• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

No. 60/11/14/Th. XVI, 5 November 2015

KEADAAN KETENAGAKERJAAN RIAU AGUSTUS 2015

AGUSTUS 2015, TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 7,83 PERSEN

 Jumlah angkatan kerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 mencapai 2.771.349 orang. Jika dibandingkan dengan total penduduk usia 15 tahun keatas yang berjumlah 4.383.550 orang, maka Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Provinsi Riau sebesar 63,22 persen.

 Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Riau pada Agustus 2015 sebanyak 2.554.296 orang,

dengan rincian sebanyak 1.000.946 orang bekerja di daerah perkotaan dan sebanyak 1.553.350 orang bekerja di daerah pedesaan.

 Jumlah pengangguran pada Agustus 2015 sebanyak 217.053 orang atau, dengan demikian Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Riau mencapai sebesar 7,83 persen, yang berarti naik jika dibandingkan dengan TPT di tahun 2014 yaitu sebesar 6,56 persen

 Jika dilihat menurut tipologi daerah, sebanyak 101.992 orang pengangguran berada di daerah perkotaan dan sisanya sebanyak 115.061 orang berada di daerah pedesaan. TPT di perkotaan sebesar 9,25% sedangkan TPT di pedesaan hanya sebesar 6,90 %. Di Riau pada bulan Agustus 2015, pengganggur laki-laki lebih banyak daripada penganggur perempuan. Tercatat di bulan Agustus 2015, ada 115.240 penganggur laki-laki dan 101.813 penganggur perempuan. Akan tetapi, persentase TPT perempuan lebih besar dibanding laki-laki, TPT laki-laki sebesar 6,15% dan TPT perempuan mencapai 11,36 %.

 Sektor pertanian masih mendominasi penyerapan tenaga kerja di Provinsi Riau. Pada periode Agustus 2015, tercatat 42,61 persen tenaga kerja bekerja di sektor pertanian. Tetapi jika dibandingkan menurut daerah, maka akan terlihat bahwa di daerah pedesaan sektor pertanian sangat dominan dengan penyerapan tenaga kerjanya mencapai 64,12 persen, sementara di daerah perkotaan hanya sebesar 9,21 persen.

Status pekerjaan yang mendominasi tenaga kerja di Provinsi Riau pada periode Agustus 2015 adalah buruh/karyawan, yaitu sebesar 46,29 persen, hal yang sama terjadi baik di daerah perkotaan maupun daerah pedesaan. Persentase status pekerjaan yang terendah adalah tenaga kerja yang berstatus berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar yaitu sebesar 5,07 persen.

(2)

1.

ANGKATAN

KERJA,

PENDUDUK

YANG

BEKERJA

DAN

ANGKA

PENGANGGURAN

Situasi ketenagakerjaan di Provinsi Riau pada Agustus 2015 menunjukkan arah yang kurang baik, karena Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 7,83 persen, yang berarti naik jika dibandingkan dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 2014 hanya 6,56 persen.

Tabel 1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama

Agustus 2014 -Agustus 2015

Kegiatan Utama 2014 2015 Perubahan

(1) (2) (3) (4)

1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas (jiwa) 4.257.120 4.383.550 126.430

2. Angkatan Kerja (jiwa) 2.695.247 2.771.349 76.102

a. Bekerja 2.518.485 2.554.296 35.811

b. Tidak Bekerja (Pengangguran Terbuka) 176.762 217.053 40.291

3. Bukan Angkatan Kerja (jiwa) 1.561.873 1.612.201 50.328

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK (%) 63,31 63,22 0,09

5. Tingkat Pengangguran Terbuka/TPT (%) 6,56 7,83 1,27

Seperti dapat dilihat pada Tabel 2. jumlah penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) di Provinsi Riau pada Agustus 2015 sebanyak 4.383.550 orang. Jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 2.554.296 orang, dimana sebanyak 1.000.946 orang bekerja di daerah perkotaan, dan sisanya sebanyak 1.553.350 orang bekerja di daerah pedesaan. Jika dilihat menurut daerah, maka TPT untuk daerah perkotaan cukup tinggi, yaitu mencapai 9,25 persen, sedangkan untuk daerah pedesaan hanya sebesar 6,90 persen. Penciptaan pertumbuhan ekonomi yang memadai dengan orientasi pada perluasan lapangan kerja akan sangat membantu dalam mengurangi angka pengangguran.

Tabel 2

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama Agustus 2015

Kegiatan Utama Perkotaan Pedesaan Kota + Desa

(1) (2) (3) (4)

1. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas (jiwa) 1.762.309 2.621.241 4.383.550

a. Angkatan Kerja (jiwa) 1.102.938 1.668.411 2.771.349

b. Bekerja 1.000.946 1.553.350 2.554.296

2. Tidak Bekerja (Pengangguran Terbuka) 101.992 115.061 217.053

3. Bukan Angkatan Kerja (jiwa) 659.371 952.830 1.612.201

4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja/TPAK (%) 62,58 63,65 63,22

(3)

Dengan angka TPT sebesar 7,83 persen ini, menunjukkan fenomena terus bertambahnya jumlah penduduk yang mencari pekerjaan. Kemungkinan lain, hal tersebut dapat juga disebabkan oleh dorongan ekonomi, yaitu tuntutan untuk mendapatkan penghasilan, juga disebabkan semakin terbukanya kesempatan kerja terutama di wilayah perkotaan. Akan tetapi, hal ini tidak diikuti dengan naiknya angka TPAK, artinya persentase penduduk 15 tahun keatas yang masuk ke dunia kerja semakin berkurang.

2. LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA

Di Provinsi Riau, pada Agustus 2015, sektor pertanian masih merupakan sektor yang paling dominan dalam penyerapan tenaga kerja, yaitu mencapai 42,61 persen dari jumlah penduduk yang bekerja. Tabel 3 memperlihatkan struktur penduduk yang bekerja (usia 15 tahun ke atas) menurut lapangan pekerjaan utama. Jika dilihat menurut daerah, maka terdapat perbedaan yang cukup signifikan, yaitu di daerah perkotaan sektor yang dominan menyerap tenaga kerja adalah perdagangan, mencapai 34,59 persen, diikuti oleh sektor jasa kemasyarakatan sebesar 26,07 persen, sementara itu, sektor pertanian penyerapan tenaga kerja hanya 9,21 persen. Hal yang sebaliknya terjadi di daerah pedesaan, dimana sektor pertanian mampu menyerap 64,12 persen tenaga kerja, dan penyerapan terkecil adalah sektor Listrik, Gas dan Air minum 0,02 persen.

Tabel 3

Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Agustus 2015 (%)

Lapangan Pekerjaan Utama Perkotaan Pedesaan Kota +

Desa 1. Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan &

Perikanan 9,21 64,12 42,61

2. Pertambangan dan Penggalian 2,13 1,10 1,50

3. Industri 7,46 5,01 5,97

4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,52 0,02 0,22

5. Konstruksi 9,14 3,51 5,72

6. Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 34,59 11,25 20,40

7. Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5,60 2,71 3,84

8. Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persewaan

& Jasa Perusahaan 5,26 0,89 2,60

9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 26,07 11,39 17,14

(4)

3. STATUS PEKERJAAN

Dari tujuh pembedaan status pekerjaan yang terekam pada Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) dapat diidentifikasi 2 (dua) kelompok utama yang terkait kegiatan ekonomi, yakni formal dan informal. Kegiatan formal terdiri dari mereka yang berstatus berusaha dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan. Sementara itu, kelompok kegiatan informal adalah mereka yang berstatus selain berusaha dibantu buruh tetap dan buruh/karyawan.

Berdasarkan Tabel 4 tampak bahwa pekerja yang berstatus buruh/karyawan di Provinsi Riau memiliki persentase yang cukup tinggi dibandingkan dengan status pekerjaan yang lain yaitu sebesar 46,29 persen, baik untuk daerah perkotaan maupun untuk daerah pedesaan, masing-masing sebesar 58,80 persen dan 38,23 persen. Persentase status pekerjaan terbesar selanjutnya di Provinsi Riau yaitu status pekerjaan berusaha sendiri sebesar 18,69 persen. Jika dilihat menurut daerah maka untuk perkotaan sebesar 15,82 dan 20,55 persen untuk daerah pedesaan. Status pekerjaan yang terkecil di daerah perkotaan adalah pekerja bebas, sebesar 5,81 persen, sementara itu di daerah pedesaan yang terkecil adalah yang bekerja dengan status berusaha dibantu buruh tetap/buruh di bayar sebesar 4,43 persen.

Tabel 4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama

Agustus 2015 (%)

Status Pekerjaan Utama Perkotaan Pedesaan Kota

+ Desa

(1) (2) (3) (4)

1. Berusaha sendiri 15,82 20,55 18,69

2. Berusaha dibantu dengan buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar 6,78 12,31 10,14

3. Berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar 6,06 4,43 5,07

4. Buruh/karyawan 58,80 38,23 46,29

5. Pekerja bebas 5,81 12,40 9,81

6. Pekerja tidak dibayar 6,73 12,08 9,99

Total 100 100 100

4. PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT JUMLAH JAM KERJA

Secara umum, komposisi jumlah orang yang bekerja menurut jam kerja per minggu tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Secara keseluruhan, terjadi penurunan pekerja dengan jam kerja dibawah 35 jam per minggu selama tiga tahun terakhir. Pada Agustus 2015, pekerja dengan jumlah jam kerja kurang dari 8 jam perminggu porsinya relative kecil yaitu hanya 1,80 persen dari total penduduk yang bekerja di Provinsi Riau. Sementara itu, penduduk yang bekerja penuh waktu, yaitu

(5)

pekerja pada kelompok 35 jam keatas jumlahnya meningkat dari Agustus 2014 (64,75 persen) mencapai 65,20 persen pada Agustus 2015.

Tabel 5. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja Perminggu

Agustus 2014 - 2015 (%)

Jumlah Jam Kerja per Minggu 2014 2015

1 - 7 1,77 1,80 8 - 14 4,93 4,93 15 - 24 12,98 14,45 25 - 34 15,57 13,63 0* - 35+ 64,75 65,20 Total 100 100

Keterangan:* Termasuk penduduk yang sementara tidak bekerja

5.

PENDUDUK YANG BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN

Tabel 6. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang ditamatkan

Agustus 2014 - 2015 (%) Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan 2014 2015

SD ke bawah 40,51 37,17

Sekolah Menengah Pertama 19,22 19,09

Sekolah Menengah Atas 22,03 23,06

Sekolah Menengah Kejuruan 8,82 8,89

Diploma I/II/III 2,63 2,84

Universitas 6,79 8,95

Total 100 100

Pada Agustus 2015, persentase penduduk yang bekerja menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan untuk beberapa golongan pendidikan mengalami kenaikan, kecuali pada pendidikan SD ke bawah dan Sekolah Menengah Pertama jika dibandingkan keadaan tahun sebelumnya, yaitu Agustus 2015. Kelompok pekerja dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah Sekolah Dasar

(6)

mendominasi pekerja pada Agustus 2015 yaitu sebesar 37,17 persen, sedangkan pekerja dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan adalah Diploma I, II, III merupakan kelompok yang terkecil yaitu sebesar 2,84 persen.

6. TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA MENURUT PENDIDIKAN

Jumlah pengangguran pada Agustus 2015 mencapai 217.053 orang atau 7,83 persen dari total angkatan kerja. Jika dibandingkan keadaan Agustus 2014, TPT pada hampir semua tingkat pendidikan mengalami peningkatan, kecuali TPT untuk tingkat pendidikan universitas mengalami penurunan sebesar 1,89 persen. Sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada lulusan Sekolah Menengah Kejuruan yaitu dari 8,03 persen pada Agustus 2014 menjadi 10,17 persen pada Agustus 2015.

Tabel 7. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan Agustus 2014 - 2015 (%) Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan 2014 2015 SD ke bawah 3,81 4,59 Sekolah Menengah Pertama 5,36 7,13

Sekolah Menengah Atas 9,86 11,50

Sekolah Menengah

Kejuruan 8,03 10,17

Diploma I/II/III 10,81 11,18

Universitas 10,85 8,97

Gambar

Tabel 1                                                                                                                                           Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan Utama
Tabel 4                                                                                                                                          Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama
Tabel 5. Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja menurut Jumlah   Jam Kerja Perminggu
Tabel 7. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menurut Pendidikan Tertinggi  Yang Ditamatkan  Agustus 2014 - 2015 (%)  Pendidikan Tertinggi  yang Ditamatkan  2014  2015  SD ke bawah  3,81  4,59  Sekolah Menengah  Pertama  5,36  7,13

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kondisi dan keadaan yang sesungguhnya pelatih-pelatih di Pengkab persani se-DIY khususnya pelatih fisik sangat memprihatinkan dan dalam onservasi yang pernah tim

Saat ini belum ada kebijakan Pemerintah Kabupaten Pesawaran yang diarahkan untuk mewajibkan masyarakat di lingkungan pemukiman rumah tangga/individu untuk melakukan pengelolaan

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian mengenai Faktor- faktor yang berhubungan dengan tindakan ekstraksi vakum pada persalinan di Rumah Sakit Umum Daerah

Peranan polen trap dari bahan bahan plastik dan logam terhadap peningkatan produksi tepung sari lebah adalah salah satu teknologi yang belum terungkap secara

Lamanya waktu pencetakan sertifikat, hal tersebut dikarenakan pencetakan sertifikat dilakukan 1 (satu) minggu setelah kegiatan seminar dilakukan. Lamanya waktu

Tekno-Meter merupakan panduan umum yang memberikan gambaran tingkat kematangan sebuah teknologi secara universal, Tekno-Meter juga dapat diterapkan guna mengukurTingkat

Metaanalysis ini memasukkan penelitian prospective randomized clinical trial yang membandingkan efek suplementasi zinc dengan kelompok yang tidak diberi intervensi,

- Kimia : protein adalah heteropolimer aa yg satu sama lain terikat dengan ikatan peptida .. 1.Tidak menjelaskan, bgmn heteropolimer tsb disusun dari aa