• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SLEMAN - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN SLEMAN - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Tesis

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Mencapai derajat Sarjana S-2

Program Studi Magister Manajemen

Diajukan Oleh :

I Gede S urya Adi Wiguna 142202739

Kepada

STIE WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2016

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(2)

KOM UNIKASI DAN INFORM ATIKA KABUPATEN SLEM AN

Diajukan Oleh :

I Gede S urya Adi Wiguna 142202739

 

Tesis ini telah dipertahankan di hadapan Dewan Penguji

Pada tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

(Bayu Sutikno, SE., M SM ., Ph.D) (Suhartono, SE., M .Si)

dan telah diterima sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh Gelar M agister

Yogyakarta, ...

M engetahui,

PROGRAM M AGISTER M ANAJEM EN

STIE WIDYA WIWAHA YOGYAKARTA

DIREKTUR

Prof. Dr. Abdul Halim, M BA.,Ak

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, September 2016

I Gede S urya Adi

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(4)

anugerah-Nya, sehingga telah dapat menyelesaikan tesis M agister M anajemen

STIE Widya Wiwaha Yogyakarta. Banyak pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian tesis ini, oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang telah membatu kelancaran tesis ini, yaitu kepada :

1. Bayu Sutikno, SE., M SM ., Ph.D selaku pembimbing I yang telah

memberikan dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan

tesis ini.

2. Suhartono, SE., M .Si selaku pembimbing II yang telah memberikan

dorongan dan bimbingan kepada penulis dalam penyusunan tesis ini.

3. Bapak/Ibu dewan penguji yang telah memberikan masukan dalam

penyelesaian tesis ini.

4. Prof. Dr. Abdul Halim, M BA.,Ak selaku Direktur M agister M anajemen

STIE Widya Wiwaha Yogyakarta atas bimbingannya.

5. Bapak/Ibu Dosen M agister M anajemen STIE Widya Wiwaha Yogyakarta.

6. Kepala Bidang Lalu Lintas dan Staf di Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informatika Kabupaten Sleman.

7. Orang Tua tercinta yang mendidik dengan penuh rasa kasih sayang dan

senantiasa memberi semangat dan dorongan kepada penulis.

8. Bapak dan Ibu di lampung yang selalu memberikan doa dan semangat

dalam menyelesaikan pendidikan ini

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)

10.Adik adikku semua Ayu,dex wah,gex unix,devi,putri,nova,dika, yang

selama ini selalu jadi kebanggaan buat keluarga semua

11.Semua pihak yang tidak dapat kami sebut satu persatu.

Atas segala bantuan dan dukungan semua pihak saya mengucapkan terima

kasih dan saran serta kritik yang membangun terhadap kesempurnaan penulisan

ini sangat saya harapkan.

Yogyakarta, ...

I Gede S urya Adi Wiguna

 

 

 

 

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(6)

HALAM AN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAM BAR ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah ... 1

B. Rumusan M asalah ... 5

C. Pertanyaan Penelitian ... 5

D. Tujuan penelitian ... 5

E. M anfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori ... 7

B. Penelitian Terdahulu ... 19

BAB III M ETODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian ... 22

B. Definisi Operasional ... 22

D. Subyek dan Obyek Penelitian ... 23

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(7)

H. Keabsahan Data ... 25

G. Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEM BAHASAN

A. Deskripsi Data ... 30

B. Pembahasan ... 60

BAB V SIM PULAN DAN SARAN

A. Simpulan ... 73

B. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(8)

Tabel 1.1 M asalah Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan

Informatika Kabupaten Sleman ... 3

Tabel 4.1 Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.

Sleman Berdasarkan Jenis Kelamin ... 39

Tabel 4.2. Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.

Sleman Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 40

Tabel 4.3. Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.

Sleman Berdasarkan Golongan PNS ... 40

Tabel 4.4. Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.

Sleman Berdasarkan Pendidikan Struktural Pegawai ... 41

Tabel 4.5. Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Fungsional Yang Pernah

Diikuti Oleh Pegawai Seluruh Dinas Hubkominfo Kabupaten

Sleman ... 42

Tabel 4.7. Kriteria Penilaian ... 43

Tabel 4.8. Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo

Kabupaten Sleman ... 45

Tabel 4.9 M atriks SWOT Klasik ... 58

 

 

 

 

 

 

 

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

Gambar 3.1. Triangulasi Sumber ... 26

Gambar 3.2. M atriks SWOT ... 28

Gambar 4.1. Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman ... 46

Gambar 4.2. Wahana Tata Nugraha ... 54

Gambar 4.3. Indonesia Road Safety Award (IRSA) ... 55

Gambar 4.4. Indonesia Digital Society Award (IDSA) ... 56

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

Komunikasi, dan Informatika Daerah Kabupaten Sleman, kinerja pegawai di Bagian Lalu Lintas masih perlu ditingkatkan karena terdapat beberapa hal yang menyimpang dari tugas. Demikian halnya kompetensi yang ada di Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman. Kompetensi yang ada di Informatika Kabupaten Sleman dan untuk mengetahui aspek-aspek apa saja yang menyebabkan kinerja pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika belum optimal.

Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui penyebab kinerja pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman masih belum optimal, dan untuk mendapatkan strategi untuk meningkatkan kinerja pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry (inkuiri alamiah)

Penyebab Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman masih kurang optimal disebabkan oleh kompetensi pegawai kurang karena masih banyak yang belum Sarjana, kemudian pegawai dirasa masih kurang sharing dengan teman sejawatnya sehingga menjadi kurang pengetahuan kerja, sarana prasarana yang terbatas, masih ada yang kurang disiplin dalam bekerja, masih ada pegawai yang enggan melanjutkan S1, masih banyak pegawai yang belum memiliki sertifikat kompetensi di budang perhubungan, misalnya penyidik PNS dan penguji kelaikan kendaraan bermotor, dan perubahan peraturan pemerintah perlu ditingkatkan pemahamanannya dengan mengikuti seminar, workshop dan pelatihan. Penilaian kinerja pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman sudah baik dengan nilai rata-rata 2,66 namun apabila ditinjau dari tiap unsurnya masih ada yang perlu dikembangkan kinerjanya yaitu unsur pengetahuan tentang pekerjaan, kemandirian, kreativitas dan inisiatif.

Strategi yang adapat diambil dalam meningkatkan kinerja pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman, menurut analisis SWOT adalah (1) Alternatif Strategi SO dengan pembinaan berkelanjutan dari pemerintah dan meningkatkan keikutsertaan pegawai dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (2) Alternatif Strategi WO dengan cara pembinaan berkelanjutan dari Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman dan meningkatkan kompetensi Pegawai (3) Alternatif Strategi ST dengan cara melakukan pendekatan dengan warga masyarakat dan mengikuti sosialisasi mengenai regulasi pemerintah di bidang perhubungan (4) Alternatif Strategi ST dengan cara peningkatan kedisiplinan Pegawai dan peningkatan sarana dan prasarana.

Kata Kunci : Kinerja, Pegawai

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi serta ketatnya persaingan saat sekarang ini menjadi sebuah

tantangan yang harus dihadapi setiap organisasi untuk mempertahankan

kelangsungan organisasinya. Organisasi yang kalah dalam persaingan adalah

organisasi yang lamban dalam merespon situasi eksternal dan keadaan internal

organisasi, sehingga kinerjanya tidak optimal. M enurunya kinerja ini

kemungkinan besar bermuara dari sumber daya manusia yang mana memiliki

peran penting sebagai divisi penghasil produk. Dengan kata lain, meningkatnya

kinerja organisasi tergantung pada sumber daya manusianya. Dalam peningkatan

kinerja organisasi memberikan fokus khusus pada sumber daya manusia

(pegawai) termasuk aspek-aspek yang berkenaan dengannya.

Potensi sumber daya manusia pada hakikatnya adalah merupakan salah

satu modal dasar pembangunan nasional, namun selama ini masih dirasakan

bahwa potensi sumber daya manusia tersebut belum dapat dimanfaatkan secara

optimal mengingat sebagian besar angkatan kerja tingkat keterampilan dan

pendidikannya masih rendah. Hal ini berakibat pula terhadap rendahnya

pendapatan dan kesejahteraanya. Keadaan tersebut sangat besar pengaruhnya

terhadap sikap mental tenaga kerja di lingkungan kerjanya yang berakibat

rendahnya hasil kerja. M engingat karena masyarakat indonesia mempunyai

budaya yang majemuk dan adanya pengaruh budaya asing maka hal tersebut

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

dapat menghambat terwujudnya sikap mental dan sikap sosial pegawai. Untuk itu

maka perlu disusun tuntutan motivasi di lingkungan organisasi sehingga dapat

meningkatkan kinerja organisasi.

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo)

Kabupaten Sleman yang beralamat di Jalan KRT. Pringgodiningrat, Beran,

Tridadi, Sleman, Derah Istimewa Yogyakarta ini merupakan salah satu lembaga

pemerintahan yang memiliki peran penting sebagai pelayanan publik khususnya

di bidang perhubungan dan transportasi di Kabupaten Sleman.

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman

membawahi 3 bidang yaitu Bidang Lalu Lintas, Bidang Sarana dan Prasarana dan

Bidang Komunikasi dan informatika. Bidang-bidang tersebut diharapkan mampu

mengaplikasikan tugas-tugasnya dengan baik, namun mampu atau tidaknya

sangat ditentukan sejauh mana organisasi tersebut di dukung oleh Sumber Daya

M anusia yang secara interaktif dalam melaksanakan program-program kerjanya.

Apakah sumber daya yang ada saat ini sudah mengemban kriteria untuk

mengemban otonomi daerah yang seluas-luasnya. Karena sumber daya manusia

yang selama ini adalah pegawai Dinas Perhubungan Kabupaten Sleman

merupakan faktor kunci mampu dan tidaknya daerah mengelola manajemen

organisasi sesuai apa yang diharapkan.

Berdasarkan pengamatan pada kesempatan studi pendahuluan yang

dilakukan bahwa pegawai yang ada di Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan

Informatika Kabupaten Sleman khususnya di Bidang Lalu Lintas, kinerja pegawai

di Bidang Lalu Lintas belum sepenuhnya memiliki motivasi kerja yang baik,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

karena masih terdapat masalah-masalah yang mempengaruhi kinerja pegawai

Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman. Adapun

masalah-masalah tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini:

Tabel 1.1

M asalah Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman

No Masalah Indikasi

1. M asih ada beberapa SDM yang belum memahami Tupoksi nya sehingga menghambat kinerja dan pelaksanaan

Beberapa pekerjaan dilaksanakan tidak sesuai tupoksi.

2. Kurangnya prasarana berupa komputer sebagai prasarana pendukung utama pekerjaan.

Fasilitas kerja yang tidak memadai menghambat kinerja pegawai dalam menyelesaikan pekerjaannya.

3. M asih ada petugas pelayanan yang mempunyai kemampuan yang kurang mengenai informasi perhubungan.

Kemampuan kerja beberapa pegawai ada yang masih rendah.

4. Pegawai susah menerima perubahan dan malas untuk mempelajari peraturan-peraturan yang baru.

Beberapa karyawan lebih suka bekerja menurut kebiasaannya jadi suliit diajak berubah 5. Top manager kurang tegas terhadap

pegawai yang interdisipliner.

M asih ada pegawai yang datang terlambat atau pulang cepat tapi tidak mendapat teguran.

Sumber : Observasi Penulis 2016

Berdasarkan uraian masalah dalam tabel tersebut di atas dapat

diduga bahwa rendahnya kinerja pegawai adalah masih ada beberapa SDM yang

belum memahami tupoksinya sehingga menghambat kinerja dan pelaksanaan

program, pegawai berupaya untuk mempelajari peraturan-peraturan yang baru

mengakibatkan kemampuan kerja pegawai masih belum optimal. Kemungkinan

sebab lain rendahnya kinerja pegawai berkaitan dengan berbagai kendala yang

diahadapi selama bekerja, yang perlu dikaji lebih lanjut dalam penelitian ini.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

Bidang Lalu Lintas yang merupakan bidang yang mempunyai tugas yaitu

menyelenggarakan dan membina pengendalian operasional lalu lintas,

pengelolaan dan pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta

pengelolaan dan pengendalian perparkiran ini harus terus diupayakan

meningkatkan kinerja dari pegawainya. Kinerja yang kurang ini selain dapat

dilihat dalam tabel 1.1. juga dapat dilihat dari tingkat absensi, juga dapat dilihat

dari kondisi yang ada di Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

Kabupaten Sleman, dimana masih terdapat beberapa pegawai yang terlambat

masuk kerja, serta pegawai masih sering meninggalkan kantor pada jam kerja

padahal bukan karena alasan pekerjaan atau pegawai yang pulang disaat jam kerja

belum selesai.

Kondisi yang ada di Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan,

Komunikasi, dan Informatika Daerah Kabupaten Sleman, kinerja pegawai di

Bagian Lalu Lintas dikatakan belum baik karena terdapat beberapa hal yang

menyimpang dari tugas. Demikian halnya kompetensi yang ada di Bidang Lalu

Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika Kabupaten Sleman.

Kompetensi yang ada di Informatika Kabupaten Sleman dan untuk mengetahui

aspek-aspek apa saja yang menyebabkan kinerja pegawai Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika belum optimal. Hal inilah yang kemudian

mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi

Peningkatan Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika

Kabupaten Sleman Tahun 2016”.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

B. PERUMUS AN MAS ALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dilihat bahwa kinerja pegawai

di Bidang Lalu Lintas di Kantor Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Sleman masih belum optimal.

C. PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana strategi peningkatan kinerja pegawai Bidang Lalu Lintas

Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman?

D. TUJUAN PENELITIAN

Untuk mendapatkan strategi untuk meningkatkan kinerja pegawai Bidang

Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman.

E. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat bagi:

1. Dapat sebagai bahan pembelajaran, penambahan pengetahuan,

pengalaman serta untuk menerapkan ilmu yang diperoleh selama

kuliah khususnya yang terkait dengan manajemen sumber daya manusia

(M SDM ) yaitu tentang kinerja pegawai Bidang Lalu Lintas.

2. Bagi Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten

Sleman diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam

memperbaiki kinerja melalui pengelolaan motivasi kerja pimpinan dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

kepuasan kerja sehingga akan mampu memberikan kontribusi dalam

peningkatan pelayanan masyarakat.

3. Pihak lain, hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

referensi bagi peneliti selanjutnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

BAB II

LANDAS AN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Manajemen S umber Daya Manusia

M anajemen telah banyak disebut sebagai "seni untuk menyelesaikan

pekerjaan melalui orang lain." Definisi ini, yang dikemukakan oleh M ary

Parker Follett dalam Handoko (2010), mengandung arti bahwa para manajer

mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang lain untuk

melaksanakan berbagai pekerjaan yang diperlukan, atau dengan kata lain

dengan tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan itu sendiri.

M anajemen menurut Hasibuan (2011) adalah ilmu dan seni mengatur

proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. M anajemen ini

terdiri dari enam unsur (6 M ) yaitu: men, money, methode, materials,

machines, dan market.

Unsur men (manusia) ini berkembang menjadi suatu bidang ilmu

manajemen yang disebut M anajemen Sumber Daya M anusia atau disingkat

M SDM yang merupakan terjemahan dari manpower management. M anajemen

yang mengatur unsur manusia ini ada yang menyebutnya manajemen

kepegawaian atau manajemen personalia (personnel management).

Apa saja persamaan dan perbedaan antara M SDM dengan manajemen

personalia itu?

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

Persamaan M SDM dengan manajemen personalia adalah keduanya

merupakan ilmu yang mengatur unsur manusia dalam suatu organisasi, agar

mendukung terwujudnya tujuan.

Perbedaan M SDM dengan manajemen personalia sebagai berikut:

a. M SDM dikaji secara makro, sedangkan manajemen personalia dikaji

secara mikro.

b. M SDM menganggap bahwa pegawai adalah kekayaan (asset) utama

organiasi, jadi harus dipelihara dengan baik. M anajemen personalia

menganggap bahwa pegawai adalah faktor produksi, jadi harus

dimanfaatkan secara produktif.

c. M SDM pendekatannya secara modern, sedangkan manajemen personalia

pendekatannya secara klasik. (Hasibuan, 2011)

M anajemen menurut Handoko (2010) memang dapat mempunyai

pengertian lebih luas daripada itu, tetapi definisi di atas memberikan kepada

kita kenyataan bahwa kita terutama mengelola sumberdaya manusia bukan

material atau finansial. We are managing human resources. Di lain pihak,

ma-najemen mencakup fungsi-fungsi perencanaan (penetapan apa yang akan

dilakukan), pengorganisasian (perancangan dan penugasan kelompok kerja),

penyusunan personalia (penarikan, seleksi, pengembangan, pemberian

kompensasi dan penilaian prestasi kerja), pengarahan (motivasi,

kepemimpinan, integrasi, dan pengelolaan konflik) dan pengawasan. Seperti

ilmu lain yang menyangkut manusia tidak ada definisi manajemen personalia,

atau sekarang disebut manajemen sumberdaya manusia, yang telah diterima

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

secara universal. M asing-masing penulis buku teks tentang bidang tersebut

membuat definisi yang berbeda satu dengan yang lain. M enurut Flippo dalam

Handoko (2010) manajemen personalia adalah perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan,

pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan

sumberdaya manusia agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan

masyarakat. Definisi ini menggabungkan fungsi manajemen dan

fungsi-fungsi operatif di bidang personalia.

Sedangkan French dalam Handoko (2010), mendefinisikan manajemen

personalia sebagai penarikan, seleksi, pengembangan, penggunaan dan

pemeliharaan sumberdaya manusia oleh organisasi.

2. Konsep Pegawai Pada Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten S leman

Personel sesuai dengan kamus bahasa Indonesia (Dessy Anwar,

2001) mempunyai arti yaitu pegawai; anak buah kapal, pesawa terbang dan

sebagainya. Sedangkan pegawai mempunyai arti orang yang bekerja pada

pemerintah, perusahaan dan sebagainya. Dalam penelitian ini konsep pegawai

yang dijadikan sebagai subyek penelitian oleh peneliti adalah pegawai yang

bekerja pada institusi pemerintah yaitu pada institusi Dinas Perhubungan

Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman.

Pegawai tersebut diatas merupakan pegawai negeri pada institusi

Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten Sleman.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

Pengertian pegawai negeri dapat ditemukan pada Undang-Undang Nomor 8

tahun 1974 tentang Pokok–Pokok Kepegawaian. Pada Undang–Undang

nomor 8 tahun 1974 ini pada Bab 1 pasal 1 tentang ketentuan umum

menyatakan bahwa yang dimaksud dengan pegawai negeri adalah mereka

yang setelah memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi

tugas dalam suatu jabatan negeri atau diserahi tugas Negara lainnya yang

ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji

menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dari pengertian tersebut untuk dapat dikatakan sebagai pegawai

negeri, terdapat beberapa unsur yang dipenuhi yaitu :

a.Warga Negara Republik Indonesia.

b.M emenuhi syarat yang telah ditentukan undang-undang.

c.Diangkat oleh pejabat yang berwenang.

d.Diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas Negara

lainnya.

e.Digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Kinerja

Setiap manusia mempunyai potensi untuk bertindak dalam berbagai

bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik

secara alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai

potensi untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

saat-saat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut ability

(kemampuan), sedangkan ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai performance

(kinerja).

Hasibuan (2006) mengemukakan bahwa kinerja adalah suatu hasil

kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan

kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan

serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang

dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Selanjutnya As’ad (2000)

mengemukakan bahwa kinerja seseorang merupakan ukuran sejauh mana

keberhasilan seseorang dalam melakukan tugas pekerjaannya. Ada 3 (tiga)

faktor utama yang berpengaruh pada kinerja yaitu individu (kemampuan

bekerja), usaha kerja (keinginan untuk bekerja), dan dukungan organisasional

(kesempatan untuk bekerja).

Sementara Gomez (2001) mengemukakan unsur yang berkaitan dengan

kinerja terdiri dari :

1. Quantity of work, yakni jumlah pekerjaan yang dapat diselesaikan pada

periode tertentu.

2. Quality of work, yaitu kualitas pekerjaan yang dicapai berdasarkan syarat

yang ditentukan.

3. Job knowledge, yakni pemahaman pegawai pada prosedur kerjadan

informasi teknis tentang pekerjaan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

4. Creativeness, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan kondisi dan

dapat diandalkan dalam pekerjaan.

5. Cooperation, yaitu kerjasama dengan rekan kerja dan atasan.

6. Dependability, yakni kemampuan menyelesaikan pekerjaan tanpa

tergantung kepada orang lain.

7. Inisiative, yakni kemampuan melahirkan ide-ide dalam pekerjaan.

8. Personal qualities, yaitu kemampuan dalam berbagai bidang pekerjaan.

Robbins (2006) mengemukakan bahwa istilah lain dari kinerja adalah

human output yang dapat diukur dari produktivitas, absensi, turnover,

citizenship, dan satisfaction.

Brahmasari (2004) mengemukakan bahwa kinerja adalah pencapaian

atas tujuan organisasional yang dapat berbentuk output kuantitatif maupun

kualitatif, kreatifitas, fleksibilitas, dapat diandalkan, atau hal-hal lain yang

diinginkan oleh organisasi. Penekanan kinerja dapat bersifat jangka pendek

maupun jangka panjang, juga dapat pada tingkatan individu, kelompok ataupun

organisasi. M anajemen kinerja merupakan suatu proses yang dirancang untuk

menghubungkan tujuan organisasi dengan tujuan individu, sehingga kedua

tujuan tersebut bertemu. Kinerja juga dapat merupakan tindakan atau

pelaksanaan tugas yang telah diselesaikan oleh seseorang dalam kurun

waktu tertentu dan dapat diukur.

Dari beberapa uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa kinerja adalah

hasil kerja nyata yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria dan tujuan yang ditetapkan oleh

organisasi.

M itchell (dalam Sedarmayanti, 2001) menyatakan bahwa : “kinerja

meliputi beberapa aspek, sebagai berikut.

a. Quality of work

b. Promptness

c. Initiative

d. Communication

4. Manajemen Kinerja

a. Definisi M anajemen Kinerja

Ada banyak definisi tentang manajemen kinerja yang dikemukakan

oleh para ahli terutama mereka yang memiliki keahlian dalam bidangnya.

Karena setiap definisi manajemen kinerja itu sendiri memiliki kelebihan dan

kekurangannya masing-masing, dalam pengertian itu cocok diterapkan di

suatu perusahaan/organisasi yang menganut suatu konsep dan budaya

(concept and culture) yang seperti ini namun tidak tepat diterap-kan pada

perusahaan yang menganut konsep dan budaya yang berbeda. Sehingga

untuk menerapkan suatu format manajemen kinerja yang baik adalah

dengan cara mengedepankan konsep fleksibilitas yang bersifat aspiratif.

Artinya fleksibilitas dengan tetap mengedepankan tujuan inti perusahaan

yaitu mewujudkan suatu perusahaan yang profesional dan disegani oleh

para mitra bisnis serta pesaing.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

Adapun pengertian dari manajemen kinerja menurut Dharma

(2005) adalah suatu proses yang dirancang untuk meningkatkan kinerja

organisasi, kelompok dan individu yang digerakkan oleh manajer. Pada

dasarnya manajemen kinerja adalah suatu proses dilaksanakan secara sinergi

antara manajer, individu dan kelompok terhadap suatu pekerjaan didalam

organisasi.

Suatu organisasi yang professional tidak akan mampu mewujudkan

suatu manajemen kinerja yang baik tanpa ada dukungan yang kuat dari

seluruh komponen manajemen perusahaan dan juga tentunya para

pemegang saham. Karena dalam konteks manajemen modern suatu kinerja

yang sinergis tidak akan bisa berlangsung secara maksimal jika pihak

pemegang saham atau para komisaris perusahaan hanya bertugas untuk

menerima keuntungan tanpa memperdulikan berbagai persoalan internal dan

eksternal yang terjadi di perusahaan tersebut.

b. Perencanaan M anajemen Kinerja

Perencanaan M anajemen Kinerja (Fahmi, 2011) adalah kegiatan yang

dilakukan oleh pihak manajemen dengan melibatkan ilmu dan seni dengan

cara merencanakan dan mengatur orang-orang yang ada. Tujuan dan

Elemen M anajemen Kinerja adalah untuk mewujudkan tujuan suatu

perusahaan agar bisa menerapkan konsep manajemen kinerja yang

berkualitas dan professional maka perlu kita pahami apa yang menjadi

tujuan menyeluruh dan spesifik dari manajemen kinerja.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

Adapun tujuan spesifik diterapkannya manajemen kinerja, M ichael

Armstrong dalam Fahmi (2011) mengatakan bahwa tujuan spesifik

manajemen kinerja adalah untuk:

1) M encapai peningkatan yang dapat diraih dalam kinerja organisasi.

2) Bertindak sebagai pendorong perubahan dalam mengembangkan suatu

budaya yang berorientasi pada kinerja.

3) M eningkatkan motivasi dan komitmen pegawai.

4) M emungkinkan individu mengembangkan kemampuan mereka

meningkatkan. Kepuasan kerja mereka dan mencapai potensi penuh

mereka bagi keuntungan mereka sendiri dan organisasi secara

keseluruhan.

5) M engembangkan hubungan yang konstruksi dan terbuka antara

individu dan manajer dalam suatu proses dialog yang dihubungkan

dengan pekerjaan yang sedang dilaksanakan sepanjang tahun.

6) M emberikan suatu kerangka kerja bagi kesepakatan sasaran

sebagaimana diekspresikan dalam target dan standar kinerja sehingga

pengertian bersama tentang sasaran dan peran yang harus dimainkan

manajer dan individu dalam mencapai sasaran tersebut meningkat.

7) M emusatkan perhatian pada atribut dan kompetensi yang diperlukan

agar bisa dilaksanakan secara efektif dan apa yang seharusnya

dilakukan untuk mengembangkan atribut dan kompetensi tersebut.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

8) M emberikan ukuran yang akurat dan objektif dalam kaitannya dengan

target dan standar yang disepakati sehingga individu menerima umpan

balik dari manajer tentang seberapa baik yang mereka lakukan.

9) Asas dasar penilaian ini, memungkinkan individu bersama manajer

menyepakati rencana peningkatan dan metode pengimplementasian dan

secara bersama mengkaji training dan pengembangan serta menyepakati

bagaimana kebutuhan itu dipenuhi.

10) M emberi kesempatan individu untuk mengungkapkan aspirasi dan

perhatian mereka tentang pekerjaan mereka.

11) M enunjukkan pada setiap orang bahwa organisasi menilai mereka

sebagai individu.

12) M embantu memberikan wewenang kepada orang memberi orang lebih

banyak ruang-lingkup untuk bertanggung jawab atas pekerjaan dan

melaksanakan kontrol atas pekerjaan itu.

13) M embantu mempertahankan orang-orang yang mempunyai kualitas

yang tinggi.

14) M endukung misi jauh manajemen kualitas total.

5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

a. Efektifitas dan efisiensi

Bila suatu tujuan tertentu akhirnya bisa dicapai, kita boleh mengatakan bahwa

kegiatan tersebut efektif tetapi apabila akibat-akibat yang tidak dicari

kegiatan menilai yang penting dari hasil yang dicapai sehingga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

mengakibatkan kepuasan walaupun efektif dinamakan tidak efisien.

Sebaliknya, bila akibat yang dicari-cari tidak penting atau remeh maka

kegiatan tersebut efesien (Prawirosentono, 1999).

b. Otoritas (wewenang)

Otoritas menurut adalah sifat dari suatu komunikasi atau perintah dalam suatu

organisasi formal yang dimiliki seorang anggota organisasi kepada anggota

yang lain untuk melakukan suatu kegiatan kerja sesuai dengan kontribusinya

(Prawirosentono, 1999). Perintah tersebut mengatakan apa yang boleh

dilakukan dan yang tidak boleh dalam organisasi tersebut.

c. Disiplin

Disiplin adalah taat kepda hukum dan peraturan yang berlaku

(Prawirosentono, 1999). Jadi, disiplin pegawai adalah kegiatan pegawai yang

bersangkutan dalam menghormati perjanjian kerja dengan organisasi dimana

dia bekerja.

d. Inisiatif

Inisiatif yaitu berkaitan dengan daya pikir dan kreatifitas dalam membentuk

ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi.

6. Karakteristik Kinerja Pegawai

Karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai

berikut (M angkunegara, 2002):

a. M emiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

b. Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

c. M emiliki tujuan yang realistis.

d. M emiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasi

tujuannya.

e. M emanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkrit dalam seluruh

kegiatan kerja yang dilakukannya.

f. M encari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah

diprogramkan.

8. Konsep Peningkatan Kinerja

Organisasi jika ingin tetap hidup dan berkembang harus senantiasa

melakukan peningkatan dan perbaikan kinerja pegawai. Para personel yang

mengawaki Dinas Perhubungan, baik bawahan, middle manager, maupun top

manajer harus senantiasa melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja.

Dengan melakukan perbaikan dan peningkatan kinerja, maka daya saing

organisasi akan tetap terjaga dan pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud

dan tercapai Peningkatan kinerja juga merupakan salah satu cara bagi

organisasi untuk mengembangkan dirinya. Peningkatan kinerja dilakukan

dengan melibatkan seluruh sumber daya manusia dan meliputi perbaikan dan

peningkatan proses manajemen kinerja, yang meliputi perumusan tujuan dan

sasaran, proses perencanaan kinerja, proses pelaksanaan kinerja, coaching dan

mentoring sumber daya manusia, proses penilaian dan review, pengukuran

kinerja dan dalam melakukan evaluasi kinerja.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

Peningkatan kinerja merupakan suatu proses yang bersifat

berkelanjutan, terus menerus tanpa berhenti. Kondisi lingkungan dan tuntutan

masyarakat yang selalu berubah menuntut organisasi POLRI untuk tetap terus

meningkatkan kinerjanya. M enurut Robin Stuart – Kottze dalam Wibowo

(2012) menyebutkan enam langkah dalam melakukan peningkatan kinerja

berkelanjutan atau continous performance improvement, yaitu:

a. Identifikasi perilaku sekarang.

b. M engakui perilaku dan memperkuat pemilikan.

c. Identifikasi setiap blocking-behaviour.

d. M engakui adanyablocking-behaviour dan memperkuat pemilikan.

e. M engidentifikasi apa yang dilakukan secara berbeda untuk memperbaiki

kinerja.

f. M enyelaraskan perubahan perilaku dengan sasaran organisasional.

g. M enciptakan perbaikan kinerja berkelanjutan.

B. Penelitian Terdahulu

Rabindra Rahadiyan P (2012) yang berjudul “Analisis Kinerja Pegawai

Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kota Semarang”. Penelitian

tersebut dimaksudnya untuk mengetahui Kinerja Pegawai Dinas Perhubungan

Komunikasi Dan Informatika Kota Semarang. M enurut peneliti dari hasil

penelitian, bahwa Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat bahwa kinerja

pegawai di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang

sudah cukup baik walaupun masih terdapat beberapa dimensi yang dikategorikan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

masih kurang baik. dimensi yang dikategorikan kurang baik yaitu ketepatan

waktu. Untuk ketepatan waktu dinilai kurang baik karena masih banyak

kendala-kendala yang dihadapi oleh para pegawai khususnya saat bekerja di

lapangan. Oleh karena itu masalah ketepatan waktu yang dihadapai oleh pegawai

di Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang belum

memenuhi target. Pada dimensi yang lain dapat dikategorikan cukup baik dan

baik. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai Dinas

Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kota Semarang cukup baik. Pada

kategori kompetensi, penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

kompetensi pada kinerja pegawai Dinas Perhubungan Komunikasi dan

Informatika Kota Semarang sudah cukup baik walau masih terdapat dimensi yang

dikategorikan masih kurang baik. Dimensi yang dikategorikan kurang baik yaitu

pengorganisasian. Pada kategori motivasi, hasil penelitian yang telah dilakukan

dapat disimpulkan bahwa motivasi pegawai pada Dinas Perhubungan Komunikasi

dan Informatika Kota Semarang sudah cukup baik walau masih terdapat dimensi

yang dikategorikan kurang baik. Dimensi yang dikategorikan kurang baik yaitu

penghargaan dan kenyamanan.

Andi Titin Ashari (2011) dengan judul “Interpretasi Terhadap

Implementasi Prosedur Sistem M anajemen Kinerja POLRI pada Polres M etro

Jakarta Barat”. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Andi Titin Ashari

tersebut diperoleh hasil bahwa implementasi Sistem M anajemen Kinerja Pada

Polres Jakarta Barat belum berjalan secara optimal. Terdapat banyak

penyimpangan – penyimpangan diantara prosedur normatif dengan pelaksanaan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

dilapangan oleh para personel yang menangani penilaian kinerja. Dari penelitian

tersebut, terdapat saran yaitu perlunya sosialisasi, pelatihan untuk

menyempurnakan pemahanan personel yang bertugas memberikan penilaian

kinerja. Disamping itu perlu adanya pengawasan yang ketat sehingga proses

penilaian kinerja dapat berjalan dengan seharusnya sesuai aturan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sering disebut dengan

naturalistic inquiry (inkuiri alamiah). Apapun macam, cara atau corak analisis

data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan

adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiknya

sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya.

(Darmiyati. 1998).

B. Definisi Operasional

1. Kinerja adalah merupakan hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas dapat

dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugas sesuai tanggung

jawab yang diberikan kepadanya (M angkunegara, 2001)

2. Unsur –unsur kinerja menurut Gomez (2001) terdiri dari :

a. Quantity of work

b. Quality of work

c. Job knowledge

d. Creativeness.

e. Cooperation.

f. Dependability.

g. Inisiative.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

h. Personal qualities.

3. Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan

pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam

kurun waktu tertentu. Dalam menganalisis strategi peningkatan kinerja

pegawai menggunakan analisis SWOT (Strength / kekuatan, Weakness /

kelemahan, Opportunity / peluang, Threat / ancaman).

C. S ubjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang dimaksud subjek penelitian adalah

informan yang memberikan data penelitian melalui wawancara. Informan

dalam penelitian ini adalah 1 orang Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman dan 4 orang

pegawai di Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan

Informatika. Sementara objek penelitian adalah Strategi Peningkatan Kinerja

Pegawai Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Sleman.

D. Jenis dan S umber Data 1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber asli, yaitu jawaban atas wawancara dan observasi dari

Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Sleman.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti

secara tidak langsung namun melalui media perantara. Peneliti memperoleh

data sekunder dari arsip data Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi, yaitu Peneliti mengumpulkan data melalui pengamatan langsung

di tempat penelitian. Peneliti mengamati kinerja 11 orang pegawai Bidang

Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Sleman, yang kemudian hasil pengamatan digunakan peneliti sebagai

informasi dalam penelitian.

2. Wawancara, yaitu mengadakan tanya jawab dengan responden guna

mendapatkan keterangan secara langsung. Wawancara dalam penelitian ini

ditujukan kepada 1 orang Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman dan 4 orang Pegawai Bidang

Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Sleman.

3. Dokumentasi yaitu pengambilan sebuah data melalui dokumen-dokumen,

foto-foto, arsip atau surat-surat yang diperlukan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah diolah

(Sugiyono, 2008).

Instrumen atau alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Pedoman wawancara mendalam berisi daftar pertanyaan terbuka terkait dengan

pelaksanaan kegiatan peningkatan kinerja pegawai, dan alat tulis.

G. Keabsahan Data

M enurut Sutopo (2006), triangulasi merupakan cara yang paling umum

digunakan bagi peningkatan validitas data dalam penelitian kualitatif. Dalam

kaitannya dengan hal ini, dinyatakan bahwa terdapat empat macam teknik

triangulasi, yaitu (1) triangulasi data/sumber (data triangulation), (2) triangulasi

peneliti (investigator triangulation), (3) triangulasi metodologis (methodological

triangulation), dan (4) triangulasi teoritis (theoritical triangulation). Pada

dasarnya triangulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi

yang bersifat multi perspektif. Artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap,

diperlukan tidak hanya dari satu sudut pandang saja.

M odel penelitian triangulasi data yang mengarahkan peneliti dalam

mengambil data harus menggunakan beragam sumber data yang berbeda-beda.

Artinya data yang sama atau sejenis akan lebih mantap kebenarannya apabila

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

digali dari beberapa sumber data yang berbeda. Oleh karena itu triangulasi data

sering pula disebut sebagai triangulasi sumber.

Teknik Triangulasi sumber dapat menggunakan satu jenis sumber data

misalnya informan, tetapi beberapa informan atau narasumber yang digunakan

perlu diusahakan posisinya dari kelompok atau tingkatan yang berbeda-beda.

Narasumber dalam penelitian ini adalah 5 orang. Teknik triangulasi sumber ini

dilakukan dengan menggali informasi dari sumber-sumber data yang berbeda

jenisnya, misalnya narasumber tertentu, misalnya pegawai dari kondisi tertentu,

misalnya pada saat kegiatan supervisi, rapat koordinasi yang menggambarkan

perilaku kinerja pegawai, atau dari sumber yang berupa catatan atau arsip dan

dokumen, misalnya profil dan kegiatan di Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Sleman.

Gambar 3.1. Triangulasi Sumber Sumber : Sutopo (2006)

H. Teknik Analisis Data

M enurut Sugiyono (2008) analisis data adalah proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan

lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam

katagori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan, sintesa, menyusun kedalam

data  wawancara 

Informan 1 

Informan 2 

Informan 3 

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Analisis data penelitian merupakan bagian penting dalam proses penelitian,

karena dengan analisis data yang ada akan terlihat manfaat penelitian terutama

dalam proses pemecahan masalah dan pencapaian tujuan penelitian. Analisis data

bertujuan untuk menyederhanakan data ke dalam bentuk yang lebih sederhana

sehingga mudah dibaca dan dipahami dan kesimpulan dapat diambil secara tepat

dan sistematis.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini akan digunakan dengan

metode kualitatif yaitu dengan mendeskripsikan serta menganalisis data yang

diperoleh yang selanjutnya dijabarkan dalam bentuk penjelasan yang sebenarnya.

Untuk mengolah dan menganalisis data, penulis menggunakan data model

interaktif sebagaimana yang dikemukakan oleh M iles dan Huberman (1992) yang

meliputi empat komponen, diantaranya :

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mengumpulkan data dengan

berbagai macam cara, seperti: observasi, wawancara, dokumentasidan

sebagainya.

b. Reduksi data

Reduksi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan dan

membuat abstraksi, mengubah data mentah yang dikumpulkan dari

penelitian kedalam catatan yang telah disortir atau diperiksa. Tahap ini

merupakan tahap analisis data yang mempertajam atau memusatkan,

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

membuat dan sekaligus dapat dibuktikan. Analisis data penelitian ini

menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Oportunity, Threat)

dengan tahapan sebagai berikut : (Rangkuti,2006)

1) Tahapan pertama adalah input stage dengan menyimpulkan

informasi dasar dari analisis lingkungan eksternal dan internal

untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancamannya

yang kemudian diperlukan untuk merumuskan strategi.

2) Tahapan kedua adalah matching stage dengan cara menyelisihkan

antar faktor-faktor kekuatan dan kelemahan serta peluang dan

ancaman.

3) Tahapan ketiga adalah decision stage. Tahap ini menggunakan

input dari informasi tahap 1 untuk mengevaluasi secara obyektif

strategi-strategi alternatif dari hasil tahap 2, sehingga memberikan

suatu basis obyektif bagi pemilihan strategi-strategi yang paling

spesifik.

Adapun M atrik SWOT tersebut akan digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.2. M atriks SWOT Sumber : Rangkuti, 2006

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

c. Penyajian data

Penyajian data yaitu sebagai kumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau

pengambilan tindakan. Pengambilan data ini membantu penulis

memahami peristiwa yang terjadi dan mengarah pada analisa atau tindakan

lebih lanjut berdasarkan pemahaman.

d. Penarikan kesimpulan atau verifikasi

Penarikan kesimpulan adalah merupakan langkah terakhir meliputi makna

yang telah disederhanakan, disajikan dalam pengujian data dengan cara

mencatat keteraturan, pola-pola penjelasan secara logis dan metodelogis,

konfigurasi yang memungkinkan diprediksikan hubungan, sebab akibat

melalui hukum-hukum empiris.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

BAB IV

HAS IL PENELITIAN DAN PEMBAHS AN

A. Deskripsi Data

1. Profil Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman

a. Sejarah Kelembagaan

Kelembagaan urusan perhubungan sudah ada sejak periode awal

Kemerdekaan Indonesia. Sedangkan kelembagaan urusan komunikasi dan

informatika diawali dari berdirinya Departemen Penerangan (1945–1999).

Ketika Departemen Penerangan dilikuidasi kemudian dibentuk Kementerian

Negara Komunikasi dan Informasi (2001–2005), selanjutnya berubah menjadi

Departemen Komunikasi dan Informatika (2005–2009). Setelah itu,

kelembagaan urusan komunikasi dan informatika diampu oleh Kementerian

Komunikasi dan Informatika hingga saat ini.

b. Struktur Organisasi Dan Kelembagaan

Struktur organisasi dan kelembagaan Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika Kabupaten Sleman diatur berdasarkan Peraturan Daerah

Kabupaten Sleman Nomor 9 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat

Daerah Pemerintah Kabupaten Sleman dan Peraturan Bupati Sleman

Nomor 34 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten Sleman.

1) Tugas

Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika melaksanakan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang Perhubungan

Komunikasi dan Informatika.

2) Fungsi

Dalam penyelenggaraan tugas tersebut, Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Perumusan kebijaksanaan teknis bidang perhubungan, komunikasi

dan informatika.

b) Pelaksanaan tugas bidang perhubungan, komunikasi dan informatika.

c) Penyelenggaraan pelayanan umum bidang perhubungan, komunikasi

dan informatika.

d) Pembinaan dan pengembangan bidang perhubungan, komunikasi dan

informatika

e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3) Struktur Organisasi

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagai

unsur pelaksana pemerintah kabupaten dipimpin oleh seorang kepala

dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati

melalui Sekretaris Daerah.

Adapun Struktur organisasi dan tugas pokok dan fungsi dari masing-

masing bidang dan bagian Dinas, adalah sebagai berikut :

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

Sekretariat memiliki tiga Sub Bagian, yaitu:

i.Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

ii. Sub Bagian Keuangan

iii. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi

c) Bidang Lalu Lintas

Bidang Lalu Lintas memiliki tiga seksi, yaitu:

i. Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas

ii. Seksi M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

iii. Seksi Perparkiran

d) Bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas

Bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas memiliki tiga Seksi, yaitu:

i. Seksi Angkutan dan Terminal

ii. Seksi Sarana dan Prasarana Perhubungan

iii. Seksi Pengelolaan Penerangan Jalan

e) Bidang Komunikasi dan Informatika

Bidang Komunikasi dan Informatika memiliki tiga seksi, yaitu:

i. Seksi Pos, Lalu Lintas Barang Kiriman dan Jasa Telekomunikasi

ii. Seksi Sarana Sistem Informasi

iii. Seksi Pengembangan Sistem Informasi

f) Unit Pelaksana Teknis Pengujian Kendaraan Bermotor (UPT

PKB)

g) Kelompok Jabatan Fungsional

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

c. Visi, M isi,

1)Visi

Visi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika adalah

“Terwujudnya Lalu Lintas Orang, Barang Dan Informasi Yang Lebih

Efektif, Selamat, Aman, Nyaman, Profesional Dan Terjangkau Di Dukung

Penerapan E-Government Yang Cerdas Dan Dinamis”.

Adapun penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut :

Lalu lintas orang, barang dan informasi yaitu suatu bentuk

perpindahan dari satu tempat ke tujuan yang diharapkan atau sasaran

Efektif : merupakan suatu bentuk pencapaian hasil yang sesuai dengan

tujuan seperti yang telah ditetapkan / direncanakan

Selamat, Aman, Nyaman : merupakan suatu bentuk rasa kepuasan yang

diharapkan atau diinginkan

Profesional : ahli di bidangnya

Terjangkau : masih dalam taraf kewajaran

E- Government yang cerdas dan dinamis : adalah penggunaan

teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi

dan pelayanan bagi warganya serta hal-hal lain yang berkenaan

dengan pemerintahan, sepenuhnya pengembangannya diserahkan

kepada instansi pengelola.

2)M isi

M isi Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Sleman adalah sebagai berikut :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(44)

a) M eningkatkan kualitas pelayanan lalu lintas orang, barang dan jasa;

M erupakan upaya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

untuk memberikan pelayanan kebutuhan mobilitas masyarakat dengan

meningkatkan keselamatan, keamanan dan kenyamanan berlalu lintas

yang optimal bagi pengguna.

b) M eningkatkan kualitas pelayanan komunikasi dan informatika;

M erupakan upaya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

untuk memberikan pelayanan maksimal dalam hal komunikasi dan

informatika,

c) M eningkatkan kapabilitas dan kuantitas organisasi Dinas Perhubungan,

Komunikasi dan Informatika.

M erupakan upaya Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

untuk meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimiliki guna

memberikan pelayanan yang terbaik.

3) Tujuan

M erupakan penjabaran dari faktor-faktor penentu keberhasilan yang akan

dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dan bersifat idealistik,

mengandung nilai-nilai keluhuran dan keinginan yang kuat untuk

melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Tujuan dari Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang akan dicapai adalah :

a) M eningkatkan kualitas dan kuantitas prasarana fasilitas lalu lintas dan

angkutan jalan.

b) M eningkatkan kualitas dan kuantitias sarana lalu lintas angkutan jalan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(45)

c) M eningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang aturan

berlalu lintas

d) M ewujudkan ketersediaan sarana dan prasarana komunikasi dan

informasi yang memadai.

4) Sasaran

M erupakan penjabaran dari tujuan, yaitu sesuatu yang akan dicapai

atau dihasilkan oleh organisasi pemerintah dalam jangka waktu tahunan,

semester, triwulan atau bulanan, sedangkan sasaran yang ingin dicapai

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika yang akan dicapai

adalah :

a) M eningkatkan kualitas Sumber Daya M anusia (SDM ) aparatur yang

profesional dan bertanggung jawab.

b) M eningkatnya pelayanan kepada masyarakat.

c) M eningkatnya kemampuan pengelolaan keuangan dan kekayaan

daerah.

d) M enurunnya kasus pelanggaran hukum.

e) M eningkatnya sarana dan prasarana perhubungan dan komunikasi.

f) M eningkatnya sarana dan prasarana pemerintahan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(46)

2. Kinerja Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten S leman

a. Profil Kepegawaian Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika Kabupaten S leman

Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Komunikasi Dan Informatika

Kabupaten Sleman dalam menjalankan tugasnya dipimpin oleh kepala

bidang. Bidang lalu lintas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan dan

membina pengendalian operasional lalu lintas, pengelolaan dan

pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas serta pengelolaan dan

pengendalian perparkiran. Sedangkan fungsinya adalah sebagai berikut:

1) Penyusunan rencana kerja Bidang Lalu Lintas;

2) Perumusan kebijakan teknis pengendalian operasional lalu lintas,

pengelolaan dan pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas,

serta pengelolaan dan pengendalian perparkiran;

3) Penyelenggaraan dan pembinaan pengendalian operasional lalu lintas;

4) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan dan pengembangan

manajemen dan rekayasa lalu lintas;

5) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan dan pengendalian

perparkiran;

6) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Bidang

Lalu lintas.

Bidang Lalu Lintas memiliki tiga seksi, yaitu:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(47)

1) Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas

Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan dan membina pengendalian operasional lalu lintas. Dalam

melaksanakan tugas tersebut seksi pengendalian operasional lalu lintas

mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Penyusunan rencana kerja Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas;

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengendalian operasional

lalu lintas;

c) Penyelenggaraan dan pembinaan pengendalian operasional lalu lintas;

d) Penyelenggaraan penertiban dan pengawasan lalu lintas dan angkutan

jalan;

e) Penyelenggaraan dan pembinaan pengendalian penggunaan dan

pemanfaatan jalan;

f) Penyelenggaraan dan pengendalian penggunaan jalan selain untuk

kepentingan lalu lintas;

g) Penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian perijinan pendidikan

dan latihan mengemudi;

h) Penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian perijinan bengkel

umum kendaraan bermotor;

i) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Seksi

Pengendalian Operasional Lalu Lintas.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

2) Seksi M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

Seksi M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas mempunyai tugas pokok

menyelenggarakan dan membina pengelolaan dan pengembangan manajemen

dan rekayasa lalu lintas. Dalam melaksanakan tugas tersebut seksi

manajemen dan rekayasa lalu lintas mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Penyusunan rencana kerja Seksi M anajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas.

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan dan

pengembangan manajemen dan rekayasa lalu lintas.

c) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan dan pengembangan

manajemen dan rekayasa lalu lintas.

d) Penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian manajemen dan rekayasa

lalu lintas.

e) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Seksi

M anajemen dan Rekayasa Lalu Lintas.

3) Seksi Perparkiran

Seksi Perparkiran mempunyai tugas pokok menyelenggarakan dan

membina pengelolaan dan pengendalian perparkiran. Dalam melaksanakan

tugas tersebut seksi perparkiran mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Penyusunan rencana kerja Seksi Perparkiran.

b) Penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pengelolaan dan

pengendalian perparkiran.

c) Penyelenggaraan dan pembinaan pengelolaan perparkiran.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

d) Penyelenggaraan pengendalian perparkiran.

e) Penyelenggaraan pelayanan dan pengendalian pengoperasian dan

pembangunan fasilitas parkir.

f) Evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan rencana kerja Seksi

Perparkiran.

Kemudian dalam pelaksanaan kegiatannya didukung oleh pegawai

Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Sleman didukung oleh sumber daya aparatur sejumlah 17 orang,

dengan komposisi :

1) Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi

Dan Informatika Berdasarkan Jenis Kelamin.

Tabel 4.1

Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab. Sleman Berdasarkan Jenis Kelamin

No Nama Struktur Kelembagaan Jenis Kelamin L P Jumlah

1 Kepala Bidang Lalu Lintas 1 1

2 Seksi Pengendalian Operasional Lalu Lintas 5 5 3 Seksi M anajemen & Rekayasa Lalu Lintas 5 1 6

4 Seksi Perparkiran 5 5

J u m l a h 16 1 17

Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman

Dari tabel diatas sebagian besar pegawai di Bidang Lalu Lintas

Dishubkominfo Kab. Sleman didominasi oleh laki-laki dan haya 1 orang yang

perempuan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

2) Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi

Dan Informatika Berdasarkan Jenjang Pendidikan.

Tabel 4.2.

Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab. Sleman Berdasarkan Jenjang Pendidikan

No Nama Struktur Kelembagaan SM A D-IV S-1 S-2 Jumlah

Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman

Dari tabel diatas sebagian besar pegawai di Bidang Lalu Lintas

Dishubkominfo Kab. Sleman berpendidikan SM A yaitu sejumlah 11 orang,

kemudian untuk pendidikan D-IV sejumlah 1 orang, S1 sejumlah 2 orang dan

berpendidikan S2 sejumlah 3 orang.

3) Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi

dan Informatika berdasarkan golongan PNS.

Tabel 4.3.

Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab. Sleman Berdasarkan Golongan PNS

No Nama S truktur IV/a III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/b Jumlah

Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

Dari tabel diatas, pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.

Sleman yang memiliki golongan IV/a sejumlah 2 orang, golongan III/d

sejumlah 1 orang, golongan III/c sejumlah 2 orang, golongan III/b sejumlah 4

orang, golongan III/a sejumlah 1 orang, golongan II/c sejumlah 2 orang dan

golongan II/b sejumlah 5 orang.

4) Berdasarkan Pendidikan Struktural Pegawai Bidang Lalu Lintas Dinas

Perhubungan, Komunikasi dan Informatika sebagai berikut :

Tabel 4.4.

Komposisi Pegawai Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab. Sleman Berdasarkan Pendidikan Struktural Pegawai

No. Diklat Struktural Laki-Laki Perempuan Jumlah

1. DIKLATPIM II - - 0

2. DIKLATPIM III 1 - 1

3. DIKLATPIM IV 3 - 3

4. ADUM 1 0 1

Jumlah 5 0 5

Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman

Dari tabel diatas, pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kab.

Sleman kegiatan pelatihan yang pernah diikuti yaitu Diklatpim III sejumlah 1

orang, Diklatpim IV sejumlah 3 orang dan diklat ADUM sejumlah 1 orang.

Sedangkan daftar pendidikan dan pelatihan teknis fungsional yang

pernah diikuti oleh pegawai seluruh Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman

sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut :

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

Tabel 4.5.

Pendidikan Dan Pelatihan Teknis Fungsional Yang Pernah Diikuti Oleh Pegawai Seluruh Dinas Hubkominfo Kabupaten Sleman

No Nama Diklat Jumlah Pegawai yang

pernah mengikuti Diklat

1 Android Progamming 1 orang

2 CISCO Router Basic Configuration 2 orang

3 Analisis Kecelakaan Lalu Lintas dari Aspek Kendaraan Bermotor

1 orang

4 Bendaharawan 7 orang

5 Pengujian Kendaraan Bermotor 5 orang

6 Dasar Transportasi Darat 6 orang

7 Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 1 orang

8 Keselamatan Transportasi 3 orang

9 Legal Drafting 1 orang

10 M anajemen Angkutan Umum 1 orang

11 M itigasi Bencana 1 orang

12 Orientasi LLAJ TK-1 1 orang

13 Pejabat Pembuat Komitmen 1 orang

14 Pembekalan Kepala PKB 1 orang

15 Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2 orang

16 Pengelolaan Barang Daerah 2 orang

17 Pengelolaan Terminal 3 orang

18 Pembekalan Teknis Kepala Terminal 1 orang

19 Perencanaan Transportasi 4 orang

20 Polisi Pamong Praja 1 orang

21 Public Relation 1 orang

22 Standar Kompetensi M anajerial 2 orang

23 Transformasi Birokrasi 1 orang

24 Transport Demand M anagement 1 orang

25 Joomla Advance 1 orang

26 Keahlian Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah L4

4 orang

27 Kesadaran Bela Negara bagi Aparat Pemda 1 orang

28 M ultimedia Basic M acintosh 1 orang

29 Desain dan Layout M edia Instansi/Perusahaan 1 orang 30 Perencanaan Pelaksanaan Pemeliharaan

Jalan dan Jembatan

1 orang

31 Survey Pengukuran untuk Perumahan dan Permukiman

1 orang

32 Peningkatan Ketrampilan PPNS Bidang LLAJ 1 orang

33 Sistem Teknologi Informasi/ E-Gov 2 orang

34 Intelligent Transport System 1 orang

Sumber: Data Profil Dishubkominfo Kab. Sleman

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

b. Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten S leman

Kinerja Pegawai di Bidang Lalu lintas Dishubkominfo Kabupaten

Sleman selama ini dengan Sasaran Kinerja pegawai (SKP), penilaian ini terdiri

dari dua unsur yaitu Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) dan perilaku kerja. Bobot

nilai unsur SKP 60 % (enam puluh persen) dan perilaku kerja sebesar 40 %

(empat puluh persen).

Penilaian kinerja Pegawai di Bidang Lalu lintas Dishubkominfo

Kabupaten Sleman yang berjumlah 16 orang dilakukan oleh Kepala Bidang Lalu

lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman sebagai pejabat penilai dan hasilnya

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.6. Hasil Penilaian SKP

(54)

Dari Tabel 4.6. menunjukkan bahwa penilaian kinerja Pegawai di Bidang

Lalu lintas Dishubkominfo Kabupaten Sleman rata-rata baik atau dengan nilai

84,88, kriteria baik ini didasarkan pada perhitungan SKP 60 % (enam puluh

persen) dan perilaku kerja sebesar 40 % (empat puluh persen) dan kriteria berikut

ini :

Tabel 4.7. Kriteria Penilaian

Kriteria Nilai Keterangan

91-100

Hasil kerja sempurna tidak ada kesalahan, tidak ada revisi dan pelayanan di atas standar yang ditentukan dan lain-lain.

76 – 90

Hasil kerja mempunyai 1 (satu) atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain.

61 – 75

Hasil kerja mempunyai 3 (tiga) atau 4 (empat) kesalahan kecil, dan tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.

51-60

Hasil kerja mempunyai 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan tidak cukup memenuhi standar yang ditentukan dan lain-lain.

50 ke bawah

Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 (lima) kesalahan kecil dan ada kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di bawah standar yang ditentukan dan lain-lain.

Sumber : PP 46 Tahun 2011

Hal ini menunjukkan bahwa Pegawai di Bidang Lalu lintas

Dishubkominfo Kabupaten Sleman, hasil kerjanya hanya mempunyai 1 (satu)

atau 2 (dua) kesalahan kecil, tidak ada kesalahan besar, revisi dan pelayanan

sesuai standar yang telah ditentukan dan lain-lain.

Kinerja Pegawai di Bidang Lalu Lintas Dishubkominfo Kabupaten

Sleman dalam penelitian ini juga dinilai berdasarkan unsur kinerja menurut

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Tabel 1.1 Masalah Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan
Tabel 1.1 Masalah Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan, Komunikasi,
Gambar 3.1. Triangulasi Sumber Sumber : Sutopo (2006)
Gambar 3.2. Matriks SWOT
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kontrol dan sampel yang disimpan dalam airtight container diamati setiap 4 hari untuk mengetahui perubahan variabel fisik pada tomat (diameter, tekstur, berat dan berat total)

Sementara itu, penelitian utama menunjukkan bahwa pektin yang diekstraksi dari jeruk kontrol, pengeringan oven 5 jam, pengeringan oven 10 jam, dan pektin komersial dapat

Syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan ridhonya yang telah diberikan, sehingga penulis berhasil menyelesaikan dengan baik penyusunan laporan skripsi dengan judul

Korelasi Antara Kadar ADF Dengan Warna L Wafer Oat Bran Pada Berbagai Konsentrasi ... Proses pemanggangan batter

Pada indikator menyimpulkan, kemampuan berpikir kritis peserta didik sangat tinggi karena dengan model pembelajaran STAD, peneliti memberikan lembar kerja siswa

By doing this study I want to analyze Morrie’s character and the influence of Buddhist philosophies in Morrie’s view of life as seen in Morrie himself as the main character of

Style Sheet Sementara itu, biarkan Anda menulis tata letak dan instruksi format di dalam halaman Web header bagian atau dalam file eksternal terpisah dari HTML yang digunakan

Jadi tidak Sains Islam dan Konsep Kurikulum 2013 dalam Buku dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan Pegangan Guru IPA SMP/MTs dengan berbasis pada kompetensi