• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT WAJIB DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP PLUS AS SYAFA’AH PENGKOL KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT WAJIB DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII SMP PLUS AS SYAFA’AH PENGKOL KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT WAJIB

DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII

SMP

PLUS AS SYAFA’AH PENGKOL KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

TOLHAH HUSEN

NIM : 111-13-124

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT WAJIB

DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA KELAS VII

SMP PLUS AS SYAFA’AH PENGKOL KECAMATAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh

TOLHAH HUSEN

NIM : 111-13-124

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)

iv

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Kepada : Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

di Tempat

Assalamualaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah mahasiswa :

Nama : Tolhah Husen

NIM : 111 - 13 - 124

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam

Materi Sholat Wajib Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Plus Assyafa'ah Pengkol Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

Dengan ini kami mohon skripsi mahasiswa tersebut supaya segera dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Salatiga, 24 Januari 2018

Pembimbing

(5)

v

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Salatiga Telp. (0298)6031364

Website: http//www.salatiga.ac.id e-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI SHOLAT WAJIB DENGAN METODE JIGSAW PADA

SISWA KELAS VII SMP PLUS AS SYAFA’AH PENGKOL

KECAMATAN KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

DISUSUN OLEH TOLHAH HUSEN

NIM: 111-13-124

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 23 Maret 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.).

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag.

Sekretaris Penguji : Siti Rukhayati, M.Ag.

Penguji I : Dr.Imam Sutomo, M.Ag.

Penguji II : Dr. Maslikhah, M.Si.

Salatiga, 23 Maret 2018 Dekan FTIK IAIN Salatiga

Suwardi, M.Pd.

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Tolhah Husen

NIM : 111 - 13 - 124

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Faklultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar – benar merupakan hasil

karya saya sendiri bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah.

Salatiga, 29 Januari 2018 Penulis

(7)

vii

MOTTO

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu

kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melipahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya. Sholawat serta salam tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Untuk itu skripsi ini penulis mempersembahkan untuk :

1. Kedua orangtua Bapak Muhsinin (Alm) dan Ibu Suharti yang tidak henti – hentinya mendoakan, mendidik, membimbing dan mengasuhku sampai sekarang saat ini.

2. Keluarga Besarku Mbk Nunung & Mas Yatno : Syifa , Mashuda, Mas Hafis, Adikku Resa dan Iffah yang selalu membuatku semangat dan bisa membuatku termotivasi untuk menjadi hidup yang lebih baik.

3. Keluarga Besar Ar-Romli yang salalu memberikanku semangat dan selalu

mengingatkanku.

4. Keluarga Besar Mbah Dawud yang selalu membuatku hidupku tambah semangat.

5. Keluarga Besar Bapak Suharto yang telah memberikan arahan dan bimbingan betapa pentingnya pendidikan tinggi.

6. Teman-teman seperjuangan di Masjid Bismilah Abu Bakar As – Sidiq Gendongan Salatiga (Alwi, Misbah, Solih) yang telah menemani dari masuk kuliah sampai akhir kuliah.

7. Pengurus Remaja Masjid Seling tahun 2017- 2019 yang telah menjadikan

penyemangat.

8. Santriwan-Santriwati Madrasah Diniyah Miftahul Huda Seling yang

membuatku semangat.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan taufiqNya, Sholawat serta salam kami haturkan

kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad Saw yang telah menuntun

umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi tugas dan melengkapi

syarat guna untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan. Adapun judul skripsi ini

adalah ”PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

MATERI SHALAT WAJIB DENGAN METODE JIGSAW PADA SISWA

KELAS VII SMP PLUS ASSYAFA’AH PENGKOL KECAMATAAN

KARANGGEDE KABUPATEN BOYOLALI TAHUN PELAJARAN

2017/2018”.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah

memberikan dukungan moril maupun meteriil. Dengan penuh kerendahan hati,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati,M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga dan selaku

Dosen Pembimbing yang telah berkenan secara ikhlas dan sabar meluangkan

waktu serta mencurahkan pikiran dan tenaganya memberi bimbingan dan

pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan penulisan

hingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Bapak M. Gufron, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membimbing dari awal hingga akhir sehingga penulis bisa mengikuti

kegiatan akademik dengan lancar.

5. Seluruh Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan

Agama Islam yang telah berkenan memberikan ilmu pengetahuan kepada

(10)

x

6. Bapak Abdullah Hafid Amin, S.Pd selaku Kepala SMP Plus Assyaafa’ah

Karanggede

7. Bapak Muslih, S.Pd.I selaku guru PAI SMP Plus Assyaafa’ah Karanggede serta segenap dewan guru dan staff SMP Plus Assyaafa’ah Karanggede yang

telah banyak membantu.

8. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu yang telah

membantu dalam penulisan skripsi ini.

Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah SWT serta

mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Penulis sadar bahwa dalam

penulisan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, dengan kerendahan hati penulis mohon saran dan kritik yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan penulisan skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya maupun pembaca

pada umumnya dan memberikan sumbangan bagi pengetahuan dalam dunia

pendidikan.

Salatiga, 24 Januari 2018

Penulis

(11)

xi

ABSTRAK

Husen, Tolhah.2018. Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Shalat Wajib Metode

Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Plus Assyafa’ah Pengkol Kecamatan

Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag.

Kata Kunci : Hasil Berlajar, Metode Jigsaw.

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Pada bab Shalat Wajib, hal ini dikarenakan guru banyak menggunakan metode ceramah. Sehingga guru perlu melakukan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa dengan menggunakan metode jigsaw. Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah dengan metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar PAI materi Shalat Wajib pada siswa kelas VII SMP Plus

Assyafa’ah Pengkol Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun Pelajaran

2017/2018?

Penelitian ini termasuk PTK, Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan tes.Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan 2 siklus dengan setiap siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan tes.Penelitian ini

menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode Jigsaw dapat meningkatkan

hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi shalat wajib pada siswa kelas VII

SMP Plus Assyafa’ah Pengkol Kecamatan Karanggede Kabupaten Boyolali Tahun

Pelajaran 2017/2018.

(12)

xii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN DIPUBLIKASIKAN ... vi

MOTTO ... vii

(13)

xiii

1. Pengertian Hasil Belajar ...………....……… ... 16

2. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar …… ... 19

B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ... 23

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam……… 23

2. Dasar-dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ... 24

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam ... 26

4. Tujuan Pendidikan Agama Islam ... 27

C. Shalat Wajib ... 28

D. Metode Jigsaw ... 34

1. Pengertian Metode Jigsaw ... 34

2. Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw ... 38

E. Penelitian Terdahulu ... 41

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah ... 44

1. Sejarah SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 44

2. Profil SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 45

3. Struktur Organisasi SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 46

4. Visi dan Misi SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 47

5. Daftar Guru SMP Plus Assyafaah Karanggede ……… ... 52

6. Daftar Sarana dan Prasarana SMP Plus Assyafaah Karanggede 53 7. Kegiatan Ekstrakurikuler ... 54

B. Obyek Penelitian ... 54

C. Pelaksanaan Penelitian ... 56

1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 56

2. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus ... 66

1. Analisis Pra Siklus ... 66

(14)

xiv

3. Siklus II ... 73

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 84

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Profil SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 45

Tabel 3.2 Daftar Guru SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 52

Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana SMP Plus Assyafaah Karanggede ... 53

Tabel 3.4 Data Siswa ... 54

Tabel 3.5 Hasil Observasi Ketrampilan Guru Siklus I ... 58

Tabel 3.6 Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 60

Tabel 3.7 Hasil Observasi Ketrampilan Guru Siklus II ... 63

Tabel 3.8 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 64

Tabel 4.1 Daftar Hasil Tes Pra Siklus ... 66

Tabel 4.2 Daftar Hasil Tes Siklus I ... 70

Tabel 4.3 Daftar Hasil Tes Siklus II ... 76

(16)

xvi

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Ketuntasan Prestasi Belajar ... 80

Grafik 4.2 Nilai Prestasi Belajar Per Siklus ... 81

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

Lampiran 3 Pengajuan Judul Skripsi

Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 5 Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian

Lampiran 7 Daftar SKK

Lampiran 8 Dokumentasi Foto Penelitian

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Agama Islam adalah agama Allah SWT yang paling sempurna diantara

semua agama yang ada di alam dunia ini, agama yang disempurnakan

Allah SWT melalui malaikat Allah SWT yaitu Malaikat Jibril dan

kemudian diberikan kepada Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW.

Agama Islam merupakan agama yang dijadikan tuntunan bagi umat

manusia yang berkeyakinan kepada pemelukNya. Dan didalam agama ini

ada berbagai hal - hal yang menyangkut dalam kehidupan sehari – hari

untuk semata–mata beribadah atau huhubungan kepada Allah SWT.

Sebagaimana dalam Al-Quran dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56-58:

﴿ ِنوُدُبْعَيِل لاِإ َسوِلااَو َّهِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari

mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi Aku makan.

Sesungguhnya Allah Dialah Maha.. Pemberi rezki Yang Mempunyai

Kekuatan lagi Sangat Kokoh.(Qs.Adz-Dzariyat ayat 56-58).

(DepagRI.1979: 524)

Menjalankan suatu ibadah sambil menyelami hakikatnya, sudah

menjadi kebutuhan sebagian besar masyarakat Islam terutama islam di

(19)

2

untuk membangun dan memelihara kecintaan terhadap Sang Khalik.

Mendekatkan diri kepada Sang Pencipta harus diikuti dengan mewujudkan

ibadah tersebut kedalam perilaku bermasyarakat. Didorong oleh semangat

untuk membantu umat islam memenuhi upaya - upaya tersebut.

(Dahlan.2010:3)

Dalam beribadah banyak hal - hal yang dapat dilakukan oleh manusia

contohnya saja dalam hal menuntut ilmu dengan pergi ke suatu majelis,

dengan mendengarkan penceramah maka akan memperoleh ilmu. Dan

masih banyak lagi tentang masalah pendidikan. Misalnya dalam lingkup

pendidikan.

Sering kali mendengar bahwa pendidikan itu hanya dilingkup sekolah

saja, hal tersebut tidak benar, pendidikan tidak hanya disekolah – sekolah,

akan tetapi pendidikan juga dapat dijumpai di manapun. Sebagai contoh,

seorang anak kecil dapat berlaku sopan dan dapat menghargai orang yang

lebih tua karena pendidikan yang di berikan oleh orang tuanya. Orang tua

akan mengajarkan anak-anaknya untuk berlaku sopan dan santun kepada

siapapun dan secara otomastis hal itu akan tertangkap di memori si anak

dan akhirnya si anak tersebut akan memiliki karakter baik seperti yang di

ajarkan oleh kedua orang tuanya. Dari contoh tersebut menunjukkan

bahwa pendidikan tidak hanya di dapatkan di sekolah, melainkan bisa di

dapatkan dari lingkungan keluarga, tetangga, teman bermain, madrasah,

pondok pesantren, dan tempat-tempat lain.

(20)

3

kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku lainya didalam

masyarakat dimana dia hidup. Untuk itu dalam pendidikan di SMP Plus

Assyafaah Pengkol menjadikan perhatian bahwa pendidikannya untuk

diperhatikan lebih khusus demi kemajuan dan dapat mengembangkan

dengan lebih baik dengan memberikan pengetahuan tentang metode –

metode yang telah digunakan para ahli dalam pembelajaran supaya siswa –

siswa tersebut akan lebih mudah dan dapat menagkap pembelajaran lebih

baik lagi.

Pendidikan pengertian lainya dikemukakan oleh para ahli yaitu John

Dewe mengartikan bahwa pendidikan sebagai suatu proses pembaharuan

makna pengalaman, hal ini mungkin akan terjadi didalam pergaulan biasa

atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi

secara sengaja dan untuk menghasilkan keseninambungan sosial. Proses

ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum

dewasa dan kelompok dimana ia hidup. (Ghofur, 2009: 62-64)

Banyak topik yang sering kali dibicarakan pada lingkungan sekolah,

karena sekolah adalah lingkungan yang lebih dominan dalam

pembelajaran, akan tetapi sekolah mengajarkan lebih ke teorinya saja.

Dalam lingkup sekolah sering kali kita ketahui bahwa setiap sekolah

banyak permasalahan sendiri-sendiri, akan tetapi yang sering kita ketahui

yaitu masalah pada peserta didiknya. Berbagai macam permasalahan akan

menambahkan pada pendidiknya untuk bekerja keras lagi dalam

(21)

4

suatu strategi yaitu dengan metode-metode pembelajaran yaitu dengan

metode Jigsaw dengan menggunakan penelitian tindakan kelas, dimana

strategi itu dapat menjadi solusi pada permasalahan yang ada di sekolah -

sekolah terutama pada pembelajaran di kelas.

Upaya untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas, maka akan

banyak berbagai cara untuk menjalaninya. Masih banyak peserta didik

kurang tertarik dan masih belum maksimal untuk mengikuti pembelajaran

dengan alasannya kurangnya metode – metode dan sarana dan prasarana.

Kondisi ini juga terjadi di SMP Plus Assafa'ah Karanggede, dimana guru –

guru masih banyak menggunakan metode ceramah sehingga siswa dapat

mengalami kejenuhan dan kurangnya minat belajar. Hal ini ditunjukkan

dari indikator hasil belajar pada ulangan harian yang belum memperoleh

nilai mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VII masih dibawah

KKM yaitu 70.

Dari permasalahan diatas dapat dilakukkan Penilitian Tindakan Kelas

(PTK) sebagai alternatife dalam menyelesaikan permasalahan ini. Dari

permasalahan diatas peneliti tertarik untuk penelitian sebagaimana yang

berjudul "Peningkatan Hasil Belajar PAI Materi Sholat Wajib Dengan

Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VII SMP Plus Assyafa'ah Pengkol

Kec. Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018''.

B. Rumusan Masalah

Apakah metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar PAI Materi

(22)

5

Karanggede Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 20172018?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penilitian ini adalah Untuk mengetahui apakah dengan metode

Jigsaw akan meningkatkan hasil belajar PAI Materi Sholat Wajib Pada

Siswa Kelas VII SMP Plus Assyfa'ah Pengkol Kec. Karanggede Kab.

Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018.

D. Hipotesis dan Indikator Keberhasilan

Penggunaan metode Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar akan

baik dan diharapkan dapat menyelesaikan dengan baik apabila

menggunakan metode ini pada mapel PAI Materi Sholat Wajib Pada

Siswa Kelas VII SMP Plus Assyfa'ah Pengkol Kec. Karanggede Kab.

Boyolali Tahun Pelajaran 2017/20

Indikator keberhasilan apabila siswa dalam pembelajarannya

mendapatakan nilai KKM yang telah ditentukan dari sekolah yaitu 70 dan

sudah mencapai KKL sebesar 85%.

E. Manfaat Penelitian 1. Secara Teoritik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagaimana

cara mengatasi masalah yang muncul dalam proses kegiatan belajar

mengajar khususnya dalam mata pelajaran PAI kemudian untuk

(23)

6

2. Secara Praktis

a. Bagi Siswa

1) Siswa termotivasi untuk belajar karena proses pembelajaran

bervariasi dan menantang

2) Memperoleh pengalaman pembelajaran baru dan pembelajaran

sangat menarik mudah dipahami sehingga menumbuhkan rasa

semangat untuk belajar.

b. Bagi Guru

1) Akan menambahkan wawasan, pengalaman dan pengetahuan

bagi guru.

2) Dapat membantu permasalahan yang dihadapi dalam

pembelajaran.

c. Bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan pendidikan dalam upaya

meningkatkan kualitas pembelajaran.

F. Penegasan Istilah 1. Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2009: 5-6), hasil belajar adalah pola-pola

perbuatan, nilai - nilai, penegertian - pengertian, sikap - sikap,

apresiasi dan ketrampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar

berupa hal – hal berikut : informasi verbal, ketrampilan intelektual,

strategi kogntif, keterampilan motorik dan sikap.(Thobroni, 2016:

(24)

7

2. Materi PAI

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertakwa dan berahklak mulia dalam

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci

Al-Quran dan Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan,

serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa. ( Majid, 2012: 11-12)

3. Metode Jigsaw

Metode Jigsaw pertama kali dikembangkan oleh Aronson (1975).

Metode ini memiliki dua versi tambahan, Jigsaw II (Slavin,1989) dan

Jigsaw III (Kagan, 1990). Metode ini dapat diterapkan untuk materi –

materi yang berhubungan dengan ketrampilan membaca, menulis

mendengarkan, ataupun berbicara. Ia menggabungkan aktivitas

membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Dalam Jigsaw, guru

harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu

siswa mengaktifkan skema ini agar materi pembelajaran menjadi lebih

bermakna. Guru juga memberi banyak kesempatan pada siswa untuk

mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi.

(25)

8

4. Shalat wajib

Sholat wajib adalah bentuk penghambaan beribadah kepada

Allah Swt dengan cara – cara tertentu, dilakukan sehari semalam lima

kali diantarnya sholat dhuhur, ashar, maghrib, isya' dan subuh. Sholat

menegakkan sholat, berarti menghidup - hidupkan atau menegakkan

agama Allah Swt.

G. Metode penelitian

1. Rancangan

Rancangan penelitian yang diterapkan berupa penelitian tindakan

kelas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dua siklus. Pada

siklus satu dan dua terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi

dan refleksi.

2. Subyek Penelitian

Subyek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah siswa kelas VII

SMP Plus Assyafa'ah Desa Pengkol Kecamatan Karanggede

Kabupaten Boyolali yang terdiri dari 18 laki laki dan 7 perempuan

berjumlah 25 siswa.

3. Langkah – langkah penelitian

Bagian ini akan membahas langkah – langkah, terdiri empat

langkah dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan dan refleksi, berikut ini adalah gambaran ke empat

(26)

9

Gambar 1.1 Gambar Daur Ulang Aktifitas dalam Penelitian Tindakan Kelas (http://endahno.blogspot.co.id/2013/01/ diakses 19 Januari 2018)

Adapun penjelasan dari Daur Ulang Aktifitas dalam Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planning)

Sebelum melakukan perencanaan, hendaknya guru mengumpulkan

informasi yang diperlukan tentang pengetahuan siswa sebelum mengenai

pelajaran yang akan dibahas, latar belakang keluarga, gaya belajar,

karakteristik, dan kemampuan siswa. (Kusuma, 2013: 5)

Dalam perencanaan ini peneliti membuat Rencana Pelaksanaa

Pembelajaran disusun guna untuk mempersiapkan dalam saat

pembelajaran. PTK tidak ubahnya seperti penlitian – penelitian ilmiah

(27)

10

2. Pelaksanaan (Acting)

Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada

tahap satu yaitu bertindak dikelas. (Suyadi, 2015: 62)

Tahapan ini dalam pelaksanaan sesuai dengan yang sudah

dirumuskan peneliti. Dengan mempersiapkan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam materi Sholat Wajib dikelas dengan menggunakan metode

Jigsaw tindakan dilakukan dengan per siklus – siklus.

3. Pengamatan (Observing)

Pengamatan dilakukkan pada saat penelitian berlangsung, pada tahap

ini guru dan peneliti mengumpulkan data – data pada saat pembelajaran

setiap siklus – siklus berkaitan dengan pembelajaran Pendidikan Agama

Islam dengan materi Shalat Wajib.

4. Refleksi (Reflecting)

Dalam tahap ini yaitu tahap terakhir dalam kegiatan penelitian, guru

mengulas kembali apa yag telah dilakukan. Tahap ini dilakukan seteleh

memperoleh informasi melalui proses dalam kegiatan pembelajaran,

kemudian data informasi tersebut dianalisis, hasil analisis dibandingkan

acuan pembelajaran yang akan dicapai, apabila setelah dibandingkan

belum maksimal, maka akan diadakan penindakkan dalam bentuk

(28)

11

H. Instrumen Penelitian

1. Tes Tertulis

2. Lembar Observasi

Dalam penelitian ini peneliti langsung mengamati keadaan

gejala atau proses yang terjadi selama diterapkan metode Jigsaw

dalam pembelajaran

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan

kelas adalah :

a. Tes Tertulis

Tes tertulis dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui

pemahaman siswa pada mata pelajaran PAI tentang Sholat Wajib

dengan memperoleh data kuantitatif.

a. Observasi

Observasi ini dilakukan terhadap guru selama pembelajaran

untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam pembelajaran PAI

materi Shalat Wajib dengan menggunakan metode Jigsaw.

b. Dokumentasi

Instrumen peneliti mengumpulkan dokumentasi berupa lembar

observasi ini berupa foto – foto dan video kegiatan pembelajaran

(29)

12

J. Analisis data

Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan membandingkan

dengan hasil dari siklus – siklus dengan KKM yang telah ditentukan oleh

sekolah yaitu 70. Oleh karena itu setiap siswa dikatakan tuntas apabila

sudah mencapai KKM yang telah ditentukan dari sekolah.

Untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus - siklus digunakan

tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL). Adapun Kriteria

Ketuntasan Klasikal (KKL) yang dipilih sebesar 85% (Trianto, 2009: 241).

Peneliti menggunakan perhitungan presentase untuk menentukan

Kriteria Ketuntaan Klasikal dengan rumus :

Keterangan : F = Frekuensi

N = Jumlah siswa seluruhnya

P = Jumlah nilai dalam persen. (Jazuli, 2017: 12)

K. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam memahami dalam penelitian ini, maka

sistematikanya sebagai berikut :

Bab I : Pendahuluan meliputi, Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah,, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Hipotesis Penelitian,

(30)

13

Bab II : Kajian Pustaka memuat tentang, Hasil Belajar, Pendidikan

Agama Islam, Materi Sholat Wajib, Metode Jigsaw.

Bab III : Pelaksanaan Penelitian meliputi, Gambaran umum sekolah,

fasilitas sarana prasarana, data guru dan staf, subyek penelitian, deskripsi

pelaksanaan setiap siklus.

Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi Deskripsi Setiap

Siklus

(31)

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Secara etimologi, menurut Anonim dalam Andi (2008:14)

hasil belajar berasal dari kata hasil dan belajar. Hasil artinya

pelajaran yang diperoleh dari kegiatan belajar di sekolah atau

tingkat penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dikembangkan mata pelajaran, sedangkan belajar artinya

berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. (Suparman, 2014: 296)

Hasil juga bisa diartikan prestasi. Prestasi juga diartikan sebagai

hasil yang diperoleh karena adanya aktivitas belajar yang telah

dilakukan. Sedangkan menurut Djamarah, prestasi adalah hasil suatu

kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individual

maupaun kelompok. (Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012 : 118)

Hasil belajar ialah perubahan yang dihasilkan dari

pengalaman (interaksi dengan lingkungan), dimana proses mental

dan emosional terjadi, perubahan perilaku sebagai hasil belajar

dikelompokkan ke dalam tiga ranah (kawasan) yaitu pengetahuan

(kognitif), keterampilan motorik (psikomotor), dan penguasaan nilai

– nilai atau sikap (afektif). (Suparman, 2014: 296)

(32)

15

1. Informasi verbal, yaitu kabalitas mengungkapkan pengetahuan

dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan

merespons secara spefisik terhadap rangsangan spesifik.

Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,

pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.

2. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan

konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari

kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis - sintetis

fakta konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.

Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan

aktivitas kognitif bersifat khas.

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan

mengarahkan aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi

penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dan urusan dan koordinasi sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek

berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa

kemampuan internalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap

merupakan kemampuan menjadikan nilai - nilai sebagai standar

perilaku. (Suparman, 2014: 296)

(33)

16

mencangkup kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik.

1). Domain Kognitif mencangkup :

a.Knowledge (pengetahuan, ingatan);

b. Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas,

contoh);

c.Application (menerpakan);

d. Analysis (menguraikan, menemukan hubungan);

e.Sythesis(mengorganisasikan,merencanakan, membentuk

bangunan baru);

f.Evaluating (menilai).

2). Domain Afektif mencangkup:

a.Receiving (sikap menerima);

b. Responding (memberikan respon);

c.Valuing (nilai);

d. Organization (organisasi);

e.Characterization (karakterisasi).

3). Domain Psikomotor mencangkup:

a. Initatiotory

b. Pre-routine

c.Rountinized

d. Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial,

manajerial, dan intelektual.

(34)

17

hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan

sikap. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar

adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah

satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran

yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan sebagaimana

disebutkan diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah

tetapi secara komprehensif. (Thobroni, 2016: 20-22)

2. Faktor- Faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya

perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan.

Menurut Purwanto (2002:102), berhasil atau tidaknya perubahan

tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang dibedakan

menjadi dua golongan sebagai berikut.

1). Faktor yang ada pada diri organisme tersebut yang disebut faktor

individual. Faktor individual meliputi hal- hal berikut.

a. Faktor kematangan atau pertumbuhan

Faktor ini berhubungan erat dengan kematangan atau

tingkat pertumbunan organ - organ tubuh manusia. Misalnya,

usianya enam bulan dipaksa untuk belajar berjalan meskipun

dilatih dan dipaksa anak tersebut tidak akan mampu

(35)

18

b. Faktor kecerdasan atau intelegensi

Di samping faktor kematangan, berhasil atau tidaknya

seseorang mempelajari sesuatu dipengaruhi pula oleh faktor

kecerdasan.

c. Faktor latihan dan ulangan.

Dengan rajin berlatih, sering melakukan hal yang

berulang-ulang, kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki

menjadi semakin dikuasai dan makin mendalam.

d. Faktor motivasi

Motif merupakan pendorong bagi atau organisme untuk

melakukan sesuatu. Seseorang tidak akan mau berusaha

mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak

mengetahui pentingnya dan faedahnya dari hasil yang akan

dicapai dari belajar.

e. Faktor pribadi

Setiap manusia memiliki sifat kepribadian

masing-masing yang berbeda dengan manusia lainya. Ada orang yang

mempunyai sifat keras hati, halus perasaanya, berkemauan

keras, tekun, dan sifat sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian

tersebut turut berpengaruh dengan hasil belajar yang dicapai.

Termasuk ke dalam sifat-sifat kepribadian ini adalah faktor

(36)

19

2). Faktor yang ada diluar individu yang disebut faktor sosial.

Termasuk kedalam faktor di luar individual atau faktor sosial

antara lain:

a.Faktor keluarga atau keadaan rumah tangga.

b. Suasana dan keadaan keluarga yang bermacam-macam

turut menemukan bagaimana dan sampai di mana

belajar dialami anak-anak.

c.Faktor guru dan mengajarnya. Saat anak belajar di sekolah,

faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor

yang penting.

d. Faktor alat - alat yang digunakan dalam belajar

mengajar. Faktor guru dan cara mengajarkanya

berkaitan erat dengan ketersedian alat - alat pelajaran

yang tersedia di sekolah.

e.Faktor lingkungan dan kesempatan yang tersedia. Seorang

anak yang memiliki intelegensi yang baik, dari keluarga

yang baik, bersekolah di sekolah yang keadaan

guru-gurunya, dan fasilitasnya baik belum tentu pula dapat

belajar dengan baik.

f.Faktor motivasi sosial. Motivasi sosial dapat berasal dari

orang tua yang selalu mendorong anak untuk rajin

belajar, motivasi dari orang lain, seperti dari tetangga,

(37)

20

spermainan. Pada umumnya, motivasi semacam ini

diterima anak tidak dengan sengaja, bahkan tidak

dengan sadar. (Thobroni, 2016: 28-30)

B.Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Mata Pelajaran Agama Islam

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah salah satu mata

pelajaran yang ada di sekolah mulai dari tingkat dasar sampai

menengah atas yang salah satunya mempelajari tentang aturan - aturan

dalam pendidikan agama Islam. Dan mengajarkan ke dalam

kehidupan sehari – hari untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci

Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan, serta penggunaan pengalaman. Disertai dengan tuntunan

untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud

kesatuan dan persatuan bangsa.

Menurut Zakiyah Daradjat dalam (Abdul Majid, 2012:2)

menyatakan, Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha sadar

(38)

21

senantiasa daat memahami kandungan ajaran Islam secara

menyeluruh, menghayati makna tujuan, yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.

2. Dasar- Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam Pendidikan Agama Islam mempunyai dasar yang kuat.

Menurut Zuhairini dkk dalam (Abdul Majid:2012) dasar terebut dapat

ditinjau dari berbagai segi, yaitu sebagai berikut.

a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar yuridis, yakni dasar pelaksanaan pendidikan agama

yang berasal dari perundang-undangan yang secara tidak

langsung dapat menjadi pegangan dalam melaksanakan

pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis

tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu :

(1) Dasar ideal, yaitu falsafah negara Pancasila, sila pertama :

Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam Bab

XI pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi:1) Negara

berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa; 2) Negara

menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan

kepercayaan itu.

(3) Dasar opersional, yaitu terdapat dalam Tap MPR No

(39)

22

No.IV/MPR1978 jo. Ketetapan MPR Np. II/MPR/1983,

diperkuat oleh Tap. MPR No.II/MPR 1993 tentang

Garis-garis Besar Haluan Negara yang pada pokoknya

menyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan agama secara

langsung dimaksudkan dalam kurikulum sekolah-sekolah

formal,mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

(Majid .2012: 14)

b. Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran

Islam. Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah

dari Tuhan dan merupakan perwujudkan ibadah kepada-Nya.

c. Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek

kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa

dalam hidupya, manusia baik sebagai individu maupun

sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang

membuat hatinya tidak tenang dan tentram sehingga

memerlukan pegangan hidup.

3. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Menurut Abdul Majid (2012:15) Pendidikan Agama Islam untuk

sekolah atau madrasah berfungsi sebagai berikut.

a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan

(40)

23

keluarga. Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban

menanamkan keimanan dan ketakwaan dilakukan oleh setiap

orang tua dalam keluarga. sekolah berfungsi untuk

menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak melalui

bimbingan, pengajaran, dan pelatihan agar keimanan dan

ketakwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai

dengan tingkat perkembangannya.

b) Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari

kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan

lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial

dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama

Islam.

d) Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan, dan kelemahan-kelemahan peserta

didik dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran

dalam kehidupan sehari-hari.

e) Pencegahan, yaitu menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya

atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan

menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia

seutuhnya.

f) Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum

(41)

24

g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiki

bakat khusus di bidang Agama Islam agar bakat tersebut dapat

berkembang secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk

dirinya sendiri dan bagi orang lain.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta

pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi

manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat

melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Tujuan pendidikan agama Islam diatas merupukan turunan dari

tujuan pendidikan nasional, suatu rumusan dalam UUSPN (UU No.

20 tahun 2003), berbunyi: ''Pendidikan nasional bertujuan

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta betanggung jawab. (Majid, 2012:

16-17).

C. Shalat Wajib

1. Ketentuan Shalat Wajib

(42)

25

ibadah kepada Allah SWT. Yang terdiri dari beberapa perkataan dan

perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram diakhiri dengan

salam serta memenuhi syarat dan rukun yang telah ditentukan.

(Multahim, 2007 : 83)

Shalat ialah berhadap hati kepada Allah SWT sebagai ibadah,

dengan penuh kekyusukan dan keiklhasan didalam beberapa

perkataan dan perbuatan. Yang dimulai dengan takbir dan diakhiri

dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditetukkan

syara’. (Raf’i, 2016 : 32)

Mengingat arti shalat menurut bahasa adalah doa, maka

kedudukan shalat dalam agama Islam sangat tinggi dibanding ibadah

lainya. Shalat sebagai doa bertujuan untuk mengaharap ridha Allah

SWT. Agar seseorang yang senantiasa melaksanakan shalat akan

terhindar dari perbuatan keji dan mungkar. Firman Allah SWT.

Dalam Surah Al Ankabut ayat 45.

مِقَاَو ِباَتِكْلا َهِم َكْيَلِا َيِحوُا آَم ُلْتُا

Artinya : Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan)

keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (shalat) itu

lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui

apa yang kamu kerjakan.(QS Al-Ankabut:45).

Dalam agama Islam shalat merupakan kedudukan yang sangat

(43)

26

shalat meruapakn tiang agama dan suatu ibadah yang pertama kali

diwajibkan oleh Allah Swt kepada hambaNya.

Rasulullah saw bersabda yang artinya: shalat adalah tiang

agama, barang siapa mendirikan shalat berarti mendirikan agama.

Dan barang siapa meninggalkannya berarti ia telah meruntuhkan

agama. (HR. Baihaqi)

Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi setiap muslim

meninggalkan shalat lima waktu sebagai shalat wajib (shalat fardu)

yang sesuai dengan waktu-waktunya.

1. Syarat – syarat wajib shalat

Syarat wajib shalat adalah syarat-syarat atau hal-hal yang

menjadikan seseorang diwajibkan shalat wajib shalat adalah

sebagi berikut:

a. Islam

b. Baligh

c. Berakal

d. Suci dari haid nifas bagi wanita

e. Dalam keadaan sadar tidak tidur atau mabuk

2. Syarat – syarat sah shalat

Adapun syarat sahnya shalat adalah sebagai berikut.

a. Suci dari hadas besar dan hadas kecil

b. Suci badan, pakaian dan tempat dari najis

(44)

27

d. Menegtahi masuknya waktu shalat

e. Menghadap kibat. (Multahim, 2007 : 83)

3. Rukun shalat

Rukun shalat adalah sesuatu yang harus dilaksanakan dalam

mengerjakan shalat. Apabila tidak dilaksnakan, maka shalat

sesorang menjadi batal tidak sah, adapun rukun shalat adalah

sebagai berikut:

a. Niat dengan ikhlas semata-mata karena Allah SWT.

b. Berdiri bagi orang yang kuasa atau mampu.

c. Takbirotul ihram (mambaca Allahu akbar) pada permualaan

shalat.

d. Membaca surah Al-Fatihan.

e. Rukuk dengan tumakninah ( tenang sejenak ).

f. Iktidal dengan tumakninah (beridri dari rukuk dengan

tenang sejenak).

g. Sujud dua kali dengan tumakninah

h. Duduk diantara dua sujud engan tumakninah.

i. Duduk untuk tasyahud akhir

j. Membaca tasyahud akhir

k. Membaca shalawat Nabi Muhammad saw

l. Membaca salam yang pertama (menengok kekanan)

(45)

28

4. Sunah shalat

Sunah shalat adalah sesuatu yang lebih utama dilakukkan,

tetapi jika tidak dilakukkan tidak menyebabkan shalat batal.

Adapun yang termasuk sunnah-sunah shalat adalah sebagai

berikut.

a. Takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangan sampai

setinggi telinga dan telapak tangan setinggi bahu serta kedua

tanag diahadapkan ke kiblat.

b. Mengangkat kedua tangan ketika akan rukuk, bangkit dari

tasyahud akhir.

c. Meletakkan telapak tangan kanan diatas pergelangan tangan

kiri dan keduanya diletakkan dibawah dada.

d. Ketika shalat melihat ke arah tempat sujud.

e. Membaca doa iftitah sesudah takbirotul ihram.

f. Membaca taawuz ketika akan membaca surah Al Fatihah

g. Diam sebentar sebelum dan sesudah membaca surah

Al Fatihah

h. Membaca amin setelah membaca surah Al Fatihah

i. Membaca suarah atau ayat-ayat lain dari AlQuran

j. Menyaringkan bacaan surah Al Fatihah dan Al Quran pada

shalat magrib, isya, dan subuh dirakaat pertama dan kedua,

begitu juga pada saat jumaat dan hari raya.

(46)

29

yang lain.

l. Membaca tasbih ketika rukuk dan sujud.

m. Membaca Sami Allahu liman hamidah ketika bangun dari

rukuk untuk iktidal.

n. Membaca Robbana lakalhamdu ketika iktidal.

o. Meletakkan dua telapak tangan di atas lutut ketika duduk

setelah sujud.

p. Membaca doa ketika duduk di antara dua sujud.

q. Duduk iftirasy (duduk di atas mata kaki kiri telapak kaki

kanan di tegakkan).

r. Duduk tawaruk pada tasyahud akhir (telapak kaki kiri di

keluarkan ke sebelah bawah telapak tangan).

s. Duduk tumakninah (duduk sejenak) sesudah sujud kedua

sebelum berdiri.

t. Membaca salam yang kedua (menengok ke kiri).

5. Hal-hal yang membatalkan shalat

Shalat seseorang menjadi batal apabila melakukan salah satu

hal berikut ini.

a. Dengan sengaja meninggalkan salah satu rukun dan syarat

shalat atau tidak melaksnakan secara berurutan.

b. Sengaja berbicara pada saat shalat.

c. Bergerak lebih dari tiga gerakan, selain gerakan dalam

(47)

30

d. Keluar hadas besar atau hadas kecil.

e. Terkena najis.

f. Terbuka aurat dalam shalat.

g. Berubah niat dalam shalat

h. Membelakangi kiblat

i. Makan dan minum dengan sengaja ketika shalat

j. Tertawa berbahak-bahak. (Multahim, 2007: 84-85)

D. Metode Jigsaw

1. Pengertian Metode Jigsaw

Jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif yang didesain untuk

meningkaan rasa tanggungjawab siswa terhadap pembelajarannya

sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya

mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap

memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.

Pada model pembelajaran Jigsaw ini keaktifan siswa sangat

dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang

beranggotakan 3-5 orang yang terdiri dari kelompok asal dan

kelompok ahli.(Kurniasih dan Sani, 2016 : 24)

Model pembelajaran Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa

kelompok belajar yang heterogen yang beranggotakan 3-5 orang

dengan menggunakan pola kelompok asal dan kelompok ahli.

Kelompok asal adalah awal siswa terdiri dari berapa anggota

(48)

31

latar belakang. Guru haus trampil dan mengetahui latar belakang siswa

agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap anggota kelompok.

Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari

anggota kelompok lain (kelompok asal) yang ditugaskan untuk

mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan kepada anggota

kelompok asal. (Kurniasih dan Sani, 2016: 24-25)

Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan

topik yang sama dalam anggota ahli untk berdiskusi dan membahas

materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota kelompok serta

membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut.

Disini, peran guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota

kelompok ahli agar mudah untuk memahami materi yang diberikan.

Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian

kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman

sekelompoknya yang apa yang telah mereka dapatkan pada saat

pertemuan dikelompok ahli. Para kelompok ahli harus mampu untuk

membagi pengetahuan yang di dapatkan saat melakukan diskusi di

kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima oleh setiap

anggota pada kelompok asal. (Kurniasih dan Sani, 2016: 25)

Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap terhadap

siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang

diperlukan. Artinya para siswa harus memiliki tanggung jawab dan

(49)

32

informasi dan memecahkan masalah yang diberikan. (Kurniasih dan

Sani, 2016 : 25)

Kelebihan Model Pembelajaran Jigsaw

Bila dibandingkan dengan metode pemebelajaran lainya, model

pembelejaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:

a. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajarkan, karena sudah

ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada

rekan-rekannya

b. Pemerataan penguasaan meteri dapat dicapai dalam waktu yang

lebih singkat

c. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif

dalam berbicara dan berpedapat. (Kurniasih dan Sani, 2016 :

25-26)

Kelemahan Model Pembelajaran Jigsaw

Dalam penerapannya model pembelajaran Jigsaw, sering

dijumpai beberapa permasalahan yaitu :

a. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung

mengontrol jalanya diskusi. Persoalan ini tertentu saja biasa

terjadi, dimana siswa yang merasa lebih pintar akan menguasai

kelompoknya. Tetapi, kondisi ini sangat bisa dikendalikan dangan

memberikan penjelasan dan menekankan agar para anggota

kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli.

(50)

33

b. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfikir rendah

akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila

ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru

harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor

kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat

tersampaikan secara akurat.

c. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi

hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang

menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk

mengikuti jalanya diskusi.

d. Siswa yang tidak terbiasa berkompetensi akan kesulitan untuk

mengikuti proses pembelajaran. (Kurniasih dan Sani, 2016:

26-27)

2. Teknis Pelaksanaan Model Pembelajaran Jigsaw

Model pembelajaran ini adalah model yang cukup memakan

waktu dan secara teknis siswa harus betul - betul mengerti alur

pembelajarannya. Karena jika lupa atau tidak mengerti akan

membuat model pembelajaran ini menjadi gaduh di dalam

pelaksanaanya. Adapun langkah - langkah penerpan model Jigsaw

(51)

34

a. Persiapan

Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, serta

memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan mempelajari topik

yang akan dibahas.

b. Penjelasan Materi.

Materi pembelajaran kooperatif model Jigsaw dibagi

menjadi beberapa bagian pembelajaran tergantung pada banyak

anggota dalam setiap kelompok serta banyaknya konsep materi

pembalajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh

siswa.

c. Guru membagi siswa kedalam kelompok asal dan ahli.

Kelompok dalam pembelajaran kooperatif model Jigsaw

beranggotakan 3-5 orang yang heterogen baik dari kemampuan

akademis, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya.

d. Guru menentukan skor awal masing - masing kelompok.

Skor awal merupakan skor rata-rata siswa yang diambil dari

kuis atau nilai tertentu yang telah ditetapkan.

e. Rencana Kegiatan

1) Setiap setiap anggota membaca dan mendiskusikan sub topik

masing - masing dan menetapkan anggota ahli yang akan

(52)

35

2) Anggota ahli dari masing - masing kelompok dan

mengintergrasikan semua sub topik yang telah dibagikan

sesuai dengan banyaknya kelompok.

3) Siswa ahli kembali ke kelompok masing - masing untuk

menjelaskan topik yang didiskusikannya.

4) Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang

mencangkup semua topik.

5) Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan

skor kelompok atau menghargai prestasi kelompok.

f. Melakukan Evaluasi

Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:

1). Megerjakan kuis individual yang mencangkup semua

topik.

2). Membuat laporan mandiri atau kelompok.

3). Presentasi. (Kurniasih dan Sani, 2016 : 27)

E. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan penelitian terdahulu yang

berkaitan dengan peneliti yang dilakukan peneliti yang mana dipaparkan

sebagaimana berikut ini;

Pada skirpsi Jazuli 2017 dengan judul Peningkatan Prestasi Belajar

(53)

36

Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Banyubiru Kabupaten Semarang

Tahun Pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan menggunakan metode

Jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam

materi adab makan dan minum pada siswa kelas VIII SMP N 1 Banyubiru

Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Hasil belajar siswa pada Siklus I siswa yang tutas sebanyak 5 siswa atau

16,6% dan yang belum tuntas sebanyak 25 atau 83,3% dengan rata-rata

60,93. Pada siklus II siswa yang tutas sebanyak 25 siswa atau 83,3% dan

yang belum tuntas sebanyak 5 atau 16,6% dengan rata-rata 89,16.

Sedangkan pada Siklus III mengalami peningkatan dengan siswa yang

tuntas sebanyak 28 atau 93,33% dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa

atau 6,67% dengan rata-rata 92,23. Dalam pencapaian ketuntasan klasikal

sebanyak siklus III sebanyak 93,3% atau 28 siswa yang tuntas maka siklus

dihentikan dan dan dinyatakan berhasil.

Skripsi Abdul Ghoni 2014 dengan judul peningkatan hasil belajar

IPS materi uang melalui metode Jigsaw Learning bagi siswa kelas 3 MI

Islamiyah Karang Dawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun

pelajaran 2013/2014

Hasil belajar yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan. Siswa

di MI Islamiyah Karangdawa merasa bosan dalam mengikuti pelajaran

karena guru dalam menyampaikan materi selalu dengan menggunakan

(54)

37

materi uang bagi siswa kelas 3 MI Islamiyah Karangdawa, untuk itu guru

harus segera memperbaiki proses pembelajarannya menggunakan metode

Jigsaw Learning. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

Apakah penerapan Metode Jigsaw Learning dapat meningkatkan hasil

belajar IPS pokok bahasan materi uang bagi siswa kelas 3 MI Islamiyah

Karangdawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun pelajaran

2013/2014. Penelitian ini menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas

dengan sebanyak dua putaran (Siklus). Setiap putaran dilakukan dengan

empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas 3 MI Islamiyah Karangdawa

Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan jumlah sebanyak 30 siswa yang terdiri

dari 21 siswa laki -laki dan 9 siswa perempuan. data yang diperoleh berupa

hasil belajar IPS yang didapat dari test dan lembar observasi kegiatan

belajar mengajar. Metode pengumpulan data yang digunakan meliputi test,

observasi dan dokumentasi. berdasarkan hasil temuan dan analisis

didapatkan kesmpulan bahwa metode Jigsaw Learning dapat

meningkatkan hasl belajar IPS materi uang bagi siswa kelas 3 MI

Islamiyah Karangdawa Kecamatan Margasari Kabupaten Tegal tahun

pelajaran 2013/2014. Peningkatan hasil belajar tersebut dikatakan

meningkat setelah hasil belajar siswa mencapai standar minimal KKM

yaitu 85% kelulusan siswa. Pada Siklus I rata-rata sebesar 70 ata 60%

(55)

38

peningkatan menjadi 82 atau 92 % berarti terbukti terjadi peningkatan

sebesar 32 %.

Dalam skripsi diatas menunjukkan bahwa penelitian sama

menggunakan metode Jigsaw dan dapat meningkatkan prestasi hasil

(56)

39

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Plus Assyafa’ah Karanggede

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Plus Assyafa’ah Karanggede

Berdirinya SMP Plus Assyafa’ah tidak lepas dari keberadaan

Yayasan Pondok Pesantren Darul Abror yang merupakan yayasan

yang menaungi SMP Plus Assyafa’ah Karanggede. Yayasan Pondok

pesantren darul abror didirikan oleh KH Abdulloh Hafidz Amin,

seorang Ulama yang berasal dari Demak pada tahun 2004. Unit-unit

pendidikan yang berlangsung di yayasan Pondok pesantren Darul

Abror awalnya hanya pengajian Al Qur’an. Seiring waktu dan

bertambahnya santri yang datang untuk belajar Al Qur’an kemudian

KH Abdulloh Hafidz Amin menambahkan pelajaran agama yang lain,

Aqidah, Akhlak, Fikih dan Tarikh. Kegiatan pengajian tersebut

diselenggarakan pada waktu sore hari yakni pukul 14.00 WIB sampai

dengan 16.00 WIB. Hal ini dilakukan karena pada pagi harinya

santri-santri mengikuti pendidikan formal disekolah masing-masing. Namun

yang menjadi permasalahan adalah ketika musim ujian nasional dan

ulangan pada pendidikan formal hampir 60 persen dalam setiap

harinya anak-anak ijin untuk tidak berangkat mengaji karena

mengikuti les yang diadakan di sekolah masing – masing. Hal inilah

yang menjadikan KH Abdulloh Hafidz Amin berinisiatif untuk

mendirikan pendidikan Formal. Akhirnya pada tahun 2010 KH

(57)

40

serta tokoh masyarakat setempat sepakat untuk mendirikan sekolah

formal tingkat Lanjutan pertama yang dinamakan SMP Plus

Assyafa’ah. Permberian nama plus tersebut dikarenakan anak-anak

yang belajar diwajibkan untuk berada di asrama pesantren yang

tentunya nanti akan mendapatkan tambahan pelajaran agama Islam.

Alhamdulillah, atas ridlo Allah pada tahun 2014 SMP Plus Assyafa’ah

mendapatkan Akreditasi B dari Badan Akreditasi Nasional.

2. Profil SMP Plus Assyafaah Karanggede

Tabel 3.1 Profil Sekolah SMP Plus Assyafa’ah

1. Identitas Sekolah Smp plus Assyafa’ah

2. NSS/NPSN 20360410

3. Provinsi Jawa Tengah

4. Otonomi Kabupaten Boyolali

5. Kecamatan Karanggede

6. Desa/Kelurahan Pengkol

8. Daerah Pedesaan

9. Telepon 081 326 458 897

10. Kode Pos 57381

11. Status Sekolah Swasta

12. Kelompok Sekolah Inti

(58)

41

14. Tanggal sk izin operasional 01-07-1983

15. Akreditasi B

16. Kurikulum Ktsp 2006

17. Kegiatan Belajar Mengajar Pagi

18. Terletak Pada Lintasan Desa

19. Jarak Ke Kecamatan 2 km

20. Jarak Ke Otonomi Daerah 20 km

21. Organisasi Penyelenggara Yayasan

22. Email Smpplus.assyafaah@yahoo.com

3. Struktur Organisasi SMP Plus Assyaffa’ah Karanggede

1) Komite : K. Achmad A, Ma

2) Kepala Sekolah : Abdullah Hafid Amin, S.Pd

3) Kurikulum : Lilik Purwani Rahayu, S.Pd

4) Kesiswaan : Bambang Supagi, S.Pd

5) Sarana Prasarana : Mulyani, S.Pd

6) Humas : Agung Eko, S.Pd

7) Laborat : Ika Maya Sari S.Pd

8) Tata usaha : Malikin

(59)

42

4. Visi dan Misi SMP Plus Assyafa’ah Karanggede a. Visi

Berangkat dari konsep dasar dan keberadaan sekolah di

tengah semua konteks yang menyekitarinya, SMP Plus

Assyafa’ah Karanggede merumuskan visi sebagai berikut:

Terwujudnya lulusan yang soleh, ceradas, mandiri, dan

bertanggung jawab serta mampu beperan dalam masyarakat

1) Sholeh

Berarti menjalani kehidupan dengan berdasarkan ajaran

agama Islam. Hidup harus disadari sebagai anugerah yang

diberikan Tuhan, yang itu berarti akan

dipertanggungjawabkan kepada-Nya. Menjalankan

perintah-Nya dan menjauhi larangan-perintah-Nya merupakan wujud kongkret

perilaku religius. Hal itu dilandasi kesadaran bahwa hidup

manusia akan menemukan makna dan jalan kebenaran jika

senantiasa membangun relasi kepada Sang Maha Pencipta.

Indikator Visi:

(1) Terciptanya Nuansa Agamis dalam pembelajaran

(2) Terwujudnya toleransi beragama di antara warga

sekolah

(3) Terbentuknya insan beragama yang mampu

menjalankan kewajiban beragama dan menghindari

(60)

43

2) Cerdas

Dalam pengertian mempunyai pola pikir, pola rasa, dan

pola laku yang beradab sesuai dengan agama dan budaya

bangsa Indonesia. Atas dasar itu, pengembangan kepribadian

selalu berdasarkan pada etika dan etiket sebagai bangsa.

Indikator Visi:

(1) Terwujudnya masyarakat belajar yang menjunjung

tinggi Ilmu Pengetahuan

(2) Terwujudnya pergaulan masyarakat belajar yang saling

menghormati

(3) Terwujudnya perilaku yang menyeimbangkan antara

olah rasa, olah karsa dan olah raga.

3) Mandiri

Dalam pengertian mampu melakukan perubahan ke arah

yang lebih baik. Semangat belajar dan mengajar adalah

untuk berprestasi, artinya selalu memperjuangkan terjadinya

perubahan positif. Perubahan ke arah lebih baik, lebih

benar, dan lebih maju, itu adalah hakikat berprestasi.

Semangat mandiri bukan sekadar untuk mencari

popularitas. Yang lebih penting adalah untuk meningkatkan

kalitas diri, baik siswa maupun guru, dalam rangka

memenuhi kebutuhan hakiki manusia, yaitu beraktulisasi.

(61)

44

terbaik, tidak mudah puas dengan kekinian, tetapi akan

senantiasa memandang masa depan, dengan senantiasa

melakukan yang terbaik pada saat ini. Atas dasar itulah,

setiap terjadi perubahan positif, betapapun kecilnya, layak

untuk mendapatkan penghargaan.

Indikator Visi:

Terwujudnya Peningatan capaian prestasi Akademik

dan Non Akademik SMP Plus Assyafa’ah Karanggede

Kabupaten Boyolali.

4) Berperan Dalam Masyarakat

Dalam pengertian mewujudkan lingkungan sekolah

yang nyaman dan asri sehingga dapat menunjang proses

pembelajaran. Suasana lingkungan sekolah perlu didesain

sedemikian rupa sehingga seluruh masyarakat sekolah

merasa nyaman berada di sekolah. Inti dari berwawasan

lingkungan adalah proses pendidikan yang peduli terhadap

lingkungan baik di dalam maupun di luar sekolah.

Indikator visi:

(1) Terwujudnya penataan lingkungan yang Terasa yaitu

Teratur, Rapi, Asri, Sehat dan Aman

(2) Terwujudnya Proses Belajar Mengajar berbasis

(62)

45

b. Misi

Untuk melaksanakan visi Sholeh, Cerdas, Mandiri, dan

Berperan dalam Masyarakat SMP Plus Assyafa’ah Karanggede

merumuskan cara - cara mendasar untuk meraihnya, yang

disebut misi.

Adapun Misi SMP Plus Assyafa’ah Karanggede yaitu:

1) Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang

soleh, berprestasi akademik nonakademik, dan mandiri serta

berperan dalam masyarakat.

2) Mewujudkan kurikulum yang berkualitas, yaitu holistik,

sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa, dan konteks

sekolah.

3) Mewujudkan proses pembelajaran yang dinamis, kreatif,

inovatif, dan menyenangkan dengan menggunakan

pendekatan CTL.

4) Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang

memadai dari segi kuantitas dan kualitas.

5) Mewujudkan sumber daya manusia, pendidikan dan tenaga

pendidikan, yang profesional, bertanggung jawab, dan

berdedikasi tinggi.

6) Mewujudkan pengelolaan sekolah berdasarkan konsep

Gambar

Gambar 1.1 Gambar Daur Ulang Aktifitas dalam Penelitian Tindakan Kelas
Tabel 3.1 Profil Sekolah SMP Plus Assyafa’ah
Tabel 3.2 Daftar Guru
Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian penulis menggunakan metode Cause-Effect Diagram, Analytical Hierarchy Process, dan Failure Mode Effect Analysis untuk mengetahui penyebab cacat pada produk.. Pada

Disini layout permesinan masih belum teratur sehingga perpindahan material menjadi terhambat dan lama serta secara tidak langsung akan mempengaruhi kapasitas produksi yang

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan, media

Hasil penelitian ini adalah unsur kebudayaan Batak yang terdapat dalam Perempuan Bernama Arjuna 4 karya Remy Sylado yang terdiri dari enam unsur yaitu (1) bahasa

Tujuan dari penulisan laporan akhir ini adalah untuk melihat besar pengaruh kelompok acuan terhadap keputusan siswa General Conversation memilih Global English Language

“misi sosio -pedagosis adalah mengembangkan potensi individu sebagai insan Tuhan dan makhluk sosial menjadi warga negara yang cerdas, demokratis, taat hukum,

membatasi masalah yang akan diteliti hanya pada “ Hubungan antara kualitas produk dan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen di Matahari. Department Store

variabel independen dalam penelitian ini adalah kekayaan daerah, umur administratif pemda, tingkat ketergantungan, jumlah SKPD, dan ukuran legislatif, sedangkan