• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG JURNAL ILMIAH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA

AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN

KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

JURNAL ILMIAH

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN

PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

ARYA OKTAF DAFI’UDIN NIM. 105060400111032-64

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKIK

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN

MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN HARGA

AIR PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN

KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

JURNAL ILMIAH

TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI PEMANFAATAN DAN PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR

Ditujukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik

ARYA OKTAF DAFI’UDIN NIM. 105060400111032-64

Telah diperiksa dan disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ir. Moch. Sholichin, MT., Ph.D Sebrian Mirdeklis BP, ST.,MT.,M.Eng NIP. 19670602 1998 02 1 001 NIP. 201405 890924 1 001

(3)

STUDI KELAYAKAN EKONOMI DALAM PENENTUAN

HARGA AIR

PADA SISTEM PENYEDIAAN AIR BAKU DI DESA PAMOTAN

KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

Arya Oktaf Dafi’udin1, Mochammad Sholichin2, Sebrian Mirdeklis Beselly Putra2

1

Mahasiswa Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2

Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Universitas Brawijaya – Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Indonesia email : oktafarya@ymail.com

ABSTRAK

Meningkatnya kebutuhan akan air baku pada masyarakat Indonesia salah satunya disebabkan oleh pertumbuhan penduduk yang sangat pesat di satu sisi menimbulkan suatu permasalahan, sehingga perlu dipikirkan usaha untuk meningkatkan sumber air yang ada guna memenuhi kebutuhan air baku. Salah satu upaya untuk meningkatkan sumber air baku yakni dengan rehabilitasi dan pengembangan jaringan distribusi air bersih. Untuk membantu proses rehabilitasi dan pengembangan di butuhkan perhitungan analisis ekonomi air bersih yang tepat. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui nilai biaya konstruksi, biaya operasional, manfaat dan harga air minimum. Adapun analisis ini menunjukan bahwa hasil nilai harga air minimum Desa Pamotan sebesar Rp 978 /m³. Dengan biaya total sebesar Rp 6.615.390.667,00 dan manfaat yang didapat yaitu sebesar Rp 10.147.228.623,00. Nilai harga air tersebut termasuk dalam klasifikasi harga air yang masih sanggup dibayarkan masyarakat setempat. Dari hasil analisis tersebut dapat dilakukan usaha-usaha pengembangan yang berguna untuk menambah dan memperbaiki fungsi dari jaringan distribusi air bersih Desa Pamotan.

Kata Kunci : Desa Pamotan, Harga Air, Manfaat, Biaya Total Konstruksi ABSTRACT

The increasing demand for raw water to the people of Indonesia one of them caused by rapid population growth on the one hand cause a problem, so it should be considered an attempt to improve the existing water resources to meet the needs of raw water. One effort to increase the raw water source with the rehabilitation and development of clean water distribution network. To assist in the rehabilitation and development in the calculations needed economic analysis of water right. This analysis aims to determine the value of construction costs, operating costs, benefits and minimum water prices. The analysis shows that the results of the minimum water prices Pamotan Village Rp 978 / m³. With a total cost of Rp 6.615.390.667,00 and the benefits which amounted to Rp 10.147.228.623,00. The value of the price of water is included in the classification of water prices are still able to pay local people. From the results of the analysis can be carried out efforts to develop useful to supplement and improve the functioning of the water distribution network Pamotan village.

(4)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Air adalah sumber kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan akan air, manusia menciptakan sarana dan prasarana untuk memudahkan mendapatkan air tersebut. Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang dibutuhkan secara berkelanjutan. Penggunaan air bersih sangat penting untuk konsumsi rumah tangga, kebutuhan industri dan tempat umum.

Akhir-akhir ini kelangkaan air dan sumber air sudah menjadi kenyataan untuk sebagian wilayah Indonesia, khususnya di daerah perkotaan dan pusat-pusat pengembangan wilayah di sekitar perkotaan. Pentingnya kebutuhan air bersih menjadikan hal yang wajar jika sektor ini mendapatkan prioritas utama, hal ini karena air merupakan kebutuhan yang banyak diperlukan. Kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke waktu semakin meningkat yang terkadang tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan. Peningkatan kebutuhan air disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/ kawasan pelayanan ataupun hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga. Akibat dari meningkatnya jumlah penduduk yang di iringi peningkatan ekonomi penduduk, menyebkan peningkatan jumlah kebutuhan air bersih pula. Kekurangan air di jam–jam tertentu terutama di jam puncak pemakaian, mengakibatkan kebutuhan air bagi warga memuncak, sehingga diperlukan alternatif pengatur dan pendistribusian air secara efektif yang memenuhi kebutuhan minimal di jam puncak.

Untuk mengatasi hal tersebut dibutuhkan suatu jaringan distribusi air baku yang baik dan mampu untuk melayani kebutuhan air baku bagi penduduk yang tinggal di daerah tersebut.

Perencanaan sebuah jaringan distribusi air baku dihitung dengan teliti dilihat dari berbagai macam aspek. Perencanaan tersebut dibuat secara utuh dan membentuk suatu sistem jaringan distribusi air baku yang terpadu.

Upaya pengembangan wilayah pada dasarnya sangat erat kaitannya dengan ketersediaan air baku di suatu wilayah tersebut. Di mana air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting untuk dipenuhi. Oleh sebab itu pengembangan sumber air baku dan pengelolaannya menjadi bagian yang mempunyai prioritas terkait dengan upaya pembangunan berkelanjutan. 1.2. Identifikasi Masalah

Kabupaten Malang merupakan dataran rendah yang memiliki akses besar untuk perolehan air bersih. Salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Malang yang berada di dataran paling rendah di Kabupaten Malang adalah Kecamatan Dampit. Luas wilayah kecamatan Dampit 135,3 km² dan jumlah penduduk 135.035 jiwa (data BPS Kab.Malang, 2014). Tingginya jumlah penduduk yang banyak menyebabkan kebutuhan air di Kecamatan Dampit juga meningkat. Pengelolaan dan pemanfaatan air sangat dibutuhkan agar penggunaan air terdistribusi dengan baik ke masyarakat.

Di Desa Pamotan, pemanfaatan air masih dikelola oleh HIPPAM (himpunan penduduk pemakai air minum). Hal ini disebabkan karena Desa Pamotan merupakan daerah yang belum terdistribusi air PDAM secara menyeluruh. Pemerintah Kabupaten Malang dengan Bapel HIPPAM Sumber Makmur bekerjasama dalam penyediaan air bersih di Desa Pamotan. Pengelolaan ini bertujuan meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat di pedesaan melalui perbaikan perilaku bersih dan sehat.

Proyek penyediaan air bersih di Kecamatan Dampit merupakan proyek

(5)

pemerintah Kabupaten Malang dengan Bapel HIPPAM Sumber Makmur di Desa Pamotan Kecamatan Dampit. Badan pengelola ini mengoordinasikan penyaluran air ke rumah-rumah masyarakat, mengumpulkan iuran air yang selanjutnya digunakan untuk biaya perawatan dan administrasi. Hal tersebut dilakukan demi kepentingan masyarakat pengguna air bersih dan penyalurannya ke masyarakat.

Saat ini harga air eksisting di Desa Pamotan sebesar Rp.1500/m3 (Hippam Pamotan),untuk itu diperlukan perhitungan harga air di masa yang akan datang. Pendistribusian air ke masyarakat membutuhkan biaya agar penyalurannya berjalan dengan baik. Biaya-biaya ini mencakup biaya proses pengelolaan air, biaya pendistribusian air kepada masyarakat, biaya pemasangan pompa, pemasangan pipa atau sambungan dan biaya administrasi lainnya. Selain biaya pengelolaan air secara umum tersebut, juga terdapat biaya-biaya pemeliharaan dan perawatan selama penggunaan sistem penyediaan air bersih yang tersedia. Biaya-biaya tersebut tentunya memberikan pengaruh kepada penetapan iuran air di Desa Pamotan.

Berkaitan dengan upaya pengembangan sarana penyediaan air diperlukan adanya kajian tentang penentuan harga air berdasarkan kelayakan ekonomi penduduk di Desa Pamotan.

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini dapat mengetahui kondisi eksisting dan permasalahan yang timbul di daerah penyediaan air bersih di wilayah setempat, dapat mengetahui gambaran umum teknik konstruksi sistem penyediaan air bersih yang digunakan., dapat mengetahui nilai kelayakan ekonomi untuk penetapan harga air bersih di Desa Pamotan dimasa sekarang dan di masa yang akan datang, dapat memprediksi harga air yang layak secara

ekonomi dimasa 15 tahun yang akan datang

Adapun manfaat yang akan didapat dari penelitian ini adalah memberikan masukan kepada badan pengelola terkait dalam penentuan harga air bersih dengan memperhatikan tingkat kesediaan dan kesanggupan masyarakat setempat. Memberikan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah dalam memperhatikan kesejahteraan masyarakat pedesaan dalam mengakses air bersih agar semua kalangan masyarakat dapat secara merata menikmati produk air bersih sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Analisis Kelayakan Ekonomi 2.1.1Nilai Rasio Manfaat dan Biaya (Benefit Cost Ratio / BCR)

BCR adalah hasil perbandingan antara present value jumlah benefit kotor pada setiap periode (tahun) dengan jumlah present value dari biaya dan investasi yang dikeluarkan (Cipta Karya, 2007: 34). Adapun metode analisis benefit cost ratio (BCR) ini akan dijelaskan sebagai berikut: (Giatman, 2007: 81)

Rumus umum BCR = Benefit / Cost

Untuk mengetahui apakah suatu rencana investasi layak atau tidak setelah melalui metode ini adalah:

Jika: BCR ≥ 1, berarti investasi layak (feasible)

BCR < 1, berarti investasi tidak layak (unfeasible).

2.1.2 Net Present Value (NPV)

NPV adalah selisih antara benefit (penerima ) dengan cost (pengeluaran) yang telah dipresent valuekan. Kriteria ini mengatakan bahwa proyek akan dipilih jika NPV>0. Dengan demikian, jika suatu proyek mempunyai NPV>0, maka tidak akan dipilih atau tidak layak untuk dijalani. Dalam proyek rumus NPV ditulis sebagai berikut :

NPV = Σn Bt – Ct Dimana :

Bt : Benefit pada tahun ke-t

Ct : Biaya / pengeluaran pada tahun ke-t I : Tingkat discount rate

(6)

2.1.3.Tingkat Pengembalian Internal ( Internal Rate of Return atau IRR )

Tingkat pengembalian internal dapat didefinisikan sebagai tingkat suku bunga

yang membuat manfaat dan biaya

mempunyai nilai yang sama atau B-C = 0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C=1. Bila biaya dan manfaat tahunan konstan, perhitungan tingkat pengembalian internal dapat dilakukan dengan dasar tahunan, tapi bila tidak konstan dapat dilakukan dengan dasar nilai keadaan sekarang ( present value ) dan dicari dengan coba-coba ( trial and error ). Parameter Tingkat Pengembalian Internal tidak terpengaruh dengan bunga komersil yang berlaku, sehingga sering disebut dengan istilah Internal Rate of Return . Bila besarnya tingkat pengembalian internal ini sama dengan besarnya bunga komersil yang berlaku maka proyek dikatakan impas, namun bila lebih besar dikatakan proyek ini menguntungkan.

Dari tiga parameter diatas tidak ada yang paling baik, karena pada suatu kondisi dengan analisis yang mendetail akan didapatkan salah satu parameter yang akan dipakai. Disamping itu sering terjadi konsistensi mengenai hubungan ketiga parameter itu,sehingga bisa terjadi IRR besar tetapi B/C nya kecil atau sebaliknya, bias terjadi pula B/C besar tetapi B-C minimum.

Perhitungan nilai IRR ini dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

2.1.4. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apakah yang akan terjadi dengan hasil proyek jika suatu kemungkinan perubahan dalam dasar-dasar asumsi pada perhitungan biaya dan manfaat. Karena dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya

dan manfaat masih merupakan

perkiraan,maka sudah barang tentu dalam asumsi-asumsi ini terdapat kemungkinan bahwa keadaan yang sebenarnya akan terjadi tidak sama dengan nilai asumsi yang telah dibuat pada waktu perencanaan.

Tujuan lainnya adalah mengurangi resiko kerugian dengan menunjukkan beberapa tindakan pencegahan yang harus diambil. Secara teoritis ada tiga hal yang perlu di perhatikan dalam melakukan analisis sensitivitas :

1. Perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga umum, misalnya penurunan hasil pendapatan akibat

penurunan jumlah pemakaian /

konsumsi air.

2. Menurunnya debit air dari perhitungan yang diandalkan.

3. Berdasarkan ketentuan diatas maka dalam studi kelayakan ini analisis kepekaan proyek akan dihitung terhadap

kondisi pesimis.

Berdasarkan ketentuan diatas maka dalam studi kelayakan ini analisis

kepekaan proyek akan dihitung terhadap kondisi pesimis.

Analisis sensitivitas biasanya dilakukan dengan mengubah salah satu elemen proyek (misalnya yield, harga, biaya) dan menghitung nilai IRR nya dengan harga tersebut. Beberapa keadaan yang biasanya dilakukan dalam analisis sensitivitas proyek pengairan adalah sebagai berikut :

1. Terjadi 10% penurunan pada nilai benefit yang diperkirakan

2. Terjadi 10% kenaikan pada biaya proyek yang diperkirakan

3. Terjadi 10% kenaikan pada nilai benefit yang diperkirakan

4. Terjadi 10% penurunan pada biaya proyek yang diperkirakan

(7)

2.2 Analisis Proyeksi Pertumbuhan Penduduk

Untuk memproyeksikan jumlah

penduduk pada tahun yang akan datang digunakan Metode Geometri Meningkat ( Geometrical Increase ). Dasar penggunaan metode ini berdasarkan perhitungan nilai

korelasi yang paling besar

(Anonim,1996:16) :

1. Data yang digunakan untuk pengunaan metode ini mencukupi.

2. Penggunaan metode ini telah banyak diterapkan di negara yang sedang berkembang dan hasilnya cukup meyakinkan.

Persamaan yang digunakan dalam metode Geometri Meningkat adalah sebagai berikut:

Pn = Po ( 1 + r )n

Dengan :

Pn : jumlah penduduk tahun n Po ; jumlah penduduk pada awal

tahun data

r : angka pertumbuhan penduduk n : jangka waktu dalam tahun

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Studi

Untuk lokasi studi ini berada di Desa Pamotan Kabupaten Malang. Wilayah Desa Pamotan terletak di kawasan Kecamatan Dampit. Luas wilayah Kecamatan Dampit adalah 135,31 km2.

Secara geografis, Kecamatan Dampit merupakan wilayah lereng dan dataran yang berkisar antara 450 meter di atas permukaan laut. Batas – batas wilayah Desa Pamotan adalah sebagai berikut:  Utara : Kecamatan Wajak

 Timur : Kecamatan Ampelgading  Selatan : Sumbermanjing Wetan  Barat : Kecamatan Turen 3.2. Langkah Pengolahan Data

Sistematika pembahasan dalam studi ini secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Biaya konstruksi, biaya operasi & pemeliharaan, dan usia guna bangunan dihitung dari data teknis proyek penyediaan air bersih Desa Pamotan.

2. Dari biaya konstruksi, biaya operasi & pemeliharaan, dan usia guna bangunan dilakukan analisis biaya. 3. Proyeksi jumlah penduduk dihitung

sampai dengan tahun 2030 dari data jumlah penduduk menggunakan metode Geometrik.

4. Besarnya kebutuhan air bersih dihitung berdasarkan proyeksi jumlah penduduk.

5. Kebutuhan air bersih dihitung terhadap debit sumber air yang ada, apakah debit sumber tersebut mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun 2030.

6. Besarnya produksi air dihitung dari tingkat pemakaian air penduduk di Desa Pamoan,sehingga diperoleh nilai manfaat.

7. Setelah mengetahui besarnya manfaat dan biaya selanjutnya dilakukan analisis ekonomi yaitu biaya-manfaat, biaya/manfaat, tingkat pengembalian internal, titik impas investasi, analisis sensivitas. 8. Penetapan prediksi harga air bersih

per m3 saat ini dan di masa yang akan mendatang berdasarkan analisis ekonomi dan estimasi keinginan untuk membayar pengguna air.

(8)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kebutuhan Air

Menentukan kebutuhan air diperlukan adanya perhitungan proyeksi tiap tahun. Dalam studi ini metode yang digunakan untuk proyeksi adalah Metode Geometrik dengan rumus :

Pn = Po ( 1 + r )n

Dengan :

Pn : jumlah penduduk tahun n Po ; jumlah penduduk pada awal

tahun data

r : angka pertumbuhan penduduk n : jangka waktu dalam tahun Dibawah ini adalah perhitungan pertambahan penduduk dengan metode Geometri untuk Desa Pamotan.

Laju pertambahan penduduk ( r ): 0,26 % Jumlah tahun proyeksi (n) : 1 tahun Jumlah penduduk awal tahun proyeksi (Po ) : 20.299 orang

Menghitung jumlah penduduk pada tahun 2015 ( Pn ) dengan persamaan :

Pn = Po (1 + r)1

Pn = 20.299 (1 + 0.0026)1 Pn = 20.404,7

Pn = 20.405 orang

Untuk perhitungan selanjutnya ditampilkan pada Tabel 1

Untuk proyeksi kebutuhan air bersih didapatkan dari perhitungan berikut: 1.Pelayanan Penduduk = 100%

2.Kebutuhan air baku = 130 l/org/hari 3.Proyeksi jumlah penduduk tahun 2030 = 21215 jiwa

4.Kebutuhan Air Baku = 31,7 lt/dt 5.Kebutuhan Air Hidran = 0,05 lt/dt 6.Kebutuhan Air total = 36,51 lt/dt 7.Kehilangan air = 10,95 lt/dt

8. Kebutuhan jam puncak = 71,19 lt/dt 4.2. Biaya Proyek

4.2.1Biaya Modal

Terdiri dari 2 macam biaya yaitu biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung proyek perencanaan penyediaan air bersih Desa Pamotan ditampilkan pada Tabel 2

Biaya tak langsung dari pekerjaan proyek terdiri dari :

-Biaya Engineering

( 5% dari biaya konstruksi ) -Biaya Administasi

( 2,5 % dari biaya konstruksi ) -Biaya Tak terduga

( 5% dari biaya konstruksi )

Menghitung biaya modal untuk seluruh perencanaan proyek penyediaan air bersih Desa Pamotan adalah sebagai berikut : a. Biaya administrasi = 2,5% x Rp. 1.976.128.619,87 = Rp 49.403.136,26 b. Biaya engineering = 5% x Rp. 1.976.128.619,87 = Rp. 98.806.272,51

c. Biaya tak terduga

= 5% x Rp. 1.976.128.619,87 = Rp. 98.806.272,51

Tabel 1. Proyeksi Pertambahan Penduduk Desa Pamotan Metode Geometri

No Tahun Jumlah Penduduk

1 2014 20.299 2 2015 20.405 3 2016 20.458 4 2017 20.511 5 2018 20.564 6 2019 20.618 7 2020 20.671 8 2021 20.725 9 2022 20.779 10 2023 20.833 11 2024 20.887 12 2025 20.941 13 2026 20.996 14 2027 21.051 15 2028 21.105 16 2029 21.160 17 2030 21.215

Tabel 2. Biaya Proyek Penyediaan Air Bersih Desa Pamotan

(9)

4.2.2. Biaya Tahunan

Biaya tahunan dari perencanaan proyek penyediaan air bersih terdiri dari perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan. Perhitungan dan analisis biaya tahunan dapat dilihat pada Tabel 3 4.2.3. Analisis Manfaat

A. Manfaat Langsung ditimbulkan karena adanya pembangunan sistem penyediaan air bersih Desa Pamotan

B. Manfaat tak langsung menyebabkan meningkatnya pemenuhan kebutuhan air untuk warga dan menurunnya penyakit yang disebabkan oleh air.

4.3 Analisis Ekonomi

4.3.1 Benefit Cost Ratio ( B/C)

Dalam perhitungan Benefit Cost Ratio ini masing-masing komponen manfaat dan biaya dijadikan nilai sekarang

( present value ). Tingkat suku bunga yang digunakan adalah 7,5%. Dan usia guna proyek adalah 15 tahun. Adapun contoh perhitungan BCR untuk sistem penyediaan air bersih Desa Pamotan adalah sebagai berikut:

Faktor konversi (F/P,7,5%,1) = 1,075 Bunga yang ditetapkan = 7,5 % Biaya konstruksi = Rp. 2.247.842.699,60 x 1,075 = Rp 2.416.430.902,00 Biaya O & P = Rp. 511.500.000,00 Faktor konversi (P/F,7,5%,1) = 0,930 Faktor konversi (P/A,7,5%,15)= 8,827 Nilai biaya O&P

= Rp 4.198.959.765,00 Total biaya rencana = Rp 6.615.390.667,00 Kebutuhan air baku = 766.378,05 m³/tahun

Penetapan hargaair minimum bila B/ = 1 Benefit = harga air x kebutuhan air Cost = total alokasi biaya Komponen Manfaat (benefit) -Total manfaat air baku = Rp. 1.149.567.075,00

-Faktor konversi (P/A,7,5%,15) = 8,827

-Nilai manfaat

= Rp 10.147.228.623,00 Sehingga :

BCR = 1,534

Karena Benefit Cost ratio ≥ 1, maka proyek ini layak untuk dilaksanakan. 4.3.2 Net Benefit ( B-C)

Metode kedua adalah analisis ekonomi dengan menggunakan selisih benefit dan cost (B-C). Dalam evaluasi ini nilai pada B-C pada tingkat suku bunga yang berlaku harus mempunyai harga > 0. Jika nilai B-C = 0 maka proyek tersebut mempunyai manfaat yang senilai dengan biaya investasinya. Jika B-C<0 maka proyek tersebut dari segi ekonomi tidak layak dibangun.

PV Benefit = Rp 10.147.228.623,00 PV Cost = Rp 6.615.390.667,00

B – C = Rp 3.531.837.956,00 Untuk perhitungan B-C pada berbagai suku bunga disajikan pada Tabel 4

Tabel 3. Biaya Operasi Pemeliharaan Sistem Penyediaan Air Bersih Desa Pamotan

Tabel 4. Net Benefit Harga Air Pada Berbagai Tingkat Suku Bunga

(10)

4.3.3 Internal Rate of Return ( IRR) Internal Rate of Return ( tingkat pengembalian internal ) didefinisikan sebagai tingkat suku bunga yang membuat manfaat dan biaya mempunyai nilai yang sama atau B – C = 0 atau tingkat suku bunga yang membuat B/C = 1 ( Kodoatie, 1995:112). Contoh perhitungan tingkat pengembalian internal untuk proyek ini adalah sebagai berikut :

IRR = I’ + ( I”- I’)

Dimana :

I’ = suku bunga memberikan nilai NPV positif = 20%

I” = suku bunga memberikan nilai NPV negatif = 30%

(B-C)’= (B-C) positif = 715.979.613,80 (B-C)”= (B-C) negatif= -452.528.429,00 Sehingga

Dari perhitungan tingkat pengembalian internal di atas dapat disimpulkan bahwa proyek penyediaan air bersih Desa Pamotan ini layak secara ekonomi. Hal ini disebabkan karena nilai IRR lebih besar dari nilai yang dipakai dalam evaluasi kajian ini yaitu sebesar 7,5%.

4.3.4 Analisis Sensitivitas

Analisis sensivitas adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan hasil proyek apabila terjadi kemungkinan perubahan dalam penentuan nilai-nilai untuk biaya dan manfaat yang masih merupakan suatu kemungkinan. Berdasarkan Bank Indonesia inflasi suku bunga dari tahun 2006-2015 stabil di angka 10%. Dalam analisis ini digunakan prosentasi inflasi pada pengembangan proyek air bersih ditetapkan sebesar 10%.

Untuk hasil perhitungan analisis sensitivitas dapat dilihat pada Tabel 5

4.3.5 Titik Impas Investasi

Analisis Payback Periode pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui seberapa lama investasi akan dapat dikembalikan saat terjadinya kondisi pulang pokok ( break even point ).

Diketahui :

Biaya konstruksi : Rp 2.247.842.699,60 Biaya Operasional: Rp 511.500.000,00 Total Manfaat : Rp 1.149.567.075,00

Pada proyek penyediaan air bersih di Desa Pamotan ini komponen cash flow benefit dan costnya bersifat present, maka rumus yang digunakan adalah :

K(PBP) = periode waktu

Untuk mengetahui apakah rencana suatu investasi tersebut layak ekonomis atau tidak, diperlukan suatu ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode ini rencana investasi dikatakan layak jika k ≤ usia guna proyek.

K(PBP) =

K(PBP) = 3,53 tahun ≈ 3,5 tahun

Dalam perhitungan didapat K ≤ usia guna proyek, yaitu K = 3,5 tahun dengan usia guna 15 tahun. Sehingga proyek penyediaan air bersih Desa Pamotan layak secara ekonomis. 4.3.6 Penetapan Harga Air

Untuk perhitungan harga air selanjutnya dapat dilihat pada Tabel 6

Tabel 5. Rekapitulasi analisis Sensitivitas Harga Air Eksisting

(11)

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Manfaat nyata yang diperoleh dari perencanaan jaringan penyediaan air bersih di Desa Pamotan Kecamatan Dampit Kabupaten Malang pada bunga 7,5% adalah :

- Manfaat dengan harga air eksisting :

Rp 1.149.567.075,00 / tahun - Manfaat dengan harga air

B=C :

Rp 749.449.492,1 / tahun Manfaat tidak nyata yang diperoleh yaitu meningkatnya pemenuhan kebutuhan air bersih dan menurunnya wabah penyakit karena sistem penyaluran yang baik dan layak pakai.

2. Nilai kelayakan ekonomi dilihat dari indikator yang digunakan, yaitu BCR, NPV, IRR, titik impas investasi, dan analisis sensitivitas. BCR pada saat suku bunga 7,5%, nilai BCR adalah 1,534. Nilai tersebut adalah layak karena BCR > 1. NPV pada saat suku bunga 7,5%,

nilai NPV adalah Rp

3.531.837.956,00. Nilai tersebut adalah layak karena NPV bernilai positif. IRR yang berlaku adalah 20,03 % karena hasil perhitungan IRR proyek ini lebih dari suku bunga komersial yang berlaku (7,5%) dari BI, sehingga proyek ini dapat dikatakan menguntungkan. Titik impas investasi pada saat suku bunga 7,5%, titik impas investasi terjadi pada tahun ke-3,5. Analisis sensivitas pada saat Cost naik 10%, Benefit tetap nilai B-C adalah Rp 2.870.298.890,- B/C 1,394 dan IRR 15,482. Pada saat Cost turun 10%, Benefit tetap nilai B-C adalah Rp 4.193.377.023,- B/C 1,704 dan IRR 20,199. Pada saat Cost tetap, Benefit naik 10% nilai B-C adalah Rp 4.546.560.819,- B/C 1,687 dan IRR

20,093. Pada saat Cost tetap, Benefit turun 10% nilai B-C adalah Rp 2.517.115.094,- B/C 1,38 dan IRR 15,351.

3. Dari perhitungan analisis ekonomi didapatkan harga air di Desa Pamotan dalam berbagai kondisi:

- Harga Air Eksisting (2016) : Rp 1.500,00

- Harga Air saat B=C (2016- 2030) :

Rp 978,00 - Rp 1.546,00 5.2 Saran

1. Sebaiknya untuk pihak-pihak yang terkait selalu meninjau dan turut serta dalam penanganan pemeliharaan jaringan distribusi air bersih agar dapat beroperasi secara optimal dan sesuai usia gunanya. 2. Untuk dinas terkait perlunya

ketelitian dalam pencatatan data terkait dalam penentuan harga air. Sehingga didapat data yang jelas dan transparan agar semua pihak terkait merasa diuntungkan dan tidak dirugikan

3. Diperlukan peningkatan efisiensi dan efektivitas penggunaan air baku untuk kebutuhan pokok.

4. Sebaiknya penetapan harga air tidak melihat dari sisi keuntungan saja namun juga harus dilihat dari kemampuan ekonomi masyarakat. Tabel 6. Harga air Pada saat B=C

Tahun Harga Air (Rp) 2016 978 2017 1.002 2018 1.028 2019 1.056 2020 1.086 2021 1.119 2022 1.154 2023 1.191 2024 1.232 2025 1.275 2026 1.322 2027 1.372 2028 1.426 2029 1.484 2030 1.546 Sumber : Hasil Perhitungan

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2015. Kecamatan Dampit Dalam Angka Tahun 2015. Malang : BPS.

Bank Indonesia. 2015. BI Rate.http://www.bi.go.id/id/moneter/ bi-rate/data/Default.aspx

Dinas Pengairan. 2015. Konservasi Infrastruktur Sumber Air Ubalan . Laporan Proyek

Ditjen Cipta Karya. 2006. Pedoman Teknis Penyediaan Air Bersih IKK Pedesaan. Jakarta : Ditjen Cipta Karya

Kadariah. 1976. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta. FE.UI Press

Kodoatie, Robert. 1995. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : ANDI OFFSET

Kuiper, E. 1965.Water Resources Project Ekonomics. Canada

Linsley, R. K, Joseph, B.F. 1986. Teknik Sumberdaya Air. Terjemahan Djoko Sasongko, Bandung : Erlangga. Muliakusumah, 2000. Proyeksi

Penduduk . Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Pujawan, I.N.P. 1995. Ekonomi Proyek. Jogjakarta : Liberty

Rispiningtati. 2008. Ekonomi Teknik. Malang :Tirta Media

Suyanto, A. Trie, M.S, dan Roestam, S. 2001. Ekonomi Teknik Sumber Daya Air, Suatu pengantar praktis. Jakarta : PT. Masyarakat Hidrologi Indonesia (MHII)

Waldiyono. 2008. Ekonomi Teknik (Konsepsi, Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wardana dkk. 2015. Pedoman Skripsi, Tesis dan Disertasi. Malang : Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang.

Gambar

Tabel  1.  Proyeksi  Pertambahan  Penduduk  Desa  Pamotan  Metode  Geometri
Tabel  4.  Net  Benefit  Harga  Air  Pada  Berbagai Tingkat Suku Bunga

Referensi

Dokumen terkait

Ft., M.Fis., selaku Kepala program studi fisioterapi fakultas ilmu kesehatan universitas Muhammadiyah malang, serta sebagai dosen Pembimbing 1 saya yang

Definisi e-business menurut IBM adalah sebuah pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinasikan

Hal seperti itu terjadi karena adanya kata-kata ter- tentu dalam bahasa Jerman yang maknanya dapat.. Anda kira,

Bagian yang ditunjuk oleh huruf Y adalah jaringan bunga karang (spons) yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan di organ daun. Jawaban:

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi 0 PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN TAHUN BERJALAN SETELAH

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti membuat penelitian dengan judul ³ Pelatihan Lari Jingkat Melewati 10 Rintangan Jarak 1 Meter Setinggi 25 cm Berbeban 500 gram

Pada bagian ini uraian difokuskan pada kitab Khulasah Nur Al-Yaqin Jilid II ditinjau dari segi penulisanan karakteristik materi, materi sejarah yang terkandung dalam

Ukuran mesiodistal gigi diukur secara manual dari gigi molar pertama kanan permanen sampai gigi molar pertama kiri permanen menggunakan jangka sorong dial produksi