• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Ruas Jalan Meulaboh – Samatiga Sta 8+000 – Sta 8+300)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Ruas Jalan Meulaboh – Samatiga Sta 8+000 – Sta 8+300)"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

elor Kota Meulaboh)

Tugas Akhir

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

F A J R I Z A L

NIM : 08C10203008 Bidang : Transportasi Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG - MEULABOH

(2)

elor Kota Meulaboh)

JURNAL

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Yang Diperlukan untuk Memperoleh

Ijazah Sarjana Teknik

Disusun Oleh :

F A J R I Z A L

NIM : 08C10203008 Bidang : Transportasi Jurusan : Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TEUKU UMAR

ALUE PEUNYARENG - MEULABOH

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pada umumnya jalan raya merupakan suatu jalur yang digunakan

masyarakat untuk menuju ke satu tempat ke tempat yang lain, baik ke kantor,

berbelanja dan keluar kota maupaun keluar daerah dan lain sebagainya. Namun

seiring waktu hal yang sering terjadi pada jalan raya merupakan kecelakaan

berlalu lintas mengakibatkan suatu masalah lalu lintas dan membutuhkan

penanganan yang serius mengingat kerugian yang sangat besar, berupa jatuhnya

korban luka hingga korban meninggal dunia, maupun kerugian dari segi material.

Jalan Meulaboh-Samatiga adalah salah satu jalan dengan arus volume lalu lintas

yang tinggi di Kabupaten Aceh Barat, hal ini dikarenakan banyaknya pengguna

jalan yang melewati jalan tersebut yang menghubungkan antar kabupaten dan

kota, di samping itu jalan ini terletak di Desa Suak Raya, Suak Nie dan Desa Cot

Darat Kabupaten Aceh Barat yang memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi pada

tahun 2013 dibanding dengan tahun sebelumnya, jalan yang tergolong kategori

jalan arteri dan memiliki dua lajur dua arah tanpa median, selesai dibangun pada

tahun 2012 yang didanai oleh (Multi Donor Foundation) MDF.

Sehingga hal ini mendorong perlu dilakukannya penelitian untuk

mengetahui tingkat kecelakaan yang akan terjadi pada ruas jalan tersebut

sepanjang Sta 9+800 kilometer dan yang menjadi lokasi peninjauan penelitian

adalah pada Sta 8+000 sampai dengan Sta 8+300 yang di pengaruhi oleh faktor

manusia sebagai pengguna jalan dan kondisi geometrik jalan yang ada.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari hasil latar belakang di atas maka didapat beberapa identifikasi

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

(4)

1. Meningkatnya pertumbuhan kendaran roda empat, roda tiga, maupun roda dua,

dan lain-lain.

2. Banyaknya pengguna jalan yang tak beraturan berlalu lintas.

3. Kondisi badan jalan yang bergelombang/geometrik jalan.

4. Lebarnya jalan dan bebas dari hambatan samping sehingga pengguna jalan

ngebut-ngebutan dijalan tersebut sehingga berpotensi kecelakaan berlalu lintas.

5. Tidak adanya lampu penerang jalan sehingga menyulitkan bagi pengguna jalan

dimalam hari.

6. Tidak adanya pagar pengaman jalan.

7. Keadaan rambu-rambu lalu lintas jalan belum tertata dengan baik.

8. Lubangnya pada badan jalan sehingga sangat berpotensi terjadinya kecelakaan.

9. Keadaan bleeding pada jalan tersebut.

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain adalah sebagai

berikut :

1. Bagaimana menganalisis karakteristik kecelakaan lalu lintas yang dipengaruhi

oleh faktor manusia sebagai pengguna jalan ?

2. Bagaimana melihat geometrik dan kondisi lalu lintas yang sudah ada ?

3. Bagaimana menghitung volume lalu lintas dengan menggunakan metode MKJI

1997 ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Meninjau kembali kelengkapan fasilitas keselamatan jalan seperti rambu lalu

lintas, marka jalan, lampu penerangan jalan.

2. Melakukan peninjauan pada jalan yang menjadi studi kasus terhadap arus lalu

(5)

melintang jalan, diantaranya panjang jalan, lebar jalur, lebar lajur dan jumlah

lajur.

3. Menghitung volume lalu lintas rata-rata, kecepatan rata-rata,rentang waktu, dan

analisis tingkat kecelakaan yang terjadi sehingga mendapatkan persentase.

1.5 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Studi kasus ini dibatasi hanya menganalisa karakteristik tingkat kecelakaan

pada ruas jalan Meulaboh-Samatiga.

2. Pengelolaan data dengan menggunakan metode MKJI 1997, dan pengambilan

data tersebut dengan mengambil data secara langsung dilapangan.

3. Tidak merencanakan geometrik jalan yang sudah ada.

4. Pengukuran geometrik jalan yang berupa penampang melintang jalan,

diantaranya panjang jalan, lebar jalur, lebar dan jumlah lajur.

5. Melihat kelengkapan fasilitas keselamatan jalan seperti rambu lalu lintas,

marka jalan, lampu penerangan jalan dan lain-lain.

6. Menghitung volume kendaraan pada jam sibuk/jam puncak.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari studi penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui tingkat

kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan tersebut, sehingga kedepan bisa

memprediksikan angka kecelakaan apabila meningkatnya pertumbuhan kendaraan

pada jalan Meulaboh-Samatiga sehingga dapat lebih hati-hati untuk menghindari

daerah rawan atau berpotensi kecelakaan dan pengguna jalan bisa melintasi

(6)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Dalam bab ini akan diuraikan beberapa teori yang diambil dari

literatur-literatur yang berhubungan dengan penelitian, yang dikutip dari referensi dalam

bentuk buku, jurnal ataupun tulisan ilmiah lainnya yang ada berkaitan dengan

penelitian yang dilakukan, dan akan digunakan sebagai dasar perhitungan dalam

menyelesaikan masalah pada bab III.

2.1 Arus Lalu Lintas

Dalam Diktat Kuliah Rekayasa Lalu Lintas Teknik Sipil Universitas

Widyagama (2008), arus lalu lintas didefinisikan sebagai pergerakan Individu

pengendara dan kendaraan yang melakukan interaksi antara satu dengan yang lain

pada suatu ruas jalan dan lingkungan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu

lintas jalan adalah prasarana yang dibangun untuk gerak pindah kendaraan, orang,

atau barang yang berupa jalan dan fasilitas pendukung.

Surja Darma (2001:6) dalam Marbawi (2013), menyebutkan bahwa,

perilaku arus lalu lintas merupakan hasil pengaruh gabungan antara manusia,

kendaraan, dan jalan dalam suatu lingkungan tertentu. Dalam hal ini manusia

dapat berupa pengemudi maupun pejalan kaki. Salah satu karakteristik penting

dari pejalan kaki adalah kecepatan berjalannya, terutama saat menyebrang jalan,

sedangkan perilaku pengemudi dipengaruhi oleh faktor luar berupa keadaan

sekelilingnya, keadaan cuaca, daerah pandangan (visibility) serta penerangan jalan

dimalam hari. Selain itu juga dipengaruhi oleh emosinya seperti sifat tidak sabar

dan marah-marah.

(7)

2.1.1 Kecelakaan lalu lintas

Menurut Kadiyali (1983) dan O’flaherty (1997), menyatakan bahwa kecelakaan lalu lintas jalan sebagai tabrakan overtuning atau selip yang terjadi

dijalan terbuka dan melibatkan lalu lintas umum yang menyebabkan luka,

meninggal, atau kerusakan pada kenderaan (kerugian material).

Menurut pasal 1 ke 24 UU/22 2009, menyebutkan bahwa kecelakaan lalu

lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja

melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan

korban manusia dan/atau kerugian harta benda.

2.1.2 Keselamatan lalu lintas

Menurut Bukhari dan Sofyan (2007:2), dalam menangani masalah lalu

lintas jalan raya ini ada dua pendekatan dasar yang dapat digunakan, pertama ialah

berusaha untuk menyesuaikan sifat-sifat dan kelakuan manusia dengan keadaan

aliran lalu lintas dan fasilitas-fasilitas harus diatur sedemikian rupa sehingga

sesuai dengan sifat-sifat dan kelakuan para pemakai jalan, karena

keterbatasan-keterbatasan serta mengutamakan efisiensi maka kedua pendekatan tersebut

digunakan bersama yang satu sebagai pelengkap yang lain.

Anonim (2009), menyebutkan bahwa keselamatan lalu lintas dan

angkutan jalan adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko

kecelakaan selama berlalu lintas yang disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan,

dan/atau lingkungan.

2.2 Faktor Pengaruh Kecelakaan

Astroad (2002), Warpani (1999) dan Pignatoro (1973) dalam Amelia

dkk (2011:41), menjelaskan beberapa faktor penyebab kecelakaan lalu lintas

antara lain faktor pemakai jalan, faktor kendaraan, faktor jalan, dan faktor

(8)

1. Faktor manusia;

Faktor manusia memegang perananan dominan, karena cukup banyak faktor

yang mempengaruhi perilakunya.

2. Faktor Kendaraan;

Kendaraan dapat menjadi faktor penyebab kecelakaan apabila tidak dapat

dikendalikan sebagaimana mestinya yaitu sebagai akibat kondisi teknis yang

tidak layak jalan ataupun penggunaannya tidak sesuai ketentuan.

3. Faktor Jalan;

Hubungan lebar jalan, kelengkungan dan jarak pandang semuanya memberikan

efek besar terjadinya kecelakaan. Faktor-faktor ini mempunyai efek psikologis

pada para pengemudi dan mempengaruhi pilihannya pada kecepatan gerak.

4. Faktor Lingkungan

Pertimbangan cuaca yang tidak menguntungkan serta kondisi jalan dapat

mempengaruhi kecelakaan lalu lintas, akan tetapi pengaruhnya belum dapat

ditentukan.

2.2.1 Jenis kecelakaan

Kadiyali (1983) dalam Rizki Anggun Pribadi (2012:9), dalam Marbawi

(2013), membagi kecelakaan menjadi :

1. Kecelakaan luka fatal;

Kecelakaan luka fatal adalah kecelakaan yang berakibat pada kematian.

2. Kecelakaan luka berat;

Kecelakaan luka berat adalah kondisi dimana korban kecelakaan menderita

cacat tetap atau harus rawat inap di Rumah Sakit dalam jangka waktu lebih dari

30 (tiga puluh) hari sejak terjadi kecelakaan (PP RI Nomor 43 tahun 1993

Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan).

3. Kecelakaan luka ringan;

Kecelakaan luka ringan adalah kondisi dimana korban kecelakaan yang

mengalami luka-luka yang tidak memerlukan rawat inap atau yang harus

(9)

kecelakaan (PP RI Nomor 43 tahun 1993 Tentang Prasarana dan Lalu Lintas

Jalan).

4. Kecelakaan berdasarkan posisi.

Posisi kecelakaan lalu lintas dijalan raya mungkin dalam posisi : tabrak depan,

tabrak belakang, tabrak samping, tabrak sudut atau kehilangan kendali.

2.2.2 Analisis pendekatan kecelakaan

Anonim (2006) dalam Marbawi (2013), menyebutkan bahwa pendekatan

analisis data kecelakaan dapat dilakukan dengan menganalisis

pendekatan-pendekatan berikut :

1. Faktor penyebab kecelakaan

Anonim (2004), menyebutkan bahwa faktor-faktor penyebab kecelakaan antara

lain terbatasnya jarak pandang pengemudi, pelanggaran terhadap rambu lalu

lintas, kecepatan tinggi seperti melebihi batas kecepatan rencana yang

diizinkan, kurang antisipasi terhadap kondisi lalu lintas, kurang konsentrasi,

parkir di tempat yang salah, kurangnya penerangan, tidak memberi tanda

kepada kendaraan lain, dan sebagainya.

2. Tipe tabrakan;

Anonim (2004), menyebutkan bahwa tipe kecelakaan yang seringkali

ditemukan antara lain menabrak orang (pejalan kaki), tabrak depan-depan,

tabrak belakang-depan, tabrak depan samping, tabrak samping-samping, tabrak

belakang-belakang, tabrak benda tetap di badan jalan, kecelakaan sendiri/lepas

kendali.

3. Keterlibatan pengguna jalan;

Anonim (2004), menyebutkan bahwa keterlibatan pengguna jalan didalam

kencelakaan di kelompokkan sesuai dengan tipe pengguna jalan atau tipe

kendaraan, antara lain pejalan kaki, mobil penumpang umum, mobil angkutan

(10)

4. Lokasi kejadian;

Anonim (2004), menyebutkan bahwa lokasi kejadian kecelakaan atau tempat

kejadian perkara (TKP) mengacu kepada lingkungan lokasi kecelakaan seperti

lingkungan pemukiman, lingkungan perkantoran atau sekolah, lingkungan

tempat perbelanjaan, lingkungan pedesaan, lingkungan pengembangan, dan

sebagainya.

5. Waktu kejadian kecelakaan

Anonim (2004), menyebutkan bahwa kecelakaan dapat ditinjau dari kondisi

penerangan di TKP atau jam kejadian kecelakaan.

2.2.3 Lokasi rawan kecelakaan

Menurut Latief (1995) dalam Amelia dkk (2011), daerah rawan

kecelakaan adalah daerah yang mempunyai angka kecelakaan tinggi, resiko dan

potensi kecelakaan yang tinggi pada suatu ruas jalan.

Anonim (2004) dalam Amelia, dkk (2011) menyebutkan bahwa suatu

lokasi dapat dinyatakan sebagai lokasi rawan kecelakaan apabila :

1. Memiliki angka kecelakaan yang tinggi;

2. Lokasi kejadian kecelakaan relatif bertumpuk;

3. Lokasi kecelakaan berupa persimpangan, atau segmen ruas jalan sepanjang

100-300 m untuk jalan perkotaan, atau pias jalan sepanjang 1 (satu) km untuk

jalan antar kota;

4. Kecelakaan terjadi dalam ruang dan rentang waktu yang relatif sama;

5. Memiliki penyebab kecelakaan dengan faktor spesifik.

Anonim (2004) dalam Amelia dkk (2011), menyebutkan bahwa

berdasarkan pedoman penanganan lokasi rawan kecelakaan lalu lintas tahun 2004,

prinsip dasar penanganan lokasi rawan kecelakaan adalah sebagai berikut :

1. Penanganan lokasi rawan kecelakaan sangat tergantung kepada akurasi data

kecelakaan, karenanya data yang digunakan untuk upaya ini harus bersumber

(11)

2. Penanganan harus dapat mengurangi angka korban kecelakaan semaksimal

mungkin pada lokasi kecelakaan;

3. Solusi penanganan kecelakaan dipilih berdasarkan pertimbangan tingkat

pengurangan kecelakaan dan pertimbangan ekonomis.

Upaya penanganan yang ditujukan meningkatkan kondisi keselamatan

pada lokasi kecelakaan dilakukan melalui rekayasa jalan, rekayasa lalu lintas, dan

manajemen lalu lintas. Upaya penanganan kecelakaan lalu lintas dapat dilakukan

melalui dua metode, yaitu :

1. Teknik pencegahan kecelakaan lalu lintas (crash prevention strategies);

Anonim (2009) menyebutkan bahwa pencegahan kecelakaan lalu lintas adalah

suatu atau serangkaian upaya peningkatan keselamatan jalan melalui perbaikan

desain jalan dalam rangka untuk mencegah kecelakaan lalu lintas serta

meminimumkan korban kecelakaan. Teknik preventif (pencegahan) merupakan

teknik yang tepat dilakukan pada jalan yang sudah dioperasikan. Anonim

(2009) menyebutkan bahwa metode preventif (pencegahan) meliputi hal-hal

berikut :

a. Upaya pengaturan faktor jalan;

b. Upaya pengaturan faktor kendaraan;

c. Upaya pengaturan faktor manusia;

d. Upaya pengaturan faktor lingkungan;

e. Upaya pengaturan sistem lalu lintas;

f. Upaya pengaturan pertolongan pertama pada gawat darurat.

2. Teknik pengurangan kecelakaan lalu lintas (crash reduction strategies).

Anonim (2009), menyebutkan bahwa pengurangan kecelakaan lalu lintas

adalah suatu atau serangkaian upaya peningkatan jalan disuatu lokasi

kecelakaan yang dianggap rawan kecelakaan, berupa peningkatan pelayanan

(12)

2.3 Fasilitas Keselamatan Jalan

Anonim (2009:1) menyebutkan bahwa perangkat pengatur lalu lintas

dapat berupa marka, rambu-rambu lalu lintas, lampu-lampu pengatur, dan

tanda-tanda yang ditempatkan di luar jalan, disisi jalan ataupun menggantung diatas

jalan untuk meningkatkan keselamatan pemakai jalan.

2.3.1 Marka jalan

Anonim (2009:5), marka jalan adalah tanda berupa garis, gambar, anak

panah dan lambang pada permukaan jalan yang berfungsi mengarahkan arus lalu

lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas.

Menurut pasal 19 PP No.43/1993, marka jalan berfungsi untuk mengatur

lalu lintas atau memperingatkan atau menuntun pemakai jalan dalam berlalu lintas

di jalan. Marka jalan terdiri dari : marka membujur, marka melintang, marka

serong, dan marka lambang.

2.3.2 Rambu lalu lintas

Anonim (2009:4), menyebutkan bahwa rambu lalu lintas adalah bagian

pelengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau

perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk

bagi pengguna jalan.

Anonim (2009), menyebutkan bahwa rambu lalu lintas mengandung

berbagai fungsi yang masing-masing memiliki konsekuensi hukum sebagai

berikut :

1. Perintah;

Bentuk pengaturan yang jelas dan tegas tanpa ada interpretasi lain yang wajib

dilaksanakan oleh pengguna jalan. Karena sifatnya perintah, maka tidak benar

bila ada berbagai tambahan yang membuka peluang munculnya interpretasi

(13)

2. Larangan;

Bentuk pengaturan yang jelas dan tegas melarang para pengguna jalan untuk

melakukan hal-hal tertentu, tidak ada pilihan lain kecuali tidak boleh

dilakukan. Rambu larangan berbentuk lingkaran dengan warna dasar putih dan

lambang atau tulisan berwarna hitam atau merah. Rambu larangan ditunjukkan

dengan bentuk bulat.

3. Peringatan;

Menunjukkan kemungkinan adanya bahaya di jalan yang akan dilalui. Rambu

peringatan berbentuk bujur sangkar berwarna dasar kuning dengan lambang

atau tulisan berwarna hitam. Rambu pemberi jalan berbentuk segitiga sama sisi

dengan titik sudutnya ditumpulkan. Segi empat pada sumbu diagonal

menunjukkan tanda peringatan.

4. Anjuran;

Bentuk pengaturan yang bersifat menghimbau, boleh dilakukan boleh pula

tidak. Pengemudi yang melakukan atau tidak melakukan anjuran tersebut tidak

dapat disalahkan, dan tidak dapat dikenai sanksi.

5. Petunjuk.

Memberi petunjuk mengenai jurusan, keadaan jalan, situasi kota berikutnya,

keberadaan fasilitas, dan lain-lain. Rambu petunjuk berbentuk persegi panjang.

Keterangan tambahan dapat dipasang di bawah rambu utama dengan maksud

(14)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bagian ini akan dibahas urutan teknis dan tata pelaksanaan kegiatan

penelitian yang dilakukan, dimulai dari pengumpulan data yang diperlukan dan

metode yang digunakan dalam pengolahannya yang merupakan serangkaian

kegiatan yang berurutan.

3.1 Tahapan Penelitian

Bagan alir merupakan suatu teknis pelaksanaan penelitian yang dimulai

dari pengumpulan data primer dan sekunder yang dibutuhkan dan penelitian ini

secara sistematis dan saling berkaitan sehingga berkelanjutan. Bagan alir dibuat

untuk mengarahkan sitem pengumpulan data. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Lampiran Gambar A.3.1 Halaman 26.

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam hal ini akan diuraikan segala sesuatu yang menjadi proses

pemecahan masalah dan metode analisa penelitian yang dipakai untuk membahas

pokok permasalahan. Disamping itu juga akan dijelaskan tentang cara-cara

memperoleh data yang akan digunakan dalam perhitungan.

Dalam menganalisis tinjauan dari penyebab terjadinya kecelakaan lalu

lintas di lokasi penelitian, diperlukan data-data yang mendukung penelitian yaitu

data primer dan data sekunder yang diperoleh dari lapangan langsung maupun

dari dinas/instansi terkait.

(15)

3.3 Lokasi Studi

Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini dipilih berdasarkan tingkat

kecelakaan tertinggi. Lokasinya yaitu jalan Meulaboh-Samatiga yang terletak di

wilayah Kecamatan Johan Pahlawan dan Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh

Barat. Panjang jalan tinjauan pada penelitian ini dibatasi hanya sepanjang ± 1 km,

yaitu dari Sta 8+000 sampai dengan Sta 8+300, dikarenakan pada daerah tersebut

sering terjadi kecelakaan lalu lintas.

Pengamatan dilakukan di lapangan guna mendapatkan gambaran yang

lebih rinci dari situasi dan kondisi jalan, volume kendaraan dan perilaku lalu

lintas pada jalan tersebut. Informasi ini di pakai untuk mendukung analisis data,

terutama untuk memberikan gambaran daerah-daerah rawan kecelakaan.

3.4 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil survey dan

pengolahan data sekunder. Pada penelitian ini, data primer diperoleh dengan

pengolahan data sekunder dan peninjauan langsung pada lokasi penelitian. Data

primer adalah data fasilitas keselamatan dan data penampang melintang jalan, data

ini didapat dari hasil pengukuran langsung di lapangan dengan menggunakan alat

ukur (meteran) sedangkan data volume lalu lintas yang didapat adalah dengan

menghitung volume lalu lintas pada jam sibuk, dan mendapatkan kecepatan

rata-rata menggunakan stop watch sebagai alat hitung waktu tempuh kendaraan dan

alat ukur untuk mengukur garis pias ke pias dengan jarak 300 meter dan membagi

3 pias per 100 meter yang di jadikan titik studi dengan pengamatan selama 4 hari

dalam seminggu yaitu pada hari Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu, personil pada

penelitian ini melibatkan 10 orang dengan kegiatan masing-masing 6 orang

memegang stop watch, 4 orang menghitung volume lalu lintas. Rentang waktu

(16)

3.5 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang kita peroleh dari pihak-pihak yang

terkait dan sudah tersedia dari instansi-instansi yang berwenang. Data sekunder

pada penelitian ini antara lain :

1. Data kecelakaan lalu lintas;

Data kecelakaan lalu lintas yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

kecelakaan lalu lintas selama satu (1) periode yaitu tahun 2013 yang diperoleh

dari Polisi Resort (Polres) melalui Satuan Lalu lintas (SatLanTas) Kabupaten

Aceh Barat.

2. Data peta jaringan jalan Kabupaten Aceh Barat dari Dinas Perhubungan.

3. Layout Kabupaten Aceh Barat.

4. Peta Provinsi Aceh.

3.6 Peralatan Penelitian

Data-data yang didapat berdasarkan hasil yang didapat dari lokasi

penelitian pada ruas jalan Meulaboh-Samatiga dengan menggunakan

peralatan-peralatan yang mencakup peta jaringan jalan, tabulasi data kecelakaan dari pihak

polres Kabupaten Aceh Barat, formulir pencacahan lalu lintas, stop wath, meteran,

kamera foto, cat semprot dan pulpen.

3.7 Metode Analisa Pengolahan Data

Metode pengolahan analisis data kecelakaan dilakukan dengan

menganalisis keterlibatan jenis kendaraan yang paling dominan terlibat

kecelakaan pada ruas jalan Meulaboh-Samatiga, dengan menggunakan metode

perbandingan antara site plan jalan Meulaboh-Samatiga dengan kontrol jalan

secara keseluruhan di Kabupaten Aceh Barat. Analisis yang di pakai meliputi

(17)

tingkat kecelakaan, setelah pengumpulan data selesai selanjutnya data diolah

dengan merujuk pada ketentuan MKJI 1997.

3.8 Tinjauan Kondisi Lalu Lintas (Traffic Performance)

Dengan dilakukannya studi analisis pada lokasi penelitian untuk melihat

gambaran kondisi lalu lintas. Tinjauan data lalu lintas didapat dengan menghitung

jumlah volume kendaraan pada lokasi penelitian di ruas jalan Meulaboh-Samatiga

Kabupaten Aceh Barat, pada ruas jalan ini memiliki volume kendaraan yang

tinggi dan dengan pergerakan yang relatif cepat, disebabkan oleh banyaknya

pengguna jalan yang berkendara ugal-ugalan dijalan tersebut, dan tidak

menghiraukan geometrik jalan yang naik turun atau bergelombang yang akan

menimbulkan konflik dijalan raya di sebabkan oleh pelayanan jalan yang tidak

memadai. Tinjauan ini dipakai untuk mengetahui hubungan antara kecelakaan

dengan pengguna jalan itu sendiri.

Pada langkah selanjutnya dibuat tabulasi data kecelakaan dan

pengelompokan kecelakaan dengan beberapa pendekatan dengan faktor penyebab

kecelakaan, jenis kecelakaan, tipe tabrakan, tingkat kecelakaan yaitu meninggal

dunia, luka berat, dan luka ringan, kendaraan yang terlibat dalam kejadian tersebut

dan waktu kejadian sehingga data yang dibuat lebih rinci. Kemudian

diidentifikasikan faktor yang paling dominan penyebab kecelakaan berlalu lintas

(18)

iii

Analisis Tingkat Kecelakaan Lalu Lintas Studi Kasus Ruas Jalan Meulaboh-Samatiga Sta 8+000 sampai dengan Sta 8+300, merupakan salah satu jalan di Kabupaten Aceh Barat yang menghubungkan antar kabupaten dan kota. Mayoritasnya masyarakat Barat Selatan yang melintasi menuju Kabupaten Aceh Jaya, Kota Madya Banda Aceh dan lain-lain. Permasalahan yang terjadi pada saat ini ialah meningkatnya populasi kendaraan roda empat, roda tiga, maupun roda dua. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat kecelakaan lalu lintas yang disebabkan oleh manusia dan geometrik jalan. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini mengarah pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997. Sesuai pengamatan dilapangan bahwa fasilitas keselamatan jalan tidak terawat banyak rerumputan yang menjalar pada rambu – rambu lalu lintas dan lain

– lain. Volume lalu lintas pada pukul 07.00 – 09.00 WIB, dengan volume kendaraan 671 kend/jam, dengan kecepatan rerata kendaraan 54 km/jam. pada pukul 12.00 – 14.00 WIB, terdapat volume kendaraan 701 kend/jam, dan kecepatan rerata kendaraan 56 km/jam, pukul 16.00 – 18.00 WIB, dengan volume kendaraan mencapai 868 kend/jam, dengan kecepatan rata-rata kendaraan 56 km/jam sehingga mendapatkan volume lalu lintas harian rata – rata 769. Dari hasil perhitungan kecepatan yang sudah didapat adalah melebihi dari kecepatan yang ditetapkan dilokasi studi Sta 8+000 –Sta 8+300 yaitu 30 km/jam. Dari hasil analisis tinggkat kecelakaan maka didapatkan hasil korban kecelakaan dan kerugian yaitu 1 orang korban luka ringan dengan persentase 11%, luka berat sebanyak 5 orang dengan persentase 56% dan korban meninggal dunia sebanyak 3 korban jiwa dengan persentase 33% dari total 6 kasus kecelakaan lalu yang menyebabkan kerugian Rp. 48.000.000.- dalam kurun waktu satu tahun.

(19)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan hasil dari penelitian sesuai

dengan pengamatan langsung dilapangan beserta pembahasan sesuai yang telah

direncanakan pada bagan alir penelitian yang ada dalam bab III. Pengolahan data

penelitian penulis mengacu pada literatur – literatur yang sudah dipaparkan pada

bab II.

4.1 Hasil

4.1.1 Peninjauan kelengkapan fasilitas keselamatan jalan

Adapun beberapa tinjauan yang penulis lakukan dilapangan adalah

sebagai berikut ;

1. Rambu – rambu lalu lintas pada ruas jalan Meulaboh – Samatiga masih

lengkap dan terpasang pada tempatnya tetapi rambu – rambu lalu lintas

tersebut terlihat tidak terpelihara dan patah, banyaknya rerumputan dan

dahan pohon yang menjalar menetupi rambu lalu lintas.

2. Marka Jalan masih tersedia dan terlihat bagus dan terang.

3. Lampu penerang jalan yang tersedia pada ruas jalan Meulaboh –

Samatiga masih ada tetapi tidak berfungsi maksimal dan banyak yang

padam.

4. Pagar pengaman jalan yang terdapat sepanjang jalan Meulaboh –

Samatiga masih bagus hanya saja pada ujung pengaman pagar yang

sudah tidak ada lagi sehingga sangat mengancam pengguna jalan, Sta

8+050 – Sta 8+450 tidak tersedia pagar pengaman jalan.

(20)

4.1.2 Pengukuran geometrik jalan

Pengukuran geometrik pada jalan raya untuk mengetahui penampang –

penampang jalan di antaranya sebagai berikut ;

1. Penampang melintang jalan atau sering disebut seabgai badan jalan yang

memfasilitasi pengguna jalan yang berlalu lintas, pada ruas jalan

Meulaboh – Samatiga mempunyai lebar badan jalan 9 meter.

2. jalan Meulaboh – Samtiga mempunyai 2 lajur, masing – masing lajur

mempunyai lebar 3 meter dan tersedia bahu jalan lapis aus 1,5 meter.

3. Badan jalan banyak yang retak – retak dan berlubang maupun menurun.

4. Panjang ruas jalan tersebut mencapai 9+800 kilometer.

4.1.3 Perhitungan volume lalu lintas dan kecepatan

Pengambilan data volume lalu lintas sangat mempengaruhi

dalampenelitian inisehingga penulis harus mengetahui besarnya volume

kendaraan dan kecepatan berkendara seperti hasil di bawah ini ;

1. Sesuai dengan perhitungan maka pada ruas jalan ini mendapatkan

volume lalu lintas yang melintasi pada pagi hari pukul 07.00 – 09.00

WIB adalah 671 smp/jam, pada siang hari pukul 12.00 – 14.00 WIB

adalah 701 smp/jam dan di sore hari pada pukul 16.00 – 18.00 WIB

adalah 868 smp/jam dengan kecepatan rata-rata 56 km/jam.

2. Mendapatkan jumlah lalu lintas harian rata-rata 769 smp/jam.

3. Memiliki kecepatan diatas rencana yaitu 30 km/jamdengan kecepatan

rata-rata 54 km/jam pagi hari,56 km/jam terdapat pada siang dan sore

(21)

4.1.4 Karakteristik dan kecepatan lalu lintas

Sesuai pengamatan di lapangan penulis dapat mengemukakan padatnya

arus lalu lintas pada ruas tersebut pada jam sibuk yaitu pagi, siang dan sore hari

pukul 07.00 – 09.00 WIB, 12.00 – 14.00 WIB, dan 16.00 – 18.00 WIB, waktu

yang dipilih sudah mewakili dari rentang waktu keseluruhan terjadinya

kecelakaan lalu lintas yang berdasarkan kecelakaan yang terjadi. Pengamatan

dilakukan selama tiga hari yaitu Senin, Selasa, Rabu, Kamis dianggap satu hari,

Jumat, Sabtu dianggap satu hari dan Minggu dianggap satu hari jadi kesuluruhan

hari pengamatan ialah tiga hari dalam seminggu.

Berdasarkan hasil pengamatan lalu lintas penulis mendapatkan jumlah

lalu lintas harian rata-rata 769 smp/jam dengan kecepatan rata-rata kendaraan

mencapai 55 km/jam. Dari hasil pengamatan di lapangan volume lalu lintas yang

melintasi pada pagi hari pukul 07.00 – 09.00 WIB adalah 671 smp/jam dengan

kecepatan rata-rata 54 km/jam, pada siang hari pukul 12.00 – 14.00 WIB adalah

701 smp/jam dengan kecepatan rata-rata kendaraan 56 km/jam dan di sore hari

pada pukul 16.00 – 18.00 WIB adalah 868 smp/jam dengan kecepatan rata-rata 56

km/jam.

Dari hasil rekap data maka disimpulkan waktu tersibuk pada ruas jalan

tersebut didapat pada pukul 16.00 – 18.00 WIB yaitu 868 smp/jam dengan

kecepatan rata-rata kendaraan 56 km/jam. Keseluruhan kendaran yang tertinggi

melintasi ruas jalan Meulaboh – Samatiga yaitu kendaraan jenis roda dua (Spm)

dengan jumlah rata-rata 435 smp/jam. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada

Lampiran Tabel B.4.4 Halaman 41.

Pada waktu melakukan pengamatan di lapangan penulis juga dapat

memisahkan volume lalu lintas berdasarkan jenis kendaraan perhari mulai Senin

sampai dengan Jumat selama seminggu, volume lalu lintas tertinggi yaitu

kendaraan roda dua pada hari Selasa dengan total kenderaan 3554 unit/hari,

kendaraan ringan terdapat pada hari Minggu dengan total kendaraan 1157

unit/hari, dan kendaraat berat tertinggi yaitu pada hari Senin dengan total

(22)

pada hari Rabu dan Jumat. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran Tabel

dibawah ini.

Tabel 4.1 : Jumlah Volume Lalu Lintas Perhari dan Jenis Kendaraan.

Hari Jenis Kendaraan

P. Kaki Spd R2/R3 Kend. Ringan Kend. Berat

Senin 5 10 3075 600 203*

Selasa 5 10 3554* 751 124

Rabu 7* 11 2974 828 154

Kamis 0 16 3393 867 124

Jumat 5 24* 3330 645 103

Sabtu 6 12 3414 871 185

Minggu 3 13 3118 1157* 93

Sumber : Penulis

4.1.5 Analisis tingkat kecelakaan dan kerugian materi

Ananalisis tingkat kecelakaan merupakan data yang sudah penulis dapat

dari instansi – instansi terkait yang kemudian dirincikan menurut kejadian, yaitu

tanggal kejadian, tempat kejadian, waktu kejadian maupun kerugian materi dan

lain – lain sehingga data yang sudah dirincikan agar bisa di ketahui kasus yang

terjadi dan menyebabkan korban luka ringan, luka berat, dan meninggal dunia.

Setelah melakukan pengolahan data sehingga dapat diketahui pada jalan

Meulaboh – Samatiga tahun 2013 sudah terjadi 6 kasus kecelakaan, yaitu 5 kasus

kecelakaan ganda 1 kasus kecelakaan tunggal, dari 6 kasus kecelakaan maka dapat

disimpulkan korban luka ringan berjumlah 1 orang namun luka berat mencapai 5

orang dan jumlah yang meninggal dunia pada ruas jalan tersbut 3 orang,

keseluruhan korban ini merupakan korban yang terjadi selama tahun 2013.

Analisis tingkat kecelakaan lalu lintas merupakan studi pengamatan yang

dilakukan untuk mengetahui tingkat kecelakaan terparah dan kerugian materi yang

(23)

Dari hasil pengamatan maka didapat persentase kecelakaan lalu lintas

berupa kecelakaan ganda 83% dan kecelakaan tunggal 17%. Dari analisis tingkat

kecelakaan diketahuilah korban yang mengalami luka ringan 11%, luka berat 56%

dan meninggal dunia sebanyak 33%. Sesuai dengan hasil yang didapat luka berat

adalah persentase terbanyak dalam kasus ini.

Pada tinjauan analisis tingkat kecelakan maka penulis menganalisis tipe

tabrakan yang terjadi di ruas jalan Meulaboh – Samatiga yaitu truck vs sepeda

motor 17%, mobil penumpang vs sepeda motor 67% dan mobil penumpang 17%,

dari persentase tersebut maka diperoleh mobil penumpang vs sepeda motor yang

tertinggi yaitu 67% dari kasus kecelakaan 6 kasus.

Berdasarkan data sekunder mobil penumpang dan sepeda motor tercatat

sebagai kendaraan yang paling tinggi terlibat dalam kasus kecelakaan yaitu

sebanyak masing – masing 45% dari 6 kasus kecelakaan.

Dilihat dari waktu terjadinya kecelakaan sesuai dengan data sekunder

dari Satlantas Aceh Barat yaitu pada pukul 12.00 – 18.00 WIB telah terjadi 4

kejadian dengan persentase 67% sedangkan pada pukul 24.00 – 06.00 WIB

sebanyak 2 kejadian dengan persentase 33%.Untuk lebih jelasnya persentase

tingkat kecelakaan dapat dilihat pada Lampiran Tabel B.4.2 Halaman 40.

Dari uraian analisis tingkat kecelakaan di atas maka dapat dijumlahkan

kerugian material akibat kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada ruas jalan

Meulaboh – Samatiga berkisar Rp 48.000.000 di tahun 2013.Untuk lebih jelas

(24)

Tabel 4.2 : Analisis Tingkat Kecelakaan dan Kerugian Materi Akibat

Kecelakaan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Meulaboh – Samatiga Tahun 2013

No Tanggal Tempat

Kendaraan : Pick Up Mitsubishi Vs SpM Super Morin

Korban : Luka berat 1 orang

Kendaraan : Minibus Mits Galant Vs Yamaha RX King korban : Meninggal Dunia 1 orang

(25)

4.2 Pembahasan

Dari penelitian di lapangan maka didapat beberapa masalah pada Ruas

jalan Meulaboh – Samatiga yaitu volume lalu lintas pada pukul 16.00 – 18.00

WIB merupakan jam tersibuk di jalan tersebut dengan volume kendaraan 868

smp/jam hal ini terlihat pada perbandingan waktu pagi, siang dan sore. Untuk

perbandingan jumlah volume lalu lintas dan kecepatan lalu lintas pada Ruas jalan

Meulaboh – Samatiga dapat dilihat pada Lampiran Gambar A.4.9 dan Lampiran

A.4.10 Halaman 38 sedangkan kecepatan rata-rata kendaraan waktu pagi 54

km/jam, siang 56 km/jam dan sore 56 km/jam.

Berdasarkan pengamatan di lapangan pergerakan lalu lintas pada pagi

hari sangat jauh berbeda dengan pergerakan kendaran pada siang dan sore hari

yang tergolong di atas kecepatan rata-rata. Pada pagi hari pergerakan kendaraan

sangat aman dibandingkan dengan sore hari.

Pada saat penulis melakukan pengamatan, pengguna jalan (manusia) baik

roda dua, roda empat maupun roda enam tidak berhati-hati dalam melakukan

perjalanan ini terlihat dalam beberapa hari penulis di lapangan yaitu pengguna

jalan suka ugal-ugalan, mendahului (menyiap) tidak dengan kontrol sehingga hal

tersebut dapat memicu potensi kecelakaan lalu lintas. Bukan hanya itu berdasar

pengamatan pengguna jalan tidak patuh dengan rambu-rambu lalu lintas yang

terpasang di sepanjang jalan yang melebihi di atas kecepatan yang diizinkan pada

lokasi studi penelitian.

Dalam analisis tingkat kecelakaan lalu lintas maka banyak hal yang

diperhatikan yaitu selain pengguna jalan juga harus memperhatikan kelengkapan

berkendaraan seperti sepatu, jaket, sarung tangan dan helm agar demi keselamatan

berlalu lintas.

Kemudian kondisi lingkungan jalan dan permukaan badan jalan atau

sering disebut geometrik jalan yang saat ini sangat membahayakan pengguna jalan

disebabkan disepanjang jalan Meulaboh – Samatiga sudah mulai turan dan

bergelombang serta retak-retak pada badan jalan, dan kondisi lingkungan jalan

(26)

sekarang sudah banyak ditumbuhi rerumputan di pinggir jalan dan dahan-dahan

pohon yang sangat mengganggu pengguna jalan karena membatasi jarak pandang

apalagi pada saat malam hari itu sangat mudah terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Perhatian dari pihak-pihak terkait sangat dibutuhkan mengingat

banyaknya hewan ternak yang berkeliaran di jalan sehingga sangat menggagu

kelancaran pengguna jalan yang melintasinya, selain itu pihak -pihak terkait

haruslah aktif dalam mengurangi angka kecelakaan di Kabupaten Aceh Berat

(27)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan diatas yang telah dirangkum dalam bab IV maka

didapatkanlah beberapa kesimpulan dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan analisis tingkat kecelakaan lalu lintas studi

kasus ruas jalan meulaboh – Samatiga Sta 8+000 – 8+300 dapat menyimpulkan

beberapa kesimpalan diantaranya sebagai berikut :

1. Sepeda motor dan mobil penumpang atau minibus adalah kendaraan yang

paling dominan dalam kejadian kecelakaan lalu lintas pada ruas jalan

Meulaboh – Samatiga.

2. Faktor yang paling berpengaruh dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah

faktor manusia disebabkan kurang kesadaran berlalu lintas, selain faktor

manusia juga dipengaruhi faktor lingkungan jalan dan gemetrik jalan.

3. Kurangnya perawatan terhadap rambu-rambu lalu lintas juga sangat

mempengaruhi faktor kecelakaan pada ruas jalan Meulaboh – Samatiga.

4. Sesuai dengan hasil yang penulis dapatkan maka faktor yang tertinggi adalah

faktor manusia seperti yang terlihat pada perhitungan kecepatan pengendara

mengendarai kendaraan melebihi dari kecepatan yang sudah di tetapkan.

5.2 Saran

Dari hasil kesimpulan di atas maka penulis dapat mengambil beberapa

saran, semoga bermanfaat bagi penulis sendiri dan bagi yang membaca :

1. Diharapkan kepada pengguna jalan atau pengendara sepeda motor dan

pengendara mobil penumpang/pribadi haruslah berhati-hati dalam mengendara

(28)

kasus tertinggi dalam kecelakaan lalu lintas adalah sepeda motor dan mobil

penumpang/pribadi.

2. Harapan kepada pemerintah Kabupaten Aceh Barat agar ada perawatan dan

pemeliharan pada setiap ruas jalan yang kurang mendapatkan perawatan karena

lingkungan jalan juga berpengruh dalam kecelakaan lalu lintas, serta segera

memperbaiki jalan berlubang dan bergelombang maupun fasilitas keselamatan

(29)

26

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Anonim (2013), Data Kecelakaan Lalu Lintas Dari Polres Aceh Barat.

Anonim (2010), Komponen Penampang Melintang Jalan, Direktorat Jendral Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Anonim 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Direktorat Jendral Bina Marga Direktorat Bina Jalan Kota (BINKOT).

Anonim, 1993, Tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan, PP RI No.43, Jakarta

Amelia dkk (2011), Karakteristik Kecelakaan dan Audit Keselamatan Jalan Pada Ruas Ahmad Yani Surabaya, Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang, Malang.

Kadiyali (1983), Perbandingan Data Korban Fatal Kecelakaan Lalu Lintas Antar Instansi di provinsi Jawa Barat.

Gambar

Tabel  4.1 : Jumlah Volume Lalu Lintas Perhari dan Jenis Kendaraan.
Tabel  4.2 :

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni dan Juli 2013, lokasi di Estuaria Sungai Musi, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan (Gambar 1).. Identifikasi

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama mengadakan kegiatan mendidik,

Dengan memvariasi lama sintering pada pemanasan sampel berdampak pada jumlan ion Ni 2+ yang terdoping makin meningkat, didapatkan hasil bahwa semakin lama sintering,

Daerah Proyek transmigrasi Angkata Darat II Hanura terletak di Kecamatan Padang Cermin, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, sebelumnya merupakan bagian dari

Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran, dan saya sanggup menerima segala konsekuensi hukum maupun administratif apabila ternyata pernyataan saya ini terbukti tidak

Berdasarkan jurnal yang menjadi acuan dari penelitian ini yaitu dari Ya-Hui Wang dan Cing-Fen Tsai (2012) dikatakan bahwa citra merek memiliki pengaruh yang

Media untuk menginstal ulang sistem yang dibuat menggunakan Dell Backup and Recovery memungkinkan Anda mengembalikan hard drive ke kondisi pengoperasian saat Anda membeli

Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan: jenis dan faktor-faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal adalah (1) kesalahan