• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH VARIABEL TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Periode 2011 - 2015 - STIE Widya Wiwaha Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH VARIABEL TINGKAT KESEHATAN BANK TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Periode 2011 - 2015 - STIE Widya Wiwaha Repository"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

BANK TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

Periode 2011 - 2015

SKRIPSI

Ditulis oleh

Nama

: David Afandi

Nomor Mahasiswa : 134214064

Jurusan

: Akuntansi

Bidang Konsentrasi : Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI WIDYA WIWAHA

YOGYAKARTA

2017

STIE

(2)

vi

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Periode 2011 – 2015

Oleh: David Afandi NIM : 134214064

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat kesehatan bank yang terdiri dari dari faktor Profil Risiko (Risk Profile), Tata Kelola

Perusahaan (Good Corporate Governance), Rentabilitas (Earnings) dan

Permodalan (Capital) terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) perode tahun 2011-2015.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2015 yaitu tercatat sebanyak 41 bank. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Penelitian ini menggunakan metoda analisis regresi linear berganda untuk mengukur pengaruh tingkat kesehatan perusahaan perbankan terhadap harga saham.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel tingkat kesehatan bank (NPL, LDR, GCG, ROA, NIM dan CAR) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan dari pengujian secara parsial menunjukkan bahwa hanya variabel GCG dan ROA yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Variabel NPL, LDR, NIM dan CAR dari pengujian secara parsial menunjukkan hasil bahwa variabel-variabel tersebut secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata kunci: tingkat kesehatan bank, RGEC, Risk-based Bank Rating, rasio

keuangan, NPL, LDR, GCG, ROA, NIM, CAR, harga saham.

STIE

(3)

vii

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus, karena atas berkat dan pertolongan-Nya maka skripsi dengan judul “Pengaruh Variabel

Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015” dapat terselesaikan.

Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Widya Wiwaha.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada dalam setiap perjalanan hidup penulis dengan segala kasih karunia dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

2. Papahku tercinta (Yogik Soegiarto) yang selalu menyayangi dan mendoakan penulis dengan tulus dan ikhlas, memberikan semangat dan motivasi bagi penulis dan menjadi sosok orang tua yang sempurna di mata penulis.

3. Kakakku (Pitter Afandi) yang telah mendukung dan menjadi panutan yang baik bagi penulis.

4. Bp. Drs. Mudasetia Hamid, M.M., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Bp. Moh. Mahsun, S.E., M.Si., Ak., C.A., C.P.A. selaku Ketua STIE Widya Wiwaha.

6. Ibu Dra. Sulastiningsih, M.Si. selaku Ketua Program Studi Akuntansi STIE Widya Wiwaha.

STIE

Widya Wiwaha

Jangan

(4)

viii

7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar STIE Widya Wiwaha yang telah memberikan pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama menempuh pendidikan.

8. Seluruh Staf perpustakaan dan Administrasi yang telah memberikan bantuan dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Teman-teman Jurusan Akuntansi dan Manajemen yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan telah banyak membantu penulis baik berupa tenaga maupun pikiran serta doanya dalam penulis menyelesaikan skripsi ini.

10.Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan yang berkelanjutan bagi penulis. Penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Semoga skripsi ini dapat berguna sebagai tambahan informasi dan pengetahuan.

Yogyakarta, Februari 2017

Penulis

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(5)
(6)

x

3.4.1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 46

3.4.1.1. Uji Normalitas ... 47

3.4.1.2. Uji Multikolinearitas ... 47

3.4.1.3. Uji Autokorelasi ... 47

3.4.1.4. Uji Heteroskedastisitas ... 48

3.4.2. Uji Hipotesis ... 48

4.2.1.4. Uji Heteroskedastisitas ... 68

(7)

xi

4.3.1. Pengaruh risk profile yang diukur dengan rasio NPL

terhadap harga saham ... 84

4.3.2. Pengaruh risk profile yang diukur dengan rasio LDR terhadap harga saham ... 86

4.3.3. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) terhadap harga saham ... 89

4.3.4. Pengaruh earnings yang diukur dengan rasio ROA terhadap harga saham ... 91

4.3.5. Pengaruh earnings yang diukur dengan rasio NIM terhadap harga saham ... 93

4.3.6. Pengaruh capital yang diukur dengan rasio CAR terhadap harga saham ... 94

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 98

5.1.Kesimpulan ... 98

5.2.Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN ... 106

STIE

Widya Wiwaha

Jangan

(8)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Predikat Nilai Komposit GCG ... 26

Tabel 2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 33

Tabel 3.1. Daftar Sampel Penelitian ... 40

Tabel 4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 52

Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas (Uji Kolmogorov Smirnov) ... 63

Tabel 4.3. Hasil Uji Multikolinearitas ... 65

Tabel 4.4. Hasil Uji Autokorelasi (Uji Durbin-Watson) ... 67

Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas (Uji Park) ... 70

Tabel 4.6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 72

Tabel 4.7. Hasil Uji F (Uji Simultan) ... 77

Tabel 4.8. Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 79

Tabel 4.9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 82

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(9)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Hasil Uji Normalitas Normal Probability Plot (P-Plot) ... 62

Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot ... 69

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(10)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel ... 107

Lampiran 2. Data Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital dan Harga Saham ... 108

Lampiran 3. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 131

Lampiran 4. Hasil Uji Normalitas ... 132

Lampiran 5. Hasil Uji Multikolinearitas ... 134

Lampiran 6. Hasil Uji Autokorelasi ... 135

Lampiran 7. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 136

Lampiran 8. Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 138

Lampiran 9. Hasil Uji Hipotesis ... 140

Lampiran 10. Tabel Durbin Watson ... 142

Lampiran 11. Tabel F ... 144

Lampiran 12. Tabel t ... 147

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pertumbuhan dunia perbankan di Indonesia pada tahun 2016

dikatakan sangat stabil oleh Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia (BI)

Mirza Adityaswara seperti dilansir oleh beritasatu.com. Disampaikan bahwa

kondisi perbankan Indonesia pada saat ini sangat stabil dibandingkan tahun

2013–2015, meski keuangan global bergejolak namun masih bisa

diantisipasi.

Perkembangan dunia perbankan ini diharapkan mampu mendukung

dan mendorong peningkatan pembangunan khususnya di bidang

perekonomian. Perkembangan perekonomian suatu negara sangat ditentukan

oleh kondisi perbankan di negara tersebut. Dengan berkembangnya

perbankan di suatu negara, maka dapat diharapkan perekonomian negara

tersebut secara ideal juga akan tumbuh dengan baik.

Perbankan menjadi salah satu lembaga keuangan yang berperan

penting dalam menunjang kegiatan pembangunan nasional. Peran penting

tersebut berkaitan dengan fungsi utama bank sebagai suatu lembaga yang

dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

efisien guna mendukung pelaksanaan pembangunan dalam rangka

meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, meningkatkan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(12)

pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke arah peningkatan taraf

hidup masyarakat.

Menurut Hendrayana dan Yasa (2015) sektor perbankan adalah salah

satu bagian dari suatu sistem keuangan yang memegang peranan penting

sebagai lembaga intermediasi bagi sektor-sektor yang terlibat dalam suatu

perekonomian. Bank menjadi salah satu lembaga yang berperan sebagai

perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki atau kelebihan dana

dengan pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang

berfungsi memperlancar arus aliran dana pembayaran. Selain itu bank juga

menjadi suatu industri dimana dalam kegiatan usahanya mengandalkan

kepercayaan masyarakat.

Oleh karena bank sebagai lembaga kepercayaan, maka dalam

kegiatan operasinya harus selalu menjaga kinerjanya agar mampu bertahan

dan bersaing dalam persaingan dunia perbankan yang saat ini semakin ketat.

Hal ini didukung oleh Kuncoro dan Suhardjono (2011: 495) yang

mengemukakan bahwa kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap

bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak

manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik.

Untuk dapat melaksanakan fungsinya sebagai lembaga kepercayaan,

maka diperlukan suatu kinerja keuangan yang baik dan sehat. Kinerja bank

secara keseluruhan merupakan proyeksi atas prestasi yang telah dicapai oleh

bank dalam kegiatan operasionalnya, baik aspek keuangan misalnya

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(13)

penghimpunan dan penyaluran dana maupun aspek non keuangan seperti

pemasaran, manajemen, teknologi dan aspek sumber daya manusia.

Bank sebagai suatu entitas ekonomi juga wajib menyusun laporan

keuangan yang berguna untuk menunjukkan informasi dan posisi keuangan

kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu pengguna informasi

laporan keuangan adalah pihak investor. Harapan investor adalah bahwa

dana yang ditanamkan akan berkembang yang berarti bahwa investasinya

memberikan kembalian (return) yang memadai. Untuk meyakinkan bahwa

investor memperoleh kembalian yang dikehendaki dengan risiko tertentu,

investor memerlukan informasi sebagai landasan keputusannya. Informasi

keuangan dalam bentuk laporan keuangan dapat memberi petunjuk kepada

investor ke industri mana dananya akan ditanamkan.

Kepentingan pokok investor terhadap laporan keuangan perusahaan

adalah untuk mengetahui seberapa menguntungkan suatu perusahaan

berkaitan dengan investasi mereka pada perusahaan tersebut. Investasi

dalam bentuk saham menjadi salah satu daya tarik bagi seorang investor

untuk berinvestasi. Hal ini dikarenakan saham menjanjikan tingkat

keuntungan yang tinggi baik dari segi finansial maupun non finansial.

Keuntungan finansial berupa dividen dan capital gain, sedangkan

keuntungan non finansial dapat berupa perolehan hak suara dalam

menentukan jalannya perusahaan.

Dividen adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang

saham. Sedangkan capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(14)

investor dari selisih harga jual saham dengan harga belinya dimana harga

jual lebih tinggi dari harga beli.

Selain menjanjikan tingkat keuntungan yang tinggi, investasi saham

juga mengandung tingkat risiko yang tinggi. Return dan risiko adalah dua

hal yang seimbang (trade-off), atau dapat dikatakan dua hal yang tak

terpisahkan. Return dan risiko memiliki hubungan positif, artinya semakin

besar risiko yang harus ditanggung, maka semakin besar pula harapan

keuntungan yang akan diterima (Suhartono & Qudsi, 2009: 81). Risiko yang

harus dihadapi seorang investor dalam investasi saham berupa risiko

likuidasi dan capital loss.

Risiko likuidasi terjadi apabila perusahaan yang sahamnya dimiliki

dinyatakan bangkrut oleh pengadilan atau perusahaan tersebut dibubarkan.

Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir

setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan

kekayaan perusahaan). Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan

kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional

kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan

perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari

likuidasi tersebut (Azis, Mintarti, & Nadir, 2015: 57). Sedangkan capital

loss adalah kerugian yang dialami oleh investor dari selisih harga beli saham

dengan harga jualnya sebagai akibat harga beli lebih tinggi dari harga jual

(Suhartono & Qudsi, 2009: 43).

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(15)

Risiko tersebut di atas dapat dikurangi dengan diperolehnya

informasi yang handal, akurat, aktual dan transparan berkenaan dengan

kondisi dan kinerja perusahaan tersebut. Dengan informasi yang handal dan

akurat maka investor akan dapat memperkirakan tingkat keuntungan yang

akan diperoleh dan tingkat risikonya serta dapat memilih saham dan

perusahaan yang cocok dan paling menguntungkan.

Laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang

bersifat fundamental berkaitan dengan suatu perusahaan atau emiten.

Analisis laporan keuangan bank dengan menggunakan rasio-rasio keuangan

dapat digunakan untuk menilai kinerja dan juga tingkat kesehatan suatu

bank. Dengan analisis tingkat kesehatan bank dapat diperoleh gambaran

mengenai baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu bank.

Dalam perbankan di Indonesia ketentuan mengenai penilaian tingkat

kesehatan bank tertuang di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor:

13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum, yaitu

dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) baik

secara individual maupun secara konsolidasi. Dalam pendekatan Risk-based

Bank Rating yang menjadi penilaian adalah cakupan penilaian terhadap

faktor-faktor RGEC yaitu faktor profil risiko (risk profile), tata kelola

perusahaan (Good Corporate Governance / GCG), rentabilitas (earnings)

dan permodalan (capital).

Perkembangan harga saham tidak terlepas dari perkembangan

kinerja keuangan perusahaan. Apabila rasio keuangan dalam kinerja

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(16)

keuangan perusahaan perbankan mengalami pertumbuhan dengan menjaga

keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dan pencapaian

rentabilitas yang wajar serta pemenuhan modal yang memadai, maka hal

yang sama akan terjadi pada pergerakan harga saham perusahaan yang

bersangkutan. Bank yang dapat selalu menjaga kinerjanya dengan baik

terutama tingkat profitabilitasnya yang tinggi dan mampu membagikan

dividen dengan baik serta prospek usahanya dapat selalu berkembang dan

dapat memenuhi ketentuan prudential banking regulation dengan baik,

maka ada kemungkinan nilai saham dari bank yang bersangkutan di pasar

sekunder dan jumlah dana pihak ketiga yang berhasil dikumpulkan akan

naik (Kuncoro & Suhardjono, 2011: 495).

Penelitian mengenai pengaruh tingkat kesehatan bank terhadap harga

saham sangatlah penting. Hal ini dikarenakan saham-saham perusahaan

perbankan pada umumnya sangat sensitif terhadap indikator makro seperti

tingkat inflasi, suku bunga, kurs rupiah dan kondisi perekonomian. Selain

itu, aspek-aspek yang berkaitan dengan kondisi kesehatan dan kinerja bank

dianggap berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti ingin

menganalisis untuk mengkaji lebih lanjut mengenai hubungan variabel

tingkat kesehatan perusahaan perbankan dengan menggunakan pendekatan

Risk-based Bank Rating (RBBR) melalui penilaian pengaruh faktor Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earnings, dan Capital (RGEC)

terhadap pergerakan harga saham yang dimiliki.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(17)

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah aspek-aspek

fundamental yang berkaitan dengan kinerja dan tingkat kesehatan bank

dianggap berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham

pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pertanyaan yang berusaha dijawab dalam penelitian ini adalah

“Apakah variabel tingkat kesehatan bank yang terdiri dari faktor Profil

Risiko (Risk Profile), Tata Kelola Perusahaan (Good Corporate

Governance), Rentabilitas (Earnings) dan Permodalan (Capital)

berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan perbankan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variabel tingkat kesehatan

bank yang terdiri dari dari faktor Profil Risiko (Risk Profile), Tata Kelola

Perusahaan (Good Corporate Governance), Rentabilitas (Earnings) dan

Permodalan (Capital) terhadap perubahan harga saham pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(18)

1.4.1. Manfaat Praktis

1. Sebagai salah satu pertimbangan bagi pihak investor untuk

pengambilan keputusan investasi dalam menentukan perusahaan

perbankan mana yang mempunyai kinerja keuangan yang baik.

2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak

manajemen bank untuk meningkatkan kinerja perusahaan yang

dapat dilihat dari rasio keuangan yang baik.

1.4.2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat bermanfaat dalam mengembangkan teori

atau konsep tentang pengaruh variabel tingkat kesehatan bank

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(19)

9

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Perbankan

Pengetian perbankan menurut Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas

Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang perbankan, menyebutkan

perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam

melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan Bank adalah badan

usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk

kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Menurut PSAK No. 31 mengenai Akuntansi Perbankan

pengertian bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai

perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang

memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang

memerlukan dana (deficit unit), serta sebagai lembaga yang berfungsi

memperlancar lalu lintas pembayaran. Martono (2013: 24)

menjelaskan kegiatan utama suatu bank adalah menghimpun dana

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(20)

dari masyarakat melalui simpanan dalam bentuk tabungan, deposito

berjangka, giro dan kemudian menyalurkan kembali dana yang

dihimpun tersebut kepada masyarakat umum dalam bentuk kredit

yang diberikan (lonable fund).

Kasmir (2016: 31-38) mengklasifikasikan jenis bank ditinjau

dari berbagai segi antara lain sebagai berikut:

1. Dilihat dari segi fungsinya

Jenis bank dilihat dari segi fungsinya adalah sebagai berikut:

a. Bank Umum

Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha

secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah

yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas

pembayaran.

b. Bank Perkreditan Rakyat

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau

berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak

memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya

Jenis bank dilihat dari segi kepemilikannya adalah sebagai

berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(21)

a. Bank milik pemerintah

Bank milik pemerintah adalah bank yang baik akte pendirian

maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah sehingga seluruh

keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah.

b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh

swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta,

begitu juga pembagian keuntungannya untuk keuntungan

swasta.

c. Bank milik koperasi

Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan

yang berbadan hukum koperasi.

d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di luar

negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.

e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing

dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara

mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia.

3. Dilihat dari segi status

Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank

dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal

maupun kualitas pelayanannya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(22)

Jenis bank dilihat dari segi statusnya adalah sebagai berikut:

a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar

negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara

keseluruhan.

b. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai ijin untuk

melaksanakan transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak

dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa.

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga

Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan

harga baik harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua

kelompok, yaitu:

a. Bank yang berdasarkan prinsip konvensional

Bank jenis ini menetapkan bunga sebagai harga, baik untuk

produk simpanan seperti giro, tabungan maupun deposito.

Demikian juga harga untuk produk pinjamannya (kredit)

ditentukan berdasarkan tingkat suku bunga tertentu.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah

Bank berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga

produknya menggunakan aturan perjanjian berdasarkan

hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(23)

menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan

perbankan lainnya.

Bank sebagai industri yang dalam kegiatan usahanya

mengandalkan kepercayaan masyarakat dalam operasinya lebih

banyak menggunkan dana masyarakat dibandingkan dengan modal

dari pemilik atau pemegang saham. Selain faktor kepercayaan, bank

sebagai lembaga intermediasi keuangan juga harus menjamin

likuiditas, artinya mempunyai kemampuan dalam memenuhi

kewajiban finansialnya yang segera harus dilunasi (Martono, 2013:

19).

Lembaga keuangan yang memegang kepercayaan dari dana

yang dititipkan masyarakat harus terus dijaga. Tujuannya adalah

jangan sampai merugikan masyarakat hingga berakibat hilangnya

kepercayaan masyarakat kepada lembaga keuangan. Kegiatan

perbankan di Indonesia diatur dan diawasi oleh lembaga Otoritas Jasa

Keuangan (OJK) yang dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun

2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan

pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam

sektor jasa keuangan. OJK menggantikan peran Bapepam-LK dalam

pengaturan dan pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan,

serta menggantikan peran Bank Indonesia dalam pengaturan dan

pengawasan bank serta untuk melindungi konsumen industri jasa

keuangan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(24)

2.1.2. Pasar Modal

Terdapat beberapa pengertian mengenai pasar modal,

Suwardjono (2014: 159) dalam bukunya yang berjudul Teori

Akuntansi - Perekayasaan Pelaporan Keuangan mendefinisikan pasar

modal sebagai suatu sistem pemenuhan kebutuhan dana dan investasi

yang terorganisasi yang melibatkan partisipan yang terdiri atas

bank-bank komersial dan semua perantara di bidang keuangan, investor,

dan kreditor dan melibatkan instrumen keuangan dan surat berharga

baik jangka pendek maupun jangka panjang. Pasar modal juga

didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrument keuangan (atau

sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjual-belikan, baik dalam

bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh

pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta

(Suhartono & Qudsi, 2009: 6).

Pasar modal dapat diartikan sebagai pertemuan antara

penawaran (supply) dari pihak yang memiliki kelebihan dana dengan

permintaan (demand) dari pihak yang membutuhkan dana akan dana

jangka panjang yang mudah dipindah tangankan. Kasmir (2016: 182)

mendifinisikan pasar modal secara umum merupakan suatu tempat

bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi

dalam rangka memperoleh modal.

Penawaran dan permintaan sekuritas sangat tergantung pada

banyak dan sedikitnya perusahaan yang go public atau listing di

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(25)

bursa efek. Banyak sedikitnya penawaran dan permintaan sekuritas

juga akan berpengaruh terhadap keseimbangan harga sekuritas di

bursa efek atau pasar saham. Selain itu, keseimbangan harga

sekuritas juga dipengaruhi oleh ketersediaan informasi berkaitan

dengan sekuritas yang diperdagangkan. Jika pasar bereaksi dengan

cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang

sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia, maka kondisi

pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien (Hartono, 2014: 585).

Untuk melindungi investor dari praktek-praktek tidak sehat di

pasar modal, pasar modal perlu diregulasi untuk kepentingan publik.

Jika pasar modal tidak diatur dan diawasi, niscaya kepercayaan

masyarakat terhadap pasar modal akan luntur. Apabila publik tidak

lagi percaya dengan pasar modal, maka tujuan semula dari pasar

modal sebagai sarana alokasi dana yang efisien tidak akan tercapai.

Pasar modal di Indonesia diatur dan diawasi oleh lembaga

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

(Bapepam-LK). Bapepam-LK adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian

Keuangan Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan

mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modal serta merumuskan dan

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga

keuangan. Saat ini Bapepam-LK digantikan oleh lembaga Otoritas

Jasa Keuangan (OJK) sejak berlakunya Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(26)

Dengan dibentuknya OJK, maka BAPEPAM-LK yang

mempunyai tugas pengaturan dan pengawasan di sektor pasar modal

diambil alih oleh OJK dan BAPEPAM-LK ditiadakan. Jika dulunya

BAPEPAM-LK berada di bawah departemen keuangan, saat ini OJK

melaporkan langsung ke DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

2.1.3. Bursa Efek Indonesia

Menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal, pengertian bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan

dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan

penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan

memperdagangkan efek di antara mereka. Yang dimaksud dengan

efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat

berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit

penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek,

dan setiap derivatif dari efek.

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange

(IDX) merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta

(BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta

bersama Bursa Efek Surabaya melakukan penggabungan usaha

secara efektif mulai beroperasi pada bulan November 2007. Bursa

Efek Indonesia merupakan bursa tempat diperjual-belikannya saham

atau efek di Indonesia. BEI dapat memberikan peluang investasi dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(27)

sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi

nasional serta guna menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.

Sejak tanggal 22 Mei 1995, proses perdagangan efek di BEI

telah dilakukan dengan sistem yang terkomputerisasi disebut dengan

JATS atau Jakarta Automated Trading System menggantikan sistem

manual yang digunakan sebelumnya. Sistem ini beroperasi

berdasarkan order-driven market system dan sistem lelang kontinyu

(continuous auction system). Dengan order-driven market system

berarti bahwa pembeli dan penjual sekuritas yang ingin melakukan

transaksi harus melalui broker. Sistem lelang kontinyu berarti bahwa

harga transaksi ditentukan oleh penawaran (supply) dan permintaan

(demand) dari investor (Hartono, 2014: 146).

Saat ini sistem JATS telah digantikan dengan sistem baru

bernama JATS-NextG (Jakarta Automated Trading System Next

Generation). JATS-NextG mulai digunakan sejak tanggal 2 Maret

2009 menggantikan sistem JATS yang digunakan sebelumnya.

Untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan

terperinci mengenai perkembangan bursa kepada masyarakat luas

atau publik, BEI telah menyebarkan data pergerakan saham melalui

media cetak dan elektronik. Salah satu indikator pergerakan saham

tersebut adalah indeks harga saham. Indeks saham adalah harga

saham yang dinyatakan dalam angka indeks untuk tujuan analisis dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(28)

menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam

rupiah (Samsul, 2011: 179).

2.1.4. Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal

seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau

perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka pihak

tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset

perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS) (www.idx.co.id).

Azis et al. (2015: 76-77) menjelaskan karakteristik dari saham

antara lain dapat memperoleh dividen, memiliki hak suara dalam

RUPS, dimungkinkan untuk memiliki hak memesan efek dengan

terlebih dahulu atau right issue, dan terdapat potensial capital gain

atau capital loss.

Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang

paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan

perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Dengan

menerbitkan saham diharapkan perusahaan dapat memperoleh

tambahan modal dari setiap lembar saham yang terjual. Semakin

banyak saham yang terjual atau dimiliki oleh para investor

(pemegang saham) menunjukkan semakin tinggi tingkat kinerja

perusahaan tersebut. Demikian pula sebaliknya, menurunnya minat

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(29)

investor dalam menginvestasikan dananya dalam bentuk saham pada

suatu perusahaan berarti menurunnya kinerja perusahaan tersebut.

Saham menjadi instrument investasi yang banyak dipilih para

investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang

menarik. Keuntungan yang diperoleh seorang investor dari investasi

saham dapat berupa dividen dan capital gain. Dividen merupakan

pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari

keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Capital gain merupakan

selisih antara harga beli dan harga jual saham. Capital gain terbentuk

dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Selain memberikan keuntungan, investasi saham juga

memiliki risiko diantaranya capital loss dan risiko likuiditas. Capital

loss merupakan kerugian atau risiko akibat kondisi dimana investor

menjual saham lebih rendah dari harga beli. Risiko likuiditas

merupakan risiko akibat adanya kondisi dimana perusahaan yang

sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, atau

perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari

pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh

kewajiban perusahaan dapat dilunasi.

2.1.5. Harga Saham

Harga saham memiliki kaitan yang erat dengan harga pasar

suatu saham. Harga pasar menunjukkan seberapa baik manajemen

menjalankan tugasnya atas nama para pemegang saham. Suhartono

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(30)

dan Qudsi (2009: 42-43) mendefinisikan harga pasar adalah harga

suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung. Sedangkan nilai

pasar merupakan hasil perkalian antara harga pasar dengan jumlah

saham yang diterbitkan (outstanding shares). Nilai pasar saham juga

dapat didefinisikan sebagai harga saham yang terjadi di pasar bursa

pada saat tertentu yang ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham bersangkutan di pasar bursa (Hartono, 2014: 188).

Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh

pertimbangan pembeli dan penjual saham tentang kondisi internal

dan eksternal perusahaan. Secara umum, semakin baik kinerja suatu

perusahaan maka semakin tinggi laba usaha yang diperoleh dan

semakin banyak keuntungan yang dapat diberikan kepada pemegang

saham. Dengan demikian semakin besar pula kemungkinan harga

saham perusahaan tersebut akan naik.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi harga saham atau

return saham, baik yang bersifat makro maupun mikroekonomi.

Faktor makro ada yang bersifat ekonomi maupun nonekonomi, faktor

makroekonomi terinci dalam beberapa variabel ekonomi, misalnya

inflasi, suku bunga, kurs valuta asing, tingkat pertumbuhan ekonomi,

harga bahan bakar minyak di pasar internasional, dan indeks saham

regional. Faktor makro non ekonomi mencakup peristiwa politik

domestik, peristiwa sosial, peristiwa hukum, dan peristiwa politik

internasional. Sementara itu, faktor mikroekonomi terinci dalam

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(31)

beberapa variabel, misalnya laba per saham, dividen per saham, nilai

buku per saham, debt equity ratio, dan rasio keuangan lainnya

(Samsul, 2011: 335).

Harga saham menjadi sangat penting bagi seorang investor

karena mempunyai konsekuensi ekonomi. Perubahan harga saham

akan mengubah nilai pasar sehingga kesempatan yang akan diperoleh

investor di masa depan akan ikut berubah. Penurunan harga saham

merupakan salah satu risiko dari seorang pemegang saham. Risiko ini

dapat diatasi dengan cara menahan saham tersebut untuk sementara

waktu sampai keadaan pasar kembali membaik.

2.1.6. Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam kerangka

dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan disebutkan

laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan

laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan

dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas atau laporan

arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang

merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga

termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan

laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan

geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(32)

Laporan keuangan dapat diartikan sebagai informasi

mengenai keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu

yang digunakan untuk menggambarkan kinerja suatu perusahaan.

Tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan yang

dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan

posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah

besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Komponen laporan

keuangan yang lengkap menurut PSAK 1 Revisi 2013 terdiri dari (1)

Laporan posisi keuangan, (2) Laporan laba rugi dan penghasilan

komprehensif lain, (3) Laporan perubahan ekuitas, (4) Laporan arus

kas, (5) Catatan atas laporan keuangan, dan (6) Informasi komparatif.

Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank

secara keseluruhan. Dari laporan ini akan terbaca bagaimana kondisi

bank yang sesungguhnya, termasuk kelemahan dan kekuatan yang

dimiliki. Laporan keuangan bank juga menunjukkan kinerja

manajemen bank selama satu periode. Dengan laporan keuangan ini,

pihak manajemen bank akan dapat memperbaiki kelemahan yang ada

serta mempertahankan kekuatan yang dimilikinya.

Jenis-jenis laporan keuangan bank menurut Kasmir (2014:

284) adalah sebagai berikut:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(33)

1. Neraca

Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan

bank pada tanggal tertentu. Penyusunan komponen di dalam

neraca didasarkan pada tingkat likuiditas dan jatuh tempo.

2. Laporan Komitmen dan Kontinjensi

Laporan komitmen merupakan suatu ikatan atau kontrak yang

berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak

(irrevocable) dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang

disepakati bersama dipenuhi. Sedangkan laporan kontinjensi

merupakan tagihan atau kewajiban bank yang kemungkinan

timbulnya tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya satu atau

lebih peristiwa di masa yang akan datang.

3. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan bank yang

menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu.

4. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua

aspek yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang

berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap kas.

5. Catatan atas laporan keuangan

Merupakan laporan yang berisi catatan tersendiri mengenai posisi

devisa neto, menurut jenis mata uang dan aktivitas lainnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(34)

6. Laporan Keuangan Gabungan dan Konsolidasi

Laporan gabungan merupakan laporan dari seluruh

cabang-cabang bank yang bersangkutan, baik yang ada di dalam negeri

maupun di luar negeri. Sedangkan laporan konsolidasi merupakan

laporan bank yang bersangkutan dengan anak perusahaannya.

2.1.7. Tingkat Kesehatan Bank

Tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kondisi bank

yang dilakukan terhadap risiko dan kinerja bank. Penilaian tingkat

kesehatan bank umum diatur dalam Peraturan Bank Indonesia

Nomor: 13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank

umum menggantikan peraturan yang lama Peraturan Bank Indonesia

Nomor: 6/10/PBI/2004 tentang sistem penilaian tingkat kesehatan

bank umum. Dalam peraturan yang baru penilaian tingkat kesehatan

bank umum dilakukan secara self assessment oleh masing-masing

bank dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank

Rating) baik secara individual maupun secara konsolidasi.

Pendekatan risiko ini menggunakan analisis terhadap variabel

kesehatan bank dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu Risk

Profile, Good Corporate Governance, Earnings dan Capital atau

disingkat RGEC. Metode RGEC menggantikan metode CAMELS

(Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity dan

Sensitivity to Market Risk) yang digunakan sebelumnya.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(35)

Penilaian terhadap faktor risiko (risk profile) merupakan

penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen

risiko dalam operasional bank yang dilakukan terhadap delapan

risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko

operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan

risiko reputasi. Penelitian ini menggunakan pengukuran faktor risiko

(risk profile) dengan menggunakan indikator pengukuran pada faktor

risiko kredit dengan menggunakan rumus rasio Non Performing Loan

(NPL), dan risiko likuiditas dengan menggunakan rumus rasio Loan

to Deposit Ratio (LDR).

Rumus rasio Non Performing Loan (NPL) berdasarkan Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember

2001 adalah:

Non Performing Loan (NPL) = Kredit Bermasalah

Total Kredit

Rumus rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berdasarkan Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember

2001 adalah:

Loan to Deposit Ratio (LDR) = . Kredit .

Dana Pihak Ketiga

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(36)

Penilaian terhadap faktor Good Corporate Governance

(GCG) merupakan penilaian terhadap manajemen bank atas

pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Penetapan peringkat faktor GCG

dilakukan berdasarkan analisis yang komprehensif dan terstruktur

terhadap hasil pelaksanaan prinsip-prinsip GCG bank dan informasi

lain yang terkait dengan GCG bank.

Bank Indonesia telah menetapkan klasifikasi peringkat

komposit untuk hasil penilaian GCG melalui Surat Edaran Bank

Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal

penilaian tingkat kesehatan bank umum. Dalam surat edaran tersebut

Bank Indonesia mengklasifikasikan peringkat komposit hasil

penelitian GCG menjadi 5 (lima) predikat kelompok yaitu:

Tabel 2.1. Predikat Nilai Komposit GCG

Nilai Komposit Predikat Kelompok

Nilai Komposit < 1,5 Sangat Baik

1,5 < Nilai Komposit < 2,5 Baik

2,5 < Nilai Komposit < 3,5 Cukup Baik

3,5 < Nilai Komposit < 4,5 Kurang Baik

4,5 < Nilai Komposit < 5,0 Tidak Baik

Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi

penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(37)

sustainability earnings bank. Penetapan peringkat faktor rentabilitas

dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif terhadap

parameter / indikator rentabilitas dengan memperhatikan signifikansi

masing-masing parameter / indikator serta mempertimbangkan

permasalahan lain yang mempengaruhi rentabilitas bank. Penelitian

ini menggunakan pengukuran faktor rentabilitas (earnings) dengan

menggunakan rumus rasio Return On Assets (ROA) dan rumus rasio

Net Interest Margin (NIM).

Rumus rasio Return On Assets (ROA) berdasarkan Lampiran

I Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011 adalah:

Return On Assets (ROA) = Laba Sebelum Pajak

Rata-rata Total Aset

Rumus rasio Net Interest Margin (NIM) berdasarkan

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011 adalah:

Net Interest Margin (NIM) = . Pendapatan Bunga Bersih .

Rata-rata Total Aset Produktif

Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi

penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(38)

permodalan. Penetapan peringkat penilaian faktor permodalan bank

dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif terhadap

parameter / indikator permodalan dengan memperhatikan signifikansi

masing-masing parameter / indikator serta mempertimbangkan

permasalahan lain yang mempengaruhi permodalan bank. Penelitian

ini menggunakan pengukuran faktor permodalan (capital) dengan

menggunakan rumus rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).

Rumus rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) berdasarkan

Lampiran I Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP

tanggal 25 Oktober 2011 adalah:

Capital Adequacy Ratio = . Modal .

Aset Tertimbang Menurut Risiko

2.2. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pengaruh faktor-faktor tingkat kesehatan bank

terhadap harga saham pada perusahaan perbankan menggunakan pendekatan

Risk-based Bank Rating dengan indikator RGEC (Risk Profile, Good

Corporate Governance, Earnings dan Capital) belum banyak dijumpai,

sehingga menjadi suatu hal yang sangat menarik untuk diteliti. Beberapa

penelitian sebelumnya menganalisis pengaruh kinerja bank terhadap harga

saham pada perusahaan perbankan dengan menggunakan indikator

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(39)

CAMELS (Capital, Asset Quality, Management, Earning, Liquidity dan

Sensitivity to Market Risk).

Penelitian yang mengungkapkan pengaruh kinerja keuangan dan

tingkat kesehatan bank terhadap harga saham telah menghasilkan banyak

kesimpulan, baik pengaruh secara parsial atas masing-masing indikator

kinerja keuangan dan tingkat kesehatan bank terhadap harga saham maupun

pengaruh secara simultan atas semua indikator kinerja keuangan dan tingkat

kesehatan bank terhadap harga saham.

Penelitian yang dilakukan oleh Purwasih (2010) tentang “Pengaruh

Rasio CAMEL Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Perbankan

yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008” diperoleh

kesimpulan bahwa CAR, NPM dan LDR tidak berpengaruh terhadap

perubahan harga saham, sedangkan RORA dan ROA berpengaruh secara

positif terhadap perubahan harga saham.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2010) mengenai

“Analisis Kinerja Keuangan dan Harga Saham Perbankan di Bursa Efek

Indonesia (BEI)” dengan mengambil sampel perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2005 memberikan

kesimpulan bahwa variabel kinerja keuangan yang diwakili oleh CAR,

ROA, NIM, NPL, LDR, EPS, PER dan faktor teknikal yaitu harga saham

masa lalu menunjukkan bahwa secara simultan (serentak) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan

tahun 2005. Disimpulkan juga bahwa variabel kinerja keuangan yang secara

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(40)

parsial mempunyai pengaruh signifikan adalah EPS dan PER. Sedangkan

untuk faktor teknikal yaitu harga saham masa lalu satu tahun sebelumnya.

Hasil penelitian Tjahjono dan Lestari (2012) dengan sampel

penelitian perusahaan perbankan yang listing di BEI periode 2005-2009

menunjukkan bahwa secara bersama-sama (simultan) kinerja keuangan yang

diproksikan dengan CAR, RORA, NIM, ROA, BOPO dan LDR secara

signifikan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang

go public di BEI. Disimpulkan pula bahwa secara parsial rasio RORA, NIM

dan LDR berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap harga saham,

sedangkan rasio CAR, ROA dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap perubahan harga saham. Secara keseluruhan kinerja keuangan bank

yang diproksikan dengan CAR, RORA, NIM, ROA, BOPO dan LDR

berpengaruh terhadap harga saham sebesar 64,2% dan sisanya 35,8%

dipengaruhi oleh faktor lain di luar dari penelitian.

Wismaryanto (2013) melakukan penelitian “Pengaruh NPL, LDR,

ROA, ROE, NIM, BOPO, dan CAR Terhadap Harga Saham Pada Sub

Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun

2008-2012” diperoleh kesimpulan bahwa NPL, ROA dan CAR tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Sedangkan LDR berpengaruh negatif

terhadap harga saham, sementara NIM berpengaruh positif terhadap

perubahan harga saham.

Takarini dan Putra (2013) meneliti mengenai “Dampak Tingkat

Kesehatan Bank Terhadap Perubahan Harga Saham pada Perusahaan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(41)

Perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009”

didapati kesimpulan bahwa CAR berpengaruh terhadap perubahan harga

saham. Sedangkan NPM, ROA dan LDR tidak mempunyai pengaruh

terhadap perubahan harga saham.

Penelitian lain juga dilakukan oleh Sunyoto dan Sam'ani (2014)

dengan periode penelitian tahun 2009-2012 didapatkan hasil kesimpulan

adanya pengaruh antara CAR dan ROA terhadap harga saham. Disimpulkan

juga bahwa tidak ada pengaruh antara NIM terhadap harga saham.

Penelitian Sihombing (2015) mengenai “Pengaruh Kesehatan Bank

Menggunakan Metode Risk Based Bank Rating Terhadap Harga Saham

Perusahaan Perbankan yang go public di BEI Periode 2009-2014”

memberikan hasil kesimpulan bahwa LDR, GCG, ROE dan CR (Capital

Ratio) berpengaruh signifikan terhadap harga saham secara simultan.

Adapun secara parsial LDR, GCG dan ROE berpengaruh signifikan

terhadap harga saham. Sedangkan Capital Ratio tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham.

Penelitian berikutnya oleh Satria dan Hatta (2015) mengenai

“Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham 10 Bank Terkemuka

di Indonesia” memberikan kesimpulan bahwa LDR berpengaruh signifikan

negatif terhadap harga saham sedangkan CAR dan ROE berpengaruh

signifikan positif terhadap harga saham. Sementara NPL tidak berpengaruh

terhadap harga saham.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(42)

Penelitian lainnya dilakukan oleh Hendrayana dan Yasa (2015)

dengan menganalisis “Pengaruh Komponen RGEC pada Perubahan Harga

Saham Perusahaan Perbankan di BEI Periode 2011-2012”. Penelitian ini

menghasilkan kesimpulan bahwa profil risiko (risk profile) dan CAR

berpengaruh negatif dan signifikan pada perubahan harga saham. Sementara

GCG dan ROA berpengaruh positif dan signifikan pada perubahan harga

saham.

Penelitian terbaru oleh Indiani dan Dewi (2016) mengenai

“Pengaruh Variabel Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perbankan di Bursa Efek Indonesia” dengan mengambil sampel sebanyak

15 bank yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 memberikan kesimpulan

bahwa profil risiko (risk profile) dan CAR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga saham. GCG dan ROA berpengaruh positif dan

signifikan terhadap harga saham, sedangkan NIM berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap harga saham.

Berikut disajikan ringkasan penelitian terdahulu mengenai pengaruh

kinerja / kesehatan bank terhadap harga saham perbankan di BEI:

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(43)

Tabel 2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu

(44)

No Peneliti

2005-2009 Harga Saham CAR

-Secara simultan CAR, RORA, NIM, ROA, secara signifikan dan positif terhadap

(45)

No Peneliti

2007-2009 Harga Saham CAR

2009-2012 Harga Saham CAR

2009-2014 Harga Saham LDR

(46)

No Peneliti

2013-2014 Harga Saham LDR

2011-2012 Harga Saham Profil Risiko

(47)

No Peneliti (Tahun)

Periode Penelitian

Variabel

Penelitian Kesimpulan

-GCG dan ROA

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap harga saham -NIM berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham.

2.3. Rumusan Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dijelaskan di atas, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : Tidak terdapat pengaruh antara variabel tingkat kesehatan bank

yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Loan to Deposit

Ratio (LDR), Good Corporate Governance (GCG), Return On

Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan Capital Adequacy

Ratio (CAR) terhadap harga saham.

H1 : Terdapat pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara variabel

tingkat kesehatan bank yang terdiri dari Non Performing Loan

(NPL), Loan to Deposit Ratio (LDR), Good Corporate Governance

(GCG), Return On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan

Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(48)

H2 : Terdapat pengaruh secara parsial antara variabel tingkat kesehatan

bank yang terdiri dari Non Performing Loan (NPL), Loan to

Deposit Ratio (LDR), Good Corporate Governance (GCG), Return

On Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM) dan Capital

Adequacy Ratio (CAR) terhadap harga saham.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(49)

39

BAB III

METODA PENELITIAN

3.1. Populasi dan Sampel

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro & Supomo, 2013: 115).

Sedangkan sampel merupakan bagian populasi yang terwakili dan akan

diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

yang terwakili (Wiyono, 2011: 76). Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode

2011-2015 yaitu tercatat sebanyak 41 bank. Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan

tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria

yang ditentukan. Kriteria yang dijadikan pertimbangan dalam memilih

sampel adalah:

1. Bank telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 2011

atau sebelumnya.

2. Bank telah menerbitkan laporan tahunan (annual report) selama lima

tahun berturut-turut yaitu tahun 2011-2015.

3. Bank mencantumkan data mengenai peringkat komposit Good

Corporate Governance (GCG) selama periode 2011-2015.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(50)

4. Bank tidak dihentikan perdagangan sahamnya untuk sementara

(disuspensi) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Berdasarkan populasi penelitian yang terdiri dari 41 bank go public,

yang memenuhi seluruh kriteria dalam penelitian ini terdapat sebanyak 18

bank go public. Data dalam penelitian ini menggunakan penggabungan data

yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 pada perusahaan sampel,

dimana jumlah sampel yang digunakan adalah perkalian antara jumlah bank

sebanyak 18 bank dengan jumlah periode pengamatan yakni 5 tahun

sehingga jumlah pengamatan yang digunakan menjadi 90 sampel.

Berikut adalah daftar bank yang digunakan sebagai sampel dalam

penelitian ini:

Tabel 3.1. Daftar Sampel Penelitian

No. Kode Nama Bank

1. BBCA Bank Cantral Asia Tbk

2. BBKP Bank Bukopin Tbk

3. BBNI Bank Negara Indonesia Tbk

4. BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

5. BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk

6. BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.

7. BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk

8. BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk

9. BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(51)

No. Kode Nama Bank

10. BNGA Bank CIMB Niaga Tbk

11. BNII Bank Internasional Indonesia Tbk 12. BSIM Bank Sinarmas Tbk

13. BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk

14. INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk

15. MCOR Bank Windu Kentjana International Tbk

16. MEGA Bank Mega Tbk

17. NISP Bank OCBC NISP Tbk

18. PNBN Bank Pan Indonesia Tbk

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain dan tidak langsung didapatkan

dari subjek penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini yakni

berupa laporan keuangan, laporan tahunan dan laporan harga saham pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yang diperoleh dari website BEI

(www.idx.co.id), website Yahoo Finance (www.finance.yahoo.com) dan

juga dari website masing-masing bank.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(52)

3.3. Variabel Penelitian

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk

diamati. Variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu

Sugiyono (2002: 2). Indriantoro dan Supomo (2013: 61) mendefinisikan

variabel sebagai proksi atau representasi dari construct yang dapat diukur

dengan berbagai macam nilai. Variabel dalam penelitian ini dibedakan

menjadi dua yaitu variabel bebas (variabel independen) dan variabel terikat

(variabel dependen).

3.3.1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel bebas adalah tipe variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain (Indriantoro & Supomo, 2013: 63).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variabel tingkat kesehatan

bank menggunakan pendekatan Risk-based Bank Rating yang terdiri

dari faktor Profil Risiko yang diproksikan dengan rasio NPL dan

LDR, faktor Good Corporate Governance (GCG), faktor Rentabilitas

(Earnings) melalui rasio ROA dan NIM, serta faktor Permodalan

(Capital) melalui perhitungan rasio CAR. Penjelasan lebih lanjut dari

masing-masing variabel bebas adalah sebagai berikut:

3.3.1.1. Non Performing Loan (NPL)

NPL adalah perbandingan antara total kredit

bermasalah dengan total kredit yang diberikan kepada

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(53)

debitur. NPL yang tinggi akan mempebesar biaya yang akan

berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.

3.3.1.2. Loan to Deposit Ratio (LDR)

LDR menggambarkan kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan dana oleh nasabah dan

deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini

semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank. Rasio ini

diukur dengan membandingkan antara jumlah kredit yang

diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank.

3.3.1.3. Good Corporate Governance (GCG)

GCG menggambarkan prinsip korporasi yang sehat

yang perlu diterapkan dalam pengelolaan perusahaan untuk

menjaga kepentingan perusahaan dalam rangka mencapai

maksud dan tujuan perusahaan. Good Corporate

Governance dinilai berdasarkan peringkat komposit.

Semakin tinggi nilai peringkat komposit GCG suatu bank

maka bank tersebut berada pada predikat kelompok yang

semakin tidak baik pula.

3.3.1.4. Return On Assets (ROA)

ROA merupakan perbandingan antara laba bersih

(net income) dengan total aset yang digunakan untuk

menghasilkan laba tersebut. Rasio ini menunjukkan

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(54)

efektifitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan

bersih selama periode tertentu. Rasio ROA yang tinggi

menunjukkan efisiensi manajemen aset dalam sebuah bank.

3.3.1.5. Net Interest Margin (NIM)

NIM merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

manajemen bank dalam menghasilkan net interest income

yang diperoleh dari pengelolaan aktiva produktif yang

dimilik. Rasio ini merupakan perbandingan antara

pendapatan bunga bersih dengan jumlah aktiva produktif.

Semakin tinggi nilai rasio NIM menunjukkan semakin

efektif bank dalam menempatkan aktiva produktifnya dalam

bentuk kredit.

3.3.1.6. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR merupakan rasio kecukupan modal bank yang

menunjukkan kemampuan permodalan dan cadangan yang

digunakan untuk menunjang kegiatan operasi bank. CAR

diperoleh dari perbandingan antara jumlah modal dengan

Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Semakin

tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut

untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva

produktif yang berisiko.

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

(55)

3.3.2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel dependen adalah tipe variabel yang dijelaskan atau

dipengaruhi oleh variabel independen (Indriantoro & Supomo, 2013:

63). Variabel terikat atau variabel dependen dalam penelitian ini

adalah harga saham perusahaan perbankan yang tidak pernah

dislisting maupun baru melakukan penawaran umum perdana antara

tahun 2011 sampai tahun 2015. Harga saham yang dimaksudkan

dalam penelitian ini adalah harga saham tahunan yang diperoleh

dengan menjumlahkan harga saham pada saat penutupan (closing

price) bulan Januari sampai dengan bulan Desember pada setiap

periode penelitian yang selanjutnya jumlah tersebut dibagi dua belas

untuk menentukan nilai rata-rata closing price.

3.4. Metoda Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metoda analisis regresi linear berganda

untuk mengukur pengaruh variabel tingkat kesehatan perusahaan perbankan

terhadap harga saham. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen, dapat dilihat dari koefisien

persamaan regresi yang dinyatakan dengan rumus:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6

STIE

Widya

Wiwaha

Jangan

Gambar

Gambar 4.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas Scatter Plot  ................................
Tabel 2.2. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Tabel. 4.1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Grafik scatter plot di atas menunjukkan bahwa data
+3

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia periode 2006-2010 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun

PENGARUH ANALISIS KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR.. DI BURSA EFEK

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI.. BURSA EFEK

Pengaruh Solvabilitas Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sektor Properti Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2011.. Universitas Pendidikan Indonesia |

(2004) Analisis Pengaruh Rasio-rasio CAMEL sebagai Penelitian Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.. Jurnal Studi

Price To Book Value (PBV) berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jakarta: Permata Duri

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Harga Saham Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2009 – 2012” adalah benar

Hasil dalam penelitian ini menjelaskan bahwa Return On Assets secara parsial mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap harga saham perbankan yang terdaftar di Bursa