• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN THE READING PROCESS DALAM PEMBELAJARAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN THE READING PROCESS DALAM PEMBELAJARAN 1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

265

PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN THE READING PROCESS

DALAM PEMBELAJARAN

1

Dhi Bramasta, Dedy Irawan2 PGSD-FKIP

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRAK

Pengetahuan dan keterampilan penerapan the reading process atau pendekatan

proses membaca dalam pembelajaran, khususnya pembelajaran membaca bagi guru sangat penting dalam takaran pendidikan khususnya pada kurikulm 2013. Mengingat kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematik-integratif yang tidak lagi menggunakan istilah mata pelajaran namun berubah menjadi tema, subtema dan pembelajaran yang disajikan dalam satu bahan ajar dalam bentuk buku teks yaitu buku guru dan buku siswa untuk masing-masing tema. Sehingga keterampilan membaca mutlak diperlukan dalam proses pembelajaran, hal ini untuk menunjang siswa agar mudah memahami materi pelajaran. Namun kenyataan kemampuan membaca peserta didik di Indonesia masih kurang, didukung pelajaran membaca di sekolah dasar belum dapat membuat peserta didik untuk gemar membaca. Padahal membaca sangat penting bagi peserta didik, tidak hanya saat sekolah namun saat peserta didik lulus. Sebagai ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran kemampuan guru perlu ditingkatkan. Mengingat perkembangan IPTEK yang terjadi begitu cepat. Pengetahuan dan keterampilan

guru dalam penerapan the reading process pada pembelajaran agar guru

memahami penerapannya dalam pembelajaran, sehingga pada tahap selanjutnya guru sekolah dasar mampu menerapkan pendekatan tersebut pada pembelajaran membaca dengan langkah yang benar. Proses pembelajaran membaca apabila dilakukan sesuai dengan tahapan yang benar maka hasilnya akan baik.

Kata Kunci : Pengetahuan dan keterampilan, The Reading Process

1 Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan

Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016.

(2)

266 PENDAHULUAN

Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia (Lampiran Permendikbud No. 67 tahun 2013 tentang Kurikulum Sekolah Dasar). Keberhasilan tujuan Kurikulum 2013 tidak lepas dari kinerja guru sebagai ujung tombak pendidikan, oleh karena itu peran guru sangat strategis dalam upaya pencapaian keberhasilan tujuan kurikulum.

Kurikulum 2013 untuk jenjang sekolah dasar menggunakan pembelajaran tematik-integratif yang tidak lagi menggunakan istilah mata pelajaran namun berubah menjadi tema, subtema dan pembelajaran yang disajikan dalam satu bahan ajar dalam bentuk buku teks yaitu buku guru dan buku siswa untuk masing-masing tema.Pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari empat aspek keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis sudah tidak diajarkan secara terpisah namun terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya sesuai dengan tema dan subtema dalam pembelajaran. Pembelajaran bahasa terutama keterampilan membaca dari dulu hingga sekarang masih dinilai sangat penting untuk jenjang sekolah dasar, mengingat pendidikan di sekolah dasar bertujuan memberikan bekal kemampuan (baca-tulis-hitung), pengetahuan dan keterampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan untuk jenjang selanjutnya (Rofi’uddin & Zuhdi, 2002: 30).

Keterampilan membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia tidak hanya berperan untuk meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik saja, namun juga untuk meningkatkan kemampuan peserta didik pada mata pelajaran lainnya. Dapat dikatakan membaca adalah kunci utama peserta didik untuk dapat mempelajari berbagai ilmu pada setiap pembelajaran, seperti yang

dikemukakan oleh Podhajski et. al (2009: 403), “Reading serves as the major conduit

for all learning…” artinya bahwa membaca berperan sebagai saluran utama seluruh pembelajaran. Farr dalam Dalman (2013: 5), juga menegaskan bahwa “reading is the heart of education” yaitu membaca adalah jantung pendidikan.Pendidikan tidak bisa lepas dari kegiatan-kegiatan membaca, karena melalui membaca peserta didik dapat belajar dan menyerap lebih banyak pengetahuan-pengetahuan dari sumber bacaan.

Pentingnya membaca bagi peserta didik belum sepenuhnya disadari oleh guru maupun insan pendidik sehingga kemampuan membaca peserta didik di Indonesia masih kurang. Pembelajaran membaca di sekolah dasar belum dapat membuat peserta didik untuk gemar membaca.

Selama ini guru belum sepenuhnya mengetahui dan memahami

(3)

267

membaca diperlukan agar peserta didik tidak sekedar membaca, namun dapat menumbuhkan kegemaran membaca. Hal ini tentu tidak akan bertolak belakang dengan pendekatan pembelajaran pada Kurikulum 2013 yaitu pendekatan scientific, bahkan aktivitas proses membaca ini dapat memperkuat pembelajaran, karena hanya digunakan dalam aktivitas membaca saja.

Pengetahuan dan keterampilan guru dalam menerapkan pendekatan

proses membaca atau the reading process dalam pembelajaran membaca perlu

dikembangkan, sehingga selanjutnya guru mampu menerapkan pendekatan tersebut pada pembelajaran membaca dengan langkah yang benar. Proses pembelajaran membaca apabila dilakukan sesuai dengan tahapan yang benar maka hasilnya akan baik. Tahapan pembelajaran membaca tersebut juga dapat melatih siswa untuk terbiasa membaca, sehingga diharapkan minat siswa untuk membaca dapat meningkat. Terlebih lagi juga dapat membantu siswa untuk gemar membaca.

PEMBAHASAN

A. Konsep The Reading Process

Pada hakekatnya pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan dalam proses belajar mengajar yang menekankan kepada keterampilan memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya itu (Hosnan, 2014: 370). Keterampilan proses bertujuan untuk mengembangkan kreativitas peserta didik dalam belajar sehingga peserta didik aktif dalam mengembangkan dan mengaplikasikan potensi yang dimiliki. Peserta didik belajar tidak hanya untuk mencapai hasil belajar yang baik, namun juga belajar bagaimana belajar.

Proses membaca meskipun tampak sederhana ternyata melalui serangkaian tahapan penting yang harus dilakukan agar menghasilkan proses dan hasil yang tepat serta memahami isi teks. Pembelajaran membaca dengan

pendekatan proses atau “The Reading Process” meliputi langkah-langkah:

persiapan untuk membaca, membaca, merespon, mengeksplorasi teks, dan memperluas interpretasi (Tompkins & Hoskisson, 1995: 200-206; Tompkins, 2010: 42-50).

a) Tahap Persiapan Membaca

Persiapan membaca tidak dapat diartikan hanya dengan membuka sampul buku kemudian langsung membaca. Ada tahapan-tahapan tertentu yang membangun persiapan membaca, antara lain:

1) Memilih teks

2) Menghubungkan teks dengan pengalaman pribadi dan

pengalaman membaca sebelumnya.

3) Memprediksi isi teks.

(4)

268 b) Tahap Membaca

Pada tahap ini peserta didik membaca teks secara keseluruhan. Ada lima macam model membaca yang dapat dilakukan. Kelima macam model membaca ini dapat diterapkan sesuai dengan jenis dan tujuan pembelajaran membaca di sekolah. Kelima model membaca tersebut yaitu:

1) Membaca nyaring (readingaloud)

2) Membaca bersama (shared reading)

3) Membaca berpasangan (buddy reading)

4) Membaca terbimbing

5) Membaca bebas (independent reading)

c) Tahap Merespon

Pada tahap ketiga ini yaitu merespon, peserta didik memberi tanggapan terhadap kegiatan membaca mereka dan terus berusaha memahami isi. Ada dua langkah yang dapat dilakukan peserta didik untuk tahap ini yakni:

1) Memberi tanggapan dalam bentuk tertulis pada format hasil

membaca;

2) Berpartisipasi dalam diskusi klasikal.

Kedua langkah ini dapat di terapkan sesuai dengan situasi dan kebutuhan di kelas. Setelah memberi respon, para peserta didik kembali memperhatikan teks untuk menggali isinya lebih dalam lagi.

d) Tahap Mengeksplorasi Teks

Pada tahap ini peserta didik melakukan langkah-langkah: (1) membaca ulang teks; (2) menemukan gaya bahasa khusus penulis (the author's craft); (3) mempelajari kosakata baru; (4) mengidentifikasi ide bacaan; dan (5) berpartisipasi dalam pengajaran singkat yang dilakukan guru. Kegiatan menggali teks ini lebih dimaksudkan untuk memahami isi bacaan secara lebih mendetail.

e) Tahap Memperluas Interpretasi

Pada tahap terakhir dalam proses membaca, yakni memperluas interpretasi, dapat dilakukan kegiatan-kegiatan: (a) mereproduksi teks dengan bahasa sendiri; (b) bermain peran sesuai dengan isi teks; (c) mempresentasikan

isi teks dengan program Powerpoint.

Proses membaca meskipun tampak sederhana ternyata melalui serangkaian tahapan penting yang harus dilakukan agar menghasilkan proses dan hasil yang tepat serta memahami isi teks. Pembelajaran membaca dengan

pendekatan proses atau “The Reading Process” meliputi langkah-langkah:

persiapan untuk membaca, membaca, merespon, mengeksplorasi teks, dan memperluas interpretasi (Tompkins & Hoskisson, 1995: 200-206; Tompkins, 2010: 42-50).

(5)

269

Proses pembelajaran membaca apabila dilakukan sesuai dengan tahapan yang benar maka hasilnya akanbaik. Tahapan pembelajaran membaca tersebut juga dapat melatih siswa untuk terbiasa membaca, sehingga diharapkan minat siswa untuk membaca dapat meningkat.Terlebih lagi juga dapat membantu siswa untuk gemar membaca.

Guru yang memiliki pengetahuan dan keterampilan “The Reading Process”

maka akan mempermudah pembelajaran membaca. Pelatihan “The Reading

Process”perlu untuk dikembangkan, selain meningkatkan kualitas guru juga akan menumbuhkan minat baca pada siswa. Dengan demikian permasalahan atau kendala pada pembelajaran membaca baik bagi guru atau siswa dapat teratasi.

B. Mengembangkan Pengetahuan Dan Keterampilan Penerapan The

Reading Process Sebagai Sebuah Terobosan

Seorang guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik harus mampu bertindak secara profesional. Guru profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. Pengertian terdidik dan terlatih bukan hanya memperoleh pendidikan formal, melainkan pula harus menguasai berbagai strategi, teknik, pendekatan dan metode pembelajaran.

Di sekolah dasar tidak ada istilah guru bahasa Indonesia SD, namun yang ada adalah guru kelas yang mampu mengajarkan seluruh mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang satu diantaranya adalah bahasa Indonesia SD. Sehingga guru SD yang profesional dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia SD adalah guru yang memenuhi kriteria profesional, memiliki empat kompetensi (pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional), menguasai keilmuan bahasa Indonesia (tata bahasa Indonesia), dapat mengajarkan empat keterampilan berbahasa Indonesia (keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis) dan mampu mengajarkan sastra anak.

Pembelajaran membaca di sekolah dasar belum dapat membuat peserta didik untuk gemar membaca. Padahal membaca sangat penting bagi peserta didik, tidak hanya saat sekolah namun saat peserta didik lulus sekolah. Sudah sepantasnya guru dan insan pendidikan menyadari hal ini dan agar selalu berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran membaca di sekolah.

Sebagai ujung tombak dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran kemampuan guru masih perlu ditingkatkan. Mengingat perubahan yang terjadi begitu cepat dan pengetahuan terus berkembang begitu pesat. Untuk mengatasi kondisi seperti itu dibutuhkan guru yang pandai menyusun dan memperbaiki proses pembelajarannya, sebagai perwujudan dari kompetensi guru yaitu professional.

(6)

270

Berkembang dan meningkatnya pengetahuan dan keterampilan guru

dalam pembelajaran membaca dengan pendekatan proses atau the reading process

agar terbangun pengetahuan dan keterampilan dasar penerapan pendekatan the

reading process, sehingga pada tahap selanjutnya guru bisa dan mampu menerapkan pendekatan proses membaca pada pembelajaran membaca sesuai dengan langkah-langkah yang benar. Tahapan pembelajaran membaca tersebut juga dapat melatih siswa untuk terbiasa membaca, dan diharapkan minat siswa baca peserta didik dapat meningkat serta membantu peserta didik untuk gemar membaca.

PENUTUP

Dalam model pembelajaran outbond based education memberikan proses

belajar sederhana dimana pengajaran atau pelatihan yang diberikan didesain untuk memberikan semangat, dorongan dan kemampuan yang didasarkan pada sebuah cara pendekatan pemecahan masalah. Ini akan memotivasi anak dalam mengaktualisasikan dirinya sebagai perwujudan konsep diri positif. Model Outbond based education ini juga mempunyai kelebihan dalam pelaksanaannya dalam proses pembelajaran yaitu dapat memupuk rasa tanggung jawab dari siswa karena model ini berlandasakan konsep experebtial learning.

DAFTAR PUSTAKA

Dalman.(2013). Keterampilan membaca. Jakarta: Rajawali Pers.

Permendikbud Nomor 67 (2013). Tentang Kurikulum Sekolah Dasar

Podhajski, B., et. Al, (2009). Professional development in scientifically based reading instruction teacher knowledge and reading outcomes. Journal of Learning Disabilities, 42, 403-417.

Rofi’uddin, A., & Zuhdi, D. (2002).Pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di kelas tinggi.Malang: Universitas Negeri Malang.

Salinan Lampiran Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI.

Tompkins, G. E. (2010). Literacy for the 21st century a balanced approach.Fifth Edition. Boston: Allyn Bacon.

____________, and Hoskisson, K. (1995). Language arts:content and teaching

Referensi

Dokumen terkait

Namun dari hasil surveilans angka tersebut mengalami peningkatan dari bulan April ke Mei yaitu dari 0,09% menjadi 0,15% dan dengan sudah dilaksanakan edukasi mengenai hand hygiene,

Spesifik pelemahan berlawan dengan frekuensi bagi pelbagai kadar hujan Daripada Rajah 1, boleh dilihat bahawa semua graf menunjukkan peningkatan secara linear tanpa bergantung

Setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis intepretasi, hasil pengujian statistik penelitian atas seluruh variabel penelitian diperoleh hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Limanto (2008) dapat disimpulkan bahwa penyampaian materi yang dilakukan dengan cara menarik (melalui gambar, cerita,

Pada uji One Way Annova 4 jam setelah pemberian perlakuan didapatkan nilai p=0.003 (Lampiran 18) maka dapat disimpulkan bahwa dalam perlakuan terdapat perbedaan yang

Pada saat rumput vetiver masih memerlukan pemeliharaan yang intensif, sehingga belum dapat berfungsi sebagai penahan lereng, maka bahan geotextile akan menahan

Spat kolektor yang digunakan di Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem, Bali ini adalah terbuat dari anyaman helaian plastik yang menyerupai tikar

Maka tidak mungkin lagi menggunakan model/metode/strategi/pendekatan yang berpusat kepada guru, namun kita perlu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran (Active Learning) . Khusus