i
KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT
MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH
FLY ASH
Naskah Publikasi
untuk memenuhi sebagianpersyaratan
mencapai derajat Sarjana S–1 Teknik Sipil
disusun oleh :
SULARTO
NIM : D 100 030 093
NIRM : 03.6.106.03010.50093
kepada :
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
ii
LEMBAR PENGESAHAN
KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT
MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH
FLY ASH
Naskah Publikasi
Diajukan dan dipertahankan pada Ujian Pendadaran
Tugas Akhir di hadapan Dewan Penguji
Pada tanggal : 26 September 2012
diajukan oleh :
Sularto
NIM : D 100 030 093
NIRM : 03.6.106.03010.5.0093
Susunan Dewan Penguji:
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
Ir. H. Henry Hartono, M.T
Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T.
NIP :1956.05.27.1986.03.1.002
NIK : 732
Anggota
Ir. H. Aliem Sudjatmiko, M.T.
NIP : 131.683.033
Tugas Akhir ini diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil
Surakarta, 26 September 2012
Dekan Fakultas Teknik Ketua Program Studi Teknik Sipil
Ir. Agus Riyanto, M.T.
Ir. H. Suhendro Trinugroho, M.T.
KAPASITAS LENTUR DAN TARIK BETON SERAT
MENGGUNAKAN BAHAN TAMBAH FLY ASH
Sularto ( D 100 030 093 )
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Perkembangan rekayasa teknologi beton saat ini mengalami perkembangan yang cepat terutama beton dengan penambahan serat,yaitu beton serat. Penelitian penambahan serat dan fly ash pada campuran beton bertujuan untuk meningkatkan kuat lentur, kuat tarik, daktilitas, ketahanan terhadap benturan dan kuat geser beton. Perencanaan beton serat dengan berdasarkan perbandingan antara semen, pasir, kerikil, serat dan fly ash. Benda uji yang digunakan untuk uji kuat lentur berupa balok dengan ukuran 55 cm x 10 xm x 15 cm, sedangkan untuk uji kuat tarik belah berupa silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. variasi campuran beton serat yaitu 0 %,5 %,10 %,15 % serat dan 12,5 % fly ash.Hasil Pengujian Kuat Lentur balok beton serat 0 % didapat nilai kuat lentur rata-rata 10,020 MPa, serat 5 % didapat nilai kuat lentur rata-rata 7,110 MPa,serat 10 % didapat nilai kuat lentur rata-rata 7,920 MPa,serat 15 % didapat nilai kuat lentur rata-rata 7,380 MPa. Untuk Pengujian Kuat Lentur balok beton serat 0 % dan fly ash 12,5 % didapat nilai kuat lentur rata-rata 10,410 MPa, serat 5% dan fly ash 12,5 % didapat nilai kuat lentur rata-rata 6,870 MPa,serat 10 % dan fly ash 12,5 % didapat nilai kuat lentur rata-rata 8,910 MPa,serat 15% dan
fly ash 12,5 % didapat nilai kuat lentur rata-rata 7,740 MPa. Hasil Pengujian Kuat
tarik belah beton serat 0 % didapat nilai kuat tarik belah rata-rata 2,802 MPa, serat 5 % didapat nilai kuat tarik belah rata-rata 2,788 MPa,serat 10 % didapat nilai kuat tarik belah rata 2,774 MPa,serat 15 % didapat nilai kuat tarik belah rata-rata 2,745 MPa. Untuk Pengujian kuat tarik belah beton serat 0 % dan fly ash 12,5 % didapat nilai kuat tarik belah rata-rata 2,760 MPa, serat 5% dan fly ash 12,5 % didapat nilai kuat tarik belah rata-rata 2,732 MPa,serat 10 % dan fly ash 12,5 % didapat nilai kuat tarik belah rata-rata 2,491 MPa,serat 15% dan fly ash 12,5 % didapat nilai kuat tarik belah rata-rata 2,463 MPa. Penambahan Serat pada balok menurunkan kuat lentur sebesar 29,04 %, dengan penambahan fly ash
menurunkan kuat tarik belah sebesar 11,09 %. Pada pengujian silinder menurunkan kuat tarik belah sebesar 2,03 %,dengan penambahan fly ash
menurunkan kuat lentur sebesar 31,43 %.
PENDAHULUAN Latar Belakang
Perkembangan rekayasa teknologi beton saat ini telah mengalami perkembangan yang cepat. Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang paling banyak dijumpai dalam kehidupan. Mengingat fungsinya sebagai salah satu elemen pembentuk struktur yang paling banyak digunakan. Perkembangan beton dibidang beton serat memang sudah lama digalakkan. Beton serat merupakan beton yang ditambahkan serat (fiber) kedalam campurannya. Serat tersebut dapat berupa serat kayu, kelapa, tebu, baja, dan zat-zat tambahan lainnya yang dapat menambah mutu beton. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan mutu beton yang semakin hari semakin tinggi kebutuhannya. Beton serat ini sangat berguna untuk memperbaiki atau menaikkan sifat mekanik beton.
Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kuat lentur dan tarik belah beton dengan bahan tambah serat ( limbah serutan mesin bubut ) dan fly
ash.
LANDASAN TEORI
Menurut Tjokrodimuljo (1996), Beton serat (fiber concrete) adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat pada umumnya berupa batang-batang dengan diameter 5 sampai 500μm
(micrometer) dan panjang sekitar 25-100 mm. bahan serat dapat berupa serat
asbestos, serat tumbuh-tumbuhan (rami, bambu, ijuk), serat plastik, serat gelas/ kaca atau potongan-potongan kawat baja.
METODE PENELITIAN Bahan Penelitian
Bahan pokok yang dipakai dalam penelitian ini seperti Semen Portland ( Holcim), Pasir, Batu pecah/Split, air, Serat (Limbah serutan mesin bubut), dan fly ash.
Peralatan
0.0
Pengujian Bahan Penyusun Beton
Tabel 1. Pengujian Ikatan Awal Semen
Percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Waktu (Menit) 0 15 30 45 60 75 90 100 120
Penurunan (mm) 37 37 36 35 34 33 32 31 31
Grafik 1. Hubungan waktu dengan penurunan Ikatan Awal semen
Ikatan awal semen total yaitu (30 + 100) menit = 130 menit, untuk ikatan awal lebih dari 60 menit yaitu 130 menit, maka adukan sudah dapat digunakan sebagai perekat beton.
Tabel 2. Pengujian Agregat Kasar
Jenis Pemeriksaan Standart Hasil Pemeriksaan Berat JenisBulk 2,526 gr/cm3 Nilai Saturated Surface Dry (SSD) 2,603 gr/cm3 Penyerapan (Absorption) < 5% 3,601 % Modulus Halus Butir 5-8 7,84 Abrasi Mesin Los Angeles < 40% 26,4 %
Tabel 3. Pengujian Agregat Kasar
Jenis Pemeriksaan Standart Hasil Pemeriksaan Berat JenisBulk
Nilai Saturated Surface Dry (SSD) Penyerapan (Absorption) > ½ tinggi kerucut
Pengujian Kuat Lentur Balok Beton
Tabel 4. Hasil pengujian kuat lentur balok beton tanpa fly ash umur 14 hari
Benda
Grafik 2. Hubungan kuat lentur balok beton dengan persentase serat umur 14 hari
Tabel 3. Hasil pengujian kuat lentur balok beton serat dengan fly ash umur 14 hari
Grafik 3. Hubungan kuat lentur balok beton dengan penambahan serat danfly ash 10.410
Pengujian Kuat Tarik Belah Beton
Tabel 4. Hasil pengujian kuat tarik belah beton serat tanpa fly ashumur 14 hari
Benda Uji
Serat (%) Diameter a/b
0 % 15/15 176,715 200 2,830
2,802
0 % 15/15 176,715 200 2,830
0 % 15/15 176,715 195 2,760
0 % 15/15 176,715 210 2,972
0 % 15/15 176,715 185 2,618
BS-5
5 % 15/15 176,715 230 3,255
2,788
5 % 15/15 176,715 185 2,618
5 % 15/15 176,715 180 2,547
5 % 15/15 176,715 200 2,830
5 % 15/15 176,715 190 2,689
BS-10
10 % 15/15 176,715 200 2,830
2,774
10 % 15/15 176,715 220 3,113
10 % 15/15 176,715 205 2,901
10 % 15/15 176,715 185 2,618
10 % 15/15 176,715 170 2,406
BS-15
15 % 15/15 176,715 210 2,972
2,745
15 % 15/15 176,715 190 2,689
15 % 15/15 176,715 180 2,547
15 % 15/15 176,715 200 2,830
15 % 15/15 176,715 190 2,689
Grafik 4. Hubungan kuat tarik belah silinder beton dengan penambahan serat
2.802
Tabel 5. Hasil pengujian kuat tarik belah beton serat dengan fly ashumur 14 hari
0 % 15/15 176,715 195 2,760
2,760
0 % 15/15 176,715 180 2,547
0 % 15/15 176,715 210 2,972
0 % 15/15 176,715 210 2,972
0 % 15/15 176,715 180 2,547
BSF-5 12,5
5 % 15/15 176,715 185 2,619
2,732
5 % 15/15 176,715 210 2,972
5 % 15/15 176,715 190 2,689
5 % 15/15 176,715 180 2,548
5 % 15/15 176,715 200 2,477
BSF-10 12,5
10 % 15/15 176,715 175 2,477
2,491
10 % 15/15 176,715 180 2,548
10 % 15/15 176,715 165 2,335
10 % 15/15 176,715 190 2,689
10 % 15/15 176,715 170 2,406
BSF-15 12,5
15 % 15/15 176,715 170 2,406
2,463
15 % 15/15 176,715 160 2,265
15 % 15/15 176,715 200 2,831
15 % 15/15 176,715 180 2,548
15 % 15/15 176,715 160 2,265
Grafik 5. Hubungan kuat tarik belah beton dengan persentase serat dan fly ash 2.760
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
1.
Dari pengujian kuat lentur balok beton diperoleh kuat lentur balok beton normal sebesar 10,020 MPa, sedangkan untuk kuat lentur balok beton dengan penambahan serat 5 % sebesar 7,110 MPa, untuk penambahan serat 10 % sebesar 7,920 MPa, dan pada penambahan serat 15 % sebesar 7,380 MPa. Dengan demikian, pengaruh penambahan serat adalah menurunkan kuat lentur balok beton sebesar 29,04 %.2.
Dari pengujian kuat lentur balok beton dengan fly ash diperoleh kuat lentur balok beton sebesar 10,410 MPa, pada persentase penambahan serat 5 % danfly ash 12,5 % menghasilkan kuat lentur rata-rata sebesar 6,870 MPa, pada
persentase penambahan serat 10 % dan fly ash 12,5 % menghasilkan kuat lentur rata-rata sebesar 8,910 MPa, pada persentase penambahan serat 15 %
dan fly ash 12,5 % menghasilkan kuat lentur rata-rata sebesar 7,740 MPa.
Berarti, bahwa pengaruh penambahan serat adalah menurunkan kuat lentur balok beton sebesar 31,43 %.
3.
Dari pengujian kuat tarik belah silinder beton normal diperoleh kuat tarik belah beton normal sebesar 2,802 MPa, pada persentase penambahan serat 5 % menghasilkan kuat tarik belah rata-rata sebesar 2,788 MPa, pada persentase penambahan serat 10 % menghasilkan kuat tarik belah rata-rata sebesar 2,774 MPa, pada persentase penambahan serat 15 % menghasilkan kuat tarik belah rata-rata sebesar 2,745 MPa. Dengan demikian, bahwa pengaruh penambahan serat adalah menurunkan kuat tarik belah beton sebesar 2,03 %.4. Dari pengujian kuat tarik belah silinder beton fly ash diperoleh kuat tarik belah sebesar 2,760 MPa, pada persentase penambahan serat 5 % dan fly ash
12,5 % menghasilkan kuat tarik belah rata-rata sebesar 2,732 MPa, pada persentase penambahan serat 5 % dan fly ash 12,5 % menghasilkan kuat tarik belah rata-rata sebesar 2,491 MPa, pada persentase penambahan serat 5 %
dan fly ash 12,5 % menghasilkan kuat tarik belah rata-rata sebesar 2,463
5. Penambahan Serat 5%, 10% dan 15% mengakibatkan penurunan kuat lentur dan kuat tarik belah dari beton normal.
6. Dengan penambahan fly ash sebanyak 12,5% dari jumlah semen mengakibatkan kenaikan kuat lentur balok beton dari beton normal. Kuat tarik belah mengakibatkan penurunan dari beton normal.
7. Penambahan Serat limbah serutan besi dengan bentuk seperti per tidak layak digunakan pada campuran beton karena akan mengurangi kekuatan beton tersebut.
Saran
1) Panjang Serat dan persentase serat yang digunakan lebih bervariasi untuk mendapatkan penambahan serat yang optimal.
2) Dapat digunakan bentuk dan ukuran serat limbah serutan besi yang lain mengingat serat limbah serutan besi bentuknya bermacam-macam.
3) Penggunaan Agregat harus memenuhi standart aturan yang berlaku untuk mendapatkan hasil beton yang maksimal.
4) Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya ditentukan fas dan umur beton yang lebih bervariasi agar didapatkan hasil pengujian yang optimal.
5) Sebelum dilaksanakan penelitian harus ada Hipotesa awal mengenai bahan-bahan yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, 1982. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia,Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 1989. LPMB. Tata cara Rencana Pembuatan
Campuran Beton Normal, SK SNI T-15-1990-3, Departemen
Pekerjaan Umum, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum, 1996. Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Dengan Balok Uji Sederhana Yang Dibebani Terpusat
Langsung, SNI 03-4154-1996, Departemen Pekerjaan Umum,
Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 2002. Metode Pengujan Kuat Tarik Belah Beton,
Haricipto, A., 2005. “Pemanfaatan Limbah Briket Batu bara Sebagai Bahan Tambah Terhadap Kuat Tekan beton Dengan Perendaman Air
Laut”, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Hidayat, S. Y. 1986. Penelitian pendahuluan pemanfaatan abu terbang (Fly Ash)
untuk campuran beton di Indonesia. Jakarta: Jurnal Litbang
Vol. III No. 4-5 April dan Mei 1986.
Nugroho, R. S., 2002. “Kuat Lentur Balok Beton Serat Dengan Menggunakan
Chip” Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Suhendro, B., 1991, “Pengaruh Pemakaian Kawat Lokal Pada Sifat – sifat
Beton”, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian UGM,
Yogyakarta.
Suhendro, B., 1991, “Pengaruh Pemakaian Fiber Secara Parsial Pada Balok
Beton Bertulang”, Laporan Penelitian, Lembaga Penelitian
UGM, Yogyakarta.
Tjokrodimuljo, K, 1995. Bahan Bangunan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.