SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP
HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
OLEH:
SAMITA DOMIYANTI
080522068
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONIMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yng berjudul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaian beban akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudia hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, 04 Juli 2012
SAMITA DOMIYANTI NIM. 080522068
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham. Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia periode 2006-2010 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas bertentangan dengan peryataan kinerja keuangan perusahaan akan menjadi tolok ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan teknik pengumpulan data yaitu studi dokumentasi serta teknik analisis data yaitu Analisis Regresi Berganda.
Berdasarkan analisa data dan pembahasan dalam penelitian diketahui dari tabel Anova dengan hasil F hitung adalah sebesar 19,181 > F tabel 4,76 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 > 0,05 yang artinya bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Interest Margin
(NIM), Return On Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Berdasarkan tabel Coefficient dapat diketahui bahwa secara parsial variabel RORA dengan nilai t hitung 2,092.> t tabel 2,120 dan nilai sig sebesar 0, 058 > 0,05 dapat disimpulkan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variabel CAR, NIM, ROA dan LDR dengan nilai t hitung < t tabel disimpulkan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Kata Kunci : Kinerja Keuangan dan Harga Saham
ABSTRACT
FINANCIAL ANALYSIS OF INFLUENCE PRICE OF SHARES REGISTERED IN
STOCK EXCHANGE INDONESIA
Financial ratios good reflect financial condition who good also, so the will affect stock prices. But the fact is happening in the banking company listed on the Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period does not necessarily indicate growth in the share price to rise despite the financial ratios, and vice versa, a decrease of financial ratios are not always followed by a decline in stock prices, this is clearly contrary with the statement of financial performance of the company will become a benchmark on how much risk will be borne by investors to ensure the performance of the company is in a good or bad is done by analyzing the financial ratios from financial statements. So theoretically if the company's financial performance has increased, the share price will reflect the increase in stock prices and vice versa.
As for the objectives of this study was to determine whether there is influence of the company's financial performance against the banking company's stock price listed on the Indonesia Stock Exchange. With the data collection techniques and documentation study data analysis techniques, namely Multiple Regression Analysis.
Based on data analysis and discussion in a research note from Anova table with the count is equal to 19.181 F> F table with a 4.76 significant level of 0.000> 0.05, which means that the variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets risked (RORA ), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) and the Loan to Deposit Ratio (LDR) of the company to simultaneously have an influence on the company's stock price.
Based on Coefficient table can be seen that the partial RORA variable with a value of 2.092 t count.> T table 2.120 and sig value of 0, 058> 0.05 can be inferred to have significant influence on stock prices, while for the variable CAR, NIM, ROA and LDR with a value of t calculated <t table have not concluded a significant influence on stock prices
Keywords: Financial Performance and Stock Prices
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim...
Skripsi ini berjudul “ ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
2. Bapak Drs. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS selaku Ketua Departemen Akuntansi dan Drs. Hotmal Jafar, MM selaku Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi
dan Dra. Mutia Ismail, M.Si selaku sekretaris Program Studi akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara,
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, MSi, Ak selaku Dosen Pembimbing Penulis, yang telah banyak meluangkan waktunya dalam membimbing dan memberikan masukan-masukan yang bermanfaat dalam menghadapi masa depan yang kami hadapi nantinya,
5. Bapak/Ibu Dosen Pembaca Penilai yang telah memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan skripi ini,
terima kasih telah menemani dan mengisi hari-hariku selama masa perkuliahan. Dan semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi minor ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari dikarenakan adanya keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis, skripsi minor ini masih jauh dari sempurna, karena itu penulis memohon maaf atas segala kesalahan dan hal-hal yang kurang berkenan di hati pembaca. Kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya skripsi ini di masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengharapkan agar laporan tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis sendiri pada khususnya.
Medan, Juli 2012
Penulis
Samita Domiyanti
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 7
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis ... 8
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis ... 21
2.3.1. Kerangka Konseptual ... 21
2.3.2. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian ... 25
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 70
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 71
5.3. Saran ... 71
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Penelitian Terdahulu ... 21
Tabel 2 CAR ... 44
Tabel 3 RORA ... 46
Tabel 4 NIM ... 48
Tabel 5 ROA ... 52
Tabel 6 LDR ... 54
Tabel 7 Harga Saham ... 57
Tabel 8 Dascriptive Statistics ... 63
Tabel 9 Durbin Watson Test Bound Output SPSS Regresi Linier Berganda ... 64
Tabel 10 Output SPSS Uji Koefisien Determinasi ... 66
Tabel 11 Output SPSS Ujit t ... 67
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kerangka Konseptual ... 24
Gambar 2 Histogram : Dependent variabel ... 59
Gambar 3 Output SPSS Normal P. Plot ... 60
Gambar 4 Output SPSS Uji Multikolinearital ... 61
Gambar 5 Output SPSS Uji Heterokedastisitas ... 62
ABSTRAK
ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham. Akan tetapi kenyataan yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia periode 2006-2010 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham meskipun rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya, penurunan rasio keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal ini jelas bertentangan dengan peryataan kinerja keuangan perusahaan akan menjadi tolok ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis jika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga sebaliknya.
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dengan teknik pengumpulan data yaitu studi dokumentasi serta teknik analisis data yaitu Analisis Regresi Berganda.
Berdasarkan analisa data dan pembahasan dalam penelitian diketahui dari tabel Anova dengan hasil F hitung adalah sebesar 19,181 > F tabel 4,76 dengan taraf signifikan sebesar 0,000 > 0,05 yang artinya bahwa variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Risked Assets (RORA), Net Interest Margin
(NIM), Return On Assets (ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan secara simultan mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan.
Berdasarkan tabel Coefficient dapat diketahui bahwa secara parsial variabel RORA dengan nilai t hitung 2,092.> t tabel 2,120 dan nilai sig sebesar 0, 058 > 0,05 dapat disimpulkan mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan untuk variabel CAR, NIM, ROA dan LDR dengan nilai t hitung < t tabel disimpulkan tidak mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham
Kata Kunci : Kinerja Keuangan dan Harga Saham
ABSTRACT
FINANCIAL ANALYSIS OF INFLUENCE PRICE OF SHARES REGISTERED IN
STOCK EXCHANGE INDONESIA
Financial ratios good reflect financial condition who good also, so the will affect stock prices. But the fact is happening in the banking company listed on the Indonesia Stock Exchange 2006-2010 period does not necessarily indicate growth in the share price to rise despite the financial ratios, and vice versa, a decrease of financial ratios are not always followed by a decline in stock prices, this is clearly contrary with the statement of financial performance of the company will become a benchmark on how much risk will be borne by investors to ensure the performance of the company is in a good or bad is done by analyzing the financial ratios from financial statements. So theoretically if the company's financial performance has increased, the share price will reflect the increase in stock prices and vice versa.
As for the objectives of this study was to determine whether there is influence of the company's financial performance against the banking company's stock price listed on the Indonesia Stock Exchange. With the data collection techniques and documentation study data analysis techniques, namely Multiple Regression Analysis.
Based on data analysis and discussion in a research note from Anova table with the count is equal to 19.181 F> F table with a 4.76 significant level of 0.000> 0.05, which means that the variable Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets risked (RORA ), Net Interest Margin (NIM), Return On Assets (ROA) and the Loan to Deposit Ratio (LDR) of the company to simultaneously have an influence on the company's stock price.
Based on Coefficient table can be seen that the partial RORA variable with a value of 2.092 t count.> T table 2.120 and sig value of 0, 058> 0.05 can be inferred to have significant influence on stock prices, while for the variable CAR, NIM, ROA and LDR with a value of t calculated <t table have not concluded a significant influence on stock prices
Keywords: Financial Performance and Stock Prices
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Investasi saham sangat rentan terhadap situasi politik dan ekonomi. Bursa
saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan
dan seringnya aksi demonstrasi yang terjadi. Keadaan-keadaan seperti itu sering
menyebabkan investor luar negeri dan bahkan dalam negeri kehilangan
kepercayaan terhadap investasi, demikian juga halnya di Indonesia. Akhirnya
dapat ditebak akibatnya adalah merosotnya nilai harga saham. Naik turunnya
harga saham dapat juga tergantung dari kekuatan tarik menarik antara permintaan
dan penawaran akan saham di pasar modal. Mengingat pentingnya informasi
mengenai harga saham maka perlu diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Para investor dalam melakukan transaksi jual beli saham, dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu faktor mikro perusahaan dan faktor makro ekonomi.
Faktor mikro (internal perusahaan) yang mempengaruhi transaksi perdagangan
saham antara lain deviden, tingkat keuntungan yang diperoleh, tingkat resiko,
kinerja perusahaan dan corporate action yang dilakukan perusahaan tersebut. Sedangkan faktor makro (eksternal perusahaan) adalah tingkat perkembangan
inflasi, nilai tukar atau kurs rupiah, suku bunga, keadaan perekonomian, dan
kondisi sosial politik negara yang bersangkutan. Untuk mengurangi resiko saham
Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal adalah persepsi
mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Untuk menilai kewajaran
tersebut, maka investor akan melihat informasi tentang kondisi dan kinerja
keuangan perusahaan. Analisis laporan keuangan sangat dibutuhkan untuk
memahami informasi laporan keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan
alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan bermanfaat untuk melakukan
klasifikasi atau prediksi terhadap harga saham. Analisis rasio keuangan
didasarkan pada data keuangan historis yang tujuan utamanya memberikan
indikasi kinerja tidak terlepas dari informasi akuntansi. Penulis akan menganalisis
salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu kinerja keuangan
perusahaan.
Informasi keuangan sebagai instrumen data akuntansi diharapkan mampu
menggambarkan realita ekonomi. Oleh karena itu, pengujian terhadap kandungan
informasi akan dapat mempengaruhi reaksi pasar atas tingkat pengembalian
(return). Untuk mengetahui informasi keuangan yang dihasilkan bermanfaat untuk memprediksi harga saham, maka dilakukan analisis rasio keuangan. Seperangkat
laporan keuangan utama belum dapat memberikan manfaat maksimal bagi
pemakai sebelum pemakai menganalisis laporan keuangan tersebut dalam bentuk
rasio keuangan. Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan
kekayaan perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan atau
fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan penawaran dan permintaan yang
terjadi di bursa (pasar sekunder). Semakin banyak investor yang ingin membeli
investor yang ingin menjual atau melepaskan suatu saham, harganya semakin
bergerak turun. Secara umum, semakin banyak kinerja suatu perusahaan semakin
tinggi laba usahanya dan semakin banyak keuntungan yang dapat dinikmati oleh
pemegang saham, juga semakin besar kemungkinan harga saham akan naik.
Meskipun demikian saham yang memiliki kinerja baik sekalipun, harganya bisa
saja turun karena keadaan pasar. Saham yang memiliki kinerja baik meskipun
harganya menurun keras karena keadaan pasar yang jelek (bearish) yang menyebabkan kepercayaan terhadap pemodal terguncang, saham ini tidak akan
sampai hilang jika kepercayaan pemodal pulih. Siklus ekonomi membaik ataupun
hal-hal lain membaik (bullish), maka harga saham yang baik ini akan kembali naik. Kinerja perusahaan dapat dinilai melalui berbagai macam variabel atau
indikator, sumber utama variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian
adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan laporan ini
dapat dihitung sejumlah rasio keuangan yang lazim dijadikan dasar kinerja
perusahaan. Dari beberapa pernyataan itu maka terhadap perusahaan yang telah
mempunyai status go public, kinerjanya dapat dinilai melalui perubahan pada harga dan return sahamnya dikarenakan perubahan harga saham bagi perusahaan
yang telah go public merupakan fungsi dari nilai suatu perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan adalah suatu tampilan tentang kondisi
keuangan perusahaan selama periode waktu tertentu. Menurut keputusan Menteri
Keuangan No: 740/KMK.00/1989 tanggal 28 juni 1989, bahwa yang dimaksud
dengan kinerja adalah prestasi yang dicapai oleh perusahaan dalam periode
berdasar pada ketentuan tersebut maka untuk mengetahui prestasi atau hasil yang
telah dicapai oleh suatu perusahaan dapat dilakukan penilaian terhadap kinerja
keuangan perusahaan dalam kurun waktu atau periode tertentu.
Analisis rasio keuangan perusahaan merupakan salah satu alat untuk
memperkirakan atau mengetahui kinerja perusahaan yang melakukan
penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi pada pihak manajemen,
karena pada dasarnya untuk menganalisis kinerja perusahaan digunakan analisis
fundamental (kondisi internal perusahaan). Analisis fundamental merupakan
analisis yang berkaitan dengan kondisi internal atau keuangan perusahaan. Untuk
menganalisis rasio keuangan pada umumnya ada empat jenis yaitu rasio likuiditas
yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo, rasio solvabilitas
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana aktiva
perusahaan dibayar dengan utang, rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya, dan rasio
profitabilitas yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan
perusahaan dalam memperoleh laba. Oleh karena itu, pengelola perusahaan
dalam hal ini perusahaan perbankan melakukan operasinya dituntut untuk dapat
menjaga keseimbangan antara pemeliharaan likuiditas yang cukup dengan
pencapaian rentabilitas yang wajar, serta pemenuhan modal yang memadai sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia, maka untuk mengurangi risiko didalam
berinvestasi saham dibutuhkan informasi yang aktual, akurat, dan transparan yang
keuangan perusahaan, hal ini untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan,
karena dengan mengetahui informasi dari kondisi laporan keuangan perusahaan
investor dapat memilih dan menyeleksi saham mana yang dinilai akan lebih
menguntungkan nantinya sebelum mengambil keputusan berinvestasi.
Dengan rasio keuangan yang baik akan mencerminkan kondisi keuangan
yang baik pula, sehingga akan mempengaruhi harga saham. Akan tetapi kenyataan
yang terjadi pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta
periode 2006-2008 tidak selalu menunjukkan pertumbuhan pada harga saham
meskipun rasio keuangan mengalami kenaikan, demikian pula sebaliknya,
penurunan rasio keuangan tidak selalu diikuti dengan penurunan harga saham, hal
ini jelas bertentangan dengan peryataan kinerja keuangan perusahaan akan
menjadi tolok ukur seberapa besar risiko yang akan ditanggung investor untuk
memastikan kinerja perusahaan berada dalam keadaan baik atau buruk dilakukan
dengan menganalisa rasio keuangan dari laporan keuangan. Jadi secara teoritis
jika kinerja keuangan perusahaan mengalami peningkatan, maka harga saham
akan merefleksikannya dengan peningkatan harga saham demikian juga
sebaliknya.
Hasil penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan penilaian terhadap
kinerja keuangan bank go public yang berkaitan terhadap pergerakan harga saham adalah Anita Ardiani menyatakan bahwa secara simultan atau bersama-sama antara
CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap
perubahan harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEJ sedangkan untuk
ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Hanry Dwi Purnomo dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa rasio CAR dan ROA secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2003-2005,
sedangkan untuk rasio RORA dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005. Secara simultan atau bersama-sama
kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, ROA dan LDR
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005. Dari hasil kedua
penelitian sebelumnya tersebut dapat diketahui bahwa hasil analisa terhadap
penilaian kinerja keuangan bank serta pengaruhnya terhadap harga saham
memiliki hasil yang berlainan, sehingga berdasarkan penelitian sebelumnya
dalam penelitian ini akan dikaji lebih lanjut kebenaran yang ada sehingga apa
yang menjadi hasil pada penelitian nanti diharapkan dapat mempertegas persepsi
dan memperkuat teori yang sudah ada.
Atas dasar penelitian tersebut diatas, serta teori yang menyatakan bahwa
nilai saham mewakili nilai perusahaan (kinerja keuangan) perusahaan perbankan
go public terhadap harga saham dan berdasarkan atas fenomena tersebut, maka
Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham Yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
1.2Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah apakah Capital Adequacy Ratio (CAR),
Return on Risked Assets (RORA), Net Interest Margin (NIM), Return on Assets
(ROA) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh terhadap harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh kinerja
keuangan perusahaan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini di harapkan akan memperoleh manfaat antara lain:
1. bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan mengenai harga saham jika
dinilai dari kinerja keuangan,
2. bagi civitas akademik, sebagai bahan kajian dalam penelitian sejenis di
waktu yang akan datang dan dapat dijadikan sumber bacaan yang dapat
menambah wacana baru sebagai sumber pustaka,
3. bagi pihak manajemen perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi pihak
manajemen perusahaan perbankan sebagai masukan atau dasar untuk
yang baik, bahwa rasio keuangan yang baik menunjukkan prospek
perusahaan di masa yang akan datang,
4. bagi investor, hasil dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
pengaruh dari penilaian keuangan perusahaan terhadap harga saham yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1Tinjauan Teoritis
2.1.1 Sektor Perbankan
a. Pengertian Bank
Menurut Undang-undang Nomor 10 tahun 1998 mengenai
perubahan undang-undang Nomor 7 tahun 1997 tentang perbankan,
menyebutkan bahwa perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,
serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
Sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Pengertian yang lebih teknis dapat ditemukan pada Surat
Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 792 Tahun 1990 dan Standar
Akuntansi Keuangan (SAK). Berdasarkan SK Menteri Keuangan RI
Nomor 792 tahun 1990 pengertian bank adalah: “Bank merupakan
suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan
penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna
membiayai investasi perusahaan”. Sedangkan pengertian bank menurut
adalah: “Bank adalah suatu lembaga yang berperan sebagai perantara
keuangan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan
pihak-pihak yang memerlukan dana serta sebagai lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran”.
b. Fungsi Bank
Fungsi dari bank dapat di klasifikasikan dalam beberapa
pengertian antara lain:
1) agent of trust, dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan baik dalam hal penghimpunan maupun penyaluran
dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila
dilandasi oleh unsur kepercayaan,
2) agent of development, tugas bank sebagai penghimpun dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil,
3) agent of services, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa bank ini antara
lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang
berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian
tagihan.
c. Peranan Bank
Bank mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendorong
pertumbuhan perekonomian suatu bangsa, karena bank adalah:
1) pengumpul dana dari masyarakat yang kelebihan dana (atau
masyarakat yang membutuhkan dana (atau defisit spending unit / DSU),
2) tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat,
3) pelaksana dan memperlancar lalu lintas pembayaran dengan aman,
praktis dan ekonomis,
4) penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C
(Letter of Credit),
5) penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi.
d. Jenis Perbankan
Jenis Perbankan menurut Undang- Undang pokok perbankan
nomor 7 tahun 1992 yang kemudian ditegaskan kembali dengan
dikeluarkannya Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998. Bank terdiri
dari dua jenis yaitu:
1) bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran,
2) bank perkreditan rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas
2.1.2 Saham
a. Pengertian Saham
Bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal adalah
saham. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas
perusahaan penerbitnya. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan
atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan terbuka.
Saham dapat diperjualbelikan pada bursa efek, yaitu tempat yang
dipergunakan untuk memperdagangkan efek sesudah pasar perdana.
Penerbitan surat berharga saham akan memberikan berbagai
keuntungan bagi perusahaan perbankan.
b. Nilai Saham
Nilai suatu saham berdasarkan fungsinya dapat dibagi atas tiga
kelompok:
1) par value (nilai nominal), disebut juga stated value atau face value
atau menurut bahasa Indonesia disebut sebagai nilai nominal. Nilai
nominal suatu saham adalah nilai yang tercantum pada saham yang
bersangkutan yang berfungsi untuk tujuan akuntansi. Nilai ini tidak
digunakan untuk mengukur sesuatu,
2) base price (nilai/ harga dasar), harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham yang dipergunakan
didalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar suatu saham
baru merupakan harga perdananya. Harga dasar ini dapat berubah
3) market price (nilai /harga pasar) merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu
saham pada pasar yang sedang berlangsung. Apabila pasar bursa
efek sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya
(closing price). Jadi harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.
c. Bentuk Saham
Bentuk saham dapat dikelompokkan dalam tiga kategori saham
yaitu:
1) berdasarkan hak tagih atau klaim ada dua jenis yaitu saham biasa
(common stock) adalah jenis saham yang memiliki hak klaim berdasar laba/rugi yang diperoleh perusahaan dan saham preferen
(prefered stock) merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antar obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga
bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki,
2) berdasarkan peralihan hak ada dua bagian antara lain saham atas
unjuk adalah jenis saham yang memiliki karakteristik tidak
tercantum nama pemilik dengan tujuan agar saham tersebut dapat
dengan mudah dipindah tangankan dari suatu investor ke investor
lainnya dan saham atas nama mencantumkan nama dari pemilik
saham pada lembar saham. Saham atas nama juga dapat dipindah
3) berdasarkan kinerja saham ada dua jenis saham yaitu blue chip stock merupakan saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi sebagai leader di industri sejenis, memiliki
pendapatan yang stabil dan onsisten dalam membayar deviden; income stock merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar deviden ebih tinggi dari rata-rata deviden
yang dibayarkan pada tahun sebelumnya; growth stock merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan
yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi; speculative stock adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari
tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan
yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti dan counter cyclical stock merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
d. Harga Saham
Nilai pasar dari sekuritas merupakan harga pasar dari sekuritas
itu sendiri. Untuk sekuritas yang diperdagangkan dengan aktif, nilai
pasar merupakan terakhir yang dilaporkan pada saat sekuritas terjual.
Harga saham adalah nilai suatu saham yang mencerminkan kekayaan
perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut, dimana perubahan
atau fluktuasinya sangat ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
banyak investor yang ingin membeli atau menyimpan saham, harganya
semakin naik.
Sebaliknya semakin banyak investor yang ingin menjual atau
melepaskan suatu saham, maka harganya semakin bergerak turun.
Saham ini tidak akan sampai hilang, jika kepercayaan pemodal pulih,
siklus ekonomi membaik ataupun hal-hal lain membaik (bullish).
Maka harga saham yang baik ini akan kembali naik, jadi risiko dari
pemegang suatu saham adalah turunnya harga saham. Cara
mengatasinya adalah menahan saham tersebut untuk waktu yang cukup
lama sampai keadaan pasar membaik kembali.
2.1.3 Analisa Sekuritas
Untuk menentukan harga saham terdapat dua pendekatan, yaitu
analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental
menekankan bahwa faktor-faktor fundamental mempengaruhi harga saham
karena menitikberatkan pada analisis rasio keuangan. Melalui analisis
rasio keuangan dapat diperoleh informasi atau gambaran tentang kondisi
keuangan perusahaan dan hasil operasional yang telah dicapai oleh
perusahaan tersebut. Jadi dapat disimpulkan dalam hal ini yang coba
diangkat dalam penelitian ini adalah mengenai bagaimana mengetahui
kinerja perusahaan perbankan yang diukur dengan tiap rasio-rasio
keuangan serta bagaimana pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham
a. Analisis Fundamental merupakan salah satu cara yang lazim
digunakan oleh para pemodal untuk menilai saham. Analisis
fundamental memiliki asumsi dasar bahwa harga saham tidaklah
diukur dari standar harga di pasar, melainkan diprediksikan terlebih
dahulu dengan analisis perusahaan.
b. Analisis Teknikal didahului dengan asumsi dasar bahwa harga saham
terbentuk dari hasil spekulasi. Kegiatan spekulasi tersebut
menitikberatkan pada trend yang dibentuk harga saham pada periode
yang lalu dan tidak ada hubungannya dengan nilai intrinsic saham.
Kenaikan dan penurunan harga saham pada periode sebelumnya
digunakan untuk memprediksi harga saham pada periode berikutnya.
Trend harga saham menjadi tolok ukur untuk memprediksi harga
saham periode berikutnya.
3 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan
perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu
perusahaan pada umumnya berfokus pada laporan keuangannya disamping
data-data non keuangan lain yang bersifat sebagai penunjang. Informasi
kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam
menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada. Pengukuran kinerja
kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan
sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), kinerja perusahaan dapat
diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan.
Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu seringkali
digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja
di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai
seperti pembayaran dividen, upah, pergerakan harga sekuritas dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh
tempo. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari
kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber
dayanya.
Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi
karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar
perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan
dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan
manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Penilaian kinerja perbankan penting dilakukan baik oleh manajemen,
pemegang saham, pemerintah dan pihak lain yang berkepentingan dan
terkait dengan distribusi kesejahteraan di antara mereka. Ketentuan tingkat
kesehatan bank dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai tolok ukur
keuangan pada sektor perbankan ini menggunakan pengukuran kinerja
konvensional yang diukur dengan berdasarkan pada nilai rasio-rasio
keuangannya yaitu CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR.
4 Analisa Rasio Keuangan
Analisa rasio keuangan adalah studi tentang informasi yang
menggambarkan hubungan diantara berbagai akun dari laporan keuangan
yang mencerminkan keadaan serta hasil operasional perusahaan. Sumber
data yang digunakan untuk melakukan analisa rasio keuangan adalah
laporan keuangan yang telah melalui proses pemeriksaan (Auditing). Rasio
keuangan adalah ukuran tingkat atau perbandingan antara dua variabel
keuangan. Dengan demikian bila hubungan tersebut adalah hubungan
matematik antara pos keuangan dengan pos lainnya, atau antara
jumlah-jumlah di neraca dengan jumlah-jumlah-jumlah-jumlah di laporan laba rugi atau
sebaliknya maka yang timbul adalah rasio keuangan.
Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara
item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba). Ada 5
jenis rasio keuangan yaitu:
a. leverage ratios memperlihatkan berapa hutang yang digunakan untuk perusahaan,
c. efficiency atau turnover atau asset management ratios mengukur seberapa efektif peusahaan mengelola aktivanya,
d. profitability ratios digunakan untuk mengukur kemampuan peusahaan menghasilkan laba,
e. market-values ratios memperlihatkan bagaimana perusahaan dinilai oleh investor di pasar modal.
Kasmir (2008: 217) menyatakan bahwa rasio keuangan bank
mempunyai tiga jenis rasio, yaitu:
a. rasio likuiditas yang bertujuan untuk mengukur seberapa likuid suatu
bank dalam melayani nasabahnya,
b. rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam
mencapai tujuannya,
c. rasio rentabilitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha
dan profitabilitas yang dicapai bank dalam suatu periode tertentu.
Rasio keuangan ini berfungsi sebagai ukuran dalam menganalisis
laporan keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan yang berhubungan
dengankinerja perusahaan perbankan.
1. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio perbandingan modal sendiri bank dengan kebutuhan modal yang tersedia setelah dihitung
margin risk (pertumbuhan risiko) dari akibat yang berisiko (ATMR).
Rumus CAR adalah
ATMR Modal
Return On Risked Assets (RORA) merupakan rasio antara pendapatan operasi dengan risk asset. RORA mengukur kemampuan bank dalam
berusaha mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki untuk
memperoleh laba.
Rumus RORA adalah
Assets
3. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio keuangan yang mengukur kemampuan bank dalam menghasilkan net interest income atas pengelolaan besar aktiva produktif. Rasio ini menggambarkan tingkat
jumlah pendapatan bunga bersih yang diperoleh dengan menggunakan
aktiva produktif yang dimiliki oleh bank Dengan kata lain semakin
tinggi nilai NIM suatu bank maka akan semakin tinggi pula harga
sahamnya, sehingga NIM mempunyai hubungan yang positif terhadap
harga saham.
Rumus NIM adalah
Assets
Return On Assets (ROA) merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan atau laba (profitabilitas) pada tingkat
pendapatan, asset dan modal saham tertentu. Semakin besar ROA
bank, semakin besar pula posisi bank tersebut dan semakin baik pula
Rumus ROA adalah
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio keuangan perusahaan bank yang berhubungan dengan aspek likuiditas. Likuiditas bank adalah
kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya, dapat
membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi
permintaan kredit yang diajukan oleh para debiturnya tanpa terjadi
penangguhan.
Rumus LDR adalah
Ketiga
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan pengaruh kinerja keuangan
kaitannya dengan perubahan harga saham.
Tabel 1 Penelitian Terdahulu
Peneliti (Tahun) Variabel Hasil penelitian
Anita Ardiani BOPO berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan dan secara parsial CAR, RORA dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEJ sedangkan untuk ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta
Dependent - LDR
yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, ROA dan LDR berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham.
Anita Ardiani (2007) menyatakan bahwa secara simultan atau bersama-sama
antara CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Sedangkan secara parsial CAR, RORA dan LDR berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan di BEJ sedangkan untuk
ROA, NPM dan BOPO tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Jakarta. Sedangkan Hanry Dwi
Purnomo dalam penelitiannya menunjukkan bahwa rasio CAR dan ROA secara
parsial berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode tahun 2003-2005,
sedangkan untuk rasio RORA dan LDR tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap perubahan harga saham perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005. Secara simultan atau bersama-sama
kinerja keuangan yang diproksikan dengan rasio CAR, RORA, ROA dan LDR
berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) periode 2003-2005.
Dari kedua penelitian terdahulu terdapat perbedaan hasil analisis, dimana
anita ardiani (2007) dan hanry dwi purnomo. Anita dan Hanry menyatakan bahwa
secara parsial tidak seluruh rasio yang digunakan berpengaruh terhadap harga
saham. Oleh karena itu, peneliti ingin mempertegas hasil yang telah dilakukan
2.3 Kerangka Konseptual Dan Hipotesis
1. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang
telah diketahui pada masalah tertentu. Berdasarkan latar belakang
masalah, tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian terdahulu, maka
KINERJA KEUANGAN
Gambar 1 Kerangka Konseptual
Aspek Capital yaitu CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio jumlah equity yang diklasifikasikan terhadap jumlah kredit yang disalurkan,
yang menunjukkan kemampuan permodalan dan cadangan yang digunakan
untuk menunjang operasi perusahaan. Pada dasarnya semakin tinggi CAR maka
akan semakin tinggi pula harga saham, karena bank yang mempunyai modal
yang cukup untuk melakukan kegiatan usahanya dan cukup pula menanggung
resiko, apabila bank tersebut di likuidasi. Semakin tinggi CAR juga dapat
menggambarkan bank tersebut semakin solvabel.
Aspek Asset yaitu Return On Risk Asset (RORA) untuk mengukur kemampuan bank dalam mengoptimalkan aktiva yang dimiliki untuk memperoleh
Capital Adequacy Ratio
(CAR)
Return on Risked Assets
(RORA)
Net Interest Margin
(NIM)
Return on Assets
(ROA)
Loan to Deposit Ratio
(LDR)
H3
H4
H5
H2
H1
laba. Semakin tinggi RORA maka akan semakin tinggi pula harga saham. Aspek
manajemen yaitu Net Interest Margin (NIM). Rasio ini berfungsi untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan tingkat kembalian
keuntungan bunga bersih terhadap pengelolaan aktiva produktifnya. Jika tingkat
kembalian keuntungan atas bunganya tinggi maka akan diikuti kenaikan harga
saham. Hal ini berarti NIM memiliki hubungan yang positif terhadap harga
saham.
Aspek rentabilitas atau profitabilitas dalam dunia perbankan dapat
dihitung dengan Return On Assets (ROA). Tinggi rendahnya ROA juga mempengaruhi harga saham. ROA yang tinggi, berarti rasio profitabilitasnya juga
tinggi. Aspek likuiditas yaitu Loan to Deposit ratio (LDR). Tinggi rendahnya LDR
juga akan mempengaruhi harga saham. Rasio tersebut merupakan rasio kredit
yang diberikan terhadap dana pihak ketiga yang diterima oleh bank yang
bersangkutan. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa Loan To Deposit Ratio
(LDR) mempunyai hubungan yang negatif terhadap harga.
Berdasarkan uraian diatas maka perubahan harga saham di bursa
atau pasar sekunder lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya
adalah faktor internal perusahaan. Dengan lebih memperhatikan pada kinerja
keuangan perusahaan yang merupakan faktor internal perusahaan yang dapat
dilihat melalui rasio-rasio keuangan perusahaan investor dapat memprediksi
prospek keuntungan dalam berinvestasi. Pada dasarnya perusahaan yang baik
kinerjanya akan mempunyai harga saham yang tinggi karena dalam dunia
dimana semakin tinggi harga saham maka suatu perusahaan akan dikatakan
semakin baik kinerjanya.
2.3.2 Hipotesis
Berdasarkan hubungan antara landasan teori, kerangka konseptual terhadap perumusan masalah maka hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tempat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun
2006 sampai dengan tahun 2010, dimana perbankan yang akan menjadi objek
penelitian ini.
3.2. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan (totality) obyek psikologis (psychological objects) yang dibatasi oleh kriteria tertentu. Dalam penelitian ini yang dimaksud obyek psikologis adalah laporan keuangan bank go public selama tiga tahun 2006-2008 yang memiliki ukuran populasi population size berjumlah 54, yaitu laporan keuangan 18 bank selama tiga tahun. Populasi dalam penelitian ini merupakan
keseluruhan data laporan keuangan bank go public yang nantinya akan menjadi cakupan kesimpulan penelitian. Populasi yang menjadi subyek dalam penelitian
ini adalah seluruh bank go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengeluarkan laporan keuangan tahunan berdasarkan Surat Edaran No. 27/5/
UPPB tanggal 25 januari 1995, yaitu perbankan diwajibkan mempublikasikan
laporan keuangan di media cetak dua kali setiap akhir Juni dan Desember.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data histories
Market Directory (ICMD) dan situs Index Jakarta Exchange (JXS) yang berupa
financial report laporan bank go public periode 2006-2008 yang dipublikasikan untuk umum serta tercantum dalam direktori perbankan Indonesia yang
diterbitkan Bank Indonesia dan situs Bursa Efek Indonesia serta dari
sumber-sumber lainnya.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan
data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan lain-lain. Dokumentasi didalam
penelitian ini didapat dari data-data lunak dan tertulis berupa laporan keuangan
perusahaan perbankan yang terdaftar (listed) secara umum di Bursa Efek Jakarta.
3.4.Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian dalam suatu penelitian. Variabel dibedakan menjadi dua yaitu variabel
independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat).
3.4.1. Variabel Independen (X)
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang tidak
dipengaruhi atau tidak tergantung oleh variabel lain dengan kata lain variable
mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kinerja
keuangan perusahaan perbankan yang diproksikan dengan rasio keuangan CAR,
terdaftar (listed) di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2008 sebanyak 18 perusahaan perbankan. Rasio keuangan tersebut meliputi:
a. Capital Adequacy Ratio (CAR), (X1);
b. Return on Risked Assets (RORA), (X2);
c. Net Interest Margin (NIM), (X3);
d. Return On Asset (ROA), (X4);
e. Loan to Deposit Ratio (LDR), (X5).
3.4.2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham,
harga saham yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah harga saham
rata-rata perusahaan perbankan pada saat penutupan (closing price) tiga hari sebelum dan setelah tanggal publikasi pada laporan keuangan perusahaan perbankan di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2006-2008. Karena harga pasar pada
saat closing price merupakan harga yang dihasilkan oleh interaksi pasar atas informasi yang diterima.
3.5.Metode Analisis Data
Analisis data adalah cara-cara mengolah data yang telah terkumpul untuk
kemudian dapat memberikan interpretasi. Hasil pengolahan data ini digunakan
menggunakan analisis deskriptif dan uji asumsi klasik untuk mengukur pengaruh
kinerja keuangan terhadap harga saham perbankan.
1. Analisis Deskriptif
Data yang diperoleh dalam penelitian perlu diringkas dengan baik dan
teratur. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas tentang sekumpulan data yang diperoleh baik mengenai sample atau
populasi.
a. Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio yang membandingkan modal sendiri dengan aktiva tertimbang menurut resiko (ATMR).
Perbandingan ini dicari untuk mengukur kemampuan bank dalam
menanggung risiko yang mungkin terjadi sehingga kebutuhan nasabah
akan terjamin.
b. Return on Risked Assets (RORA) merupakan rasio antara pendapatan operasi dengan risk assets. RORA mengukur kemampuan bank dalam mengoptimalkan penanaman aktiva yang dimiliki dalam memperoleh
laba
c. Net Interest Margin (NIM) merupakan rasio yang mengukur kemampuan kinerja manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan
bunga bersih dari aktiva produktif yang dimiliki. Rasio ini
menggambarkan tingkat jumlah pendapatan bersih yang diperoleh
dengan menggunakan aktiva produktif yang dimiliki bank.
mengukur kemampuan bank dalam mendapatkan laba bersih dengan
menggunakan seluruh aset yang ada.
e. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio perbandingan total kredit terhadap dana pihak ketiga. Perbandingan ini untuk
menunjukkan kemampuan likuiditas bank untuk menjadikan kreditnya
sebagai sumber likuiditas.
2. Uji asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006: 110), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variable independen dan varibel dependen berdistribusi normal. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas residual adalah uji statistic non parametric kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis yaitu H0 merupakan data berdistribusi normal dan H1 merupakan data yang tidak berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas menurut Ghozali (2006:112) sebagai berikut:
1) jika data menyebar disekitas garis diagonal dan mengikuti arah
garis atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas dan
2) jika data menyebar jauh dari diagonal dan /atau tidak mengikuti
arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola
distribusi normal maka model regresi tidak memnuhi asumsi
normalitas.
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2006: 111) uji multikolinearitas bertujuan
untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya kolerasi
tidak terjadi kolerasi antar variabel independen. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan melihat harga
VIF (Variance Inflation Factor) melalui SPSS. Menurut Ghozali (2006: 92) nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikolonieritas adalah nilai tolerance. Apabila nilai tolerence-nya diatas 0,1 dan VIF dibawah 10, maka model regresi bebas dari
multikolinearitas.
c. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2006: 105), uji heterokedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
(varians) antar satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas melainkan
homokedastisitas. Melalui SPSS dapat dilihat pola yang dihasilkan dari
scatter plot. Apabila scatter plot menunjukkan pola tertentu maka model regresi dinyatakan memiliki gejala heteroskedastisitas. Menurut
Ghozali (2006: 105) dasar analisis untuk menentukan ada atau
tidaknya heteroskedastisitas adalah:
1) jika terdapat pola tertentu, yaitu titiknya membentuk pola tertentu
dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
2) jika tidak terdapat pola yang jelas, yaitu jika titik-titiknya
menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka
diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (Ghozali, 2006: 95).
Autokorelasi muncul karena obesrvasi yang berututan sepanjang tahun
yang berkaitan satu dengan yang lainnya.
3. Pengujian Hipotesis
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
bank yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2006-2008. Data
tersebut merupakan data sekunder yang telah diterbitkan dalam
Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2009. Laporan keuangan tersebut digunakan untuk menghitung rasio keuangan yang hasil
perhitungan rasio keuangan tersebut selanjutnya dapat bermanfaat jika
menimbulkan pengaruh terhadap harga saham, oleh karena itu dilakukan
pengujian dan analisis terhadap rasio keuangan yang telah dihitung.
Untuk mengetahui pola pengaruh variabel bebas dalam penelitian ini,
maka disusun persamaan regresi berganda. Regresi berganda dalam
bebas (CAR, RORA, NIM, ROA dan LDR) terhadap variabel terikat
(Harga Saham). Analisis regresi tersebut menghasilkan koefisien regresi
yang menunjukkan arah hubungan sebab akibat antara variabel bebas dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Penelitian
4.1.1 Deskripsi Obyek Penelitian
a. PT. Bank Central Asia Tbk. Bank BCA berdiri pada tanggal 10
Agustus 1955 di Jakarta dengan nama Bank N.V. Perseroan Dagang
Dan Inddustri semarang Knitting Factory. Dan pada tanggal 21 Mei
1974 No. 144, nama bank diubah menjadi PT. Bank Central Asia.
BCA semula merupakan penggabungan usaha antara Bank Sarana
Indonesia (1976), Bank Gemari (1976), dan IndoCommercial Bank
(1979). Pada tanggal 11 Mei 2000, bank ini merubah statusnya
menjadi bank go public dengan menawarkan sahamnya sebesar 66,4 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp.500,00 dan nilai
penawaran sebesar Rp. 1400,00. Perubahan status BCA ini
merupakan usulan dari IBRA (Indonesian Bank Restructuring Agency) yang bertujuan agar BCA tidak mengalami kesulitan likuiditas akibat krisis ekonomi. Kepemilikan atas saham BCA
diantaranya Farindo Investment (Mauritius) Ltd. sebesar 51,15%,
direksi sebesar 0,33%, Antoni Salim sebesar 1,76%, dan sisanya
sebesar 46.76% dimiliki oleh public.
b. PT. Bank Negara Indonesia Tbk. PT. Bank Negara Indonesia Tbk.
1946, kemudian berubah menjadi Bank Negara Indonesia (Persero)
pada tanggal 31 Juli 1992. Pada tanggal 25 November 1996 bank
dinyatakan go public, kemudian pada tanggal 28 Oktober 1996, bank melakukan penawaran perdana sahamnya sebanyak 1.085.032.000
lembar saham seri B dengan nilai nominal Rp. 500,00 dan harga
penawaran Rp.850,00 yang dilakukan di Bursa Efek Jakarta dan
Bursa Efek Surabaya. Kepemilikan atas saham perusahaan
diantaranya 98,11% dipegang oleh Pemerintah Indonesia, dan sisanya
sebesar 1,89% dikuasai oleh publik.
c. PT. Bank Nusantara Parahyangan Tbk. PT. Bank Nusantara
Parahyangan berkantor di Bandung, dahulu bernama PT. Bank Pasar
Karya Parahyangan. Didirikan tanggal 18 Januari 1972 sesuai dengan
SK. BI No. 27/54/KEP/DIR tanggal 5 Agustus 1994. Bank Indonesia
telah menyetujui untuk meningkatkan status bank menjadi bank
devisa. Sesuai dengan pasal 2 anggaran dasar bank, ruang lingkup
kegiatan bank adalah menjalankan kegiatan umum perbankan. Pada
tahun 2000 bank telah melakukan penawaran umum sejumlah 50 juta
saham biasa atas nama dengan harga penawaran Rp.525, per saham,
dan 20 juta waran seri 1 yang menyertai saham biasa atas nama,
sampai saat ini bank mempunyai cabang-cabang di Bandung, Jakarta,
Surabaya, Cirebon, Denpasar, Majalaya, dan Serang.
d. PT. Bank Rakyat Indonesia didrikan pada tanggal 18 Desember 1968
April 1992, berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia
No.21 tahun 1992, bentuk badan hukum BRI diubah menjadi
perusahaan perseroan (Persero). Pengalihan BRI menjadi persero
diaktakan dengan akta No. 133 tanggal 31 Juli 1992. Anggaran dasar
BRI telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan
akta No.7 tanggal 4 September 1998 pasal 2 tentang jangka waktu
berdirinya perseroan dan pasal 3 tentang maksud dan tujuan serta
kegiatan usaha. Berdasarkan pasal 3 anggaran dasar BRI yang
terakhir, ruang lingkup kegiatan BRI adalah turut melaksanakan dan
menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada umumnya, khususnya dengan melakukan
usaha di bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan
peraturan yang berlaku, termasuk melakukan kegiatan sesuai dengan
prinsip syariah.
e. PT. Bank Danamon Tbk. Bank Danamon berdiri dan mulai beroperasi
sejak bulan Juli 1956 dengan nama PT. Bank Kopra dan mulai
terdaftar sebagai bank komersial pada bulan September 1956 dan
menjadi Foreign Exchange Bank pada bulan November 1998. Nama Bank Kopra Indonesia berganti dengan nama PT.Bank Persatuan
Indonesia pada tahun 1958 dan pada tanggal 11 Desember 1976
berubah menjadi Bank Danamon. Bank Danamon merupakan
penggabungan dari: Asia-Afrika Banking Corp. (1981), PT.Bank
1999, PT. Bank Duta Tbk, PT.Bank Rama Tbk, dan PT. Bank
Tamara. Bank ini tercatat di Bursa Efek Jakarta tanggal 8 Desember
1989. Sampai pada akhir tahun 2003, kepemilikan atas saham bank
dimiliki oleh Asia Financial Indonesia sebesar 61,88%, dan
pemerintah Indonesia sebesar 28,36%, dan sisanya sebesar 9,76%
dimiliki oleh publik.
f. PT. Bank Kesawan Tbk. PT. Bank Kesawan Tbk. berdiri di Medan
dengan nama NV. Chunghwa Shangyeh (The Chinese Trading Company limited), tahun 1913. Bank melakukan usaha sebagai bank umum pada tahun 1958, pada tahun 1965 bank berganti nama
menjadi PT. Bank Kesawan untuk lebih memantapkan positioning
bank dan untuk pengembangan usaha yang lebih baik, pada tahun
1990 kantor pusat bank pindah ke Jakarta. Pada tahun 1996
mendapatkan izin peningkatan status menjadi bank umum devisa.
Pada tahun 2000 terjadi pengambil alihan kepemilikan saham PT.
Dormex Corporation sebagai pemegang saham mayoritas PT. Bank
Kesawan kepada pihak pemegang saham baru dan mengubah system
manajemen menjadi profesional manajemen. Pada tahun 2002 bulan
November melakukan penawaran umum perdana sejumlah 78,8 juta
lembar saham melalui Bursa Efek Jakarta
g. PT. Bank Mandiri Tbk. PT. Bank Mandiri Tbk. berdiri tepatnya pada
tanggal 2 Oktober 1998. PT. Bank Mandiri merupakan suatu
keuangan perbankan lainnya yang dianggap tidak memenuhi
persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah melalui Bank Indonesia
sehingga terkena likuidasi. Perusahaan tersebut diantaranya PT. Bank
Bumi Daya, PT.Bank. Dagang Negara, PT. Bank Ekspor Impor, dan
PT. Bank Pembangunan Indonesia. Setelah diadakan penggabungan
usaha atau merger dari empat lembaga keuangan perbankan tadi, dan sejalan dengan proses perkembangannya, PT. Bank Mandiri menjadi
perusahaan perbankan yang terbesar dan terluas di Indonesia.
h. PT. Bank Internasional Indonesia Tbk. PT. Bank Internasional
Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 13 Oktober 1959 dengan nama
PT. Bank Internasional Indonesia. Merupakan hasil dari merger
PT. Bank Tabungan Umum 1859 pada tahun 1979. PT. Bank
Internasional Indonesia Tbk melakukan penawaran perdana sahamnya
pada bulan Oktober 1989 sejumlah 12 juta lembar dengan nilai
nominal Rp. 1000,00 per lembar. Saham bank masuk bursa pada
tanggal 21 November 1989. Kepemilikan atas saham bank ini
diantaranya oleh Sorak Financial Holdings Pte.Ltd. sebesar 56,88%,
PT.PPA qq menteri Keuangan Republik Indonesia sebesar 20,78%
dan sisanya sebesar 22,34% dimiliki oleh publik.
i. PT. Bank Swadesi Tbk. PT. Bank Swadesi Tbk. didirikan pada tahun
1968 dengan nama PT. Bank Pasar Swadesi. Anggaran dasar bank
telah mengalami perubahan beberapa kali, yang terakhir dengan akta
penyusunan kembali anggaran dasar bank agar sesuai dengan
ketentuan UU.No. 8 tahun 1985 tentang pasar modal dan keputusan
BAPEPAM tanggal 30 April 1997 tentang pokok-pokok anggaran
dasar perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat
ekuitas dan penawaran publik antara lain mengenai perubahan nama
menjadi PT. Bank Swadesi Tbk. Kantor pusat Bank berlokasi di
Jakarta dengan alamat di Jl. H. Saman Hudi No. 27 Jakarta.
j. PT. Bank Victoria Tbk. Bank Victoria didirikan pada tanggal 28
Oktober 1992 dengan akta notaris dan mendapatkan izin beroperasi
pada tanggal 10 Agustus 1994, dengan perkembangan pada tahun
1994 mulai beroperasi sebagai bank umum, pada tahun 1997
memperoleh izin sebagai pedagang valas, pada tahun 1999 menjadi
Bank publik dengan melakukan penawaran umum saham perdana
sejumlah 250 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp.100,- per
saham dan harga penawaran perdana Rp.100,- persaham Penerbitan
saham tersebut disertai dengan 8 juta waran seri 1 saham Bank
Victoria dengan nama BVIC tercatat di Bursa Efek Jakarta. Membuka
kantor operasional pertama di luar kantor pusat yaitu di Graha BIP.
JL. Gatot Subroto Kav. 23 Jakarta.
k. PT. Bank Mayapada Internasional Tbk. PT. Bank Mayapada berdiri
pada tahun 1989 di Jakarta dibawah naungan PT. Bank Mayapada
International. Kemudian pada tahun 1995 berubah dengan nama
operasional pada tahun 1990. Berdasarkan surat keputusan menteri
keuangan No.342/KMK.013/1990 pada tanggal 16 Maret 1990.
Untuk lebih meningkatkan mutu serta pelayanan pada nasabah,
perusaahaan memperluas wilayah operasionalnya, dengan membuka
kantor operasional diluar Jakarta dan Syrabaya, Semarang, Solo, dan
Denpasar, yang memiliki kesamaan tingkat pelayanan pada nasabah
pada tiap kantor operasionalnya.
l. PT. Bank Mega Tbk. PT. Bank Mega berdiri pada tanggal 15 April
1969 dengan nama PT. Bank Karman. Pada tanggal 18 Januari 1992
berganti nama dengan dengan PT. Bank Mega, kemudian pada
tanggal 17 Januari 2000 mengganti namanya dengan nama Bank
Mega Tbk. Bank Mega melakukan penawaran perdana sahamnya
sebesar 12.500 juta lembar sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Kepemilikan saham Bank Mega ini dimiliki oleh PT.
Para Global Investindo sebesar 64,51%, PT. Trimegah Securities Tbk.
sebesar 6,69%, dan sisanya sebesar 28,80% dimiliki oleh publik.
m. PT. Bank NISP Tbk. PT. Bank NISP berdiri pada tanggal 17 Mei
dengan nama NV. Nederlands Indische Spaar Deposito . Pada tahun 1972 berganti nama menjadi PT. Bank NISP. Bank NISP tercatat
masuk bursa pada tanggal 20 Oktober 1994. Kepemilikan saham atas
bank ini diantaranya dipegang oleh OCBC (OFC Nominees Pte.Ltd)
15,05%, PT.Udayawira Utama sebesar 11,63%, PT. Suryasono
Sentosa, dan sisanya sebesar 39,19% dimiliki oleh publik.
n. PT. Bank Panin Tbk. Bank Pan Indonesia (Panin), berdiri sejak
tanggal 18 Agustus 1971 dengan nama PT. Bank Pan Indonesia Tbk.
Semula bank ini berdiri atas penggabungan usaha antara Bank Abadi
Jaya tahun 1971, Bank Lingga Artha tahun 1973, Bank Pembanguan
Ekonomi tahun 1975, dan Bank Pembangunan Sulawesi tahun 1975.
Kepemilikan atas saham bank ini diantaranya dipegang oleh PT.
Panin Life sebesar 41,98%, Votraint No. 1103 PTY Limited sebesar
11,16%, Cristal Chain holding Ltd. Sebesar 8,99%.dan sisanya
dimiliki publik sebesar 29,02%.
o. PT. Bank CIMB Niaga Tbk. (dahulu PT. Bank Niaga Tbk)
PT. Bank CIMB Niaga Tbk, Berdiri pada tanggal 26 September 1955.
Tahun 1973 Bank CIMB Niaga melakukan penggabungan usaha
dengan Bank Agung, dan tahun 1983 dengan Bank Amerta. Bank ini
memiliki 5 wilayah yang membawahi 181 kantor cabang domestik.
Kepemilikan atas saham bank dipegang Oleh Commerce Asset (Holding Bernad Malaysia),sebesar 52,82%, BPPN sebesar 26,15% dan sisanya sebesar 21,03%, dikuasai oleh publik.
p. PT Bank Permata Tbk. Berdiri pada tanggal 19 februari 1957 dengan
nama PT.Bank Bali. Pada tanggal 18 Oktober 2002 berganti nama
menjadi PT. Bank Permata Tbk yang merupakan penggabungan
Patriot, dan PT.Bank Prima Express. Nama bank telah listing di Bursa Efek Jakarta tanggal 10 Januari 1990 atas nama Bank Bali. Bank ini
memiliki 302 kantor cabang dan cabang pembantu domestik dengan
kantor pusat di bank Bali Tower Lt. 15 Jend. Sudirman No. 58
Jakarta. Pada tanggal 15 januari 1990 bank melakukan penawaran
saham perdananya sebanyak 3.999.000 lembar dengan nilai nominal
sebesar Rp. 3.999,00 melalui Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya. Sampai akhir 2003, kepemilikan saham sebesar 97,17%
dikuasai pemerintah indonesia dan sisanya sebesar 2,83% dikuasai
oleh publik.
q. PT. Bank Bumiputera Indonesia Tbk.
PT. Bank Bumiputera Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 31 Juli 1989
di Jakarta.
r. PT. Artha Graha Internasional Tbk.
PT. Artha Graha Internasional Tbk. Berdiri pada tanggal 12 September
1973 dengan nama PT. Inter-Pacific Financial Corporation.
4.2 Analisis Hasil Penelitian
Deskripsi variabel penelitian merupakan bagian dari hasil penelitian yang
mempunyai fungsi untuk menggambarkan tingkat varibel independen (bebas)
dan variabel dependen. Berikut penjelasan beberapa variabel tersebut.
4.2.1.1Capital Adequacy Ratio (CAR)
Capital Adequacy Ratio merupakan rasio kecukupan modal bank yang