• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

 Mengakhiri tahun 2016 harga barang-barang/jasa kebutuhan pokok masyarakat di Banten secara umum mengalami kenaikan Hal ini terlihat dari naiknya angka Indeks Harga Konsumen (IHK) yang sebesar 132,37 pada bulan November 2016 menjadi 133,18 pada bulan Desember 2016 atau terjadi perubahan indeks (inflasi) sebesar 0,61 persen.

 Inflasi terjadi karena naiknya enam dari tujuh indeks yang ada pada kelompok pengeluaran yaitu berturut turut: kelompok bahan makanan naik 0,80 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,96 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,13 persen; kelompok kesehatan naik 0,66 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik 0,28 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik sebesar 0,99 persen. Hanya pada kelompok sandang mengalami penurunan indeks yaitu sebesar 0,19 persen.

 Komoditas yang dominan menyumbang inflasi pada bulan ini tarip angkutan udara, telur ayam ras, ayam goreng, rokok kretek dan bensin.

 Laju inflasi tahun kalender (Januari - Desember 2016) pada akhir tahun akan bernilai sama dengan inflasi

Year on Year” (IHK Desember 2016 terhadap IHK Desember 2015) yaitu tercatat sebesar 2,94 persen. No. 01/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017

P

ERKEMBANGAN

I

NDEKS

H

ARGA

K

ONSUMEN

/I

NFLASI

DESEMBER 2016 BANTEN INFLASI 0,61 PERSEN

Berdasarkan pemantauan Badan Pusat Statistik terhadap 417 jenis barang dan jasa serta hasil Survei Biaya Hidup (SBH) tahun 2012 di Kota Serang, Tangerang dan Cilegon baik secara mingguan, dua mingguan maupun bulanan, diketahui pada bulan Desember 2016 ini sebanyak 243 komoditas mengalami perubahan harga. Sebanyak 170 komoditas mengalami kenaikan harga dan sisanya sebanyak 73 komoditas mengalami penurunan harga.

Hal tersebut diatas, menyebabkan inflasi pada Desember 2016 menjadi sebesar 0,61 persen dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 132,37 pada November 2016 menjadi 133,18 pada Desember 2016. Tingkat inflasi tahun kalender yang bernilai sama dengan inflasi “year on year” tercatat sebesar 2,94 persen. Kelompok-kelompok komoditas yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi Banten sebagai berikut: kelompok bahan makanan 0,1827 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,1931 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,0304 persen;, kelompok kesehatan 0,0372 persen; kelompok pendidikan, rekreasi & olahraga 0,0190 persen serta kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan 0,1606 persen. Hanya pada kelompok yang memberikan andil deflasi yaitu kelompok sandang yaitu sebesar 0,0105 persen.

(2)

ayam ras. Sementara komoditas yang mengalami penurunan harga antara lain adalah buah pir, bawang merah, pepaya,tomat buah, empingmentah, dan melon.

Tabel 1

IHK, Inflasi, Laju Inflasi Banten

Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Desember 2016 (2012= 100) Kelompok Pengeluaran IHK Desember 2015 IHK November 2016 IHK Desember 2016 Inflasi Desember 2016 *) Laju Inflasi Tahun 2016 **) Inflasi “Year on Year” **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) U M U M 129.37 132.37 133.18 0.61 2.94 2.94 1. Bahan Makanan 136.36 144.65 145.81 0.80 6.93 6.93

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 138.79 144.44 145.83 0.96 5.07 5.07

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 122.51 123.53 123.70 0.13 0.97 0.97

4. Sandang 110.24 112.32 112.11 -0.19 1.70 1.70

5. Kesehatan 127.58 130.37 131.23 0.66 2.86 2.86

6. Pendidikan, rekreasi dan olahraga 125.00 127.40 127.76 0.28 2.21 2.21

7. Transpor, komunikasi & Jasa Keuangan 128.79 125.08 126.32 0.99 -1.92 -1.92

Ket : *) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2016 terhadap IHK Bulan November 2016 **) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2016 terhadap IHK Bulan Desember 2015

Tabel 2

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Banten Bulan Desember 2016

Kelompok Pengeluaran Andil Inflasi (%)

(1) (2)

UMUM 0.6126

1. Bahan Makanan 0.1827

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0.1931

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar 0.0304

4. Sandang -0.0105

5. Kesehatan 0.0372

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.0190

(3)

URAIAN MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN

Kelompok

Bahan Makanan

IHK Naik 0,80 persen

Andil Inflasi 0,1827 persen

Indeks kelompok bahan makanan pada bulan Desember 2016 tercatat sebesar menjadi 145,81 dimana pada bulan lalu tercatat sebesar 144,65 atau terjadi kenaikan indeks sebesar 0,80 persen.

Enam dari sebelas sub kelompok yang ada mengalami kenaikan indeks. Kenaikan indeks yang cukup tinggi terjadi pada sub kelompok sayur-sayuran sebesar 3,32 persen, disusul kemudian sub kelompok ikan diawetkan sebesar 2,75 persen, serta sub kelompok telur, susu dan hasil-hasilnya sebesar 2,65 persen. Sedang subkelompok yang mengalami penurunan indeks adalah pada sub kelompok bahan makanan lainnya sebesar 1,31 persen, sub kelompok bumbu-bumbuan sebesar 0,87 persen dan sub kelompok buah-buahan sebesar 0,46 persen.

Dari 107 komoditas yang ada pada kelompok ini, 104 komoditas diantaranya mengalami koreksi harga. Koreksi harga positif atau kenaikan harga terjadi pada 71 komoditas. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi yang cukup besar antara lain telur ayam ras sebesar 0,0715 persen, bayam sebesar 0,0352 persen, bawang putih sebesar 0,0302 persen dan cabe rawit sebesar 0,0203 persen. Sedangkan komoditas yang memberikan andil deflasi antara lain: bawang merah sebesar 0,0620 persen, cabe merah sebesar 0,0234 persen, daging ayam ras sebesar 0,0187 persen, melon sebesar 0,0142 persen dan pepaya sebesar 0,0141 persen.

Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

IHK Naik 0,96 persen

Andil Inflasi 0,1931 persen

Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada bulan ini mengalami kenaikan dari 144,44 pada bulan lalu menjadi 145,83 pada bulan Desember 2016 dengan perubahan sebesar 0,96 persen. Andil inflasi yang diberikan tercatat sebesar 0,1931 persen.

Semua sub kelompok yang ada pada kelompok ini mengalami kenaikan indeks yaitu berturut-turut: sub kelompok makanan jadi naik sebesar 1,07 persen; sub kelompok minuman yang tidak

Kelompok/Sub Kelompok IHK Inflasi Inflasi Laju

Bahan Makanan 145.81 0.80 6.93

Padi2an & umbi2an 117.38 0.21 0.81

Daging & Hasilnya 166.79 -0.24 9.10

Ikan Segar 134.61 2.02 2.60

Ikan Diawetkan 146.29 2.72 5.34

Telur, Susu & Hasilnya 143.07 2.65 -2.25

Sayur-sayuran 166.07 3.32 3.24

Kacang-kacangan 117.97 -0.24 -0.09

Buah-buahan 149.91 -0.46 5.47

Bumbu-bumbuan 263.54 -0.87 39.09

Lemak & Minyak 140.87 0.42 14.01

Bhn Mkn Lainnya 156.53 -1.31 5.67

Kelompok/Sub Kelompok IHK Inflasi Laju Inflasi

Makanan Jadi, Minuman,

Rokok & Tembakau 145.83 0.96 5.07

Makanan Jadi 143.45 1.07 3.79

Minuman Yg Tdk Beralkohol 136.30 0.39 4.17

(4)

beralkohol naik 0,39 persen dan sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol naik sebesar 1,24 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi adalah pada komoditas rokok kretek sebesar 0,0363 persen; mie sebesar 0,0277 persen, kue kering berminyak sebesar 0,0193 persen dan air kemasan sebesar 0,0137 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi terbesar adalah gula pasir sebesar 0,0026 persen dan minuman ringan sebesar 0,0008 persen.

Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

IHK Naik 0,13 persen

Andil Inflasi 0,0304 persen

Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar mengalami kenaikan dari 123,53 pada bulan lalu menjadi 123,70 pada bulan Desember 2016 dengan perubahan indeks sebesar 0,13 persen.

Tiga dari empat sub kelompok yang ada pada kelompok ini mengalami kenaikan yaitu berturut turut, sub kelompok biaya tempat

tinggal sebesar 0,05 persen, sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air naiksebesar 0,10 persen, serta sub kelompok penyelenggaraan rumah tangga 0,77 persen. Sementara pada sub kelompok perlengkapan rumahtangga mengalami penurunan indeks sebesar 0,09 persen.

Secara keseluruhan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar memberikan andil inflasi sebesar 0,0304 persen, dimana kontribusi terbesar disumbangkan oleh pengharum cucian/pelembut sebesar 0,0099 persen, kenaikan tarip listrik dengan andil sebesar 0,0089 persen, keramik sebesar 0,0048 persen dan cat tembok dengan andil 0,0036 persen. Sementara komoditas yang memberi andil deflasi diantaranya adalah bahan bakar rumahtangga sebesar 0,0033 persen, semen sebesar 0,0028 persen dan AC sebesar 0,0006 persen.

Kelompok Sandang

IHK Turun dari 0,19 persen

Andil Inflasi -0,0105 persen

Indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok Sandang turun dari 112,32 pada bulan lalu menjadi 112,11 pada bulan Desember 2016 atau terjadi penurunan indeks sebesar 0,43 persen.

Walaupun hanya satu sub kelompok yang mengalami penurunan indeks yaitu sub

kelompok barang pribadi & sandang lainnya sebesar 1,18 persen, namun penurunan tersebut cukup besar sehingga dapat menutupi kenaikan indeks pada sub kelompok lainnya.

Kelompok/Sub Kelompok IHK Inflasi Inflasi Laju

Perumahan, Air, Listrik, Gas

& Bahan Bakar 123.70 0.13 0.97

Biaya Tempat Tinggal 113.81 0.05 0.41

Bhn Bakar, Penerangan & Air 148.54 0.10 1.39

Perlengkapan Rumahtangga 129.84 -0.09 1.69

Penyelenggaraan RT 120.72 0.77 1.97

021

Kelompok/Sub Kelompok IHK Inflasi Laju Inflasi

Sandang 112.11 -0.19 1.70

Sandang Laki-laki 120.79 0.08 1.31

Sandang Wanita 109.46 0.10 1.74

Sandang Anak-anak 115.81 0.02 2.53

(5)

Kenaikan indeks pada sub kelompok lainnya berturut turut: sub kelompok sandang laki-laki naik 0,08 persen sub kelompok sandang wanita sebesar 0,10 persen, dan sub kelompok sandang anak-anak 0,02 persen.

Secara keseluruhan sub kelompok ini memberikan andil deflasi sebesar 0,0105 persen, dimana kontribusi terbesar disumbangkan oleh emas perhiasan dengan andil 0,0142 persen, sandal anak-anak dengan andil 0,0008 persen, dan gaun sebesar 0,0007 persen. Sementara itu komoditas yang memberi andil inflasi adalah celana panjang jeans wanita sebesar 0,0017 persen dan sepatu anak-anak sebesar 0,0011 persen.

Kelompok Kesehatan

IHK Naik 0,66 persen

Andil Inflasi 0,0372 persen

Indeks harga kelompok kesehatan pada bulan ini mengalami kenaikan dari 130,27 pada bulan lalu menjadi 131,23 pada bulan ini atau naik 0,66 persen.

Semua sub kelompok yang ada pada kelompok ini mengalami kenaikan indeks yaitu berturut turut:, sub kelompok jasa kesehatan sebesar 0,47 persen, sub kelompok obat-obatan

naik sebesar 0,98 persen; sub kelompok jasa perawatan jasmani naik sebesar 0,20 persen dan sub kelompok perawatan jasmani dan kosmetik naik sebesar 0,80 persen.

Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi diantaranya adalah tarip dokter umum sebesar sebesar 0,0150 persen, shampo sebesar 0,0066 persen, obat gosok sebesar 0,0049 persen dan obat dengan resep sebesar 0,0029 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi yaitu hand body lotion sebesar 0,0004 persen serta jamu dengan andil 0,0001 persen.

Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

IHK Naik 0,28 persen

Andil Inflasi 0,0190 persen

Besaran angka indeks Harga Konsumen (IHK) kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan ini naik dari 127,40 menjadi 127,76 dengan perubahan indeks sebesar 0,28 persen.

Dari lima sub kelompok yang ada pada kelompok ini, hanya satu sub kelompok yang mengalami kenaikan indeks yaitu sub kelompok kursus-kursus dan pelatihan yang naik sebesar 3,81 persen.

Kelompok/Sub Kelompok IHK Inflasi Inflasi Laju

Kesehatan 131.23 0.66 2.86

Jasa Kesehatan 130.05 0.47 1.17

Obat-obatan 129.19 0.98 2.87

Jasa Perawatan Jasmani 174.07 0.20 13.80

Perawatan Jasmani &

Kosmetik 127.77 0.80 4.02

110.29 0.14 1.88

Kelompok/Sub Kelompok IHK Inflasi Inflasi Laju

Pendidikan, Rekreasi & OR 127.76 0.28 2.21

Jasa Pendidikan 123.80 0.00 2.70 Kursus2/Pelatihan 177.77 3.81 7.91 Perlengkapan/Peralatan Pendidikan 134.75 -0.10 -0.89 Rekreasi 122.28 -0.28 -0.10 Olahraga 146.94 0.00 0.59

(6)

Pada sub kelompok lainnya mengalami penurunan indeks yaitu pada sub kelompok kelompok perlengkapan/ peralatan pendidikan sebesar 0,10 persen, dan sub kelompok rekreasi sebesar 0,28 persen. Sementara pada sub kelompok jasa pendidikan dan sub kelompok olahraga tidak mengalami koreksi indeks.

Secara keseluruhan, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga pada bulan ini memberikan andil sebesar 0,0190 persen. Komoditas yang memberi andil inflasi pada bulan ini adalah tarip bimbingan belajar dengan andil 0,0234 persen, laptop/notebook sebesar 0,0012 persen dan kursus bahasa asing sebesar 0,0006 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi adalah kamera sebesar 0,0026 persen, ersonal computer/desktop sebesar 0,0020 persen dan komputer tablet sebesar 0,0018 persen.

Kelompok Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan

IHK Naik 0,99 persen

Andil Inflasi 0,1606 persen

Indeks Harga Konsumen pada kelompok ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen yakni dari 125,08 pada bulan lalu menjadi 126,32 pada bulan Desember 2016.

Tiga dari empat sub kelompok yang ada mengalami kenaikan indeks yaitu sub kelompok transport sebesar 1,16 persen, sub kelompok komunikasi & pengiriman naik sebesar 0,76

persen, dan sub kelompok sarana & penunjang transpor sebesar 0,13 persen. Satu sub kelompok lainnya yaitu sub kelompok jasa keuangan tidak mengalami koreksi indeks.

Komoditas yang memberikan andil inflasi pada kelompok ini adalah angkutan udara dengan andil sebesar 0,0948 persen, bensin dengan andil 0,0358 persen, dan tarip pulsa ponsel sebesar 0,0261 persen. Sementara komoditas yang memberikan andil deflasi diantaranya adalah teleon seluler sebesar 0,0015 persen dan rantai motor sebesar 0,0005 persen..

Kelompok/Sub Kelompok IHK Inflasi Inflasi Laju

Transpor, Komunikasi &

Jasa Keuangan 126.32 0.99 -1.92

Transpor 136.32 1.16 -3.66

Komunikasi & Pengiriman 101.61 0.76 2.62

Sarana & Penunjang Transpor 124.05 0.13 2.25

(7)

PERKEMBANGAN INFLASI KOTA SERANG, TANGERANG DAN CILEGON

BULAN DESEMBER 2016

Pada bulan Desember 2016, perkembangan harga barang dan jasa (inflasi) di tiga kota IHK di Banten adalah sebagai berikut : Kota Serang 0,12 persen, Kota Tangerang 0,66 persen dan Kota Cilegon 0,94 persen. Laju inflasi tahun kalender 2016 yang pada akhir tahun akan bernilai sama dengan Inflasi year on year-nya adalah Kota Serang 3,26 persen; Kota Tangerang 2,65 persen dan Kota Cilegon 4,22 persen.

Tabel 3

IHK, Inflasi, Laju Inflasi Kota Serang, Tangerang dan Cilegon Menurut Kelompok Pengeluaran Bulan Desember 2016 (2012 = 100)

Kelompok Pengeluaran

Serang Tangerang Cilegon

IHK Desember 2016 Inflasi Desember 2016 *) Inflasi Tahun Kalender **) IHK Desember 2016 Inflasi Desember 2016 *) Inflasi Tahun Kalender **) IHK Desember 2016 Inflasi Desember 2016 *) Inflasi Tahun Kalender **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) U M U M 133.02 0.12 3.26 133.61 0.66 2.65 130.99 0.94 4.22 1. Bahan Makanan 142.86 0.22 5.19 148.91 0.91 8.02 143.33 0.81 6.19

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok &

Tembakau 151.99 0.34 8.77 146.48 0.96 3.92 135.19 1.70 7.46

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan

Bakar 123.02 -0.03 1.28 123.38 0.19 0.87 126.20 0.04 1.16

4. Sandang 109.80 -0.93 2.59 111.40 -0.13 0.40 118.64 0.27 7.91

5. Kesehatan 125.57 0.04 4.96 134.46 0.67 2.45 119.98 1.31 6.16

6. Pendidikan, rekreasi dan olahraga 126.62 0.02 4.13 125.10 -0.10 1.01 143.68 2.46 6.26

7. Transpor, komunikasi & Jasa

Keuangan 125.59 -0.79 -5.44 128.28 1.19 -1.42 116.37 0.58 -1.98

Ket : *) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2016 terhadap IHK bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2016 terhadap IHK Bulan Desember 2015

Tabel 4

Sumbangan Kelompok Pengeluaran terhadap Inflasi Kota Serang, Tangerang dan Cilegon

Bulan Desember 2016 (%)

Kelompok Pengeluaran Serang Tangerang Cilegon

(1) (2) (3) (4)

UMUM 0.1206 0.6555 0.9393

1. Bahan Makanan 0.0482 0.2048 0.2152

2. Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau 0.0829 0.1851 0.3633

3. Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan bakar -0.0072 0.0426 0.0064

4. Sandang -0.0575 -0.0054 0.0152

5. Kesehatan 0.0028 0.0417 0.0515

6. Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 0.0016 -0.0091 0.1932

(8)

Gambar 1

Perkembangan IHK Kota Serang, Tangerang, Cilegon dan Banten (2012=100) Bulan Desember 2016

Umum Bahan Makanan

Makanan

Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor Serang 133.02 142.86 151.99 123.02 109.80 125.57 126.62 125.59 Tangerang 133.61 148.91 146.48 123.38 111.40 134.46 125.10 128.28 Cilegon 130.99 143.33 135.19 126.20 118.64 119.98 143.68 116.37 Banten 133.18 145.81 145.83 123.70 112.11 131.23 127.76 126.32 100.00 110.00 120.00 130.00 140.00 150.00

(9)

Tabel 5

Perbandingan IHK, Inflasi/Deflasi dan Laju Inflasi 26 Kota Di Pulau Jawa dan Banten Bulan Desember 2016

Ket : *) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2016 terhadap IHK Bulan sebelumnya **) Persentase perubahan IHK Bulan Desember 2016 terhadap IHK Bulan Desember2015

Pada bulan Desember 2016, hampir semua kota (25 dari 26 kota) IHK yang ada di pulau jawa mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di kota Cilegon yaitu sebesar 0,94 persen, disusul kemudian oleh Jember sebesar 0,93 persen, Tangerang sebesar 0,66 persen, dan Bandung sebesar 0,63 persen Inflasi terendah terjadi di kota Cirebon sebesar 0,06 persen; Jember sebesar 0,39 persen, Cilacap sebesar 0,09 persen dan Serang sebesar 0,12 persen. Hanya di kota Tegal saja yang mengalami deflasi yaitu sebesar 0,09 persen

Laju inflasi tahun 2016, yang akan bernilai sama antara tahun kalender dan year on year –nya, tertinggi tercatat di Kota Cilegon yaitu sebesar 4,22 persen. Kota berikutnya yang menempati urutan tertinggi berturut-turut adalah Bogor 3,60 persen; Serang 3,26 persen; dan Surabaya sebesar 3,22 persen. Sedangkan laju inflasi tahun 2016 terendah terjadi di kota Kediri sebesar 1,30 persen.

Berturut-Kota Desember IHK 2015 IHK November 2016 IHK Desember 2016 Inflasi Desember 2016 *) Laju Inflasi Tahun Kaleder 2016 **) Inflasi Year on Year **) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1. Jakarta 123.35 125.93 126.27 0.27 2.37 2.37 2. Bogor 121.69 125.87 126.07 0.16 3.60 3.60 3. Sukabumi 121.96 124.53 125.09 0.45 2.57 2.57 4. Bandung 121.71 124.49 125.28 0.63 2.93 2.93 5. Cirebon 118.94 121.09 121.16 0.06 1.87 1.87 6. Bekasi 120.10 122.74 123.07 0.27 2.47 2.47 7. Depok 121.20 124.13 124.35 0.18 2.60 2.60 8. Tasikmalaya 121.10 123.83 124.43 0.48 2.75 2.75 9. Cilacap 124.37 127.69 127.81 0.09 2.77 2.77 10. Purwokerto 120.32 122.78 123.23 0.37 2.42 2.42 11. Kudus 128.23 130.81 131.20 0.30 2.32 2.32 12. Surakarta 119.83 122.04 122.41 0.30 2.15 2.15 13. Semarang 121.77 124.34 124.59 0.20 2.32 2.32 14. Tegal 119.26 122.60 122.49 -0.09 2.71 2.71 15. Yogyakarta 120.45 122.78 123.21 0.35 2.29 2.29 16. Jember 120.24 121.43 122.56 0.93 1.93 1.93 17. Banyuwangi 120.20 121.93 122.50 0.47 1.91 1.91 18. Sumenep 120.37 122.36 123.01 0.53 2.19 2.19 19. Kediri 120.99 122.12 122.56 0.36 1.30 1.30 20. Malang 123.12 125.62 126.35 0.58 2.62 2.62 21. Probolinggo 121.23 122.62 123.08 0.38 1.53 1.53 22. Madiun 120.04 122.19 122.74 0.45 2.25 2.25 23. Surabaya 121.85 125.07 125.77 0.56 3.22 3.22 24. Tangerang 130.16 132.74 133.61 0.66 2.65 2.65 25. Cilegon 125.69 129.77 130.99 0.94 4.22 4.22 26. Serang 128.82 132.86 133.02 0.12 3.26 3.26 27. BANTEN 129.37 132.37 133.18 0.61 2.94 2.94

(10)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Agoes Soebeno, M.Si Kepala BPS Provinsi Banten

Telepon: 0254-267027; Fax: 0254-267026 E-mail : bps3600@bps.go.id

Website : banten.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian hipotesis ketujuh (H7) menunjukkan bahwa kesadaran merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat pembelian ulang dengan menggunakan loyalitas merek

Penelitian ini menemukan bahwa variabel spesialisasi industri auditor berpengaruh negatif terhadap manajemen laba riil melalui manipulasi produksi yang artinya bahwa

Istilah management berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, melaksanakan, mengelola, mengendalikan, dan memperlakukan. Namun kata manajemen sendiri

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh simpulan sebagai berikut: telah berhasil diisolasi dan diidentifikasi

Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan/atau menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HaKI) atau pertemuan dari ciri khas usaha

Nama pengapalan yang sesuai dengan PBB : Tidak diatur Kelas Bahaya Pengangkutan : Tidak diatur Kelompok Pengemasan (jika tersedia) : Tidak diatur. Bahaya Lingkungan :

Suhu pengeringan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap organoleptik warna dan indeks pencoklatan, serta memberikan pengaruh berbeda tidak nyata

Salah satu fasilitas yang disediakan oleh Kampoeng Kopi Banaran adalah Kereta Wisata. Kereta Wisata adalah sebuah mobil yang sudah dimodifikasi. Dengan perjalanan sekitar