• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Ap SMK Gotong Royong Kabupaten Gorontalo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Ap SMK Gotong Royong Kabupaten Gorontalo"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Ap SMK Gotong Royong

Kabupaten Gorontalo

OLEH

Nama : Yulan Kaharu

Nim : 911 409 091

Jurusan : Pendidikan Ekonomi

Program Studi : Pendidikan Ekonomi Perkantoran Pembimbing I : Dr.H.Rosman Ilato M.Pd

Pembimbing II : Srie Isnawaty Pakaya,S.Pd, M.Si

ABSTRAK

Yulan Kaharu, 2013. ”Pengaruh Pembelajaran Kontekstual Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas X Ap SMK Gotong Royong Kab.Gorontalo ”. Program Studi Pendidikan Ekonomi Perkantoran, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo dibawah bimbingan Bapak Dr.H.Rosman Ilato,M.Pd dan Ibu Srie Isnawaty Pakaya,S.Pd,M.Si

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan rumusan masalah penelitian apakah terdapat pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap motivasi belajar siswa kelas X AP 1 SMK Gotong Royong pada mata pelajaran Kewirausahaan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif. Variabel penelitian terdiri dari variabel X pembelajaran kontekstual dan variabel Y motivasi belajar siswa. Sampel penelitian 30 orang. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.Sebagai kesimpulan dari penelitian

(2)

ini adalah hipotesis penelitian yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang positif pembelajaran kontekstual terhadap motivasi belajar siswa” dapat diterima, hal ini dibuktikan dengan hasil Persamaan linier Ỳ = 32,26 + 0,39X yang berarti bahwa setiap kenaikan satu skor pembelajaran kontekstual (X) dapat menyebabkan kenaikan skor motivasi belajar siswa (Y) sebesar 0,39 pada constant 32,26, Serta hasil hasil Uji Lineritas dan Keberatian yang menyatakan bahwa hasil persamaan regresi linear dan berarti. Selain itu hasil pengujian koefisien determinasi sebesar r2 = 0,1369, yang hal ini menunjukkan bahwa sebesar 13,69% variasi yang terjadi pada motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran kontekstual. Untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa, guru harus lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang ada untuk menarik perhatian siswa.

Kata Kunci : Pembelajaran Kontekstual dan Motivasi Belajar

ABSTRACK

Yulan kaharu .2013.”The Effect of Contextual Learning on Enterpreneurship towaard Student’s Learning Motivation of X AP SMK Gotong Royong of Gorontalo District”.Study Program of Office Economy Education , Departemen of Economics Education, Faculty of Economics and Busines, Universitas Negeri Gorontalo. The principal supervisor was Dr. H.Rosman Ilato, M.Pd and the cosupervisor was Srie Isnawaty Pakaya, S.Pd, M.Si.

This research was based on the problem research whether there is an effect of contextual learning toward student’s learning motivation Of X AP of SMK Gotong Royong of Gorontalo District on enterpreneurship subject.

Method of the research applied quantitative method. Variables of research consisted of X variable, contextual learning, and Y variable, student’s learning motivation. Sample of research were 30 people. Technique of analyzing the data applied simple regresion analyziz method.

(3)

To sum up, the hypothesis of research which stated “there is a positive effect of contextual learning toward student’s learning motivation” was accepted. It was proven by the result of linier equation of Ỳ = 32,26 + 0,39X which meant that every the increasing of one score of contextual learning (X) can increase the score of student’s learning motivation (Y) as 0,39 at the constant of 32,26. In addition, the result of liniarity and significant the showed that the linear regresision = 0.1369, meant that 13,69% of variation that appeared in student’s learning motivation was affected by the contextual learning. In increasing student’s learning motivation, teacher, should be more creative in learning process also use learning media to attract student’s attention.

Keywords : contextual learning and learning motivation PENDAHULUAN

Pelaksanaan pendidikan di negara kitamengacu pada tujuan pendidikan nasional yang diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan kehidupan bangsa, mengembangkan manusia serta masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keahlian keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani serta kepribadian yang mantap dan mandiri. Pendidikan memiliki peranan penting dalam perjalanan kehidupan manusia, seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi (IPTEK) karena melalui sektor pendidikan dapat menciptakan manusia yang berkualitas dan nantinya akan mampu berkompentensi dalam kemajuan IPTEK. Menyadari akan hal tersebut, tentunya jalur yang tepat menyiapkan sumber daya manusia yang handal adalah melalui jalur pendidikan.

Sebagaimana yang diketahui bersama, bahwa motivasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal siswa. Faktor internal dapat berupa bakat, minat, kepribadian, dan ketekunan studi, serta kemampuan fisik dan kemampuan inteligensi siswa. Sedangkan faktor eksternal meliputi kemampuan guru, sarana dan prasarana sekolah serta dorongan dan perhatian orang tua. Dalam faktor eksternal, yang paling berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa adalah dukungan kemampuan guru dalam menerapkan metode ajar. Sebab, berdasarkan ketepatan metode ajar dapat meningkatkan semangat belajar yang tinggi meskipun

(4)

inteligensi siswa tersebut masih relatif rendah. Demikian pula sebaliknya, banyak siswa yang tidak berhasil karena dipengaruhi oleh kurang optimalnya penerapan metode pembelajaran , meskipun siswa yang bersangkutan memiliki tingkat intelegensia yang tinggi.

Pengaruh antara motivasi belajar siswa dengan optimalisasi pengajaran Kewirausahaan terikat oleh penerapan metode ajar. Menyikapi persoalan ini, maka guru harus mampu menghadirkan materi ajar yang sesuai dengan pengalaman nyata siswa. Karena memang, materi pembelajaran Kewirausahaan selalu berhubungan dengan realitas di lapangan. Kalau hal ini diterapkan secara optimal, tentu siswa akan termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran, karena pengalaman yang mereka rasakan dalam kehidupan sehari-hari menjadi bahasan dalam kegiatan pembelajaran. Maksudnya, dalam peningkatan motivasi belajar siswa, guru tidak hanya monoton pada satu metode pembelajaran saja, apalagi metode pembelajaran yang bersifat konvesional (ceramah, tanya jawab, dan penugasan), yang justru menurunkan motivasi belajar siswa. Disini guru diarahkan untuk menyajikan materi sesuai dengan karakteristik siswa. Di samping itu, guru harus mengaitkan materi pelajaran dengan kondisi dunia nyata siswa.

Mata pelajaran Kewirausahaan di SMK merupakan salah satu pelajaran yang sangat hubungannya dengan interaksi sosial. Pengembangan materi pada pelajaran ini disusun berdasarkan perkembangan sistem kehidupan sosial, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Oleh karenanya, dalam menyajikan materi pembelajaran Kewirausahaan, guru harus mampu melihat permasalahan pembelajaran yang dirasakan sepenuhnya oleh siswa dengan menerapkan metode pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Partanto dan Barry (1994:486) mengartikan “motivasi” sebagai dorongan (sokongan moril); alasan; tujuan tindakan. Hal ini identik dengan motivator yang diartikan sebagai pendorong; penggerak; pemberi semangat/sokongan moril; penganjur; dan pemberi motivasi. Selanjutnya, Slameto (2003:170) merumuskan

(5)

motivasi sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan, integritas, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep lain seperti minat, konsep, dan sebagainya. Siswa yang nampaknya tidak termotivasi, tetapi tidak dalam hal-hal yang diharapkan oleh pengajar.

Bertitik tolak dari konsep di atas, beberapa definisi pembelajaran yang pernah ditulis dalam beberapa sumber menyatakan sebagai berikut:

a) Johnson (dalam Nur, 2004:12) merumuskan bahwa CTL merupakan suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu melihat makna dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan kontek kehidupan mereka sehari-hari, yaitu dengan kontek lingkungan pribadinya, sosialnya dan budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut pendekatan CTL akan menuntut siswa melalui ke delapan komponen utama CTL melakukan hubungan yang bermakna, mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerjasama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara/merawat pribadi siswa, mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan assessment autentik.

b) Menurut Sanjaya, (2005:109) ) pembelajaran Contekstual Teaching and Learning (CTL) adalah “Suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka”.

c) Menurut Nur, (2004:12) bahwa pengajaran dan pembelajaran kontekstual adalah suatu konsepsi mengajar yang membantu guru menghubungkan isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga, masyarakat dan pekerja serta meminta ketekunan belajar.

(6)

Sejalan dengan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual, (Contekstual Teaching and Learning) adalah konsep belajar di mana guru menghadirkan dunia nyata de dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari peoses mengkonstruksi sendiri, berbagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat.

Dalam kelas kontekstual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi dari pada memberi informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru (pengetahuan dan keterampilan) datang dari “menemukan sendiri”, bukan dari „apa kata guru‟. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual. Kontekstual hanyalah salah satu dari sekian banyak pendekatan pembelajaran, seperti halnya dengan strategi pembelajaran yang lain. Kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan lebih produktif dan bermakna.

Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan penelitian yang berhubungan dengan pengaruh pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran kewirausahaan terhadap motivasi belajar siswa diidentifikasikan sebagai berikut: Strategi pembelajaran di sekolah masih bersifat monoton dan membosankan, kreatifitas mengajar guru belum sepenuhnya meningkatkan motifasi belajar siswa, pembelaajaran yang digunakan masih menggunakan metode ceramah, dan guru belum maksimal memberikan penugaan kepada siswa dalam memberikan strategi pembelajarannya.

Berdasarkan latar belakang dengan identifikasi masalah , maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah terdapat pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap motivasi belajar siswa kelas X AP 1 SMK Gotong Royong pada mata pelajaran Kewirausahaan?. Adapun yang menjadi tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar

(7)

pengaruh pembelajaran kontekstual terhadap motivasi belajar siswa kelas X AP 1 SMK Gotong Royong pada mata Kewirausahaan.

METODE PENELITIAN

Penetapan lokasi ini karena objek penelitian relevan dengan tujuan penelitian. Selain itu, data yang akan digunakan sebagai bahan penelitian cukup memadai dan mudah untuk memperolehnya, baik dilihat dari segi waktu, biaya dan tenaga yang diperlukan. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, yakni dari bulan Maret sampai dengan Mei 2013 (Penelitian akan dilakukan pada siswa kelas X AP 1 di SMK Gotong Royong Kabupaten Gorontalo)

Untuk memudahkan dalam pengujian hipotesis, maka peneliti menetapkan penelitian variabel sebagai berikut:

a. Variabel bebas (X) adalah pembelajaran kontekstual (CTL) dengan menggunakan indikator-indikator yang ada. Nur (2004:42) mengemukakan bahwa indikator yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan memberikan kualitas pembelajaran CTL adalah: (1) penerapan pengetahuan, (2) pengalaman-pengalaman dunia nyata, (3) berfikir tingkat tinggi, (4) kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar, (5) responsif terhadap budaya, dan (6) penilaian autentik.

b. Variabel terikat (Y) pada penelitian ini adalah motivasi belajar siswa, dengan indicator: (1) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (2) adanya harapan dan cita-cita masa depan, (3) adanya lingkungan belajar yang kondusif, (4) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

Pada pelaksanaan penelitian terdiri dari : a) populasi dan sample. teknik pengumpulan data meliputi : (1) observasi, (2) wawancara (3) angket (4) dokumentasi/dokumenter. Dan teknik analisis data serta hipotesis statistik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data hasil penelitian ini berbentuk skor yang diperoleh dari alat ukur berupa angket tentang pembelajaran kontekstual dan motivasi belajar siswa.

(8)

Deskripsi hasil penelitian ini menyajikan tentang perhitungan statistik data berupa tabel distribusi frekuensi, nilai mean, modus, median dan standar deviasi. Deskripsi data masing-masing untuk variabel pembelajaran kontekstual (X) dan motivasi belajar siswa (Y) adalah sebagai berikut:

Deskripsi Variabel X (Pembelajaran Kontekstual)

Dalam variabel ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 30 orang. Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada responden untuk variabel X pembelajaran kontekstual memperoleh skor sebagai berikut: median (Me) = 39,20 dan modus (Mo) = 61,63, rata-rata (X) = 63,7 dan simpangan baku (S) = 11,62 (perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 4). Dan berdasarkan perhitungan pada lampiran 4 juga diperoleh harga X2 hitung = 2,28 untuk dk = 6-1=5 dan taraf kesalahan 0.05 diperoleh X2 tabel = 11,070. Dalam pengujian Chi-Kuadrat berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel X (pembelajaran kontekstual) berdisitribusi normal yaitu X2 hitung ≤ X2 tabel atau (2,28 ≤ 11,070).

Deskripsi tentang frekuensi skor data media pembelajaran ( Variabel X) dapat dilihat pada lampiran 4. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 44,5 dengan frekuensi 3, kedua yaitu menjawab 52,5 dengan frekuensi 7, ketiga yaitu menjawab 60,5 dengan frekuensi 4, keempat yaitu menjawab 68,5 dengan frekuensi 9, kelima yaitu menjawab 76,5 dengan frekuensi 5 dan keenam yaitu menjawab 84,5 dengan frekuensi 2

Deskripsi Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)

Dalam variabel ini jumlah siswa yang menjadi sampel penelitian adalah 30 orang. Data yang dikumpulkan dari penyebaran angket kepada responden untuk variabel Y Motivasi belajar siswa memperoleh skor sebagai berikut: median (Me)= 57,5 dan modus (Mo)= 49,5 rata-rata (X) = 55,93 dan simpangan baku (S)= 10,02 (perhitungan terlampir pada penjelasan lampiran 4). Dan berdasarkan perhitungan pada lampiran 4 juga diperoleh harga X2hitung = 0,86 untuk dk= 6-1=5 dan taraf kesalahan 0.05 diperoleh X2tabel = 11,070. Dalam pengujian Chi-Kuadrat

(9)

berasumsi bahwa jika X2hitung ≤ X2tabel, artinya data berdistribusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Y (Motivasi belajar siswa) berdisitribusi normal yaitu X2 hitung ≤ X2 tabel atau (0,86 ≤ 11,070).

Deskripsi tentang frekuensi skor data Motivasi belajar siswa ( Variabel Y) dapat dilihat pada lampiran 4. Dari tabel tersebut menunjukan bahwa lebih banyak responden menjawab 37,5 dengan frekuensi 3, kedua yaitu menjawab 44,5 dengan frekuensi 9, ketiga yaitu menjawab 51,5 dengan frekuensi 7, keempat yaitu menjawab 58,5 dengan frekuensi 5, kelima yaitu menjawab 65,5 dengan frekuensi 4 dan keenam yaitu menjawab 72,5 dengan frekuensi 2

Berdasarkan permasalahan yang telah ditemukan sebelumnya, serta rumusan hipotesis yang berbunyi “Terdapat Pengaruh Antara Pembelajaran Kontekstual Terhadap Motivasi Belajar Siswa”. Perlu ditentukan statistika uji yang digunakan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

Dalam pengujian hipotesis, hasilnya menunjukkan bahwa hipotesis (Ho) yang diuji ditolak, yang artinya signifikan,dan hipotesis penelitian (Ha) yang diajukan diterima. Hal ini terlihat dari thitung ≥ ttabel pada taraf signifikan α = 0,05. Adapun hipotesis yang diajukan adalah terdapat hubungan positif dan signifikan antara Pembelajaran Kontekstual Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMK Gotong Royong Kota Gorontalo

Hasil pengujian hipotesis pada persamaan regresi yaitu Ỳ = 32,26 + 0,39X yang berarti setiap terjadi perubahan sebesar satu unit variabel X (Pembelajaran Kontekstual), maka akan diikuti oleh perubahan rata-rata variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) sebesar 0,39.

Selanjutnya melalui hasil pengujian koefisien korelasi sederhana, maka diperoleh harga r = 0,37 dengan koefisien determinasi sebesar r2 = 0,1369 atau 13,69%. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 13,69% variasi yang terjadi pada motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran kontekstual, sedangkan yang lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak didesain oleh peneliti dalam penelitian ini,

(10)

Indikator pembelajaran kontekstual yang telah diuji dalam penelitian ini adalah penerapan pengetahuan, pengalaman-pengalaman dunia nyata, berfikir tingkat tinggi, kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar, responsive terhadap budaya, dan penilaian autentik. Sedangkan indikator motivasi belajar dalam penelitian ini adalah adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya harapan dan cita-cita masa depan, adanya lingkungan belajar yang kondusif, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti mengemukakan kesimpulan, sebagai berikut: hipotesis penelitian yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang positif pembelajaran kontekstual terhadap motivasi belajar siswa” dapat diterima, hal ini dibuktikan dengan hasil Persamaan linier Ỳ = 32,26 + 0,39X yang berarti bahwa setiap kenaikan satu skor pembelajaran kontekstual (X) dapat menyebabkan kenaikan skor motivasi belajar siswa (Y) sebesar 0,39 pada constant 32,26, Serta hasil hasil Uji Lineritas dan Keberatian yang menyatakan bahwa hasil persamaan regresi linear dan berarti. Selain itu hasil pengujian koefisien determinasi sebesar r2 = 0,1369, yang hal ini menunjukkan bahwa sebesar 13,69% variasi yang terjadi pada motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh pembelajaran kontekstual.

SARAN

Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan diatas, maka penulis menyarankan dalam kegiatan pembelajaran seorang guru hendaknya melakukan kegiatan pembelajaran secara konfensional, sebagai upaya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. berikut ini beberapa saran yang dianggap relevan dengan penelitian. Saran tersebut antara lain :

a) Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan, guru harus menggunakan pembelajaran kontekstual dan untuk membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

(11)

b) Untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa, guru harus lebih kreatif dalam kegiatan pembelajaran, guru dapat menggunakan media pembelajaran yang ada untuk menarik perhatian siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Partanto, Pius A. dan Al Barry, M. Dahlan. 1994. Kamus Ilmiah Populer. Arkola: Surabaya.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta

Nur, Muhamad. 2004. Asesment dalam Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas: Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Prenada Media: Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

psn@psn.co.id B 2.05.08 email Kualifikasi SAMPAI DENGAN DESEMBER 2011. ASOSIASI SATELIT INDONESIA ( ASSI ) DAFTAR

Dalam Penulisan Ilmiah ini hasil peramalan penjualan produk Haneda Electric Ovenpada PT Batin Eka Perkasa dengan menggunakan metode Moving Average ( MA ) untuk semester dua tahun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sepakbola Melalui Penerapan Aktivitas Soccer Like Games Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

Langkah-Iangkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : mengidentifikasikan artikel tentang penyakit avian influenza di Asia, analisis.. jurnal

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kuat lentur dan tarik belah beton dengan bahan tambah serat ( limbah serutan mesin bubut ) dan

Iklan konten ditampilkan pada halaman website berupa teks link yang sesuai dengan aturan penyedia konten ads, Adapun cara kerjanya adalah sistem Iklan konten menganalisa halaman

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa wilayah yang mempunyai potensi obyek/daya tarik wisata berpotensi tinggi adalah Kecamatan Mojolaban, untuk wilayah berpotensi sedang

Shubuha Pilar Naredia, 2015, S251308016, PRODUKSI KULTURAL KAMPUNG SENI DI KAMPUNG BUMEN, KELURAHAN PURBAYAN, KECAMATAN KOTAGEDE, KOTA YOGYAKARTA, Tesis, Program