• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 21 Pulau Ambon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Gambar 21 Pulau Ambon"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

4 KONDISI UMUM PPN AMBON

4.1 Lokasi dan wilayah kerja PPN Ambon

Wilayah Perairan kota Ambon dapat dibagi atas 4 (empat) wilayah perairan, yaitu: perairan Teluk Ambon Dalam, Perairan Teluk Ambon Luar, perairan Teluk Baguala dan perairan Pantai Selatan. Ke empat wilayah perairan ini merupakan daerah penangkapan (fishng ground) bagi masyarakat (nelayan) yang mendiami wilayah sekitarnya. Wilayah Perairan Teluk Ambon Dalam dengan luas kurang lebih 11,03 km2 sejak dulu dijadikan daerah penangkapan bagi nelayan yang berasal dari 9 desa yang mendiami wilayah sekitarnya. Desa Galala, Halong, Latta, Lateri, Nania, Nageri Lama, Waiheru

Gambar 19 Wilayah Provinsi Maluku Gambar 20 Peta gugus pulau Maluku

Gambar 21 Pulau Ambon

4.1.1 Tugas dan fungsi Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon

Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen Kelautan dan Perikanan di bidang pelabuhan perikanan yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perikanan

(2)

Tangkap, Departemen Kelautan dan Perikanan, sesuai Surat Keputusan Menteri Eksplorasi Laut dan Perikanan Nomor 69 Tahun 2000 tanggal 31 Juli 2000.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.06/MEN/2007, PPN Ambon mempunyai tugas melaksanakan fasilitasi produksi dan pemasaran hasil perikanan di wilayahnya, pengawasan pemanfaatan sumberdaya ikan untuk pelestariannya, dan kelancaran kegiatan kapal perikanan, serta pelayanan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan. Dalam pelaksanaan tugasnya PPN Ambon menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1) Perencanaan, pembangunan, pengembangan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian serta pendayagunaan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan;

2) Pelayanan teknis kapal perikanan dan kesyahbandaran di pelabuhan perikanan;

3) Pelayanan jasa dan fasilitas usaha perikanan;

4) Pengembangan dan fasilitasi penyuluhan serta pemberdayaan masyarakat perikanan;

5) Pelaksanaan fasilitasi dan koordinasi diwilayahnya untuk peningkatan produksi, distribusi, dan pemasaran hasil perikanan;

6) Pelaksanaan fasilitasi publikasi hasil riset, produksi dan pemasaran hasil perikanan;

7) Pelaksanaan fasilitasi pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; 8) Pelaksanaan pengawasan penangkapan sumberdaya ikan, dan penanganan, pengolahan, pemasaran, serta pengendalian mutu hasil perikanan;

9) Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, dan penyajian data perikanan, serta pengelolaan sistim informasi;

10) Pelaksanaan urusan keamanan, ketertiban, dan pelaksanaan kebersihan kawasan pelabuhan perikanan;

11) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

4.1.2 Spesifikasi teknis PPN Ambon

Panjang dermaga  450 meter, dengan kapasitas menampung 10-12 kapal. Sering terjadi antrian pada bulan Maret sampai dengan September, yaitu

(3)

waktu antrian tidak tentu. Lebih jelasnya spesifikasi PPN Ambon dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut:

Tabel 11 Spesifikasi teknis PPN Ambon

No. Fasilitas Jumlah Volume Keterangan

1. 2. FASILITAS POKOK 1. Areal Pelabuhan - Daratan - Lautan/kolam pelabuhan 2. Dermaga 3. Trestle / Jetty 4. Revetment 5. Jalan Kompleks 6. Pagar Kompleks 7. Drainase Terbuka 8. Drainase Tertutup 9. Groin FASILITAS FUNGSIONAL 1. Gedung TPI 2. Instalasi Air - Sumur artesis - Bak Penampung 3. Tangki BBM dan Instalasi 4. Listrik dan Instalasi 5. Genzet

6. Gedung Pertemuan Nelayan 7. Kantor Administrasi 8. Areal Parkir 9. Garasi 10. Rumah Genzet 11. Lampu Navigasi 12. Pabrik es 13. Reefer container 14. Air Blast Freezer 15. Gedung Reefer Container 16. Hydrant

17. Fire Safety 18. Gedung koperasi 19. Kendaraan Dinas Roda 4

20. Kendaraan Dinas Roda 2

21. Komunikasi - Telepon - Internet - SSB

22. Tower air laut & air tawar 23. Ruang Pendingin 24. Forklift FASILITAS PENUNJANG 1. Rumah Dinas 2. Guest House 3. Pos Jaga 4. Kios Iptek

5. Pos Pelayanan Dermaga WC Umum 1 Unit 1 Unit 8 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 345 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 3 Unit 1 Unit 3 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit 10 Unit 1 Unit 4 Unit 7 Unit 3 Unit 2 Unit 2 Unit 1 unit 1 unit 1 unit 5 Unit 1 Unit 2 Unit 1 Unit 1 Unit 1 Unit (60.000 M²) / 6 Ha 35.609 M² 24.391 M² (444,6 x 8 ) M' (6- 10) x 6 M' 600 M' 3000 M' 1.027 M' 1.317 M' 110 M' 0,5 x 0,5 x 0,5 M (25 x 15) M' - 1 x 200 ton/1 x 40 ton 500 M³ 82,5 KVa 18 Kva & 75 KVa

(25 x 10) M² 1133 M² 1155,95 M² 85.4 M² (25 x 5) - 10 Ton 20 Ft (12 ton) 20 Ft (4 ton) 325,50 M² - - 100 M² Suzuky carry Toyota kijang Nissan Terrano Izusu 2 Honda GL-X 2 Yamaha MX 3 Yamaha V-IXION - - - - 45 M² 5 ton 1 x 120 M²; 4 x 36 M² 120 M² 2 (4 x 5) M² 10 36 M² 40 M² Baik Baik 6 baik, 2 rusak Baik

Jalan menuju kawasan industri rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Rusak Baik

Baik, dialih fungsikan sbg poliklinik Rusak Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

(4)

4.2 Kegiatan PPN Ambon

Kegiatan yang merupakan aktivitas dan produksi PPN Ambon mengalami fluktuasi berdasarkan data dari tahun 2006 sampai dengan 2010 sebagaimana yang dipaparkan berikut ini (Tabel 4.2-4.6)..

Tabel 12 Kinerja operasional PPN Ambon, 2006

No Indikator Target 2006 Realisasi dari target

Angka %

1 Kunjungan kapal (unit) 800 903 112,87

2 Pendaratan ikan (ton) 20.000 71.945 179,86

3 Penyerapan tenaga kerja (orang) 5.000 8.562 171,24

4 Penyaluran Air bersih (ton) 18.000 18.744 104,13

5 Penyaluran BBM (ton) 10.000 37.035 370,35

6 Penyaluran Es (ton) 3.000 962 32,07

7 Penambahan unit usaha/perusahaan 2 8 300,00

8 PNBP (Rp.) 107.250.000,- 455.012.481,- 324,25

Tabel 13 Kinerja operasional PPN Ambon, 2007

No. Indikator Target 2007 Realisasi dari target

Angka %

1. Kunjungan kapal (unit) 1.000 6.334 633,40

2. Pendaratan ikan (ton) 72.000 46.492 64,57

3. Penyerapan tenaga kerja (orang) 8.000 6.712 83,90

4. Penyaluran Air bersih (ton) 19.000 21.823 114,86

5. Penyaluran BBM (ton) 40.000 31.575 78,94

6. Penyaluran Es (ton) 4.000 976 24,40

7. Penambahan unit usaha/perusahaan 3 4 133,33

8. PNBP (Rp.) 425.000.000,- 432.911.442,- 101,86

Tabel 14 Kinerja operasional PPN Ambon, 2008

No. Indikator Target 2008 Realisasi dari target

Angka %

1. Kunjungan kapal (unit) 1.000 491 49,10

2. Pendaratan ikan (ton) 50.000 8.214 16,43

3. Distribusi Ikan (ton) 45.000 6.426 14,28

4. Penyerapan tenaga kerja (orang) 8.000 7.063 88,29

5. Penyaluran Air bersih (ton) 25.000 7.620 30,48

6. Penyaluran BBM (ton) 45.000 19.287 42,86

7. Penyaluran Es (ton) 1.500 253 16,87

8. Penambahan unit usaha/perusahaan - 1 100,00

(5)

No. Indikator Target 2009 Realisasi dari target

Angka %

1. Kunjungan kapal (unit) 1.000 867 86,70

2. Pendaratan ikan (ton) 10.680 23.826 223,00

3. Distribusi Ikan (ton) 9.078 12.912 142,23

4. Penyerapan tenaga kerja (orang) 12.000 9.180 76.50

5. Penyaluran Air bersih (ton) 91.250 11.941 13,09

6. Penyaluran BBM (ton) 18.250 29.186 159,92

7. Penyaluran Es (ton) 21.900 148 0,68

8. Penambahan unit usaha/perusahaan/ investasi - 1 100,00

9. PNBP (Rp.) 475.000.000,- 475.252.618,- 100,05

Tabel 16. Kinerja operasional PPN Ambon, 2010

No. Indikator/Kegiatan 2009 2010

Kenaikan dari tahun sebelumnya

(%)

1. Kunjungan Kapal (Unit) 867 906 4,50

2. Pendaratan Ikan (Ton) 23.825 62.689 163,11

3. Jumlah Nelayan & tenaga kerja (orang) 9.180 9.518 3,68

4. Penyaluran Air Bersih (Ton) 11.940 22.047 84,64

5. Penyaluran BBM (Kl) 29.186 37.866 29,74

6. Penyaluran Es (Ton) 147,5 684 363,59

7. PNBP (Rp) 475.252.618 518.130.792 9,02

4.2.1 Kunjungan kapal

Tahun 2006, frekuensi kunjungan kapal perikanan yang masuk di PPN Ambon adalah sebanyak 903 kapal. Jika dibandingkan dengan frekuensi kunjungan kapal pada tahun 2005 sebanyak 552 kapal, maka terjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni sebesar 63,59%. Kunjungan kapal perikanan pada tahun 2006 didominasi oleh kapal-kapal berukuran >30 GT yang mencapai 92,47% dari total kunjungan sedangkan ukuran kapal (GT) yang dominan adalah

range 100-200 GT yang mencapai 40,63% dari total kunjungan.

Tahun 2007, frekuensi kunjungan kapal perikanan berdasarkan kapal masuk berjumlah 724 kali sedangkan bila berdasarkan aktifitas harian adalah

(6)

sebanyak 6.334 kali. Frekuensi kunjungan kapal tahun 2007 ini mengalami penurunan sebesar 19,82%. Kunjungan kapal perikanan pada tahun 2007 didominasi oleh kapal-kapal berukuran >30 GT yang mencapai 90,75% dari total kunjungan sedangkan ukuran kapal (GT) yang dominan adalah range 100-200 GT yang mencapai 41,16% dari total kunjungan.

Jumlah kunjungan kapal tahun 2008 sebanyak 491 unit atau hanya mencapai 49,10% dari target. Jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan kapal pada tahun 2007 yang mencapai 724 unit maka kunjungan kapal tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 19,82%. Kunjungan kapal perikanan pada tahun 2008 didominasi oleh kapal-kapal berukuran >30 GT yang mencapai 90,75% dari total kunjungan sedangkan ukuran kapal (GT) yang dominan adalah range 100-200 GT yang mencapai 41,16% dari total kunjungan.

Jumlah kunjungan kapal tahun 2009 sebanyak 867 unit atau hanya mencapai 86,70 % dari target. Jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan kapal pada tahun 2008 yang mencapai 491 unit maka kunjungan kapal tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 76,58 %.

Berdasarkan aktivitas harian, frekuensi kunjungan pada tahun 2008 sebanyak 6.025 kali, sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi 9.522 kali. Kunjungan kapal perikanan pada tahun 2009 didominasi oleh kapal-kapal berukuran >30 GT yang mencapai 87,66 % dari total kunjungan sedangkan ukuran kapal (GT) yang dominan adalah range 100-200 GT yang mencapai 34,54 % dari total kunjungan. Dibandingkan dengan jumlah kunjungan kapal pada tahun 2009, jumlah kunjungan kapal tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 4,50 %.

Bila berdasarkan aktifitas harian, frekuensi kunjungan pada tahun 2009 sebanyak 9.522 kali, sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 11.208 kali. Kunjungan kapal perikanan pada tahun 2010 didominasi oleh kapal-kapal berukuran >30 GT yang mencapai 92,18 %, sedangkan range ukuran kapal yang dominan adalah 100-200 GT yang mencapai 35,76 %. Secara grafis dapat dilihat pada gambar berikut:

(7)

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Gambar 22 Grafik kunjungan kapal di PPN Ambon,tahun 2006-2010 Sumber: PPN Ambon (2006-2010)

4.2.2 Pendaratan ikan

Volume produksi/pendaratan ikan tahun 2006 mencapai 71.945.104 kg dengan nilai produksi sebesar Rp. 255.430.067.815,-. Adapun Volume produksi/pendaratan ikan tahun 2007 mencapai 46.492.326 kg dengan nilai produksi sebesar Rp. 232.525.725.240,- Terjadi penurunan baik dari segi volume maupun nilai produksi/pendaratan ikan dibandingkan dengan tahun 2006.

(8)

Produksi ikan tahun 2008 tercatat sebesar 8.214.500 kg atau menurun 82,33% dari produksi tahun 2007 yaitu 46.492.326 kg. Ini berarti hanya memenuhi 16,43% dari target operasional yang telah ditentukan.

Produksi ikan tahun 2009 tercatat sebesar 23.825.886 kg atau meningkat 190,05 % dari produksi tahun 2008 yaitu 8.214.500 kg. Ini berarti melebihi target dari target operasional yang telah ditentukan yakni sebesar 223,00 %. Demikian juga dengan nilai produksi yang mengalami peningkatan sebesar 43,29 % dari tahun 2008, yaitu dari Rp. 136.196.434.875,- menjadi Rp. 240.172.596.000,- pada tahun 2009.

Produksi ikan tahun 2010 tercatat sebesar 62.689.453 kg atau meningkat 163,11 % dari produksi tahun 2009 yaitu 23.825.886 kg. Demikian juga dengan nilai produksi yang mengalami peningkatan sebesar 76.86 % dari tahun 2009, yaitu dari Rp. 240.172.595.810,- menjadi Rp. 529.244.792.000,-.

2006 2007

(9)

2010

Gambar 23 Grafik pendaratan ikan di PPN Ambon,tahun 2006-2010 Sumber: PPN Ambon (2006-2010)

4.2.3 Distribusi ikan

Kegiatan distribusi dan pemasaran hasil perikanan di PPN Ambon pada tahun 2006 oleh perusahaan dan perorangan yang ditujukan untuk pasar lokal, antar pulau dan ekspor, baik dalam keadaan beku maupun olahan. Distribusi/pemasaran lokal meningkat dibandingkan tahun 2005 yakni dari 385.085 kg pada tahun 2005 meningkat menjadi 734.268 kg pada tahun 2006 atau naik 90.68%. Distribusi/pemasaran antar pulau juga meningkat dari tahun 2005 yakni dari 238.562 kg pada tahun 2005 meningkat menjadi 491.018 kg pada tahun 2006 atau naik 105,82%.

Volume distribusi /pemasaran lokal meningkat dibandingkan tahun 2006 yakni dari 734.268 kg pada tahun 2006 meningkat menjadi 941.838 kg pada tahun 2007 atau naik 28,27%. Volume distribusi/pemasaran antar pulau juga meningkat dari tahun 2006 yakni dari 491.018 kg pada tahun 2006 meningkat menjadi 762.861 kg pada tahun 2007 atau naik 55,36%. Namun demikian volume ekspor mengalami penurunan yang signifikan yakni dari 69.605.340 kg pada tahun 2006 menurun menjadi 48.225.962 pada tahun 2007 atau menurun 30,72%. Tapi sebaliknya pada tahun 2007 ini nilai eksport (US$) mengalami kenaikan yang signifikan yakni US$ 17.956.874,82 pada tahun 2006 meningkat menjadi US$ 62.742.604,88 atau naik 249,41%.

Untuk pemasaran lokal mengalami peningkatan sebesar 263,52% yakni dari 941.838 kg pada tahun 2007 meningkat menjadi 3.423.759 kg pada tahun 2008 sedangkan untuk pemasaran regional (antarpulau) mengalami penurunan sebesar 67,82% yakni dari 762.861 kg pada tahun 2007 menjadi 245.460 kg pada

(10)

tahun 2008. Demikian juga dengan kegiatan ekspor di tahun ini mengalami penurunan sebesar 94,28% yakni dari 48.225.962 kg pada tahun 2007 menjadi 2.756.808 pada tahun 2008. Jika diakumulasikan secara keseluruhan total ikan yang didistribusikan dari PPN Ambon sebesar 6.426.027 kg. Jika dibandingkan dengan target operasional yang ditentukan yaitu sebesar 45.000.000 kg, maka persentase yang dipenuhi hanya sebesar 14,28%.

Pada tahun 2009 kegiatan distribusi dan pemasaran hasil perikanan oleh unit usaha yang ada di PPN Ambon ditujukan untuk pasar lokal (kota Ambon), antar pulau (Kendari, Makasar, Surabaya, dan Jakarta) dalam keadaan beku maupun olahan serta eksport. Distribusi ekspor komoditi udang beku ditujukan untuk pasar Jepang, dan Thailand sedangkan ekspor ikan beku campuran ke Thailand, Jepang dan Korea Selatan secara keseluruhan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007. Untuk pemasaran lokal mengalami penurunan sebesar 90,27 % yakni dari 3.423.759 kg pada tahun 2008 meningkat menjadi 334.175 kg pada tahun 2009 sedangkan untuk pemasaran regional (antarpulau) mengalami peningkatan sebesar 1.558,19 % yakni dari 245.460 kg pada tahun 2008 menjadi 4.070.202 kg pada tahun 2009. Kegiatan ekspor satu tahun ini mengalami peningkatan sebesar 208,80 % yakni dari 2.756.808 kg pada tahun 2008 menjadi 8.507.532 kg pada tahun 2009.

Pada tahun 2010, kegiatan distribusi dan pemasaran hasil perikanan oleh industri perikanan yang ada di PPN Ambon terdiri dari 3 (tiga) tujuan pemasaran yaitu lokal, regional dan ekspor. Untuk pemasaran lokal, hanya mencakup Pulau Ambon, sedangkan untuk pemasaran antar pulau/daerah tujuannya meliputi Kendari, Makasar, Surabaya dan Jakarta. Untuk pasar ekspor, terdapat 2 (dua) komoditi. Untuk komoditi udang beku dipasarkan dengan negara tujuan Jepang, Hongkong dan Cina, sedangkan untuk komoditi ikan beku campuran dipasarkan mengalami penurunan dengan negara tujuan Thailand , Vietnam dan Korea Selatan.

Untuk pemasaran lokal mengalami peningkatan sebesar 1,34 % yakni dari 334.175 kg pada tahun 2009 meningkat menjadi 338.638 kg pada tahun 2010 sedangkan untuk pemasaran regional (antarpulau) sebesar 12,14 % yakni dari 4.070.202 kg pada tahun 2009 menjadi 3.576.175 kg pada tahun 2010. Kegiatan

(11)

dari 8.507.532 kg pada tahun 2009 menjadi 54.615.028 kg pada tahun 2010. Jika diakumulasikan secara keseluruhan total ikan yang didistribusikan dari PPN Ambon sebesar 58.529.841 kg.

4.2.4 Tenaga kerja

Tenaga kerja di PPN Ambon melibatkan seluruh nelayan (ABK) kapal perikanan, penangkap maupun pengangkut ikan serta tenaga kerja berbagai perusahaan perikanan dan perorangan baik di bidang pengolahan, pengumpulan dan pemasaran, dan pelayanan jasa yang memanfaatkan lahan di pelabuhan sebagai lokasi usahanya, juga termasuk pegawai birokrat baik pegawai PPN Ambon maupun instansi terkait lainnya yang ada dalam lingkungan pelabuhan.

Secara umum jumlah tenaga kerja antara lain nelayan, buruh mengalami peningkatan. Jumlah nelayan dan tenaga kerja lainnya yang beraktivitas di PPN Ambon pada periode tahun 2000 – 2006 mengalami peningkatan rata-rata 83,48 % per tahun. Hal ini tergambar dari peningkatan jumlah nelayan sebanyak 265 orang pada tahun 2000 menjadi 7.251 orang pada tahun 2006. Pada periode ini jumlah nelayan meningkat dari 240 orang pada tahun 2000 menjadi 6.910 orang di tahun 2006, atau meningkat rata-rata sebesar 153,26% per tahun. Pada tahun 2006 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2005 yakni dari 5.644 orang pada tahun 2005 meningkat menjadi 7.251 orang pada tahun 2006 atau meningkat 28.47%.

Jumlah tenaga kerja pada tahun 2007 ini sebanyak 6.712 orang mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2006 yang mencapai 7.251 orang atau turun 7,43%. Penurunan ini dari jumlah nelayan/ABK karena berkurangnya kapal yang berpangkalan di PPN Ambon.

Penyerapan tenaga kerja di PPN Ambon terbanyak adalah sebagai nelayan (ABK) yang terdiri dari ABK Indonesia dan ABK asing. Jumlah nelayan dan tenaga kerja yang beraktivitas di PPN Ambon pada periode 2000 - 2008 mengalami peningkatan rata-rata 62,33% per tahun, yaitu dari 265 orang pada tahun 2000 menjadi 7.992 orang pada tahun 2008. Pada periode ini jumlah nelayan meningkat, yaitu dari 240 orang pada tahun 2000 menjadi 6.640 orang

(12)

pada tahun 2008 atau meningkat rata-rata 114,51% per tahun. Nelayan yang beraktifitas di PPN Ambon baik dalam kegiatan penangkapan di laut maupun pengangkutan hasil tangkapan adalah merupakan nelayan penuh dari kapal-kapal perikanan berbendera Indonesia maupun berbendera asing. Untuk tenaga kerja lain seperti buruh dan pegawai pelabuhan dalam periode ini pun mengalami peningkatan seiring dengan semakin meningkatnya operasional pelabuhan.

Jumlah keseluruhan tenaga kerja yang beraktifitas di PPN Ambon pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 5,23% dari tahun sebelumnya, yaitu dari 6.712 orang pada tahun 2007 menjadi 7.063 orang pada tahun 2008. Pada tahun ini jumlah tenaga kerja nelayan meningkat 5,05% dari tahun 2007 yakni dari 6.321 menjadi 6.640 orang pada tahun 2008. Jika dibandingkan dengan target operasional yang telah ditentukan yaitu sebesar 8.000 orang, pencapaian jumlah tenaga kerja di PPN Ambon tahun 2008 hanya sebesar 6.640 orang atau 88,29% dari target. Namun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya jumlah keseluruhan tenaga kerja yang beraktivitas di PPN Ambon pada tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 5,23% dimana pada tahun 2007 berjumlah 6.321 orang meningkat menjadi 6.640 orang pada tahun 2008.

Jika dibandingkan dengan target operasional yang telah ditentukan yaitu sebesar 12.000 orang, pencapaian jumlah tenaga kerja di PPN Ambon tahun 2009 hanya sebesar 9.190 orang atau 76,58 % dari target. Namun jika dibandingkan dari tahun sebelumnya jumlah keseluruhan tenaga kerja yang beraktifitas di PPN Ambon pada tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 20,87% dimana pada tahun 2008 berjumlah 7.603 orang meningkat menjadi 9.190 orang pada tahun 2009. Secara umum jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan.

Jika dibandingkan dari tahun sebelumnya jumlah keseluruhan tenaga kerja yang beraktivitas di PPN Ambon pada tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 3,68 % dimana pada tahun 2009 berjumlah 9.180 orang meningkat menjadi 9.518 orang pada tahun 2010. Secara umum jumlah tenaga kerja mengalami peningkatan.

(13)

4.2.5.1 Air bersih

Penyaluran ini berasal dari dalam pelabuhan melalui instalasi air bersih yang dimiliki pelabuhan serta penyaluran dari luar pelabuhan melalui mobil tanki air. Air yang disalurkan oleh pihak pelabuhan selain ke kapal perikanan juga ke perusahaan/unit usaha yang berlokasi di dalam pelabuhan.

Penyaluran air bersih selama tahun 2006 mencapai 18.744 ton, meningkat 250,55% dibandingkan tahun 2005 yang mencapai 5.347 ton. Penyaluran air bersih selama tahun 2008 mencapai 7.620 ton, menurun 65,09% dibandingkan tahun 2007 yang mencapai 21.823 ton dan jika dibandingkan dengan target operasional yang telah ditentukan, penyaluran air bersih hanya memenuhi 30,48 % dari target sebesar 25.000 kl.

Air yang disalurkan oleh pihak pelabuhan selain ke kapal perikanan juga ke perusahaan/unit usaha yang berlokasi di dalam pelabuhan dengan volume yang disalurkan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007 lalu yakni dari 7.404 ton pada tahun 2007 menjadi 2.771 ton pada tahun 2008 atau turun sebesar 62,57%. Volume yang disalurkan pada tahun 2009 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 lalu yakni dari 2.771 ton pada tahun 2008 menjadi 1.437 ton pada tahun 2009 atau turun sebesar 48,14 %.

Penyaluran air bersih selama tahun 2010 mencapai 22.047 ton, meningkat 84,64 % dibandingkan tahun 2009 yang hanya mencapai 11.941 ton. Penyaluran air bersih berasal dari dalam pelabuhan melalui instalasi air bersih yang dimiliki PPN Ambon sebesar 1.869 ton dan sebanyak 2.500 ton tersalurkan melalui instalasi air bersih milik Dinas Kelautan dan Perikanan Kotamadya Ambon yang terpasang di komplek PPN Ambon serta penyaluran dari luar pelabuhan melalui mobil tanki air.

(14)

2006 2007

2008 2009

2010

Gambar 24 Grafik penyaluran air bersih di PPN Ambon,tahun 2006-2010 Sumber: PPN Ambon (2006-2010)

4.2.5.2 Es

Pabrik es PPN Ambon memiliki kapasitas produksi 10 ton/hari dan produksinya pada tahun 2006 ini hanya 661 ton, jauh dibawah kapasitas produksi optimalnya. Hal ini disamping karena pabrik es baru operasional pada pertengahan tahun juga karena dalam operasional menghadapi kendala teknis yang mengganggu produksi seperti kerusakan mesin. Kontribusinya terhadap PNBP juga masih relatif kecil yakni hanya Rp. 14.960.250,- dibandingkan dengan nilai penjualannya yang mencapai Rp. 224.706.000,-.

(15)

perincian 760 ton berasal dari pabrik es PPN Ambon dan sisanya sebanyak 216 ton dipasok dari luar pelabuhan.

Volume es yang tersalurkan pada tahun 2008 sebesar 358 ton dengan perincian 253 ton berasal dari pabrik es PPN Ambon dan sisanya sebanyak 105 ton dipasok dari luar pelabuhan, hal tersebut berarti terjadi penurunan sebesar 63,32% dari total volume es yang tersalurkan tahun sebelumnya. Dan jika dilihat dari target operasional penyaluran es yang telah ditetapkan yakni sebesar 1.500 ton, maka hanya terealisasi sebesar 16,87%. Volume es yang tersalurkan pada tahun 2009 sebesar 148 ton yang semuanya berasal dari pabrik es PPN Ambon, hal tersebut berarti terjadi penurunan sebesar 58,80 % dari total volume es yang tersalurkan tahun sebelumnya. Dan jika dilihat dari target operasional penyaluran es yang telah ditetapkan yakni sebesar 21.900 ton, maka hanya terealisasi sebesar 0,68 %.

Volume es yang tersalurkan pada tahun 2010 sebesar 683.790 ton yang berasal dari pabrik es PPN Ambon dan pabrik es milik PT. Harta Samudera, hal tersebut berarti terjadi peningkatan sebesar 363,59 % dari total volume es yang tersalurkan tahun 2009.

2006 2007

(16)

2010

Gambar 25 Grafik penyaluran es di PPN Ambon,tahun 2006-2010 Sumber: PPN Ambon (2006-2010)

4.2.5.3 Bahan bakar minyak (BBM)

Sesuai ketentuan, bagi kapal berbendera Indonesia dengan tonase > 30 GT dan kapal perikanan berbendera asing harga BBM yang berlaku adalah harga BBM untuk industri (Harga Keekonomian / Non Subsidi). Kebutuhan BBM dalam hal ini solar bagi kapal-kapal perikanan yang tambat/labuh di PPN Ambon dilakukan melalui pembelian langsung / DO dari PERTAMINA dan disalurkan oleh perusahaan yang bertindak selaku Bunker Service melalui kapal LCT dan mobil tanki. Fasilitas fungsional pelabuhan berupa tangki BBM berkapasitas 500 ton sampai saat ini belum dimanfaatkan.

Pada tahun 2006 Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap meluncurkan kebijakan BBM bersubsidi bagi kapal skala industri (>30 GT) yang memiliki trip di atas 1 (satu) bulan dimana kapal perikanan dapat memperoleh BBM bersubsidi berdasarkan surat rekomendasi dari kepala pelabuhan perikanan.Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2006 mencapai 37.358 kl. Ini berarti melampaui target yang ditetapkan sebesar 10.000 kl atau 273,58%. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2005 yang mencapai 5.943 KL, maka penyaluran BBM tahun 2006 mengalami peningkatan yang signifikan yakni naik 528,61% dari tahun 2005.

Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2007 mencapai 31.575 kl. Ini berarti tidak mencapai target yang ditetapkan sebesar 40.000 kl atau hanya mencapai 78,94%. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2006 yang mencapai 37.358 KL, maka penyaluran BBM tahun 2007 mengalami penurunan yakni turun 15,48% dari tahun 2006.

(17)

mencapai 19.287 Kl. Hal ini berarti hanya memenuhi 42,86% dari target operasional yang telah ditentukan. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2007 yang mencapai 31.575 Kl, maka penyaluran BBM tahun 2008 mengalami penurunan yakni turun 38,92% dari tahun 2007.

Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2009 mencapai 29.186 Kl. Hal ini berarti melebihi target dari target operasional yang telah ditentukan, yakni sebesar 159,92 %. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2008 yang mencapai 19.287 Kl, maka penyaluran BBM tahun 2009 mengalami peningkatan yakni sebesar 51,33 % dari tahun 2008.

Volume air yang disalurkan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2008 lalu yakni dari 2.771 ton pada tahun 2008 menjadi 1.437 ton pada tahun 2009 atau turun sebesar 48,14 %. Hal ini disebabkan karena kondisi PLN di kota Ambon yang sering mengalami pemadaman sehingga mesin pompa air tidak dapat difungsikan untuk menampung air pada bak penampungan air yang ada. Dalam periode 2000 - 2009, penyaluran air bersih meningkat rata-rata 56,71% per tahun

Jumlah BBM yang disalurkan ke kapal perikanan selama tahun 2010 baik yang bersubsidi maupun non subsidi mencapai 37.866 Kl. Jika dibandingkan dengan penyaluran BBM pada tahun 2009 yang mencapai 29.186 Kl, maka penyaluran BBM tahun 2010 mengalami peningkatan yakni sebesar 6,67 %.

2006 2007

(18)

2010

Gambar 26 Grafik penyaluran BBM di PPN Ambon,tahun 2006-2010 Sumber: PPN Ambon (2006-2010)

4.2.6 Investasi

Pelabuhan perikanan merupakan tempat kegiatan ekonomi bidang perikanan dan diharapkan dapat merangsang dan menunjang perkembangan kegiatan penangkapan ikan. Dalam konteks yang lebih luas lagi, pelabuhan perikanan diharapkan bukan saja berperan untuk menunjang kegiatan penangkapan ikan namun juga diarahkan untuk menunjang industri perikanan. Oleh karenanya pelabuhan perikanan juga dilengkapi dengan fasilitas berupa kawasan industri perikanan yang dapat dimanfaatkan baik oleh pihak swasta maupun instansi pemerintah untuk melakukan kegiatan usahanya.

Pada tahun 2006 terdapat penambahan investasi antara lain oleh PT. Dech Alsum Nusantara dengan luas sewa lahan 2.140 m2 untuk pembangunan cold storage dan KPT. Mina Sejahtera dengan luas sewa lahan 900 m2 untuk pembangunan ruko. Sedangkan unit usaha perorangan yang menyewa ruko di KPT. Mina Sejahtera berjumlah 6 (enam) sehingga secara keseluruhan terdapat penambahan sebanyak 8 investasi/unit usaha sepanjang tahun 2006.

Sampai akhir tahun 2007 terjadi penambahan investasi sebanyak 4 (empat ) perusahaan antara lain oleh PT. Pemantik Sumber Pratama dengan luas lahan sebesar 180 m² untuk pembangunan gudang elpiji, PT. Harta Samudera dengan luas lahan sebesar 2.500 m² untuk pembangunan cold storage dan processing room , PT. Hadidgo dengan luas lahan 1.600 m² untuk pembangunan cold storage dan processing room dan CV. Wandry Jaya dengan luas lahan 96 m² untuk pembangunan service safetty marine. Persentase pemanfaatan lahan kawasan industri perikanan sampai tahun 2008 mencapai 85.26% atau 17.053 m2

(19)

sebesar 5.82% dibandingkan tahun 2007 dimana luas pemanfaatan lahan tahun 2007 sebesar 18.215 m2 berkurang menjadi 17.053 m2 pada tahun 2008.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon merupakan sentral produksi berbasis kelautan dan perikanan memiliki lahan seluas 3,5 Ha. Dalam pengembangannya sangat dibutuhkan pembangunan sarana prasarana untuk menunjang kegiatan operasional pelabuhan, dimana sebagian diperuntukan bagi kalangan pengusaha /investor yang melakukan kegiatan usaha di bidang perikanan lewat perjanjian penggunaan lahan (sewa lahan).

Sejak tahun 2003 s/d 2010 pemanfaatan lahan oleh para pengusaha/investor seluas 22.428 m2 yang terbagi atas 19 (sembilan belas) perusahaan dan 1 (satu) instansi pemerintah dengan jenis usaha yang berbeda-beda seperti, Cold Storage, Processing Room, Bengkel, Gudang Elpiji, Safety Marine, Cafetria , Ruko/Kios, dan lain lain.

4.2.7 PNBP

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1997 yang dimaksud dengan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalah "seluruh penerimaan Pemerintah Pusat yang tidak berasal dari penerimaan perpajakan" sedangkan secara operasional adalah "seluruh penerimaan negara yang diperoleh oleh seluruh Kantor/Satuan Kerja dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) lingkup

Departemen Kelautan dan Perikanan" Pungutan PNBP di PPN Ambon didasarkan pada tarif yang diatur dalam PP No. 19 Tahun 2007 tentang perubahan atas peraturan pemerintah Nomor 62 tahun 2002 tentang tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen Kelautan dan Perikanan. Penerimaan PNBP tersebut bersumber pada penerimaan umum dan penerimaan fungsional.

Target PNBP PPN Ambon tahun 2007 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap adalah Rp. 425.000.000,- dan untuk realisasi penerimaan PNBP tahun 2007 mencapai Rp. 432.911.442,- yang berarti telah melampaui target yang ditetapkan atau naik sebesar 1,86%. Bila dibandingkan

(20)

dengan PNBP tahun 2006 yang mencapai Rp. 455.012.481 maka PNBP tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 4,86% dari tahun 2006.

Target PNBP PPN Ambon tahun 2008 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap adalah sebesar Rp. 450.000.000,- dan untuk realisasi penerimaan PNBP tahun 2008 mencapai Rp. 365.083.810,- yang berarti tidak memenuhi target yang telah ditetapkan atau hanya mencapai 81,13% dari target. Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2007 yang mencapai Rp. 432.911.442 maka realisasi PNBP tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 15,67%. Namun ada beberapa jenis penerimaan yang meningkat antara lain penjualan es yang meningkat sangat signifikan yakni sebesar 1.014% dari tahun sebelumnya, demikian juga dengan jasa listrik, pas masuk, dan jasa lainnya yang mengalami peningkatan masing-masing sebesar 111,05%, 22,05%, dan 61,11%. Sedangkan penjualan air, jasa tambat labuh, dan sewa tanah, mengalami penurunan masing-masing sebesar 8,99%; 37,40%, dan 35,11 dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan, jenis penerimaan terbesar pada tahun 2008 adalah dari jasa tambat labuh, jasa lainnya dan jasa sewa tanah dengan prosentase masing-masing sebesar 43,06%, 23,03% dan 17,13% dari total PNBP tahun 2008.

Target PNBP PPN Ambon tahun 2009 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap adalah sebesar Rp. 475.000.000,- dan untuk realisasi penerimaan PNBP tahun 2009 mencapai Rp. 475.252.618,- yang berarti melebihi target yang telah ditetapkan, yakni mencapai 100,05 % dari target. Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2008 yang hanya mencapai Rp. 365.083.810, maka realisasi PNBP tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 30,18 %.

Target PNBP PPN Ambon tahun 2010 yang ditetapkan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap adalah sebesar Rp. 482.000.000,- dan untuk realisasi penerimaan PNBP tahun 2010 mencapai Rp. 518.130.792,- yang berarti melebihi target yang telah ditetapkan, yakni mencapai 107,50 % dari target. Bila dibandingkan dengan realisasi PNBP tahun 2009 yang hanya mencapai Rp. 475.252.618, maka realisasi PNBP tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 9,02 %. Beberapa penerimaan yang meningkat antara lain jasa pas masuk yang mengalami peningkatan sebesar 167,65 % dari tahun sebelumnya, sewa tanah

(21)

es dan air yang masing-masing meningkat 45,62 % dan 3,96 %. Secara keseluruhan jenis penerimaan terbesar pada tahun 2010 adalah dari jasa tambat labuh, jasa penjualan es, dan jasa lainnya dengan presentase masing-masing sebesar 50,97 %, 7,99 % dan 7,95 % dari total PNBP tahun 2010.Dalam periode 2006-2010, PNPB PPN Ambon meningkat rata-rata 4,67 % per tahun

Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010

Gambar 27 Fluktuasi penyaluran PNBP di PPN Ambon,tahun 2006-2010 Sumber: PPN Ambon ( 2006-2010)

(22)

4.3 Trend Kinerja Layanan Transportasi Perikanan Tangkap di PPN Ambon

Survei ke PPN Ambon dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai

trend kinerja layanan PPN Ambon dan persepsi masyarakat yang didasarkan pada

persepsi manusia melalui olah intelektual dan wawasan yang dalam penelitian ini didefinisikan sebagai stakeholder. Bila kemudian didapatkan hasil olahan data yang menghasilkan prioritas pelayanan berdasarkan persepsi stakeholders, maka selanjutnya peneliti akan melakukan observasi (pengamatan langsung) tentang operasional pelayanan PPN Ambon. Observasi langsung dimaksudkan untuk mendapatkan masukkan sebagai bahan pembanding terhadap persepsi

stakeholders, yang mana akan menghasilkan suatu gambaran apakah terjadi

discrepancy atau tidak, kemudian akan dilakukan analisis lanjut dengan metode

analisis SWOT. Kemudian mengestimasi probabilitas demand dan suppply untuk lima tahun ke depan. Karakteristik ketiga step penelitian adalah unity dan diversity

yang pada akhirnya akan akan integrated dalam mendukung goal Pengoptimuman layanan transportasi perikanan tangkap di PPN Ambon

4.3.1 Kunjungan kapal 2006-2010

Bulan Tahun

Gambar 28 Fluktuasi kunjungan kapal di PPN Ambon

Fluktuasi kunjungan kapal perikanan tahun 2006 ini terjadi karena semua kapal-kapal perikanan berbendera asing yang sebelumnya berlabuh di luar pelabuhan telah melakukan aktivitasnya kembali di PPN Ambon. Penurunan kunjungan kapal ini disebabkan pada awal tahun 2007, beberapa perusahaan perikanan memindahkan armada kapalnya ke daerah lain. Penurunan kunjungan kapal ini disebabkan oleh karena adanya kenaikan BBM pada awal tahun, serta akibat

(23)

sehingga mengakibatkan kapal-kapal eks Thailand enggan untuk masuk ke Ambon karena

belum adanya kepastian hukum yang jelas. 2009 mengalami peningkatan.

Peningkatan kunjungan kapal ini disebabkan oleh karena kapal-kapal eks Thailand yang pada tahun 2008 enggan untuk masuk ke Ambon sudah kembali beraktivitas di PPN Ambon karena sudah merasa aman dan adanya kepastian hukum yang jelas. Jika dibandingkan dengan jumlah kunjungan kapal pada tahun 2009, jumlah kunjungan kapal tahun 2010 mengalami peningkatan. Peningkatan kunjungan kapal ini disebabkan oleh karena beberapa perusahaan perikanan yang semula berpangkalan di daerah lain pindah berpangkalan di PPN Ambon.

4.3.2 Pendaratan ikan

Bulanan (2006-2010) Tahunan (2006-2010)

Gambar 29 Fluktuasi pendaratan ikan di PPN Ambon

Tahun 2006, Peningkatan volume pendaratan ini karena kapal-kapal perikanan yang sebelumnya melakukan kegiatan bongkar muat ikan di luar PPN Ambon telah melakukan aktifitas bongkar muatnya di PPN Ambon. Terjadi penurunan baik dari segi volume maupun nilai produksi/pendaratan ikan tahun 2007 dibandingkan dengan tahun 2006. Penurunan ini disebabkan beberapa perusahaan perikanan memindahkan pangkalan armada kapal perikanannya ke daerah Tual dan Benjina. Penurunan produksi terjadi karena pada tahun 2007 produksi ikan sebagian besar didominasi oleh kapal dengan alat tangkap pukat tarik ikan eks Thailand, yang pada tahun 2008 banyak yang tidak melakukan aktifitas di PPN Ambon karena imbas dari adanya penangkapan kapal-kapal di Tual, Benjina, dan Ambon sehingga enggan masuk ke Ambon karena belum adanya kepastian hukum yang jelas. Pada tahun 2009 terjadi peningkatan produksi

(24)

karena kapal-kapal eks Thailand yang pada tahun sebelumnya meninggalkan PPN Ambon sudah kembali dan melakukan aktivitas bongkar muat hasil tangkapannya di PPN Ambon. Pada tahun 2010 terjadi peningkatan produksi yang dipengaruhi oleh adanya upaya PPN Ambon dalam meningkatkan pemantauan IUU Fishing

dengan memberikan ketegasan kepada perusahaan perikanan/kapal perikanan berupa surat pernyataan bermaterai yang isinya menyatakan bahwa setelah melakukan operasi penangkapan dapat segera kembali dan melakukan aktivitas bongkar muat hasil tangkapannya di PPN Ambon. Disamping itu juga dilakukan pemantauan terhadap jumlah hari trip kegiatan operasional penangkapan ikan, apabila dari hasil pemantauan diketahui jumlah hari trip tidak wajar atau terlalu lama di laut, maka PPN Ambon akan menginstruksikan untuk segera masuk melakukan pembongkaran ikan di PPN Ambon. Kebijakan ini terbukti dapat menekan angka kegiatan perikanan yang tidak dilaporkan (unreported fishing) yang berpengaruh terhadap tercapainya peningkatan produksi yang sangat signifikan.

4.3.3 Distribusi ikan

Kegiatan distribusi dan pemasaran hasil perikanan di PPN Ambon pada tahun 2006 oleh perusahaan dan perorangan yang ditujukan untuk pasar lokal, antar pulau dan eksport, baik dalam keadaan beku maupun olahan mengalami peningkatan dari segi volume maupun nilai dibandingkan tahun 2005.

Kegiatan distribusi dan pemasaran hasil perikanan di PPN Ambon pada tahun 2007 oleh perusahaan dan perorangan yang ditujukan untuk pasar lokal (kota Ambon), antar pulau (Kendari, Makassar, Surabaya, dan Jakarta) dan eksport, baik dalam keadaan beku maupun olahan.

Pada tahun 2008 ini kegiatan distribusi dan pemasaran hasil perikanan oleh unit usaha yang ada di PPN Ambon ditujukan untuk pasar lokal (kota Ambon), antar pulau (Kendari, Makassar, Surabaya, dan Jakarta) dalam keadaan beku maupun olahan serta eksport. Distribusi eksport komoditi udang beku ditujukan untuk pasar Jepang, Hongkong, Taiwan dan Thailand sedangkan eksport ikan beku campuran ke Thailand secara keseluruhan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007.

(25)

oleh unit usaha yang ada di PPN Ambon ditujukan untuk pasar lokal (kota Ambon), antar pulau (Kendari, Makassar, Surabaya, dan Jakarta) dalam keadaan beku maupun olahan serta eksport. Distribusi eksport komoditi udang beku ditujukan untuk pasar Jepang, dan Thailand sedangkan eksport ikan beku campuran ke Thailand, Jepang dan Korea Selatan secara keseluruhan mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007. Pada tahun 2010, kegiatan distribusi dan pemasaran hasil perikanan oleh egara y perikanan yang ada di PPN Ambon terdiri dari 3 (tiga) tujuan pemasaran yaitulokal, regional dan ekspor. Untuk pemasaran egar, hanya mencakup Pulau Ambon, sedangkan untuk pemasaran antar pulau/daerah tujuannya meliputi Kendari, Makassar, Surabaya dan Jakarta. Untuk pasar ekspor, terdapat 2 (dua) komoditi. Untuk komoditi Udang beku dipasarkan dengan egara tujuan Jepang, Hongkong dan Cina, sedangkan untuk komoditi ikan beku campuran dipasarkan dengan egara tujuan Thailand , Vietnam dan Korea Selatan.

4.3.4 Volume air

Bulanan (2006-2010) Tahunan (2006-2010) Gambar 30 Fluktuasi Penyaluran Air Bersih di PPN Ambon

Penyaluran air bersih selama tahun 2006 meningkat dibandingkan tahun 2005. Hal ini tidak terlepas dari meningkatnya aktivitas kunjungan kapal serta perusahaan/unit usaha di pelabuhan. Penyaluran air bersih selama tahun 2007 meningkat dibandingkan tahun 2006. Penyaluran ini berasal dari dalam pelabuhan melalui instalasi air bersih yang dimiliki pelabuhan serta penyaluran dari luar pelabuhan melalui mobil tanki air. Penyaluran air bersih selama tahun 2008

(26)

menurun dibandingkan tahun 2007 dan jika dibandingkan dengan target operasional yang telah ditentukan, Penyaluran air bersih selama tahun 2009 meningkat. Penyaluran air bersih berasal dari dalam pelabuhan melalui instalasi air bersih yang dimiliki pelabuhan serta penyaluran dari luar pelabuhan melalui mobil tanki air. Penyaluran air bersih selama tahun 2010 meningkat dibandingkan tahun 2009. Penyaluran air bersih berasal dari dalam pelabuhan melalui instalasi air bersih yang dimiliki PPN Ambon tersalurkan melalui instalasi air bersih milik Dinas Kelautan dan Perikanan Kotamadya Ambon yang terpasang di komplek PPN Ambon serta penyaluran dari luar pelabuhan melalui mobil tanki air.

4.3.5 Volume BBM

Bulanan (2006-2010) Tahunan (2006-2010) Gambar 31 Fluktuasi Penyaluran BBM di PPN Ambon

Penyaluran BBM tahun 2006 mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2005. Penyaluran BBM tahun 2007 mengalami penurunan dari tahun 2006. Penyaluran BBM tahun 2008 mengalami penurunan dari tahun 2007. Penyaluran BBM tahun 2009 mengalami peningkatan dari tahun 2008. Penyaluran BBM ahun 2010 mengalami peningkatan.

(27)

4.3.6 Volume es

Bulanan (2006-2010) Tahunan (2006-2010) Gambar 32 Fluktuasi Penyaluran Es di PPN Ambon

Volume penyaluran es cenderung kecil, hal ini disebabkan kapal-kapal perikanan yang masuk PPN Ambon sebagian besar adalah kapal-kapal perikanan skala besar (industri) yang telah dilengkapi dengan palka pendingin. Es ini dipakai oleh kapal nelayan skala kecil, kapal pengangkut atau unit usaha pengolahan. Volume es yang tersalurkan pada tahun 2009 semuanya berasal dari pabrik es PPN Ambon, hal tersebut berarti terjadi penurunan dari total volume es yang tersalurkan tahun sebelumnya. Volume es yang tersalurkan pada tahun 2010 peningkatan dari total volume es yang tersalurkan tahun 2009.

4.5 Kesimpulan

(1) Kunjungan kapal di PPN Ambon selama periode 2006-2010 cenderung menurun, namun dalam dua tahun terakhir mengalami kenaikan yang signifikan

(2) Volume ikan yang di daratkan di PPN Ambon juga mengalami penurunan, namun dalam dua tahun terakhir telah pulih ke kondisi tahun 2006.

(3) Ikan yang didaratkan di PPN Ambon 0,79 % diditribusikan pada pasar lokal, 0,658 % untuk pemasaran antar pulau (regional) , dan 98, 55 % untuk ekspor. (4) Suplai air bersih di PPN Ambon secara umum meningkat dari tahun ke tahun. (5) Sebagaimana trend kunjungan kapal, maka suplai BBM dan es juga memiliki

Gambar

Gambar 19  Wilayah Provinsi Maluku      Gambar 20  Peta gugus pulau Maluku
Tabel 11 Spesifikasi teknis PPN Ambon
Tabel   12   Kinerja operasional PPN Ambon, 2006
Gambar 22 Grafik kunjungan kapal di PPN Ambon,tahun 2006-2010                                               Sumber: PPN Ambon (2006-2010)
+5

Referensi

Dokumen terkait

dengan penanaman di dalam tanah ialah pengawalan penggunaan nutrien pemakanan yang lebih efisien, penggunaan di kawasan yang tidak suaitani, kegunaan air dan baja

Pengelolaan hutan dalam bentuk pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang berada di wilayah masyarakat hukum adat dilakukan oleh masyarakat hukum adat

alam mewujudkan visi dan misinya Kementrian Kesehatan telah menempatkan sistim informasi menjadi salah satu strategi utama dalam Sistem Kesehatan

Metode yang paling optimal untuk menganalisis accumulator array dalam upaya menemukan posisi kemunculan motif pada citra batik yang dilakukan pada penelitian ini adalah

memutakhirkan kebijakan peningkatan mutu pelayanan farmasi komunitas dan farmasi rumah sakit; (2) Melindungi aspek kesehatan masyarakat dengan mempertimbangkan

Beberapa tanaman yang mengandung eugenol, diantaranya adalah daun cengkeh ( Syzygium aromaticum ), daun kemangi ( Ocimum sp), daun kayu putih ( Melaleuca sp), daun

Berdasarkan pada penelitian sebelumnya, untuk meningkatkan kinerja dari mesin rapid prototyping dengan mengurangi dimensi output filament dilakukan pengembangan dengan cara

1) Menginventarisasi kebutuhan sarana, prasarana, fasilitas umum, fasilitas sosial RUSUNAWA. 2) Mengadakan sarana dan prasarana fasilitas umum dan fasilitas lainnya