• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik dengan Menggunakan Metode SEM (Structural Equation Modeling) pada Kelas XI Matematika Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima - Repositori UIN Alauddin Maka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Analisis Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik dengan Menggunakan Metode SEM (Structural Equation Modeling) pada Kelas XI Matematika Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima - Repositori UIN Alauddin Maka"

Copied!
175
0
0

Teks penuh

(1)

i

(MATEMATIKA ILMU ALAM) SMA NEGERI SE-KECAMATAN BOLO KABUPATEN BIMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Fisika

pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh: SUKARMAN

20600114039

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sukarman

NIM : 20600114039

Tempat, Tgl. Lahir : Nggembe, 28 Oktober1997 Jur/Prodi/Konsentrasi : Pendidikan Fisika

Fakultas/Program : Tarbiyah dan Keguruan Alamat : Jalan Manurukki 2, Makassar

Judul : “Analisis Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik dengan Menggunakan Metode SEM (Structural Equation Modeling) pada Kelas XI Matematika Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ”

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Samata, Mei 2018 Penyusun,

(3)
(4)

iv

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji syukur tiada hentinya penulis haturkan kehadirat Allah swt yang Maha Pemberi petunjuk, anugerah dan nikmat yang diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul

Analisis Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta Didik dengan Menggunakan Metode SEM (Structural Equation Modeling) pada Kelas XI-MIA SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima”.

Allahumma Shalli „ala Sayyidina Muhammad, penulis curahkan kehadirat junjungan umat, pemberi syafa‟at, penuntun jalan kebajikan, penerang di muka bumi ini, seorang manusia pilihan dan teladan kita, Rasullulah saw, beserta keluarga, para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman, Amin.

Penulis merasa sangat berhutang budi pada semua pihak atas kesuksesan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga sewajarnya bila pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang memberikan semangat dan bantuan, baik secara material maupun spiritual. Skripsi ini terwujud berkat uluran tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh Sang Khaliq untuk memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan bagi penulis.

(5)

v

sayang serta pengorbanan yang tak terhitung sejak dalm kandungan hingga dapat menyelesaikan studiku dan selalu memberikan motivasi dan dorongan baik moril dan materil.

Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya, penulis sampaikan kepada:

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si, selaku Rektor UIN Alauddin Makassar. Prof. Dr. Mardan, M.Ag., selaku Wakil Rektor Bidang Akademik, Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M. A., selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan, Prof. Hj. Sitti Aisyah, M.A., PhD., selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni serta Prof. Hamdan Juhannis, M.Pd selaku Wakil Rektor Bidang Kerja Sama.

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Dr. Muljono Damopoli, M.Ag., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik, Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si., selaku Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Prof. Dr. H. Syahruddin M.Pd., selaku Wakil Dekan Bidang kemahasiswaan.

3. Dr. H. Muhammad Qaddafi, S,Si. M.Si. dan Rafiqah, S.Si. M.Si., selaku Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar yang senantiasa memberikan dorongan, bimbingan dan nasehat penyusunan skripsi ini.

(6)

vi

5. Ucapan terima kasih kepada Umi Kusyairy, S.Psi., M.A. dan Eka Damayanti, S.Psi., M.A. yang telah meluangkan waktunya untuk memvalidasi instrumen penelitian saya.

6. Kepada seluruh dosen dan staf jurusan pendidikan fisika tanpa terkecuali yang telah banyak membantu dalam penyelesaian perkuliahan.

7. Kepada kepala SMA Negeri 1 Bolo, SMA Negeri 2 Bolo dan SMA Negeri 3 BoloKabupaten Bima, segenap guru, staf, dan siswa siswi SMA Negeri 1 Bolo, SMA Negeri 2 Bolo dan SMA Negeri 3 Bolo Kabupaten Bima yang telah berkenan memperbolehkan sekolah sebagai tempat penelitian dan telah banyak membantu dalam proses penelitian.

8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, penulis menerima saran dan kritik yang sifatnya konstruktif dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah Swt, penulis memohon rida dan magfirah-Nya, semoga segala dukungan serta bantuan semua pihak mendapat pahala yang berlipat ganda disisi Allah swt, semoga karya ini dapat bermanfaat kepada para pembaca, Aamiin…

Wassalam.

Makassar, 2018 Penyusun

(7)

vii DAFTAR ISI

JUDUL... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PENGESAHAN SKRIPSI ... iii

D. Defenisi Operasional Variabel ... 6

E. Kajian Pustaka ... 7

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 27-52 A. Desain Penelitian ... 27

B. Populasi dan Sampel ... 29

C. Instrumen Pengumpulan Data ... 30

D. Uji Instrumen ... 32

E. Prosedur Penelitian... 35

F. Tekhnik Analisis Data ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53-103 A. Hasil Penelitian ... 53

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 92

(8)

viii

DAFTAR PUSTAKA ... 106 LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 107

(9)

ix

Tabel 3.10 : Persamaan Strukturan Hubungan Antar Variabel ... 40

Tabel 3.11 : Persamaan Model Pengukuran ... 41

Tabel 4.6 : Kategorisasi Variabel Laten Motivasi Belajar... 62

Tabel 4.7 : Kategorisasi Variabel Teramati Afektif (Y1) ... 63

Tabel 4.8 : Kategorisasi Variabel Teramati Kognitif (Y2) dan Psikomotorik (Y3) ... 64

Tabel 4.9 : Variabel Laten Hasil Belajar ... 66

Tabel 4.10 : Uji Korelasi Pearson/ Product Moment (PE) dan Poliseryal (PS) ... 68

Tabel 4.15 : Analisis Model Pengukuran Sebelum Modifikasi ... 81

Tabel 4.16 : Reliabilitas Model Pengukuran Sebelum Modifikasi ... 82

Tabel 4.17 : Analisis Model struktural Sebelum Modifikasi ... 83

Tabel 4.18 : Indeks Modifikasi ... 84

Tabel 4.19 : Hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model Setelah respisifikasi ... 87

Tabel 4.20 : Validitas Model Pengukuran Setelah Respisifikasi ... 89

Tabel 4.21 : Reliabilitas Model Pengukuran Setelah Respisifikasi ... 90

(10)

x B2. Uji Validitas Butir Aiken V

B3. Uji Validitas Tiap Aspek Dan Keseluruhan Aiken V B4. Uji Realibilitas Inter-Rater D3. Persamaan Model Struktural Estimasi Awal. D4. Persamaan Model Pengukuran Hasil Modifikasi. D5. Persamaan Model Struktural Hasil Modifikasi D6. Matriks Kovariasi

F1. Nilai ECVI, AIC dan CAIC Sebelum Modifikasi F2. Nilai ECVI, AIC dan CAIC Setelah Modifikasi F3. Analisis Model Pengukuran Sebelum Modifikasi F4. Analisis Model Pengukuran Setelah Modifikasi Lampiran G

(11)

xi (Structural Equation Modeling) pada Kelas XI- MIA (Matematika Ilmu Alam) SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima”

Penelitian ini secara umum bertujuan 1) untuk mengetahui gambaran motivasi belajar peserta didik, 2) untuk megetahui gambaran hasil belajar fisika peserta didik, 3) untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika peserta didik, 4) untuk mengetahui tingkat kecocokkan model pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas XI-MIA SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, .

Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eks-post facto yang bersifat korelasi. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI- MIA di SMA Negeri se-Kecamatan Bolo kabupaten Bima yang berjumlah 362 orang sehingga diperoleh sampel dalam penelitian ini diperoleh 190. Pengambilan sampel dilakukkan secara cluster sampling dengan tekhnik penentuan jumlah sampel berdasarkan rumus dari Slovin. Untuk memperoleh tujuan penelitian, peneliti menggunakan instrumen berupa angket motivasi belajar dan dokumen hasil belajar peserta didik. Dalam pengolahan data digunakan analisis deskriptif serta analisis data inferensial dengan menggunakan metode analisis

structural equation modeling (SEM).

Hasil penelitian yang diperoleh dengan menggunakan analisis deskriptif yaitu rata-rata peserta didik memiliki motivasi dan hasil belajar pada kategori tinggi. Analisis inferensial menunjukkan terdapat pengaruh yang sigifinikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini ditunjukkan melalui pengujian hipotesis bahwa nilai-t muatan faktornya (loading factor) dari model struktural lebih besar dari kriteria yang ditetapkan (nilai-thasil= 2.76> nila-t kriteria= 1.96) yang berarti

Ho ditolak dengan nilai pengaruh sebesar 11% . Kecocokkan model pengaruh model pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika peserta didik merupakan model yang baik (fit) berdasarkan hasil uji kecocokan. Uji kecocokan keseluruhan model didasarkan pada nilai RMSEA sebesar 0.058 (p-value= 0.28) dan nilai GFI (goodness fit indeces) sebesar 0.92 yang menunjukan kecocokan yang baik. Uji kecocokan model pengukuran dinilai dari validitas dan reliabilitas model pengukuran yang menunjukan kecocokan yang baik dan ukuran kecocokkan model struktural juga berada pada kategori yang baik.

(12)

xii ABSTRACT

Name : Sukarman

Nim : 20600114039

Title :“Analysis of The Influence of Learning Motivation on Student Physics Learning Outcomes by Using SEM (Structural Equation Modeling) in Class XI-MIA (Mathematics and Natural Science) SMA Negeri Bolo sub-District Bima Regency”

This research is aimed at 1) to know the description of student's learning motivation, 2) to find out the learning result of physics student learning, 3) to know the influence of learning motivation toward student physics learning result, 4) to know the level of match model influence of learning motivation toward learning result physics students of class XI-MIA SMA Negeri Bolo sub-district Bima regency.

This research approach uses quantitative approach with type of post-facto research which is correlation. The population in this research is all students of class XI- MIA in SMA Negeri in Bolo sub-district of Bima regency which amounted to 362 people so that obtained the sample in this research obtained 190. Sampling is done by cluster sampling with technique determination of number of sample based on formula from Slovin. To obtain the purpose of the study, researchers used the instrument in the form of a questionnaire motivation to learn and documents student learning outcomes. In the data processing used descriptive analysis and inferential data analysis by using structural equation modeling (SEM) analysis method.

The results obtained by using descriptive analysis that the average student has the motivation and learning outcomes in the high category. Inferential analysis shows there is a significant influence between learning motivation on student learning outcomes. This is demonstrated by hypothesis testing that the load factor of the structural model is greater than the criterion specified (t-value = 2.76> t-value criterion = 1.96) which means Ho is rejected with an influence value of 11%. Match model influence of influence model of learning motivation to student physics learning result is a good model (fit) based on match test result. The model fit overall test is based on the RMSEA value of 0.058 (p-value = 0.28) and the GFI value (goodness fit indeces) of 0.92 which indicates a good match. The measurement fit test model is judged by the validity and reliability of the measurement model which shows good match and the size of the fit of the structural model is also in good category.

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan unsur yang fundamental dalam kehidupan bermasyarakat. Pendidikan selalu identik dengan seseorang yang sedang dalam proses belajar. Belajar adalah suatu kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat mendasar dalam menyelenggarakan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah formal, disengaja, direncanakan dengan bimbingan guru serta pendidik lainnya1. Peserta didik belajar (bahan ajar) dengan menggunakan metode tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Pencapaian tujuan pembelajaran diketahui setelah pendidik melakukan evaluasi. Hal tersebut merupakan sebuah siklus yang terus berulang dalam proses pembelajaran.

Proses pembelajaran yang dilakukan disekolah saat ini menjadi tolak ukur bagi peserta didik untuk menilai kemampuan masing-masing individu. Sebagian besar waktu belajar yang dimiliki peserta didik dilakukan di sekolah sehingga banyak terjadi interaksi-interaksi selama disekolah. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Baqarah/ 2:31-33

(14)



31. dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!. 32. mereka menjawab: Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. 33. Allah berfirman: Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka Nama-nama benda ini. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka Nama-nama benda itu, Allah berfirman: Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan2?

Keberhasilan belajar seorang peserta didik dapat diukur melalui hasil belajarnya. Hasil belajar didefinisikan seberapa besar kemampuan yang sudah didapat peserta didik dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam waktu tertentu. Penilaian hasil belajar dapat dilihat melalui perilaku peserta didik tersebut baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan maupun keterampilan (keterampilan berpikir ataupun motorik). Dalam lingkungan sekolah, hasil belajar ini dapat dilihat lewat kemampuan peserta didik dalam penguasaan pelajaran yang telah ditempuhnya.

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi peserta didik dalam pencapaian hasil belajar yaitu faktor dalam diri (internal) peserta didik itu sendiri dan faktor dari luar (eksternal). Salah satu yang termasuk faktor internal yang menentukan hasil belajar peserta didik adalah motivasi belajar.

2

(15)

Motivasi belajar setiap orang berbeda-beda namun, motivasi belajar tetap menjadi salah satu dorongan bagi setiap orang untuk belajar. Di sekolah, peserta didik tidak menunjukan motivasi belajar yang sama untuk setiap mata pelajaran yang ada. Peserta didik hanya menunjukan ketertarikan pada beberapa mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan observasi awal pada peserta didik kelas XI-MIA SMA Negeri 1 Bolo dan SMA Negeri 3 Bolo diketahui bahwa masih banyak ditemui peserta didik yang kurang tertarik dengan beberapa mata palajaran yang dianggapnya sulit. Belajar dengan apa adanya materi yang didapat dari guru. Banyak peserta didik yang tidak memanfaatkan sarana perpustakaan yang disediakan, tidak dapat memanfaatkan peralatan praktik yang ada, padahal keberadaan perpustakaan dan peralatan praktik yang disediakan sekolah sangat membantu terhadap materi yang terdapat di buku paket dan mempraktikkan teori yang telah didapat dari guru.

(16)

Hasil belajar yang baik atau memuaskan dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya kondisi lingkungan dan keluarga. Selain itu juga dipengaruhi oleh motivasi belajar yang muncul dalam diri peserta didik itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti mengajukkan judul”Analisis Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Fisika Peserta didik dengan Menggunakan Metode SEM (Structural Equation Modeling) pada Kelas XI Matematika Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri Se- Kecamatan Bolo Kabupaten Bima ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah gambaran motivasi belajar peserta didik kelas XI-MIA (Matematika Ilmu Alam)SMA Negeri se- Kecamatan Bolo Kabupaten Bima?

2. Bagaimanakah gambaran hasil belajar fisika peserta didik kelas XI-MIA (Matematika Ilmu Alam) SMA Negeri se- Kecamatan Bolo Kabupaten Bima?

3. Bagaimanakah pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas XI-MIA (Matematika Ilmu Alam)SMA Negeri se- Kecamatan Bolo Kabupaten Bima?

(17)

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian, telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris yang diperoleh pada pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiric

dengan data3.

Model persamaan struktural menggunakan beberapa jenis model untuk menggambarkan hubungan antara variabel teramati, dengan tujuan dasar yang sama menggunakan tes kuantitatif dari model teoritis yang dihipotesiskan oleh peneliti. Lebih khusus lagi, berbagai model teoritis dapat diuji dalam SEM yang berhipotesis bagaimana suatu variabel menentukan konstruknya dan bagaimana suatu konstruk saling terkait dengan konstruk lainnya. Sebagai contoh, seorang peneliti pendidikan berhipotesis bahwa lingkungan rumah seorang siswa dapat mempengaruhi pencapaiannya disekolah4 (Schumacker dan Richard, 2010: 2).

Berdasarkan dari penjelasan tersebut, maka hipotesis dari penelitian ini yaitu: H0 =Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika Peserta

didik pada kelas XI Matematika Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri se- Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

3

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D

(Bandung: Alfabeta, 2004), h. 96.

4

Randal E. Schumacker dan Richard G. Lomax, A Beginner’s Guide to Structural Equation

(18)

H1 =Terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika peserta didik

pada kelas XI Matematika Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

D. Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Laten Eksogen: Motivasi Belajar

Keberhasilan peserta didik dalam belajar bergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti faktor dari dalam dirinya sendiri yaitu motivasinya untuk belajar. Kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai5. Variabel manifest atau Indikator yang akan diukur dalam variabel ini adalah tekun menghadapi tugas (X1), Ulet dalam menghadapi kesulitan (X2), Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah (X3), lebih senang bekerja mandiri (X4), cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (X5), dapat mempertahankan pendapatnya (X6), tidak mudah melepaskan hal yang diyakini (X7), senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (X8). Untuk mengukur indikator-indikator yang ada dapat dilakukan dengan menggunakan kuesioner/angket.

2. Variabel Laten Endogen: Hasil Belajar

Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik selama menjalani proses pembelajaran selamasatu semester dalam ranah kognitif yang mencakup Pengetahuan (C1), pemahaman (C2), aplikasi (C3), analisis (C4). Variabel manifest atau indikator yang diteliti dalam variabel ini adalah afektif (Y1), kognitif

5

(19)

(Y2), danPsikomotorik (Y3). Indikator ini diukur dengan menggunakan dokumen hasi belajar.

E. Kajian Pustaka

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang dapat menunjang penelitian ini dilakukan oleh

1. Amir Thoha (2014) dalam tesisnya yang berjudul ” Pengaruh motivasi belajar dan kreativitas terhadap prestasi belajar peserta didik MTs Miftahul Ulum Matesih karanganyar” Hasil penelitian ini menunjukan bahwa motivasi belajar dan kreativitas berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar peserta didik MTs.

2. Etrillia Utari Menrisal (2017) dalam skripsinya yang berjudul “Hubungan motivasi belajar terhadap hasil belajar keterampilan komputer dan pengelolaan informasi (KKPI) siswa (studi kasus X jurusan akutansi SMK Nusantara Padang”. Hasil penelitian menunjukan motivasi belajar terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar KKPI siswa kelas X SMK Nusantara Padang.

3. Mut‟ah Mutmainah (2014) dalam skripsinya yang berjudul ”Pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi sejarah kebudayaan islam (SKI) di MTSN 19 Jakarta”. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa pada bidang studi SKI di MTs Negeri 19 Jakarta.

4. Nova Asvio, dkk (2016) dalamjurnalnya yang berjudul “The influence of learning motivation and learning environment on undergraduate students’

(20)

of IAIN Batusangkar In 2016”. Hasil penelitiannya menunjukkan terdapat

pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar siswa.

5. Ilker Cirik (2015) dalam jurnalnya yang berjudul “Relationships between social support, motivation, and science chievement: structural equation

modeling”. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi sains.

6. Rashmi A Kusurkar (2012) dalam jurnalnya yang berjudul “How Motivation Affect Academic Performance: Structural Equation Modeling”. Hasil penelitian menunjukkan motivasi relatif berpengaruh positif terhadap kinerja akademik.

7. Kubra Karakaya Ozler dan Beyza Aksu Dunya dalam jurnalnya yang berjudul "A Review of Structural Equation Modeling Aplication In Turkish Educational Science Literature 2010-2015”.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran motivasi belajar peserta didik kelas XI-MIA (Matematika Ilmu Alam) SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. 2. Untuk mengetahui gambaran hasil belajar fisika peserta didik XI-MIA (Matematika Ilmu Alam) Ilmu Alam (MIA) SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

(21)

4. Untuk mengetahui kecocokan model pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika peserta didik kelas XI-MIA (Matematika Ilmu Alam) SMA Negeri se-Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi orang tua dan guru agar meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.

b. Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pada pengembangan teori, terutama yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar.Temuan penelitian ini juga dapat memberikan kontribusi praktis masalah motivasi belajar, dan hasil belajar peserta didik.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi, pengetahuan dan bahan perbandingan bagi peneliti berikutnya yang berminat mempelajari permasalahan yang sama.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

(22)

b. Bagi Dinas Pendidikan

Memberikan sumbangan pemikiran atau masukan yang signifikan dalam penentuan kebijakan dalam rangka meningkatkan prestasi kerja guru. Artinya dengan adanya hasil penelitian pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar peserta didik maka akan diharapkan menjadi kontribusi dan sarana keilmuan sebagai bahan pertimbangan dalam hal mengambil kebijakan atau keputusan bagi dinas pendidikan dalam memberikan pengarahan kepada para guru di SMA Negeri agar dapat

(23)

11 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Structural Equation Modeling (SEM)

Dari segi metodologi, SEM memainkan berbagai peran penting, diantaranya sebagai sistem persamaan simultan, analisis kausal linear, analisis lintasan (path analisys), analisys of covariance structure, dan model persamaan struktural. Meskipun demikian, ada beberapa hal yang membedakan SEM dengan regresi biasa maupun tekhnik multivariat yang lain, karena SEM membutuhkan lebih dari sekedar perangkat statistik yang didasarkan atas regresi biasa dan analisis varian6.

Bentler (1988) dalam Byrne mengatakan bahwa model persamaan struktural adalah metodologi statistik yang menggunakan pendekatan konfirmatori (pengujian hipotesis) yang didasarkan pada analisis multivariat dari teori struktural yang mengandung beberapa fenomena. Istilah pemodelan persamaan struktural. Dalam penggunaan model struktural memiliki dua aspek penting yaitu7:

1. Hubungan sebab-akibat yang diteliti dijelaskan oleh persamaan struktural (regresi).

2. Hubungan struktural yang ada dapat dimodelkan dalam bentuk gambar sehingga konseptualisasi yang lebih jelas dari teori yang sedang diteliti.

6

Setyo Hari Wijanto, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan

Tutorial. (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 6.

7

Barbara M Byrne, Structural Equation Modeling with Lisrel, Prelis and Simplis: Basic

(24)

Telah disebutkan sebelumnya, bahwa SEM terdiri dari 2 bagian yaitu model variabel laten dan model pengukuran. Kedua model SEM ini mempunyai karakteristik yang berbeda dengan regresi biasa. Regresi biasa umumnya, menspesifikasikan hubungan antara variabel-variabel teramati (observed variables),

sedangkan pada model variabel laten SEM, hubungan kausal terjadi diantara variabel-variabel tidak teramati (unobserved variables) atau variabel-variabel laten8.

Variabel laten disebut pula disebut pula dengan istilah unobserved variable,

konstruk atau konstruk laten. Sedanglan variabel manifest disebut pula dengan

observed variable, measured variable, atau indikator. Variabel manifest adalah variabel yang digunakan untuk menjelaskan atau mengukur sebuah variabel laten. Variabel laten dibagi menjadi dua yaitu variabel laten eksogen dan endogen. Variabel laten eksogen adalah variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen. Pada model SEM, variabel eksogen ditunjukkan dengan adanya anak panah yang berasal dari variabel tersebut ke variabel endogen. Sedangkan variabel laten endogen adalah variabel dependen yang dipengaruhi oleh variabel independen (eksogen). Pada model SEM, variabel eksogen ditunjukkan dengan adanya anak panah yang menuju variabel tersebut9.

Hair et.al. (1998) menunjukan perbedaan antara tekhnik SEM dengan tekhnik regresi dan multivariat lainnya , melalui 2 karakteristik SEM seperti dibawah ini10:

8

Setyo Hari Wijanto, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan

Tutorial, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 6-7.

9

Singgih Santoso, Konsep dasar dan Aplikasi SEM dengan AMOS 22. (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2014), h. 7-9.

10

Setyo Hari Wijanto, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan

(25)

1. Estimasi terhadap multiple interrelated dependence relationship yang istilah sederhananya adalah susunan beberapa persamaan regresi berganda yang terpisahakan tetapi saling berkaitan.

2. Kemampuan untuk menunjukan konsep-konsep tidak teramati (unobserved concepts) serta hubungan-hubungan yang ada didalamnya, dan perhitungan terhadap kesalahan-kesalahan pengukuran dalam proses estimasi.

Kline dan Klammer (2001) lebih mendorong penggunaan SEM dibandingkan regresi berganda karena 5 alasan sebagai berikut11:

1. SEM memeriksa hubungan antara diantara variabel-variabel sebagai sebuah unit, tidak seperti pada regresi berganda yang pendekatannya sedikit demi sedikit (piecemeal).

2. Asumsi pengukuran yang andal dan sempurna pada regresi berganda tidak dapat dipertahankan, dan pengukuran dengan kesalahan dapat ditangani dengan mudah oleh SEM.

3. Modification Index yang dihasilkan oleh SEM menyediakan lebih banyak isyarat tentang arah penelitian dan pemodelan yang perlu ditindaklanjuti dibandingkan pada regresi.

4. Interaksi juga dapat ditangani dalam SEM.

5. Kemampuan SEM dalam menangani non recursive paths. Pendapat Kline dan Klammer (2001) ini sejalan dengan pendapat Gefen, Straub, dan Boudreau (2000) yang menunjukan beberapa kelebihan SEM dibandingkan regresi.

11

Setyo Hari Wijanto, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan

(26)

Bollen dan Long (1993) menjelaskan prosedur SEM secara umum akan mengandung tahap-tahap sebagai berikut12:

1. Spesifikasi Model

Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural, sebelum dilakukan estimasi. Model awal ini diformulasikan bedasarkan suatu teori atau penelitian sebelumnya.

2. Identifikasi

Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada didalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya.

3. Estimasi

Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Pemilihan metode estimasi yang digunakan seringkali ditentukan bedasarkan karakteristik dari variabel-variabel yang dianalisis.

4. Uji Kecocokan

Tahap ini berkaitan dengan pengujian kecocokan antara model dengan data. Beberapa kriteria ukuran kecocokan atau Goodness Of Fit (GOF) dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan ini.

5. Respesifikasi

Tahap ini berkaitan dengan respesifikasi model bedasarkan atas hasil uji kecocokan tahap sebelumnya.

12

Setyo Hari Wijanto, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan

(27)

SEM merupakan salah satu bentuk analisis yang terdapat dalam statistik yang dikembangkan dari beberapa jenis analisis multivariate dengan menggabungkan antara analisis regresi dan analis faktor konfirmatori. Asumsi dasar SEM bahwa tidak semua variabel dapat diukur secara langsung melainkan hanya dapat ditentukan berdasarkan variabel lainnya. Variabel yang dapat diukur secara langsung biasanya disebut sebagai variabel teramati (observed variable) dan variabel yang tidak dapat diukur secara langsung atau hanya dapat diukur lewat variabel teramati disebut juga variabel laten (unobserved variable). SEM memiliki beberapa kelebihan dibandigkan analisis multivariat lainnya diantaranya mampu menjelaskan hubungan kausal diantara variabel-variabel yang diteliti secara menyeluruh baik hubungan diantara variabel termati terhadap variabel latennya (model pengukuran) maupun hubungan diantara variabel-variabel latennya (model struktural). Selain itu, SEM juga memiliki kemampuan untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan pengukuran yang ada lewat indeks modifikasi sehingga isyarat tentang arah menuju model yang baik bias ditindaklanjuti, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ar- Ra‟d/13:11

(28)

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia13.

Ayat ini menjelaskan bahwa Bagi tiap-tiap manusia ada beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga secara bergiliran.Selain itu, ayat ini juga menjelaskan bahwa tidak akan merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-sebab kemunduran mereka. SEM sebagai suatu alat statistik yang memiliki kemampuan untuk mengatasi kesalaha-kesalahan pengukuran sehingga suatu pengukuran dapat menunjukkan hasil yang lebih baik. Untuk memeperoleh suatu model yang baik, SEM dapat menganalisis kembali kesalahan-kesalahan yang terjadi pada variabel pengukuran dengan menghubungkan kesalahan-kesalahan tersebut atau dengan menetapkan kesalahan tersebut.

B. Belajar

Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan sikap14. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang melalui proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu15

13

Departemen Agama RI, Al quran dan Terjemahannya, (Makassar: CV. Toha Putra: 2015), h.199

14

WS Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1999), h. 53.

15

(29)

Belajar juga dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan didalam diri seseorang mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya16. Dalam islam juga memerintahkan manusia untuk senantiasa belajar dan menuntut ilmu sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Alaq/96:1-5

1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam,5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya17.

Ayat ini menjelaskan tentang penciptaan manusia dan bagaimana Allah mengajar manusia lewat perantara. Ayat ini menyerukan agar manusia senantiasa belajar dan menuntut ilmu pengetahuan agar tidak berada dalam kebodohan.

Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya reaksi dan daya penerimaanya, dan lain-lain yang merupakan aspek yang ada pada individu. Sebagai suatu proses yang membawa perubahan bagi setiap orang, tentunya belajar memliki tujuan tersendiri. Adapun tujuan belajar diantaranya18:

1. Belajar adalah suatu usaha.

2. Belajar bertujuan mengadakan perubahan dalam diri antara lain tingkah laku.

16

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (cet. VII; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), h. 49.

17

Departemen Agama RI, Al quran dan Terjemahannya, (Makassar: CV. Toha Putra: 2015), h. 479

18

(30)

3. Belajar bertujuan mengubah kebiasaan dari yang buruk menjadi yang baik. 4. Belajar bertujuan mengubah sikap, dari negatif menjadi positif, tidak hormat

menjadi hormat, benci menjadi sayang dan sebagainya. 5. Dengan belajar dapat mengubah keterampilan.

6. Belajar bertujuan menambah pengetahuan dalam berbagai bidang ilmu . Hal ini menunjukkan bahwa dengan belajar, setiap orang dapat mengubah kebiasaan dan prilaku serta meningkatkan keterampilannya untuk memperbaiki kehidupannya.

Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam diri individu yang ditunjukan dengan adanya perubahan-perubahan dalam diri individu tersebut yang mencakup perubahan-perubahan cara berpikir, pengetahuan, tingkah laku, dan keterampilannya.

C. Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikulum maupun tujuan instruksional menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Bloom yang secara garis besar dibagi menjadi ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris19.

Ketiga ranah tersebut menjadi obyek penilaian hasil belajar. Hasil belajar fisika dapat diukur langsung dengan menggunakan tes hasil belajar. Proses belajar dapat melibatkan aspek kognitif, prosesnya mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan berpikir (cognitive), pada belajar afektif mengakibatkan perubahan dalam aspek kemampuan merasakan (afective), sedang belajar psikomotorik memberikan hasil belajarberupa keterampilan (psychomotoric).

19

(31)

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hal yang sama berlaku untuk memberikan batasan bagi istilah hasil panen, hasil penjualan, hasil pembangunan, termasuk hasil belajar. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar peserta didik berubah perilakunya dibanding sebelumnya. Soedijarto mendefinisikan hasil belajar sebagai tingkat penguasaan yang dicapai oleh mahapeserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditetapkan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar.

Keberhasilan seseorang dalam belajar tidak terlepas dari banyak faktor mempengaruhinya. Adapun faktor-faktor yang menentukkan pencapaian hasil belajar diantaranya20:

1. Faktor Internal (yang berasal dari dalam diri) a. Kesehatan

20

(32)

b. Intelegensi dan bakat c. Minat dan motivasi d. Cara belajar

2. Faktor Eksternal (yang berasal dari luar diri) a. Keluarga

b. Sekolah c. Masyarakat

d. Lingkungan sekitar

Selain itu, hasil belajar peserta didik juga bergantung dari peranan guru dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah. Peranan pendidik dalam pelaksanaan bimbingan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua diantaranya adalah tugas dalam layanan bimbingan dalam kelas di luar kelas,

Fisika merupakan salah satu cabang dari IPA, dan merupakan ilmu yang lahir dan berkembang lewat langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep. Sehingga dapat dikatakan bahwa hakikat Fisika adalah ilmu yang memepelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal21.

Hasil belajar fisika adalah hasil yang dicapai oleh seorang peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu yang diperoleh

21

(33)

dari hasil pengukuran dengan menggunakan alat ukur yang berupa tes. Fisika merupakan proses, produk, sikap, dan fisika sebagai teknologi sehingga pembelajaran fisika SMA harus diawali oleh perencanaan pembelajaran yang memadai, selanjutnya dilaksanakan dengan baik, dan dinilai secara objektif.

D. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi berasal dari kata motif yang berarti dorongan yang terarah kepada pemenuhan psikis dan rohaniah. Menurut Mc. Donald motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan22. Sedangkan menurut Sardiman dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai23. Menurut M. Dalyono motivasi belajar adalah suatu daya penggerak/pendorong yang dimiliki oleh manusia untuk melakukan suatu pekerjaan24. Menurut Hamzah B. Uno hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada peserta didik-peserta didik yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung25. Motivasi belajar merupakan dorongan untuk selalu semangat dalam menuntut ilmu, yang dimana seseorang akan termotivasi bila memilikit suatu impian atau cita-cita yang ingin dicapai. Allah berfirman dalam QS. Al-Mujadala/58:11

22

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 73.

23

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 75.

24

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (cet. VII; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2012), h. 57.

25

(34)

11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan26.

Ayat ini memotivasi setiap orang yang membacanya ntuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan dimana Allah dengan jelas mengatakan akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Motivasi belajar ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan pengertian motivasi belajar yaitu keseluruhan daya penggerak atau dorongan di dalam diri peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar yang ditandai perubahan energi untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.

26

(35)

2. Ciri-ciri Motivasi Belajar

Sardiman A.M mengemukakan ciri-ciri motivasi yang ada pada peserta didik di antaranya adalah27:

a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa) tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi

yang telah dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah. d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang efektif.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti di atas, berarti seseorang itu memiliki motivasi belajar yang cukup tinggi. Ciri-ciri motivasi belajar seperti di atas akan sangat penting dalam menunjang proses pembelajaran. Ciri-ciri motivasi belajar di atas yang akan digunakan dalam menyusun kisi-kisi instrumen angket untuk mengungkap salah satu variabel bebas dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan ciri-ciri motivasi belajar yang tinggi timbul dapat dilihat dari ketekunan dalam dirinya dalam mengerjakan tugas, tidak putus asa jika menghadapi kesulitan, tertarik terhadap bermacam masalah dan

27

(36)

memecahkannya, senang bekerja mandiri, bosan terhadap tugas rutin, dapat mempertahankan pendapat, dan tidak mudah melepaskan hal yang diyakini. Ciri-ciri motivasi belajar dapat diukur dari tekad yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar, berhasil, dan meraih cita-cita masa depan. Motivasi belajar juga dapat didorong dengan adanya penghargaan, kegiatan yang menarik, dan lingkungan yang kondusif dalam belajar. Seorang peserta didik yang senantiasa memiliki motivasi belajar tinggi, melibatkan diri aktif dalam kegiatan belajar, dan memiliki keterlibatan afektif yang tinggi dalam belajar juga dapat dikatakan peserta didik memiliki motivasi belajar yang tinggi.

3. Macam- Macam Motivasi Belajar

Pada dasarnya peserta didik memiliki bermacam-macam motivasi dalam belajar. Motivasi dapat dibedakan menjadi menjadi 4 golongan, yaitu28:

a. Motivasi Instrumental

Pada golongan ini, peserta didik belajar karena didorong oleh adanya hadiah atau untuk menghindari hukuman.

b. Motivasi Sosial

Motivasi sosial berarti bahwa peserta didik belajar disebabkan adanya dorongan untuk penyelenggaraan tugas, dalam hal ini keterlibatan peserta didik pada tugas menonjol.

c. Motivasi Berprestasi

Jenis motivasi ini, peserta didik belajar untuk meraih prestasi atau keberhasilan telah ditetapkannya.

28

(37)

d. Motivasi Instrinsik

Motivasi peserta didik belajar karena keinginannya sendiri.

Motivasi dapat dibagi menjadi dua yaitu motivasi menjadi dua diantaranya motivasi yang berasal dari dalam diri (intrinsik) dan yang berasal dari luar (ekstrinsik). Motivasi yanag berasal dari dalam diri (intrinsik) yaitu dorongan yang datang dari hati sanubari, umumnya karena kesadaran akan pentingnya sesuatu atau dapat juga karena dorongan bakat apabila ada kesesuaian dengan bidang yang dipelajari. Sedangkan motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) yaitu dorongan yang datang luar diri (lngkungan), misalnya dari orang tua, guru,dari teman-teman atau masyarakat29.

Dari keempat jenis motivasi di atas sebaiknya dimiliki secara keseluruhan oleh peserta didik. Namun yang terpenting adalah motivasi/ keinginan yang muncul dari dalam dirinya untuk belajar, sehingga dengan adanya unsur kesengajaan dalam belajar pasti hasilnya akan lebih baik.

E. Kerangka Pikir

Kerangka pikir disusun untuk menjelaskan variabel-variabel mana yang akan berkedudukan sebagai variabel laten eksogen dan endogen. Berdasarkan kajian pustaka yang relevan maka dibangunlah sebuah model struktural yang menjelaskan kedudukan kedua variable tersebut. Model ini disusun untutk untuk memperoleh berapa banyak hipotesis yang harus disusun dan bagaimana hubungan kausal antar variabelnya.

Motivasi yang dimiliki oleh seseorang tentunya akan menjadi pendorong bagi orang itu untuk mencapai tujuannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa jika

29

(38)

peserta didik memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan mendapatkan hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar dan menggambarkan kemampuan serta kompetensi yang dimiliki peserta didik. Hasil belajar tersebut dapat dijadikan pedoman sekaligus yang memotivasi peserta didik untuk lebih giat dalam belajar. Sehingga dapat diasumsikan bahwa motivasi mempengaruhi hasil belajar peserta didik.

(39)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ex-post facto. Penelitian ini menguji tentang pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar fisika peserta didik dengan menggunakan metode SEM (structural Equation Modeling) pada kelas XI SMA Negeri Se- Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Hal ini merupakan penelitian yang bersifat korelasi. Penelitian korelasi sendiri didefinisikan sebagai suatu penelitian yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila ada, seberapa eratnya hubungan serta berarti tidaknya hubungan itu30.

Studi korelasi ini akan menggunakan analisis SEM. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian berupa dua buah variabel laten yaitu: motivasi belajar ( sebagai variabel laten eksogen dan hasil belajar ( ) sebagai variabel laten endogen. Variabel laten eksogen ( memiliki 8 variabel teramati yaitu tekun menghadapi tugas (X1), Ulet dalam menghadapi kesulitan (X2), Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah (X3), lebih senang bekerja mandiri (X4), cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (X5), dapat mempertahankan pendapatnya (X6), tidak mudah melepaskan hal yang diyakini (X7), senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (X8) sedangkan variabel memiliki 3 variabel teramati yaitu afektif (Y1), kognitif (Y2), dan Psikomotorik (Y3). Dalam penelitian ini, variabel- variabel

30

Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima,

(40)

teramati bersifat reflektif terhadap variabel latennya. Variabel- variabel tersebut dipandang sebagai indikator-indikator yang dipengaruhi oleh konsep yang sama dan yang mendasarinya (yaitu variabel laten)31. Kedua variabel laten ini dihubungkan dengan pola hubungan kausal antara variabel dengan variabel , serta ingin melihat bagaimana tingkat kecocokan model yang ditawarkan.

Gambar 3.1: Diagram Lintasan Model MTVB HB

Dimana:

Y : variabel manifest untuk variabel laten endogen HB. X : variabel teramati untuk variabel laten eksogen MTVB.

(eta) : variabel laten endogen.

(epsilon) : kesalahan pengukuran (error) yang berhubungan dengan Y. (zeta) : kesalahan pengukuran (error) dalam persamaan struktural.

(ksi) : variabel laten eksogen.

(Lambda) : loading factor variabel laten terhadap variabel teramati. (delta) : kesalahan pengukuran (error) yang berhubungan dengan X.

(gamma) : loading factor variabel laten eksogen terhadap laten endogen.

31

Setyo Hari Wijanto, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan

(41)

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu32. Populasi dalam penelitian iniadalah seluruh peserta didik kelas XI SMA Negeri se- Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Populasi

1 SMA Negeri 1 Bolo 268

2 SMA Negeri 2 Bolo 69

3 SMA Negeri 3 Bolo 25

Jumlah 362

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

32

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D

(42)

Untuk itu sampel yang diambil dari populasi yang betul-betul representatif (mewakili)33.

Tekhnik pengambilan sampel pada penelitian ini, dilakukan dengan cara

Cluster sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan jumlahnya dengan menggunakann rumus dari Slovin yaitu;

Keterangan:

N : Ukuran sampel N : Ukuran Populasi

: galat Pendugaan (error tolerance)

Dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh jumlah sampel penelitian sebanyak 190 sampel. Peneliti menggunakan tingkat keandalan 95% dengan toleransi 5%. Rincian data sampel tiap sekolah ditunjukkan oleh tabel berikut,

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Sampel

1 SMA Negeri 1 Bolo 141

2 SMA Negeri 2 Bolo 36

3 SMA Negeri 3 Bolo 13

Jumlah 190

C. Instrumen Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpul data yang digunakan

33

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D

(43)

dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang ditulis melalui media tertentu34.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah angket/kuesioner. Penyebaran kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data yang paling banyak digunakan dalam penelitian survei. Alasannya ialah dengan penyebaran kuesioner peneliti dapat menjangkau jumlah orang (responden) yang banyak dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, rangkaian pertanyaan dalam kuesioner dapat disusun dengan teliti dan tenang dalam kamar kerja peneliti sehingga rumusan dan susunan pertanyaannya dapat mengikuti sistematika yang sesuai dengan masalah penelitian dan variabel yang diteliti (Soemardjan & Koentjaraningrat, 1980). Dalam penelitian ini kuesioner digunakanan untuk mengumpulkan data responden dari variabel laten eksogen yaitu motivasi belajar

Tabel 3.3 kisi-kisi instrumen

Variabel Indikator No.Item Jumlah

Positif Negatif

Motivasi Belajar

Tekun dalam menghadapi tugas 7,15,45 32,19,36 6 Ulet dalam menghadapi kesulitan 1,6,31 33,43,47 6 Menunjukan minat terhadap

berbagai masalah

2,16,20, 24,34,44 6

Lebih senang bekerja mandiri 17,23,27 3, 12,37 6 Cepat bosan pada tugas-tugas yang

Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal

(44)

Data hasil belajar yang akan digunakan dalam penelitian adalah berasal dokumentasi hasil belajar peserta didik. Data hasil belajar ini memuat ketiga indikator dari variabel hasil belajar yaitu Afektif (Y1), kognitif (Y2), dan Psikomotorik (Y3). D. Uji Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas instrumen adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen35. Uji validitas ini dilakukan di kelas X1, untuk menentukan kevalidan dari instrumen yang telah disusun sebelum diujikan.

Pada penelitian ini digunakan validitas pakar. Uji validitas instrumen yang digunakan untuk instrumen angket digunakan teknik uji validitas dengan Aiken V yaitu36:

Tabel 3.4 Uji validitas Aiken V

Validitas tiap butir Validitas secara keseluruhan

V : indeks kesepakatan ahli mengenai validitas butir r : skor kategori pilihan ahli

lo : skor terendah dalam kategori penskoran n : banyaknya ahli

m : banyaknya butir

c : banyaknya kategori yang dapat dipilih ahli

35

Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima,

(Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, 2002), h. 239.

36

Heri Retnawati, Analisis Kuantitatif. Instrumen Penelitian (Panduan Peneliti, Mahasiswa,

(45)

Untuk mengetahui instrumen tersebut dalam kategori valid, koefisien validasi didasarkan pada kriteria berikut37:

Tabel 3.5

Dengan menggunakan uji Aiken V, dilakukanlah analisis terhadap angket motivasi belajar yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.6 petunjuk sebesar 0.75 , bahasa sebesar 0.72, dan aspek kelayakan isi sebesar 0.83. Ini menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan dikategorikan valid. Uji Aiken V memperbolehkan untuk menguji validitas secara keseluruhan dari instrumen kuesioner. Bedasarkan tabel diperoleh, koefisien validitas secara keseluruhan dari instrumen sebesar 0.72 yang menunjukkan bahwa instrument tersebut adalah valid.

37

Heri Retnawati, Analisis Kuantitatif. Instrumen Penelitian (Panduan Peneliti, Mahasiswa,

(46)

2. Uji Realibilitas

Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Walaupun reliabelitas mempunyai berbagai nama lain seperti keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya namun ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya38.

Jika dalam suatu instrumen penskoran butir dilakukan dengan memanfaatkan dua orang rater, peneliti dapat mengestimasi reliabilitas dengan inter-rater agreement. Adapun cara mengestimasinya dengan menghitung terlebih dahulu banyaknya butir atau kasus yang cocok atau butir atau kasus yang diskor sama oleh kedua rater. Banyaknya butir yang cocok ini kemudian dibandingkan dengan butir total, kemudian disajikan dengan formula sebagai berikut

Cara tersebut mudah dilakukan untuk penskoran dengan skala yang mudah misalnya 1-5 saja, itupun hasil penskoran berupa bilangan bulat39.

38

Sofyan Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h. 58.

39

Heri Retnawati, Analisis Kuantitatif. Instrumen Penelitian (Panduan Peneliti, Mahasiswa,

(47)

Menurut Guilford (1956) kriteria koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut;

Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Keterangan

0.80 1.00 Sangat Tinggi 0.60 0.80 Tinggi 0.40 0.60 Sedang 0.20 0.40 Rendah

-1.00 0.20 Sangat Rendah

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien reliabilitas R sebesar 0.67 atau dipersentasekan sebesar 67 % atau berada pada kategori tinggi yang berarti instrumen tersebut reliabel.

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah: a. Seminar proposal.

b. Validasi Instrumen

c. Mengurus surat izin penelitian di bagian akademik fakultas Tarbiyah dan Keguruan.

d. Mengurus surat izin di kantor Kesatuan kebangsaan (KesBag) Kabupaten Bima. e. Mengurus surat izin penelitian di Badan Pembangunan Daerah (Bapeda)

Kabupaten Bima.

(48)

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, hal-hal yang dilakukan adalah:

a. Melakukan pembagian kuesioner pada setiap kelas ditiap sekolah terkait. b. Mengambil data hasil belajar dari guru mata pelajaran disekolah terkait.

3. Tahap Akhir

Pada tahap ini, melakukan analisis data dari data yang diperoleh. F. Tekhnik Analisis Data

1. Statistik deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum40.

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan secara umum dari variabel-variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat variabel teramati yaitu variabel X dan Y dan variabel laten MTVB serta variabel laten HB. Analisis deskriptif juga digunakan untuk mendeskripsikan skor dari semua variabel teramati dalam penelitian ini. Pada teknik ini penyajian data berupa: menentukan nilai rata-rata skor, menentukan standar deviasi, kategorisasi data variabel-variabel teramati X dan Y.

40

Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &D

(49)

Kategorisasi variabel teramati X dan variabel laten MTVB dilakukan berdasarkan kategorisasi yang dikembangkan oleh Saifuddin Azwar seperti pada tabel dibawahi ini41,

namun untuk variabel teramati Y dan variabel laten HB dikategorikan berdasarkan kategorisasi yang ditetapkan oleh pemerintah seperti yang ditunjukan tabel dibawah ini42.

Tabel 3.9

Katergorisasi Hasil Belajar Peserta Didik

Sikap Pengetahuan Keterampilan

Modus Predikat Skor Rerata Huruf Capaian Optimum

Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 163.

42

Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pendidikan dan kebudayaan No. 104 tahun 2014, h.

(50)

a. Uji Normalitas

Banyak cara yang dapat digunakan untuk melakukan pengujian normallitas sampel, namun dalam tulisan ini hanya akan disajikan dua macam cara, yaitu: pengujian normalitas kertas probabilitas normal dan dengan rumus chi-kuadrat

43

Dalam penelitian ini, untuk pengujian normalitasnya menggunakan uji chi-kuadrat

dengan menggunakan software LISREL 8.8. b. Uji Multikolinearitas

Salah satu asumsi klasik adalah tidak terjadinya multikolinearitas diantara variabel-variabel bebas yang berada dalam satu model. Multikolinearitas artinya antarvariabel independen yang terdapat dalam model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna. Apabila terjadi multikolinearitas berarti antara variabel bebas saling berkorelasi sehingga dalam hal ini sulit intuk diketahui veriabel bebas mana yang mempunyai mempengaruhi variabel terikat.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas didalam suatu model regresi jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.90), maka hal ini mengindikasikan adanya multikolinearitas44.

c. Analisis Faktor

Analisis faktor adalah kajian tentang saling ketergantungan antara variabel-variabel, dengan tujuan untuk menemukan himpunan variabel-variabel baru, yang

43

Suharsimi Arikunto, Prosedur Suatu Penelitian: Pendekatan Praktek. Edisi Revisi Kelima,

(Penerbit Rineka Cipta. Jakarta, 2006), h. 314.

44

(51)

lebih sedikit jumlahnya dari pada variabel semula, dan yang menunjukkan yang mana di antara variabel-variabel semula itu yang merupakan faktor-faktor persekutuan45.

3. Uji Hipotesis

Uji hipotesis pada penelitian ini diolah dengan menggunakan SEM (Structural Equation Modeling)dengan program LISREL 8.8.Bollen dan Long (1993) dalam Wijanto, Prosedur SEM secara umum akan mengandung tahap-tahap sebagai berikut sebagai berikut46:

a. Spesifikasi Model

Tahap ini berhubungan dengan pengembangann model berdasarkan teori yang ada sebagai dasar dalam menghubungkan variabel laten dengan variabel laten yang lainnya dan juga indikator-indikatornya. Pada dasarnya SEM merupakan tekhnik konfimatori yang digunakan untuk mengkaji hubungan kausalitas dimana perubahan pada satu variabel diasumsikan berubahnya variabel lainnya.

Bedasarkan pertimbangan bahwa SEM memiliki memiliki kemampuan untuk menggabungkan measurement model dan structural model secara simultan bila dibandingkan dengan teknik multivariat lainnya. Mempunyai kemampuan menguji pengaruh langsung dan tidak langsung (direct dan indirect). Adapun software yang digunakan untuk mengolah data ini adalah LISREL 8.8.

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel laten yaitu motivasi belajar sebagai variabel laten eksogen dan hasil belajar sebagai variabel endogen. Variabel manifest/indikator dari motivasi belajar yaitu t tekun menghadapi tugas (X1), ulet

45

Susilo dan Suyanto, Metodologi Penelitian Cross Sectional Kedokteran dan Kesehatan, (Klaten: Bosscript, 2015), h. 34.

46

Setyo Hari Wijanto, Structural Equation Modeling dengan LISREL 8.8: Konsep dan

(52)

dalam menghadapi kesulitan (X2), Menunjukan minat terhadap bermacam-macam masalah (X3), lebih senang bekerja mandiri (X4), cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (X5), dapat mempertahankan pendapatnya (X6), tidak mudah melepaskan hal yang diyakini (X7), senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal (X8). sedangkan untuk variabel Manifest/ indikator dari variabel hasil belajar yaitu afektif (Y1), kognitif (Y2), dan psikomotorik (Y3).

Model kerangka pemikiran teoritis yang sudah dibangun, selanjutnya

ditransformasikan ke dalam bentuk diagram jalur (path digram) untuk menggambarkan

hubungan kausalitas antara variabel eksogen dengan variabel endogen.

Gambar 3.2: model struktural MTVB HB

Dari gambar diatas diatas diperoleh parameter-parameter dari model struktural, seperti yang ditunjukkn tabel,

Tabel 3.10

Persamaan struktur hubungan antar variabel

Endogen Eksogen Kesalahan Loading factor

Dari tabel di atas diperoleh persamaan struktural sebagai berikut:

(53)

Full model dari model struktural diatas:

Gambar 3.3: full model MTVB HB

Dari gambar 3.3 dapat ditentukan persamaan dari model pengukuran seperti pada tabel berikut,

Tabel 3.11

Persamaan Model Pengukuran Variabel Teramati Variabel

Eksogen ( )

Variabel Endogen (

Kesalahan

X1 +

X2 +

X3 +

X4 +

X5 +

X6 +

X7 +

(54)

b. Identifikasi

Pada tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada didalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya.

Dari variabel teramati/ manifest pada path diagram bahwa jumlah variabel yang teramati sebannyak 11 sehingga jumlah data yang diketahui adalah 66. Bedasarkan persamaan struktural yang digambarkan oleh path diagram maka jumlah parameter yang diestimasi sebanyak

 : terdiri dar 8 parameter yaitu sampai pada matriks .

 : terdiri dar 3 parameter yaitu sampai pada matriks .

 : terdiri dari 8 parameter

 : terdiri dari 3 parameter

 : terdiri dari 1 parameter yaitu matriks tunggal dari variabel HB (

 : terdiri dari 1 parameter yaitu matriks tunggal dari variabel MTVB ( ).

 : terdiri dari 1 parameter yaitu matriks yang menghubungkan variabel laten. Dari matriks di atas diperoleh jumlah parameter sebanyak 24. Dari hasil tersebut, maka degree of freedom yang dihasilkan adalah 66-25= 41. Sehingga disimpulkan bahwa degree of freedom-nya lebih besar dari nol yaitu 42>0 yang menunjukan bahwa model tersebut overidentified, sehingga model tersebut dapat diidentifikasikan estimasinya.

Y1 +

Y2 +

Gambar

Tabel 3.1 Populasi Penelitian
Tabel 3.3 kisi-kisi instrumen
Tabel 3.4 Uji validitas Aiken V
Tabel 3.5 Kriteria Valid
+7

Referensi

Dokumen terkait

Structural Equation Modeling disingkat SEM merupakan metode analisis multivariat yang dapat digunakan untuk menggambarkan keterkaitan hubungan linier secara simultan

Josephine Rona Kurniadewi. Korelasi antara Disiplin dan Motivasi Belajar dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI MIA SMA Negeri 2 Klaten. Program Studi Pendidikan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: (1) Motivasi belajar fisika dengan pembelajaran berbasis proyek pada peserta didik kelas

Hasil penelitian dengan metode structural equation modeling terkait persepsi masyarakat mengenai tato, dapat disimpulkan bahwa seni dan sosial budaya mempunyai

Oleh karena itu, dilakukan penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dengan menggunakan pendekatan Structural Equation Modeling (SEM) dikarenakan

Dalam penelitian ini analisis Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis hubungan antara perceived quality, perceived value, perceived best score, dan

Structural Equation Modeling (SEM) adalah metode analisis multivariat yang digunakan untuk menggambarkan hubungan linier secara simultan antara variabel laten dan

Hasil penelitian memberikan gambaran bahwa; 1 motivasi berprestasi siswa kelas XI SMA di Kota Bima, termasuk dalam kategori tinggi; 2 hasil belajar fisika siswa kelas XI SMA di Kota