• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pkkh 0908051 chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pkkh 0908051 chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian ini

adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria yaitu valid (Sugiono,

2008:2).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Best dalam (Sukardi, 2005:152)

menyatakan bahwa “Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian

yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa

adanya”. Pendekatan yang digunakan dilihat dari ciri-ciri metode ilmiah jenis data

menurut sifatnya adalah data kuantitatif (diskrit atau nominal), dengan teknik

pengumpulan data melalui observasi. Tujuan secara umum adalah melihat,

menguji, dan memahami masalah, dalam hal ini menggali informasi kondisi

perilaku adaptif anak tunagrahita dengan acuan perilaku adaptif anak

non-tunagrahita pada usia mental yang sama. Dengan demikian penelitian ini

dilakukan dalam dua bagian penelitian.

Pada bagian pertama ingin melihat, menguji dan memahami perilaku adaptif anak

tunagrahita, agar mendapatkan gambaran kondisi perilaku adaptif anak

(2)

Pada bagian kedua ingin melihat, menguji dan memahami kondisi perilaku adaptif

anak tunagrahita baik secara aspek-peraspek, perkelompok usia mental maupun

secara keseluruhan, melihat seperti apa kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita

dengan acuan perilaku adaptif anak non-tunagrahita, dan selanjutnya bagaimana

perbandingan gradasi kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita antara kelompok

usia mental 7 tahun dengan kelompok usia mental 9 tahun, dan perbandingan

gradasi antara kelompok usia mental 9 tahun dengan kelompok usia mental 11

tahun.

Kriteria penilaian dan penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Nilai 3 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku sesuai dengan

norma yang berlaku (mandiri);

2. Nilai 2 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku, namun

memerlukan penjelasan dalam melakukannya;

3. Nilai 1 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku, namun

memerlukan bimbingan dalam melakukannya; dan

4. Nilai 0 bila anak tidak mampu melakukan kegitan/berperilaku salah suai.

dan rentang penskoran adalah:

1. Skor 3 adalah 3 - 2.5

2. Skor 2 adalah 2,49 – 1,5

(3)

A. Definisi Operasional Variabel

Agar istilah-istilah pada penelitian ini tidak menjadi salah tafsir atau standar

ganda, maka beberapa hal yang menjadi fokus penelitian perlu didefinisikan

secara konsep, yaitu sebagai berikut:

1. Perilaku Adaptif

Perilaku adaptif adalah salah satu dari ketiga kriteria ketunagrahitaan

tersebut di atas diartikan secara bebas merupakan kematangan diri dan

sosial seseorang dalam melakukan kegiatan umum sehari-hari sesuai

dengan keadaan umur dan berkaitan dengan budaya kelompok (Kelly,

1978:5; Patton, 1986:135; Reynolds, 1987:34-35)

Perilaku adaptif yang diteliti dibagi menjadi sepuluh aspek, yaitu:

a. Self-helf, personal appearance (Menolong diri, penampilan pribadi)

yang meliputi: makan, minum, berpakain, pergi ke WC, berias diri,

dan memelihara kesehatan.

b. Physical development (Perkembangan pisik) yang meliputi:

keterampilan motorik kasar dan motorik halus

c. Communication (Komunikasi) yang meliputi: bahasa reeptif dan

bahasa ekspresif

d. Personal, sosial skills (Keterampilan social) yang meliputi:

keterampian bermain, keterampilan berinteraksi, berpartisipasi dalam

keompok, bersikap ramah dalam pergaulan, perilaku seksual,

bertanggungjawab, memanfaatkan waktu luang, mengekspresikan

(4)

e. Cognitive functioning (Fungsi kognitif) yang meliputi: pengetahuan

akademik dasar, membaca, menulis, fungsi nomerik, mengetahui

konsep waktu, uang, dan pengukuran.

f. Healt care, personal welfare (Memelihara kesehatan dan

keselamatan diri) meliputi: mengatasi luka, masalah kesehatan,

pencegahan terhadap masalah kesehatan, memelihara diri secara

praktek.

g. Consumer skills (Keterampilan berbelanja) meliputi: penggunaan

uang, belanja, kegiatan di bank, cara mengatur pembelanjaran.

h. Domestic skills (Keterampilan domestic) yang meliputi: kebersihan

rumah, memelihara dan memperbaiki barang-barang yang ada di

rumah, cara membersihkn atau mencuci, keterampilan di dapur, dan

menjaga keselamatan rumah tangga

i. Community orientation (Orientasi pada lingkungan masyarakat)

yang meliputi: keterampilan melakukan perjalanan, memanfaatkan

sumber-sumber lingkungan, penggunaan telepon/HP, dan menjaga

keselamatan lingkungan.

j. Vocational skills (Keterampilan vokasional) yang meliputi: sikap dan

kebiasaan dalam bekerja, keterampilan mencari pekerjaan, dan

(5)

2. Kelompok Usia Mental

Kelompok usia mental 7 sampai dengan 11 tahun, adalah usia kemampun

mental hasil perhitungan Cronoloical Age (CA) kali Inteligency Question

(IQ), dibagi 100.( = ) sebagai contoh ( ) = 7 ℎ.

Kelompok usia tersebut di atas adalah bukan sebuah titik usia melainkan

rentang usia, seperti di bawah ini:

a. Kelompok usia 7 tahun, 7;00 – 8;11;31

b. Kelompok usia 9 tahun, 9;00 – 10;11;31

c. Kelompok usia 11 tahun, 11;00 – 11;11;31

3. Anak Tunagrahita

Anak Tunagrahita dalam definisi Anak Tunagrahita dari American

Assosiation Mental Deficiency (AAMD) adalah anak yang mengalami

hambatan perkembangan inteligensi, secara nyata (1) Kemampuan

inteligensnya secara nyata dua standar deviasi di bawah rata-rata; (2)

bersamaan dengan itu mengalami ambatan dalam periaku adaptif; (3)

dalam masa perkembangan usia 0 sampai dengan 18 tahun.

4. Anak Non-Tunagrahita

Yang dimaksud dengan anak non-tunagrahita adalah anak yang secara

umum berkemampuan berada pada level rata-rata tanpa mengalami

(6)

5. Acuan MA yang sama

Acuan MA yang sama dimaksud adalah, hasil pengukuran dengan

menggunakan instrumen yang sama pada Anak Non-Tunagrahita dengan

kelompok usia yang sama, yaitu usia 7, 9, dan 11 tahun.

B. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah Anak Tunagrahita usia mental 7 sampai dengan

11 tahun, berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang, dan

perempuan sebanyak 14 orang, berdasarkan kelompok usia mental adalah

kelompok usia mental 7 tahun sebanyak 10 orang; kelompok usia mental 9

tahun sebanyak 10 orang; dan kelompok usia mental 11 tahun sebanyak 10

orang, dan jumlah keseluruhan sebanyak 30 orang secara random dari SLB di

Kabupaten Bandung dan, Kabupaten Bandung Barat, di Kota Cimahi dan

Kota Bandung.

Subjek penelitian lain disamping anak tunagrahita, juga diukur pula perilaku

adaptif Anak Non-Tungrhita, berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki

sebanyak 18 Orang, dan perempuan sebanyak 12 orang, jumlah kelompok

usia mental 7 tahun sebanyak 10 orang, kelompok usia mental 9 tahun

sebanyak 10 orang, kelompok usia mental 11 tahun sebanyak 10 orang, dan

jumlah keseluruhan sebannyak 30 orang pada usia yang sama dan dengan

menggunakan instrumen yang sama sebagai referensi atau acuan, agar

kemampuan perilaku adaptif anak tunagrahita dapat diukur bagaimana level

(7)

Validitas penetapan usia mental untuk anak tunagrahita dilakukan dengan dua

cara, yang pertama melalui tes inteligensi oleh psikolog; dan yang kedua

dengan jugedment dari guru di sekolah masing-masing. Jugedment guru

dilakukan dengan pertimbangan bahwa guru juga berkemampuan untuk

melihat bagaimana kemampuan dan kelemahan anak baik melalui asesmen

statis yaitu dengan menggunakan instrument yang sudah baku, maupun

dengan cara asesmen dinamis yang setiap saat mengamati mencatat dan

memahami kemampuan tersebut di atas, walaupun seorang guru secara legal

formal tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan lisensi, tetapi untuk

kepentingan pembelajaran guru dapat melakukan dan menggunakan hasil

asesmennya. Data subyek penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Data subjek penelitian (Anak Tunagrahita) adalah sebagai berikut:

Table 3.1

Data Subjek Penelitian Anak Tunagrahita

NO. NAMA L/P

TGL LAHIR

/CA

IQ MA SEKOLAH

1 A L 1 Agust 1999

C/70 8;4

Purnama Asih

2 SM P 19 Des 1998 C/60 7;8 Purnama Asih

3 N P 12 Peb. 1999

C/70 8;4

Purnama Asih

4 LB P 7 Juli 1999 C/60 7;2 Aditya

5 ID L 25 Nop 1988

C/60 7;8

Aditya

6 DNF P 1 Juli 2000 C/70 7;7 Aditya

7 RM L 20 juni 1997 C/60 8;4 Pambudhi Dharma

8 AS P 31 Agust 1998

C/60 7;8 Pambudhi Dharma

9 MIM L 17 Mei 2001

C/70 7

Teratai

(8)
(9)

2. Data subjek penelitian (Anak Non-Tunagrahita) adalah sebagai berikut:

Table 3.2

Data Subjek Penelitian Anak Non-Tunagrahita

(10)

20

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian C dan Sekolah

Dasar Reguler secara acak di pedesaan dan di perkotaan, dengan tujuan untuk

meminimalisir adanya perbedaan budaya antara pedesaan dengan perkotaan,

yaitu di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan

Kota Bandung.dengan rincian sebagai berikut:

1. Sekolah Luar Biasa

SLB yang dijadikan tempat penelitian ini adalah :

a. SLB Purnama Asih (Kabupaten Bandung Barat)

(11)

c. SLB Pambudi Dharma (Kota Cimahi)

d. SLB Teratai (Kota Bandung)

e. SLB Pelita Hafiz (Kota Bandung)

2. Sekolah Reguler

Pengambilan data bagi anak non-tunagrahita sebagai referensi adalah di

SDN Babakan Pari Desa Batujajar Timur Kecamatan Batujajar Kabupaten

Bandung Barat.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini diadopsi dari penelitian yang terdahulu, yaitu “Upaya

Pembinaan Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif

Orang Tua” (Mulyawati. DK 2010), kemudian dimodifikasi disesuaikan

dengan usia mental, baik komponen aspeknya maupun pensekorannya dan

divalidasi secara konsep oleh ahli di bidangnya.

1. Validasi Konsep

Instrumen penelitian ini divalidasi oleh tujuh orang Jugement Expert,

dengan rincian sebagai berikut:

Table 3.3 Data Jugedment Expert

No. Nama Rekomendasi

1. Dr. Zaenal Alimin, M.Pd.

Substansi butir pengukuran dikaitkan dengan indikator dan aspek yang diobservasi

2. Dr. Dedi Kurniadi, M.Pd.

Aspek Vocational tidak diartikan sebagai pekerjaan yang sebenarnya, tetapi diartikan pada pekerjaan di rumah dan di sekolah

(12)

bahasa Indonesia dan penulisan huruf kalimat dilengkapi

7. Drs. Maman Abdurahman, M.Pd

Kalimat harus objektif dan operasional agar dapat di ukur

2. Validasi Konten (Uji Coba Instrumen)

Instrumen diujicobakan kepada lima orang calon observer (guru) dari dua

sekolah, yaitu

Table 3.4

Data Guru Uji Coba Instrumen

No. Nama Guru Asal Sekolah Keterangan 1. Yati Sarnengsih, S.Pd. SLB Pelita Hafizh Isi Instrumen

dapat dipahami, dapat diisi dan dapat dihitung. 2. Anita Sumirat, S.Pd. SLB Pelita Hafizh

3. Neni Sariningsih, S.Pd. SLB Purnama Asih 4. Tjutju Tjahayati, S.Pd. SLB Purnama Asih

3. Instrumen

Instrumen data ceklis yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada

lampiran, namun kisi-kisinya dapat dilihat sebagai berikut:

Table 3.5

Instrumen yang Divalidasi

No. Aspek Sub Aspek

(13)

Development 1.2.Fine motor skils 8 6 3 Communication 3.1.Receptive language

3.2.Expressive language 1.6.Expression of emotion

4

6.1.Treatment of injuries, health problems

6.2.Prevention of health problems 6.3.Child-care practices

7.1. Money handling 7.2. Purchasing 7.3. Banking

8 Domestic Skill 8.1.Household cleaning

8.2.Property mainteninance, repair

9.2.Utilization of community resources

10 Vocational Skills

10.1.Work habit and attitude 1.2. Work performance

1.3. Sosial vocational behavior 1.4. Work safety

3

(14)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung.

Observasi diakukan dengan secara langsung kepda subjek penelitian melalui

pemberdayaan guru di sekolah dan orang tua siswa di rumah.

Agar hasi observasi dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya kesamaan

persepsi dan teknik pengisian instrumen, maka terlebih dahulu dilakukan

“Bintek” yaitu penjelasan bagaimana melakukan observasi dan pengisian data

ceklish kepada guru dan orang tua

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif yaitu:

a. Menghitung masing-masing aspek agar diketahui kemapuan dan ambatan

masing-masing aspek, secara individual langsung menggunakan

instrumen. (menghitung, merata-ratakan dan mengintervretasikan) baik

data anak tunagrahita maupun anak non-tungrahita

b. Menghitung dan merata-ratakan seluruh aspek untuk mengetahui

kemampun dan hambatan secara keseluruhan secara individual langsung

menggunakan instrumen. (menghitung, merata-ratakan dan

mengintervretasikan) baik data anak tunagrahita maupun anak

non-tungrahita

c. Menghitung berdasarkan kelompok usia agar dapat melihat kemampuan

secara kelompok usia (7, 9 mapun 11 tahun) baik data anak tunagrahita

(15)

d. Mengnalisis aspek manakah yang dominan kemampuan secara kelompok

usia (7, 9 mapun 11 tahun) bagi anak tunagrahita dengan acuan data anak

non-tunagrahita

G. Prosedur Penelitian

Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pada penelitian ini terdiri dari dua

bagian, yaitu bagian pertama melihat, menguji dan memahami kondisi

perilaku adaptif anak non-tunagrahita dan bagian yang kedua menguji dan

memahami kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita. Proses persiapan,

pengambila dan pengolahan data penelitian ini pada masing-masing

kelompok baik anak non-tungrahita maupun anak tunagrahita adalah sebagai

berikut:

1. Pembuatan instrumen

Instrumen dibuat dengan mengacu kepada pendapat dari Beirne-Smith et

all (2002:99), divalidasi oleh Jugedment Ekspert dan diujicobakan

kepada empat orang guru di dua Sekolah Luar Biasa (SLB).

2. Identifikasi Subjek Penelitian

Setelah mendapatkan ijin penelitian dan skaligus ijin memberdayakan

guru termasuk kesediaan orang tua siswa di tiap-tiap sekolah yang

dijadikan tempat penelitian, langkah pertama adalah mengidentifikasi

kasus dengan memperhatikan criteria sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi usia mental subyek penelitian dengan cara melihat

Usia kronologis anak, mengumpulkan dokumen anak yang melalui

(16)

memperhatikan informasi dari guru mengenai kemampuan

kecerdasan anak, apakah setara dengan inteligensi berapa dan

akhirnya dapat menemukan Usia Mental.

b. Mengelompokkan subyek penelitian di masing-masing sekolah

berdasarkan kelompok usia 7, 9 dan 11 tahun.

3. Pengambilan Data

Pengambilan data dilakukan oleh guru di masing-masing sekolah melalui

observasi/pengamatan dengan mengunakan instrumen dengan cara

menceklis pada skor yang sesuai dengan kondisi anak

4. Pengolahan Nilai

Yang dimaksud dengan pengolahan nilai dalam hal ini adalah

menghitung banyaknya ceklish pada masing masing kolom dikalikan

dengan skor dibagi banyaknya indikator pertanyaan.

5. Analisis Data

Kegiatan analisis data adalah terdiri dari:

a. Pengolahan data

b. Interpretasi data

c. Melihat data anak tunagrahita dengan acuan anak non-tunagrahita

d. Menbandingkan kondisi anak tunagrahita antara kelompok usia

mental 7 dengan 9 dan 9 dengan 11 tahu

(17)

Gambaran kerangaka penelitian ini secara skematik adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1.

Bagan Pelaksanaan Penelitian

Keterangan

NTG : Non-Tunagrahita TG : Tunagrahita

U : Usia (Cronological Age/CA) MA : Mental Age (usia mental) PB : Proses Belajar

<--- : Acuan

: Perbandingan

U7

MA 7

U9

MA 9

U11

MA 11

NTG

TG

(18)

Gambar 3.2.

Bagan Tahapan Penelitian

TIDA

1. Bagaimanakah kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita dengan acuan perilaku adaptif nak non-tunagrahita pada 10 aspek perilaku adaptif?

2. Bagaimanakah perbandingan kondisi perilaku adaptif pada anak tunagrahita kelompok usia mental 7, dengan 9 tahun, dan 9 dengan 11 tahun?’

DRAF FORM TDK. LANGSUNG DAN ANGKET GURU KELAS

SUBJEK PENELITIAN 1. Masing-masing

aspek Individu Anak Tunagrahita pada usia mental 7, 9, dan 11 tahun?;

Gambar

Table 3.1 Data Subjek Penelitian Anak Tunagrahita
Table 3.2
Table 3.3 Data Jugedment Expert
Table 3.4 Data Guru Uji Coba Instrumen
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang objektif mengenai Pengembangan Program Pendidikan jasmani Adaptif The joy of movement bagi siswa

Pengembangan Program Pendidikan Jasmani Adaptif The Joy Of Movement Bagi Siswa Tunagrahita Tingkat SMALB Di SLB B-C YPLAB Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

adaptif The joy of movement bagi siswa tunagrahita tingkat SMALB di. SLB B-C YPLAB

Pengembangan Program Pendidikan Jasmani Adaptif The Joy Of Movement Bagi Siswa Tunagrahita Tingkat SMALB Di SLB B-C YPLAB Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Pengembangan Program Pendidikan Jasmani Adaptif The Joy Of Movement Bagi Siswa Tunagrahita Tingkat SMALB Di SLB B-C YPLAB Kota Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia |

untuk mengembangkan rasa percaya diri peserta didik tunagrahita.. Berdasarkan permasalahan yang di teliti, maka peneliti

PROBLEMATIKA YANG DIHADAPI KELUARGA IBU DAN ANAKNYA MENGALAMI TUNAGRAHITA DITINJAU DARI FAMILY QUALITY OF LIFE Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Pada usia ini, anak tunagrahita ringan mengalami masa puber yang ditandai oleh ciri-ciri baik fisik maupun perilaku seperti menstruasi bagi anak perempuan dan