i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT WAJIB
DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII
SMP
PLUS AS SYAFA’AH PENGKOL KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
TOLHAH HUSEN
NIM : 111-13-124
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT WAJIB
DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII
SMP PLUS AS SYAFA’AH PENGKOL KECAMATAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
TOLHAH HUSEN
NIM : 111-13-124
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Kepada : Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
di Tempat
Assalamualaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah mahasiswa :
Nama : Tolhah Husen
NIM : 111 - 13 - 124
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Judul : Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Materi Sholat Wajib Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Plus Assyafa'ah Pengkol Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
Dengan ini kami mohon skripsi mahasiswa tersebut supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Salatiga, 24 Januari 2018
Pembimbing
v
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364
Website: http//www.salatiga.ac.id e-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT WAJIB DENGAN METODE JIGSAW PADA
SISWA KELAS VII SMP PLUS AS SYAFA’AH PENGKOL
KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018
DISUSUN OLEH TOLHAH HUSEN
NIM: 111-13-124
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 23 Maret 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag.
Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag.
Penguji I : Dr.Imam Sutomo, M.Ag.
Penguji II : Dr. Maslikhah, M.Si.
Salatiga, 23 Maret 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi, M.Pd.
vi
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Tolhah Husen
NIM : 111 - 13 - 124
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Faklultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar – benar merupakan hasil
karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan
orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode
etik ilmiah.
Salatiga, 29 Januari 2018 Penulis
vii
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu
kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melipahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Untuk itu skripsi ini penulis mempersembahkan untuk :
1. Kedua orangtua Bapak Muhsinin (Alm) dan Ibu Suharti yang tidak henti – hentinya mendoakan, mendidik, membimbing dan mengasuhku sampai sekarang saat ini.
2. Keluarga Besarku Mbk Nunung & Mas Yatno : Syifa , Mashuda, Mas Hafis, Adikku Resa dan Iffah yang selalu membuatku semangat dan bisa membuatku termotivasi untuk menjadi hidup yang lebih baik.
3. Keluarga Besar Ar-Romli yang salalu memberikanku semangat dan selalu
mengingatkanku.
4. Keluarga Besar Mbah Dawud yang selalu membuatku hidupku tambah semangat.
5. Keluarga Besar Bapak Suharto yang telah memberikan arahan dan bimbingan betapa pentingnya pendidikan tinggi.
6. Teman-teman seperjuangan di Masjid Bismilah Abu Bakar As – Sidiq Gendongan Salatiga (Alwi, Misbah, Solih) yang telah menemani dari masuk kuliah sampai akhir kuliah.
7. Pengurus Remaja Masjid Seling tahun 2017- 2019 yang telah menjadikan
penyemangat.
8. Santriwan-Santriwati Madrasah Diniyah Miftahul Huda Seling yang
membuatku semangat.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya, Sholawat serta salam kami haturkan
kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw yang telah menuntun
umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi
syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini
adalah ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MATERI SHALAT WAJIB DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA
KELAS VII SMP PLUS ASSYAFA’AH PENGKOL KECAMATAAN
KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN
2017/2018”.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati,M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga dan selaku
Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan
waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan
pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan
hingga terselesaikannya skripsi ini.
4. Bapak M. Gufron, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
membimbing dari awal hingga akhir sehingga penulis bisa mengikuti
kegiatan akademik dengan lancar.
5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan
Agama Islam yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada
x
6. Bapak Abdullah Hafid Amin, S.Pd selaku Kepala SMP Plus Assyaafa’ah
Karanggede
7. Bapak Muslih, S.Pd.I selaku guru PAI SMP Plus Assyaafa’ah Karanggede serta segenap dewan guru dan staff SMP Plus Assyaafa’ah Karanggede yang
telah banyak membantu.
8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah
membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta
mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam
penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca
pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia
pendidikan.
Salatiga, 24 Januari 2018
Penulis
xi
ABSTRAK
Husen, Tolhah.2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Shalat Wajib Metode
Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Plus Assyafa’ah Pengkol Kecamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.
Kata Kunci : Hasil Berlajar, Metode Jigsaw.
Skripsi ini dilatarbelakangi oleh mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada bab Shalat Wajib, hal ini dikarenakan guru banyak menggunakan metode ceramah. Sehingga guru perlu melakukan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa dengan menggunakan metode jigsaw. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah dengan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi Shalat Wajib pada siswa kelas VII SMP Plus
Assyafa’ah Pengkol Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran
2017/2018?
Penelitian ini termasuk PTK, Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan tes.Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan tes.Penelitian ini
menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi shalat wajib pada siswa kelas VII
SMP Plus Assyafa’ah Pengkol Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun
Pelajaran 2017/2018.
xii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN DIPUBLIKASIKAN ... vi
MOTTO ... vii
xiii
1. Pengertian Hasil Belajar ...………....……… ... 16
2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …… ... 19
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 23
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam……… 23
2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ... 24
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 26
4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 27
C. Shalat Wajib ... 28
D. Metode Jigsaw ... 34
1. Pengertian Metode Jigsaw ... 34
2. Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw ... 38
E. Penelitian Terdahulu ... 41
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 44
1. Sejarah SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 44
2. Profil SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 45
3. Struktur Organisasi SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 46
4. Visi dan Misi SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 47
5. Daftar Guru SMP Plus Assyafaah Karanggede ……… ... 52
6. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Plus Assyafaah Karanggede 53 7. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 54
B. Obyek Penelitian ... 54
C. Pelaksanaan Penelitian ... 56
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 56
2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 66
1. Analisis Pra Siklus ... 66
xiv
3. Siklus II ... 73
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 84
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Profil SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 45
Tabel 3.2 Daftar Guru SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 52
Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 53
Tabel 3.4 Data Siswa ... 54
Tabel 3.5 Hasil Observasi Ketrampilan Guru Siklus I ... 58
Tabel 3.6 Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 60
Tabel 3.7 Hasil Observasi Ketrampilan Guru Siklus II ... 63
Tabel 3.8 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 64
Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Pra Siklus ... 66
Tabel 4.2 Daftar Hasil Tes Siklus I ... 70
Tabel 4.3 Daftar Hasil Tes Siklus II ... 76
xvi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Ketuntasan Prestasi Belajar ... 80
Grafik 4.2 Nilai Prestasi Belajar Per Siklus ... 81
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 3 Pengajuan Judul Skripsi
Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian
Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 7 Daftar SKK
Lampiran 8 Dokumentasi Foto Penelitian
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Agama Islam adalah agama Allah SWT yang paling sempurna diantara
semua agama yang ada di alam dunia ini, agama yang disempurnakan
Allah SWT melalui malaikat Allah SWT yaitu Malaikat Jibril dan
kemudian diberikan kepada Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.
Agama Islam merupakan agama yang dijadikan tuntunan bagi umat
manusia yang berkeyakinan kepada pemelukNya. Dan didalam agama ini
ada berbagai hal - hal yang menyangkut dalam kehidupan sehari – hari
untuk semata–mata beribadah atau huhubungan kepada Allah SWT.
Sebagaimana dalam Al-Quran dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56-58:
﴿ ِنوُدُبْعَيِل لاِإ َسوِلااَو َّهِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari
mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.
Sesungguhnya Allah Dialah Maha.. Pemberi rezki Yang Mempunyai
Kekuatan lagi Sangat Kokoh.(Qs.Adz-Dzariyat ayat 56-58).
(DepagRI.1979: 524)
Menjalankan suatu ibadah sambil menyelami hakikatnya, sudah
menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat Islam terutama islam di
2
untuk membangun dan memelihara kecintaan terhadap Sang Khalik.
Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta harus diikuti dengan mewujudkan
ibadah tersebut kedalam perilaku bermasyarakat. Didorong oleh semangat
untuk membantu umat islam memenuhi upaya - upaya tersebut.
(Dahlan.2010:3)
Dalam beribadah banyak hal - hal yang dapat dilakukan oleh manusia
contohnya saja dalam hal menuntut ilmu dengan pergi ke suatu majelis,
dengan mendengarkan penceramah maka akan memperoleh ilmu. Dan
masih banyak lagi tentang masalah pendidikan. Misalnya dalam lingkup
pendidikan.
Sering kali mendengar bahwa pendidikan itu hanya dilingkup sekolah
saja, hal tersebut tidak benar, pendidikan tidak hanya disekolah – sekolah,
akan tetapi pendidikan juga dapat dijumpai di manapun. Sebagai contoh,
seorang anak kecil dapat berlaku sopan dan dapat menghargai orang yang
lebih tua karena pendidikan yang di berikan oleh orang tuanya. Orang tua
akan mengajarkan anak-anaknya untuk berlaku sopan dan santun kepada
siapapun dan secara otomastis hal itu akan tertangkap di memori si anak
dan akhirnya si anak tersebut akan memiliki karakter baik seperti yang di
ajarkan oleh kedua orang tuanya. Dari contoh tersebut menunjukkan
bahwa pendidikan tidak hanya di dapatkan di sekolah, melainkan bisa di
dapatkan dari lingkungan keluarga, tetangga, teman bermain, madrasah,
pondok pesantren, dan tempat-tempat lain.
3
kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainya didalam
masyarakat dimana dia hidup. Untuk itu dalam pendidikan di SMP Plus
Assyafaah Pengkol menjadikan perhatian bahwa pendidikannya untuk
diperhatikan lebih khusus demi kemajuan dan dapat mengembangkan
dengan lebih baik dengan memberikan pengetahuan tentang metode –
metode yang telah digunakan para ahli dalam pembelajaran supaya siswa –
siswa tersebut akan lebih mudah dan dapat menagkap pembelajaran lebih
baik lagi.
Pendidikan pengertian lainya dikemukakan oleh para ahli yaitu John
Dewe mengartikan bahwa pendidikan sebagai suatu proses pembaharuan
makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi didalam pergaulan biasa
atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi
secara sengaja dan untuk menghasilkan keseninambungan sosial. Proses
ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum
dewasa dan kelompok dimana ia hidup. (Ghofur, 2009: 62-64)
Banyak topik yang sering kali dibicarakan pada lingkungan sekolah,
karena sekolah adalah lingkungan yang lebih dominan dalam
pembelajaran, akan tetapi sekolah mengajarkan lebih ke teorinya saja.
Dalam lingkup sekolah sering kali kita ketahui bahwa setiap sekolah
banyak permasalahan sendiri-sendiri, akan tetapi yang sering kita ketahui
yaitu masalah pada peserta didiknya. Berbagai macam permasalahan akan
menambahkan pada pendidiknya untuk bekerja keras lagi dalam
4
suatu strategi yaitu dengan metode-metode pembelajaran yaitu dengan
metode Jigsaw dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, dimana
strategi itu dapat menjadi solusi pada permasalahan yang ada di sekolah -
sekolah terutama pada pembelajaran di kelas.
Upaya untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, maka akan
banyak berbagai cara untuk menjalaninya. Masih banyak peserta didik
kurang tertarik dan masih belum maksimal untuk mengikuti pembelajaran
dengan alasannya kurangnya metode – metode dan sarana dan prasarana.
Kondisi ini juga terjadi di SMP Plus Assafa'ah Karanggede, dimana guru –
guru masih banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa dapat
mengalami kejenuhan dan kurangnya minat belajar. Hal ini ditunjukkan
dari indikator hasil belajar pada ulangan harian yang belum memperoleh
nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII masih dibawah
KKM yaitu 70.
Dari permasalahan diatas dapat dilakukkan Penilitian Tindakan Kelas
(PTK) sebagai alternatife dalam menyelesaikan permasalahan ini. Dari
permasalahan diatas peneliti tertarik untuk penelitian sebagaimana yang
berjudul "Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Sholat Wajib Dengan
Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Plus Assyafa'ah Pengkol
Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018''.
B. Rumusan Masalah
Apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI Materi
5
Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 20172018?
C. Tujuan penelitian
Tujuan penilitian ini adalah Untuk mengetahui apakah dengan metode
Jigsaw akan meningkatkan hasil belajar PAI Materi Sholat Wajib Pada
Siswa Kelas VII SMP Plus Assyfa'ah Pengkol Kec. Karanggede Kab.
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar akan
baik dan diharapkan dapat menyelesaikan dengan baik apabila
menggunakan metode ini pada mapel PAI Materi Sholat Wajib Pada
Siswa Kelas VII SMP Plus Assyfa'ah Pengkol Kec. Karanggede Kab.
Boyolali Tahun Pelajaran 2017/20
Indikator keberhasilan apabila siswa dalam pembelajarannya
mendapatakan nilai KKM yang telah ditentukan dari sekolah yaitu 70 dan
sudah mencapai KKL sebesar 85%.
E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana
cara mengatasi masalah yang muncul dalam proses kegiatan belajar
mengajar khususnya dalam mata pelajaran PAI kemudian untuk
6
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1) Siswa termotivasi untuk belajar karena proses pembelajaran
bervariasi dan menantang
2) Memperoleh pengalaman pembelajaran baru dan pembelajaran
sangat menarik mudah dipahami sehingga menumbuhkan rasa
semangat untuk belajar.
b. Bagi Guru
1) Akan menambahkan wawasan, pengalaman dan pengetahuan
bagi guru.
2) Dapat membantu permasalahan yang dihadapi dalam
pembelajaran.
c. Bagi Sekolah
Dapat memberikan sumbangan pendidikan dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran.
F. Penegasan Istilah 1. Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2009: 5-6), hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilai - nilai, penegertian - pengertian, sikap - sikap,
apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar
berupa hal – hal berikut : informasi verbal, ketrampilan intelektual,
strategi kogntif, keterampilan motorik dan sikap.(Thobroni, 2016:
7
2. Materi PAI
Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa dan berahklak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci
Al-Quran dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan,
serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa. ( Majid, 2012: 11-12)
3. Metode Jigsaw
Metode Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975).
Metode ini memiliki dua versi tambahan, Jigsaw II (Slavin,1989) dan
Jigsaw III (Kagan, 1990). Metode ini dapat diterapkan untuk materi –
materi yang berhubungan dengan ketrampilan membaca, menulis
mendengarkan, ataupun berbicara. Ia menggabungkan aktivitas
membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam Jigsaw, guru
harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu
siswa mengaktifkan skema ini agar materi pembelajaran menjadi lebih
bermakna. Guru juga memberi banyak kesempatan pada siswa untuk
mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.
8
4. Shalat wajib
Sholat wajib adalah bentuk penghambaan beribadah kepada
Allah Swt dengan cara – cara tertentu, dilakukan sehari semalam lima
kali diantarnya sholat dhuhur, ashar, maghrib, isya' dan subuh. Sholat
menegakkan sholat, berarti menghidup - hidupkan atau menegakkan
agama Allah Swt.
G. Metode penelitian
1. Rancangan
Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan
kelas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus. Pada
siklus satu dan dua terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi
dan refleksi.
2. Subyek Penelitian
Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa kelas VII
SMP Plus Assyafa'ah Desa Pengkol Kecamatan Karanggede
Kabupaten Boyolali yang terdiri dari 18 laki laki dan 7 perempuan
berjumlah 25 siswa.
3. Langkah – langkah penelitian
Bagian ini akan membahas langkah – langkah, terdiri empat
langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi, berikut ini adalah gambaran ke empat
9
Gambar 1.1 Gambar Daur Ulang Aktifitas dalam Penelitian Tindakan Kelas (http://endahno.blogspot.co.id/2013/01/ diakses 19 Januari 2018)
Adapun penjelasan dari Daur Ulang Aktifitas dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Sebelum melakukan perencanaan, hendaknya guru mengumpulkan
informasi yang diperlukan tentang pengetahuan siswa sebelum mengenai
pelajaran yang akan dibahas, latar belakang keluarga, gaya belajar,
karakteristik, dan kemampuan siswa. (Kusuma, 2013: 5)
Dalam perencanaan ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaa
Pembelajaran disusun guna untuk mempersiapkan dalam saat
pembelajaran. PTK tidak ubahnya seperti penlitian – penelitian ilmiah
10
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada
tahap satu yaitu bertindak dikelas. (Suyadi, 2015: 62)
Tahapan ini dalam pelaksanaan sesuai dengan yang sudah
dirumuskan peneliti. Dengan mempersiapkan pembelajaran Pendidikan
Agama Islam materi Sholat Wajib dikelas dengan menggunakan metode
Jigsaw tindakan dilakukan dengan per siklus – siklus.
3. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukkan pada saat penelitian berlangsung, pada tahap
ini guru dan peneliti mengumpulkan data – data pada saat pembelajaran
setiap siklus – siklus berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dengan materi Shalat Wajib.
4. Refleksi (Reflecting)
Dalam tahap ini yaitu tahap terakhir dalam kegiatan penelitian, guru
mengulas kembali apa yag telah dilakukan. Tahap ini dilakukan seteleh
memperoleh informasi melalui proses dalam kegiatan pembelajaran,
kemudian data informasi tersebut dianalisis, hasil analisis dibandingkan
acuan pembelajaran yang akan dicapai, apabila setelah dibandingkan
belum maksimal, maka akan diadakan penindakkan dalam bentuk
11
H. Instrumen Penelitian
1. Tes Tertulis
2. Lembar Observasi
Dalam penelitian ini peneliti langsung mengamati keadaan
gejala atau proses yang terjadi selama diterapkan metode Jigsaw
dalam pembelajaran
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan
kelas adalah :
a. Tes Tertulis
Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI tentang Sholat Wajib
dengan memperoleh data kuantitatif.
a. Observasi
Observasi ini dilakukan terhadap guru selama pembelajaran
untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran PAI
materi Shalat Wajib dengan menggunakan metode Jigsaw.
b. Dokumentasi
Instrumen peneliti mengumpulkan dokumentasi berupa lembar
observasi ini berupa foto – foto dan video kegiatan pembelajaran
12
J. Analisis data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan
dengan hasil dari siklus – siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh
sekolah yaitu 70. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas apabila
sudah mencapai KKM yang telah ditentukan dari sekolah.
Untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus - siklus digunakan
tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun Kriteria
Ketuntasan Klasikal (KKL) yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).
Peneliti menggunakan perhitungan presentase untuk menentukan
Kriteria Ketuntaan Klasikal dengan rumus :
Keterangan : F = Frekuensi
N = Jumlah siswa seluruhnya
P = Jumlah nilai dalam persen. (Jazuli, 2017: 12)
K. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami dalam penelitian ini, maka
sistematikanya sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan meliputi, Latar Belakang Masalah, Rumusan
Masalah,, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian,
13
Bab II : Kajian Pustaka memuat tentang, Hasil Belajar, Pendidikan
Agama Islam, Materi Sholat Wajib, Metode Jigsaw.
Bab III : Pelaksanaan Penelitian meliputi, Gambaran umum sekolah,
fasilitas sarana prasarana, data guru dan staf, subyek penelitian, deskripsi
pelaksanaan setiap siklus.
Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi Deskripsi Setiap
Siklus
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Secara etimologi, menurut Anonim dalam Andi (2008:14)
hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Hasil artinya
pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau
tingkat penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan mata pelajaran, sedangkan belajar artinya
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. (Suparman, 2014: 296)
Hasil juga bisa diartikan prestasi. Prestasi juga diartikan sebagai
hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah
dilakukan. Sedangkan menurut Djamarah, prestasi adalah hasil suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual
maupaun kelompok. (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012 : 118)
Hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari
pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental
dan emosional terjadi, perubahan perilaku sebagai hasil belajar
dikelompokkan ke dalam tiga ranah (kawasan) yaitu pengetahuan
(kognitif), keterampilan motorik (psikomotor), dan penguasaan nilai
– nilai atau sikap (afektif). (Suparman, 2014: 296)
15
1. Informasi verbal, yaitu kabalitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespons secara spefisik terhadap rangsangan spesifik.
Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis - sintetis
fakta konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan
mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi
penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dan urusan dan koordinasi sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai - nilai sebagai standar
perilaku. (Suparman, 2014: 296)
16
mencangkup kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik.
1). Domain Kognitif mencangkup :
a.Knowledge (pengetahuan, ingatan);
b. Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,
contoh);
c.Application (menerpakan);
d. Analysis (menguraikan, menemukan hubungan);
e.Sythesis(mengorganisasikan,merencanakan, membentuk
bangunan baru);
f.Evaluating (menilai).
2). Domain Afektif mencangkup:
a.Receiving (sikap menerima);
b. Responding (memberikan respon);
c.Valuing (nilai);
d. Organization (organisasi);
e.Characterization (karakterisasi).
3). Domain Psikomotor mencangkup:
a. Initatiotory
b. Pre-routine
c.Rountinized
d. Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial,
manajerial, dan intelektual.
17
hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan
sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah
satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran
yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana
disebutkan diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah
tetapi secara komprehensif. (Thobroni, 2016: 20-22)
2. Faktor- Faktor yang mempengaruhi belajar
Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.
Menurut Purwanto (2002:102), berhasil atau tidaknya perubahan
tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan
menjadi dua golongan sebagai berikut.
1). Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor
individual. Faktor individual meliputi hal- hal berikut.
a. Faktor kematangan atau pertumbuhan
Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau
tingkat pertumbunan organ - organ tubuh manusia. Misalnya,
usianya enam bulan dipaksa untuk belajar berjalan meskipun
dilatih dan dipaksa anak tersebut tidak akan mampu
18
b. Faktor kecerdasan atau intelegensi
Di samping faktor kematangan, berhasil atau tidaknya
seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh faktor
kecerdasan.
c. Faktor latihan dan ulangan.
Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang
berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki
menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam.
d. Faktor motivasi
Motif merupakan pendorong bagi atau organisme untuk
melakukan sesuatu. Seseorang tidak akan mau berusaha
mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak
mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan
dicapai dari belajar.
e. Faktor pribadi
Setiap manusia memiliki sifat kepribadian
masing-masing yang berbeda dengan manusia lainya. Ada orang yang
mempunyai sifat keras hati, halus perasaanya, berkemauan
keras, tekun, dan sifat sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian
tersebut turut berpengaruh dengan hasil belajar yang dicapai.
Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor
19
2). Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial.
Termasuk kedalam faktor di luar individual atau faktor sosial
antara lain:
a.Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga.
b. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam
turut menemukan bagaimana dan sampai di mana
belajar dialami anak-anak.
c.Faktor guru dan mengajarnya. Saat anak belajar di sekolah,
faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor
yang penting.
d. Faktor alat - alat yang digunakan dalam belajar
mengajar. Faktor guru dan cara mengajarkanya
berkaitan erat dengan ketersedian alat - alat pelajaran
yang tersedia di sekolah.
e.Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Seorang
anak yang memiliki intelegensi yang baik, dari keluarga
yang baik, bersekolah di sekolah yang keadaan
guru-gurunya, dan fasilitasnya baik belum tentu pula dapat
belajar dengan baik.
f.Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari
orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin
belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga,
20
spermainan. Pada umumnya, motivasi semacam ini
diterima anak tidak dengan sengaja, bahkan tidak
dengan sadar. (Thobroni, 2016: 28-30)
B.Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Mata Pelajaran Agama Islam
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata
pelajaran yang ada di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai
menengah atas yang salah satunya mempelajari tentang aturan - aturan
dalam pendidikan agama Islam. Dan mengajarkan ke dalam
kehidupan sehari – hari untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,
hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci
Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan
untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud
kesatuan dan persatuan bangsa.
Menurut Zakiyah Daradjat dalam (Abdul Majid, 2012:2)
menyatakan, Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar
21
senantiasa daat memahami kandungan ajaran Islam secara
menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat
mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.
2. Dasar- Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama
Islam Pendidikan Agama Islam mempunyai dasar yang kuat.
Menurut Zuhairini dkk dalam (Abdul Majid:2012) dasar terebut dapat
ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut.
a. Dasar Yuridis/Hukum
Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama
yang berasal dari perundang-undangan yang secara tidak
langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan
pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis
tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :
(1) Dasar ideal, yaitu falsafah negara Pancasila, sila pertama :
Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab
XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi:1) Negara
berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan
kepercayaan itu.
(3) Dasar opersional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No
22
No.IV/MPR1978 jo. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983,
diperkuat oleh Tap. MPR No.II/MPR 1993 tentang
Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya
menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara
langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah
formal,mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
(Majid .2012: 14)
b. Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran
Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah
dari Tuhan dan merupakan perwujudkan ibadah kepada-Nya.
c. Aspek Psikologis
Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa
dalam hidupya, manusia baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang
membuat hatinya tidak tenang dan tentram sehingga
memerlukan pegangan hidup.
3. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Menurut Abdul Majid (2012:15) Pendidikan Agama Islam untuk
sekolah atau madrasah berfungsi sebagai berikut.
a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan
23
keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban
menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap
orang tua dalam keluarga. sekolah berfungsi untuk
menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui
bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan
ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
b) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial
dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama
Islam.
d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,
kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta
didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran
dalam kehidupan sehari-hari.
e) Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia
seutuhnya.
f) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
24
g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiki
bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk
dirinya sendiri dan bagi orang lain.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan
pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat
melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Tujuan pendidikan agama Islam diatas merupukan turunan dari
tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No.
20 tahun 2003), berbunyi: ''Pendidikan nasional bertujuan
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta betanggung jawab. (Majid, 2012:
16-17).
C. Shalat Wajib
1. Ketentuan Shalat Wajib
25
ibadah kepada Allah SWT. Yang terdiri dari beberapa perkataan dan
perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram diakhiri dengan
salam serta memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan.
(Multahim, 2007 : 83)
Shalat ialah berhadap hati kepada Allah SWT sebagai ibadah,
dengan penuh kekyusukan dan keiklhasan didalam beberapa
perkataan dan perbuatan. Yang dimulai dengan takbir dan diakhiri
dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditetukkan
syara’. (Raf’i, 2016 : 32)
Mengingat arti shalat menurut bahasa adalah doa, maka
kedudukan shalat dalam agama Islam sangat tinggi dibanding ibadah
lainya. Shalat sebagai doa bertujuan untuk mengaharap ridha Allah
SWT. Agar seseorang yang senantiasa melaksanakan shalat akan
terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Firman Allah SWT.
Dalam Surah Al Ankabut ayat 45.
مِقَاَو ِباَتِكْلا َهِم َكْيَلِا َيِحوُا آَم ُلْتُا
Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan)
keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu
lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui
apa yang kamu kerjakan.(QS Al-Ankabut:45).
Dalam agama Islam shalat merupakan kedudukan yang sangat
26
shalat meruapakn tiang agama dan suatu ibadah yang pertama kali
diwajibkan oleh Allah Swt kepada hambaNya.
Rasulullah saw bersabda yang artinya: shalat adalah tiang
agama, barang siapa mendirikan shalat berarti mendirikan agama.
Dan barang siapa meninggalkannya berarti ia telah meruntuhkan
agama. (HR. Baihaqi)
Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi setiap muslim
meninggalkan shalat lima waktu sebagai shalat wajib (shalat fardu)
yang sesuai dengan waktu-waktunya.
1. Syarat – syarat wajib shalat
Syarat wajib shalat adalah syarat-syarat atau hal-hal yang
menjadikan seseorang diwajibkan shalat wajib shalat adalah
sebagi berikut:
a. Islam
b. Baligh
c. Berakal
d. Suci dari haid nifas bagi wanita
e. Dalam keadaan sadar tidak tidur atau mabuk
2. Syarat – syarat sah shalat
Adapun syarat sahnya shalat adalah sebagai berikut.
a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil
b. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis
27
d. Menegtahi masuknya waktu shalat
e. Menghadap kibat. (Multahim, 2007 : 83)
3. Rukun shalat
Rukun shalat adalah sesuatu yang harus dilaksanakan dalam
mengerjakan shalat. Apabila tidak dilaksnakan, maka shalat
sesorang menjadi batal tidak sah, adapun rukun shalat adalah
sebagai berikut:
a. Niat dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT.
b. Berdiri bagi orang yang kuasa atau mampu.
c. Takbirotul ihram (mambaca Allahu akbar) pada permualaan
shalat.
d. Membaca surah Al-Fatihan.
e. Rukuk dengan tumakninah ( tenang sejenak ).
f. Iktidal dengan tumakninah (beridri dari rukuk dengan
tenang sejenak).
g. Sujud dua kali dengan tumakninah
h. Duduk diantara dua sujud engan tumakninah.
i. Duduk untuk tasyahud akhir
j. Membaca tasyahud akhir
k. Membaca shalawat Nabi Muhammad saw
l. Membaca salam yang pertama (menengok kekanan)
28
4. Sunah shalat
Sunah shalat adalah sesuatu yang lebih utama dilakukkan,
tetapi jika tidak dilakukkan tidak menyebabkan shalat batal.
Adapun yang termasuk sunnah-sunah shalat adalah sebagai
berikut.
a. Takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan sampai
setinggi telinga dan telapak tangan setinggi bahu serta kedua
tanag diahadapkan ke kiblat.
b. Mengangkat kedua tangan ketika akan rukuk, bangkit dari
tasyahud akhir.
c. Meletakkan telapak tangan kanan diatas pergelangan tangan
kiri dan keduanya diletakkan dibawah dada.
d. Ketika shalat melihat ke arah tempat sujud.
e. Membaca doa iftitah sesudah takbirotul ihram.
f. Membaca taawuz ketika akan membaca surah Al Fatihah
g. Diam sebentar sebelum dan sesudah membaca surah
Al Fatihah
h. Membaca amin setelah membaca surah Al Fatihah
i. Membaca suarah atau ayat-ayat lain dari AlQuran
j. Menyaringkan bacaan surah Al Fatihah dan Al Quran pada
shalat magrib, isya, dan subuh dirakaat pertama dan kedua,
begitu juga pada saat jumaat dan hari raya.
29
yang lain.
l. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud.
m. Membaca Sami Allahu liman hamidah ketika bangun dari
rukuk untuk iktidal.
n. Membaca Robbana lakalhamdu ketika iktidal.
o. Meletakkan dua telapak tangan di atas lutut ketika duduk
setelah sujud.
p. Membaca doa ketika duduk di antara dua sujud.
q. Duduk iftirasy (duduk di atas mata kaki kiri telapak kaki
kanan di tegakkan).
r. Duduk tawaruk pada tasyahud akhir (telapak kaki kiri di
keluarkan ke sebelah bawah telapak tangan).
s. Duduk tumakninah (duduk sejenak) sesudah sujud kedua
sebelum berdiri.
t. Membaca salam yang kedua (menengok ke kiri).
5. Hal-hal yang membatalkan shalat
Shalat seseorang menjadi batal apabila melakukan salah satu
hal berikut ini.
a. Dengan sengaja meninggalkan salah satu rukun dan syarat
shalat atau tidak melaksnakan secara berurutan.
b. Sengaja berbicara pada saat shalat.
c. Bergerak lebih dari tiga gerakan, selain gerakan dalam
30
d. Keluar hadas besar atau hadas kecil.
e. Terkena najis.
f. Terbuka aurat dalam shalat.
g. Berubah niat dalam shalat
h. Membelakangi kiblat
i. Makan dan minum dengan sengaja ketika shalat
j. Tertawa berbahak-bahak. (Multahim, 2007: 84-85)
D. Metode Jigsaw
1. Pengertian Metode Jigsaw
Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang didesain untuk
meningkaan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya
sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap
memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.
Pada model pembelajaran Jigsaw ini keaktifan siswa sangat
dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang
beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan
kelompok ahli.(Kurniasih dan Sani, 2016 : 24)
Model pembelajaran Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa
kelompok belajar yang heterogen yang beranggotakan 3-5 orang
dengan menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal adalah awal siswa terdiri dari berapa anggota
31
latar belakang. Guru haus trampil dan mengetahui latar belakang siswa
agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap anggota kelompok.
Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari
anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk
mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota
kelompok asal. (Kurniasih dan Sani, 2016: 24-25)
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan
topik yang sama dalam anggota ahli untk berdiskusi dan membahas
materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta
membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.
Disini, peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota
kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.
Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian
kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman
sekelompoknya yang apa yang telah mereka dapatkan pada saat
pertemuan dikelompok ahli. Para kelompok ahli harus mampu untuk
membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakukan diskusi di
kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap
anggota pada kelompok asal. (Kurniasih dan Sani, 2016: 25)
Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap terhadap
siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang
diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan
32
informasi dan memecahkan masalah yang diberikan. (Kurniasih dan
Sani, 2016 : 25)
Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw
Bila dibandingkan dengan metode pemebelajaran lainya, model
pembelejaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajarkan, karena sudah
ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada
rekan-rekannya
b. Pemerataan penguasaan meteri dapat dicapai dalam waktu yang
lebih singkat
c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif
dalam berbicara dan berpedapat. (Kurniasih dan Sani, 2016 :
25-26)
Kelemahan Model Pembelajaran Jigsaw
Dalam penerapannya model pembelajaran Jigsaw, sering
dijumpai beberapa permasalahan yaitu :
a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung
mengontrol jalanya diskusi. Persoalan ini tertentu saja biasa
terjadi, dimana siswa yang merasa lebih pintar akan menguasai
kelompoknya. Tetapi, kondisi ini sangat bisa dikendalikan dangan
memberikan penjelasan dan menekankan agar para anggota
kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli.
33
b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah
akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila
ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru
harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor
kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat
tersampaikan secara akurat.
c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi
hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang
menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk
mengikuti jalanya diskusi.
d. Siswa yang tidak terbiasa berkompetensi akan kesulitan untuk
mengikuti proses pembelajaran. (Kurniasih dan Sani, 2016:
26-27)
2. Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw
Model pembelajaran ini adalah model yang cukup memakan
waktu dan secara teknis siswa harus betul - betul mengerti alur
pembelajarannya. Karena jika lupa atau tidak mengerti akan
membuat model pembelajaran ini menjadi gaduh di dalam
pelaksanaanya. Adapun langkah - langkah penerpan model Jigsaw
34
a. Persiapan
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, serta
memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan mempelajari topik
yang akan dibahas.
b. Penjelasan Materi.
Materi pembelajaran kooperatif model Jigsaw dibagi
menjadi beberapa bagian pembelajaran tergantung pada banyak
anggota dalam setiap kelompok serta banyaknya konsep materi
pembalajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh
siswa.
c. Guru membagi siswa kedalam kelompok asal dan ahli.
Kelompok dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw
beranggotakan 3-5 orang yang heterogen baik dari kemampuan
akademis, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya.
d. Guru menentukan skor awal masing - masing kelompok.
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa yang diambil dari
kuis atau nilai tertentu yang telah ditetapkan.
e. Rencana Kegiatan
1) Setiap setiap anggota membaca dan mendiskusikan sub topik
masing - masing dan menetapkan anggota ahli yang akan
35
2) Anggota ahli dari masing - masing kelompok dan
mengintergrasikan semua sub topik yang telah dibagikan
sesuai dengan banyaknya kelompok.
3) Siswa ahli kembali ke kelompok masing - masing untuk
menjelaskan topik yang didiskusikannya.
4) Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang
mencangkup semua topik.
5) Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan
skor kelompok atau menghargai prestasi kelompok.
f. Melakukan Evaluasi
Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:
1). Megerjakan kuis individual yang mencangkup semua
topik.
2). Membuat laporan mandiri atau kelompok.
3). Presentasi. (Kurniasih dan Sani, 2016 : 27)
E. Penelitian Terdahulu
Pada bagian ini peneliti akan memaparkan penelitian terdahulu yang
berkaitan dengan peneliti yang dilakukan peneliti yang mana dipaparkan
sebagaimana berikut ini;
Pada skirpsi Jazuli 2017 dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar
36
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banyubiru Kabupaten Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode
Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam
materi adab makan dan minum pada siswa kelas VIII SMP N 1 Banyubiru
Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Hasil belajar siswa pada Siklus I siswa yang tutas sebanyak 5 siswa atau
16,6% dan yang belum tuntas sebanyak 25 atau 83,3% dengan rata-rata
60,93. Pada siklus II siswa yang tutas sebanyak 25 siswa atau 83,3% dan
yang belum tuntas sebanyak 5 atau 16,6% dengan rata-rata 89,16.
Sedangkan pada Siklus III mengalami peningkatan dengan siswa yang
tuntas sebanyak 28 atau 93,33% dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa
atau 6,67% dengan rata-rata 92,23. Dalam pencapaian ketuntasan klasikal
sebanyak siklus III sebanyak 93,3% atau 28 siswa yang tuntas maka siklus
dihentikan dan dan dinyatakan berhasil.
Skripsi Abdul Ghoni 2014 dengan judul peningkatan hasil belajar
IPS materi uang melalui metode Jigsaw Learning bagi siswa kelas 3 MI
Islamiyah Karang Dawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun
pelajaran 2013/2014
Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan. Siswa
di MI Islamiyah Karangdawa merasa bosan dalam mengikuti pelajaran
karena guru dalam menyampaikan materi selalu dengan menggunakan
37
materi uang bagi siswa kelas 3 MI Islamiyah Karangdawa, untuk itu guru
harus segera memperbaiki proses pembelajarannya menggunakan metode
Jigsaw Learning. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Apakah penerapan Metode Jigsaw Learning dapat meningkatkan hasil
belajar IPS pokok bahasan materi uang bagi siswa kelas 3 MI Islamiyah
Karangdawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun pelajaran
2013/2014. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas
dengan sebanyak dua putaran (Siklus). Setiap putaran dilakukan dengan
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 MI Islamiyah Karangdawa
Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah sebanyak 30 siswa yang terdiri
dari 21 siswa laki -laki dan 9 siswa perempuan. data yang diperoleh berupa
hasil belajar IPS yang didapat dari test dan lembar observasi kegiatan
belajar mengajar. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi test,
observasi dan dokumentasi. berdasarkan hasil temuan dan analisis
didapatkan kesmpulan bahwa metode Jigsaw Learning dapat
meningkatkan hasl belajar IPS materi uang bagi siswa kelas 3 MI
Islamiyah Karangdawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun
pelajaran 2013/2014. Peningkatan hasil belajar tersebut dikatakan
meningkat setelah hasil belajar siswa mencapai standar minimal KKM
yaitu 85% kelulusan siswa. Pada Siklus I rata-rata sebesar 70 ata 60%
38
peningkatan menjadi 82 atau 92 % berarti terbukti terjadi peningkatan
sebesar 32 %.
Dalam skripsi diatas menunjukkan bahwa penelitian sama
menggunakan metode Jigsaw dan dapat meningkatkan prestasi hasil
39
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum SMP Plus Assyafa’ah Karanggede
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Plus Assyafa’ah Karanggede
Berdirinya SMP Plus Assyafa’ah tidak lepas dari keberadaan
Yayasan Pondok Pesantren Darul Abror yang merupakan yayasan
yang menaungi SMP Plus Assyafa’ah Karanggede. Yayasan Pondok
pesantren darul abror didirikan oleh KH Abdulloh Hafidz Amin,
seorang Ulama yang berasal dari Demak pada tahun 2004. Unit-unit
pendidikan yang berlangsung di yayasan Pondok pesantren Darul
Abror awalnya hanya pengajian Al Qur’an. Seiring waktu dan
bertambahnya santri yang datang untuk belajar Al Qur’an kemudian
KH Abdulloh Hafidz Amin menambahkan pelajaran agama yang lain,
Aqidah, Akhlak, Fikih dan Tarikh. Kegiatan pengajian tersebut
diselenggarakan pada waktu sore hari yakni pukul 14.00 WIB sampai
dengan 16.00 WIB. Hal ini dilakukan karena pada pagi harinya
santri-santri mengikuti pendidikan formal disekolah masing-masing. Namun
yang menjadi permasalahan adalah ketika musim ujian nasional dan
ulangan pada pendidikan formal hampir 60 persen dalam setiap
harinya anak-anak ijin untuk tidak berangkat mengaji karena
mengikuti les yang diadakan di sekolah masing – masing. Hal inilah
yang menjadikan KH Abdulloh Hafidz Amin berinisiatif untuk
mendirikan pendidikan Formal. Akhirnya pada tahun 2010 KH
40
serta tokoh masyarakat setempat sepakat untuk mendirikan sekolah
formal tingkat Lanjutan pertama yang dinamakan SMP Plus
Assyafa’ah. Permberian nama plus tersebut dikarenakan anak-anak
yang belajar diwajibkan untuk berada di asrama pesantren yang
tentunya nanti akan mendapatkan tambahan pelajaran agama Islam.
Alhamdulillah, atas ridlo Allah pada tahun 2014 SMP Plus Assyafa’ah
mendapatkan Akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional.
2. Profil SMP Plus Assyafaah Karanggede
Tabel 3.1 Profil Sekolah SMP Plus Assyafa’ah
1. Identitas Sekolah Smp plus Assyafa’ah
2. NSS/NPSN 20360410
3. Provinsi Jawa Tengah
4. Otonomi Kabupaten Boyolali
5. Kecamatan Karanggede
6. Desa/Kelurahan Pengkol
8. Daerah Pedesaan
9. Telepon 081 326 458 897
10. Kode Pos 57381
11. Status Sekolah Swasta
12. Kelompok Sekolah Inti
41
14. Tanggal sk izin operasional 01-07-1983
15. Akreditasi B
16. Kurikulum Ktsp 2006
17. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi
18. Terletak Pada Lintasan Desa
19. Jarak Ke Kecamatan 2 km
20. Jarak Ke Otonomi Daerah 20 km
21. Organisasi Penyelenggara Yayasan
22. Email Smpplus.assyafaah@yahoo.com
3. Struktur Organisasi SMP Plus Assyaffa’ah Karanggede
1) Komite : K. Achmad A, Ma
2) Kepala Sekolah : Abdullah Hafid Amin, S.Pd
3) Kurikulum : Lilik Purwani Rahayu, S.Pd
4) Kesiswaan : Bambang Supagi, S.Pd
5) Sarana Prasarana : Mulyani, S.Pd
6) Humas : Agung Eko, S.Pd
7) Laborat : Ika Maya Sari S.Pd
8) Tata usaha : Malikin
42
4. Visi dan Misi SMP Plus Assyafa’ah Karanggede a. Visi
Berangkat dari konsep dasar dan keberadaan sekolah di
tengah semua konteks yang menyekitarinya, SMP Plus
Assyafa’ah Karanggede merumuskan visi sebagai berikut:
Terwujudnya lulusan yang soleh, ceradas, mandiri, dan
bertanggung jawab serta mampu beperan dalam masyarakat
1) Sholeh
Berarti menjalani kehidupan dengan berdasarkan ajaran
agama Islam. Hidup harus disadari sebagai anugerah yang
diberikan Tuhan, yang itu berarti akan
dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Menjalankan
perintah-Nya dan menjauhi larangan-perintah-Nya merupakan wujud kongkret
perilaku religius. Hal itu dilandasi kesadaran bahwa hidup
manusia akan menemukan makna dan jalan kebenaran jika
senantiasa membangun relasi kepada Sang Maha Pencipta.
Indikator Visi:
(1) Terciptanya Nuansa Agamis dalam pembelajaran
(2) Terwujudnya toleransi beragama di antara warga
sekolah
(3) Terbentuknya insan beragama yang mampu
menjalankan kewajiban beragama dan menghindari
43
2) Cerdas
Dalam pengertian mempunyai pola pikir, pola rasa, dan
pola laku yang beradab sesuai dengan agama dan budaya
bangsa Indonesia. Atas dasar itu, pengembangan kepribadian
selalu berdasarkan pada etika dan etiket sebagai bangsa.
Indikator Visi:
(1) Terwujudnya masyarakat belajar yang menjunjung
tinggi Ilmu Pengetahuan
(2) Terwujudnya pergaulan masyarakat belajar yang saling
menghormati
(3) Terwujudnya perilaku yang menyeimbangkan antara
olah rasa, olah karsa dan olah raga.
3) Mandiri
Dalam pengertian mampu melakukan perubahan ke arah
yang lebih baik. Semangat belajar dan mengajar adalah
untuk berprestasi, artinya selalu memperjuangkan terjadinya
perubahan positif. Perubahan ke arah lebih baik, lebih
benar, dan lebih maju, itu adalah hakikat berprestasi.
Semangat mandiri bukan sekadar untuk mencari
popularitas. Yang lebih penting adalah untuk meningkatkan
kalitas diri, baik siswa maupun guru, dalam rangka
memenuhi kebutuhan hakiki manusia, yaitu beraktulisasi.
44
terbaik, tidak mudah puas dengan kekinian, tetapi akan
senantiasa memandang masa depan, dengan senantiasa
melakukan yang terbaik pada saat ini. Atas dasar itulah,
setiap terjadi perubahan positif, betapapun kecilnya, layak
untuk mendapatkan penghargaan.
Indikator Visi:
Terwujudnya Peningatan capaian prestasi Akademik
dan Non Akademik SMP Plus Assyafa’ah Karanggede
Kabupaten Boyolali.
4) Berperan Dalam Masyarakat
Dalam pengertian mewujudkan lingkungan sekolah
yang nyaman dan asri sehingga dapat menunjang proses
pembelajaran. Suasana lingkungan sekolah perlu didesain
sedemikian rupa sehingga seluruh masyarakat sekolah
merasa nyaman berada di sekolah. Inti dari berwawasan
lingkungan adalah proses pendidikan yang peduli terhadap
lingkungan baik di dalam maupun di luar sekolah.
Indikator visi:
(1) Terwujudnya penataan lingkungan yang Terasa yaitu
Teratur, Rapi, Asri, Sehat dan Aman
(2) Terwujudnya Proses Belajar Mengajar berbasis
45
b. Misi
Untuk melaksanakan visi Sholeh, Cerdas, Mandiri, dan
Berperan dalam Masyarakat SMP Plus Assyafa’ah Karanggede
merumuskan cara - cara mendasar untuk meraihnya, yang
disebut misi.
Adapun Misi SMP Plus Assyafa’ah Karanggede yaitu:
1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang
soleh, berprestasi akademik nonakademik, dan mandiri serta
berperan dalam masyarakat.
2) Mewujudkan kurikulum yang berkualitas, yaitu holistik,
sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa, dan konteks
sekolah.
3) Mewujudkan proses pembelajaran yang dinamis, kreatif,
inovatif, dan menyenangkan dengan menggunakan
pendekatan CTL.
4) Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang
memadai dari segi kuantitas dan kualitas.
5) Mewujudkan sumber daya manusia, pendidikan dan tenaga
pendidikan, yang profesional, bertanggung jawab, dan
berdedikasi tinggi.
6) Mewujudkan pengelolaan sekolah berdasarkan konsep