SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
SAMITA DOMIYANTI
080522068
PROGRAM STUDI S-I AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN AKUNTASI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : SAMITA DOMIYANTI
N I M : 080522068
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
JUDUL : ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP HARGA SAHAM YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
TANGGAL : KETUA DEPARTEMEN AKUNTANSI
Dr. SYAFRUDDIN GINTING SUGIHEN MAFIS, Ak
TANGGAL : DEKAN,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
MEDAN
TELAH DI UJI PADA
TANGGAL 23 JULI 2012
PANITIA PENGUJI SKRISPI
KETUA : Drs. FIRMAN SYARIF M.Si, Ak
PEMBIMBING : Drs. HASAN SAKTI SIREGAR, M.Si, Ak
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : SAMITA DOMIYANTI
N I M : 080522068
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
JUDUL : ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN
TERHADAP HARGA SAHAM YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Medan,
MENYETUJUI PEMBIMBING,
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yng berjudul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaian beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudia hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juli 2013
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham. Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia periode 2006-2010 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas bertentangan dengan peryataan kinerja keuangan perusahaan akan menjadi tolok ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan teknik pengumpulan data yaitu studi dokumentasi serta teknik analisis data yaitu Analisis Regresi Berganda.
Berdasarkan analisa data dan pembahasan dalam penelitian diketahui dari tabel Anova dengan hasil F hitung adalah sebesar 19,181 > F tabel 4,76 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 > 0,05 yang artinya bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Berdasarkan tabel Coefficient dapat diketahui bahwa secara parsial variabel RORA dengan nilai t hitung 2,092.> t tabel 2,120 dan nilai sig sebesar 0, 058 > 0,05 dapat disimpulkan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variabel CAR, NIM, ROA dan LDR dengan nilai t hitung < t tabel disimpulkan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
FINANCIAL ANALYSIS OF INFLUENCE PRICE OF SHARES REGISTERED IN STOCK EXCHANGE INDONESIA
Financial ratios good reflect financial condition who good also, so the will affect stock prices. But the fact is happening in the banking company listed on the Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period does not necessarily indicate growth in the share price to rise despite the financial ratios, and vice versa, a decrease of financial ratios are not always followed by a decline in stock prices, this is clearly contrary with the statement of financial performance of the company will become a benchmark on how much risk will be borne by investors to ensure the performance of the company is in a good or bad is done by analyzing the financial ratios from financial statements. So theoretically if the company's financial performance has increased, the share price will reflect the increase in stock prices and vice versa.
As for the objectives of this study was to determine whether there is influence of the company's financial performance against the banking company's stock price listed on the Indonesia Stock Exchange. With the data collection techniques and documentation study data analysis techniques, namely Multiple Regression Analysis.
Based on data analysis and discussion in a research note from Anova table with the count is equal to 19.181 F> F table with a 4.76 significant level of 0.000> 0.05, which means that the variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets risked (RORA ), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) and the Loan to Deposit Ratio (LDR) of the company to simultaneously have an influence on the company's stock price.
Based on Coefficient table can be seen that the partial RORA variable with a value of 2.092 t count.> T table 2.120 and sig value of 0, 058> 0.05 can be inferred to have significant influence on stock prices, while for the variable CAR, NIM, ROA and LDR with a value of t calculated <t table have not concluded a significant influence on stock prices
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Skripsi ini berjudul “ ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan
doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs. Arifin Lubis, MM, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara,
2. Bapak Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak selaku Ketua Program Studi S-I
Akuntansi dan Dra. Mutia Ismail, MM selaku sekretaris Program Studi S-I
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak selaku Dosen Pembimbing
Penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan
memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam menghadapi masa
depan yang kami hadapi nantinya,
5. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si, Ak, yang telah memberikan masukan dan
saran untuk kesempurnaan skripi ini,
6. Teristimewa untuk kedua Orang Tua tercinta Ayahanda S. Tarigan dan Ibunda
D. Br. Barus dalam mencurahkan rasa dan cinta kepada Ananda, serta
dukungan baik material dan spiritual. Tak lupa juga untuk Adikku Sukarjo
Tarigan dan Panca Marga Tarigan tersayang, sekaligus teman seperjuangan
Rina Tarigan dan Evi Sibuea yang telah banyak memberi semangat, motivasi,
dan perhatian dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi minor ini.
Terima kasih telah menjadi temanku, terima kasih telah menemani dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dikarenakan adanya
keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, skripsi ini masih jauh dari
sempurna, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal
yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik yang membangun sangat penulis
harapkan demi sempurnanya skripsi ini di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada
khususnya.
Medan, Juli 2013
Penulis
Samita Domiyanti
DAFTAR ISI
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 8
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 21
2.3.1. Kerangka Konseptual ... 21
2.3.2. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian... 25
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 70
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 71
5.3. Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 73
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penelitian Terdahulu ... 21
Tabel 2 CAR ... 44
Tabel 3 RORA ... 46
Tabel 4 NIM ... 48
Tabel 5 ROA ... 52
Tabel 6 LDR ... 54
Tabel 7 Harga Saham ... 57
Tabel 8 Descriptive Statistics ... 63
Tabel 9 Durbin Watson Test Bound Output SPSS Regresi Linier Berganda ... 64
Tabel 10 Output SPSS Uji Koefisien Determinasi ... 66
Tabel 11 Output SPSS Ujit t ... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konseptual ... 24
Gambar 2 Histogram : Dependent variabel ... 59
Gambar 3 Output SPSS Normal P. Plot ... 60
Gambar 4 Output SPSS Uji Multikolinearital ... 61
Gambar 5 Output SPSS Uji Heterokedastisitas ... 62
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham. Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia periode 2006-2010 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas bertentangan dengan peryataan kinerja keuangan perusahaan akan menjadi tolok ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan teknik pengumpulan data yaitu studi dokumentasi serta teknik analisis data yaitu Analisis Regresi Berganda.
Berdasarkan analisa data dan pembahasan dalam penelitian diketahui dari tabel Anova dengan hasil F hitung adalah sebesar 19,181 > F tabel 4,76 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 > 0,05 yang artinya bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Berdasarkan tabel Coefficient dapat diketahui bahwa secara parsial variabel RORA dengan nilai t hitung 2,092.> t tabel 2,120 dan nilai sig sebesar 0, 058 > 0,05 dapat disimpulkan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variabel CAR, NIM, ROA dan LDR dengan nilai t hitung < t tabel disimpulkan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
ABSTRACT
FINANCIAL ANALYSIS OF INFLUENCE PRICE OF SHARES REGISTERED IN STOCK EXCHANGE INDONESIA
Financial ratios good reflect financial condition who good also, so the will affect stock prices. But the fact is happening in the banking company listed on the Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period does not necessarily indicate growth in the share price to rise despite the financial ratios, and vice versa, a decrease of financial ratios are not always followed by a decline in stock prices, this is clearly contrary with the statement of financial performance of the company will become a benchmark on how much risk will be borne by investors to ensure the performance of the company is in a good or bad is done by analyzing the financial ratios from financial statements. So theoretically if the company's financial performance has increased, the share price will reflect the increase in stock prices and vice versa.
As for the objectives of this study was to determine whether there is influence of the company's financial performance against the banking company's stock price listed on the Indonesia Stock Exchange. With the data collection techniques and documentation study data analysis techniques, namely Multiple Regression Analysis.
Based on data analysis and discussion in a research note from Anova table with the count is equal to 19.181 F> F table with a 4.76 significant level of 0.000> 0.05, which means that the variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets risked (RORA ), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) and the Loan to Deposit Ratio (LDR) of the company to simultaneously have an influence on the company's stock price.
Based on Coefficient table can be seen that the partial RORA variable with a value of 2.092 t count.> T table 2.120 and sig value of 0, 058> 0.05 can be inferred to have significant influence on stock prices, while for the variable CAR, NIM, ROA and LDR with a value of t calculated <t table have not concluded a significant influence on stock prices
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa
saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan
dan seringnya aksi demonstrasi yang terjadi. Keadaan-keadaan seperti itu sering
menyebabkan investor luar negeri dan bahkan dalam negeri kehilangan
kepercayaan terhadap investasi, demikian juga halnya di Indonesia. Akhirnya
dapat ditebak akibatnya adalah merosotnya nilai harga saham. Naik turunnya
harga saham dapat juga tergantung dari kekuatan tarik menarik antara permintaan
dan penawaran akan saham di pasar modal. Mengingat pentingnya informasi
mengenai harga saham maka perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Para investor dalam melakukan transaksi jual beli saham, dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu faktor mikro perusahaan dan faktor makro ekonomi. Faktor
mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi transaksi perdagangan saham
antara lain deviden, tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat resiko, kinerja
perusahaan dan corporate action yang dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan
faktor makro (eksternal perusahaan) adalah tingkat perkembangan inflasi, nilai
tukar atau kurs rupiah, suku bunga, keadaan perekonomian, dan kondisi sosial
politik negara yang bersangkutan. Untuk mengurangi resiko saham dibutuhkan
Faktor yang mendukung kepercayaan pemodal salah satunya adalah persepsi
mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Untuk menilai kewajaran
tersebut, maka investor akan melihat informasi tentang kondisi dan kinerja
keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk
memahami informasi laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan
alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan
klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan
didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya memberikan
indikasi kinerja tidak terlepas dari informasi akuntansi. Penulis akan menganalisis
salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu kinerja keuangan
perusahaan.
Informasi keuangan sebagai instrumen data akuntansi diharapkan mampu
menggambarkan realita ekonomi. Oleh karena itu, pengujian terhadap kandungan
informasi akan dapat mempengaruhi reaksi pasar atas tingkat pengembalian
(return). Untuk mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan bermanfaat untuk
memprediksi harga saham, maka dilakukan analisis rasio keuangan. Seperangkat
laporan keuangan utama belum dapat memberikan manfaat maksimal bagi
pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut dalam bentuk
rasio keuangan.
Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau
fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang
atau menyimpan suatu saham, harganya semakin naik, sebaliknya semakin banyak
investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin
bergerak turun. Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan semakin
tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh
pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik.
Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja baik sekalipun, harganya bisa
saja turun karena keadaan pasar. Saham yang memiliki kinerja baik meskipun
harganya menurun keras karena keadaan pasar yang jelek (bearish) yang
menyebabkan kepercayaan terhadap pemodal terguncang, saham ini tidak akan
sampai hilang jika kepercayaan pemodal pulih. Siklus ekonomi membaik ataupun
hal-hal lain membaik (bullish), maka harga saham yang baik ini akan kembali
naik.
Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau
indikator, sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian
adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan ini
dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar kinerja
perusahaan. Perusahaan yang telah mempunyai status go public, kinerjanya dapat
dinilai melalui perubahan pada harga dan return sahamnya dikarenakan perubahan
harga saham bagi perusahaan yang telah go public merupakan fungsi dari nilai
suatu perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi
keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Menurut keputusan Menteri
kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu yang
mencerminkan tingkat kesehatan dari perusahaan tersebut. Sehingga berdasar
pada ketentuan tersebut maka untuk mengetahui prestasi atau hasil yang telah
dicapai oleh suatu perusahaan dapat dilakukan penilaian terhadap kinerja
keuangan perusahaan dalam kurun waktu atau periode tertentu.
Analisis rasio keuangan perusahaan merupakan salah satu alat untuk
memperkirakan atau mengetahui kinerja perusahaan yang melakukan
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi pada pihak manajemen,
karena pada dasarnya untuk menganalisis kinerja perusahaan digunakan analisis
fundamental (kondisi internal perusahaan). Analisis fundamental merupakan
analisis yang berkaitan dengan kondisi internal atau keuangan perusahaan. Rasio
keuangan pada umumnya dapat dianalisis dengan empat jenis yaitu rasio likuiditas
yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo, rasio solvabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva
perusahaan dibayar dengan utang, rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya, dan rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba.
Pengelola perusahaan perbankan dalam melakukan operasinya dituntut
untuk dapat menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup
dengan pencapaian rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan modal yang
didalam berinvestasi saham dibutuhkan informasi yang aktual, akurat, dan
transparan yang berkenaan dengan kondisi internal perusahaan dengan
mengetahui dari laporan keuangan perusahaan, hal ini untuk mengetahui kinerja
keuangan perusahaan, karena dengan mengetahui informasi dari kondisi laporan
keuangan perusahaan investor dapat memilih dan menyeleksi saham mana yang
dinilai akan lebih menguntungkan nantinya sebelum mengambil keputusan
berinvestasi.
Rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik
pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham. Akan tetapi kenyataan yang
terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2006-2010 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun
rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio
keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas
bertentangan dengan pernyataan kinerja keuangan perusahaan akan menjadi tolok
ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan
kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan
menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Secara teoritis jika kinerja
keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan
merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya.
Hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penilaian terhadap
kinerja keuangan bank go public yang berkaitan terhadap pergerakan harga saham
adalah Anita Ardiani menyatakan bahwa secara simultan atau bersama-sama antara
perubahan harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Sedangkan secara parsial CAR, RORA dan LDR berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEJ sedangkan untuk
ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta.
Hanry Dwi Purnomo dalam penelitiannya menunjukkan bahwa rasio CAR
dan ROA secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode
tahun 2003-2005, sedangkan untuk rasio RORA dan LDR tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005. Secara simultan atau
bersama-sama kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA,
ROA dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005. Dari
hasil kedua penelitian sebelumnya tersebut dapat diketahui bahwa hasil analisa
terhadap penilaian kinerja keuangan bank serta pengaruhnya terhadap harga
saham memiliki hasil yang berbeda, sehingga berdasarkan penelitian sebelumnya
dalam penelitian ini akan dikaji lebih lanjut kebenaran yang ada sehingga apa
yang menjadi hasil pada penelitian nanti diharapkan dapat mempertegas persepsi
dan memperkuat teori yang sudah ada.
Atas dasar penelitian tersebut diatas, serta teori yang menyatakan bahwa
nilai saham mewakili nilai perusahaan (kinerja keuangan) perusahaan perbankan
go public terhadap harga saham dan berdasarkan atas fenomena tersebut, maka
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),
Return on Risked Assets (RORA), Net Interest Margin (NIM), Return on Assets
(ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) baik secara parsial maupun simultan
berpengaruh terhadap harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja
keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini di harapkan akan memperoleh manfaat antara lain:
a. bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan mengenai harga saham jika
dinilai dari kinerja keuangan,
b. bagi civitas akademik, sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis di waktu
yang akan datang dan dapat dijadikan sumber bacaan yang dapat menambah
wacana baru sebagai sumber pustaka,
c. bagi pihak manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak manajemen
kinerja perusahaan yang dapat dilihat dari rasio keuangan yang baik, bahwa
rasio keuangan yang baik menunjukkan prospek perusahaan di masa yang
akan datang,
d. bagi investor, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pengaruh dari penilaian keuangan perusahaan terhadap harga saham yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Sektor Perbankan
a. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 mengenai
perubahan undang-undang Nomor 7 tahun 1997 tentang perbankan,
menyebutkan bahwa perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Surat
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990 dan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI
Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank adalah: “Bank merupakan
suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan”. Sedangkan pengertian bank menurut
IAI dalam PSAK Nomor 31 Standar Akuntansi Keuangan (2004: 215)
adalah: “Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran”.
b. Fungsi Bank
Fungsi dari bank dapat di klasifikasikan dalam beberapa
pengertian antara lain:
1) agent of trust, dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau
kepercayaan baik dalam hal penghimpunan maupun penyaluran
dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila
dilandasi oleh unsur kepercayaan,
2) agent of development, tugas bank sebagai penghimpun dana sangat
diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil,
3) agent of services, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa
perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa bank ini antara
lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian
tagihan.
c. Peranan Bank
Bank mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendorong
pertumbuhan perekonomian suatu bangsa, karena bank adalah:
1) pengumpul dana dari masyarakat yang kelebihan dana (atau
surplus spending unit / SSU) dan penyalur kredit kepada
masyarakat yang membutuhkan dana (atau defisit spending unit /
2) tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat,
3) pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman,
praktis dan ekonomis,
4) penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C
(Letter of Credit),
5) penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi.
d. Jenis Perbankan
Jenis Perbankan menurut Undang- Undang pokok perbankan
nomor 7 tahun 1992 yang kemudian ditegaskan kembali dengan
dikeluarkannya Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998. Bank terdiri
dari dua jenis yaitu:
1) bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
2) bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran.
2.1.2. Saham
a. Pengertian Saham
Bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal adalah
perusahaan penerbitnya. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan
atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka.
Saham dapat diperjualbelikan pada bursa efek, yaitu tempat yang
dipergunakan untuk memperdagangkan efek sesudah pasar perdana.
Penerbitan surat berharga saham akan memberikan berbagai
keuntungan bagi perusahaan perbankan.
b. Nilai Saham
Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi atas tiga
kelompok:
1) par value (nilai nominal), disebut juga stated value atau face value
atau menurut bahasa Indonesia disebut sebagai nilai nominal. Nilai
nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang
bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai ini tidak
digunakan untuk mengukur sesuatu,
2) base price (nilai/ harga dasar), harga dasar suatu saham sangat erat
kaitannya dengan harga pasar suatu saham yang dipergunakan
didalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham
baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini dapat berubah
sesuai aksi emiten yang dilakukan,
3) market price (nilai /harga pasar) merupakan harga yang paling
mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu
saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar bursa
(closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik
turunnya suatu saham.
c. Bentuk Saham
Bentuk saham dapat dikelompokkan dalam tiga kategori saham
yaitu:
1) berdasarkan hak tagih atau klaim ada dua jenis yaitu saham biasa
(common stock) adalah jenis saham yang memiliki hak klaim
berdasar laba/rugi yang diperoleh perusahaan dan saham preferen
(prefered stock) merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antar obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki,
2) berdasarkan peralihan hak ada dua bagian antara lain saham atas
unjuk adalah jenis saham yang memiliki karakteristik tidak
tercantum nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat
dengan mudah dipindah tangankan dari suatu investor ke investor
lainnya dan saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik
saham pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindah
tangankan tetapi harus melalui prosedur tertentu,
3) berdasarkan kinerja saham ada dua jenis saham yaitu blue chip
stock merupakan saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki
reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki
income stock merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki
kemampuan membayar deviden ebih tinggi dari rata-rata deviden
yang dibayarkan pada tahun sebelumnya; growth stock merupakan
saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi; speculative stock adalah saham suatu perusahaan
yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari
tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan
yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti dan counter
cyclical stock merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh
kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
d. Harga Saham
Nilai pasar dari sekuritas merupakan harga pasar dari sekuritas itu
sendiri. Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif, nilai pasar
merupakan terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual. Harga
saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan
atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
penawaran yang terjadi di pasar bursa (pasar sekunder). Semakin
banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan saham, harganya
semakin naik.
Sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau
Saham ini tidak akan sampai hilang, jika kepercayaan pemodal pulih,
siklus ekonomi membaik ataupun hal-hal lain membaik (bullish).
Maka harga saham yang baik ini akan kembali naik, jadi risiko dari
pemegang suatu saham adalah turunnya harga saham. Cara
mengatasinya adalah menahan saham tersebut untuk waktu yang cukup
lama sampai keadaan pasar membaik kembali.
2.1.3. Analisa Sekuritas
Penentuan harga saham terdiri dari dua pendekatan, yaitu analisis
fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental menekankan
bahwa faktor-faktor fundamental mempengaruhi harga saham karena
menitikberatkan pada analisis rasio keuangan. Melalui analisis rasio
keuangan dapat diperoleh informasi atau gambaran tentang kondisi
keuangan perusahaan dan hasil operasional yang telah dicapai oleh
perusahaan tersebut. Penelitian mengangkat permasalahan mengenai
bagaimana mengetahui kinerja perusahaan perbankan yang diukur dengan
tiap rasio-rasio keuangan serta bagaimana pengaruhnya terhadap
pergerakan harga saham yang dimiliki oleh perusahaan.
a. Analisis Fundamental merupakan salah satu cara yang lazim
digunakan oleh para pemodal untuk menilai saham. Analisis
fundamental memiliki asumsi dasar bahwa harga saham tidaklah
diukur dari standar harga di pasar, melainkan diprediksikan terlebih
b. Analisis Teknikal didahului dengan asumsi dasar bahwa harga saham
terbentuk dari hasil spekulasi. Kegiatan spekulasi tersebut
menitikberatkan pada trend yang dibentuk harga saham pada periode
yang lalu dan tidak ada hubungannya dengan nilai intrinsic saham.
Kenaikan dan penurunan harga saham pada periode sebelumnya
digunakan untuk memprediksi harga saham pada periode berikutnya.
Trend harga saham menjadi tolok ukur untuk memprediksi harga
saham periode berikutnya.
2.1.4. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan
perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu
perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangannya disamping
data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi
kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. Pengukuran kinerja
adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan
operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar
dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kinerja perusahaan dapat
diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi
posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali digunakan
depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti
pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja
merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan
dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya.
Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan
hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen
atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Penilaian kinerja
perbankan penting dilakukan baik oleh manajemen, pemegang saham,
pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dan terkait dengan distribusi
kesejahteraan di antara mereka. Ketentuan tingkat kesehatan bank
dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai tolok ukur bagi pihak-pihak
yang berkepentingan tersebut. Pengukuran kinerja keuangan pada sektor
perbankan ini menggunakan pengukuran kinerja konvensional yang diukur
dengan berdasarkan pada nilai rasio-rasio keuangannya yaitu CAR, RORA,
NIM, ROA dan LDR.
2.1.5. Analisa Rasio Keuangan
Analisa rasio keuangan adalah studi tentang informasi yang
yang mencerminkan keadaan serta hasil operasional perusahaan. Sumber
data yang digunakan untuk melakukan analisa rasio keuangan adalah
laporan keuangan yang telah melalui proses pemeriksaan (Auditing). Rasio
keuangan adalah ukuran tingkat atau perbandingan antara dua variabel
keuangan. Dengan demikian bila hubungan tersebut adalah hubungan
matematik antara pos keuangan dengan pos lainnya, atau antara
jumlah-jumlah di neraca dengan jumlah-jumlah-jumlah-jumlah di laporan laba rugi atau sebaliknya
maka yang timbul adalah rasio keuangan.
Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara
item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba). Ada 5
jenis rasio keuangan yaitu:
a. leverage ratios memperlihatkan berapa hutang yang digunakan untuk
perusahaan,
b. liquidity ratios digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang jatuh tempo,
c. efficiency atau turnover atau asset management ratios mengukur
seberapa efektif perusahaan mengelola aktivanya,
d. profitability ratios digunakan untuk mengukur kemampuan peusahaan
menghasilkan laba,
e. market-values ratios memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai
oleh investor di pasar modal.
Kasmir (2008: 217) menyatakan bahwa rasio keuangan bank
a. rasio likuiditas yang bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu
bank dalam melayani nasabahnya,
b. rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam
mencapai tujuannya,
c. rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai bank dalam suatu periode tertentu.
Rasio keuangan ini berfungsi sebagai ukuran dalam menganalisis
laporan keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan yang berhubungan
dengankinerja perusahaan perbankan.
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio perbandingan modal
sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitung
margin risk (pertumbuhan risiko) dari akibat yang berisiko (ATMR).
Rumus CAR adalah
ATMR Modal
x 100%
2. Return On Risked Assets (RORA)
Return On Risked Assets (RORA) merupakan rasio antara pendapatan
operasi dengan risk asset. RORA mengukur kemampuan bank dalam
berusaha mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki untuk
memperoleh laba.
Rumus RORA adalah
Assets Risked
taxes After Earning
3. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio keuangan yang mengukur
kemampuan bank dalam menghasilkan net interest income atas
pengelolaan besar aktiva produktif. Rasio ini menggambarkan tingkat
jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan
aktiva produktif yang dimiliki oleh bank Dengan kata lain semakin
tinggi nilai NIM suatu bank maka akan semakin tinggi pula harga
sahamnya, sehingga NIM mempunyai hubungan yang positif terhadap
harga saham.
Return On Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang
berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan atau laba (profitabilitas) pada tingkat
pendapatan, asset dan modal saham tertentu. Semakin besar ROA
bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
Rumus ROA adalah
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio keuangan perusahaan bank
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, dapat
membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi
permintaan kredit yang diajukan oleh para debiturnya tanpa terjadi
penangguhan.
Hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan pengaruh kinerja keuangan
kaitannya dengan perubahan harga saham.
Tabel 1
Penelitian Terdahulu
Peneliti (Tahun) Variabel Hasil penelitian
Anita Ardiani
BOPO berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham
perusahaan perbankan dan secara parsial
CAR, RORA dan LDR berpengaruh
secara signifikan terhadap perubahan
harga saham perusahaan perbankan di
BEJ sedangkan untuk ROA, NPM dan
BOPO tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan di Bursa
Efek Jakarta
berpengaruh secara signifikan terhadap
- ROA
- LDR
Dependent
- Harga Saham
atau bersama-sama kinerja keuangan
yang diproksikan dengan rasio CAR,
RORA, ROA dan LDR berpengaruh
secara signifikan terhadap harga saham.
Anita Ardiani (2007) menyatakan bahwa secara simultan atau bersama-sama
antara CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Sedangkan secara parsial CAR, RORA dan LDR berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEJ sedangkan untuk
ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan Hanry Dwi
Purnomo dalam penelitiannya menunjukkan bahwa rasio CAR dan ROA secara
parsial berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2003-2005,
sedangkan untuk rasio RORA dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005. Secara simultan atau bersama-sama
kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, ROA dan LDR
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005.
Dari kedua penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil analisis, dimana
Anita Ardiani (2007) dan Hanry Dwi Purnomo. Anita dan Hanry menyatakan
harga saham. Peneliti ingin mempertegas hasil yang telah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya untuk mengetahui penyebab dan alasannya.
2.3. Kerangka Konseptual Dan Hipotesis
2.3.1.Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana
hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui pada
masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan teoritis dan
tinjauan penelitian terdahulu, maka dirumuskan kerangka konseptual penelitian
H
jumlah equity yang diklasifikasikan terhadap jumlah kredit yang disalurkan, yang
menunjukkan kemampuan permodalan dan cadangan yang digunakan untuk
menunjang operasi perusahaan. Pada dasarnya semakin tinggi CAR maka akan
semakin tinggi pula harga saham, karena bank yang mempunyai modal yang
cukup untuk melakukan kegiatan usahanya dan cukup pula menanggung resiko,
apabila bank tersebut di likuidasi. Semakin tinggi CAR juga dapat menggambarkan
bank tersebut semakin solvabel.
Aspek Asset yaitu Return On Risk Asset (RORA) untuk mengukur
kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimilikinya untuk memperoleh
laba. Semakin tinggi RORA maka akan semakin tinggi pula harga saham. Aspek
manajemen yaitu Net Interest Margin (NIM). Rasio ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan tingkat kembalian keuntungan
bunga bersih terhadap pengelolaan aktiva produktifnya. Jika tingkat kembalian
keuntungan atas bunganya tinggi maka akan diikuti kenaikan harga saham. Hal ini
berarti NIM memiliki hubungan yang positif terhadap harga saham.
Aspek rentabilitas atau profitabilitas dalam dunia perbankan dapat
dihitung dengan Return On Assets (ROA). Tinggi rendahnya ROA juga
mempengaruhi harga saham. ROA yang tinggi, berarti rasio profitabilitasnya juga
tinggi. Aspek likuiditas yaitu Loan to Deposit ratio (LDR). Tinggi rendahnya LDR
juga akan mempengaruhi harga saham. Rasio tersebut merupakan rasio kredit yang
diberikan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank yang bersangkutan.
Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa Loan To Deposit Ratio (LDR)
mempunyai hubungan yang negatif terhadap harga.
Perubahan harga saham di bursa atau pasar sekunder lebih dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah faktor internal perusahaan.
Dengan lebih memperhatikan pada kinerja keuangan perusahaan yang merupakan
faktor internal perusahaan yang dapat dilihat melalui rasio-rasio keuangan
perusahaan investor dapat memprediksi prospek keuntungan dalam berinvestasi.
Perusahaan yang baik kinerjanya akan mempunyai harga saham yang tinggi
keuangan perusahaan, dimana semakin tinggi harga saham maka suatu perusahaan
akan dikatakan semakin baik kinerjanya.
2.3.2. Hipotesis
Berdasarkan hubungan antara landasan teori, kerangka konseptual terhadap
perumusan masalah maka hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan
dalam penelitian ini yang diajukan yaitu : Capital Adequacy Ratio (CAR), Return
on Risked Assets (RORA), Net Interest Margin (NIM), Return on Assets (ROA)
dan Loan to Deposit Ratio (LDR) baik secara parsial maupun simultan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun
2006 sampai dengan tahun 2010, dimana perbankan yang akan menjadi objek
penelitian ini.
3.2. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan (totality) obyek psikologis (psychological
objects) yang dibatasi oleh kriteria tertentu. Dalam penelitian ini yang dimaksud
obyek psikologis adalah laporan keuangan bank go public selama tiga tahun
2006-2010 yang memiliki ukuran populasi (population size)berjumlah 54, yaitu laporan
keuangan 18 bank selama tiga tahun. Populasi dalam penelitian ini merupakan
keseluruhan data laporan keuangan bank go public yang nantinya akan menjadi
cakupan kesimpulan penelitian. Populasi yang menjadi subyek dalam penelitian
ini adalah seluruh bank go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang
mengeluarkan laporan keuangan tahunan berdasarkan Surat Edaran No. 27/5/
UPPB tanggal 25 Januari 1995, yaitu perbankan diwajibkan mempublikasikan
laporan keuangan di media cetak dua kali setiap akhir Juni dan Desember.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data histories laporan
keuangan yang telah dikumpulkan atau dihimpun oleh Indonesian Capital Market
financial report laporan bank go public periode 2006-2010 yang dipublikasikan
untuk umum serta tercantum dalam direktori perbankan Indonesia yang
diterbitkan Bank Indonesia dan situs Bursa Efek Indonesia serta dari
sumber-sumber lainnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan lain-lain. Dokumentasi didalam
penelitian ini didapat dari data-data lunak dan tertulis berupa laporan keuangan
perusahaan perbankan yang terdaftar (listed) secara umum di Bursa Efek
Indonesia.
3.4. Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
3.4.1.Variabel Independen (X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang tidak
dipengaruhi atau tidak tergantung oleh variabel lain dengan kata lain variable
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan perusahaan perbankan yang diproksikan dengan rasio keuangan CAR,
terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010 sebanyak 18
perusahaan perbankan. Rasio keuangan tersebut meliputi:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR), (X1);
b. Return on Risked Assets (RORA), (X2);
c. Net Interest Margin (NIM), (X3);
d. Return On Asset (ROA), (X4);
e. Loan to Deposit Ratio (LDR), (X5).
3.4.2.Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham,
harga saham yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga saham
rata-rata perusahaan perbankan pada saat penutupan (closing price) tiga hari sebelum
dan setelah tanggal publikasi pada laporan keuangan perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2006-2010. Karena harga pasar pada
saat closing price merupakan harga yang dihasilkan oleh interaksi pasar atas
informasi yang diterima.
3.5. Metode Analisis Data
Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk
kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan
menggunakan analisis deskriptif dan uji asumsi klasik untuk mengukur pengaruh
kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan.
a. Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh dalam penelitian perlu diringkas dengan baik dan
teratur. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
tentang sekumpulan data yang diperoleh baik mengenai sample atau
populasi.
1) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang membandingkan
modal sendiri dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
Perbandingan ini dicari untuk mengukur kemampuan bank dalam
menanggung risiko yang mungkin terjadi sehingga kebutuhan nasabah
akan terjamin.
2) Return on Risked Assets (RORA) merupakan rasio antara pendapatan
operasi dengan risk assets. RORA mengukur kemampuan bank dalam
mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki dalam memperoleh
laba
3) Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang mengukur
kemampuan kinerja manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan
bunga bersih dari aktiva produktif yang dimiliki. Rasio ini
menggambarkan tingkat jumlah pendapatan bersih yang diperoleh
dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki bank.
4) Return On Asset (ROA) merupakan rasio perbandingan antara
mengukur kemampuan bank dalam mendapatkan laba bersih dengan
menggunakan seluruh aset yang ada.
5) Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio perbandingan total
kredit terhadap dana pihak ketiga. Perbandingan ini untuk
menunjukkan kemampuan likuiditas bank untuk menjadikan kreditnya
sebagai sumber likuiditas.
b. Uji asumsi Klasik
1). Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006: 110), uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah variabel independen dan variabel dependen
berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji
normalitas residual adalah uji statistic non parametric
kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis yaitu
H0 merupakan data berdistribusi normal dan H1 merupakan data yang
tidak berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas menurut Ghozali (2006:112) sebagai berikut:
a) jika data menyebar disekitas garis diagonal dan mengikuti arah
garis atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
b) jika data menyebar jauh dari diagonal dan /atau tidak mengikuti
distribusi normal maka model regresi tidak memnuhi asumsi
normalitas.
2). Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006: 111) uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi
antara variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi kolerasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat harga
VIF (Variance Inflation Factor) melalui SPSS. Menurut Ghozali
(2006: 92) nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance. Apabila nilai tolerence-nya
diatas 0,1 dan VIF dibawah 10, maka model regresi bebas dari
multikolinearitas.
3). Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2006: 105), uji heterokedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
(varians) antar satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas melainkan
homokedastisitas. Melalui SPSS dapat dilihat pola yang dihasilkan dari
scatter plot. Apabila scatter plot menunjukkan pola tertentu maka
Ghozali (2006: 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah:
a) jika terdapat pola tertentu, yaitu titiknya membentuk pola tertentu
dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas,
b) jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka
diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
4). Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2006: 95).
Autokorelasi muncul karena obesrvasi yang berututan sepanjang tahun
yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
c. Pengujian Hipotesis
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2010. Data
tersebut merupakan data sekunder yang telah diterbitkan dalam
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2011. Laporan
keuangan tersebut digunakan untuk menghitung rasio keuangan yang hasil
menimbulkan pengaruh terhadap harga saham, oleh karena itu dilakukan
pengujian dan analisis terhadap rasio keuangan yang telah dihitung.
Untuk mengetahui pola pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini,
maka disusun persamaan regresi berganda. Regresi berganda dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel
bebas (CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR) terhadap variabel terikat
(Harga Saham). Analisis regresi tersebut menghasilkan koefisien regresi
yang menunjukkan arah hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1. Data Penelitian
4.1.1.Deskripsi Obyek Penelitian
a. PT. Bank Central Asia Tbk. Bank BCA berdiri pada tanggal 10
Agustus 1955 di Jakarta dengan nama Bank N.V. Perseroan Dagang
Dan Inddustri semarang Knitting Factory. Dan pada tanggal 21 Mei
1974 No. 144, nama bank diubah menjadi PT. Bank Central Asia.
BCA semula merupakan penggabungan usaha antara Bank Sarana
Indonesia (1976), Bank Gemari (1976), dan IndoCommercial Bank
(1979). Pada tanggal 11 Mei 2000, bank ini merubah statusnya
menjadi bank go public dengan menawarkan sahamnya sebesar 66,4
juta lembar saham dengan nilai nominal Rp.500,00 dan nilai
penawaran sebesar Rp. 1400,00. Perubahan status BCA ini merupakan
usulan dari IBRA (Indonesian Bank Restructuring Agency) yang
bertujuan agar BCA tidak mengalami kesulitan likuiditas akibat krisis
ekonomi. Kepemilikan atas saham BCA diantaranya Farindo
Investment (Mauritius) Ltd. sebesar 51,15%, direksi sebesar 0,33%,
Antoni Salim sebesar 1,76%, dan sisanya sebesar 46.76% dimiliki oleh
public.
b. PT. Bank Negara Indonesia Tbk. PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
Berdiri pada tanggal Juli 1946 dengan nama Bank Negara Indonesia
pada tanggal 31 Juli 1992. Pada tanggal 25 November 1996 bank
dinyatakan go public, kemudian pada tanggal 28 Oktober 1996, bank
melakukan penawaran perdana sahamnya sebanyak 1.085.032.000
lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp. 500,00 dan harga
penawaran Rp.850,00 yang dilakukan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Kepemilikan atas saham perusahaan diantaranya
98,11% dipegang oleh Pemerintah Indonesia, dan sisanya sebesar
1,89% dikuasai oleh publik.
c. PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. PT. Bank Nusantara
Parahyangan berkantor di Bandung, dahulu bernama PT. Bank Pasar
Karya Parahyangan. Didirikan tanggal 18 Januari 1972 sesuai dengan
SK. BI No. 27/54/KEP/DIR tanggal 5 Agustus 1994. Bank Indonesia
telah menyetujui untuk meningkatkan status bank menjadi bank
devisa. Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar bank, ruang lingkup
kegiatan bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Pada
tahun 2000 bank telah melakukan penawaran umum sejumlah 50 juta
saham biasa atas nama dengan harga penawaran Rp.525, per saham,
dan 20 juta waran seri 1 yang menyertai saham biasa atas nama,
sampai saat ini bank mempunyai cabang-cabang di Bandung, Jakarta,
Surabaya, Cirebon, Denpasar, Majalaya, dan Serang.
d. PT. Bank Rakyat Indonesia didrikan pada tanggal 18 Desember 1968
berdasarkan Undang-undang No.21 Tahun 1968. Pada tanggal 29
No.21 tahun 1992, bentuk badan hukum BRI diubah menjadi
perusahaan perseroan (Persero). Pengalihan BRI menjadi persero
diaktakan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992. Anggaran dasar
BRI telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan akta
No.7 tanggal 4 September 1998 pasal 2 tentang jangka waktu
berdirinya perseroan dan pasal 3 tentang maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha. Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar BRI yang terakhir,
ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan menunjang
kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan
usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan sesuai dengan
prinsip syariah.
e. PT. Bank Danamon Tbk. Bank Danamon berdiri dan mulai beroperasi
sejak bulan Juli 1956 dengan nama PT. Bank Kopra dan mulai
terdaftar sebagai bank komersial pada bulan September 1956 dan
menjadi Foreign Exchange Bank pada bulan November 1998. Nama
Bank Kopra Indonesia berganti dengan nama PT.Bank Persatuan
Indonesia pada tahun 1958 dan pada tanggal 11 Desember 1976
berubah menjadi Bank Danamon. Bank Danamon merupakan
penggabungan dari: Asia-Afrika Banking Corp. (1981), PT.Bank Delta
tanggal 6 Juni1996, PT. PDFCI pada tanggal 20 Desember 1999,
ini tercatat di Bursa Efek Jakarta tanggal 8 Desember 1989. Sampai
pada akhir tahun 2003, kepemilikan atas saham bank dimiliki oleh
Asia Financial Indonesia sebesar 61,88%, dan pemerintah Indonesia
sebesar 28,36%, dan sisanya sebesar 9,76% dimiliki oleh publik.
f. PT. Bank Kesawan Tbk. PT. Bank Kesawan Tbk. berdiri di Medan
dengan nama NV. Chunghwa Shangyeh (The Chinese Trading
Company limited), tahun 1913. Bank melakukan usaha sebagai bank
umum pada tahun 1958, pada tahun 1965 bank berganti nama menjadi
PT. Bank Kesawan untuk lebih memantapkan positioning bank dan
untuk pengembangan usaha yang lebih baik, pada tahun 1990 kantor
pusat bank pindah ke Jakarta. Pada tahun 1996 mendapatkan izin
peningkatan status menjadi bank umum devisa. Pada tahun 2000
terjadi pengambil alihan kepemilikan saham PT. Dormex Corporation
sebagai pemegang saham mayoritas PT. Bank Kesawan kepada pihak
pemegang saham baru dan mengubah system manajemen menjadi
profesional manajemen. Pada tahun 2002 bulan November melakukan
penawaran umum perdana sejumlah 78,8 juta lembar saham melalui
Bursa Efek Jakarta
g. PT. Bank Mandiri Tbk. PT. Bank Mandiri Tbk. berdiri tepatnya pada
tanggal 2 Oktober 1998. PT. Bank Mandiri merupakan suatu
penggabungan usaha atau merger dari beberapa badan atau lembaga
keuangan perbankan lainnya yang dianggap tidak memenuhi
sehingga terkena likuidasi. Perusahaan tersebut diantaranya PT. Bank
Bumi Daya, PT.Bank. Dagang Negara, PT. Bank Ekspor Impor, dan
PT. Bank Pembangunan Indonesia. Setelah diadakan penggabungan
usaha atau merger dari empat lembaga keuangan perbankan tadi, dan
sejalan dengan proses perkembangannya, PT. Bank Mandiri menjadi
perusahaan perbankan yang terbesar dan terluas di Indonesia.
h. PT. Bank Internasional Indonesia Tbk. PT. Bank Internasional
Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 13 Oktober 1959 dengan nama
PT. Bank Internasional Indonesia. Merupakan hasil dari merger
PT. Bank Tabungan Umum 1859 pada tahun 1979. PT. Bank
Internasional Indonesia Tbk melakukan penawaran perdana sahamnya
pada bulan Oktober 1989 sejumlah 12 juta lembar dengan nilai
nominal Rp. 1000,00 per lembar. Saham bank masuk bursa pada
tanggal 21 November 1989. Kepemilikan atas saham bank ini
diantaranya oleh Sorak Financial Holdings Pte.Ltd. sebesar 56,88%,
PT.PPA qq menteri Keuangan Republik Indonesia sebesar 20,78% dan
sisanya sebesar 22,34% dimiliki oleh publik.
i. PT. Bank Swadesi Tbk. PT. Bank Swadesi Tbk. didirikan pada tahun
1968 dengan nama PT. Bank Pasar Swadesi. Anggaran dasar bank
telah mengalami perubahan beberapa kali, yang terakhir dengan akta
No. 44 tanggal 15 November 2001, yang berisi tentang perubahan dan
penyusunan kembali anggaran dasar bank agar sesuai dengan