• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 5. Laporan Arus Kas Konsolidasian 7

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 3. Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 5. Laporan Arus Kas Konsolidasian 7"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Surat Pernyataan Direksi tentang Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan Konsolidasian PT Mayora Indah Tbk dan Anak Perusahaan paada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 serta untuk Tahun- tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009

Laporan Auditor Independen 1

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN – Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009/31 Desember 2008 serta untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian 3

Laporan Laba Rugi Komprehensif Konsolidasian 5

Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian 6

Laporan Arus Kas Konsolidasian 7

Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasian 8

Lampiran

INFORMASI TAMBAHAN KONSOLIDASIAN – Laporan Keuangan Tersendiri Induk Perusahaan - Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009 dan 1 Januari 2009/ 31 Desember 2008 serta untuk Tahun-tahun yang Berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009

Laporan Posisi Keuangan Induk Perusahaan l.1

Laporan Laba Rugi Komprehensif Induk Perusahaan l.3

Laporan Perubahan Ekuitas Induk Perusahaan l.4

(3)
(4)
(5)
(6)

Catatan 2011 2010 2009 31 Desember 2008

Rp Rp Rp Rp

ASET ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,2e,2g,2i,4,20,32,33 325.316.689.037 472.105.631.514 321.582.619.407 316.330.699.463

Investasi jangka pendek 2d,2h,2i,5,20,33,34 - 4.793.569.466 12.665.205.968 27.767.941.221

Piutang usaha 2d,2i,6,20,33

Pihak berelasi 2e,32 1.295.019.229.371 1.061.627.264.340 705.138.566.280 680.524.238.562

Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 387.936.394 tahun 2011

dan Rp 177.936.951 tahun 2010 378.208.614.975 233.056.910.606 152.427.688.166 56.888.230.930 Piutang lain-lain - pihak ketiga 2i,20,33 34.127.009.081 33.849.742.838 23.339.254.385 14.213.137.843

Persediaan 2j,7 1.336.250.118.104 498.464.228.419 458.602.867.325 534.328.833.233

Uang muka pembelian 8 453.122.120.051 334.509.251.398 53.746.602.402 35.666.846.967

Pajak dibayar dimuka 9 266.831.452.503 44.036.862.747 20.739.140.487 15.435.739.063

Biaya dibayar dimuka 2k 6.423.471.969 2.410.300.491 2.182.073.916 3.696.987.693

Total Aset Lancar 4.095.298.705.091 2.684.853.761.819 1.750.424.018.336 1.684.852.654.975

ASET TIDAK LANCAR

Aset pajak tangguhan 2q,31 2.338.589.666 2.260.998.331 5.105.600.305 4.994.978.714 Aset tetap - setelah dikurangi

akumulasi penyusutan sebesar Rp 1.265.722.316.998 tahun 2011, Rp 1.078.897.620.011 tahun 2010, Rp 915.811.489.697 tahun 2009 dan

Rp 804.249.179.153 tahun 2008 2l,2n,10 2.038.406.656.429 1.489.560.955.852 1.282.771.283.456 1.030.724.975.463

Uang muka pembelian aset tetap 11 463.110.680.465 221.935.244.350 207.902.958.672 202.080.623.101

Uang jaminan 2i,20,33 690.901.677 580.175.183 294.655.183 345.182.783

Total Aset Tidak Lancar 2.504.546.828.237 1.714.337.373.716 1.496.074.497.616 1.238.145.760.061

TOTAL ASET 6.599.845.533.328 4.399.191.135.535 3.246.498.515.952 2.922.998.415.036

(7)

Catatan 2011 2010 2009 31 Desember 2008

Rp Rp Rp Rp

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Pinjaman bank jangka pendek 2i,12,20,33 525.000.000.000 75.000.000.000 200.000.000.000 180.000.000.000

Utang usaha - pihak ketiga 2d,2i,13,20,33 1.021.695.584.273 646.936.603.293 356.908.352.479 448.021.057.107

Utang lain-lain - pihak ketiga 2i,16,20,33 64.286.671.182 27.766.921.538 16.339.726.228 5.808.759.210

Utang pajak 2q,14,31 6.327.158.707 43.854.114.187 91.610.615.843 47.122.496.653

Biaya masih harus dibayar 2i,15,20,33 69.247.244.079 137.071.664.750 49.371.752.674 28.847.960.000

Bagian pinjaman bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam

waktu satu tahun 2i,17,20,33 159.235.058.259 109.704.343.601 50.000.000.000 60.000.000.000

Total Liabilitas Jangka Pendek 1.845.791.716.500 1.040.333.647.369 764.230.447.224 769.800.272.970

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Liabilitas pajak tangguhan 2q,31 15.982.656.205 12.656.810.939 14.337.306.201 22.143.613.961

Cadangan imbalan pasti pasca-kerja 2p,30 189.451.212.572 167.336.142.079 146.362.609.378 106.913.174.071

Goodwill negatif 2c,19 - 335.347.478 473.642.867 611.938.256

Pinjaman bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh

tempo dalam waktu satu tahun 2i,17,20,33 1.824.763.631.217 839.752.393.132 400.000.000.000 450.000.000.000

Utang obligasi 2i,18,20,33 299.187.024.400 298.613.159.270 298.039.294.140 297.465.429.010

Total Liabilitas Jangka Panjang 2.329.384.524.394 1.318.693.852.898 859.212.852.586 877.134.155.298

TOTAL LIABILITAS 4.175.176.240.894 2.359.027.500.267 1.623.443.299.810 1.646.934.428.268

EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham

Modal dasar - 3.000.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor -

766.584.000 saham 22 383.292.000.000 383.292.000.000 383.292.000.000 383.292.000.000

Agio saham 23 64.212.000.000 64.212.000.000 64.212.000.000 64.212.000.000

Saldo laba

Ditentukan penggunaannya 24 29.000.000.000 27.000.000.000 25.000.000.000 23.000.000.000

Belum ditentukan penggunaannya 1.886.217.083.962 1.516.509.784.918 1.111.081.982.403 779.253.270.069

Selisih nilai transaksi restrukturisasi

entitas sepengendali - - 213.849.547 (12.960.298)

Komponen ekuitas lainnya 2c,2d 621.200.649 281.123.638 (2.044.373.523) (4.634.984.306)

2.363.342.284.611 1.991.294.908.556 1.581.755.458.427 1.245.109.325.465

Kepentingan nonpengendali 2c,21 61.327.007.823 48.868.726.712 41.299.757.715 30.954.661.303

TOTAL EKUITAS 2.424.669.292.434 2.040.163.635.268 1.623.055.216.142 1.276.063.986.768

(8)

Catatan 2011 2010 2009

Rp Rp Rp

PENJUALAN BERSIH 2e,2o,25,32 9.453.865.992.878 7.224.164.991.859 4.777.175.386.540 BEBAN POKOK PENJUALAN 2o,26 7.795.454.967.722 5.517.778.681.917 3.643.389.861.189

LABA BRUTO 1.658.411.025.156 1.706.386.309.942 1.133.785.525.351

BEBAN USAHA

Penjualan 2e,2o,27,32 (711.945.016.015) (792.468.029.483) (369.591.236.646)

Umum dan administrasi 2p,27 (188.589.032.491) (140.583.149.431) (151.007.044.946)

Total Beban Usaha (900.534.048.506) (933.051.178.914) (520.598.281.592)

LABA USAHA 757.876.976.650 773.335.131.028 613.187.243.759

PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN

Penghasilan bunga 2e,28,32 8.012.035.475 9.988.243.226 20.264.302.484

Keuntungan penjualan aset tetap 2l,10 4.133.311.201 2.599.408.401 2.137.918.613

Penghasilan sewa 2e,2m,32 2.512.800.000 2.160.891.300 2.263.456.500

Amortisasi goodwill negatif 2c,19 - 138.295.389 138.295.389

Beban bunga 29 (123.856.315.729) (87.782.627.557) (98.183.758.504)

Pendapatan bagi hasil sukuk

Mudharabah 18 (27.500.000.000) (27.500.000.000) (27.500.000.000)

Kerugian kurs mata uang asing - bersih 2d (11.299.798.638) (19.953.408.414) (7.215.098.988)

Lain-lain - bersih 16.561.808.750 5.372.914.080 (1.158.783.448)

Beban Lain-lain - Bersih (131.436.158.941) (114.976.283.575) (109.253.667.954)

LABA SEBELUM PAJAK 626.440.817.709 658.358.847.453 503.933.575.805

BEBAN PAJAK 2q,31

Pajak kini 139.706.411.100 157.539.569.230 129.347.496.410

Pajak tangguhan 3.248.253.932 1.164.106.711 (7.916.929.351)

142.954.665.032

158.703.675.941 121.430.567.059

LABA TAHUN BERJALAN 483.486.152.677 499.655.171.512 382.503.008.746

PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN

Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 340.077.011 2.325.497.161 2.590.610.783 PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN SETELAH

PAJAK PENGHASILAN 340.077.011 2.325.497.161 2.590.610.783

LABA KOMPREHENSIF 483.826.229.688 501.980.668.673 385.093.619.529

Laba yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik ekuitas induk 471.027.871.566 484.086.202.515 372.157.912.334

Kepentingan non-pengendali 12.458.281.111 15.568.968.997 10.345.096.412

483.486.152.677 499.655.171.512 382.503.008.746 Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada:

Pemilik ekuitas induk 471.367.948.577 486.411.699.676 374.748.523.117

Kepentingan non-pengendali 12.458.281.111 15.568.968.997 10.345.096.412

483.826.229.688 501.980.668.673 385.093.619.529

LABA PER SAHAM 2b,2r 614 631 485

(9)

Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp

Saldo per 1 Januari 2009/31 Desember 2008 383.292.000.000 64.212.000.000 (4.634.984.306) (12.960.298) 23.000.000.000 779.253.270.069 1.245.109.325.465 30.954.661.303 1.276.063.986.768

Dividen tunai 24 - - - (38.329.200.000) (38.329.200.000) - (38.329.200.000)

Cadangan 24 - - - - 2.000.000.000 (2.000.000.000) - -

-Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 2c - - - 226.809.845 - - 226.809.845 - 226.809.845

Total laba komprehensif - - 2.590.610.783 - - 372.157.912.334 374.748.523.117 10.345.096.412 385.093.619.529

Saldo per 31 Desember 2009 383.292.000.000 64.212.000.000 (2.044.373.523) 213.849.547 25.000.000.000 1.111.081.982.403 1.581.755.458.427 41.299.757.715 1.623.055.216.142

Dividen tunai 24 - - - (76.658.400.000) (76.658.400.000) (8.000.000.000) (84.658.400.000)

Cadangan 24 - - - - 2.000.000.000 (2.000.000.000) - -

-Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 2c - - - (213.849.547) - - (213.849.547) - (213.849.547)

Total laba komprehensif - - 2.325.497.161 - - 484.086.202.515 486.411.699.676 15.568.968.997 501.980.668.673

Saldo per 31 Desember 2010 383.292.000.000 64.212.000.000 281.123.638 - 27.000.000.000 1.516.509.784.918 1.991.294.908.556 48.868.726.712 2.040.163.635.268

Saldo per 1 Januari 2011 sebelum penyesuaian 383.292.000.000 64.212.000.000 281.123.638 - 27.000.000.000 1.516.509.784.918 1.991.294.908.556 48.868.726.712 2.040.163.635.268

Perubahan ekuitas pada tahun 2011 Penghentian pengakuan Goodwill negatif

sebagai dampak ketentuan transisi

PSAK No. 22 (Revisi 2010) 19 - - - 335.347.478 335.347.478 - 335.347.478

Saldo per 1 Januari 2011 setelah penyesuaian 383.292.000.000 64.212.000.000 281.123.638 - 27.000.000.000 1.516.845.132.396 1.991.630.256.034 48.868.726.712 2.040.498.982.746

Dividen tunai 24 - - - (99.655.920.000) (99.655.920.000) - (99.655.920.000)

Cadangan 24 - - - - 2.000.000.000 (2.000.000.000) - -

-Total laba komprehensif - - 340.077.011 - - 471.027.871.566 471.367.948.577 12.458.281.111 483.826.229.688

Saldo per 31 Desember 2011 383.292.000.000 64.212.000.000 621.200.649 - 29.000.000.000 1.886.217.083.962 2.363.342.284.611 61.327.007.823 2.424.669.292.434

(10)

2011 2010 2009

Rp Rp Rp

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Penerimaan dari pelanggan 9.105.051.705.205 6.765.188.110.204 4.657.145.031.457

Pembayaran kepada pemasok, kontraktor,

karyawan dan lainnya (9.320.065.216.932) (6.235.964.730.958) (3.999.359.763.050)

Kas yang dihasilkan dari (digunakan untuk) operasi (215.013.511.727) 529.223.379.246 657.785.268.407

Penerimaan restitusi pajak 837.062.044 -

-Pembayaran bunga (149.098.333.644) (87.927.167.958) (99.093.715.449)

Pembayaran pendapatan bagi hasil

Sukuk Mudharabah (27.500.000.000) (27.500.000.000) (27.500.000.000)

Pembayaran pajak penghasilan (217.164.762.610) (175.542.264.859) (84.761.707.248)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Operasi (607.939.545.937) 238.253.946.429 446.429.845.710

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Pencairan investasi jangka pendek 4.793.569.466 7.871.636.502 15.102.735.253

Penerimaan bunga 8.012.035.475 9.988.243.226 20.264.302.484

Hasil penjualan aset tetap 23.096.541.115 6.003.044.255 11.591.557.067

Penurunan (peningkatan) jaminan (110.726.494) (285.520.000) 50.527.600

Perolehan aset tetap (502.063.492.043) (150.365.495.625) (229.431.090.153)

Peningkatan uang muka pembelian aset tetap (463.110.680.465) (245.370.883.524) (170.123.789.822)

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (929.382.752.946) (372.158.975.166) (352.545.757.571)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan:

Pinjaman bank jangka pendek 450.000.000.000 75.000.000.000 50.000.000.000

Pinjaman bank jangka panjang 1.150.000.000.000 582.870.070.066

-Pembayaran:

Pinjaman bank jangka pendek - (200.000.000.000) (30.000.000.000)

Pinjaman bank jangka panjang (110.293.333.332) (83.413.333.333) (60.000.000.000)

Dividen (99.655.920.000) (84.658.400.000) (38.329.200.000)

Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)

Aktivitas Pendanaan 1.390.050.746.668 289.798.336.733 (78.329.200.000)

KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN

SETARA KAS (147.271.552.215) 155.893.307.996 15.554.888.139

KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 472.105.631.514 321.582.619.407 316.330.699.463

Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 482.609.739 (5.370.295.889) (10.302.968.195)

KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 325.316.689.037 472.105.631.514 321.582.619.407

PENGUNGKAPAN TAMBAHAN

Aktivitas investasi yang tidak mempengaruhi kas dan setara kas:

Reklasifikasi dari uang muka pembelian

aset tetap ke aset tetap 221.935.244.350 231.338.597.846 164.301.454.251

Bunga pinjaman yang dikapitalisasi selama

periode konstruksi (Catatan 17) 41.733.942.980 -

(11)

1. Umum

a. Pendirian dan Informasi Umum

PT Mayora Indah Tbk (Perusahaan) didirikan dengan Akta No. 204 tanggal 17 Februari 1977 dari Poppy Savitri Parmanto, S.H., pengganti dari Ridwan Suselo, S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/5/14 tanggal 3 Januari 1978 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 39 tanggal 15 Mei 1990, Tambahan No. 1716. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta No. 15 tanggal 27 Oktober 2008 dari Saifuddin Arief, S.H., M.H., notaris di Tangerang, mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. AHU-29391.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 30 Juni 2009 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 15 tanggal 19 Pebruari 2010, Tambahan No. 1690 tahun 2010.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah menjalankan usaha dalam bidang industri, perdagangan serta agen/perwakilan. Saat ini Perusahaan menjalankan bidang usaha industri makanan, kembang gula dan biskuit. Perusahaan menjual produknya di pasar lokal dan luar negeri.

Perusahaan memulai usahanya secara komersial pada bulan Mei 1978. Kantor pusat Perusahaan terletak di Gedung Mayora, Jl.Tomang Raya No. 21-23, Jakarta, sedangkan pabrik Perusahaan terletak di Tangerang dan Bekasi.

b. Penawaran Umum Efek dan Obligasi Perusahaan Penawaran Umum Saham

Pada tanggal 25 Mei 1990 Perusahaan memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. SI-109/SHM/MK.10/1990 untuk melakukan penawaran umum atas 3.000.000 saham Perusahaan seharga Rp 1.000 per saham kepada masyarakat dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 4 Juli 1990.

Pada tanggal 16 Oktober 1992, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau Bapepam dan LK) dengan surat No. S-1710/PM/1992 untuk melakukan penawaran umum terbatas atas 63.000.000 saham Perusahaan kepada pemegang saham dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

Pada tanggal 7 Februari 1994, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan surat No. S-219/PM/1994 untuk melakukan penawaran umum terbatas atas 24.570.000 saham Perusahaan kepada pemegang saham dan telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Maret 1994.

Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 766.584.000 saham telah tercatat pada Bursa Efek Indonesia.

(12)

Penawaran Umum Obligasi dan Sukuk Mudharabah

Pada tanggal 28 Mei 2008, Perusahaan mendapatkan pernyataan efektif dari Ketua Bapepam dan LK dengan surat No. S-3287/BL/2008 atas Penawaran Umum Obligasi Mayora Indah III Tahun 2008 Dengan Tingkat Suku Bunga Tetap sebesar 13,75% per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 100.000.000.000 dan Sukuk Mudharabah I Mayora Indah Tahun 2008 dengan pendapatan bagi hasil sebesar Rp 27.500.000.000 per tahun dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp 200.000.000.000.

Pada tanggal 31 Desember 2011, seluruh obligasi dan Sukuk Mudharabah Perusahaan sebesar Rp 300.000.000.000 telah dicatat di Bursa Efek Indonesia.

c. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, anak perusahaan yang dikonsolidasikan termasuk persentase kepemilikan Perusahaan adalah sebagai berikut:

Tahun

Operasi Persentase Pemilikan

Domisili Jenis Usaha Komersial 2011 2010 2009

Rp Rp Rp

Kepemilikan langsung:

PT Sinar Pangan Barat (SPB) Medan Industri makanan olahan 1991 21.689.358.218 19.276.838.854 18.647.983.094

PT Sinar Pangan Timur (SPT) Surabaya Industri makanan olahan 1992 97.844.584.778 97.059.588.197 95.343.008.791 Mayora Nederland B.V. Belanda Jasa keuangan 1996 334.478.900 340.799.794 1.105.795.704.792 PT Torabika Eka Semesta (TES) Tangerang Industri pengolahan kopi bubuk

dan instan 1990 2.621.597.803.141 1.587.603.215.940 1.105.795.704.792

Kepemilikan tidak langsung:

Kepemililkan melalui PT Torabika Eka Semesta (TES)

PT Kakao Mas Gemilang (KMG) Tangerang Industri pengolahan biji kakao 1985 630.967.686.493 711.673.905.860 514.106.167.231

100% 100% 96,23% 92,38% 100%

Jumlah Aset (Sebelum Eliminasi) Anak Perusahaan 2011, 2010 dan 2009

d. Karyawan, Direksi dan Dewan Komisaris

Pada tanggal 31 Desember 2011, susunan pengurus Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan tanggal 17 Juni 2011 yang didokumentasikan dalam Akta No. 16 dari Saifuddin Arief, S.H., notaris di Tangerang, adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja

Komisaris : Hermawan Lesmana

Gunawan Atmadja

Komisaris Independen : Ramli Setiawan

Suryanto Gunawan

Direksi

Direktur Utama : Andre Sukendra Atmadja

Direktur : Hendarta Atmadja

Wardhana Atmadja

Hendrik Polisar

(13)

Pada tanggal 31 Desember 2010, susunan pengurus Perusahaan berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan tanggal 18 Juni 2010 yang didokumentasikan dalam Akta No. 05 dari Saifuddin Arief, S.H., notaris di Tangerang, adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja

Komisaris : Hermawan Lesmana

Komisaris Independen : Ramli Setiawan Direksi

Direktur Utama : Gunawan Atmadja

Direktur : Andre Sukendra Atmadja

Hendarta Atmadja

Ongkie Tedjasurja

Hendrik Polisar

Pada tanggal 31 Desember 2009, berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham yang diadakan tanggal 20 Juni 2008 yang didokumentasikan dalam Akta No. 11 dari Saifuddin Arief, S.H., notaris di Tangerang, susunan manajemen adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Jogi Hendra Atmadja

Komisaris : Hendrawan Atmadja

Komisaris Independen : Ramli Setiawan Direksi

Direktur Utama : Gunawan Atmadja

Direktur : Hermawan Lesmana

Andre Sukendra Atmadja

Ongkie Tedjasurya

Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Jogi Hendra Atmadja dan Charlie dan Delta adalah Komisaris Independen Perusahaan. Komite Audit Perusahaan terdiri dari tiga orang anggota, dimana Ramli Setiawan yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit.

Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata (tidak diaudit) adalah sebanyak 9.010, 7.090 dan 6.223 karyawan tahun 2011, 2010 dan 2009.

Jumlah gaji dan tunjangan yang dibayar kepada komisaris dan direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 9.259.868.351 tahun 2011, Rp 7.080.057.823 tahun 2010 dan Rp 7.114.464.872 tahun 2009.

Laporan keuangan konsolidasian PT Mayora Indah Tbk dan anak perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 telah diselesaikan dan diotorisasi untuk terbit oleh Direksi pada tanggal 8 Pebruari 2012 dan Direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasian tersebut.

(14)

2. Iktisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting

a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasian

Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, meliputi pernyataan dan interpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Peraturan Peraturan No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK) No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 yang telah diubah dengan Surat Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. KEP-554/BL/2010 tanggal 30 Desember 2010, dan Surat Edaran No. SE-02/PM/2002 tentang Pedoman Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik dalam Industri Manufaktur yang telah dipertegas dengan Surat Edaran No. SE-03/BL/2011 tanggal 13 Juli 2011. Seperti diungkapkan dalam Catatan-catatan terkait di bawah ini, beberapa standar akuntansi telah direvisi dan diterbitkan, diterapkan efektif tanggal 1 Januari 2011.

Laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2011 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan” yang diterapkan sejak 1 Januari 2011. Manajemen telah mematuhi seluruh ketentuan yang dipersyaratkan dalam PSAK yang berlaku terhadap Perusahaan dan anak perusahaan.

Penerapan PSAK No. 1 (Revisi 2009) tersebut menimbulkan dampak signifikan terhadap penyajian dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah selaras dengan kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2010, kecuali penerapan beberapa PSAK yang telah direvisi efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 seperti yang telah diungkapkan pada Catatan ini.

Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasian ini adalah konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas konsolidasian.

Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah mata uang Rupiah (Rp), kecuali untuk Mayora Nederland B.V, anak perusahaan, yang menggunakan Euro untuk mata uang fungsional, pelaporan dan pencatatannya sejak 1 Januari 1996. Manajemen berpendapat bahwa pemilihan mata uang Euro sebagai mata uang pelaporan dan pencatatan adalah tepat karena transaksi-transaksi dan akun-akun utama Mayora Netherland B.V adalah dalam mata uang Euro. Untuk tujuan konsolidasi, akun-akun dalam laporan keuangan Mayora Netherland B.V dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan dasar berikut:

Akun-akun laporan posisi keuangan konsolidasian:

Nilai tukar yang berlaku pada tanggal terakhir transaksi (Rp 11.739, Rp 11.956 dan RpA13.510 per 1 Euro masing-masing pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009).

(15)

Akun-akun laba-rugi komprehensif konsolidasian:

Nilai tukar yang berlaku pada tanggal transaksi. Untuk tujuan praktis, digunakan nilai tukar rata-rata selama tahun berjalan (Rp 12.256, Rp 11.973 dan Rp 14.404 per 1 Euro masing-masing untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Desember 2011, 2010 dan 2009). Laba atau rugi yang timbul dari penjabaran akun-akun neraca dan laba-rugi disajikan sebagai “Komponen ekuitas lainnya” pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasian. b. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Efektif 1 Januari 2011

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) berikut :

(1) PSAK 1 (Revisi 2009), “Penyajian Laporan Keuangan”, mengatur penyajian laporan keuangan, antara lain, tujuan, komponen laporan keuangan, penyajian yang wajar, materialitas dan agregat, saling hapus, pemisahan antara aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang, informasi komparatif dan konsistensi dan memperkenalkan pengungkapan baru, antara lain, estimasi dan pertimbangan untuk akun-akun utama, manajemen permodalan, pendapatan komprehensif lain. Standar ini memperkenalkan laporan laba rugi komprehensif yang menggabungkan semua pendapatan dan beban yang diakui dalam laporan laba rugi secara bersama-sama dengan "pendapatan komprehensif lainnya”. Entitas dapat memilih untuk menyajikan satu laporan laba rugi komprehensif, atau dua laporan yakni laporan laba rugi terpisah dan laporan laba rugi komprehensif. Perusahaan memilih untuk menyajikan dalam bentuk satu laporan dan menyajikan laporan keuangan konsolidasian periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan tanggal 31 Desember 2011.

(2) PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, mengatur penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian Perusahaan, dan akuntansi untuk investasi pada anak-anak perusahaan, pengendalian bersama entitas, dan perusahaan asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

Sesuai dengan ketentuan PSAK No. 4, Perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan pada biaya perolehan dalam Laporan Keuangan Induk Perusahaan.

Akumulasi ekuitas pada laba (rugi) bersih anak perusahaan yang diakui sebelum

1 Januari 2011, 2010 dan 2009 masing-masing sebesar Rp 956.259.235.263, Rp 723.066.206.521, dan Rp 574.035.829.005 telah disesuaikan ke saldo laba tanggal

1 Januari 2011, 2010 dan 2009 dalam Laporan Keuangan Induk Perusahaan.

(3) PSAK No. 5 (Revisi 2009), “Segmen Operasi”, yang mensyaratkan informasi dilaporkan dalam setiap segmen operasi sesuai dengan informasi yang dilaporkan secara regular kepada pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya. PSAK ini menyempurnakan definisi segmen operasi dan mengharuskan “pendekatan manajemen” dalam menyajikan informasi segmen menggunakan dasar yang sama seperti halnya pelaporan internal. Perusahaan dan anak perusahaan menyajikan informasi segmen periode-periode sebelumnya sesuai dengan PSAK ini untuk tujuan perbandingan dengan laporan keuangan konsolidasian untuk tahun yang berakhir 31

(16)

(4) PSAK 7 (Revisi 2010), “Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”, mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan pihak-pihak berelasi, transaksi dan saldo, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan.

(5) PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, menjelaskan transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya. Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan secara prospektif PSAK No. 22 (Revisi 2010), “Kombinasi Bisnis”, yang diterapkan untuk transaksi kombinasi bisnis yang terjadi pada atau setelah awal periode/tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011.

Sesuai dengan ketentuan transisi PSAK No. 22 (Revisi 2010), sejak 1 Januari 2011, maka Perusahaan dan anak perusahaan:

• menghentikan amortisasi goodwill;

• mengeliminasi nilai tercatat akumulasi amortisasi goodwill; dan

• melakukan uji penurunan nilai goodwill sesuai dengan ketentuan PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”.

Selanjutnya, saldo goodwill negatif yang telah diakui sebelum 1 Januari 2011 sebesar Rp 335.347.478 disesuaikan ke saldo laba pada awal tahun buku 1 Januari 2011 (Catatan 19).

(6) PSAK No. 48 (Revisi 2009), “Penurunan Nilai Aset”, mengatur tentang prosedur yang digunakan oleh entitas untuk meyakinkan bahwa nilai tercatat aset tidak melebihi nilai yang dapat dipulihkan. Suatu aset nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan apabila nilai tercatatnya melebihi nilai yang dapat dipulihkan melalui pemakaian dan penjualan aset tersebut. Jika ini yang terjadi, maka aset tersebut diturunkan nilainya dan pernyataan ini mengharuskan entitas untuk mengakui kerugian penurunan nilai aset. Pernyataan revisi ini juga mengatur kapan entitas harus memulihkan kerugian penurunan nilai aset yang telah diakui dan pengungkapan yang diperlukan.

Berikut ini adalah standar baru dan revisi atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2011, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan:

PSAK

PSAK yang relevan namun tidak memiliki dampak material 1. PSAK No. 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas

2. PSAK No. 8 (Revisi 2010), Peristiwa setelah Periode Pelaporan 3. PSAK No. 23 (Revisi 2010), Pendapatan

4. PSAK No. 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan

PSAK yang tidak relevan

1. PSAK No. 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interim

2. PSAK No. 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 3. PSAK No. 15 (Revisi 2009), Investasi pada Entitas Asosiasi

4. PSAK No. 19 (Revisi 2010), Aset Tak Berwujud

5. PSAK No. 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 6. PSAK No. 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi

(17)

ISAK

ISAK yang tidak relevan

1. ISAK No. 7 (Revisi 2009), Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus

2. ISAK No. 9 (Revisi 2009), Perubahan atas Liabilitas Aktivitas Purnaoperasi, Restorasi, dan Liabilitas Serupa

3. ISAK No. 10 (Revisi 2009), Program Loyalitas Pelanggan

4. ISAK No. 11 (Revisi 2009), Distribusi Aset Nonkas kepada Pemilik

5. ISAK No. 12 (Revisi 2009), Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh Venturer

6. ISAK No. 14 (Revisi 2009), Aset Tak Berwujud - Biaya Situs Web

7. ISAK No. 17 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai c. Prinsip Konsolidasi

Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan secara retrospektif menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”, kecuali untuk beberapa hal sebagai berikut yang diterapkan secara prospektif, antara lain: (i) kerugian anak perusahaan yang mengakibatkan akun kepentingan non-pengendali bersaldo defisit; (ii) kehilangan pengendalian atas anak perusahaan; (iii) perubahan dalam bagian kepemilikan anak perusahaan yang tidak mengakibatkan hilangnya pengendalian; (iv) hak suara potensial dalam menentukan pengendalian yang ada; (v) konsolidasi atas anak perusahaan yang dibatasi dalam jangka waktu yang panjang.

Kebijakan Akuntansi Efektif Tanggal 1 Januari 2011

Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 1c, dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kekuasaan suara di anak perusahaan.

Seluruh transaksi dan saldo akun antar perusahaan yang signifikan (termasuk laba atau rugi yang belum direalisasi) telah dieliminasi.

Anak perusahaan dikonsolidasikan secara penuh sejak tanggal akuisisi, yaitu tanggal Perusahaan memperoleh pengendalian, sampai dengan tanggal Perusahaan kehilangan pengendalian. Pengendalian dianggap ada ketika Perusahaan memiliki secara langsung atau tidak langsung melalui anak perusahaan, lebih dari setengah kekuasaan suara entitas. Rugi anak perusahaan yang tidak dimiliki secara penuh diatribusikan pada Kepentingan Non Pengendali (KNP) (sebelumnya dikenal sebagai hak minoritas) bahkan jika hal ini mengakibatkan KNP mempunyai saldo defisit.

Jika kehilangan pengendalian atas suatu anak perusahaan, maka Perusahaan:

• menghentikan pengakuan aset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas anak perusahaan;

• menghentikan pengakuan jumlah tercatat setiap KNP;

• menghentikan pengakuan akumulasi selisih penjabaran, yang dicatat di ekuitas, bila ada;

(18)

• mengakui setiap sisa investasi pada nilai wajarnya;

• mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi; dan

• mereklasifikasi bagian induk atas komponen yang sebelumnya diakui sebagai pendapatan komprehensif ke laporan laba rugi, atau mengalihkan secara langsung ke saldo laba

KNP mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari anak-anak perusahaan yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh Perusahaan, yang masing-masing disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan dalam ekuitas pada laporan posisi keuangan konsolidasian, terpisah dari bagian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas perusahaan.

Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011

Sebelum tanggal 1 Januari 2011, kerugian yang menjadi bagian dari KNP pada anak-anak perusahaan tertentu yang tidak dimiliki secara penuh yang sudah melebihi bagiannya dalam modal disetor anak-anak tersebut dibebankan sementara kepada pemegang saham pengendali, kecuali terdapat liabilitas yang mengikat KNP untuk menutupi kerugian tersebut. Laba anak-anak perusahaan tersebut pada periode berikutnya terlebih dahulu akan dialokasikan kepada pemegang saham pengendali sampai seluruh bagian kerugian KNP yang dibebankan kepada pemegang saham pengendali dapat ditutup.

d. Transaksi dan Saldo Dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun yang bersangkutan.

Keuntungan atau kerugian selisih kurs atas aset dan liabilitas moneter merupakan selisih antara biaya perolehan diamortisasi dalam Rupiah pada awal tahun yang disesuaikan dengan bunga efektif dan pembayaran selama tahun berjalan, dengan biaya perolehan diamortisasi dalam mata uang asing yang dijabarkan kedalam Rupiah menggunakan kurs yang berlaku pada akhir tahun.

Pada tanggal 31 Desember 2011, 2010 dan 2009, kurs konversi yakni kurs tengah Bank Indonesia, yang digunakan adalah sebagai berikut:

2011 2010 2009

Rp Rp Rp

1 GBP 13.969,27 13.893,80 15.114,50

1 Euro (EUR) 11.738,99 11.955,79 13.509,69

1 Dolar Amerika Serikat (USD) 9.068,00 8.991,00 9.400,00

1 Franc Swiss (CHF) 9.636,07 9.600,14 9.087,41

1 Dolar Australia (AUD) 9.202,68 9.142,51 8.431,81

1 Dolar Singapura (SGD) 6.974,33 6.980,61 6.698,52

1 Ringgit Malaysia (MYR) 2.852,84 2.915,85 2.747,14 1 Yuan China (CNY) 1.439,16 1.357,61 1.376,65

(19)

e. Transaksi dengan Pihak-pihak Berelasi Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2011

Pihak berelasi adalah orang atau perusahaan yang terkait dengan Perusahaan dan anak perusahaan :

1) langsung, atau tidak langsung yang melalui satu atau lebih perantara, jika suatu pihak: a) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian

bersama, dengan Perusahaan dan anak perusahaan;

b) memiliki kepentingan dalam Perusahaan yang memberikan pengaruh signifikan atas Perusahaan dan anak perusahaan, atau

c) memiliki pengendalian bersama atas Perusahaan dan anak perusahaan; 2) perusahaan asosiasi;

3) perusahaan ventura bersama dimana Perusahaan dan anak perusahaan sebagai venturer;

4) pihak tersebut adalah anggota dari personil manajemen kunci Perusahaan dan anak perusahaan atau Induk Perusahaan;

5) anggota keluarga dekat dari individu yang diuraikan dalam butir (1) atau (4);

6) entitas yang dikendalikan, dikendalikan bersama atau dipengaruhi signifikan oleh, atau dimana hak suara signifikan atas entitas tersebut, langsung maupun tidak langsung, dimiliki oleh individu seperti diuraikan dalam butir (4) atau (5); atau

7) suatu program imbalan pasca – kerja untuk imbalan kerja dari Perusahaan, atau entitas lain yang terkait dengan Perusahaan dan anak perusahaan.

Kebijakan Akuntansi Sebelum 1 Januari 2011 Pihak-pihak berelasi adalah:

1) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries, dan fellow subsidiaries;

2) Perusahaan asosiasi;

3) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

4) Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5) Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

(20)

Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan Perusahaan.

f. Penggunaan Estimasi

Manajemen membuat estimasi dan asumsi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang mempengaruhi jumlah-jumlah yang dilaporkan atas aset, liabilitas, pendapatan dan beban. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam periode yang sama pada saat terjadinya revisi estimasi atau pada periode masa depan yang terkena dampak.

g. Kas dan Setara Kas

Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya, dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.

h. Deposito Berjangka

Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau dibatasi pencairannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.

i. Instrumen Keuangan

Efektif 1 Januari 2010, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pelaporan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada tanggal 1 Januari 2010 yang disusun berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), tidak terdapat penyesuaian transisi atas jumlah-jumlah yang sebelumnya telah dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi tanggal 31 Desember 2009.

Kebijakan Akuntansi Efektif 1 Januari 2010

Perusahaan dan anak perusahaan mengakui aset keuangan atau liabilitas keuangan pada laporan posisi keuangan konsolidasian, jika dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan menjadi salah satu pihak dalam ketentuan pada kontrak instrumen tersebut. Pembelian atau penjualan yang lazim atas instrumen keuangan diakui pada tanggal penyelesaian.

Instrumen keuangan pada pengakuan awal diukur pada nilai wajarnya, yang merupakan nilai wajar kas yang diserahkan (dalam hal aset keuangan) atau yang diterima (dalam hal liabilitas keuangan). Nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima ditentukan dengan mengacu pada harga transaksi atau harga pasar yang berlaku. Jika harga pasar tidak dapat ditentukan dengan andal, maka nilai wajar kas yang diserahkan atau diterima dihitung berdasarkan estimasi jumlah seluruh pembayaran atau penerimaan kas masa depan, yang didiskontokan menggunakan suku bunga pasar yang berlaku untuk instrumen sejenis dengan jatuh tempo yang sama atau hampir sama. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pengukuran awal instrumen keuangan termasuk biaya transaksi, kecuali untuk instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

(21)

Biaya transaksi adalah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan atau penerbitan aset keuangan atau liabilitas keuangan, dimana biaya tersebut adalah biaya yang tidak akan terjadi apabila entitas tidak memperoleh atau menerbitkan instrumen keuangan. Biaya transaksi tersebut diamortisasi sepanjang umur instrumen menggunakan metode suku bunga efektif.

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode selama periode yang relevan, menggunakan suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa depan selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari instrumen keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, Perusahaan dan anak perusahaan mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tanpa mempertimbangkan kerugian kredit di masa depan, namun termasuk seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan atau diterima, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok, ditambah atau dikurangi dengan amortisasi kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai awal dan nilai jatuh temponya, dan dikurangi penurunan untuk penurunan nilai atau nilai yang tidak dapat ditagih.

Pengklasifikasian instrumen keuangan dilakukan berdasarkan tujuan perolehan instrumen tersebut dan mempertimbangkan apakah instrumen tersebut memiliki kuotasi harga di pasar aktif. Pada saat pengakuan awal, Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan instrumen keuangan dalam kategori berikut: aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, aset keuangan tersedia untuk dijual, liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dan liabilitas keuangan lain-lain; dan melakukan evaluasi kembali atas kategori-kategori tersebut pada setiap tanggal pelaporan, apabila diperlukan dan tidak melanggar ketentuan yang disyaratkan.

Penentuan Nilai Wajar

Nilai wajar instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian adalah berdasarkan kuotasi harga pasar atau harga kuotasi penjual/dealer (bid price untuk posisi beli dan ask price untuk posisi jual), tanpa memperhitungkan biaya transaksi. Apabila bid price dan ask price yang terkini tidak tersedia, maka harga transaksi terakhir yang digunakan untuk mencerminkan bukti nilai wajar terkini, sepanjang tidak terdapat perubahan signifikan dalam perekonomian sejak terjadinya transaksi. Untuk seluruh instrumen keuangan yang tidak terdaftar pada suatu pasar aktif, kecuali investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga, maka nilai wajar ditentukan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian meliputi teknik nilai kini (net present value), perbandingan terhadap instrumen sejenis yang memiliki harga pasar yang dapat diobservasi, model harga opsi (options pricing models), dan model penilaian lainnya. Dalam hal nilai wajar tidak dapat ditentukan dengan andal menggunakan teknik penilaian, maka investasi pada instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga dinyatakan pada biaya perolehan setelah dikurangi penurunan nilai.

(22)

Laba/Rugi Hari ke-1

Apabila harga transaksi dalam suatu pasar yang tidak aktif berbeda dengan nilai wajar instrumen sejenis pada transaksi pasar terkini yang dapat diobservasi atau berbeda dengan nilai wajar yang dihitung menggunakan teknik penilaian dimana variabelnya merupakan data yang diperoleh dari pasar yang dapat diobservasi, maka Perusahaan dan anak perusahaan mengakui selisih antara harga transaksi dengan nilai wajar tersebut (yakni Laba/Rugi hari ke-1) dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali jika selisih tersebut memenuhi kriteria pengakuan sebagai aset yang lain. Dalam hal tidak terdapat data yang dapat diobservasi, maka selisih antara harga transaksi dan nilai yang ditentukan berdasarkan teknik penilaian hanya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian apabila data tersebut menjadi dapat diobservasi atau pada saat instrumen tersebut dihentikan pengakuannya. Untuk masing-masing transaksi, Perusahaan dan anak perusahaan menerapkan metode pengakuan Laba/Rugi Hari ke-1 yang sesuai.

Aset Keuangan

(1) Aset Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi meliputi aset keuangan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok dimiliki untuk diperdagangkan apabila aset keuangan tersebut diperoleh terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat. Derivatif juga diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif.

Aset keuangan ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi pada saat pengakuan awal jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan pengukuran dan pengakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau pengakuan keuntungan dan kerugian karena penggunaan dasar-dasar yang berbeda; atau

b. Aset tersebut merupakan bagian dari kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan, atau keduanya, yang dikelola dan kinerjanya dievaluasi berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan; atau

c. Instrumen keuangan tersebut memiliki derivatif melekat, kecuali jika derivatif melekat tersebut tidak memodifikasi secara signifikan arus kas, atau terlihat jelas dengan sedikit atau tanpa analisis, bahwa pemisahan derivatif melekat tidak dapat dilakukan.

Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi dicatat pada laporan posisi keuangan konsolidasian pada nilai wajarnya. Perubahan nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Bunga yang diperoleh dicatat sebagai pendapatan bunga, sedangkan pendapatan dividen dicatat sebagai bagian dari pendapatan lain-lain sesuai dengan persyaratan dalam kontrak, atau pada saat hak untuk memperoleh pembayaran atas dividen tersebut telah ditetapkan.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini.

(23)

(2) Pinjaman yang Diberikan dan Piutang

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Aset keuangan tersebut tidak dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat dan tidak diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, investasi dimiliki hingga jatuh tempo atau aset tersedia untuk dijual.

Setelah pengukuran awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, dikurangi penyisihan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Kerugian yang timbul akibat penurunan nilai diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kategori ini meliputi kas dan setara kas, deposito berjangka, piutang usaha, piutang lain-lain dan uang jaminan yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan.

(3) Investasi Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Investasi dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dan manajemen Perusahaan dan anak perusahaan memiliki intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Apabila Perusahaan atau anak perusahaan menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo, maka seluruh aset keuangan dalam kategori tersebut terkena aturan pembatasan (tainting rule) dan harus direklasifikasi ke kelompok tersedia untuk dijual.

Setelah pengukuran awal, investasi ini diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode bunga efektif, setelah dikurangi penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi tersebut memperhitungkan premi atau diskonto yang timbul pada saat perolehan serta imbalan dan biaya yang merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Amortisasi dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan dan kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian pada saat penghentian pengakuan dan penurunan nilai dan melalui proses amortisasi menggunakan metode bunga efektif.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini.

(4) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Aset keuangan tersedia untuk dijual merupakan aset yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau tidak diklasifikasikan dalam kategori instrumen keuangan yang lain. Aset keuangan ini diperoleh dan dimiliki untuk jangka waktu yang tidak ditentukan dan dapat dijual sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas atau karena perubahan kondisi ekonomi.

Setelah pengukuran awal, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar, dengan laba atau rugi yang belum direalisasi diakui sebagai pendapatan komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau dianggap telah mengalami penurunan nilai, di mana pada saat itu akumulasi laba atau rugi direklasifikasi ke laba rugi.

(24)

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki aset keuangan dalam kategori ini.

Liabilitas Keuangan

(1) Liabilitas Keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar Melalui Laporan Laba Rugi

Liabilitas keuangan diklasifikasikan dalam kategori ini apabila liabilias tersebut merupakan hasil dari aktivitas perdagangan atau transaksi derivatif yang tidak dimaksudkan sebagai lindung nilai, atau jika Perusahaan dan anak perusahaan memilih untuk menetapkan liabilitas keuangan tersebut dalam kategori ini.

Perubahan dalam nilai wajar langsung diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian. Pada tanggal 31 Desember 2011, Perusahaan dan anak perusahaan tidak memiliki liabilitas keuangan yang ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

(2) Liabilitas Keuangan Lain-lain

Kategori ini merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat pengakuan awal tidak ditetapkan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.

Instrumen keuangan yang diterbitkan atau komponen dari instrumen keuangan tersebut, yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan lain-lain, jika subtansi perjanjian kontraktual mengharuskan Perusahaan untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada pemegang instrumen keuangan, atau jika liabilitas tersebut diselesaikan tidak melalui penukaran kas atau aset keuangan lain atau saham sendiri yang jumlahnya tetap atau telah ditetapkan.

Liabilitas keuangan lain-lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar dan sesudah pengakuan awal diukur pada biaya perolehan diamortisasi, dengan memperhitungkan dampak amortisasi (atau akresi) berdasarkan suku bunga bunga efektif atas premi, diskonto dan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung.

Pada tanggal 31 Desember 2011 dan 2010, kategori ini meliputi pinjaman bank jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar, pinjaman jangka panjang dan utang obligasi yang dimiliki oleh Perusahaan dan anak perusahaan.

Saling Hapus Instrumen Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, Perusahaan dan anak perusahaan saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut; dan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas nya secara simultan.

Penurunan Nilai Aset Keuangan

Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, manajemen Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah suatu aset keuangan atau kelompok aset keuangan telah mengalami penurunan nilai.

(25)

(1) Aset Keuangan pada Biaya Perolehan Diamortisasi

Manajemen pertama-tama menentukan apakah terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang jumlahnya tidak signifikan secara individual. Jika manajemen menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, baik aset keuangan tersebut signifikan atau tidak signifikan, maka aset tersebut dimasukkan ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa penurunan nilai telah terjadi atas aset dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang atau investasi dimiliki hingga jatuh tempo, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset tersebut (yang merupakan suku bunga efektif yang dihitung pada saat pengakuan awal). Nilai tercatat aset tersebut langsung dikurangi dengan penurunan nilai yang terjadi atau menggunakan akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Jika, pada tahun berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai bertambah atau berkurang karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka dilakukan penyesuaian atas penyisihan kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui. Pemulihan penurunan nilai selanjutnya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, dengan ketentuan nilai tercatat aset setelah pemulihan penurunan nilai tidak melampaui biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan tersebut. (2) Aset Keuangan yang Dicatat pada Biaya Perolehan

Jika terdapat bukti objektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi harga di pasar aktif dan tidak diukur pada nilai wajar karena nilai wajarnya tidak dapat diukur secara andal, maka jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan yang didiskontokan pada tingkat pengembalian yang berlaku di pasar untuk aset keuangan serupa.

(3) Aset Keuangan Tersedia untuk Dijual

Dalam hal instrumen ekuitas dalam kelompok tersedia untuk dijual, penelaahan penurunan nilai ditandai dengan penurunan nilai wajar dibawah biaya perolehannya yang signifikan dan berkelanjutan. Jika terdapat bukti obyektif penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai kumulatif yang dihitung dari selisih antara biaya perolehan dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai yang sebelumnya telah diakui dalam komponen laba rugi, dikeluarkan dari ekuitas dan diakui dalam komponen laba rugi. Kerugian penurunan nilai tidak boleh dipulihkan melalui komponen laba rugi. Kenaikan nilai wajar setelah terjadinya penurunan nilai diakui di ekuitas.

Dalam hal instrumen utang dalam kelompok tersedia untuk dijual, penurunan nilai ditelaah berdasarkan kriteria yang sama dengan aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Bunga tetap diakru berdasarkan suku bunga efektif asal yang diterapkan pada nilai tercatat aset yang telah diturunkan nilainya, dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga dalam laporan laba rugi konsolidasian. Jika, pada tahun berikutnya, nilai wajar instrumen utang meningkat dan peningkatan nilai wajar tersebut karena suatu peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai tersebut diakui, maka penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan melalui

(26)

Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas Keuangan

(1) Aset Keuangan

Aset keuangan (atau bagian dari kelompok aset keuangan serupa) dihentikan pengakuannya jika:

a. Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; b. Perusahaan dan anak perusahaan tetap memiliki hak untuk menerima arus kas

dari aset keuangan tersebut, namun juga menanggung liabilitas kontraktual untuk membayar kepada pihak ketiga atas arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa adanya penundaan yang signifikan berdasarkan suatu kesepakatan; atau c. Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer haknya untuk menerima

arus kas dari aset keuangan dan (i) telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, atau (ii) secara substansial tidak mentransfer atau tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan, namun telah mentransfer pengendalian atas aset keuangan tersebut.

Ketika Perusahaan dan/atau anak perusahaan telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari suatu aset keuangan atau telah menjadi pihak dalam suatu kesepakatan, dan secara substansial tidak mentransfer dan tidak memiliki seluruh risiko dan manfaat atas aset keuangan dan masih memiliki pengendalian atas aset tersebut, maka aset keuangan diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan dengan aset keuangan tersebut. Keterlibatan berkelanjutan dalam bentuk pemberian jaminan atas aset yang ditransfer diukur berdasarkan jumlah terendah antara nilai aset yang ditransfer dengan nilai maksimal dari pembayaran yang diterima yang mungkin harus dibayar kembali oleh Perusahaan dan/atau anak perusahaan.

(2) Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika kewajiban keuangan tersebut berakhir, dibatalkan atau telah kadaluarsa. Jika liabilitas keuangan tertentu digantikan dengan liabilitas keuangan lain dari pemberi pinjaman yang sama namun dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau terdapat modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang ada saat ini, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dianggap sebagai penghentian pengakuan liabilitas keuangan awal. Pengakuan timbulnya liabilitas keuangan baru serta selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan awal dengan yang baru diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.

Kebijakan Akuntansi Instrumen Keuangan Sebelum Tanggal 1 Januari 2010

Piutang Usaha

Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan.

Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir tahun.

(27)

Investasi

Investasi Tersedia untuk dijual

Investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok “diperdagangkan” dan yang “dimiliki hingga jatuh tempo” diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kenaikan atau penurunan nilai wajar atas kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas, dan tidak diakui sebagai keuntungan atau kerugian sampai direalisasi.

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka biaya perolehan efek individual harus diturunkan hingga sebesar nilai wajarnya, dan jumlah penurunan nilai tersebut harus diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.

Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang, sedangkan biaya perolehan efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan metode identifikasi khusus.

Biaya Emisi Obligasi

Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi neto obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi neto dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus.

j. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, yang mana yang lebih rendah (the lower of cost and net realizable value). Biaya persediaan ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.

Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. k. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.

l. Aset Tetap

Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.

Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.

Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasian pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dan

(28)

Tahun

Bangunan dan prasarana 20

Mesin dan peralatan 5 – 10

Peralatan kantor 5

Kendaraan 5

Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.

Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.

Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan dan amortisasi serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.

Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan dan amortisasi ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.

Aset Dalam Konstruksi

Aset dalam konstruksi merupakan aset tetap dalam tahap konstruksi, yang dinyatakan pada biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya akan direklasifikasi ke akun aset tetap yang bersangkutan dan akan disusutkan pada saat konstruksi selesai secara substansial dan aset tersebut telah siap digunakan sesuai tujuannya.

m. Transaksi Sewa

Penentuan apakah suatu kontrak merupakan, atau mengandung unsur sewa adalah berdasarkan substansi kontrak pada tanggal awal sewa, yakni apakah pemenuhan syarat kontrak tergantung pada penggunaan aset tertentu dan kontrak tersebut berisi hak untuk menggunakan aset tersebut.

Evaluasi ulang atas perjanjian sewa dilakukan setelah tanggal awal sewa hanya jika salah satu kondisi berikut terpenuhi:

a. Terdapat perubahan dalam persyaratan perjanjian kontraktual, kecuali jika perubahan tersebut hanya memperbarui atau memperpanjang perjanjian yang ada;

b. Opsi pembaruan dilakukan atau perpanjangan disetujui oleh pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian, kecuali ketentuan pembaruan atau perpanjangan pada awalnya telah termasuk dalam masa sewa;

c. Terdapat perubahan dalam penentuan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada suatu aset tertentu; atau

(29)

d. Terdapat perubahan subtansial atas aset yang disewa.

Apabila evaluasi ulang telah dilakukan, maka akuntansi sewa harus diterapkan atau dihentikan penerapannya pada tanggal dimana terjadi perubahan kondisi pada skenario a, c atau d dan pada tanggal pembaharuan atau perpanjangan sewa pada skenario b.

Perusahaan atau anak perusahaan sebagai lessee

Sewa pembiayaan, yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan liabilitas sehingga menghasilkan suatu suku bunga periodik yang konstan atas saldo liabilitas. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan.

Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.

Perusahaan atau anak perusahaan sebagai lessors

Sewa dimana Perusahaan/anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi konsolidasian tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.

n. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan

Pada setiap akhir periode pelaporan tahunan, Perusahaan dan anak perusahaan menelaah apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat uji tahunan penurunan nilai aset perlu dilakukan (atas aset takberwujud dengan umur manfaat tidak terbatas, aset takberwujud yang belum digunakan, atau goodwill yang diperoleh dalam suatu kombinasi bisnis), maka Perusahaan dan anak perusahaan membuat estimasi jumlah terpulihkan aset tersebut.

Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dengan nilai pakainya, kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk yang secara signifikan independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai terpulihkannya, maka aset tersebut dinyatakan mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan nilai menjadi sebesar nilai terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai “Rugi penurunan nilai”. Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan bersih didiskontokan ke nilai kini dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas aset. Dalam menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, transaksi pasar kini juga diperhitungkan, jika tersedia.

Jika transaksi pasar kini tidak tersedia, Perusahaan dan anak perusahaan menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-perhitungan ini harus didukung oleh metode penilaian tertentu (valuation multiples) atau indikator nilai

Gambar

Tabel berikut adalah nilai tercatat, berdasarkan jatuh temponya, atas aset dan liabilitas  keuangan konsolidasian Perusahaan dan anak perusahaan yang terkait risiko suku bunga pada  tanggal 31 Desember 2011 dan 2010:

Referensi

Dokumen terkait

Tema yang ditampilkan adala luxury of Kenyah, Berdasarkan lokasi Bandara Sepinggan yang terletak di Kalimantan Timur, penulis mencoba mengekspos keunikan dari suku

belakang mendapatkan nilai A pada Kalkulus I, sehingga dari hasil pengujian dapat dikatakan Kalkulus I memiliki peran penting sebagai salah satu faktor keberhasilan

bahwa sesuai ketentuan Pasal 263 ayat (3) Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program

Tujuan penelitian ini yaitu Untuk untuk menggambarkan karakteristik individu penderita, karakteristik rumah atau lingkungan atau tempat tinggal penderita, dan

Hanafiyah berpendapat bahwa ijarah batal karena adanya uzur sebab kebutuhan, atau manfaat akan hilang apabila ada uzur. Uzur adalah sesuatu yang baru menyebabkan

Variabel independen yang digunakan dalam penelitian yaitu profitabilitas (ROA), leverage (DER) ukuran perusahaan (SIZE) dengan Corporate Social Responsibility (CSR)

Komputasi awan menjanjikan penghematan dana pada pengembangan sistem automasi perpustakaan, dengan menggunakan basis open source dan ketersediaan utility serta aplikasi

Upaya pemerintah Republik Indonesia dalam mewujudkan terdaftarnya seluruh bidang tanah di wilayah Indonesia serta menjamin kepastian hukum hak atas tanah bagi Warga