• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS KUALITAS AKUNTABILITAS KEUANGAN NEGARA/DAERAH DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014"

Copied!
116
0
0

Teks penuh

(1)

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

LAPORAN HASIL PENGAWASAN ATAS

KUALITAS AKUNTABILITAS

KEUANGAN NEGARA/DAERAH

DI WILAYAH PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

NOMOR : LAP-22/PW02/4/2015

TANGGAL : 27 JANUARI 2015

(2)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

KATA

(3)
(4)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

DAFTAR

ISI

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

RINGKASAN EKSEKUTIF

BAB I PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi ... 2

B. Aspek Strategis Organisasi ... 3

C.

Kegiatan dan Layanan

Produk Organisasi ... 5

D.

Struktur Organisasi ... 7

E.

Sistematika Penyajian ... 9

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A.

Rencana Strategis 2010 - 2014 ... 11

1.

Pernyataan Visi ... 12

2.

Pernyataan Misi ... 13

3.

Tujuan Strategis ... 17

4.

Sasaran Strategis ... 18

5.

Indikator Kinerja Utama ... 19

6.

Program dan Kegiatan ... 22

B.

Perjanjian Kinerja 2013 ... 24

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A.

Capaian Kinerja ... 28

B.

Analisis Kinerja ... 32

Sasaran Strategis 1; ... 33 Sasaran Strategis 2; ... 42 Sasaran Strategis 3; ... 45 Sasaran Strategis 4; ... 50 Sasaran Strategis 5; ... 58 Sasaran Strategis 6; ... 62 Sasaran Strategis 7; ... 64 Sasaran Strategis 8; ... 73

BAB IV PENUTUP

(6)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1.1. Posisi Pegawai Menurut Jabatan Per 31 Desember 2014 ... 5

Tabel 1.2. Posisi Pegawai Menurut Pendidikan Per 31 Desember 2014 ... 9

Tabel 2.1. Indiakator Kinerja Utama ... ... ... 20

Tabel 2.2. Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan ... ... 23

Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 ... 25

Tabel 3.1. Ringkasan Capaian Indikator Kinerja Utama ... 29

Tabel 3.2. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 1... 33

Tabel 3.3. Kinerja Persentase IPP yang Mendapat Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan ... 34

Tabel 3.4. Kinerja Persentase IPD yang Laporan Keuangannya Memperoleh Opini Minimal WDP ... 35

Tabel 3.5. Perkembangan Opini BPK-RI atas LKPD di Wilayah Provinsi Sumatera Utara .. 36

Tabel 3.6. Kinerja Persentase Jumlah Laporan Keuangan Proyek PHLN yang Memperoleh Opini Dukungan Wajar ... 37

Tabel 3.7. Kinerja Persentase Hasil Pengawasan Lintas Sektor yang Disampaikan ke Pusat ... 38 Tabel 3.8. Kinerja Hasil Pengawasan atas Permintaan Presiden yang Disampaikan ke Pusat ... 39

Tabel 3.9. Kinerja Persentase Hasil Pengawasan atas Permintaan Stakeholders yang Dijadikan Bahan Pengambilan Keputusan oleh Stakeholders ... 40

Tabel 3.10. Kinerja Persentase BUMD yang mendapat pendampingan Penyelenggaraan Akuntansi ... 41

Tabel 3.11. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 2 ... 42

Tabel 3.12. Kinerja Persentase Hasil Pengawasan Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang ditindaklanjuti ... 43

Tabel 3.13. Kinerja Persentase Hasil Pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat ... 44

Tabel 3.14. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 3... 46

Tabel 3.15. Kinerja Persentase Hasil Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik ... 47

Tabel 3.16. Kinerja Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan Sosialisasi/Asistensi GCG/KPI ... 48

Tabel 3.17. Kinerja Persentase BUMD yang dilakukan Audit Kinerja ... 49

Tabel 3.18. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 4 ... 51

Tabel 3.19. Kinerja Kelompok Masyarakat yang Mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi ... 52

(7)

3

Tabel 3.20. Kinerja IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD Berisiko Fraud yang

Mendapatkan Sosialisasi/DA/Asistensi/Evaluasi FCP ... 53

Tabel 3.21. Kinerja Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang Dilakukan Kajian Peraturan yang Berpotensi TPK ... 54

Tabel 3.22. Kinerja Persentase Pelaksanaan Penugasan HKP, Klaim dan Penyesuaian Harga ... 55

Tabel 3.23. Kinerja Persentase Pelaksanaan Audit Investigasi/PKKN/PKA ... 56

Tabel 3.24. Kinerja Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang ... 57

Tabel 3.25. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 5 ... 59

Tabel 3.26. Kinerja Persentase Pemda yang Menyelenggarakan SPIP sesuai PP Nomor 60 Tahun 2008 ... 60

Tabel 3.27. Kinerja Jumlah Pemda yang Dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60 Tahun 2008Persentase TL Hasil Audit Investigasi Non TPK oleh Instansi Berwenang ... 61 Tabel 3.28. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 6 ... 62

Tabel 3.29. Kinerja Persentase Pemda yang Dilakukan Asistensi Penerapan JFA ... 63

Tabel 3.30. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 7... 65

Tabel 3.31. Realisasi Indikator Kinerja Utama Persentase Jumlah Rencana Penugasan Pengawasan yang Terealisasi ... 66

Tabel 3.32. Realisasi Penggunaan Dana Tahun 2014 ... 66

Tabel 3.33. Perkembangan Total Nilai Asset Dikuasai Perwakilan BPKP Sumatera Utara Hingga 31 Desember 2014

...

70

Tabel 3.34. Perkembangan Pencapaian Indikator Sasaran Strategis 8 ... 74

Tabel 3.35. Realisasi Anggaran per Program Periode Tahun 2013 dan 2014 ... 74

Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara... 8

Gambar 1.2. Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 ... ... ... ... 79

Grafik 3.1. Perkembangan Opini BPK-RI atas LKPD Periode Tahun 2012-2014... 37

(8)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

RINGKASAN

EKSEKUTIF

(9)

i

RINGKASAN EKSEKUTIF

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) menegaskan peran BPKP sebagai auditor Presiden yang bertugas melakukan pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina penyelenggaraan SPIP. Peran strategis tersebut telah disikapi dengan melakukan reposisi dan revitalisasi (repovi). Sebagai bagian dari agenda

repovi tersebut, BPKP telah melakukan perubahan visi, sebelumnya bervisikan “katalisator

pembaharuan manajemen pemerintah” ke arah pengukuhan jati diri sebagai “auditor Presiden”

sesuai dengan kompetensi kunci. Hal tersebut lebih mengedepankan peran proaktif BPKP untuk

dapat memberikan nilai tambah kepada stakeholders dan shareholder melalui strategi pengawasan

pre-emptive, preventif dan represif. Upaya pemenuhan kebutuhan untuk dapat memberikan nilai

tambah kepada stakeholders dioptimalkan dengan pengidentifikasian kebutuhan yang ada dan yang

akan timbul secara tepat, pembenahan proses internal dan peningkatan kompetensi yang menunjang, dan menerapkan pendekatan dan cara kerja yang efisien, efektif, dan akuntabel.

BPKP telah merubah paradigmanya sebagai pengawas internal dengan menjalankan dua jenis jasa,

yaitu memberikan jasa assurance dan consulting. Dengan paradigma baru tersebut, BPKP menjadi

suatu lembaga pengawasan yang kemampuannya tidak hanya sekedar menunjukkan kesalahan lewat serangkaian audit, melainkan juga mampu memberikan saran dan masukan di bidang

perbaikan manajemen pemerintahan. Pelaksanaan pengawasan Perwakilan BPKP Provinsi

Sumatera Utara dilaksanakan dengan mengacu pada Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara 2010-2014.

Dalam kerangka paradigma baru tersebut, Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 merupakan pertanggungjawaban Rencana Strategis, Penetapan Kinerja, dan

Rencana Kinerja (Renja) yang berisi3 program, 6 tujuan strategis, 33 sasaran strategis dengan 33

Indikator Kinerja Utama.

Berdasarkan hasil penilaian sendiri (self assessment) sesuai metode kerja yang telah ditetapkan,

perolehan capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 adalah 120,02%, atau jika berdasar IKU dominan terhadap 8 sasaran strategis diperoleh skor 133,52%, termasuk

dalam kategori “memuaskan” yang terinci sebagai berikut:

No. Rentang Capaian Kategori Capaian Program Jumlah

1 Capaian > 100,00 % Memuaskan 2

2 85,00 % < capaian < 100,00 % Sangat Baik 1

3 70,00 % < capaian < 85,00 % Baik -

4 55,00 % < capaian < 70,00 % Cukup -

5 Capaian < 55,00 % Kurang

(10)

ii

Capaian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 jika dirinci berdasarkan capaian masing-masing program adalah sebagai berikut :

No. Uraian Program Indikator Kinerja Capaian Kinerja

(%)

1. Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

22 150,38

2. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis

Lainnya-BPKP 10 102,21

3. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara

BPKP 1 99,80

Jumlah 33 120,02

Capaian Outcome Sasaran Strategis Tahun 2014 Berdasarkan Capaian atas 3 Progam

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara memiliki

keunggulan dalam peran consulting untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan. Hal ini

tercermin dari kepercayaan instansi pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Daerah dan BUMN/D menggunakan produk dan jasa BPKP dalam rangka membenahi sistem dan tata kelolanya. BPKP juga mengembangkan Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA) dalam rangka mempercepat pemerintah daerah menyusun laporan pertanggungjawaban keuangan daerah.

Sedangkan peran assurance berupa audit keuangan atas Loan/Grant yang dilakukan atas

permintaan Lender telah diselesaikan secara tepat waktu dengan kualitas hasil audit yang baik.

Demikian juga halnya dengan audit dalam rangka optimalisasi atas penerimaan negara dan daerah. Pada tahun 2014 peran Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam upaya mewujudkan iklim pencegahan dan pemberantasan korupsi telah memberikan hasil yang cukup signifikan, baik melalui audit investigasi, penghitungan kerugian keuangan negara maupun pemberian keterangan

ahli untuk keperluan instansi penegak hukum.Selain itu, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

juga melaksanakan tindakan preventif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat atas permasalahan korupsi melalui kegiatan Sosialisasi Program Anti Korupsi,

Sosialisasi SPIP dan Fraud Control Plan (FCP). Keberhasilan keseluruhan program, tercermin dari

nilai pengawasan (audit value) berupa terjadinya peningkatan tindaklanjut atas temuan hasil

(11)
(12)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

BAB

PENDAHULUAN

(13)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 1

I.

PENDAHULUAN

adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dibentuk berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. BPKP merupakan aparat pengawas intern pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. Berdasarkan Perpres tersebut, BPKP mempunyai tugas utama menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional. Untuk menyelenggarakan tugas dan fungsi di daerah, BPKP membentuk Kantor Perwakilan BPKP disetiap Provinsi.

Kantor Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara merupakan instansi vertikal BPKP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Sebagai masa transisi dari berlakunya Peraturan Presiden RI Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, pembentukan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara masih mendasarkan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Nomor Nomor KEP-06.00.00-286/K/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. Keberadaan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pengawasan keuangan negara/daerah dan pembangunan nasional di wilayah kerja daerah Sumatera Utara. Untuk memberikan arah bagi pelaksanaan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan visi, misi, rencana strategis, tujuan, sasaran, program serta rencana kerja yang terukur dan selaras dengan organisasi BPKP serta dilaksanakan setiap tahun. Selanjutnya, sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menyusun dan menyajikan laporan kinerja atas prestasi kerja yang dicapai berdasarkan Penggunaan Anggaran yang telah dialokasikan.

Laporan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara atas penggunaan anggaran selama tahun 2014. Tujuan pelaporan kinerja adalah memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai sekaligus sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan kinerja.

(14)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 2

A.

Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Sesuai Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas:

1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan/atau

daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;

3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan atau atas

permintaan Kepala Daerah;

4. Melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

(SPIP) pada wilayah kerja daerah Provinsi Sumatera Utara;

5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang pengawasan

keuangan dan pembangunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan rencana dan program;

2. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan SPIP;

3. Pengawasan terhadap pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja negara dan

pengurusan barang milik/kekayaan pemerintah daerah atas permintaan daerah;

4. Pengawasan atas penyelenggaraan tugas pemerintahan yang bersifat strategis

dan/atau lintas kementerian/lembaga/wilayah;

5. Pengawasan terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara di wilayah kerja daerah

Provinsi Sumatera Utara;

6. Pemberian asistensi penyusunan laporan kinerja instansi;

7. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan daerah;

8. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah, BUMN/BUMD,

dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/BUMN/BUMD;

9. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya

terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan kontrak kerja sama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

10. Evaluasi terhadap pelaksanaan good corporate governance dan laporan akuntabilitas

kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik daerah atas permintaan pemangku kepentingan,sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundanga;

11. Audit investigasi terhadap indikasi penyimpangan yang merugikan keuangan negara,

badan usaha milik negara, dan badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, pengawasan terhadap hambatan kelancaran pembangunan, dan pemberian bantuan audit dalam rangka penghitungan kerugian keuangan negara

(15)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 3

serta pemberian keterangan ahli kepada instansi penyidik dan instansi pemerintah lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan;

12. Pelaksanaan analisis dan penyusunan laporan hasil pengawasan serta pengendalian

mutu pengawasan; dan

13. Pelaksanaan administrasi Perwakilan BPKP.

Dengan diterbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Menurut PP tersebut, BPKP adalah Auditor Presiden yang bertugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan melakukan pembinaan penyelenggaraan SPIP. Berdasarkan PP tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian dari organisasi BPKP, mempunyai tugas dan fungsi baru, yaitu melakukan:

1. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang

meliputi (pasal 49), meliputi: a

a.. Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

b

b.. Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan c

c.. Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

2. Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (pasal 59 ayat

(2),

3. Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri

Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4),

4. Penyampaian ikhtisar laporan hasil pengawasan yang bersifat nasional dari hasil

pengawasan BPKP dan APIP lainnya (Pasal 54 ayat 3).

Terkait dengan peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara, Presiden memperkuat wewenang BPKP dengan menerbitkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara. Disamping itu, untuk mempercepat implementasi penyelenggaraan SPIP, Presiden menerbitkan Inpres Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, dengan rencana aksi sebagai berikut:

1. Mendiagnosis keandalan sistem pengendalian yang ada;

2. Memperbaiki sistem pengendalian yang lama menjadi sistem pengendalian baru yang

menekankan pada soft control;

3. Menyusun peraturan sistem pengendalian intern.

B.

Aspek Strategis Organisasi

Dalam rangka memenuhi amanah rakyat untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur, pemerintah telah menetapkan target pembangunan nasional untuk jangka waktu 20 tahun melalui UU Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

(16)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 4

Nasional (RPJPN). Target tersebut kemudian dirinci ke dalam target pembangunan jangka menengah dan jangka pendek.Target pembangunan jangka pendek, yang berjangka waktu satu tahun, dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP).

Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi BPKP mengawal pencapaian target rencana jangka menengah pemerintah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2010-2014. Renstra memuat visi, misi, tujuan, sasaran

strategis, program, dan kegiatan yang dilakukan dalam tahun 2010-2014 berikut target output

dan outcome yang akan dicapai.

Sebagaimana Renstra BPKP, maka Renstra Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 juga telah mengalami perubahan yang signifikan diselaraskan dengan restrukturisasi program yang dilakukan oleh Bappenas dan adanya mandat baru BPKP seiring dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal 28 Agustus 2008. Mandat baru yang diemban BPKP adalah sebagai Auditor Presiden yang memiliki tugas melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan sebagai pembina SPIP untuk seluruh instansi pemerintah.Peran pembina SPIP terkait erat dengan peran pengawasan intern, karena dengan penguatan SPIP maka pengendalian pelaksanaan kegiatan pemerintahan menjadi semakin terjaga dari penyimpangan dan penyalahgunaan.

Mandat baru tersebut ditindaklanjuti dengan reposisi dan revitalisasi BPKP sebagaimana dinyatakan oleh Kepala BPKP dalam Rapat Kerja BPKP pada bulan Desember 2008.BPKP dituntut harus dapat menunjukkan paradigma baru melalui unjuk kerja yang optimal sebagai Auditor Presiden sehingga peran BPKP semakin nyata dalam membantu pemerintah menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Strategi penguatan (reposisi) BPKP tahun 2010– 2014 adalah:

1. Product Differences

Kekuatan BPKP bergantung pada kualitas produk yang dihasilkan. Kualitas produk BPKP harus bersifat strategis, makro, nasional (lintas sektoral) yang merupakan jiwa pasal 49 PP Nomor 60 Tahun 2008. Tugas BPKP bersifat spesifik yaitu melakukan pengawasan atas pengelolaan keuangan negara oleh para pengguna anggaran agar tercapai tujuan akuntabilitas Presiden dalam menjalankan amanah rakyat.

2. Market Differences

Agar produk BPKP menjadi bernilai, maka harus dikenali dengan baik siapa market

BPKP. BPKP memiliki pasar pengawasan yang jelas, yaitu Presiden sebagai

shareholdersutama dan stakeholders birokrasi lain yang terdiri atas eksekutif, legislatif,

yudikatif, dan badan usaha milik negara/daerah. Banyak pihak yang sudah terbantu oleh kinerja BPKP dan membutuhkan BPKP.

3. Methodology Differences

Dengan new BPKP perlu terus dikembangkan metodologi pengawasan yang

kontemporer, spesifik, dan membawa manfaat misalnya program evaluations, policy

(17)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 5

C.

Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi

Sebagai auditor yang bertanggung jawab kepada Presiden seperti dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008, BPKP berperan mendukung akuntabilitas Presiden dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan negara melalui fungsi Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi (Pasal 49):

Kegiatan yang bersifat lintas sektoral, yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah pada kementerian/lembaga, provinsi, atau kabupaten/kota karena keterbatasan kewenangan;

Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan

selaku Bendahara Umum Negara (BUN). Khusus dalam rangka pelaksanaan pengawasan intern atas kegiatan kebendaharaan umum negara, Menteri Keuangan melakukan koordinasi kegiatan yang terkait dengan instansi pemerintah lainnya;

Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden:

Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat sebelum disampaikan Menteri

Keuangan kepada Presiden (Pasal 57 ayat 4);

Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

Jenis kegiatan pengawasan sebagaimana dituangkan dalam Renstra tahun 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utaraadalahsebagai berikut:

1. Pre-emptif

Jenis kegiatan pre-emptif bertujuan agar auditan menyiapkan infrastruktur yang

diperlukanuntuk pengembangan good governance, pelayanan publik, dan pemberantasan

KKN. Sasaran jenis kegiatan ini adalah berkurangnya penyakit birokrasi yang bersifat laten.

2. Preventif

Jenis kegiatan preventif mencakup kegiatan konsultasi manajemen untuk memecahkan

permasalahan kesisteman yang mempengaruhi penciptaan peringatan dini (early warning

system) atas proses governance, manajemen risiko, dan pencegahan KKN, berdasarkan pola

kemitraan dengan unsur-unsur manajemen pemerintah. Sasarannya adalah

meminimalisasi peluang berlangsungnya moral hazard di birokrasi.

3. Represif

Jenis kegiatan represif berupa audit investigatif untuk menjustifikasi perhitungan kerugian negara atas kasus-kasus dengan atau tidak diketemukannya indikasi melawan hukum/tindak pidana korupsi. Sasarannya adalah terungkap dan terselesaikannya kasus-kasus penyimpangan dan perbuatan melawan hukum.

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utaramemiliki layanan produk organisasi yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen pemerintahan dan mendukung peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, melalui kegiatan layanan sebagai berikut:

(18)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 6

Bidang Instansi Pemerintah Pusat

o Audit Keuangan Pinjaman Luar Negeri (LOAN);

o Audit Kinerja;

o Audit Operasional;

o Audit Operasional Peningkatan Penerimaan Negara, termasuk Penerimaan Negara

Bukan Pajak (PNBP);

o Evaluasi Program;

o Sosialisasi dan Pendampingan Penerapan Laporan Keuangan Instansi Pemerintah;

o Pendampingan Inventarisasi Barang Milik Negara;

o Penugasan atas Permintaan UKP4 dan KPK;

o Pendampingan Penyelenggaraan SPIP Instansi Vertikal.

o Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah

o Pendampingan Penyusunan RPJMD, Renstra, Tapkin dan LAKIP Pemda;

o Sosialisasi Good Governance di Pemda;

o Manajemen Risiko Sektor Publik;

o Asistensi/Bimbingan Teknis Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

(SAKD);

o Asistensi/Bimbingan Teknis Penyusunan Laporan Keuangan Pemda;

o Optimalisasi Penerimaan Asli Daerah;

o Bimbingan Teknis Pengelolaan Asset Daerah;

o Pendampingan Reviu, Laporan Keuangan Pemerintah Daerah;

o Sosialiasi, Asistensi, Pendampingan SPIP Pemerintah Daerah.

Bidang Akuntan Negara

o Asistensi Good Corporate Governance pada BUMN/D;

o Asistensi Penerapan Sistem Informasi Akuntansi PDAM;

o Asistensi Penyusunan Corporate Plan (CP);

o Asistensi Manajemen Asset BUMD;

o Asistensi Key Performance Indicator/Balance Scorecard;

o Sosialisasi dan Asistensi Implementasi Badan Layanan Umum RSUD;

o Asistensi Pengembangan Manajemen Risiko;

o Audit Keuangan;

o Audit Kinerja BUMD;

o Bimbingan Teknis Pengembangan Pengendalian Intern Berbasis COSO;

o Asistensi dan Pendampingan Penerapan SAK ETAP pada PDAM.

Bidang Investigasi

o Pemeriksaan Khusus (Audit Investigasi) untuk mengungkapkan adanya indikasi

praktik Tindak Pidana Korupsi (TPK) dan penyimpangan lain;

o Pemberantasan KKN;

o Membantu pemerintah memerangi KKN dengan membentuk gugus tugas anti

korupsi dengan keahlian audit forensic;

o Membantu Perhitungan Kerugian Keuangan Negara;

(19)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 7

o Bantuan Tenaga Auditor;

o Kerjasama dengan Kejaksaan Tinggi, Kepolisian Daerah dan KPK;

o Sosialisasi dan Pendampingan Penyusunan Program Anti Korupsi/Fraud Control Plan

(FCP);

o Bimbingan Teknis Audit Investigasi bagi APIP;

o Diagnostic Assesment Fraud Control Plan (FCP);

o Sosialisasi Wilayah Tertib Administrasi/ Zona Integritas menuju wilayah bebas

korupsi.

Peningkatan Kapasitas SDM Berupa Pemberian Bantuan Tenaga Instruktur dan Narasumber di Bidang:

o Akuntansi;

o Auditing;

o Manajemen Pengawasan;

o Manajemen Anggaran dan Perbendaharaan;

o Pengadaan Barang dan Jasa;

o Fasilitator Ujian Sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor bagi para Pejabat Fungsional

Auditor.

Kegiatan Lainnya

o Asistensi Tata Kelola APIP;

o Penyelenggaraan Diklat SPIP bagi Instansi Vertikal dan Pemerintah Daerah;

Konsultasi pengadaan barang dan jasa.

D.

Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan No.KEP- 06.00.00-286/K/2001 tanggal 30 Mei 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Nomor 13 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah instansi vertikal BPKP yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Untuk melaksanakan tugas dan fungsi BPKP di daerah, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan (Pejabat Struktural Eselon II A)yang dibantu oleh:

Kepala Bagian Tata Usaha;

Kepala Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat;

Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah;

Kepala Bidang Akuntan Negara;

Kepala Bidang Investigasi;

Kepala Subbagian Program dan Pelaporan;

Kepala Subbagian Keuangan;

Kepala Subbagian Kepegawaian;

Kepala Subbagian Umum;

(20)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 8 Gambar 1.1.

Struktur Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara didukung dengan tenaga SDM yang cukup andal. Sebagian besar memiliki kompetensi sebagai auditor. Posisi pegawai per 31 Desember 2014 berjumlah 190 orang, dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini

Tabel 1.1.

Posisi Pegawai Menurut Jabatan per 31 Desember 2014

Jabatan Jumlah

(orang) Persentase(%)

Pejabat Struktural 10 5,26

Pejabat Fungsional Auditor 126 66,31

Calon Pejabat Fungsional Auditor 20 10,53

Fungsional Arsiparis 5 2,63

Fungsional Pranata Komputer 1 0,53

Fungsional Umum 28 14,74 Jumlah 190 100,00 Kepala Perwakilan Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Bidang Investigasi Kepala Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah Kepala Bidang Akuntan Negara Kepala Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

Kepala Subbagian Program dan Pelaporan

Kepala Subbagian Keuangan Kepala Subbagian Kepegawaian Kepala Subbagian Umum

(21)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 9

Tabel 1.2.

Posisi Pegawai Menurut Pendidikan per 31 Desember 2014

Jabatan Jumlah

(orang) Persentase(%)

Sarjana S2/Magister 8 4,21

Sarjana S1/DIV 91 47,89

Sarjana Muda/Diploma DIII 63 33,16

SMA/SMK 27 14,21

SD 1 0,53

Jumlah 190 100,00

Sedangkan komposisi pegawai berdasarkan Jenis Kelamin adalah Laki-laki sebanyak 133 orang atau 70% dan Perempuan sebanyak 57 orang atau 30%, dari total pegawai sebanyak 190 orang.

E.

Sistematika Penyajian

Pada dasarnya Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan

evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran

kinerja.

Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera UtaraTahun 2014 menjelaskan secara ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun

2014.Capaian kinerja (performance results) tahun 2014 diperbandingkan dengan Penetapan

Kinerja (performance agreement) Tahun 2014 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan

organisasi. Penetapan Kinerja (Tapkin) sendiri merupakan penjabaran Renstra BPKP Tahun 2010-2014.Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana kinerja tahun 2014 memungkinkan

dilakukannya identifikasi atas sejumlah celah kinerja (performance gap) sebagai masukan bagi

perbaikan kinerja di masa datang.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, sebagai berikut:

Bab I – Pendahuluan, menjelaskan secara ringkas tugas, fungsi dan wewenang organisasi, aspek strategis organisasi, kegiatan dan layanan produk organisasi, serta struktur organisasi.

Bab II – Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, menjelaskan secara ringkas tentang rencana strategis dan perjanjian kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014.

(22)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 10 Bab III – Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi, dan menguraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.

Bab IV – Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerja.

Alur pikir penyajian LAKIP Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013 dapat diilustrasikan sebagaimana tampak pada Gambar 1.2 berikut ini.

Gambar 1.2.

Alur Pikir Penyajian Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

Referensi Bab

PENDAHULUAN

Bab I

Bab IV

PENUTUP

RencanaStrategis

2010-2014 PerjanjianKinerja/PenetapanKinerja 2014

BabII

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab III

(23)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA

TAHUN 2014

BAB

PERENCANAAN

II

DAN

(24)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 11

II.

PERENCANAAN DAN

PERJANJIAN KINERJA

erdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), bahwa setiap Kementerian/Lembaga diwajibkan menyusun Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) untuk periode lima tahun. Menindaklanjuti UU tersebut, BPKP telah menyusun RenstraTahun 2010–2014 yang merupakan perencanaan jangka menengah BPKP yang berisi penjabaran rumusan visi, misi, tujuan dan sasaran, strategi, kebijakan, serta program dan kegiatan dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi BPKP periode lima tahun sesuai Keputusan Kepala BPKP Nomor 34/K/SU/2010 tentang Rencana Strategis Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Tahun 2010-2014 yang telah beberapa kali direvisi, terakhir dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 9 Tahun 2014 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-34/K/SU/2010 tentang Rencana Strategis BPKP Tahun 2010-2014.

Penyusunan Renstra BPKP telah mendasarkan pelaksanaan program yang tertuang dalam Paturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014. Penugasan RPJMN 2010-2014 terhadap BPKP tercakup pada Program Pembangunan Bidang Hukum dan Aparatur, fokus prioritas ke-4 yaitu, Peningkatan Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang dilaksanakan dengan kegiatan prioritas Pengendalian Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Kkeuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

A.

RENCANA STRATEGIS 2010-2014

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara sebagai bagian dari organisasi BPKP telah menyusun Renstra Tahun 2010-2014 yang sinkron dan mengacu Renstra BPKP Tahun 2010-2014. Penyusunan Renstra dimaksudkan untuk mendukung pencapaian program pembangunan bidang hukum dan aparatur di daerah Sumatera Utara dengan fokus prioritas peningkatan penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

(25)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 12

Renstra Tahun 2010-2014 Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara ditetapkan dengan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Nomor KEP-6023/PW02/ 1/2010 tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 – 2014 yang telah beberapa kali direvisi, terakhir dengan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Nomor KEP-1263./PW02/1/2014 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Nomor KEP-6023/PW02/ 1/2010 tentang Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 – 2014.

Dengan tersusunnya Renstra 2010-2014, berarti Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara telah menetapkan arah sasaran atau kondisi hasil yang akan dicapai dalam periode 5 (lima) tahun ke depan, beserta strategi yang akan dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai dengan tugas, fungsi dan peran yang diamanahkan.

Perencanaan Strategis berisi visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara pencapaian tujuan melalui pelaksanaan program, secara ringkas diuraikan sebagai berikut:

1.

Pernyataan Visi

Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2014 yang disahkan oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utaraberisi Visi sebagai berikut:

Pengertian Auditor Presiden dalam visi tersebut bermakna bahwa Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara adalah aparat pengawasan intern pemerintah yang dipercaya Presiden untuk membantu dalam menjalankan fungsi pengawasan di daerah, mempunyai tugas membantu Presiden mengawasi pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dan pembangunan di wilayah Sumatera Utara agar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku sekaligus memberikan masukan bagi penyusunan

lebijakan yang terkait. Responsif berarti Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara

tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi pemerintah dan segera memberikan respon/masukan kepada pengambil kebijakan. Dengan sistem peringatan dini yang dimiliki Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dapat segera menentukan langkah-langkah pengawasan yang efektif secara mandiri untuk mengawal kesuksesan pelaksanaan kebijakan Presiden dan segera mengusulkan titik-titik prioritas pengawasan yang akan

dilakukan untuk suksesnya kebijakan nasional. Interaktif artinya Perwakilan BPKP

Provinsi Sumatera Utara dalam menjalankan perannya memperhatikan/ mendengarkan

Auditor Presiden yang Responsif, Interaktif, dan

Terpercaya untuk Mewujudkan Akuntabilitas

(26)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 13

kepentingan/kebutuhan stakeholders serta membuka saluran-saluran komunikasi yang

baik dan efektif, menjalin kemitraan dengan stakeholders dan APIP lain. Terpercaya berarti

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah institusi yang kredibel, memiliki integritas tinggi yang didukung profesionalisme yang tinggi sehingga dapat diandalkan

untuk memberikan hasil kerja yang berkualitas dan bermanfaat bagi shareholders dan

stakeholders.

Terwujudnya visi merupakan tantangan sekaligus peluang yang harus dihadapi oleh segenap jajaran Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara.Untuk mencapai visi tersebut Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menetapkan misi, rencana strategis, tujuan, dan sasaran serta rencana kerja yang terukur dan dilaksanakan setiap tahun.

2.

Pernyataan Misi

Sebagai penjabaran dan pencapaian visi, Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara menetapkan 4 (empat) misi yang dilakukan secara konsisten. Misi berisi pernyataan tentang apa yang akan dilakukan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Perumusan misi mengacu kepada tugas dan kewenangan yang telah diberikan kepada BPKP. Tugas dan kewenangan BPKP semula diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, kemudian diperbarui dengan Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non-Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden RI Nomor 3 Tahun 2013 tentang Susunan dan Tugas Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK). Selanjutnya, dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, maka BPKP berperan penting dalam mendukung akuntabilitas Presiden terutama dalam lingkup penyelenggaraan keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Empat misi Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

Penjelasan masing-masing misi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan bebas KKN di Sumatera Utara;

2. Meningkatkan efektifivitas pembinaan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Sumatera Utara;

3. Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten di Sumatera Utara;

4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi pemerintah di Sumatera Utara.

(27)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 14

Peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam melaksanakan pengawasan intern atas

akuntabilitas keuangan negara dilakukan untuk membantu Presiden selaku shareholder

dalam mendorong terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan mendorong upaya

pencegahan KKN. Fungsi utama BPKP memberikan assurance terhadap penyelenggaraan

akuntabilitas pengelolaan keuangan negara serta memberikan fungsi consultancyyaitu

pemberian umpan balik sebagai bahan masukan bagi Presiden/Pemerintah untuk memastikan tercapainya efektivitas kinerja pemerintah dan pengelolaan keuangan negara berupa rekomendasi perbaikan tata kelola pemerintahan yang baik.

Mandat BPKP sebagai pengawas intern akuntabilitas keuangan negara semakin jelas dengan terbitnya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Dalam pasal 49 ayat (2) dinyatakan bahwa BPKP melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:

1)Kegiatan yang bersifat lintas sektoral;

2)Kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri

Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN); dan

3)Kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

Kegiatan yang bersifat lintas sektoral pada dasarnya merupakan kegiatan yang dalam pelaksanaannya melibatkan dua atau lebih kementerian negara/lembaga atau pemerintah daerah yang tidak dapat dilakukan pengawasannya oleh APIP lain. Pengawasan kegiatan lintas sektoral diharapkan dapat memberikan informasi yang bersifat makro dan komprehensif atas pelaksanaan program/kegiatan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga bermanfaat bagi pengambilan keputusan atau penentuan kebijakan.

Pengawasan intern terhadap kegiatan kebendaharaan umum negara diharapkan dapat

memberi masukan dan feedback kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum

Negara (BUN) mengenai pengelolaan BUN yang dilakukan oleh institusi di luar Kementerian Keuangan, yang secara hukum tidak dapat diawasi oleh APIP selain BPKP.Peran BPKP dalam mengawasi kegiatan-kegiatan BUN tersebut perlu didukung dengan penetapan Menteri Keuangan selaku BUN, baik mengenai ruang lingkup maupun sasaran pengawasannya.

Pengawasan atas kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden merupakan kegiatan BPKP dalam rangka merespon permasalahan-permasalahan strategis yang mendesak untuk

ditangani (current issues) sesuai dengan perintah Presiden dan kabinetnya. Pelaksanaan

penugasan tersebut merupakan implementasi yang nyata dari peran BPKP sebagai Auditor Presiden/Pemerintah.

MISI 1

Meningkatkan Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Keuangan Negara

yang Mendukung Tata Kepemerintahan yang Baik dan Bebas KKNdi

(28)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 15

Dalam PP Nomor 60 Tahun 2008, pada pasal 2 dinyatakan bahwa untuk mencapai pengelolaan keuangan negara yang efektif, efisien, transparan, dan akuntabel, menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota wajib melakukan pengendalian atas penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dengan berpedoman pada Sistem Pengendalian Intern Pemerintah seperti diatur dalam PP tersebut. Tanggung jawab atas efektivitas penyelenggaraan SPI berada di tangan menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota di lingkungan masing-masing.

Untuk memperkuat dan menunjang efektivitas SPI juga dilakukan pembinaan penyelenggaraan SPI.Tugas pembinaan penyelenggaraan SPI terhadap seluruh instansi pemerintah ini diamanatkan kepada BPKP sesuai dengan pasal 59 PP Nomor 60 Tahun 2008.Peran BPKP dalam pembinaan SPIP tidak terlepas dari posisi strategis BPKP yang langsung berada di bawah Presiden dan membantu Presiden untuk memastikan tercapainya akuntabilitas kinerja Presiden.

Kegiatan pembinaan SPIP tersebut mencakup:

1) Penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;

2) Sosialisasi SPIP;

3) Pendidikan dan pelatihan SPIP;

4) Pembimbingan dan konsultansi SPIP; serta

5) Peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah.

Kegiatan pembinaan butir 1) sampai dengan butir 4) merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka membina seluruh instansi pemerintah agar dapat menerapkan SPIP.Kegiatan-kegiatan tersebut termasuk dalam lingkup misi kedua ini.Kegiatan pembinaan penyelenggaraan SPIP diawali dengan penyusunan pedoman-pedoman terkait dengan SPIP (pedoman umum dan pedoman teknis) yang merupakan panduan untuk membangun SPIP di seluruh instansi pemerintah.Pedoman tersebut selanjutnya disosialisasikan agar diperoleh kesamaan persepsi dan pemahaman tentang SPIP.Pada tahap penerapan SPIP, BPKP siap untuk membimbing dan memberikan konsultasi kepada seluruh instansi pemerintah.

Kegiatan pada butir 5) lebih spesifik terkait pada peningkatan kemampuan/ kompetensi auditor APIP yang menjadi bagian dari misi ketiga yaitu mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten.

MISI 2

Meningkatkan EfektivitasPembinaan Sistem Pengendalian Intern

Pemerintahdi Sumatera Utara

(29)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 16

Arahan Presiden untuk mewujudkan pengawasan yang terpadu, terarah, dan memberikan nilai tambah yang dapat mendukung perwujudan kepemerintahan yang baik, bersih dan kredibel, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat, dapat tercipta manakala terjadi kerja sama yang sinergis antar-APIP.Lebih luas lagi, peningkatan kapasitas APIP dilakukan melalui pengawasan secara bersinergi dengan APIP K/L/Pemda bersama-sama dengan unit pengawasan di DPR RI dan Kepolisian, termasuk menugaskan secara langsung personel BPKP di Inspektorat K/L/Pemda.

Efektivitas sinergi akan menjadi lebih besar jika pihak-pihak yang bersinergi memiliki kemampuan yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

Penjabaran misi ini merupakan bentuk tanggung jawab BPKP sebagai anggota komunitas pengawasan, untuk turut serta dalam mengembangkan sistem pengawasan nasional yang terpadu. Pengembangan sistem pengawasan nasional tentunya dilakukan bersama-sama,

Inspektorat Jenderal Kementerian, Unit Pengawasan LPNK, Inspektorat

Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMN/BUMD/BUL, maupun dengan Instansi Pemerintah lain yang mengoordinasikan kegiatan pengawasan seperti Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta Kementerian Dalam Negeri, serta pihak-pihak lainnya yang berkepentingan.

Peran Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam mengembangkan kapasitas APIP (termasuk BPKP) baik dari sisi SDM, organisasi maupun sistem dan prosedur mencakup:

1) Pembinaan kompetensi APIP, melalui pendidikan dan pelatihan auditor (pasal 59 ayat 1

huruf e PP Nomor 60 Tahun 2008);

2) Pembinaan jabatan fungsional auditor dan sertifikasi auditor (pasal 51 ayat 2 dan 3 PP

Nomor 60 Tahun 2008);

3) Penelitian dan pengembangan sistem dan prosedur pengawasan;

4) Pengembangan kapasitas internal BPKP;

5) Pemeriksaan/pengawasan internal BPKP;

6) Pendukung/fasilitasi pengawasan;

7) Sinergi dengan APIP lain.

MISI 3

Mengembangkan Kapasitas Pengawasan Intern Pemerintah yang Profesional

dan Kompetendi Sumatera Utara

(30)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 17

Misi ini merupakan aktualisasi peran BPKP sebagai Auditor Presiden dalam rangka membangun sistem dukungan pengambilan keputusan Presiden/Pemerintah yang efektif

melalui suatu Sistem Akuntabilitas Presiden (President Accountability Systems) atau yang

dikenal sebagai PASs. Sistem ini akan menjadi alat kendali (control) bagi Presiden terhadap

implementasi akuntabilitas Presiden dalam pengelolaan keuangan negara, yang berbasis

web, online, dengan data yang sedapat mungkin real-time, yang menampilkan informasi

secara utuh (integrated) terkait dengan implementasi akuntabilitas Presiden. Dengan

sistem seperti ini Presiden akan memperoleh informasi mengenai capaian kinerjanya yang

mendekati real-time sehingga dapat melakukan tindakan korektif yang cepat jika terdapat

perbedaan antara realisasi dengan rencana pada saat tertentu.

Dalam rangka mengembangkan pelaporan akuntabilitas di Indonesia, masing-masing kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dituntut untuk menyusun indikator capaian kinerja yang terukur sehingga dapat membantu Presiden dalam menyampaikan akuntabilitasnya kepada rakyat sesuai dengan amanah UUD.Terkait hal tersebut, BPKP mendorong dibangunnya PASs. Tujuan dari PASs adalah memberikan solusi terhadap

kebuntuan (missing link) proses pelaporan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara,

menyinergikan sumber daya informasi antar kementerian/lembaga (pusat dan daerah) sehingga memungkinkan pertukaran data/informasi, serta memudahkan Presiden untuk

memonitor dan mengendalikan kemajuan (progress) masing-masing program/agenda

Pemerintah.

Pengembangan PASs sinkron dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 khususnya pasal 54 yang mengamanatkan kepada BPKP untuk menyusun dan menyampaikan ikhtisar laporan hasil pengawasan kepada Presiden dengan tembusan kepada Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

3.

Tujuan

Tujuan merupakan pengejawantahan visi dan misi yang telah ditetapkan, serta berorientasi pada operasionalisasi visi dan misi. Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi, yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan

lima tahun. Dalam penetapan tujuan, BPKP mengadopsi konsep Balanced Scorecard (BSC)

dengan beberapa modifikasi disesuaikan dengan karakteristik BPKP sebagai organisasi publik.Berbeda dengan konsep BSC di sektor privat/bisnis yang berorientasi kepada profit,

BPKP memodifikasi Perspektif Keuangan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Stakeholder dan

Perspektif Pelanggan menjadi Perspektif Manfaat Bagi Auditan/Pengguna Jasa. Dengan

MISI 4

Menyelenggarakan Sistem Dukungan Pengambilan Keputusan yang Andal

bagi Pemerintahdi Sumatera Utara

(31)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 18

menggunakan pendekatan strategi berimbang (balanced scorecard) tersebut maka tujuan

utama dari perspektif manfaat bagi pihak stakeholder utama dan manfaat kepada

auditan/pengguna jasa diseimbangkan dengan tujuan pendukung yang berada pada perspektif proses internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan yang berorientasi ke dalam. Tujuan utama BPKP tercermin dalam tujuan-tujuan strategis sebagai berikut:

4.

Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang dirumuskan secara spesifik dan terukur untuk dapat dicapai dalam kurun waktu lebih pendek dari tujuan.Sebagaimana tujuan, sasaran strategis merupakan kondisi yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu; sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan. Dengan pengertian ini, dan dikaitkan dengan tujuannya, sasaran strategis Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara untuk tahun 2010-2014 adalah sebagai berikut:

1) Sasaran Strategis untuk tujuan meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan

negara;

(1)Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD.

(2)Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%.

2) Sasaran Strategis untuk tujuan meningkatnya tata pemerintahan yang baik;

(1)Terselenggaranya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada 60% Instansi Pemerintah

Daerah (IPD) dan terselenggaranya Good Governance (GG) pada 75% BUMN/BUMD.

3) Sasaran Strategis untuk tujuan terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan

memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara;

(1)Meningkatkan Kesadaran dan Keterlibatan K/L/Pemda, BUMN/BUMD dalam Upaya

Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Menjadi 80%.

1. Meningkatnya kualitas akuntabilitas kuangan negara; 2. Meningkatnya tata pemerintahan yang baik;

3. Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara;

4. Tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern pemerintah;

5. Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten;

6. Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah.

(32)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 19

4) Sasaran Strategis untuk tujuan tercapainya efektivitas penyelenggaraan sistem

pengendalian intern pemerintah;

(1)Meningkatnya Kualitas Penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda.

5) Sasaran Strategis untuk tujuan meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern

pemerintah yang profesional dan kompeten;

(1)Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional

dan kompeten pada 80% K/L/Pemda.

(2)Meningkatnya efektivitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas

pengelolaan keuangan sebesar 100%.

6) Sasaran Strategis untuk tujuan terselenggaranya sistem dukungan pengambilan

keputusan yang andal bagi Presiden/pemerintah;

(1)Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan.

5.

Indikator Kinerja

Utama

Indikator kinerja utama (IKU) adalah ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan merupakan ikhtisar Hasil berbagai Program dan Kegiatan sebagai penjabaran tugas dan fungsi organisasi. IKU BPKP merupakan indikator kinerja yang berada pada

perspektif manfaat bagi stakeholders yang menunjukkan peran utama BPKP dalam

pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

IKU terbagi menjadi dua perspektif, yang pertama bersifat outward looking yaitu perspektif

manfaat langsung bagi stakeholders eksternal yang menunjukkan peran utama BPKP dalam

pengawasan akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP.

Perspektif kedua bersifat inward looking yang menunjukkan manfaat bagi stakeholders

internal BPKP.Penetapan indikator dilakukan dengan mempertimbangkan tujuan dan sasaran strategis dan kegiatan-kegiatan yang mendukung tujuan strategis.Indikator ini digunakan untuk mengukur keberhasilan sasaran strategis, sedangkan keberhasilan

kegiatan diukur dengan menggunakan indikator keluaran (output).IKUPerwakilan BPKP

(33)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 20

Tabel 2.1.

Indikator Kinerja Utama

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

Tujuan 1: Meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan negara

Sasaran Strategis 1. Meningkatnya kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan laporan keuangan

2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini

dukungan wajar

4 Persentase hasil pengawasan lintas sektor yang disampaikan ke Pusat

5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan Presiden yang disampaikan ke

Pusat

6 Persentase hasil pengawasan atas permintaan stakeholders yang dijadikan bahan

pengambilan keputusan oleh stakeholders

7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi

Sasaran Strategis 2. Tercapainya optimalisasi penerimaan negara sebesar 87,5%

8 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/daerah yang

ditindaklanjuti

9 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

Tujuan 2: Meningkatnya tata pemerintahan yang baik

Sasaran Strategis 3.Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

10 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

11 Persentase BUMN/D/BLU/D yang dilakukan sosialisasi/asistensi GCG/KPI

12 Persentase BUMD yang dilakukan audit kinerja

Tujuan 3: Terciptanya iklim yang mencegah kecurangan dan memudahkan pengungkapan kasus yang merugikan keuangan negara

Sasaran Strategis 4. Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%

13 Kelompok Masyarakat yang mendapatkan Sosialisasi Program Anti Korupsi

14 IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD berisiko fraud yang mendapatkan

sosialisasi/DA/asistensi/evaluasi FCP

15 Jumlah IPP/IPD/BUMN/BUMD/BLU/BLUD yang dilakukan kajian peraturan yang

berpotensi TPK

16 Persentase pelaksanaan penugasan HKP, klaim dan penyesuaian harga

(34)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 21

18 Persentase TL hasil audit investigasi non TPK oleh instansi berwenang

Tabel 2.1. Lanjutan

NO INDIKATOR KINERJA UTAMA

Tujuan 4: Tercapainya efektivitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah

Sasaran Strategis 5. Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/Pemda

19 Persentase Pemda yang menyelenggarakan SPIP sesuai PP No 60 Tahun 2008 20 Jumlah Pemda yang dilakukan Asistensi Penyelenggaraan SPIP Sesuai PP No 60

Tahun 2008

Tujuan 5: Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan kompeten

Sasaran Strategis 6. Meningkatnya kapasitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

21 Persentase Pemda yang dilakukan asistensi penerapan JFA

Sasaran Strategis 7. Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%

22 Persentase jumlah rencana penugasan pengawasan yang terealisasi 23 Persentase kesesuaian laporan keuangan Perwakilan BPKP dengan SAP 24 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan kepegawaian 25 Persentase pagu dana yang tidak diblokir dalam DIPA

26 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan atas pencairan anggaran yang diajukan sesuai prosedur

27 Jumlah publikasi kegiatan Perwakilan BPKP di media masa 28 Persentase pemanfaatan asset

29 Persepsi kepuasan pegawai perwakilan terhadap layanan sarpras 30 Persentase tindak lanjut rekomendasi hasil audit Inspektorat

31 Jumlah instansi APIP yang telah disosialisasi dan atau di-assessment tata kelola

APIP

32 Tingkat persepsi kepuasan Pemda atas auditor bersertifikat

Tujuan 6: Terselenggaranya sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal bagi Presiden/Pemerintah

Sasaran Strategis 8. Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi Presiden/pemerintah

(35)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 22

6.

Program dan Kegiatan

Untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran strategis di atas, BPKP menyesuaikan program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh unit organisasi BPKP dengan program yang ditetapkan oleh Bappenas. Program diidefinisikan sebagai instrumen kebijakan yang berisi satu/lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran, dan/atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Kementerian/Lembaga.

Sesuai dengan Pedoman Restrukturisasi Program dan Kegiatan yang diterbitkan oleh Bappenas dan Kementerian Keuangan, setiap Unit Eselon I pada kementerian atau LPNK melaksanakan program teknis dan program generik. Program teknis merupakan program yang menghasilkan pelayanan kepada kelompok sasaran/masyarakat (pelayanan eksternal), sedangkan program generik merupakan program yang bersifat pelayanan internal untuk mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).

Dengan mempertimbangkan restrukturisasi program yang dirancang oleh Bappenas dan Renstra BPKP 2010-2014, program yang telah ditetapkan Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara tahun 2014 terdiri atas tiga program, yaitu:

Program Teknis

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dengan anggaran sebesar Rp6.146.167.000,-

Program Generik

1) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya-BPKP

dengan anggaran sebesar Rp27.288.762.000,00.

2) Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP dengan

anggaran sebesar Rp191.212.000,00.

Anggaran untuk kumpulan kegiatan dalam rangka mencapai sasaran yang sama, kemudian dialokasikan menurut indikator kinerja utama. Kumpulan kegiatan ini identik juga dengan program menurut Peraturan Menteri PAN Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tanggal 31 Mei 2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah.

Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dalam rangka mendukung pencapaian sasaran strategis BPKP tahun 2014 secara ringkas dapat dilihat pada Tabel 2.2.

(36)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 23

Tabel 2.2.

Program, Sasaran Strategis, dan Kegiatan

NO KEGIATAN

Program 1: Program Pengawasan intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 1. Sasaran Strategis: Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD

1 Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang Perekonomian 2 Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKKL Bidang Polsoskam 3 Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LKPD

4 Pengawasan atas Proyek PHLN

5 Pengawasan Lintas Sektor Bidang Perekonomian 6 Pengawasan Lintas Sktor Bidang Polsoskam

7 Pengawasan Lintas Sektor Bidang Keuangan Daerah

8 Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang Perekonomian 9 Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang Polsoskam 10 Pengawasan atas Permintaan Presiden Bidang Keuangan Daerah 11 Pengawasan atas Permintaan Stakeholder Bidang Perekonomian 12 Pengawasan atas Permintaan Stakeholder Bidang Polsoskam 13 Pengawasan atas Permintaan Stakeholder Bidang Keuangan Daerah 14 Bimbingan Teknis/Asistensi Penyusunan LK BUMD

2. Sasaran Strategis: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,5%

1 Pengawasan atas Penerimaan Negara Bidang Polsoskam 2 Pengawasan BUN Bidang Keuangan Daerah

3. Sasaran Strategis: Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan terselenggaranya GG pada 75% BUMN/BUMD

1 Pengawasan atas Kinerja Pelayanan Publik 2 Bimtek/Asistensi GCG/KPI Sektor Korporat 3 Pengawasan atas Kinerja BUMD

4. Sasaran Strategis: Meningkatkan kesadaran dan keterlibatan K/L, Pemda, BUMN/BUMD dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi menjadi 80%

1 Sosialisasi Masalah Korupsi

2 Bimtek/Asistensi Implementasi Fraud Control Plan (FCP)

3 Audit Investigasi atas HKP, Eskalasi dan Klaim

4 Audit Investigasi, Perhitungan Kerugian Negara, dan Pemberian Keterangan Ahli atas permintaan instansi Penyidik

(37)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 24

5 Audit Investigasi atas permintaan instansi lainnya 6 Reviu terhadap Laporan dan Pengaduan Masyarakat

Tabel 2.2. Lanjutan

NO KEGIATAN

5. Sasaran Strategis: Meningkatnya kualitas penerapan SPIP di 70% K/L/ Pemda

1 Pembinaan Penyelenggaraan SPIP Bidang Keuangan Daerah 2 Diklat SPIP

3 K/L dan Pemda yang Mendapatkan Konsultasi dan Bimbingan Teknis Penyelenggaraan SPIP

Program 2: Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya-BPKP

6. Sasaran Strategis: Meningkatnya kapasitas aparat pengawasan intern pemerintah yang profesional dan kompeten pada 80% K/L/Pemda

1 Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Penerapan JFA APIP Daerah

7. Sasaran Strategis: Meningkatnya efektifitas perencanaan pengawasan sebesar 90% dan kualitas pengelolaaan keuangan sebesar 100%.

1 Dukungan Manajemen Perwakilan BPKP

2 Sosialisasi dan Bimbingan Teknis Penerapan Tatakelola APIP Daerah 3 Evaluasi Penerapan Tatakelola APIP Daerah

8. Sasaran Strategis: Terselenggaranya satu sistem dukungan pengambilan keputusan bagi pimpinan

1 Pemanfaatan Sistem Informasi

Program 3: Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara-BPKP 9. Penunjang

1 Pengadaan dan Penyaluran Sarana dan Prasarana Perwakilan BPKP

B.

PERJANJIAN KINERJA 2014

Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis, dalam hal ini pengukuran indikator kinerja utama.Untuk menguatkan pencapaian sasaran strategis ini di tahun 2014 disusun perjanjian kinerja atau penetapan kinerja. Sebagai dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu, dokumen penetapan kinerja memuat pernyataan dan lampiran formulir yang mencantumkan sasaran strategis, indikator kinerja utama organisasi, beserta target kinerja dan anggaran. Target kinerja menunjukkan komitmen dari pimpinan dan seluruh anggota organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan dari setiap

(38)

LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 PERWAKILAN BPKP PROVINSI SUMATERA UTARA 25

Pada tahun 2014, perjanjian kinerja disesuaikan dengan Renstra yang telah dimodifikasi, perjanjian kinerja atau dokumen Penetapan Kinerja yang memuat 33 (tiga puluh tigat) indikator kinerja utama yang digunakan untuk mengukur tercapainya 8 (delapan) sasaran strategis dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Perjanjian Kinerja

Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara Tahun 2014

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target

Sasaran Strategis 1.1:

Meningkatnya Kualitas 1 LKPP, 95% LKKL, dan 95% LKPD

1.1.1 Persentase IPP yang mendapat pendampingan penyusunan Laporan Keuangan

% 100,00

1.1.2 Persentase IPD yang laporan keuangannya memperoleh opini minimal WDP

% 90,00

1.1.3 Persentase jumlah laporan keuangan proyek PHLN yang memperoleh opini dukungan Wajar

% 90,00

1.1.4 Persentase hasil pengawasan lintas sektoral yang disampaikan ke Pusat

% 100,00

1.1.5 Persentase hasil pengawasan atas permintaan presiden yang

disampaikan ke Pusat

% 100,00

1.1.6 Persentase hasil pengawasan atas

permintaan stakeholders yang

dijadikan bahan pengambilan

keputusan oleh stakeholders

% 95,00

1.1.7 Persentase BUMD yang mendapat pendampingan penyelenggaraan akuntansi % 80,00 Sasaran Strategis 1.2: Tercapainya Optimalisasi Penerimaan Negara sebesar 87,50%

1.2.1 Persentase hasil pengawasan optimalisasi penerimaan negara/ daerah yang ditindaklanjuti

% 75,00

1.2.2 Persentase hasil pengawasan BUN yang disampaikan ke Pusat

% 100,00

Sasaran Strategis 2.1:

Terselenggaranya SPM pada 60% IPD dan

2.1.1 Persentase IPD yang melaksanakan pelayanan sesuai Standar Pelayanan Minimal

Gambar

Tabel 2.1.  Lanjutan
Tabel 2.2.  Lanjutan
Tabel 2.3.  Lanjutan
Tabel 2.3.  Lanjutan

Referensi

Dokumen terkait

Allahyaraham Tun Hussein bin Dato'Onn maju setapak lagi apabila dalam Perhimpunan Agung UMNO tahun 1972, beliau menjadi salah seorang daripada tiga orang Naib

Mengacu pada penjelasan diatas bahwa dalam pelaksanaan program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan Kota Baubau sesuai dengan hasil penelitian dan wawancara

Berdasarkan temuan pada penelitian ini yaitu paparan sinar matahari orang yang bekerja di dalam ruangan masih kurang, maka disarankan untuk lebih meningkatkan aktivitas

Pada tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 sektor industri yang memiliki nilai persentase total rata-rata pertumbuhan tertinggi untuk kepemilikan institusional adalah sektor

Berdasarkan luaran aplikasi RNAfold untuk prediksi struktur 2-D bagi miR-145 dan lincRNA- RoR, diperoleh ilustrasi struktur seperti Gambar 1.Dapat dilihat pada

Dalam permainan bola tangan teknik passing, dribbling, dan flying shoot sangat penting untuk dikuasai oleh siswa, karena apabila keterampilan teknik dasar bola

1) Melaksanakan tindakan dalam pembelajaran sejarah sesuai dengan materi, silabus, rencana pembelajaran, serta metode dan langkah- langkah yang telah direncanakan. 2)

Rekod semua dokumen berkaitan dengan sungutan atau aduan atau rayuan itu serta proses dan keputusannya akan dicatatkan secara lengkap dalam fail pelajar dan dalam fail sungutan