BANK TERHADAP HARGA SAHAM PADA
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Periode 2011 - 2015
SKRIPSI
Ditulis oleh
Nama
: David Afandi
Nomor Mahasiswa : 134214064
Jurusan
: Akuntansi
Bidang Konsentrasi : Akuntansi
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA
YOGYAKARTA
2017
STIE
vi
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Periode 2011 – 2015
Oleh: David Afandi NIM : 134214064
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kesehatan bank yang terdiri dari dari faktor Profil Risiko (Risk Profile), Tata Kelola
Perusahaan (Good Corporate Governance), Rentabilitas (Earnings) dan
Permodalan (Capital) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) perode tahun 2011-2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2015 yaitu tercatat sebanyak 41 bank. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang
representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Penelitian ini menggunakan metoda analisis regresi linear berganda untuk mengukur pengaruh tingkat kesehatan perusahaan perbankan terhadap harga saham.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat kesehatan bank (NPL, LDR, GCG, ROA, NIM dan CAR) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan dari pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel GCG dan ROA yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel NPL, LDR, NIM dan CAR dari pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa variabel-variabel tersebut secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Kata kunci: tingkat kesehatan bank, RGEC, Risk-based Bank Rating, rasio
keuangan, NPL, LDR, GCG, ROA, NIM, CAR, harga saham.
STIE
vii
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan pertolongan-Nya maka skripsi dengan judul “Pengaruh Variabel
Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015” dapat terselesaikan.
Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada dalam setiap perjalanan hidup penulis dengan segala kasih karunia dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
2. Papahku tercinta (Yogik Soegiarto) yang selalu menyayangi dan mendoakan penulis dengan tulus dan ikhlas, memberikan semangat dan motivasi bagi penulis dan menjadi sosok orang tua yang sempurna di mata penulis.
3. Kakakku (Pitter Afandi) yang telah mendukung dan menjadi panutan yang baik bagi penulis.
4. Bp. Drs. Mudasetia Hamid, M.M., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
5. Bp. Moh. Mahsun, S.E., M.Si., Ak., C.A., C.P.A. selaku Ketua STIE Widya Wiwaha.
6. Ibu Dra. Sulastiningsih, M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi STIE Widya Wiwaha.
STIE
Widya Wiwaha
Jangan
viii
7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar STIE Widya Wiwaha yang telah memberikan pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
8. Seluruh Staf perpustakaan dan Administrasi yang telah memberikan bantuan dalam pengerjaan skripsi ini.
9. Teman-teman Jurusan Akuntansi dan Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu penulis baik berupa tenaga maupun pikiran serta doanya dalam penulis menyelesaikan skripsi ini.
10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang berkelanjutan bagi penulis. Penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Semoga skripsi ini dapat berguna sebagai tambahan informasi dan pengetahuan.
Yogyakarta, Februari 2017
Penulis
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
x
3.4.1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 46
3.4.1.1. Uji Normalitas ... 47
3.4.1.2. Uji Multikolinearitas ... 47
3.4.1.3. Uji Autokorelasi ... 47
3.4.1.4. Uji Heteroskedastisitas ... 48
3.4.2. Uji Hipotesis ... 48
4.2.1.4. Uji Heteroskedastisitas ... 68
xi
4.3.1. Pengaruh risk profile yang diukur dengan rasio NPL
terhadap harga saham ... 84
4.3.2. Pengaruh risk profile yang diukur dengan rasio LDR terhadap harga saham ... 86
4.3.3. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap harga saham ... 89
4.3.4. Pengaruh earnings yang diukur dengan rasio ROA terhadap harga saham ... 91
4.3.5. Pengaruh earnings yang diukur dengan rasio NIM terhadap harga saham ... 93
4.3.6. Pengaruh capital yang diukur dengan rasio CAR terhadap harga saham ... 94
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 98
5.1.Kesimpulan ... 98
5.2.Saran ... 99
DAFTAR PUSTAKA ... 102
LAMPIRAN ... 106
STIE
Widya Wiwaha
Jangan
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Predikat Nilai Komposit GCG ... 26
Tabel 2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 33
Tabel 3.1. Daftar Sampel Penelitian ... 40
Tabel 4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 52
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov Smirnov) ... 63
Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas ... 65
Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi (Uji Durbin-Watson) ... 67
Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) ... 70
Tabel 4.6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 72
Tabel 4.7. Hasil Uji F (Uji Simultan) ... 77
Tabel 4.8. Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 79
Tabel 4.9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 82
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot (P-Plot) ... 62
Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot ... 69
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel ... 107
Lampiran 2. Data Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital dan Harga Saham ... 108
Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 131
Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas ... 132
Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 134
Lampiran 6. Hasil Uji Autokorelasi ... 135
Lampiran 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 136
Lampiran 8. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 138
Lampiran 9. Hasil Uji Hipotesis ... 140
Lampiran 10. Tabel Durbin Watson ... 142
Lampiran 11. Tabel F ... 144
Lampiran 12. Tabel t ... 147
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pertumbuhan dunia perbankan di Indonesia pada tahun 2016
dikatakan sangat stabil oleh Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI)
Mirza Adityaswara seperti dilansir oleh beritasatu.com. Disampaikan bahwa
kondisi perbankan Indonesia pada saat ini sangat stabil dibandingkan tahun
2013–2015, meski keuangan global bergejolak namun masih bisa
diantisipasi.
Perkembangan dunia perbankan ini diharapkan mampu mendukung
dan mendorong peningkatan pembangunan khususnya di bidang
perekonomian. Perkembangan perekonomian suatu negara sangat ditentukan
oleh kondisi perbankan di negara tersebut. Dengan berkembangnya
perbankan di suatu negara, maka dapat diharapkan perekonomian negara
tersebut secara ideal juga akan tumbuh dengan baik.
Perbankan menjadi salah satu lembaga keuangan yang berperan
penting dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional. Peran penting
tersebut berkaitan dengan fungsi utama bank sebagai suatu lembaga yang
dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan
efisien guna mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka
meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, meningkatkan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf
hidup masyarakat.
Menurut Hendrayana dan Yasa (2015) sektor perbankan adalah salah
satu bagian dari suatu sistem keuangan yang memegang peranan penting
sebagai lembaga intermediasi bagi sektor-sektor yang terlibat dalam suatu
perekonomian. Bank menjadi salah satu lembaga yang berperan sebagai
perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki atau kelebihan dana
dengan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang
berfungsi memperlancar arus aliran dana pembayaran. Selain itu bank juga
menjadi suatu industri dimana dalam kegiatan usahanya mengandalkan
kepercayaan masyarakat.
Oleh karena bank sebagai lembaga kepercayaan, maka dalam
kegiatan operasinya harus selalu menjaga kinerjanya agar mampu bertahan
dan bersaing dalam persaingan dunia perbankan yang saat ini semakin ketat.
Hal ini didukung oleh Kuncoro dan Suhardjono (2011: 495) yang
mengemukakan bahwa kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap
bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak
manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik.
Untuk dapat melaksanakan fungsinya sebagai lembaga kepercayaan,
maka diperlukan suatu kinerja keuangan yang baik dan sehat. Kinerja bank
secara keseluruhan merupakan proyeksi atas prestasi yang telah dicapai oleh
bank dalam kegiatan operasionalnya, baik aspek keuangan misalnya
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
penghimpunan dan penyaluran dana maupun aspek non keuangan seperti
pemasaran, manajemen, teknologi dan aspek sumber daya manusia.
Bank sebagai suatu entitas ekonomi juga wajib menyusun laporan
keuangan yang berguna untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu pengguna informasi
laporan keuangan adalah pihak investor. Harapan investor adalah bahwa
dana yang ditanamkan akan berkembang yang berarti bahwa investasinya
memberikan kembalian (return) yang memadai. Untuk meyakinkan bahwa
investor memperoleh kembalian yang dikehendaki dengan risiko tertentu,
investor memerlukan informasi sebagai landasan keputusannya. Informasi
keuangan dalam bentuk laporan keuangan dapat memberi petunjuk kepada
investor ke industri mana dananya akan ditanamkan.
Kepentingan pokok investor terhadap laporan keuangan perusahaan
adalah untuk mengetahui seberapa menguntungkan suatu perusahaan
berkaitan dengan investasi mereka pada perusahaan tersebut. Investasi
dalam bentuk saham menjadi salah satu daya tarik bagi seorang investor
untuk berinvestasi. Hal ini dikarenakan saham menjanjikan tingkat
keuntungan yang tinggi baik dari segi finansial maupun non finansial.
Keuntungan finansial berupa dividen dan capital gain, sedangkan
keuntungan non finansial dapat berupa perolehan hak suara dalam
menentukan jalannya perusahaan.
Dividen adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang
saham. Sedangkan capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
investor dari selisih harga jual saham dengan harga belinya dimana harga
jual lebih tinggi dari harga beli.
Selain menjanjikan tingkat keuntungan yang tinggi, investasi saham
juga mengandung tingkat risiko yang tinggi. Return dan risiko adalah dua
hal yang seimbang (trade-off), atau dapat dikatakan dua hal yang tak
terpisahkan. Return dan risiko memiliki hubungan positif, artinya semakin
besar risiko yang harus ditanggung, maka semakin besar pula harapan
keuntungan yang akan diterima (Suhartono & Qudsi, 2009: 81). Risiko yang
harus dihadapi seorang investor dalam investasi saham berupa risiko
likuidasi dan capital loss.
Risiko likuidasi terjadi apabila perusahaan yang sahamnya dimiliki
dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan.
Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir
setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan
kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional
kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan
perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut (Azis, Mintarti, & Nadir, 2015: 57). Sedangkan capital
loss adalah kerugian yang dialami oleh investor dari selisih harga beli saham
dengan harga jualnya sebagai akibat harga beli lebih tinggi dari harga jual
(Suhartono & Qudsi, 2009: 43).
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Risiko tersebut di atas dapat dikurangi dengan diperolehnya
informasi yang handal, akurat, aktual dan transparan berkenaan dengan
kondisi dan kinerja perusahaan tersebut. Dengan informasi yang handal dan
akurat maka investor akan dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang
akan diperoleh dan tingkat risikonya serta dapat memilih saham dan
perusahaan yang cocok dan paling menguntungkan.
Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang
bersifat fundamental berkaitan dengan suatu perusahaan atau emiten.
Analisis laporan keuangan bank dengan menggunakan rasio-rasio keuangan
dapat digunakan untuk menilai kinerja dan juga tingkat kesehatan suatu
bank. Dengan analisis tingkat kesehatan bank dapat diperoleh gambaran
mengenai baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank.
Dalam perbankan di Indonesia ketentuan mengenai penilaian tingkat
kesehatan bank tertuang di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor:
13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum, yaitu
dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) baik
secara individual maupun secara konsolidasi. Dalam pendekatan Risk-based
Bank Rating yang menjadi penilaian adalah cakupan penilaian terhadap
faktor-faktor RGEC yaitu faktor profil risiko (risk profile), tata kelola
perusahaan (Good Corporate Governance / GCG), rentabilitas (earnings)
dan permodalan (capital).
Perkembangan harga saham tidak terlepas dari perkembangan
kinerja keuangan perusahaan. Apabila rasio keuangan dalam kinerja
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
keuangan perusahaan perbankan mengalami pertumbuhan dengan menjaga
keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dan pencapaian
rentabilitas yang wajar serta pemenuhan modal yang memadai, maka hal
yang sama akan terjadi pada pergerakan harga saham perusahaan yang
bersangkutan. Bank yang dapat selalu menjaga kinerjanya dengan baik
terutama tingkat profitabilitasnya yang tinggi dan mampu membagikan
dividen dengan baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan
dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik,
maka ada kemungkinan nilai saham dari bank yang bersangkutan di pasar
sekunder dan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan akan
naik (Kuncoro & Suhardjono, 2011: 495).
Penelitian mengenai pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap harga
saham sangatlah penting. Hal ini dikarenakan saham-saham perusahaan
perbankan pada umumnya sangat sensitif terhadap indikator makro seperti
tingkat inflasi, suku bunga, kurs rupiah dan kondisi perekonomian. Selain
itu, aspek-aspek yang berkaitan dengan kondisi kesehatan dan kinerja bank
dianggap berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin
menganalisis untuk mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan variabel
tingkat kesehatan perusahaan perbankan dengan menggunakan pendekatan
Risk-based Bank Rating (RBBR) melalui penilaian pengaruh faktor Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings, dan Capital (RGEC)
terhadap pergerakan harga saham yang dimiliki.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah aspek-aspek
fundamental yang berkaitan dengan kinerja dan tingkat kesehatan bank
dianggap berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham
pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Pertanyaan yang berusaha dijawab dalam penelitian ini adalah
“Apakah variabel tingkat kesehatan bank yang terdiri dari faktor Profil
Risiko (Risk Profile), Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate
Governance), Rentabilitas (Earnings) dan Permodalan (Capital)
berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel tingkat kesehatan
bank yang terdiri dari dari faktor Profil Risiko (Risk Profile), Tata Kelola
Perusahaan (Good Corporate Governance), Rentabilitas (Earnings) dan
Permodalan (Capital) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1.4.1. Manfaat Praktis
1. Sebagai salah satu pertimbangan bagi pihak investor untuk
pengambilan keputusan investasi dalam menentukan perusahaan
perbankan mana yang mempunyai kinerja keuangan yang baik.
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak
manajemen bank untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang
dapat dilihat dari rasio keuangan yang baik.
1.4.2. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan teori
atau konsep tentang pengaruh variabel tingkat kesehatan bank
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
9
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Perbankan
Pengetian perbankan menurut Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, menyebutkan
perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.
Menurut PSAK No. 31 mengenai Akuntansi Perbankan
pengertian bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai
perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang
memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran. Martono (2013: 24)
menjelaskan kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dari masyarakat melalui simpanan dalam bentuk tabungan, deposito
berjangka, giro dan kemudian menyalurkan kembali dana yang
dihimpun tersebut kepada masyarakat umum dalam bentuk kredit
yang diberikan (lonable fund).
Kasmir (2016: 31-38) mengklasifikasikan jenis bank ditinjau
dari berbagai segi antara lain sebagai berikut:
1. Dilihat dari segi fungsinya
Jenis bank dilihat dari segi fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah
yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
b. Bank Perkreditan Rakyat
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai
berikut:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
a. Bank milik pemerintah
Bank milik pemerintah adalah bank yang baik akte pendirian
maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh
keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah.
b. Bank milik swasta nasional
Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh
swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta,
begitu juga pembagian keuntungannya untuk keuntungan
swasta.
c. Bank milik koperasi
Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan
yang berbadan hukum koperasi.
d. Bank milik asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar
negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
e. Bank milik campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing
dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.
3. Dilihat dari segi status
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank
dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal
maupun kualitas pelayanannya.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Jenis bank dilihat dari segi statusnya adalah sebagai berikut:
a. Bank devisa
Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar
negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara
keseluruhan.
b. Bank non devisa
Merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk
melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak
dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.
4. Dilihat dari segi cara menentukan harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan
harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua
kelompok, yaitu:
a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional
Bank jenis ini menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk
produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito.
Demikian juga harga untuk produk pinjamannya (kredit)
ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.
b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah
Bank berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga
produknya menggunakan aturan perjanjian berdasarkan
hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan
perbankan lainnya.
Bank sebagai industri yang dalam kegiatan usahanya
mengandalkan kepercayaan masyarakat dalam operasinya lebih
banyak menggunkan dana masyarakat dibandingkan dengan modal
dari pemilik atau pemegang saham. Selain faktor kepercayaan, bank
sebagai lembaga intermediasi keuangan juga harus menjamin
likuiditas, artinya mempunyai kemampuan dalam memenuhi
kewajiban finansialnya yang segera harus dilunasi (Martono, 2013:
19).
Lembaga keuangan yang memegang kepercayaan dari dana
yang dititipkan masyarakat harus terus dijaga. Tujuannya adalah
jangan sampai merugikan masyarakat hingga berakibat hilangnya
kepercayaan masyarakat kepada lembaga keuangan. Kegiatan
perbankan di Indonesia diatur dan diawasi oleh lembaga Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun
2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan. OJK menggantikan peran Bapepam-LK dalam
pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan,
serta menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan
pengawasan bank serta untuk melindungi konsumen industri jasa
keuangan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
2.1.2. Pasar Modal
Terdapat beberapa pengertian mengenai pasar modal,
Suwardjono (2014: 159) dalam bukunya yang berjudul Teori
Akuntansi - Perekayasaan Pelaporan Keuangan mendefinisikan pasar
modal sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan dana dan investasi
yang terorganisasi yang melibatkan partisipan yang terdiri atas
bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, investor,
dan kreditor dan melibatkan instrumen keuangan dan surat berharga
baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pasar modal juga
didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau
sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam
bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta
(Suhartono & Qudsi, 2009: 6).
Pasar modal dapat diartikan sebagai pertemuan antara
penawaran (supply) dari pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
permintaan (demand) dari pihak yang membutuhkan dana akan dana
jangka panjang yang mudah dipindah tangankan. Kasmir (2016: 182)
mendifinisikan pasar modal secara umum merupakan suatu tempat
bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi
dalam rangka memperoleh modal.
Penawaran dan permintaan sekuritas sangat tergantung pada
banyak dan sedikitnya perusahaan yang go public atau listing di
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
bursa efek. Banyak sedikitnya penawaran dan permintaan sekuritas
juga akan berpengaruh terhadap keseimbangan harga sekuritas di
bursa efek atau pasar saham. Selain itu, keseimbangan harga
sekuritas juga dipengaruhi oleh ketersediaan informasi berkaitan
dengan sekuritas yang diperdagangkan. Jika pasar bereaksi dengan
cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang
sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi
pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Hartono, 2014: 585).
Untuk melindungi investor dari praktek-praktek tidak sehat di
pasar modal, pasar modal perlu diregulasi untuk kepentingan publik.
Jika pasar modal tidak diatur dan diawasi, niscaya kepercayaan
masyarakat terhadap pasar modal akan luntur. Apabila publik tidak
lagi percaya dengan pasar modal, maka tujuan semula dari pasar
modal sebagai sarana alokasi dana yang efisien tidak akan tercapai.
Pasar modal di Indonesia diatur dan diawasi oleh lembaga
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(Bapepam-LK). Bapepam-LK adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian
Keuangan Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan
mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga
keuangan. Saat ini Bapepam-LK digantikan oleh lembaga Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) sejak berlakunya Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Dengan dibentuknya OJK, maka BAPEPAM-LK yang
mempunyai tugas pengaturan dan pengawasan di sektor pasar modal
diambil alih oleh OJK dan BAPEPAM-LK ditiadakan. Jika dulunya
BAPEPAM-LK berada di bawah departemen keuangan, saat ini OJK
melaporkan langsung ke DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).
2.1.3. Bursa Efek Indonesia
Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, pengertian bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan
dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek di antara mereka. Yang dimaksud dengan
efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek,
dan setiap derivatif dari efek.
Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange
(IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta
bersama Bursa Efek Surabaya melakukan penggabungan usaha
secara efektif mulai beroperasi pada bulan November 2007. Bursa
Efek Indonesia merupakan bursa tempat diperjual-belikannya saham
atau efek di Indonesia. BEI dapat memberikan peluang investasi dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi
nasional serta guna menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.
Sejak tanggal 22 Mei 1995, proses perdagangan efek di BEI
telah dilakukan dengan sistem yang terkomputerisasi disebut dengan
JATS atau Jakarta Automated Trading System menggantikan sistem
manual yang digunakan sebelumnya. Sistem ini beroperasi
berdasarkan order-driven market system dan sistem lelang kontinyu
(continuous auction system). Dengan order-driven market system
berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan
transaksi harus melalui broker. Sistem lelang kontinyu berarti bahwa
harga transaksi ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan
(demand) dari investor (Hartono, 2014: 146).
Saat ini sistem JATS telah digantikan dengan sistem baru
bernama JATS-NextG (Jakarta Automated Trading System Next
Generation). JATS-NextG mulai digunakan sejak tanggal 2 Maret
2009 menggantikan sistem JATS yang digunakan sebelumnya.
Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan
terperinci mengenai perkembangan bursa kepada masyarakat luas
atau publik, BEI telah menyebarkan data pergerakan saham melalui
media cetak dan elektronik. Salah satu indikator pergerakan saham
tersebut adalah indeks harga saham. Indeks saham adalah harga
saham yang dinyatakan dalam angka indeks untuk tujuan analisis dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam
rupiah (Samsul, 2011: 179).
2.1.4. Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal
seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau
perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak
tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) (www.idx.co.id).
Azis et al. (2015: 76-77) menjelaskan karakteristik dari saham
antara lain dapat memperoleh dividen, memiliki hak suara dalam
RUPS, dimungkinkan untuk memiliki hak memesan efek dengan
terlebih dahulu atau right issue, dan terdapat potensial capital gain
atau capital loss.
Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang
paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan
perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Dengan
menerbitkan saham diharapkan perusahaan dapat memperoleh
tambahan modal dari setiap lembar saham yang terjual. Semakin
banyak saham yang terjual atau dimiliki oleh para investor
(pemegang saham) menunjukkan semakin tinggi tingkat kinerja
perusahaan tersebut. Demikian pula sebaliknya, menurunnya minat
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
investor dalam menginvestasikan dananya dalam bentuk saham pada
suatu perusahaan berarti menurunnya kinerja perusahaan tersebut.
Saham menjadi instrument investasi yang banyak dipilih para
investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang
menarik. Keuntungan yang diperoleh seorang investor dari investasi
saham dapat berupa dividen dan capital gain. Dividen merupakan
pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Capital gain merupakan
selisih antara harga beli dan harga jual saham. Capital gain terbentuk
dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Selain memberikan keuntungan, investasi saham juga
memiliki risiko diantaranya capital loss dan risiko likuiditas. Capital
loss merupakan kerugian atau risiko akibat kondisi dimana investor
menjual saham lebih rendah dari harga beli. Risiko likuiditas
merupakan risiko akibat adanya kondisi dimana perusahaan yang
sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau
perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari
pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh
kewajiban perusahaan dapat dilunasi.
2.1.5. Harga Saham
Harga saham memiliki kaitan yang erat dengan harga pasar
suatu saham. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen
menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Suhartono
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
dan Qudsi (2009: 42-43) mendefinisikan harga pasar adalah harga
suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Sedangkan nilai
pasar merupakan hasil perkalian antara harga pasar dengan jumlah
saham yang diterbitkan (outstanding shares). Nilai pasar saham juga
dapat didefinisikan sebagai harga saham yang terjadi di pasar bursa
pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran
saham bersangkutan di pasar bursa (Hartono, 2014: 188).
Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh
pertimbangan pembeli dan penjual saham tentang kondisi internal
dan eksternal perusahaan. Secara umum, semakin baik kinerja suatu
perusahaan maka semakin tinggi laba usaha yang diperoleh dan
semakin banyak keuntungan yang dapat diberikan kepada pemegang
saham. Dengan demikian semakin besar pula kemungkinan harga
saham perusahaan tersebut akan naik.
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga saham atau
return saham, baik yang bersifat makro maupun mikroekonomi.
Faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun nonekonomi, faktor
makroekonomi terinci dalam beberapa variabel ekonomi, misalnya
inflasi, suku bunga, kurs valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi,
harga bahan bakar minyak di pasar internasional, dan indeks saham
regional. Faktor makro non ekonomi mencakup peristiwa politik
domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum, dan peristiwa politik
internasional. Sementara itu, faktor mikroekonomi terinci dalam
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
beberapa variabel, misalnya laba per saham, dividen per saham, nilai
buku per saham, debt equity ratio, dan rasio keuangan lainnya
(Samsul, 2011: 335).
Harga saham menjadi sangat penting bagi seorang investor
karena mempunyai konsekuensi ekonomi. Perubahan harga saham
akan mengubah nilai pasar sehingga kesempatan yang akan diperoleh
investor di masa depan akan ikut berubah. Penurunan harga saham
merupakan salah satu risiko dari seorang pemegang saham. Risiko ini
dapat diatasi dengan cara menahan saham tersebut untuk sementara
waktu sampai keadaan pasar kembali membaik.
2.1.6. Laporan Keuangan
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam kerangka
dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan disebutkan
laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan
laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang
merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga
termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan
laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan
geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Laporan keuangan dapat diartikan sebagai informasi
mengenai keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu
yang digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan.
Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Komponen laporan
keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 Revisi 2013 terdiri dari (1)
Laporan posisi keuangan, (2) Laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, (3) Laporan perubahan ekuitas, (4) Laporan arus
kas, (5) Catatan atas laporan keuangan, dan (6) Informasi komparatif.
Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank
secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi
bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang
dimiliki. Laporan keuangan bank juga menunjukkan kinerja
manajemen bank selama satu periode. Dengan laporan keuangan ini,
pihak manajemen bank akan dapat memperbaiki kelemahan yang ada
serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.
Jenis-jenis laporan keuangan bank menurut Kasmir (2014:
284) adalah sebagai berikut:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
bank pada tanggal tertentu. Penyusunan komponen di dalam
neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.
2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi
Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang
berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak
(irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang
disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi
merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan
timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau
lebih peristiwa di masa yang akan datang.
3. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang
menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua
aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang
berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas.
5. Catatan atas laporan keuangan
Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi
devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi
Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh
cabang-cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri
maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan
laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.
2.1.7. Tingkat Kesehatan Bank
Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank
yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. Penilaian tingkat
kesehatan bank umum diatur dalam Peraturan Bank Indonesia
Nomor: 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank
umum menggantikan peraturan yang lama Peraturan Bank Indonesia
Nomor: 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan
bank umum. Dalam peraturan yang baru penilaian tingkat kesehatan
bank umum dilakukan secara self assessment oleh masing-masing
bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank
Rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi.
Pendekatan risiko ini menggunakan analisis terhadap variabel
kesehatan bank dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu Risk
Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital atau
disingkat RGEC. Metode RGEC menggantikan metode CAMELS
(Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity dan
Sensitivity to Market Risk) yang digunakan sebelumnya.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Penilaian terhadap faktor risiko (risk profile) merupakan
penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen
risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap delapan
risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan
risiko reputasi. Penelitian ini menggunakan pengukuran faktor risiko
(risk profile) dengan menggunakan indikator pengukuran pada faktor
risiko kredit dengan menggunakan rumus rasio Non Performing Loan
(NPL), dan risiko likuiditas dengan menggunakan rumus rasio Loan
to Deposit Ratio (LDR).
Rumus rasio Non Performing Loan (NPL) berdasarkan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember
2001 adalah:
Non Performing Loan (NPL) = Kredit Bermasalah
Total Kredit
Rumus rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berdasarkan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember
2001 adalah:
Loan to Deposit Ratio (LDR) = . Kredit .
Dana Pihak Ketiga
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Penilaian terhadap faktor Good Corporate Governance
(GCG) merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas
pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Penetapan peringkat faktor GCG
dilakukan berdasarkan analisis yang komprehensif dan terstruktur
terhadap hasil pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank dan informasi
lain yang terkait dengan GCG bank.
Bank Indonesia telah menetapkan klasifikasi peringkat
komposit untuk hasil penilaian GCG melalui Surat Edaran Bank
Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal
penilaian tingkat kesehatan bank umum. Dalam surat edaran tersebut
Bank Indonesia mengklasifikasikan peringkat komposit hasil
penelitian GCG menjadi 5 (lima) predikat kelompok yaitu:
Tabel 2.1. Predikat Nilai Komposit GCG
Nilai Komposit Predikat Kelompok
Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik
1,5 < Nilai Komposit < 2,5 Baik
2,5 < Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik
3,5 < Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik
4,5 < Nilai Komposit < 5,0 Tidak Baik
Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi
penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
sustainability earnings bank. Penetapan peringkat faktor rentabilitas
dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif terhadap
parameter / indikator rentabilitas dengan memperhatikan signifikansi
masing-masing parameter / indikator serta mempertimbangkan
permasalahan lain yang mempengaruhi rentabilitas bank. Penelitian
ini menggunakan pengukuran faktor rentabilitas (earnings) dengan
menggunakan rumus rasio Return On Assets (ROA) dan rumus rasio
Net Interest Margin (NIM).
Rumus rasio Return On Assets (ROA) berdasarkan Lampiran
I Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25
Oktober 2011 adalah:
Return On Assets (ROA) = Laba Sebelum Pajak
Rata-rata Total Aset
Rumus rasio Net Interest Margin (NIM) berdasarkan
Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 adalah:
Net Interest Margin (NIM) = . Pendapatan Bunga Bersih .
Rata-rata Total Aset Produktif
Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi
penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
permodalan. Penetapan peringkat penilaian faktor permodalan bank
dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif terhadap
parameter / indikator permodalan dengan memperhatikan signifikansi
masing-masing parameter / indikator serta mempertimbangkan
permasalahan lain yang mempengaruhi permodalan bank. Penelitian
ini menggunakan pengukuran faktor permodalan (capital) dengan
menggunakan rumus rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).
Rumus rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) berdasarkan
Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP
tanggal 25 Oktober 2011 adalah:
Capital Adequacy Ratio = . Modal .
Aset Tertimbang Menurut Risiko
2.2. Kajian Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor tingkat kesehatan bank
terhadap harga saham pada perusahaan perbankan menggunakan pendekatan
Risk-based Bank Rating dengan indikator RGEC (Risk Profile, Good
Corporate Governance, Earnings dan Capital) belum banyak dijumpai,
sehingga menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti. Beberapa
penelitian sebelumnya menganalisis pengaruh kinerja bank terhadap harga
saham pada perusahaan perbankan dengan menggunakan indikator
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
CAMELS (Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity dan
Sensitivity to Market Risk).
Penelitian yang mengungkapkan pengaruh kinerja keuangan dan
tingkat kesehatan bank terhadap harga saham telah menghasilkan banyak
kesimpulan, baik pengaruh secara parsial atas masing-masing indikator
kinerja keuangan dan tingkat kesehatan bank terhadap harga saham maupun
pengaruh secara simultan atas semua indikator kinerja keuangan dan tingkat
kesehatan bank terhadap harga saham.
Penelitian yang dilakukan oleh Purwasih (2010) tentang “Pengaruh
Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan
yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008” diperoleh
kesimpulan bahwa CAR, NPM dan LDR tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham, sedangkan RORA dan ROA berpengaruh secara
positif terhadap perubahan harga saham.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2010) mengenai
“Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perbankan di Bursa Efek
Indonesia (BEI)” dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005 memberikan
kesimpulan bahwa variabel kinerja keuangan yang diwakili oleh CAR,
ROA, NIM, NPL, LDR, EPS, PER dan faktor teknikal yaitu harga saham
masa lalu menunjukkan bahwa secara simultan (serentak) mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan
tahun 2005. Disimpulkan juga bahwa variabel kinerja keuangan yang secara
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
parsial mempunyai pengaruh signifikan adalah EPS dan PER. Sedangkan
untuk faktor teknikal yaitu harga saham masa lalu satu tahun sebelumnya.
Hasil penelitian Tjahjono dan Lestari (2012) dengan sampel
penelitian perusahaan perbankan yang listing di BEI periode 2005-2009
menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) kinerja keuangan yang
diproksikan dengan CAR, RORA, NIM, ROA, BOPO dan LDR secara
signifikan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
go public di BEI. Disimpulkan pula bahwa secara parsial rasio RORA, NIM
dan LDR berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap harga saham,
sedangkan rasio CAR, ROA dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham. Secara keseluruhan kinerja keuangan bank
yang diproksikan dengan CAR, RORA, NIM, ROA, BOPO dan LDR
berpengaruh terhadap harga saham sebesar 64,2% dan sisanya 35,8%
dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari penelitian.
Wismaryanto (2013) melakukan penelitian “Pengaruh NPL, LDR,
ROA, ROE, NIM, BOPO, dan CAR Terhadap Harga Saham Pada Sub
Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2008-2012” diperoleh kesimpulan bahwa NPL, ROA dan CAR tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Sedangkan LDR berpengaruh negatif
terhadap harga saham, sementara NIM berpengaruh positif terhadap
perubahan harga saham.
Takarini dan Putra (2013) meneliti mengenai “Dampak Tingkat
Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009”
didapati kesimpulan bahwa CAR berpengaruh terhadap perubahan harga
saham. Sedangkan NPM, ROA dan LDR tidak mempunyai pengaruh
terhadap perubahan harga saham.
Penelitian lain juga dilakukan oleh Sunyoto dan Sam'ani (2014)
dengan periode penelitian tahun 2009-2012 didapatkan hasil kesimpulan
adanya pengaruh antara CAR dan ROA terhadap harga saham. Disimpulkan
juga bahwa tidak ada pengaruh antara NIM terhadap harga saham.
Penelitian Sihombing (2015) mengenai “Pengaruh Kesehatan Bank
Menggunakan Metode Risk Based Bank Rating Terhadap Harga Saham
Perusahaan Perbankan yang go public di BEI Periode 2009-2014”
memberikan hasil kesimpulan bahwa LDR, GCG, ROE dan CR (Capital
Ratio) berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara simultan.
Adapun secara parsial LDR, GCG dan ROE berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Sedangkan Capital Ratio tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
Penelitian berikutnya oleh Satria dan Hatta (2015) mengenai
“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham 10 Bank Terkemuka
di Indonesia” memberikan kesimpulan bahwa LDR berpengaruh signifikan
negatif terhadap harga saham sedangkan CAR dan ROE berpengaruh
signifikan positif terhadap harga saham. Sementara NPL tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Penelitian lainnya dilakukan oleh Hendrayana dan Yasa (2015)
dengan menganalisis “Pengaruh Komponen RGEC pada Perubahan Harga
Saham Perusahaan Perbankan di BEI Periode 2011-2012”. Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan bahwa profil risiko (risk profile) dan CAR
berpengaruh negatif dan signifikan pada perubahan harga saham. Sementara
GCG dan ROA berpengaruh positif dan signifikan pada perubahan harga
saham.
Penelitian terbaru oleh Indiani dan Dewi (2016) mengenai
“Pengaruh Variabel Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia” dengan mengambil sampel sebanyak
15 bank yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 memberikan kesimpulan
bahwa profil risiko (risk profile) dan CAR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap harga saham. GCG dan ROA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham, sedangkan NIM berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap harga saham.
Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu mengenai pengaruh
kinerja / kesehatan bank terhadap harga saham perbankan di BEI:
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
Tabel 2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu
No Peneliti
2005-2009 Harga Saham CAR
-Secara simultan CAR, RORA, NIM, ROA, secara signifikan dan positif terhadap
No Peneliti
2007-2009 Harga Saham CAR
2009-2012 Harga Saham CAR
2009-2014 Harga Saham LDR
No Peneliti
2013-2014 Harga Saham LDR
2011-2012 Harga Saham Profil Risiko
No Peneliti (Tahun)
Periode Penelitian
Variabel
Penelitian Kesimpulan
-GCG dan ROA
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap harga saham -NIM berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.
2.3. Rumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori yang telah dijelaskan di atas, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak terdapat pengaruh antara variabel tingkat kesehatan bank
yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit
Ratio (LDR), Good Corporate Governance (GCG), Return On
Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan Capital Adequacy
Ratio (CAR) terhadap harga saham.
H1 : Terdapat pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara variabel
tingkat kesehatan bank yang terdiri dari Non Performing Loan
(NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Good Corporate Governance
(GCG), Return On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan
Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
H2 : Terdapat pengaruh secara parsial antara variabel tingkat kesehatan
bank yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Loan to
Deposit Ratio (LDR), Good Corporate Governance (GCG), Return
On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan Capital
Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
39
BAB III
METODA PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 2013: 115).
Sedangkan sampel merupakan bagian populasi yang terwakili dan akan
diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi
yang terwakili (Wiyono, 2011: 76). Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode
2011-2015 yaitu tercatat sebanyak 41 bank. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria
yang ditentukan. Kriteria yang dijadikan pertimbangan dalam memilih
sampel adalah:
1. Bank telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2011
atau sebelumnya.
2. Bank telah menerbitkan laporan tahunan (annual report) selama lima
tahun berturut-turut yaitu tahun 2011-2015.
3. Bank mencantumkan data mengenai peringkat komposit Good
Corporate Governance (GCG) selama periode 2011-2015.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
4. Bank tidak dihentikan perdagangan sahamnya untuk sementara
(disuspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Berdasarkan populasi penelitian yang terdiri dari 41 bank go public,
yang memenuhi seluruh kriteria dalam penelitian ini terdapat sebanyak 18
bank go public. Data dalam penelitian ini menggunakan penggabungan data
yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 pada perusahaan sampel,
dimana jumlah sampel yang digunakan adalah perkalian antara jumlah bank
sebanyak 18 bank dengan jumlah periode pengamatan yakni 5 tahun
sehingga jumlah pengamatan yang digunakan menjadi 90 sampel.
Berikut adalah daftar bank yang digunakan sebagai sampel dalam
penelitian ini:
Tabel 3.1. Daftar Sampel Penelitian
No. Kode Nama Bank
1. BBCA Bank Cantral Asia Tbk
2. BBKP Bank Bukopin Tbk
3. BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
4. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
5. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
6. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
7. BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
8. BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk
9. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
No. Kode Nama Bank
10. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
11. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 12. BSIM Bank Sinarmas Tbk
13. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
14. INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
15. MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk
16. MEGA Bank Mega Tbk
17. NISP Bank OCBC NISP Tbk
18. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
3.2. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain dan tidak langsung didapatkan
dari subjek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni
berupa laporan keuangan, laporan tahunan dan laporan harga saham pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh dari website BEI
(www.idx.co.id), website Yahoo Finance (www.finance.yahoo.com) dan
juga dari website masing-masing bank.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
3.3. Variabel Penelitian
Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk
diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang
mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu
Sugiyono (2002: 2). Indriantoro dan Supomo (2013: 61) mendefinisikan
variabel sebagai proksi atau representasi dari construct yang dapat diukur
dengan berbagai macam nilai. Variabel dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat
(variabel dependen).
3.3.1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro & Supomo, 2013: 63).
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel tingkat kesehatan
bank menggunakan pendekatan Risk-based Bank Rating yang terdiri
dari faktor Profil Risiko yang diproksikan dengan rasio NPL dan
LDR, faktor Good Corporate Governance (GCG), faktor Rentabilitas
(Earnings) melalui rasio ROA dan NIM, serta faktor Permodalan
(Capital) melalui perhitungan rasio CAR. Penjelasan lebih lanjut dari
masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut:
3.3.1.1. Non Performing Loan (NPL)
NPL adalah perbandingan antara total kredit
bermasalah dengan total kredit yang diberikan kepada
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
debitur. NPL yang tinggi akan mempebesar biaya yang akan
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.
3.3.1.2. Loan to Deposit Ratio (LDR)
LDR menggambarkan kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana oleh nasabah dan
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini
semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank. Rasio ini
diukur dengan membandingkan antara jumlah kredit yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.
3.3.1.3. Good Corporate Governance (GCG)
GCG menggambarkan prinsip korporasi yang sehat
yang perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan untuk
menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai
maksud dan tujuan perusahaan. Good Corporate
Governance dinilai berdasarkan peringkat komposit.
Semakin tinggi nilai peringkat komposit GCG suatu bank
maka bank tersebut berada pada predikat kelompok yang
semakin tidak baik pula.
3.3.1.4. Return On Assets (ROA)
ROA merupakan perbandingan antara laba bersih
(net income) dengan total aset yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Rasio ini menunjukkan
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan
bersih selama periode tertentu. Rasio ROA yang tinggi
menunjukkan efisiensi manajemen aset dalam sebuah bank.
3.3.1.5. Net Interest Margin (NIM)
NIM merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam menghasilkan net interest income
yang diperoleh dari pengelolaan aktiva produktif yang
dimilik. Rasio ini merupakan perbandingan antara
pendapatan bunga bersih dengan jumlah aktiva produktif.
Semakin tinggi nilai rasio NIM menunjukkan semakin
efektif bank dalam menempatkan aktiva produktifnya dalam
bentuk kredit.
3.3.1.6. Capital Adequacy Ratio (CAR)
CAR merupakan rasio kecukupan modal bank yang
menunjukkan kemampuan permodalan dan cadangan yang
digunakan untuk menunjang kegiatan operasi bank. CAR
diperoleh dari perbandingan antara jumlah modal dengan
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Semakin
tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut
untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva
produktif yang berisiko.
STIE
Widya
Wiwaha
Jangan
3.3.2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau
dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro & Supomo, 2013:
63). Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini
adalah harga saham perusahaan perbankan yang tidak pernah
dislisting maupun baru melakukan penawaran umum perdana antara
tahun 2011 sampai tahun 2015. Harga saham yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah harga saham tahunan yang diperoleh
dengan menjumlahkan harga saham pada saat penutupan (closing
price) bulan Januari sampai dengan bulan Desember pada setiap
periode penelitian yang selanjutnya jumlah tersebut dibagi dua belas
untuk menentukan nilai rata-rata closing price.
3.4. Metoda Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metoda analisis regresi linear berganda
untuk mengukur pengaruh variabel tingkat kesehatan perusahaan perbankan
terhadap harga saham. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen, dapat dilihat dari koefisien
persamaan regresi yang dinyatakan dengan rumus:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6