DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………... i
KATA PENGANTAR ………. ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ……… vi
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK ……….. vii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……… 1
B. Fokus Penelitian ………..………… 8
C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian ……… 8
D. Tujuan Penelitian ………..……….. 10
E. Kegunaan Hasi Penelitian ……… 11
F. Metode Penelitian ……… 12
G. Lokasi dan Subjek Penelitian ……….……….. 12
BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Adaptif (Adaptfi Behavior) ……… 14
B. Anak Berkebutuhan Khusus ………. 18
C. Ketunagrahitaan ……… 21
D. Masalah Anak Tunagrahita ……….. 26
E. Pendidikan Berkebutuhan Khusus ……… 31
F. Perkembangan ……….. 34
G. Kognitif ……… 35
H. Konstruktivisme Sosial ……… 39
I. Teori Belajar Behavioristik ……….. 42
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Definisi Operasional Variabel ……… 53
B. Subjek Penelitian ……… 56
C. Tempat Penelitian ……… 60
D. Instrumen Penelitian ……… 60
E. Teknik Pengumpulan Data .………. 63
F. Tenik Analisis Data ………. 63
G. Prosedur Penelitian ……….. 64
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 69
B. Pembahasan ………. 90
BAB V. KESIMPULAN A. Simpulan ……….. 101
B. Implikasi ……….. 102
C. Rekomendasi ……… 103
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Aspek Perilaku Adaptif ………. 15
Tabel 2.2. Klasifikasi ketunagrahitaan ……….. 25
Tabel 2.3. Penguasaan Bahasa ……… 28
Tabel 4.1. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Non-Tunagrahita
Kelompok Usia 7 tahun ……… 69
Tabel 4.2. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Non-Tunagrahita
Kelompok Usia 9 tahun ……… 70
Tabel 4.3. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Non-Tunagrahita
Kelompok Usia 11 tahun ……….. 71
Tabel 4.4. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok
Usia Mental 7 tahun ………. 72
Tabel 4.5. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok
Usia Mental 9 tahun ………. 73
Tabel 4.6. Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok
Usia Mental 11 tahun ……… 74
Tabel 4.7. Data Progres Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita
dengan Acuan Perilau Adaptif Anak Non-Tunagrahita 75
Tabel 4.8. Data Aspek Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan
Acuan Anak Non-Tunagrahita ……….. 79
Tabel 4.9 Data Kumulatif Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita
Kelompok Usia Mental 7, 9 dan 11 Tahun ………….. 81
Tabel 4.10. Data Perilaku Adptif Anak Tunagrahita dengan Acuan
Anak Non-Tunagrahita ……… 90
Tabel 4.11 Data Perbandingan Antar Kelompok Usia Mental Anak
Tunagrahita ... 90
Tabel 4.12. Data Aspek Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan
DAFTAR GAMBAR/GRAFIK
Halaman
Gambar 2.1. Skema Kategori Ketunagrahitaan ……… 22
Gambar 2.2. Skema Perkembangan Kognitif ……… 36
Gambar 3.1. Bagan Pelaksanaan Penelitian ………. 66
Gambar 3.2. Bagan Tahapan Penelitian ……….. 67
Gambar 4.1. Grafik Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan Acuan Perilau Adaptif Anak Non-Tunagrahita ……. 76
Gambar 4.2. Grafik Perkembangan Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan Acuan Perilau Adaptif Anak Non-Tunagrahita ………. 76
Gambar 4.3 Grafik Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok Usia 7 Tahun dengan Acuan Anak No-tunagrahita dan ideal ……… 77
Gambar 4.4. Grafik Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok Usia 9 Tahun dengan Acuan Anak No-tunagrahita dan ideal ……… 78
Gambar 4.5. Grafik Kondisi Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Kelompok Usia 11 Tahun dengan Acuan Anak No-tunagrahita dan ideal ……… 79
Gambar 4.6 Grafik Aspek Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita dengan Acuan Anak No-tunagrahita dan ideal ……. 80
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I . : Data Hasil Penelitan
Lampiran II. : Suarat Permohonan dan Pernyataan Melakukan Penelitian
Lampiaran III. : Surat Pernyataan Jugedment Expert
Lampiran IV. : Jugedment Instrumen Observasi Perilaku Adaptif
Lampiran V. : Instrumen Observasi Perilaku Adaptif
LampiranVI. : Instrumen Asesmen Perilaku Adaptif
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku adaptif diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memikul
tanggung jawab sosial menurut ukuran perkembangan usia, tempat, waktu,
dan norma-norma dimana anak itu berada di masyarakat, seperti norma
hukum pemerintah, hukum agama, sosial dan budaya, serta perilaku adaptif
secara akademis di sekolah.
Pembinaan perilaku adaptif pada anak tunagrahita menjadi sangat penting,
karena perilaku adaptif yang baik akan membantu dirinya dalam
bertingkahlaku sesuai dengan norma di tengah-tengah masyarakat. Semakin
bertambahnya usia, semakin banyak pula tuntutan masyarakat terhadap
keterampilan seorang indiviu, hal itu berlaku pula bagi anak tunagrahita.
Mereka diharapkan dapat berperilaku sebagaimana halnya yang terjadi di
masyarakat luas walaupun mereka mengalami hambatan untuk berperilaku
seperti anak pada umumnya.
Perilaku adaptif secara ideal perlu dikembangkan pada anak tunagrahita, yang
jelas-jelas mengalami hambatan inteligensi, sehingga mereka mengalami
lingkungan dimana mereka berada, termasuk menyesuaikan diri secara
akademis di sekolah.
Ada tiga hal yang melatarbelakangi penelitian ini, Pertama adalah merujuk
kepada ketunagrahitaan menurut AAMD, bahwa ketunagrahitaan merupakan
kondisi anak yang mengalami hambatan perkembangan inteligensi dua
standar deviasi di bawah rata-rata anak normal yang disertai dengan
hambatan perilaku adaptif. Pada kriteria pertama merujuk kepada kemampuan
inteligensinya secara kuantitatif dua standar deviasi di bawah rata-rata
normal, namun pada kriteria ke dua yang sekaligus menjadi pertanyaan
penelitian ini bagaimana kondisi perilaku adaptif anak tungrahita?.
Kedua bagaimana pentingnya perilaku adaptif diketahui oleh guru di sekolah,
baik perilaku adaptif secara umum yang berkembang di masyarakat maupun
perilaku adaptif secara akademis di sekolah, hal ini penting diketahuinya
kondisi perilaku tersebut akan membantu dan memudahkan guru dalam
menyusun materi pembelajaran atau proses bimbingan pada mereka.
Fakta hasil observasi lapangan dalam penelitian Alimin (2007) menunjukkan
bahwa anak-anak tunagrahita yang telah dan sedang mengikuti pendidikan di
sekolah luar biasa, pada umumnya belum menunjukkan perkembangan yang
diharapkan. Keadaan seperti itu, bukan semata-mata karena keterbelakangan
dan harapan lingkungan, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa program
pendidikan anak tunagrahita yang terjadi saat ini masih sangat menekankan
kepada aspek pengajaran yang bersifat akademik (semata-mata
menyampaikan bahan ajar), itupun dalam pelaksanaannya masih bersifat
klasikal dan belum memperhitungkan perbedaan. Padahal esensi dari
pendidikan anak tunagrahita ialah bahwa pendidikan lebih bersifat individual
karena perbedaan-perbedaan individu pada anak tunagrahita sangat mencolok
(Suhaeri HN& Edi Purwanto, 1996). Sehubungan dengan itu pengetahuan dan
keterampilan para guru dalam pembelajaran anak tunagrahita perlu terus
ditingkatkan
Berkaitan dengan perilaku adaptif belajar di sekolah secara pararel dan saling
berhubungan erat dengan perkembangan kognitif dan perkembangan
inteligensi, sementara dalam proses pembelajaran di sekolah sering kali
penerapan pebelajaran pada anak tunagrahita disamakan dengan anak pada
umumnya sehingga terjadi ada kesan memiliki garis lurus antara
perkembangan anak tunagrahita dengan perkembangan anak pada umumnya.
Pendapat ini dipengaruhi oleh pernyataan zigler dalam (Sutjihati, 1996:90)
“Para ahli psikologi perkembangan, umumnya menganggap bahwa jika anak tunagrahita dibandingkan dengan anak normal yang mempunyai MA yang sama secara teoritis akan memiliki tahap perkembangan kognitif yang sama. Pendapat ini didasarkan pada sebuah asumsi bahwa individu secara aktif mengkontruksi struktur internalnya melalui interaksi dengan lingkunan”
Ketiga, memperhatikan pendapat Jean Piaget, bahwa kognitif anak pada
penelitian ini adalah fase “Operasional Konkret” yaitu rentang usia 7 sampai
11 tahun yang sekaligus menjadi pertanyaan penelitian karena rentang usia
tersebut sangat jauh. Jika dibandingkan anak usia 7 tahun atau setara dengan
kelas satu SD sedangkan anak usia 11 tahun akan setara dengan kelas lima
SD, oleh karenanya perlu di analisis paling tidak dijadikan tiga kelompok
usia, yaitu bagaimana kondisi usia 7 tahun, 9 tahun dan 11 tahun agar
diketahui tahapan perkembangannya, dalam hal ini adalah perkembangan
perilaku adaptif agar guru lebih mudah menentukan materi pembelajaran
yang sesuai dengan usia dan kebutuhannya.
Yang dimaksud oleh Jean Piaget mengenai perkembangan kognitif tersebut
ditujukan pada anak normal, padahal fakta di lapangan dalam kehidupan
sehari-hari adanya perbedaan yang nyata antara perkembangan anak
tunagrahita dengan anak pada umumnya sekalipun memiliki usia mental yang
sama, oleh karena itu penting untuk dikaji perbedaan kondisi tersebut.
Permasalah tersebut di atas lebih lanjut dijelaskan bahwa kriteria
ketunagrahitaan menurut AAMD (American Association on Mental
Defeciency) definisi tentang tunagrahita adalah “Mental retardition refers to
significantly subaverege general intellectual functioning exsisting
concurrently with deficits in adaptive, and manifested during development
period (Grossman dalam Robert Inggalls 1987 ) Definisi tersebut
menekankan bahwa tunagrahita merupakan kondisi yang komplek,
1. Inteligensi anak tunagrahita secara nyata dua standar deviasi di bawah
rata-rata anak pada umumnya;
2. Bersamaan dengan hal di atas, disertai mengalami hambatan dalam
penyesuian/adaptasi dengan lingkungan (Maladaptif)
3. Dalam rentang masa perkembangan antara 0 sampai 18 tahun.
Berkaitan dengan hal di atas periaku adaptif sangatlah penting dimiliki oleh
setiap individu di masyarakat dimana individu itu berada, adaptif terhadap
norma-norma yang berlaku di masyarakat itu sendiri seperti norma agama,
norma hukum negara, norma budaya dan norma di keluarga.
Perilaku adaptif secara sempit dalam pendidikan di sekolah diartikan pula
sebagai penyesuaian terhadap proses pembelajaran di sekolah untuk mencapai
fungsi dan tujuan pendidikan diantaranya adalah kemandirian, sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 adalah
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Perilaku adaptif bagi anak tunagrahita di persekolan (SLB) dijabarkan melalui
pembelajaran/bimbingan Bina Diri mengenai Actifity Dailly Life (ADL) ataua
mencapai kemandirian. Untuk membelajarkan bina diri dan keterampilan
hidup sehari-hari guru di sekolah harus memahami hambatan dalam perilaku
adaptif peserta didik dan aspek-aspek perilaku adaptif sebagai rujukan,
sedangkan memahami perilaku adaptif, perlu menganalisis kemampuan
perilaku adaptif peserta didik agar proses pembelajaran yang berkaitan
dengan perkembangan perilaku adaptif sesuai dengan hambatan,
perkembangan dan kebutuhannya.
Kendala dalam periaku adaptif anak tunagrahita secara praktis di sekolah,
belum jelasnya materi program khusus mengenai perilaku adaptif yang tepat
dengan kebutuhan anak, sesuai dengan usia dan permasalahan yang dihadapi
setiap anak, serta secara spesifik antara aspek dan tahapan. Kurikulum
pendidikan anak tunagrahita yang cenderung menekankan hal-hal yang
bersifat akademis, sedangkan bimbingan perilaku adaptif porsinya masih
kurang, oleh karena itu masalah perilaku adaptif perlu dianalisis lebih jauh
agar aspek-aspek perilaku adptif tersebut dapat diberikan secara tepat
digunakan sesuai dengan tahapan usia dan permasalahannya.
Fakta di lapangan, hasil penelitian Soendari (2011:7) menyatakan bahwa
kemampuan perilaku adaptif anak tunagrahita ringan secara umum
menunjukkan bahwa sebagian besar (72,72%) memiliki kemampuan dengan
kategori rendah, sedangkan sebagian kecil (27,27%) memiliki kemampuan
Melalui penelitian ini, diharapkan peneliti mengetahui kondisi/posisi secara
empirik perilaku adaptif dengan referensi/acuan anak non-tunagrahita pada
sepuluh aspek perilaku adaptif yang dilandasi oleh definisi anak tunagrahita
dan definisi perilaku adaptif dari beberapa ahli.
Berkaitan dengan berbagai permasalahan pada anak tunagrahita terkait
dengan periaku adaptif, tidak berarti perkembangan anak tunagrahita akan
terhambat pada semua aspek perkembangannya, namun masih dapat
mengoptimalkan potensi yang ada dan dimiliki oleh anak tunagrahita,
terlebih lagi pada anak tunagrahita ringan yang masih memiliki potensi untuk
mendapatkan pendidikan secara lebih baik.
Kedudukan atau posisi masalah yang diteliti dalam ruang lingkup program
studi yang ditekuni peneliti dimana peneliti sebagai mahasiswa pendidikan
kebutuhan khusus menganggap penting mengetahui seluruh aspek anak
berkebutuhan khusus secara lebih dalam. Berkaitan dengan tugas pekerjaan,
peneliti sebagai praktisi di lembaga pendidikan yang memfasilitasi
penjaminan mutu pendidikan di sekolah, termasuk Sekolah Luar Biasa (SLB)
dan sekolah yang melayani pendidikan anak berkebutuhan khusus (Inklusif),
maka dari itu dilihat dari analisis kebutuhan USG (Urgent, Serius, Growth)
masalah ini menjadi sangat penting dan perlu segera dikaji sebagai dasar
landasan teoritis agar tepat dalam berpikir dan betindak, termasuk
Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin mengkaji tentang
perilaku adaptif anak tunagrahita dengan judul penelitian “Perilaku Adaptif
Anak Tunagrahita Ringan pada Kelompok Usia Mental 7, 9 dan 11
Tahun, dengan Acuan Anak Non-Tunagrahita, yang secara rinci dibagi
menjadi dua bagian:
1. Bagian Pertama
Mengukur kemampuan perilaku adaptif Anak Tunagrahita kelompok usia
7, 9 dan 11 tahun berdasarkan aspek-aspek perilku adaptif, untuk
mengetahui aspek-aspek mana saja yang dapat diberikan dalam
pembelajaran/bimbingan bagi anak tunagrahita pada usia mental 7, 9 dan
11 tahun, baik di sekolah maupun di rumah
2. Bagian Kedua
Mengukur kemampuan perilku adaptif Anak Non-Tunagrahita kelompok
usia 7, 9 dan 11 tahun dengan menggunakan instrument yang sama,
dengan tujuan untuk mengetahui posisi ideal secara empirik dan
bagaimana kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita dengan
acuan/referensi anak non-tunagrahita.
B. Fokus Penelitian
Dari berbagai permasalahan bagi Anak Tunagrahita seperti halnya dipaparkan
1. Perilaku Adaptif
Dari ketiga kriteria anak tunagrahita dari AAMD, maka yang akan diteliti
pada kesempatan ini adalah kriteria yang kedua yaitu “Hambatan
Perilaku Adaptif.”
2. Usia
Dari kategori usia anak adalah 0 sampai dengan 18 tahun, maka
penelitian ini fokus pada anak tunagrahita usia mental 7 sampai dengan
11 tahun dan anak non-tunagrahita usia 7 sampai dengan 11 tahun.
Dimana baik anak tunagrahita maupun anak non-tunagrahita mereka
berada pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD).
C. Rumusan Masalah
Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam latar belakang masalah, pertama
yang berkaitan dengan perilaku adaptif yang merujuk pada definisi anak
tunagrahita dari AAMD yaitu belum jelasnya bagaimana kondisi perilaku
adaptif anak tunagrahita bila mengacu kepada kondisi perilaku adaptif anak
non-tunagrahita. Kedua berkaitan dengan pentingnya pembelajaran atau
bimbingan perilaku adaptif di sekolah yang merujuk kepada hasil asesmen
yang memuat kemampuan maupun kelemahan anak tunagrahita agar program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Ketiga merujuk kepada teori
perkembangan dari Jean Piaget, bahwa perkembangan itu melalui fase-fase
dan kemampuan perkembangan sesuai dengan fasenya diantranya adalah fase
operasional konkret dimana perkembangan ini ada pada rentang usia 7 sampai
jauhnya rentang usia tersebut di atas, maka dari itu perlu dianalisis menjadi
tiga kelompok usia mental yaitu menjadi kelompok usia mental 7 tahun,
kelompok usia mental 9 tahun dan kelompok usia mental 11tahun.
Bertitik tolak dari rumusan masalah di atas, maka diajukan pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita Ringan dengan
usia mental 7 sampai dengan 11 tahun?, pada 10 aspek, yaitu: menolong
diri, perkembangan fisik motorik, komunikasi, sosial, kognitif, kesehatan,
berbelanja, domestik, orientasi lingkungan, dan vokasional;
2. Bagaimanakah perbandingan kondisi perilaku adaptif pada anak
tunagrahita kelompok usia mental 7, dengan 9 tahun; dan usia mental 9
dengan 11 tahun?’
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan gambaran kemampuan perilaku adaptif anak tunagrahita usia
mental 7 sampai 11 tahun dengan acuan/referensi kemampuan perilaku
adaptif anak non-tunagrahita pada usia level yang sama,
2. Tujuan Khusus
Sedangkan yang menjadi tujuan secara khusus yang sesuai dengan
a. Mendapatkan gambaran bagaimana kondisi 10 aspek perilaku adaptif,
yaitu menolong diri, perkembangan fisik motorik, komunikasi, sosial,
kognitif, kesehatan, berbelanja, domestik, orientasi lingkungan, dan
vokasional anak non-tunagrahita dengan usia mental 7 sampai
dengan 11 tahun sebagai acuan;
b. Mendapatkan gambaran bagaimana kondisi 10 aspek perilaku adaptif,
yaitu menolong diri, perkembangan fisik motorik, komunikasi, sosial,
kognitif, kesehatan, berbelanja, domestik, orientasi lingkungan, dan
vokasional anak tunagrahita dengan usia mental 7 sampai dengan 11
tahun;
c. Mendapatkan gambaran bagaimana perbandingan kondisi perilaku
adaptif pada anak tunagrahita kelompok usia mental 7, dengan 9
tahun; dan usia mental 9 dengan 11 tahun?’
E. Kegunaan Hasil Peneitian
Kegunaan atau manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah:
1. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang jelas mengenai kemampuan perilaku adaptif anak
tunagrahita pada uasia 7 sampai dengan 11 tahun, dalam menjawab
kegamangan praktisi di lapangan sebagai pijakan berpikir dan bertindak.
2. Kegunaan Praktis
1) Guru dapat memahami kemampuan perilaku adaptif peserta
didiknya yang selanjutnya menjadi bahan pertimbangan berfikir
dan bertindak, baik dalam menyusun kurikulum, silabus,
rencana pembelajaran maupun dalam pelayanan pembelajaran.
2) Guru dapat memanfaatkan Instrumen penelitian ini untuk
dijadikan instrumen asesmen dalam melihat kemampuan
maupun hambatan peserta didik secara individual.
b. Bagi Orang Tua
Bagi orang tua mengetahui kemampuan maupun hambatan
anaknya, agar dapat berkolaborasi/kerjasama antara pembelajaran
di sekolah dengan perilaku adaptif di rumah.
F. Metode Peneitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif,
dengan teknik pengumpulan data melalui observasi langsung terhadap subyek
penelitian oleh peneliti, maupun melalui pemberdayaan guru di sekolah dan
orang tua di rumah, dengan menggunakan format ceklish, dan teknik analisis
data menggunakan statistik deskriptif.
G. Lokasi Dan Subyek Penilitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian terhadap anak tunagrahita bertempat di Sekolah Luar Biasa
Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan Kota
Bandung, Sedangkan penelitian bagi anak non-tunagrahita di Sekolah
Dasar Reguler bertempat di SD Babakanpari Desa Batujajar Timur
Kecamatan Batujajar Kabupaten Bandung Barat.
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Anak Tunagrahita Ringan usia mental 7
sampai dengan 11 tahun, sebanyak 30 orang dan anak non-tunagrahita
usia kronologis dan sekaligus usia mental 7 sampai dengan 11 tahun,
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara ilmiah untuk mengumpulkan data
dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Data yang diperoleh melalui penelitian ini
adalah data empiris (teramati) yang mempunyai kriteria yaitu valid (Sugiono,
2008:2).
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Best dalam (Sukardi, 2005:152)
menyatakan bahwa “Metode penelitian deskriptif merupakan metode penelitian
yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasikan objek sesuai dengan apa
adanya”. Pendekatan yang digunakan dilihat dari ciri-ciri metode ilmiah jenis data
menurut sifatnya adalah data kuantitatif (diskrit atau nominal), dengan teknik
pengumpulan data melalui observasi. Tujuan secara umum adalah melihat,
menguji, dan memahami masalah, dalam hal ini menggali informasi kondisi
perilaku adaptif anak tunagrahita dengan acuan perilaku adaptif anak
non-tunagrahita pada usia mental yang sama. Dengan demikian penelitian ini
dilakukan dalam dua bagian penelitian.
Pada bagian pertama ingin melihat, menguji dan memahami perilaku adaptif anak
tunagrahita, agar mendapatkan gambaran kondisi perilaku adaptif anak
Pada bagian kedua ingin melihat, menguji dan memahami kondisi perilaku adaptif
anak tunagrahita baik secara aspek-peraspek, perkelompok usia mental maupun
secara keseluruhan, melihat seperti apa kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita
dengan acuan perilaku adaptif anak non-tunagrahita, dan selanjutnya bagaimana
perbandingan gradasi kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita antara kelompok
usia mental 7 tahun dengan kelompok usia mental 9 tahun, dan perbandingan
gradasi antara kelompok usia mental 9 tahun dengan kelompok usia mental 11
tahun.
Kriteria penilaian dan penskoran yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Nilai 3 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku sesuai dengan
norma yang berlaku (mandiri);
2. Nilai 2 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku, namun
memerlukan penjelasan dalam melakukannya;
3. Nilai 1 bila anak mampu melakukan kegiatan/berperilaku, namun
memerlukan bimbingan dalam melakukannya; dan
4. Nilai 0 bila anak tidak mampu melakukan kegitan/berperilaku salah suai.
dan rentang penskoran adalah:
1. Skor 3 adalah 3 - 2.5
2. Skor 2 adalah 2,49 – 1,5
A. Definisi Operasional Variabel
Agar istilah-istilah pada penelitian ini tidak menjadi salah tafsir atau standar
ganda, maka beberapa hal yang menjadi fokus penelitian perlu didefinisikan
secara konsep, yaitu sebagai berikut:
1. Perilaku Adaptif
Perilaku adaptif adalah salah satu dari ketiga kriteria ketunagrahitaan
tersebut di atas diartikan secara bebas merupakan kematangan diri dan
sosial seseorang dalam melakukan kegiatan umum sehari-hari sesuai
dengan keadaan umur dan berkaitan dengan budaya kelompok (Kelly,
1978:5; Patton, 1986:135; Reynolds, 1987:34-35)
Perilaku adaptif yang diteliti dibagi menjadi sepuluh aspek, yaitu:
a. Self-helf, personal appearance (Menolong diri, penampilan pribadi)
yang meliputi: makan, minum, berpakain, pergi ke WC, berias diri,
dan memelihara kesehatan.
b. Physical development (Perkembangan pisik) yang meliputi:
keterampilan motorik kasar dan motorik halus
c. Communication (Komunikasi) yang meliputi: bahasa reeptif dan
bahasa ekspresif
d. Personal, sosial skills (Keterampilan social) yang meliputi:
keterampian bermain, keterampilan berinteraksi, berpartisipasi dalam
keompok, bersikap ramah dalam pergaulan, perilaku seksual,
bertanggungjawab, memanfaatkan waktu luang, mengekspresikan
e. Cognitive functioning (Fungsi kognitif) yang meliputi: pengetahuan
akademik dasar, membaca, menulis, fungsi nomerik, mengetahui
konsep waktu, uang, dan pengukuran.
f. Healt care, personal welfare (Memelihara kesehatan dan
keselamatan diri) meliputi: mengatasi luka, masalah kesehatan,
pencegahan terhadap masalah kesehatan, memelihara diri secara
praktek.
g. Consumer skills (Keterampilan berbelanja) meliputi: penggunaan
uang, belanja, kegiatan di bank, cara mengatur pembelanjaran.
h. Domestic skills (Keterampilan domestic) yang meliputi: kebersihan
rumah, memelihara dan memperbaiki barang-barang yang ada di
rumah, cara membersihkn atau mencuci, keterampilan di dapur, dan
menjaga keselamatan rumah tangga
i. Community orientation (Orientasi pada lingkungan masyarakat)
yang meliputi: keterampilan melakukan perjalanan, memanfaatkan
sumber-sumber lingkungan, penggunaan telepon/HP, dan menjaga
keselamatan lingkungan.
j. Vocational skills (Keterampilan vokasional) yang meliputi: sikap dan
kebiasaan dalam bekerja, keterampilan mencari pekerjaan, dan
2. Kelompok Usia Mental
Kelompok usia mental 7 sampai dengan 11 tahun, adalah usia kemampun
mental hasil perhitungan Cronoloical Age (CA) kali Inteligency Question
(IQ), dibagi 100.( = ) sebagai contoh ( ) = 7 ℎ.
Kelompok usia tersebut di atas adalah bukan sebuah titik usia melainkan
rentang usia, seperti di bawah ini:
a. Kelompok usia 7 tahun, 7;00 – 8;11;31
b. Kelompok usia 9 tahun, 9;00 – 10;11;31
c. Kelompok usia 11 tahun, 11;00 – 11;11;31
3. Anak Tunagrahita
Anak Tunagrahita dalam definisi Anak Tunagrahita dari American
Assosiation Mental Deficiency (AAMD) adalah anak yang mengalami
hambatan perkembangan inteligensi, secara nyata (1) Kemampuan
inteligensnya secara nyata dua standar deviasi di bawah rata-rata; (2)
bersamaan dengan itu mengalami ambatan dalam periaku adaptif; (3)
dalam masa perkembangan usia 0 sampai dengan 18 tahun.
4. Anak Non-Tunagrahita
Yang dimaksud dengan anak non-tunagrahita adalah anak yang secara
umum berkemampuan berada pada level rata-rata tanpa mengalami
5. Acuan MA yang sama
Acuan MA yang sama dimaksud adalah, hasil pengukuran dengan
menggunakan instrumen yang sama pada Anak Non-Tunagrahita dengan
kelompok usia yang sama, yaitu usia 7, 9, dan 11 tahun.
B. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah Anak Tunagrahita usia mental 7 sampai dengan
11 tahun, berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak 16 orang, dan
perempuan sebanyak 14 orang, berdasarkan kelompok usia mental adalah
kelompok usia mental 7 tahun sebanyak 10 orang; kelompok usia mental 9
tahun sebanyak 10 orang; dan kelompok usia mental 11 tahun sebanyak 10
orang, dan jumlah keseluruhan sebanyak 30 orang secara random dari SLB di
Kabupaten Bandung dan, Kabupaten Bandung Barat, di Kota Cimahi dan
Kota Bandung.
Subjek penelitian lain disamping anak tunagrahita, juga diukur pula perilaku
adaptif Anak Non-Tungrhita, berdasarkan jenis kelamin terdiri dari laki-laki
sebanyak 18 Orang, dan perempuan sebanyak 12 orang, jumlah kelompok
usia mental 7 tahun sebanyak 10 orang, kelompok usia mental 9 tahun
sebanyak 10 orang, kelompok usia mental 11 tahun sebanyak 10 orang, dan
jumlah keseluruhan sebannyak 30 orang pada usia yang sama dan dengan
menggunakan instrumen yang sama sebagai referensi atau acuan, agar
kemampuan perilaku adaptif anak tunagrahita dapat diukur bagaimana level
Validitas penetapan usia mental untuk anak tunagrahita dilakukan dengan dua
cara, yang pertama melalui tes inteligensi oleh psikolog; dan yang kedua
dengan jugedment dari guru di sekolah masing-masing. Jugedment guru
dilakukan dengan pertimbangan bahwa guru juga berkemampuan untuk
melihat bagaimana kemampuan dan kelemahan anak baik melalui asesmen
statis yaitu dengan menggunakan instrument yang sudah baku, maupun
dengan cara asesmen dinamis yang setiap saat mengamati mencatat dan
memahami kemampuan tersebut di atas, walaupun seorang guru secara legal
formal tidak memiliki kewenangan untuk mengeluarkan lisensi, tetapi untuk
kepentingan pembelajaran guru dapat melakukan dan menggunakan hasil
asesmennya. Data subyek penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1. Data subjek penelitian (Anak Tunagrahita) adalah sebagai berikut:
Table 3.1
Data Subjek Penelitian Anak Tunagrahita
2. Data subjek penelitian (Anak Non-Tunagrahita) adalah sebagai berikut:
Table 3.2
Data Subjek Penelitian Anak Non-Tunagrahita
20
C. Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di Sekolah Luar Biasa (SLB) bagian C dan Sekolah
Dasar Reguler secara acak di pedesaan dan di perkotaan, dengan tujuan untuk
meminimalisir adanya perbedaan budaya antara pedesaan dengan perkotaan,
yaitu di Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi dan
Kota Bandung.dengan rincian sebagai berikut:
1. Sekolah Luar Biasa
SLB yang dijadikan tempat penelitian ini adalah :
a. SLB Purnama Asih (Kabupaten Bandung Barat)
c. SLB Pambudi Dharma (Kota Cimahi)
d. SLB Teratai (Kota Bandung)
e. SLB Pelita Hafiz (Kota Bandung)
2. Sekolah Reguler
Pengambilan data bagi anak non-tunagrahita sebagai referensi adalah di
SDN Babakan Pari Desa Batujajar Timur Kecamatan Batujajar Kabupaten
Bandung Barat.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini diadopsi dari penelitian yang terdahulu, yaitu “Upaya
Pembinaan Perilaku Adaptif Anak Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif
Orang Tua” (Mulyawati. DK 2010), kemudian dimodifikasi disesuaikan
dengan usia mental, baik komponen aspeknya maupun pensekorannya dan
divalidasi secara konsep oleh ahli di bidangnya.
1. Validasi Konsep
Instrumen penelitian ini divalidasi oleh tujuh orang Jugement Expert,
dengan rincian sebagai berikut:
Table 3.3 Data Jugedment Expert
No. Nama Rekomendasi
1. Dr. Zaenal Alimin, M.Pd.
Substansi butir pengukuran
dikaitkan dengan indikator dan aspek yang diobservasi
2. Dr. Dedi Kurniadi, M.Pd.
Aspek Vocational tidak diartikan sebagai pekerjaan yang sebenarnya, tetapi diartikan pada pekerjaan di rumah dan di sekolah
bahasa Indonesia dan penulisan
operasional agar dapat di ukur
2. Validasi Konten (Uji Coba Instrumen)
Instrumen diujicobakan kepada lima orang calon observer (guru) dari dua
sekolah, yaitu
Table 3.4
Data Guru Uji Coba Instrumen
No. Nama Guru Asal Sekolah Keterangan
1. Yati Sarnengsih, S.Pd. SLB Pelita Hafizh Isi Instrumen
dapat dipahami, dapat diisi dan dapat dihitung.
2. Anita Sumirat, S.Pd. SLB Pelita Hafizh
3. Neni Sariningsih, S.Pd. SLB Purnama Asih
4. Tjutju Tjahayati, S.Pd. SLB Purnama Asih
3. Instrumen
Instrumen data ceklis yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran, namun kisi-kisinya dapat dilihat sebagai berikut:
Development 1.2.Fine motor skils 8 6
3 Communication 3.1.Receptive language
3.2.Expressive language
6.1.Treatment of injuries, health problems
6.2.Prevention of health problems 6.3.Child-care practices
8 Domestic Skill 8.1.Household cleaning
8.2.Property mainteninance,
9.2.Utilization of community
resources
10.1.Work habit and attitude
1.2. Work performance
1.3. Sosial vocational behavior 1.4. Work safety
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung.
Observasi diakukan dengan secara langsung kepda subjek penelitian melalui
pemberdayaan guru di sekolah dan orang tua siswa di rumah.
Agar hasi observasi dapat dipertanggungjawabkan dengan adanya kesamaan
persepsi dan teknik pengisian instrumen, maka terlebih dahulu dilakukan
“Bintek” yaitu penjelasan bagaimana melakukan observasi dan pengisian data
ceklish kepada guru dan orang tua
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif yaitu:
a. Menghitung masing-masing aspek agar diketahui kemapuan dan ambatan
masing-masing aspek, secara individual langsung menggunakan
instrumen. (menghitung, merata-ratakan dan mengintervretasikan) baik
data anak tunagrahita maupun anak non-tungrahita
b. Menghitung dan merata-ratakan seluruh aspek untuk mengetahui
kemampun dan hambatan secara keseluruhan secara individual langsung
menggunakan instrumen. (menghitung, merata-ratakan dan
mengintervretasikan) baik data anak tunagrahita maupun anak
non-tungrahita
c. Menghitung berdasarkan kelompok usia agar dapat melihat kemampuan
secara kelompok usia (7, 9 mapun 11 tahun) baik data anak tunagrahita
d. Mengnalisis aspek manakah yang dominan kemampuan secara kelompok
usia (7, 9 mapun 11 tahun) bagi anak tunagrahita dengan acuan data anak
non-tunagrahita
G. Prosedur Penelitian
Seperti yang telah dipaparkan sebelumnya, pada penelitian ini terdiri dari dua
bagian, yaitu bagian pertama melihat, menguji dan memahami kondisi
perilaku adaptif anak non-tunagrahita dan bagian yang kedua menguji dan
memahami kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita. Proses persiapan,
pengambila dan pengolahan data penelitian ini pada masing-masing
kelompok baik anak non-tungrahita maupun anak tunagrahita adalah sebagai
berikut:
1. Pembuatan instrumen
Instrumen dibuat dengan mengacu kepada pendapat dari Beirne-Smith et
all (2002:99), divalidasi oleh Jugedment Ekspert dan diujicobakan
kepada empat orang guru di dua Sekolah Luar Biasa (SLB).
2. Identifikasi Subjek Penelitian
Setelah mendapatkan ijin penelitian dan skaligus ijin memberdayakan
guru termasuk kesediaan orang tua siswa di tiap-tiap sekolah yang
dijadikan tempat penelitian, langkah pertama adalah mengidentifikasi
kasus dengan memperhatikan criteria sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi usia mental subyek penelitian dengan cara melihat
memperhatikan informasi dari guru mengenai kemampuan
kecerdasan anak, apakah setara dengan inteligensi berapa dan
akhirnya dapat menemukan Usia Mental.
b. Mengelompokkan subyek penelitian di masing-masing sekolah
berdasarkan kelompok usia 7, 9 dan 11 tahun.
3. Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan oleh guru di masing-masing sekolah melalui
observasi/pengamatan dengan mengunakan instrumen dengan cara
menceklis pada skor yang sesuai dengan kondisi anak
4. Pengolahan Nilai
Yang dimaksud dengan pengolahan nilai dalam hal ini adalah
menghitung banyaknya ceklish pada masing masing kolom dikalikan
dengan skor dibagi banyaknya indikator pertanyaan.
5. Analisis Data
Kegiatan analisis data adalah terdiri dari:
a. Pengolahan data
b. Interpretasi data
c. Melihat data anak tunagrahita dengan acuan anak non-tunagrahita
d. Menbandingkan kondisi anak tunagrahita antara kelompok usia
mental 7 dengan 9 dan 9 dengan 11 tahu
Gambaran kerangaka penelitian ini secara skematik adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1.
Bagan Pelaksanaan Penelitian Keterangan
NTG : Non-Tunagrahita
TG : Tunagrahita
U : Usia (Cronological Age/CA)
MA : Mental Age (usia mental)
PB : Proses Belajar
<--- : Acuan
: Perbandingan
U7
MA 7
U9
MA 9
U11
MA 11
NTG
TG
Gambar 3.2.
Bagan Tahapan Penelitian TIDA
1. Bagaimanakah kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita dengan acuan perilaku adaptif nak non-tunagrahita pada 10 aspek perilaku adaptif?
2. Bagaimanakah perbandingan kondisi perilaku adaptif pada anak tunagrahita kelompok usia mental 7, dengan 9 tahun, dan 9 dengan 11 tahun?’
DRAF FORM
BAB V
KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan interpretasi data yang telah peneliti
gambarkan pada bab sebelumnya, maka diambil simpulan sebgai berikut:
1. Kondisi perilaku adaptif Anak Tunagrahita usia mental tujuh sampai
dengan sebelas tahun yang mengacu pada perilaku adaptif Anak
Non-Tunagrahita pada usia mental yang sama dengan diukur oleh instrumen
yang sama, kondisi perilaku adaptif anak tunagrahita berbeda dengan
kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita walaupun usia mentalnya
sama.
Mengacu pada penilaian perilaku adaptif secara peraspek, kondisi pada
aspek fisik motorik tidak teralu jauh perbedaanya walaupun masih tetap
kondisinya di bawah rata-rata anak non-tunagrahita, tetapi berkaitan
dengan aspek fungsi kognitif dan yang berkaitan dengan kegiatan yang
memerlukan kecerdasan, seperti perilaku adaptif akademis, memelihara
kesehatan dan keselamatan diri, keterampilan berbelanja dan kemampuan
perawatan peralatan rumahtangga kondisinya jauh di bawah rata-rata,
baik pada kelompok usia mental 7 tahun, 9 tahun maupun usia mental 11
2. Perbandingan kondisi perilaku adaptif Anak Tunagrahita usia mental
tujuh tahun dengan sembilan tahun dan sembilan tahun dengan sebelas
tahun, pada usia mental tujuh tahun dengan sembilan tahun perbedaannya
sangat jauh, namun perbandingan pada usia mental sembilan tahun
dengan sebelas tahun cenderung sama, walupun ada gradasi peningkatan
tidak begitu jauh, tetpi melihat perbandingan perilaku adaptif anak
non-tunagrahita dari usia tujuh tahun ke sembilan tahun dan usia sembilan
tahun ke sebelas tahun progresnya terus meningkat stabil.
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini paling tidak ada dua hal,: Pertama
mendapatkan informasi dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya
perbedaan kondisi perilaku adaptif antara anak tunagrahita dengan anak
non-tunagrahita, walaupun dengan usia mental yang sama. Kedua mendapatkan
informasi adanya perbedaan perkembangan perilaku adaptif anak tunagrhita
pada setaip jenjang usia kelompok, yaitu usia mental 7 tahun dengan 9 tahun;
dan usia mental 9 tahun dengan 11 tahun
1. Dalam menyusun materi pembelajaran/bimbingan perilaku adaptif anak
tunagrahita tidak mengacu pada perkembangan anak non-tunagrahita,
tetapi harus mengacu pada perkembangan yang terjadi pada anak
tungrahita itu sendiri karena hasil penelitian menunjukkan adanya
bimbingan tersebut di atas, terutama pada rentang usia tujuh dan sembilan
tahun
2. Dalam menggali informasi kemampuan dan kelemahan kondisi perilaku
adaptif untuk kepentingan menyusun program bimbingan perilaku adaptif
anak tunagrahita perlu melakukan assesmen, hasil penelitian ini dapat
diijadikan rujukan dalam menyusun program bimbingan; dan instrument
penelitian ini dapat dijadikan instrument asesmen.
C. Rekomendasi
1. Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu pilihan
sebagai landasan berfikir dan bertindak bagi praktisi pendidikan di
lapangan.
2. Praktis
a. Bagi Guru
Dalam menyusun program pembelajaran atau bimbingan perilaku
adaptif, agar guru tidak merujuk kepada perilaku adaptif anak
non-tunagrahita tetapi harus merujuk kepada perkembangan yang terjadi
pada anak tunagrahita karena kondisi perilaku adaptif anak
non-tunagrahita dan kondisi perilaku adaptif anak non-tunagrahita tidak
sebanding lurus. Pertimbangan penyusunan materi tersebut di atas
Dalam menggali informasi kekuatan dan kelemahan perilaku adaptif
untuk kepentingan pnyusunan program pembelajaran guru perlu
melakukan asesmen, maka dari itu instrumen penelitian ini dapat
digunakan menjadi instrumen asesmen.
b. Bagi Orang tua
Rekomendasi bagi orang tua, hasil penelitian ini dapat dijadikan
landasan berkolaborasi dengan sekolah bagaimana memperlakukan
dan membimbing anak di rumah yang sesuai dengan pembelajaran di
sekolah agar anak mendapatkan pengajaran, pendidikan dan latihan
yang sesuai dengan kebutuhannya.
c. Bagi Peneliti
Agar adanya penelitian lanjutan dengan pertanyaan penelitiaan
sebagai berikut:
1) Mengapa perbandingan kelompok usia mental 9 dengan 11 tahun
tidak ada peningkatan?
2) Hasil penelitian ini kondisi perilaku adaptif secara kualitatif hasil
interpretasi data anak tunagrahita ringan menunjukan kategori
adaptif namun memerlukan pengarahan dalam berperilaku.
Apakah setelah usia mental 18 tahun anak tunagrahita dapat
mandiri
3) Model bimbingan seperti apa mengingat kondisi anak tunagrahita
kelompok usia 7 tahun harus dengan kategori dapat melakukan
seperti apa terhadap anak tunagrahita kelompok usia mental 9 dan
11 dengan kategori dapat melakukan tetapi memerlukan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Abdurrahman, M. (1998). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Depdiknas
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Brkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama
Delphie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang: Elang Mas
Jean David Smith, Inklusif Sekolah Ramah Untuk Semua, ……….
Mulyawati, D.K. (2010). Upaya Pembinaan Perilaku Adaptif pada Anak Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif Orang Tua (Skripsi), Bandung: Jurusan Psikologi FIP UPI
Rochyadi, E. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Kesadaran Linguaistik dan Kesadaran Persepsi Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca UPI Bandung: (Disertasi) tidak diterbitkan
Santrock, J.W. (2007). Child Development. Jakarta: Erlangga (Alih Bahasa Mila Rachmawati, editor Wibi Hardani)
Skjorten, M.D. (2001). Education – Special Need Education. Oslo: Unfub Forlag (Alih Bahasa oleh Susi Septaviana Rakhmawati, editor Didi Tarsidi)
Susetyo, B. (2010). Statistika Terapan untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama
Sukardi (2005). Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: Bimi Aksara
Sutjihati, (1996) Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdiknas (tidak diterbitkan)
Vygotsky, L. (1978). Mind in Society. Pikiran dalam Masyarakat. London: Harvard University Press. London: Harvard University Press.
Yusuf, LN, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://file.upi.edu/Direktori/A.FIP/JUR.PEND.LUARBIASA/195310141987032.S RIWIDATI/MKBDBG/binadiri.pdf
http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/
http://www.scribd.com/doc/20903776/Teori-Belajar-Behavioristik-Gagne
http://coe.sdsu.edu/eet/articles/gagnesevents/
http://haydar85.wordpress.com/2008/07/04/teori-belajar-behavioristik/
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US
http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar behavioristik.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=
http://carbon.ucdenver.edu/~mryder/itc_data/constructivism.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Tunagrahita
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Abdurrahman, M. (1998). Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta, Depdiknas
Delphie, B. (2006). Pembelajaran Anak Brkebutuhan Khusus. Bandung: Refika Aditama
Delphie, B. (2005). Bimbingan Perilaku Adaptif. Malang: Elang Mas
Jean David Smith, Inklusif Sekolah Ramah Untuk Semua, ……….
Mulyawati, D.K. (2010). Upaya Pembinaan Perilaku Adaptif pada Anak Tunagrahita Ringan Dilihat dari Perspektif Orang Tua (Skripsi), Bandung: Jurusan Psikologi FIP UPI
Rochyadi, E. (2010). Model Pembelajaran Berbasis Kesadaran Linguaistik dan Kesadaran Persepsi Visual untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca UPI Bandung: (Disertasi) tidak diterbitkan
Santrock, J.W. (2007). Child Development. Jakarta: Erlangga (Alih Bahasa Mila Rachmawati, editor Wibi Hardani)
Skjorten, M.D. (2001). Education – Special Need Education. Oslo: Unfub Forlag (Alih Bahasa oleh Susi Septaviana Rakhmawati, editor Didi Tarsidi)
Susetyo, B. (2010). Statistika Terapan untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika Aditama
Sukardi (2005). Metodologi Penelitian Pendidika. Jakarta: Bimi Aksara
Sutjihati, (1996) Psikologi Anak Luar Biasa. Jakarta: Depdiknas (tidak diterbitkan)
Vygotsky, L. (1978). Mind in Society. Pikiran dalam Masyarakat. London: Harvard University Press. London: Harvard University Press.
Yusuf, LN, S. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya
http://file.upi.edu/Direktori/A.FIP/JUR.PEND.LUARBIASA/195310141987032.S RIWIDATI/MKBDBG/binadiri.pdf
http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/
http://www.scribd.com/doc/20903776/Teori-Belajar-Behavioristik-Gagne
http://coe.sdsu.edu/eet/articles/gagnesevents/
http://haydar85.wordpress.com/2008/07/04/teori-belajar-behavioristik/
http://www.google.co.id/search?hl=id&client=firefox-a&rls=org.mozilla%3Aen-US
http://www.perpustakaan-online.blogspot.com/2008/04/teori-belajar
behavioristik.html
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en| id&u=
http://carbon.ucdenver.edu/~mryder/itc_data/constructivism.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Tunagrahita