapan sebagai berikut : (Rangkuti,2006)
1) Tahapan pertama adalah input stage dengan menyimpulkan
informasi dasar dari analisis lingkungan eksternal dan internal
untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya
yang kemudian diperlukan untuk merumuskan strategi.
2) Tahapan kedua adalah matching stage dengan cara menyelisihkan
antar faktor-faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan
ancaman.
3) Tahapan ketiga adalah decision stage. Tahap ini menggunakan
input dari informasi tahap 1 untuk mengevaluasi secara obyektif
strategi-strategi alternatif dari hasil tahap 2, sehingga memberikan
suatu basis obyektif bagi pemilihan strategi-strategi yang paling
spesifik.
Adapun M atrik SWOT tersebut akan digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2. M atriks SWOT Sumber : Rangkuti, 2006
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c. Penyajian data
Penyajian data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau
pengambilan tindakan. Pengambilan data ini membantu penulis
memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan
lebih lanjut berdasarkan pemahaman.
d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah merupakan langkah terakhir meliputi makna
yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara
mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis,
konfigurasi yang memungkinkan diprediksikan hubungan, sebab akibat
melalui hukum-hukum empiris.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
BAB IV
HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHS AN
A. Deskripsi Data
1. Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman
a. Sejarah Kelembagaan
Kelembagaan urusan perhubungan sudah ada sejak periode awal
Kemerdekaan Indonesia. Sedangkan kelembagaan urusan komunikasi dan
informatika diawali dari berdirinya Departemen Penerangan (1945–1999).
Ketika Departemen Penerangan dilikuidasi kemudian dibentuk Kementerian
Negara Komunikasi dan Informasi (2001–2005), selanjutnya berubah menjadi
Departemen Komunikasi dan Informatika (2005–2009). Setelah itu,
kelembagaan urusan komunikasi dan informatika diampu oleh Kementerian
Komunikasi dan Informatika hingga saat ini.
b. Struktur Organisasi Dan Kelembagaan
Struktur organisasi dan kelembagaan Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika Kabupaten Sleman diatur berdasarkan Peraturan Daerah
Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat
Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman
Nomor 34 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.
1) Tugas
Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika melaksanakan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Perhubungan
Komunikasi dan Informatika.
2) Fungsi
Dalam penyelenggaraan tugas tersebut, Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Perumusan kebijaksanaan teknis bidang perhubungan, komunikasi
dan informatika.
b) Pelaksanaan tugas bidang perhubungan, komunikasi dan informatika.
c) Penyelenggaraan pelayanan umum bidang perhubungan, komunikasi
dan informatika.
d) Pembinaan dan pengembangan bidang perhubungan, komunikasi dan
informatika
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
3) Struktur Organisasi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagai
unsur pelaksana pemerintah kabupaten dipimpin oleh seorang kepala
dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati
melalui Sekretaris Daerah.
Adapun Struktur organisasi dan tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing bidang dan bagian Dinas, adalah sebagai berikut :
a) Kepala Dinas;
b) Sekretariat
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Sekretariat memiliki tiga Sub Bagian, yaitu:
i.Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
ii. Sub Bagian Keuangan
iii. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi
c) Bidang Lalu Lintas
Bidang Lalu Lintas memiliki tiga seksi, yaitu:
i. Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas
ii. Seksi M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
iii. Seksi Perparkiran
d) Bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas
Bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas memiliki tiga Seksi, yaitu:
i. Seksi Angkutan dan Terminal
ii. Seksi Sarana dan Prasarana Perhubungan
iii. Seksi Pengelolaan Penerangan Jalan
e) Bidang Komunikasi dan Informatika
Bidang Komunikasi dan Informatika memiliki tiga seksi, yaitu:
i. Seksi Pos, Lalu Lintas Barang Kiriman dan Jasa Telekomunikasi
ii. Seksi Sarana Sistem Informasi
iii. Seksi Pengembangan Sistem Informasi
f) Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor (UPT
PKB)
g) Kelompok Jabatan Fungsional
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c. Visi, M isi,
1)Visi
Visi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah
“Terwujudnya Lalu Lintas Orang, Barang Dan Informasi Yang Lebih
Efektif, Selamat, Aman, Nyaman, Profesional Dan Terjangkau Di Dukung
Penerapan E-Government Yang Cerdas Dan Dinamis”.
Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut :
Lalu lintas orang, barang dan informasi yaitu suatu bentuk
perpindahan dari satu tempat ke tujuan yang diharapkan atau sasaran
Efektif : merupakan suatu bentuk pencapaian hasil yang sesuai dengan
tujuan seperti yang telah ditetapkan / direncanakan
Selamat, Aman, Nyaman : merupakan suatu bentuk rasa kepuasan yang
diharapkan atau diinginkan
Profesional : ahli di bidangnya
Terjangkau : masih dalam taraf kewajaran
E- Government yang cerdas dan dinamis : adalah penggunaan
teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi
dan pelayanan bagi warganya serta hal-hal lain yang berkenaan
dengan pemerintahan, sepenuhnya pengembangannya diserahkan
kepada instansi pengelola.
2)M isi
M isi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten
Sleman adalah sebagai berikut :
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
a) M eningkatkan kualitas pelayanan lalu lintas orang, barang dan jasa;
M erupakan upaya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
untuk memberikan pelayanan kebutuhan mobilitas masyarakat dengan
meningkatkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan berlalu lintas
yang optimal bagi pengguna.
b) M eningkatkan kualitas pelayanan komunikasi dan informatika;
M erupakan upaya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
untuk memberikan pelayanan maksimal dalam hal komunikasi dan
informatika,
c) M eningkatkan kapabilitas dan kuantitas organisasi Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika.
M erupakan upaya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
untuk meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimiliki guna
memberikan pelayanan yang terbaik.
3) Tujuan
M erupakan penjabaran dari faktor-faktor penentu keberhasilan yang akan
dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dan bersifat idealistik,
mengandung nilai-nilai keluhuran dan keinginan yang kuat untuk
melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Tujuan dari Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang akan dicapai adalah :
a) M eningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana fasilitas lalu lintas dan
angkutan jalan.
b) M eningkatkan kualitas dan kuantitias sarana lalu lintas angkutan jalan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
c) M eningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang aturan
berlalu lintas
d) M ewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana komunikasi dan
informasi yang memadai.
4) Sasaran
M erupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai
atau dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan,
semester, triwulan atau bulanan, sedangkan sasaran yang ingin dicapai
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang akan dicapai
adalah :
a) M eningkatkan kualitas Sumber Daya M anusia (SDM ) aparatur yang
profesional dan bertanggung jawab.
b) M eningkatnya pelayanan kepada masyarakat.
c) M eningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan
daerah.
d) M enurunnya kasus pelanggaran hukum.
e) M eningkatnya sarana dan prasarana perhubungan dan komunikasi.
f) M eningkatnya sarana dan prasarana pemerintahan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2. Kinerja Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten S leman
a. Profil Kepegawaian Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten S leman
Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika
Kabupaten Sleman dalam menjalankan tugasnya dipimpin oleh kepala
bidang. Bidang lalu lintas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan dan
membina pengendalian operasional lalu lintas, pengelolaan dan
pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta pengelolaan dan
pengendalian perparkiran. Sedangkan fungsinya adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan rencana kerja Bidang Lalu Lintas;
2) Perumusan kebijakan teknis pengendalian operasional lalu lintas,
pengelolaan dan pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas,
serta pengelolaan dan pengendalian perparkiran;
3) Penyelenggaraan dan pembinaan pengendalian operasional lalu lintas;
4) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan dan pengembangan
manajemen dan rekayasa lalu lintas;
5) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan dan pengendalian
perparkiran;
6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang
Lalu lintas.
Bidang Lalu Lintas memiliki tiga seksi, yaitu:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1) Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas
Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan dan membina pengendalian operasional lalu lintas. Dalam
melaksanakan tugas tersebut seksi pengendalian operasional lalu lintas
mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Penyusunan rencana kerja Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas;
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengendalian operasional
lalu lintas;
c) Penyelenggaraan dan pembinaan pengendalian operasional lalu lintas;
d) Penyelenggaraan penertiban dan pengawasan lalu lintas dan angkutan
jalan;
e) Penyelenggaraan dan pembinaan pengendalian penggunaan dan
pemanfaatan jalan;
f) Penyelenggaraan dan pengendalian penggunaan jalan selain untuk
kepentingan lalu lintas;
g) Penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian perijinan pendidikan
dan latihan mengemudi;
h) Penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian perijinan bengkel
umum kendaraan bermotor;
i) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Seksi
Pengendalian Operasional Lalu Lintas.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2) Seksi M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
Seksi M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas pokok
menyelenggarakan dan membina pengelolaan dan pengembangan manajemen
dan rekayasa lalu lintas. Dalam melaksanakan tugas tersebut seksi
manajemen dan rekayasa lalu lintas mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Penyusunan rencana kerja Seksi M anajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas.
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan dan
pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas.
c) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan dan pengembangan
manajemen dan rekayasa lalu lintas.
d) Penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian manajemen dan rekayasa
lalu lintas.
e) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Seksi
M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.
3) Seksi Perparkiran
Seksi Perparkiran mempunyai tugas pokok menyelenggarakan dan
membina pengelolaan dan pengendalian perparkiran. Dalam melaksanakan
tugas tersebut seksi perparkiran mempunyai fungsi sebagai berikut :
a) Penyusunan rencana kerja Seksi Perparkiran.
b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan dan
pengendalian perparkiran.
c) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan perparkiran.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
d) Penyelenggaraan pengendalian perparkiran.
e) Penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian pengoperasian dan
pembangunan fasilitas parkir.
f) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Seksi
Perparkiran.
Kemudian dalam pelaksanaan kegiatannya didukung oleh pegawai
Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika
Kabupaten Sleman didukung oleh sumber daya aparatur sejumlah 17 orang,
dengan komposisi :
1) Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi
Dan Informatika Berdasarkan Jenis Kelamin.
Tabel 4.1
Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab. Sleman Berdasarkan Jenis Kelamin
No Nama Struktur Kelembagaan Jenis Kelamin L P Jumlah
1 Kepala Bidang Lalu Lintas 1 1
2 Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas 5 5 3 Seksi M anajemen & Rekayasa Lalu Lintas 5 1 6
4 Seksi Perparkiran 5 5
J u m l a h 16 1 17
Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman
Dari tabel diatas sebagian besar pegawai di Bidang Lalu Lintas
Dishubkominfo Kab. Sleman didominasi oleh laki-laki dan haya 1 orang yang
perempuan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2) Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi
Dan Informatika Berdasarkan Jenjang Pendidikan.
Tabel 4.2.
Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab. Sleman Berdasarkan Jenjang Pendidikan
No Nama Struktur Kelembagaan SM A D-IV S-1 S-2 Jumlah
Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman
Dari tabel diatas sebagian besar pegawai di Bidang Lalu Lintas
Dishubkominfo Kab. Sleman berpendidikan SM A yaitu sejumlah 11 orang,
kemudian untuk pendidikan D-IV sejumlah 1 orang, S1 sejumlah 2 orang dan
berpendidikan S2 sejumlah 3 orang.
3) Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi
dan Informatika berdasarkan golongan PNS.
Tabel 4.3.
Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab. Sleman Berdasarkan Golongan PNS
No Nama S truktur IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b Jumlah
Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Dari tabel diatas, pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.
Sleman yang memiliki golongan IV/a sejumlah 2 orang, golongan III/d
sejumlah 1 orang, golongan III/c sejumlah 2 orang, golongan III/b sejumlah 4
orang, golongan III/a sejumlah 1 orang, golongan II/c sejumlah 2 orang dan
golongan II/b sejumlah 5 orang.
4) Berdasarkan Pendidikan Struktural Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas
Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagai berikut :
Tabel 4.4.
Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab. Sleman Berdasarkan Pendidikan Struktural Pegawai
No. Diklat Struktural Laki-Laki Perempuan Jumlah
1. DIKLATPIM II - - 0
2. DIKLATPIM III 1 - 1
3. DIKLATPIM IV 3 - 3
4. ADUM 1 0 1
Jumlah 5 0 5
Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman
Dari tabel diatas, pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.
Sleman kegiatan pelatihan yang pernah diikuti yaitu Diklatpim III sejumlah 1
orang, Diklatpim IV sejumlah 3 orang dan diklat ADUM sejumlah 1 orang.
Sedangkan daftar pendidikan dan pelatihan teknis fungsional yang
pernah diikuti oleh pegawai seluruh Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman
sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut :
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Tabel 4.5.
Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Fungsional Yang Pernah Diikuti Oleh Pegawai Seluruh Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman
No Nama Diklat Jumlah Pegawai yang
pernah mengikuti Diklat
1 Android Progamming 1 orang
2 CISCO Router Basic Configuration 2 orang
3 Analisis Kecelakaan Lalu Lintas dari Aspek Kendaraan Bermotor
1 orang
4 Bendaharawan 7 orang
5 Pengujian Kendaraan Bermotor 5 orang
6 Dasar Transportasi Darat 6 orang
7 Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1 orang
8 Keselamatan Transportasi 3 orang
9 Legal Drafting 1 orang
10 M anajemen Angkutan Umum 1 orang
11 M itigasi Bencana 1 orang
12 Orientasi LLAJ TK-1 1 orang
13 Pejabat Pembuat Komitmen 1 orang
14 Pembekalan Kepala PKB 1 orang
15 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2 orang
16 Pengelolaan Barang Daerah 2 orang
17 Pengelolaan Terminal 3 orang
18 Pembekalan Teknis Kepala Terminal 1 orang
19 Perencanaan Transportasi 4 orang
20 Polisi Pamong Praja 1 orang
21 Public Relation 1 orang
22 Standar Kompetensi M anajerial 2 orang
23 Transformasi Birokrasi 1 orang
24 Transport Demand M anagement 1 orang
25 Joomla Advance 1 orang
26 Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah L4
4 orang
27 Kesadaran Bela Negara bagi Aparat Pemda 1 orang
28 M ultimedia Basic M acintosh 1 orang
29 Desain dan Layout M edia Instansi/Perusahaan 1 orang 30 Perencanaan Pelaksanaan Pemeliharaan
Jalan dan Jembatan
1 orang
31 Survey Pengukuran untuk Perumahan dan Permukiman
1 orang
32 Peningkatan Ketrampilan PPNS Bidang LLAJ 1 orang
33 Sistem Teknologi Informasi/ E-Gov 2 orang
34 Intelligent Transport System 1 orang
Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
b. Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten S leman
Kinerja Pegawai di Bidang Lalu lintas Dishubkominfo Kabupaten
Sleman selama ini dengan Sasaran Kinerja pegawai (SKP), penilaian ini terdiri
dari dua unsur yaitu Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja. Bobot
nilai unsur SKP 60 % (enam puluh persen) dan perilaku kerja sebesar 40 %
(empat puluh persen).
Penilaian kinerja Pegawai di Bidang Lalu lintas Dishubkominfo
Kabupaten Sleman yang berjumlah 16 orang dilakukan oleh Kepala Bidang Lalu
lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman sebagai pejabat penilai dan hasilnya
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.6. Hasil Penilaian SKP
Dari Tabel 4.6. menunjukkan bahwa penilaian kinerja Pegawai di Bidang
Lalu lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman rata-rata baik atau dengan nilai
84,88, kriteria baik ini didasarkan pada perhitungan SKP 60 % (enam puluh
persen) dan perilaku kerja sebesar 40 % (empat puluh persen) dan kriteria berikut
ini :
Tabel 4.7. Kriteria Penilaian
Kriteria Nilai Keterangan
91-100
Hasil kerja sempurna tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan di atas standar yang ditentukan dan lain-lain.
76 – 90
Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain.
61 – 75
Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.
51-60
Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.
50 ke bawah
Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar yang ditentukan dan lain-lain.
Sumber : PP 46 Tahun 2011
Hal ini menunjukkan bahwa Pegawai di Bidang Lalu lintas
Dishubkominfo Kabupaten Sleman, hasil kerjanya hanya mempunyai 1 (satu)
atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan
sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain.
Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten
Sleman dalam penelitian ini juga dinilai berdasarkan unsur kinerja menurut