Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
1. Pengertian Anak tunagrahita ... 20
2. Faktor-Faktor Penyebab Tunagrahita ... 22
3. Karakteristik Anak Tunagrahita ... 24
E. Teori Yang Mendukung ... 25
1. Teori Latihan ... 25
F. PenelitianTerdahulu Yang Relevan ... 25
G. KerangkaPemikiran ... 29
H. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 31
A. Populasi dan SubjekPopulasiatauSampelPenelitian ... 31
1. Lokasi ... 31
2. Populasi ... 31
3. Sampel ... 31
B. Desain Penelitian ... 32
C. Metode Penelitian... 33
D. Definisi Operasional... 33
E. Instrumen Penelitian... 35
1. Berjalan ... 36
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Lompat 1 Meter ... 37
a) Langkah-LangkahPenelitian ... 40
b) Model-Model Perlakuan... 42
F. Proses pengembanganinstrumen ... 45
1. Uji Reabilitas Instrumen ... 45
2. Hasil Uji Reabilitas Instrumen ... 48
G. Teknikpengumpulan data ... 49
H. Analisis Data ... 50
1. TeknikPengolahan Data ... 50
a) Mencari Parameter Statistik ... 50
2. Analisis Data ... 51
a. Mencari Normalitas ... 52
b. Uji Hipotesis ... 53
1) HipotesisKomparatifDuaSampel... 53
2) Metode Wilcoxon ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. HasilPenelitian ... 55
1. Pengolahan Data... 57
a) Parameter StatistikUji Per-Test ... 57
b) Parameter StstistikUji Post-Test ... 58
2. Analisis Data ... 59
a) Uji Normalitas ... 59
b) Ujihipotesis ... 61
1) HipotesisKomparatifDuaSampel... 62
(a) Hop ... 62
3) PersentasePeningkatanTes ... 70
(a) PersentasePeningkatan Per-Item Tes ... 70
(b) PersentasePeningkatanKeseluruhanTes ... 71
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 74
A. Kesimpulan ... 74
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN-LAMPIRAN
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.2 Hasil Perhitungan Nilai Reabilitas Instrumen Setiap Variabel ... 48
4.1 Norma Penilaian Tes Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunarahita Ringan Usia 5-9 Tahun ... 56
4.2 Hasil Uji pre-test dan post-test Tes Motorik Kasar Anak Tunarahita Ringan Usia 5-9 Tahun ... 56
4.3 Daftar Dristribusi Frekuensi Uji Pre-Test HOP ... 57
4.4 Daftar Parameter Statistik Uji Pre-Test ... 58
4.5 Daftar Dristribusi Frekuensi Uji Post-Test HOP ... 58
4.6 Daftar Parameter Statistik Uji Post-Test ... 59
4.7 Tabel Pengujian Normalitas Pre-test HOP ... 59
4.8 Tabel Pengujian Normalitas Post-test HOP ... 60
4.9 Tabel Pengujian Normalitas Pre-test ... 61
4.10 Tabel Pengujian Normalitas Post-test ... 61
4.11 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji HOP ... 62
4.12 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji Lompat 1 Meter ... 63
4.13 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji Lempar 5 Meter ... 64
4.14 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji Dribble ... 65
4.15 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji Berjalan ... 66
4.16 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji Menangkap 5 Meter ... 67
4.17 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji Memukul ... 68
4.18 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji Lari 50 Meter ... 69
4.19 Daftar Dristribusi Data Hasil Uji Menendang ... 70
4.20 TabelPersentasePeningkatan Per-Item TesKemampuanMotorikKasarAnakTunagrahitaRinganUsia Mental 5-9 Tahun ... 70
4.21 TabelPersentasePeningkatanKeseluruhanTesKemampuanMot orikKasarAnakTunagrahitaRinganUsia Mental 5-9 Tahun ... 71
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar Halaman
3.1 One-group pre-test post-test group design ... 32
3.3 Model Perlakuan Catch dan Pats ... 42
3.4 Model Perlakuan Dribble ... 44
3.5 Model Perlakuan Shooting ... 45
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Lampiran Halaman
Lampiran A.1 TabelRancanganUmum Program Perlakuan (treatment) 76
Lampiran A.2 Rancangan Program SetiapPertemuan ... 77
Lampiran A.3 SuratKeputusan (SK) Penelitian ... 78
Lampiran A.4 Format Penilaian Test ... 79
Lampiran A.5 Data Nilai Pre-test dan Post-test KemampuanMotorikKasarAnakTunagrahitaRinganUsia 5-9 Tahun ... 80
Lampiran A.6 UjiNormalitas Hop... 81
Lampiran A.7 UjiNormalitasLompat 1 Meter ... 82
Lampiran A.8 UjiNormalitasLempar 5 Meter ... 83
Lampiran A.9 UjiNormalitas Dribble ... 84
Lampiran A.10 UjiNormalitasLari 50 Meter ... 85
Lampiran A.11 UjiNormalitasBerjalan ... 86
Lampiran A.12 UjiNormalitasMenangkap Bola 5 Meter ... 87
Lampiran A.13 UjiNormalitasMemukul ... 88
Lampiran A.14 UjiNormalitasMenendang... 89
Lampiran B.1 Tabel z ... 90
Lampiran B.2 Tabel L (liliefors) ... 91
Lampiran B.3 Tabel t ... 92
Lampiran B.4 Tabel J Wilcoxon ... 93
Lampiran B.5 Tabel x2 ... 94
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,
hanya saja masalah tersebut ada yang ringan dan ada juga yang masalah
pembelajarannya cukup berat, sehingga perlu mendapatkan perhatian dan bantuan
dari orang lain. Anak luar biasa atau disebut sebagai anak berkebutuhan khusus
(children with special needs) memang tidak selalu mengalami masalah dalam
proses pembelajaran. Namun ketika mereka berinteraksi dengan anak-anak
seumurannya, terdapat masalah-masalah tertentu yang harus mendapatkan
perhatian khusus dari guru dan sekolah untuk mendapatkan hasil belajar yang
optimal.
Ada sebelas klasifikasi anak berkebutuhan khusus menurut Soemitro
(1993: 141) yaitu, “1. Tunarungu, 2. Buta-tuli, 3. Bisu-tuli, 4. Keterbelakangan
mental atau tunagrahita, 5. Cacat ganda (multihandicapped), 6. Tunadaksa, 7.
Gangguan kesehatan lainnya, 8. Gangguan emosional serius (hyperaktif), 9.
Ketidakmampuan dalam bealajar, 10. Gangguan wicara atau gagap, 11. Cacat
visual atau tuna netra”.
Berikut adalah penjabaran dari beberapa klasifikasi anak berkebutuhan
khusus :
Tunarungu atau sering disebut juga tuli dengan gabungan dari ketidak
cakapan dalam mengucapkan setiap kalimat yang diucapkan. Buta tuli adalah
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
kerusakan dalam penglihatan. Bisu tuli merupakan kerusakan pendengaran dan
ketidak cakapan dalam berbicara. Tunagrahita adalah seseorang yang mempunyai
hambatan dalam kegiatan gerak, belajar, dan sosial. Cacat ganda merupakan
kombinasi dari beberapa kerusakan fungsional tubuh. Tunadaksa adalah istilah
untuk seseorang penderita kelainan pertumbuhan pada tangan dan kaki.
Gangguan kesehatan lainnya yaitu dalam bentuk kekurangan kekuatan
tubuh dengan cepat, dll, yang sangat berpengaruh pada proses adaptasi belajar
anak. Hyperaktif yaitu anak yang tidak dapat focus terhadap apa yang dilihat dia.
Selannjutnya adalah ketidakmampuan dalam belajar, artinya bahwa ada gangguan
pada sisi psikologis dasar anak, seperti gangguan bahasa lisan maupun tulisan.
Selanjutnya adalah gangguan wicara atau gagap, ialah istilah untuk
seseorang yang menderita kekurangan dalam proses artikulasi pengucapan yang
tidak jelas atau rusak. Yang terakhir adalah cacat visual (tuna netra) yaitu
kerusakan penglihatan, dalam artian anak itu tidak dapat melihat total dan ada
yang dapat melihat tapi hanya berupa bayang-banyang.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel anak tunagrahita atau
keterbelakangan mental (mental retarded), adapun menurut M. Umar DM (2008:
1) bahwa „Secara umum hambatan belajar yang dihadapi anak tunagrahita
mencangkup hambatan yang berkebutuhan dengan masalah perkembangan (1)
kognitif, (2) motorik, dan (3) perilaku adaptif‟. Anak tunagrahita sering
menunjukan kurangnya koordinasi dalam aktivitas motorik, termasuk hambatan
dalam koordinasi motorik yang ditunjukan dalam respon gerak dan otot dengan
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Sebagaimana disebutkan N. Kephart (dalam Lerner 1988: 276) bahwa
„kesulitan belajar bagi anak tunagrahita terjadi karena respon motorik anak tidak
berkembang kedalam pola-pola motorik, akibatnya keterampilan motorik anak
tunagrahita rendah dan sesekali kurang bervariasi‟. Setiap anak yang
berkebutuhan lebih seperti tunagrahita memiliki kemampuan gerak yang
berbeda-beda, tergantung pada kekuatan dan kondisi tubuh. Salah satu kekurangan yang
dimiliki anak tunagrahita adalah dalam keterampilan gerak.
Menurut delphie (2006: 32) bahwa “Anak tunagrahita pada umumnya
mempunyai kelemahan pada segi (1) keterampilan gerak, (2) fisik yang kurang
sehat, (3) koordinasi gerak, (4) kurangnya “perasaan” dirinya terhadap situasi dan
keadaan sekelilingnya, dan (5) keterampilan gross motor dan fine motor yang
kurang”.
Faktor-faktor yang terjadi pada anak tunagrahita tersebut sangat
memerlukan kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan diri dan jasmani, misalnya
dengan latihan yang dapat meningkatkan keterampilan gerak melalui
gerakan-gerakan dasar berjalan seperti lokomotor, non-lokomotor dan gerakan-gerakan manipulatif.
Ketiga gerakan tersebut merupakan gerakan fundamental yang harus
dikuasai oleh anak tunagrahita. Maka daripada itu gerakan fundamental adalah
sebuah gerakan yang harus dan wajib dipelajari dalam pendidikan anak
tunagrahita. Salah satu gerakan fundamental adalah gerakan manipulatif. Menurut
delphie (2006: 27) ”gerakan manipulatif adalah gerakan yang memerlukan adanya
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
akan terjadi bila tersedianya alat atau benda yang akan dipergunakan untuk
kegiatan berkaitan dengan gerak manipulatif”.
Selain gerakan manipulatif anak tunagrahita juga mempunyai kekurangan dalam IQnya, seperti yang disebutkan American Asociation on Mental Defisiency/AAMD dalam B3PTKSM (2000: 20) mendefinisikan tunagrahita sebagai kelainan : 1. Yang meliputi intelektual umum dibawah rata-rata (sub-average), yaitu IQ 84 kebawah berdasarkan tes. 2. Yang muncul sebelum usia 16 tahun. 3. Yang menunjukan hambatan dalam perilaku adaptif.
Sedangkan pengertian tunagrahita menurut Japan League For Mentally Retarded (1992: 22) dalam B3PTKSM (2000: 20-22) sebagai berikut : 1. Fungsi intelektualnya lamban, yaitu IQ 70 kebawah berdasarkan tes intelegensi baku. 2. Kekurangan dalam perilaku adaptif. 3. Terjadi pada masa perkembangan, yaitu antara masa konsepsi hingga usia 18 tahun.
Dalam kepentingannya untuk meningkatkan keterampilan gerak anak
tunagrahita, pastinya anak harus selalu melakukan aktivitas gerak secara rutin agar
terbiasa melakukan gerakan tersebut. Dalam serangkaian gerak pasti ada tujuan
yang dimaksud, seperti dalam giriwijoyo (2005: 11) menyebutkan bahwa
“Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana yang dilakukan
orang untuk mencapai suatu maksud atau tujuan tertentu. Berdasarkan tujuan yang
hendak dicapai, maka olahraga dibagi menjadi: olahraga prestasi, olahraga
rekreasi, olahraga kesehatan, dan olahraga pendidikan”.
Salah satu permainan yang banyak melibatkan keterampilan gerak adalah
permainan olahraga, misalnya; permainan olahraga bola basket, permainan
olahraga bola voli, pemainan olahraga badminton dan lain sebagainya. Salah satu
permainan yang dapat melatih dan meningkatkan keterampilan gerak manipulatif
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
permainan yang dimainkan dengan tangan “Permainan bola basket merupakan
permainan yang menggunakan bola besar yang didalamnya terdapat aspek-aspek
yang melibatkan keterampilan manipulatif (melempar, menangkap, menggiring
bola)”. (sudrajat et al. 2004: 28).
Dalam teori lain menyebutkan bahwa “Bola Basket merupakan permainan
yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari, lompat, dan
unsur-unsur kekuatan, kecepatan, kelincahan dan lain-lain” (sadikun, 1991: 50).
Dalam kaitan kepentingan penelitian bahwa anak berkebutuhan khusus
baik tunagrahita itu sendiri mempunyai pola gerak dasar yang sangat rendah dan
mempunyai IQnya dibawah 70 kebawah berdasarkan tes dan adalah sebagian dari
motorik, maka peneliti merasa perlu untuk mengetahui apakah :
“Pengaruh Pengulangan Teknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap
Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita
Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun (Studi Eksperimen di SLB-G YBMU Baleendah
Kabupaten Bandung)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana kemampuan motorik kasar anak tunagrahita ringan usia
mental 5-9 tahun sebelum dan sesudah diberikan treatmen permainan
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dari pengulangan teknik
permainan olahraga bola basket terhadap peningkatan kemampuan
motorik kasar anak tunagrahita ringan usia mental 5-9 tahun ?
C. Tujuan Penelitian
Segala sesuatu hal yang dilakukan pastilah ada tujuan yang ingin dicapai,
yang terarah dan terukur serta mengandung maksud-maksud tertentu. Maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui kemampuan motorik kasar anak tunagrahita ringan
usia mental 5-9 tahun sebelum dan sedudah diberikan treatmen teknik
pengulangan permainan olahraga Bola Basket ?
2. Untuk menguji kemampuan motorik kasar anak tunagrahita ringan
usia mental 5-9 tahun.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini ada beberapa manfaat yang peneliti dapat ambil,
baik secara praktis maupun secara teoritis sebagai berikut :
1. Bagi peneliti dapat mengetahui seberapa jauh kemampuan motorik kasar
anak tunagrahita, sehingga peneliti dapat menerapkan metode yang cocok
dalam olahraga supaya kemampuan motorik anak berkembang.
2. Sebagai bahan masukan bagi semua elemen yang berkaitan dengan
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
motorik anak yang berkebutuhan lebih dan olahraga pula dapat
memanipulasi pola pembelajaran kepada anak supaya anak tidak jenuh
dalam proses pembelajaran.
3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi
mengenai pengaruh metode olahraga bola basket terhadap peningkatan
kemampuan motorik kasar anak tunagrahita.
4. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi para peneliti yang hendak
meneliti dan berhubungan dengan masalah-masalah anak tunagrahita.
5. Untuk mahasiswa ilmu keolahragaan sebagai bahan bacaan dan menambah
pengetahuan tentang kemampuan motorik kasar pada anak tunagrahita dan
referensi untuk penelitian yang selanjutnya.
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian 1. Lokasi
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di SLB-G YBMU Baleendah
Kabupaten Bandung. Peneliti melakukan eksperimen di SLB-G YBMU karena
akses pada waktu melakukan penelitian sangat mudah untuk ditempuh.
2. Populasi
Populasi adalah objek yang akan diteliti dengan cakupan luas secara
menyeluruh yang memberikan informasi yang terkumpul terhadap peneliti.
Data-data yang terkumpul melalui tes kelompok eksperimen, baik melalui tes awal
maupun tes akhir. Dalam Sugiyono (2011: 80) menyebutkan “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya, populasi dalam penelitian eksperimen ini adalah seluruh
anak tunagrahita.
3. Sampel
Sampel dalam penelitian ini dapat diartikan sebagian dari jumlah populasi
yang dipergunakan sebagai sumber data yang sesungguhnya dan pengambilan
sampel disini tak terlepas dari karakteristik populasi itu sendiri. Karena jumlah
sampel dalam penelitian ini kurang dari 100 yaitu jumlah anak tunagrahita ringan
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
orang maka penelitian ini adalah sampel populasi. Arikunto (2006: 134) bahwa
“untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih
baik diambil semua sehingga sampelnya merupakan sampel populasi. Tetapi, jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih.”
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimental dengan lama
perkiraan penelitian yaitu selama pemberian treatment 2 bulan. Adapun desain
penelitian ini seperti pada gambar dibawah ini :
Ket :
O1 : Nilai pre-test (sebelum diberi perlakuan)
X : Treatment atau perlakuan
O2 : Nilai post-test (sesudah diberi perlakuan)
Pada desain ini terdapat kelompok sampel yang dijadikan subjek
eksperimen, subjek penelitian di tes awal kemudian diberikan treatment dan
setelah berlangsung treatment lalu diberikan kembali tes akhir yang bentuknya
O
1X O
2Gambar 3.1
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
sama dengan tes awal, tujuan desain penelitian ini adalah untuk mengetahui
dampak dari suatu perlakuan.
Adapun yang menjadi treatment atau perlakuan yang diberikan adalah
keterampilan teknik dasar bermain bola basket yang disesuaikan dengan
kemampuan anak tunagrahita.
C. Metode Penelitian
Didalam kesuksesan sebuah penelitian adalah bagaimana seorang peneliti
dapat memecahkan suatu masalah dengan metode yang tepat dan sesuai dengan
apa yang diteliti dilapangan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode eksperimen, karena menurut kepentingannya metode eksperimen baik
digunakan untuk mengetahui sebab akibat dan mengetahui pengaruh olahraga bola
basket terhadap kemampuan motorik kasar anak tunagrahita, pengolahan data
dalam penelitian ini menggunakan statistik.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi salah penafsiran atau pengertian terhadap judul, maka
pembahasan ini diharapkan dapat mengarah pada penelitian yang efektif dan
efisien. Untuk itu penulis memaparkannya sebagai berikut :
1. “Olahraga adalah serangkaian gerak yang teratur dan terencana yang
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan tujuan yang herndak dicapai, maka olahraga dibagi menjadi:
olahraga prestasi, olahraga rekreasi, olahraga kesehatan, dan olahraga
pendidikan” (giriwijoyo, dkk. 2005: 11). Dalam penelitian ini olahraga
yang diberikan adalah permainan olahraga bola basket dengan penggunaan
teknik-teknik dasar bola basket.
2. Dalam sadikun (1991: 50) menyatakan bahwa “Bola Basket merupakan
permainan yang gerakannya kompleks yaitu gabungan dari jalan, lari,
lompat, dan unsur-unsur kekuatan, kecepatan, keseimbangan dan
lain-lain”. Yang dimaksud permainan olahraga bola basket dalam penelitian ini
adalah dengan penggunaan teknik-teknik dasar yang digunakan dalam
permainan olahraga bola basket, seperti :
a. Melempar Bola (thowing)
1) Dengan Satu tangan
2) Dengan dua tangan
c. Menangkap Bola (catching)
1) Dengan Satu tangan
2) Dengan dua tangan
d. Menggiring Bola (dribbling)
1) Memantulkan bola ditempat
2) Memantulkan bola sambil berjalan
3) Memantulkan bola sambil berlari
3. Motorik kasar menurut (Piaget, 2008; Vigotsky 2008) “Motorik kasar
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
menggunakan otot-otot kasar seperti, berlari, berjinjit, melompat,
bergantung, melempar dan menangkap,serta menjaga keseimbangan”.
Untuk kepentingannya dalam penelitian ini peneliti membubuhkan
serangkaian tes yang mengkoordinasikan otot-otot kasar berupa tes
motorik kasar yang telah diujikan kepada anak tunagrahita yang terdiri
dari, keterampilan gerak lokomotor yaitu : berjalan, lari, lompat kedepan,
hopping, keterampilan gerak manipulatif yaitu : melempar, menangkap,
memukul, memantulkan bola, dan menendang bola.
4. Definisi yang dikembangkan oleh WHO sebagaimana dikutip oleh Yaspin
(2010: 13) mengemukakan bahwa “Tunagrahita adalah suatu keadaan
perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap, terutama ditandai
oleh kendala keterampilan selama masa perkembangan sehingga
berpengaruh kepada semua tingkatan intelegensi, kemampuan kognitif,
bahasa, motorik dan sosial”. Dalam penelitian ini yang dimaksud anak
tunagrahita yang menjadi sampel tersebut adalah anak tunagrahita ringan
dari usia mental 5-9 tahun.
E. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes berjalan,
lompat (hop dan lompat 1 meter), lempar 5 meter, menangkap 5 meter, lari 50
meter, dribble, memukul dan menendang yang telah di sesuaikan untuk anak
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Berjalan
Pengaturan Lokasi: Dalam ruang kendala gratis, tempat dua kerucut 50
kaki terpisah. Pastikan ada setidaknya 10 kaki dari ruang luar kerucut kedua untuk
jarak pemberhentian yang aman.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan tegak lurus ke lokasi berlari
pada jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan daerah berlari keseluruhan.
Arahan Kepada Anak :
Berdiri di samping ini kerucut oranye. Pada perintah saya, anda berjalan
bisa dalam garis lurus dari cone ini masa lalu bahwa cone oranye. Dan lakukan
pengulangan kembali setelah melewati cone ke dua
Kata-kata akan mendorong BERSIAPLAH, GO. Anda akan mulai berjalan
ketika Anda mendengar GO. Setelah selesai anda baris di belakang teman yang
lain dan menunggu giliran kedua
2. Lari 50 M
Pengaturan Lokasi: Dalam ruang kendala gratis, tempat dua kerucut 50
meter terpisah. Pastikan ada setidaknya 10 kaki djarak cone kedua untuk jarak
pemberhentian yang aman.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan tegak lurus ke lokasi berlari
pada jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan daerah berlari keseluruhan.
Arahan Kepada Anak :
Berdiri di samping cone pertma, setelah mendapat aba-aba dari bapak,
bersedia, siap, ya. Kamu akan berlari hingga cone yang terakhir dan kembali lagi
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Kata-kata akan mendorong BERSEDIA, SIAP, YA. Anda akan mulai
berlari ketika Anda mendengar YA. Setelah selesai, posisi anda dibelakang teman
yang lain untuk bergantian
3. Lompat 1 M
Pengaturan Lokasi: Dalam tanda kendala ruang bebas dari garis mulai
dengan menempatkan meteran di lantai.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan tegak lurus ke lokasi
dibatasi pada jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan daerah melompat
keseluruhan.
Arahan Kepada Anak :
Saya ingin Anda untuk berdiri di belakang pita dan melompat dengan
kedua kaki sejauh yang Anda bisa, pastikan Anda lepas landas dan mendarat
dengan kedua kaki.
Penguji: Menunjukkan melompat dari posisi awal.
4. Hop
Pengaturan Lokasi: Dalam ruang bebas hambatan, menempatkan dua
kerucut lalu lintas 15 meter.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan tegak lurus ke lokasi
dibatasi pada jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan daerah melompat
keseluruhan.
Arahan Kepada Anak :
Saya ingin Anda untuk meloncat (hop) ditempat, dengan empat kali
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Penguji: menunjukan gerakan Hop yang benar.
5. Dribble
Pengaturan Lokasi: Tidak ada set up yang diperlukan.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan diagonal ke lokasi dibatasi
pada jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan anak.
Arahan Kepada Anak :
Saya ingin Anda untuk menggiring bola basket lima kali kali tanpa
menggerakkan kaki Anda dengan menggunakan tangan kanan dan tangan kiri.
Berhenti dengan menangkap bola dengan kedua tangan. Anda akan melakukan
keterampilan ini dua kali.
Penguji: Menunjukkan cara memantulkan bola dengan satu tangan (lima
kali).
6. Melempar 5 M
Pengaturan Lokasi: Tandai dua garis sejajar 5 meter terpisah dengan pita.
Gunakan bola 4-inch plastik.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan diagonal kepada anak di
jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan anak.
Arahan Kepada Anak :
Silahkan, berdiri di satu baris menghadap saya. anda akan berdiri di jalur
lain dan melemparkan bola pada saya. Saya akan menangkap bola dengan kedua
tangan. Kami akan melakukan keterampilan ini dua kali.
Penguji: Menunjukkan menangkap dengan kedua tangan. Mintalah
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 7. Menangkap Bola 5 M
Pengaturan Lokasi: Tandai dua garis sejajar 5 meter terpisah dengan pita.
Gunakan bola 4-inch plastik.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan diagonal kepada anak di
jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan anak.
Arahan Kepada Anak :
Silakan, berdiri di satu baris menghadap saya. Saya akan berdiri di jalur
lain dan melempar bola. Saya ingin Anda untuk menangkap bola dengan kedua
tangan. Kami akan melakukan keterampilan ini dua kali.
Penguji: Menunjukkan menangkap dengan kedua tangan.
8. Memukul
Pengaturan Lokasi: Tempatkan bola 4-inch ringan pada tee batting di
tingkat pinggang anak 20 meter dari batas akhir pita.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan diagonal ke lokasi dibatasi
pada jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan anak dan daerah tee
memukul.
Arahan Kepada Anak :
Anda harus berdiri di samping tee batting dan memukul bola sekeras yang
Anda bisa ke arah depan. Anda akan melakukan keterampilan ini dua kali pada
perintah saya.
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 9. Menendang Bola
Pengaturan Lokasi: tandai satu baris 20 meter dari dinding. Tempatkan
sebuah 8 - sampai 10-inci bola bermain di atas garis awal diposisikan 20 meter
dari batas akhir.
Pengaturan Kamera: Kamera akan diposisikan tegak lurus ke lokasi
dibatasi pada jarak terdekat mungkin untuk memvisualisasikan seluruh berlari dan
menendang daerah.
Arahan Kepada Anak :
Silahkan, berdiri di baris, dan pada perintah saya, lari ke bola dan
menendang keras ke arah garis akhir. Gunakan kaki kanan atau kaki kiri untuk
menendang. Anda akan melakukan keterampilan ini dua kali.
Penguji: Menunjukkan berlari dan menendang bola.
a) Langkah-langkah penelitian
Setelah instrument diatas djelaskan, maka berikut dalah langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian ini ada tiga langkah. Yaitu, pre-test, treatment dan
post-test.
1) Pre-test
Tes awal ini bertujuan untuk melihat keterampilan gerak kasar. Instrumen
yang digunakan adalah tes motorik yang meliputi lokomotor (berjalan,
berlari, horizontal jump, hopping) dan manupulatif (melempar,
menangkap, memukul, memantulkan bola dan menendang) (Yudha, 2008)
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2) Treatment
Pemberian treatment dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
apakah setelah pemberian treatmen gerak kasar anak itu ada perubahan
ataukah tidak. Teratmen dalam penelitian ini yaitu berupa teknik dasar
bermain bola basket sebagai berikut :
a. Menggiring Bola (Dribbling)
Anak diajak untuk memasuki lapangan basket dan diberikan bola
basket, pelatih mencontohkan cara menggiring bola ke depan,
belakang, samping kiri dan kanan lalu anak mengikuti gerakan yang
telah dicontohkan pelatih satu persatu. Tujuan dari tekhnik latihan
dribbling ini adalah untuk melatih keseimbangan dalam berjalan anak
tunagrahita dan kefokusan anak terhadap suatu benda. Media yang
digunakan adalah berupa bola basket.
b. Menembak (shooting)
Pelatih mengajak anak untuk berdiri pada lingkaran penalti lalu
mengajarkan anak untuk melakukan tembakan secara berulang-ulang,
dan anak mengikuti instruksi gerakan yang diajarkan oleh pelatih.
Tujuan latihan menembak ini adalah untuk melihat koordinasi gerak
antara mata dan tangan anak.
c. Catch dan Pass (Menangkap dan Mengoper)
Pelatih mencontohkan cara menangkap bola yang dilemparkan oleh
temannya lalu mengoper bola kembali kepada temannya, dan anak
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
pengulangan beberapa kali. Tujuan latihan permainan ini adalah untuk
mengetahui respon gerak antara tangan dan mata anak tunagrahita.
3) Post-test
Tes akhir ini bertujuan untuk melihat hasil keterampilan gerak kasar
setelah diberikan perlakuan. Instrumen yang digunakan sama dengan pada
saat melakukan pre-test.
b) Model-Model Perlakuan (Treatment)
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan permainan olahraga bola
basket sebagai perlakuan yang diberikan, dalam upaya untuk meningkatkan
kemampuan motorik kasar anak tunagrahita ringan usia mental 5-9 tahun. Adapun
treatmentnya adalah dribbling, catch pass dan shooting, berikut adalah gambaran
model-model treatment yang digunakan dalam penelitian ini :
1) model perlakuan (treatment) catch dan pass
Gambar 3.3
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Keterangan :
: arah pemberian bola pada saat catch pass
: pemberi bola awal pada saat catch pass
: subejek penelitian
Pada saat akan melakukan catch pass, sebelumnya siswa dibariskan dan
diberi pengarahan terlebih dahulu, agar alur dan cara dalam melakukan catch pass
itu dapat dilakukan dengan benar. Setelah pemberian pengarahan, peneliti
memberikan intruksi untuk membuat lingkaran yang mengelilingi peneliti. Setelah
itu peneliti akan memberikan operan kepada siswa, dalam melakukan operan pada
permainan olahraga bola basket itu ada 3 operan. Seperti, operan bawah, peneliti
akan memantulkan bola ke lantai dan siswa menangkapnya dan lalu bola kembali
kepada pemberi bola dan akan dilakukan secara bergantian. Operan tengah,
peneliti dan siswa saling berhadapan dan melakukan operan tengan secara
bergantian dengan siswa lainnya. Operan atas, peneliti akan memegang bola dan
menekukan pola ke bagian belakang atas kepala lalu akan dilemparkan kepada
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2) Memantulkan bola (Dribble)
Katerangan :
: arah pemberian bola pada saat dribble
Jarak : lapangan dengan panjang 20 meter
: subejek penelitian
Langkah dalam melakukan dribble yaitu, siswa membuat berbaris
menyamping, lalu siswa pertama memegang bola dan melakukan dribble dengan
cara berjalan menempuh jarak 20 meter lalu kembali ke tempat semula dan silih
bergantian dengan siswa yang lainnya, dribble ini dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan dalam setuap pertemuannya. Yang ke 2 dribble dengan cara diam di
tempat dengan bergantian tangan dengan jumlah gerakan 5 kali gerakan dan
pengulangan pada dribble ini 3 kali pengulangan. Grekan dribble yang
2
0
m
e
t
e
r
Gambar 3.4
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
selanjutnya adalah dribble sambil berlari dengan jarak 20 meter kedepan dan
melakukan pengulangan sebanyak 3 kali pengulangan.
3) Menembak (Shooting)
Keterangan :
: siswa
: rotasi perputaran siswa
Jarak : 3 meter dari tempat start untuk melakukan lemparan ke gawang
Dalam melakukan tembakan (shooting) sebelumnya siswa berbaris dan
menghadap gawang basket yang telah disesuaikan ketinggiannya, lalu siswa
lakukan tembakan ke gawang sebanyak 5 kali dan bergantian, penguulangan
shooting semua siswa dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan.
F. Proses Pengembangan Instrumen 1. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat ketetapan dari setiap
item yang digunakan.dan menunjukan sejauh mana alat pengukur data dipercaya Gambar 3.5
Model perlakuan (treatment) shooting
3
m
e
t
e
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
atau dapat diandalkan. Untuk menentukan reliabilitas tes motorik dalam penelitian
ini digunakan perhitungan statistik dengan rumus Alpha. Arikunto (2002: 164)
mengemukakan bahwa “ Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian”.
Adapun langakah-langkah dalam rumus Alpha adalah sebagai berikut :
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mencari nilai reliabilitas dengan
metode alpha adalah sebagai berikut:
a. Menghitung varian skor tiap-tiap item :
Dimana:
= Harga Varians tiap item
= Jumlah item X dikuadratkan
= Jumlah kuadrat item X
= Jumlah Responden
(Riduwan, 2011:115)
b. Mencari jumlah varians semua item :
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu c. Mencari varians total :
S = Varians total
Yt2 = Jumlah kuadrat X total
(Yt)2 = Jumlah X total dikuadratkan
N = Jumlah responden
(Riduwan, 2011:116)
d. Menghitung reliabilitas dengan rumus alpha :
(Riduwan, 2011:116)
e. Membandingkan hasil perhitungan koefisien seluruh item yang dinyatakan
dengan r11, dengan derajat reliabilitas evaluasi dengan tolak taraf
kepercayaan 95 %. sebagai pedoman penafsirannya
adalah:
0.00-0.199 : Reliabilitas sangat rendah
0.20-0.399 : Reliabilitas rendah
0.40-0.599 : Reliabilitas sedang/cukup
0.60-0.799 : Reliabilitas tinggi
0.80-1,00 : Reliabilitas sangat tinggi
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 2. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Berdasarkan perhitungan reliabilitas instrumen masing-masing variabel
penelitian dengan menggunakan rumus metode alpha didapat nilai r11 sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Hasil Perhitungan Nilai Reliabilitas Instrumen setiap Variabel
Variabel Nilai r11
X 1
Nilai r11 hasil perhitungan dikonsultasikan pada tabel r untuk tingkat
reliabilitas di atas, maka hasil perhitungan reliabilitas kedua variabel penelitian
dapat dikategorikan sangat tinggi. Artinya instrumen penelitian memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi untuk memperoleh data dari responden. Perhitungan
hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran.
Petunjuk umum penilaian :
1) Mengisi informasi yang sesuai pada tabel yang disiapkan (Lampiran);
2) Penilaian didahului dengan demonstrasi dan penjelasan verbal yang
akurat;
3) Melakukan uji coba untuk meyakinkan bahwa siswa memahami apa yang
harus dilakukan;
4) Menyediakan demonstrasi tambahan ketika siswa nampaknya tidak
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Standar Kriteria Penilaian
Setiap keterampilan motorik kasar meliputi tiga dari empat komponen
perilaku yang disajikan sebagai kriteria kinerja. Secara umum, perilaku ini
merupakan pola keterampilan dari orang dewasa. Langkah-langkah spesifik dalam
mencetak semua item yang tercantum di bawah ini.
1) Subjek perlu melakukan tiga percobaan dari setiap keterampilan motorik
kasar;
2) Amati siswa melakukan keterampilan dan berkonsentrasi pada kriteria
kinerja;
3) Apabila siswa melakukan perilaku komponen dari tiga percobaan dengan
tidak mampu melakukan akan diberi penilaian “1”, apabila siswa dapat
melakukan perilaku komponen dengan sedikit bantuan maka diberikan
nilai “2” dan jika siswa mampu melakukannya diberikan nilai “3”.
G. Teknik Pengumpulan Data
Tes adalah instrument atau alat yang digunakan untuk memperoleh
informasi tentang individu atau objek. Sebagai alat pengumpul informasi atau
data. Data yang dikumpulkan yaitu data hasil tes pengukuran awal dan akhir
penelitian kemampuan motorik kasar anak tunagrahita ringan usia mental 5-9
tahun.
Cara pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran awal menggunakan
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
plastik dengan diameter 4 inch. Dengan cara mengukur panjang lompatan,
kemampuan berlari, dribble, menangkap, menendang, memukul, menangkap, hop
dan berjalan. Kemudian dilanjutkan dengan penelitian selama 16 kali pertemuan
dan dilakukan pengukuran terakhir seperti pada pengukuran awal.
H. Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil pengetesan merupakan skor mentah yang
harus diolah dengan menggunakan rumus-rumus statistik agar data dapat
ditafsirkan, sehingga dapat dilakukan penarikan kesimpulan dengan benar.
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan dalam suatu penelitian merupakan hal yang sangat penting dan
mutlak dilakukan. Data yang terkumpul dari lapangan, selanjutnya diolah untuk
mendapatkan parameter statistic yang dicari berupa nilai varians dan simpangan
baku. Setiap parameter dihitung untuk setiap item tes yang telah dilakukan.
a) Mencari Parameter Statistik
1) Mencari skor rata-rata dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
: Rata-rata
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2) Mencari simpangan Varians dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
: Varians : Jumlah : frekuensi data
: Tanda Kelas (Batas atas – Batas Bawah) : Banyaknya Sampel
3) Menghitung Simpangan Baku
Keterangan :
: Simpangan Baku : Varians
2. Analisis data
Penghitungan dan analisis data dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk
mengetahui makna dari data yang diperoleh dalam rangka memecahkan masalah
penelitian. Adapun jenis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan menggunakan statistik manual. Karena dilakukan terhadap 1 sampel yang
berpasangan, sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan
subyek yang sama namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang
berbeda, seperti subjek A diberi perlakuan I dan subjek B diberi perlakuan II. Dan
dihitung sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan apakah terdapat
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a. Mencari Normalitas
Apabila data masih disajikan secara individu, maka uji normalitas data
sebaiknya dilakukan dengan uji Lillifors, karena uji Lillifors jauh lebih teliti
dibandingkan dengan uji chi-kuadrat. Metode Lillifors menggunakan data dasar
yang belum diolah dan dalam tabel distribusi frekuensi. Data ditransformasikan
dalam nilai z untuk dapat dihitung luasan kurva normal sebagai probabilitas
kumulatif normal. Probabilitas tersebut dicari bedanya dengan probabilitas
kumulatif empiris. Beda terbesar dibandingkan dengan tabel Lillifors (tabel harga
quartil statistik lillifors distribusi normal).
Langkah-langkah pengujian normalitas data dengan uji Lillifors adalah
sebagai berikut :
1) urutkan data sampel dari yang kecil sampai yang terbesar dan tentukan
frekuensi tiap-tiap data
2) tentukan nilai z dalam tiap-tiap data tersebut :
Keterangan :
z = transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal = Tanda Kelas (Batas atas – Batas Bawah)
= Rata-rata
= Simpangan Baku
3) Tentukan besar peluang untuk masing-masing nilai z berdasarkan tabel z
yang diberi nama F(z)
4) Tentukan frekuensi kumulatif relatif dari masing-masing nilai z dan
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5) Tentukan nilai L hitung dengan melihat selisih antara F(z) dengan S(z),
kemudian bandingkan dengan L tabel dari tabel lillifors
6) Jika L hitung < L tabel maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b. Uji Hipotesis
Hipotesis merupakan kesimpulan seberapa pengaruh treatment terhadap
perkembangan motor ability anak usia 6-8 tahun. Analisis hipotesis bergantung
pada hasil uji normalitas data. Jika data terdistribusi normal maka metode yang
dipakai adalah hipotesis komparatif dua sampel (t test sampel related). Jika data
tidak terdistribusi normal maka metode yang dipakai adalah metode wilcoxon.
1) Hipotesis Komparatif Dua Sampel
Bila sampel berkorelasi/berpasangan, misalnya membandingkan sebelum
dan sesudah treatmen atau perlakuan, atau membandingkan kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t test sampel
related sebagai berikut :
Keterangan : t = t hitung
= Rata-rata
= Simpangan Baku = Korelasi
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Didapat t tabel dengan tarif nyata = 0,05 dan
dk = bk - 2
2) Metode Wilcoxon
Uji ini merupakan pengujian hipotesis untuk data terdistribusi tidak
normal. Langkah-langkah pengujian wilcoxon :
a) Beri nomor urut bagi setiap harga mutlak selisih (Xi – Yi). Harga
mutlak yang terkecil diberi nomor urut atau peringkat 1, harga mutlak
selisih selanjutnya diberi nomor urut 2, dan akhirnya harga mutlak
terbesar diberi nomor urut n. Jika terdapat selisih yang harga
mutlaknya sama besar, untuk nomor urut diambil rata-ratanya.
b) Untuk tiap nomor urut berikan pula tanda yang didapat dari selisih (X
–Y).
c) Hitunglah jumlah nilai urut yang bertanda positip dan juga jumlah
nilai urut yang bernilai negatif.
d) Untuk jumlah nomor urut yang didapat di (c) ambilah jumlah yang
harga mutalknya paling kecil. Sebutlah harga ini dengan J. Jumlah J
inilah yang dipakai sebagai hipotesis.
e) Jika J hitung < J tabel berdasarkan taraf nyata yang dipilih maka HO
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penggolahan data yang telah dilakukan pada BAB IV,
maka peneliti memberikan beberapa kesimpulan yaitu:
1. Nilai rata-rata pre-test seluruh siswa sama yaitu dengan mendapatkan
poin 1, dalam arti semua siswa berada pada kategori tidak mampu
melakukan gerakan yang benar pada setiap tes dalam instrument.
2. Hasil uji dua sampel berpasangan antara kelompok eksperimen yang
sama menunjukkan ada perbedaan dari lima kemampuan motorik kasar
(gross motor) yaitu; hop, lompat 1 m, lempar 5 m, dribble, lari 50 m,
dan empat item tes kemampuan motorik kasar yang tidak berpengaruh
secara signifikan yaitu; berjalan, menangkap bola, memukul dan
menendang pada sampel yang diberikan perlakuan permainan olahraga
bola basket.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari pengulangan teknik permainan
olahraga bola basket terhadap peningkatan kemampuan motorik kasar
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak
Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu B. Saran
Sehubungan telah dilaksanakannya penelitian dan supaya penelitian ini
menjadi sempurna, maka peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa IKOR yang akan atau telah mendalami dunia
pendidikan adaptif khususnya pendidikan bagi anak tunagrahita,
penelitian ini sebagai referensi untuk meningkatkan keterampilan
motorik kasar anak tunagrahita.
2. Bagi lembaga FPOK UPI, pada mata kuliah adaptif agar dapat lebih
mendalami pembelajaran terapi permainan olahraga kepada
mahasiswa-mahasiswa lainnya. Karena bidang pendidikan olahraga
adaptif dalam dunia pendidikan luar biasa masihlah sangat banyak
dibutuhkan.
3. Diharapkan bagi dunia pendidikan luar biasa pada umumnya agar
dapat memberikan berbagai macam teori terapi permainan pada anak
berkebutuhan khusus, karena metode pembelajaran yang dilakukan
dalam kelas saja tidak cukup untuk memberikan semangat anak agar
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Agus, M. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Chow, Chu Bik-Chan, Lily (2000). “Gross Motor Skills of Hong Kong Preschool
Children”. Journal Of Physical Education & Recreation Vol.17. (1), 71-78.
Engkos, K. (2010). Bahan Skripsi Untuk Semua Cabang Olahraga. [Online].
Tersedia:http://wordpress.com/Google [1 Januari 2013]
Giriwijoyo, Santosa. (2007). Ilmu Faal Olahraga Fungsi Tubuh Manusia pada
Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan Indinesia.
Lutan, Rusli. dkk. (1992). Manusia dan Olahraga. Bandung: Institut Teknologi
Bandung.
Lutan, Rusli. (2001). Pengembangan Sistem Pembelajaran Model Mata Kuliah
Penelitian Pendidikan Olahraga. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Mazzardo, Jr, Oldemar. (2008). “the relationship of fundamental movment skill
and level of physical activity in second grade children”. Journal Of Physical
Education.
Santosa, Singgih. (2009). Panduan Lengkap Menguasai Statistika dengan SPSS
Rubianto Akmal, 2013
Pengaruh Pengulangan Terknik Permainan Olahraga Bola Basket Terhadap Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar (Gross Motor) Anak Tunagrahita Ringan Usia Mental 5 - 9 Tahun
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Yudha, M. Saputra. (2008). Perkembangan dan Belajar Motorik. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Sucipto, Dkk. (2010). Permainan Bola Basket. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Skripsi Sarjana Pada FPOK UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Skripsi Sarjana Pada FIP UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.
Sudjana. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&B.Bandung:
Alfabeta.
Sumitro, Pratopo. (1993). Cacat Ganda dan Pengentasannya. Bandung: Yayasan
Bhakti Mitra Utama.
Tarigan, Beltasar. (2008). Pendidikan Jasmani Adaptif. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun UPI. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: