PENGARUH PERMAINAN LEMPAR-TANGKAP BOLA BASKET TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI VISUAL MOTORIK
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB PURNAMA ASIH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus
Oleh:
PUTRI ANGGRAENI 1001353
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PENGARUH PERMAINAN LEMPAR-TANGKAP BOLA BASKET TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI VISUAL MOTORIK
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB PURNAMA ASIH
Oleh Putri Anggraeni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Putri Anggraeni 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PUTRI ANGGRAENI 1001353
PENGARUH PERMAINAN LEMPAR-TANGKAP BOLA BASKET TERHADAP
PENINGKATAN KOORDINASI VISUAL MOTORIK
ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB PURNAMA ASIH
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :
Pembimbing I
Dr. Hidayat, Dipl, S.Ed, M.Si NIP. 19570711 1985031003
Pembimbing II
Dr. H. Atang Setiawan, M.Pd NIP. 19560412 1983011001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……… i
ABSTRAK ………..………. ii
KATA PENGANTAR ……….. iii
UCAPAN TERIMAKASIH ………. iv
DAFTAR ISI ………. vi
DAFTAR TABEL ………. ix
DAFTAR GRAFIK ………... DAFTAR BAGAN ……… BAB I PENDAHULUAN ……… 1
A. LATAR BELAKANG MASALAH ………. 1
B. IDENTIFIKASI MASALAH ……… 4
C. BATASAN MASALAH ……… 5
D. RUMUSAN MASALAH ……….. 5
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ………... 6
1. Tujuan Penelitian ………... 6
2. Manfaat Penelitian ………... 6
BAB II PERMAINAN LEMPAR-TANGKAP BOLA BASKET TERHADAP PENINGKATAN KOORDINASI VISUAL MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN ……….. 8
A. KONSEP DASAR ANAK TUNAGRAHITA RINGAN………..…. 8
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Klasifikasi Anak Tunagrahita Ringan ……….……... 10
3. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan …………..…………... 11
B. DAMPAK KETUNAGRAHITAAN TERHADAP KEMAMPUAN KOORDINASI VISUAL MOTORIK ……….. 12
C. PERMAINAN LEMPAR-TANGKAP BOLA BASKET SEBAGAI LATIHAN KOORDINASI VISUAL MOTORIK ……… 14
1. Definisi Permainan Lempar-tangkap Bola Basket ……….. 14
2. Fungsi Latihan ………. 17
3. Definisi Koordinasi Visual Motorik ……… 18
D. HUBUNGAN PERMAINAN LEMPAR-TANGKAP BOLA BASKET DENGAN PENINGKATAN KOORDINASI VISUAL MOTORIK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN ……… 19
E. PENELITIAN SEBELUMNYA YANG RELEVAN ……….. 21
F. KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ……. 23
1. Kerangka Berpikir ……… 23
2. Hipotesis Penelitian ……….. 24
BAB III METODE PENELITIAN ……… 25
A. Variabel Penelitian ………. 25
1. Variabel Bebas ………. 25
2. Variabel Terikat ……… 26
3. Definisi Operasional Variabel ……….. 27
B. Metode Penelitian ……….. 28
C. Subjek Penelitian ……… 32
1. Subjek Penelitian ……….. 32
2. Lokasi Penelitian ……….. 33
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Instrumen ……….. 34
2. Teknik Pengumpulan Data ……… 43
E. Teknik Pengolahan Data ………... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 47
1. Hasil Baseline-1 (A-1) ……… 47
2. Hasil Intervensi (B) ………. 50
3. Hasil Baseline-2 (A-2) ………. 54
B. Analisis Data ………. 61
1. Analisis Dalam Kondisi ……….. 61
2. Analisis Antar Konidisi ………84
C. Pembahasan ………99
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 103
A. Kesimpulan ……… 103
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian...37
Tabel 3.2 Format Pencatatan Data Untuk Mengukur Aspek Lokomotor. ... 39
Tabel 3.3 Format Pencatatan Data Untuk Mengukur Aspek Keseimbangan .. 40
Tabel 3.4 Format Pencatatan Data Untuk Mengukur Aspek Kekuatan ... 41
Tabel 3.5 Daftar Para Ahli untuk Judgment Expert Instrumen ... 42
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Uji Validasi ... 42
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Uji Validasi ... 43
Tabel 4.1 Data Baseline-1 (A-1) Subjek NZ ... 48
Tabel 4.2 Data Baseline-1 (A-1) Subjek AS ... 50
Tabel 4.3 Data Intervensi (B) Subjek NZ ... 52
Tabel 4.4 Data Intervensi (B) Subjek AS ... 54
Tabel 4.5 Data Baseline-2 (A-2) Subjek NZ ... 56
Tabel 4.6 Perkembangan Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Subjek NZ ... 58
Tabel 4.7 Data Baseline-2 (A-2) Subjek AS ... 59
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.9 Data Panjang Kondisi. ... 63
Tabel 4.10 Data Estimasi Kecenderungan Arah Pada Subjek NZ Kemampuan
Koordinasi Visual Motorik... 65
Tabel 4.11 Data Estimasi Kecenderungan Arah Pada Subjek AS Kemampuan
Koordinasi Visual Motorik... 67
Tabel 4.12 Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Fase
Baseline-1 (A-Baseline-1) Subjek NZ ... 69
Tabel 4.13 Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Fase Intervensi
(B) Subjek NZ ... 71
Tabel 4.14 Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Fase
Baseline-2 (A-Baseline-2) Subjek NZ ... 73
Tabel 4.15 Kecenderungan stabilitas subjek NZ kemampuan koordinasi
Visual Motorik ... 74
Tabel 4.16 Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Fase
Baseline-1 (A-Baseline-1) Subjek AS ... 75
Tabel 4.17 Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Fase Intervensi
(B) Subjek AS ... 77
Tabel 4.18 Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Fase
Baseline-2 (A-Baseline-2) Subjek AS ... 79
Tabel 4.19 Kecenderungan Stabilitas Subjek AS Kemampuan Koordinasi Visual
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.20 Jejak Data Subjek NZ dan AS ... 80
Tabel 4.21 Level Stabilitas dan Rentang Subjek NZ dan AS. ... 81
Tabel 4.22 Perubahan Level Subjek NZ dan AS ... 82
Tabel 4.23 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Subjek NZ ... 82
Tabel 4.24 Rangkuman Hasil Analisis Visual Dalam Kondisi Subjek AS ... 83
Tabel 4.25 Jumlah Data Yang Diubah ... 86
Tabel 4.26 Data Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya Pada Subjek NZ ... 86
Tabel 4.27 Data Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya Pada Subjek NZ ... 87
Tabel 4.28 Perubahan Kecenderungan Stabilitas Subjek NZ dan AS ... 87
Tabel 4.29 Data Perubahan Level Subjek NZ dan AS ... 88
Tabel 4.30 Data Overlap A-1 dan B Subjek NZ ... 89
Tabel 4.31 Data Overlap B dan A-2 Subjek NZ ... 92
Tabel 4.32 Data Persentase Overlap Subjek NZ ... 92
Tabel 4.33 Rangkuman Hasil Analisis Antar Kondisi Subjek NZ ... 93
Tabel 4.34 Data Overlap A-1 dan B Subjek AS ... 94
Tabel 4.35 Data Overlap B dan A-2 Subjek AS ... 96
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Desain A-B-A. ... 30
Grafik 4.1 Baseline-1 (A-1) Subjek NZ. ... 49
Grafik 4.2 Baseline-1 (A-1) Subjek AS ... 51
Grafik 4.3 Data Intervensi (B) Subjek NZ ... 53
Grafik 4.4 Data Intervensi (B) Subjek AS ... 55
Grafik 4.5 Data Baseline-2 (A-2) Subjek NZ ... 57
Grafik 4.6 Rekapitulasi Perkembangan dan Peningkatan Subjek NZ Kemampuan Koordinasi Visual Motorik... 59
Grafik 4.7 Data Baseline-2 (A-2) Subjek AS ... 60
Grafik 4.8 Rekapitulasi Perkembangan dan Peningkatan Subjek AS Kemampuan Koordinasi Visual Motorik... 62
Grafik 4.9 Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Subjek NZ Pada Fase (A-1)- (B)-(A-2) ... 64
Grafik 4.10 Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Subjek AS Pada Fase (A-1)- (B)-(A-2) ... 66
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Grafik 4.12 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik
Fase Intervensi (B) Subjek NZ ... 71
Grafik 4.13 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik
Fase Baseline-2 (A-2) Subjek NZ ... 73
Grafik 4.14 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik
Fase Baseline-1 (A-1) Subjek AS... . 75
Grafik 4.15 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik
Fase Intervensi (B) Subjek AS. ... 77
Grafik 4.16 Menentukan Banyaknya Data Kemampuan Koordinasi Visual Motorik
Fase Baseline-2 (A-2) Subjek AS ... 79
Grafik 4.17 Data Overlap Kondisi Baseline-1 (A-1) ke Kondisi Intervensi (B)
Subjek NZ ... 89
Grafik 4.18 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Kondisi Baseline-2 (A-2)
Subjek NZ ... 91
Grafik 4.19 Data Overlap Kondisi Baseline-1 (A-1) ke Kondisi Intervensi (B)
Subjek AS ... 94
Grafik 4.20 Data Overlap Kondisi Intervensi (B) ke Kondisi Baseline-2 (A-2)
Subjek AS ... 95
Grafik 4.21 Mean level Kemampuan Koordinasi Visual Motorik Subjek NZ 99
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul: “Pengaruh Permainan Lempar-tangkap Bola Basket
Terhadap Peningkatan Koordinasi Visual Motorik Anak Tunagrahita Ringan di SLB
Purnama Asih”. Keselarasan antar anggota tubuh biasa digunakan dengan istilah lain
yaitu koordinasi. Koordinasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu koordinasi anggota tubuh atau koordinasi visual motorik. Pada anak tunagrahita ringan, mereka membutuhkan koordinasi yang baik untuk memenuhi tugas perkembangan yang mereka lalui. Kemampuan anak tunagrahita ringan dalam melakukan gerakan motorik berbeda-beda sesuai dengan tahapan perkembangan yang telah dilaluinya, anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam fokus perhatian yang diakibatkan dari kemampuan intelegensinya yang berada di bawah rata-rata dua standar deviasi, anak mudah teralihkan perhatiannya apabila sedang mengerjakan sesuatu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah permainan lempar-tangkap bola basket berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan pendekatan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permainan lempar-tangkap bola basket memberi pengaruh positif dalam meningkatkan kemampuan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan kelas III SDLB di SLB Purnama Asih. Subjek penelitian ini adalah NZ (13 tahun) dan AS (10 tahun). Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh mean level fase baseline-1 (A-1) pada subjek NZ sebesar 59% dan subjek AS sebesar 55,5%. Mean level fase intervensi (B) pada subjek NZ sebesar 70,2% dan AS sebesar 62,1%. Mean level fase baseline-2 (A-2) pada subjek NZ 72,8% dan subjek AS 74,2%. Maka dapat disimpulkan bahwa permainan lempar-tangkap bola basket terbukti dapat meningkatkan kemampuan koordinasi visual motorik pada subjek yang diteliti. (NZ dan AS). Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu dan menjadi acuan untuk membantu anak tunagrahita ringan dalam meningkatkan kemampuan koordinasi visual motorik.
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This research entitle: “The effect of passing game by using basketball towards
the enhancement of feebleminded visual motor ability coordination in SLB Purnama
Asih”. Body congruence is usually called as coordination. The meaning of
coordination in this research is part of body coordination or visual motor ability coordination. For feebleminded children, they need a good coordination to fulfill their development task. Feebleminded children ability in doing motor activities is different for each children based on their experienced development fase. They have difficulty in staying focus due to their low intelligence which is below two standard deviation. It is because they lose their focus easily to anything else when they are doing something they attract to. The purpose of this research is to investigate whether passing game in basketball can enhance feebleminded visual motor ability coordination. This research uses Single Subject Research experimental with A-B-A design. The result of this research shows that passing game by using basketball gives a positive effect in enhancing visual motor ability coordination for feebleminded children at grade III SDLB in SLB Purnama Asih. The respondents of this research are NZ (13 years old) and AS (10 years old). Based on the result of the research, the mean of baseline-1 fase level (A-1) in respondent NZ is in the amount of 59% and for respondent AS is in the amount of 55,5%. The mean of intervention fase (B) on the respondent NZ is in the amount of 70,2% and for respondent AS is in the amount of 62, 1%. The mean of baseline-2 fase level (A-2) for respondent NZ is in the amount of 72, 8% and for respondent As is in the amount of 74, 2%. It can be concluded that passing game by using basketball can enhance visual motor ability coordination for both of the respondents (NZ and AS). It is hoped that the reslut of this research can be a model to help feebleminded children in enhancing their visual motor ability.
1
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kerjasama biasa digunakan dengan istilah lain yaitu koordinasi.
Koordinasi yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu koordinasi anggota tubuh
atau koordinasi visual motorik yang biasa digunakan untuk berjalan, berlari,
menulis, mengetik, makan, minum, dan banyak hal lain yang dapat kita lakukan
dengan menggunakan koordinasi visual motorik. Tidak terkecuali pada anak
tunagrahita ringan, mereka membutuhkan koordinasi yang baik untuk memenuhi
tugas perkembangan yang mereka lalui.
Perilaku adaptif merupakan kematangan seseorang sesuai usia yang
mencakup perilaku diri dan sosial dalam aktivitas sehari-hari Area spesifikasi
tersebut terbagi menjadi beberapa bagian yang salah satunya adalah
perkembangan fisik (physical development) yaitu keterampilan motorik kasar dan
halus. Kegiatan umum yang berkaitan dengan anak tunagrahita mencakup
kegiatan fisik yang melibatkan motorik anak baik motorik kasar maupun motorik
halus. Kemampuan motorik seseorang didapatkan dari tugas perkembangan yang
telah dilaluinya, kemampuan motorik yang dimiliki oleh seseorang terbagi
menjadi dua bagian yaitu motorik kasar dan motorik halus. Sesuai dengan
pendapat Nichols yang menyatakan bahwa “Motor learning usually sequences from gross skills to fine, and this should be kept in mind when teaching fine-motor
skills.” Nichols et al. (1980, hlm.75). Kemampuan motorik anak memiliki urutan
yang berawal dari motorik kasar lalu motorik halus, dan mesti diingat bahwa
kemampuan ini penting diperhatikan ketika mengajarkan kemampuan motorik
halus.
Koordinasi visual motorik seorang anak tunagrahita ringan dapat terasah
apabila anak melewati beberapa tahapan perkembangan yang dapat
2
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkaitan erat dengan kegiatan anak dalam kehidupan sehari-hari seperti berjalan,
berlari, melempar, menulis, menggambar, menggunting, dan lain sebaginya. Oleh
karenanya visual motorik penting bagi tahap perkembangan anak untuk
kehidupannya yang lebih lanjut baik dalam bidang akademik maupun
keterampilan sosial dan lingkungan. Kemampuan anak tunagrahita ringan dalam
melakukan gerakan motorik berbeda-beda sesuai dengan tahapan perkembangan
yang telah dilaluinya. Pembelajaran motorik yang dilakukan di sekolah dapat
disampaikan melalui pembelajaran formal, permainan, maupun aktifitas yang
berkaitan dengan mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Pembelajaran diadakan di sekolah dimaknai sebagai serangkaian proses yang
berkaitan dengan latihan atau pembekalan pengalaman yang menyebabkan
perubahan dalam kemampuan individu (siswa) agar bisa menampilkan
gerakan-gerakan yang sangat terampil (Decaprio, 2013, hlm.28).
Setiap anak tunagrahita ringan harus melewati beberapa tahapan apabila
ingin memasuki tingkatan kemampuan selanjutnya untuk menyempurnakan
kegiatan fisiknya. Permainan lempar-tangkap begitu familiar di kalangan
anak-anak, permainan ini banyak dijumpai di setiap sudut tempat bermain anak-anak
dan tidak terpaku pada tempat tinggal anak tersebut. Pada anak tunagrahita ringan,
pembelajaran melalui permainan akan membantu penyampaian pembelajaran
dengan lebih mudah, pemilihan bola basket dalam penelitian ini memudahkan
anak dalam melakukan berbagai gerakan mengenai lemparan dan tangkapan
karena bola basket diperuntukkan untuk lempar-tangkap bola dan bukan untuk
permainan yang berkaitan dengan tendangan atau lambungan bola. Baik disadari
atau tidak, permainan lempar-tangkap bola dapat melatih kemampuan visual
motorik anak karena di dalam permainannya menggabungkan antara koordinasi
mata dan gerakan tangan yang berkesinambungan, dimana ada lemparan yang
dating pada anak, anak harus menangkap bola dengan koordinasi mata dan
3
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
satu titik yang dilihatnya, lalu tangan melempar ke arah yang difokuskan untuk
menjadi titik lemparan.
Permainan merupakan hal yang menyenangkan bagi setiap manusia tidak
terkecuali bagi anak tunagrahita ringan maupun anak pada umumnya. Main,
bermain, atau permainan juga memiliki ragam nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya, seperti nilai moral, nilai sosial, nilai religius, dan lain sebagainya.
Hurlock (1978, hlm.320) memandang bahwa arti bermain bagi setiap anak adalah
hal yang dilakukan tanpa paksaan dan dilakukan secara sukarela sebagai sebuah
kesenangan, sebagaimana dikemukakannya bahwa:
Bermain atau play merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin hilang. Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Bermain dilakukan secara suka rela dan tidak ada paksaan atau tekanan dari luar atau kewajiban.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SLB (Sekolah Luar
Biasa) Purnama Asih terdapat anak tunagrahita ringan yang masih belum mampu
melakukan kegiatan motorik kasar dengan baik seperti halnya menendang bola
serta melempar bola dengan baik juga kegiatan yang berkaitan dengan motorik
halus seperti menulis dan menggunting. Kegiatan menendang bola, melempar dan
menangkap serta menulis dan menggunting membutuhkan koordinasi visual
motorik yang baik dimana kerjasama antara indera penglihatan dengan anggota
tubuh memiliki komunikasi yang baik dalam memfokuskan kegiatan yang sedang
dilakukan.
Melempar dan menangkap bola adalah perpaduan dari kegiatan yang
melibatkan visual juga motorik kasar anak tunagrahita ringan, dimana akan lebih
banyak kegiatan visual motorik anak yang akan dilewati dalam kegiatannya
sehari-hari. Kesulitan anak tunagrahita ringan dalam melempar serta menangkap
bola terletak pada pandangan yang tidak sesuai dengan gerak tangkapan tangan
yang mengikuti arah bola, ketika bola dilempar pada anak tunagrahita ringan,
4
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengarah pada satu sudut dan bukan pada objek yang ditentukan, tentu kesulitan
yang dihadapi anak tunagrahita ringan dalam melempar serta menangkap bola
dipengaruhi oleh kurangnya latihan motorik kasar dan halus serta kemampuan
konsentrasi, atensi, dan persepsi anak.
Permainan lempar tangkap bola merupakan permainan yang biasa
dimainkan oleh anak-anak tidak terkecuali anak tunagrahita ringan, permainan
lempar tangkap bola merupakan salah satu kegiatan yang melibatkan koordinasi
visual dan motorik pada anak. Koordinasi visual motorik anak dapat terasah
apabila anak sering diberi intervensi, intervensi dapat diberikan melalui berbagai
hal, baik yang disukai anak maupun tidak. Lempar tangkap bola merupakan
olahraga dasar dalam berbagai cabang permainan yang menggunakan media bola
sebagai inti permainannya. Lempar tangkap bola dapat menjadi alternatif dalam
melatih kemampuan koordinasi visual motorik anak karena lempar tangkap bola
merupakan permainan yang banyak disukai oleh anak, permainan ini tidak
monoton harus dilakukan di dalam ruangan dan dapat membuat anak dapat merasa
tidak sedang mendapatkan intervensi. Permainan lempar tangkap bola yang
menjadi variabel dalam penelitian ini yaitu menggunakan bola basket.
B. Identifikasi Masalah
Pada penelitian ini, penulis ingin meneliti berbagai permasalahan yang
dialami oleh anak tunagrahita ringan. Adapun masalah-masalah yang hendak
diteliti dalam penelitian ini yaitu berkaitan dengan perkembangan gerak anak serta
beragam kondisi fisiknya, sehingga anak membutuhkan latihan dalam upaya
meningkatkan keterampilan geraknya, yang meliputi gerak koordinasi visual
motorik baik motorik kasar maupun motorik halus.
1. Koordinasi visual motorik setiap individu dipengaruhi oleh kondisi otak, organ
motorik, dan penglihatan. Koordinasi visual motorik seseorang akan terhambat
apabila secara jelas diketahui bahwa orang tersebut mengalami hambatan pada
5
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan membawa perintah pada tubuh seseorang untuk melakukan setiap
gerakan, sehingga ketika seseorang mengalami hambatan pada otak maka
secara otomatis perintah yang dikirim dari otak akan sulit sampai pada anggota
tubuh dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Koordinasi visual motorik
yang baik amat dibutuhkan oleh setiap individu, karena kemampuan ini
merupakan modal awal untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari.
2. Anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan dalam fokus perhatian yang
diakibatkan dari kemampuan intelegensinya yang berada di bawah rata-rata
dua standar deviasi, anak mudah teralihkan perhatiannya apabila sedang
mengerjakan sesuatu, anak tunagrahita ringan juga memiliki ingatan yang
lemah atau mudah lupa.
3. Koordinasi visual motorik seseorang akan lebih baik apabila sering dilibatkan
dalam aktivitas kesehariannya dimana kegiatan tersebut menghadirkan
gerakan anggota tubuh yang berhubungan dengan konsentrasi pada
penglihatan.
4. Anak tunagrahita ringan yang menjadi objek dalam penelitian ini yaitu anak
yang belum terampil dalam kegiatan yang melibatkan koordinasi visual
motorik seperti berjalan tidak lurus, menulis, mewarnai, dan menggunting
belum dilakukan dengan baik, anak sering kehilangan konsentrasi apabila
sedang melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan yang
melibatkan koordinasi visual motorik, salah satunya berlari dan lempar
tangkap bola.
5. Kondisi lingkungan yang tidak memadai terhadap adanya aktivitas yang
membutuhkan koordinasi visual motorik akan berpengaruh pada kualitas
gerak yang dimiliki oleh individu tersebut.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, terdapat banyak faktor yang
6
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meluas, maka peneliti membatasi masalah hanya pada permainan lempar
tangkap bola basket dalam meningkatkan koordinasi visual motorik anak
tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan latar belakang masalah yang
telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
ini adalah “Berapa besar pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket dalam meningkatkan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di
SLB Purnama Asih?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan
a. Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kemampuan lempar tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi
visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih.
b. Khusus
Tujuan khusus diadakannya penelitian ini adalah:
1) Mengetahui kemampuan koordinasi visual motorik anak tunagrahita
ringan sebelum diberikan permainan lempar tangkap bola basket.
2) Menemukan kontribusi mengenai permainan lempar tangkap bola
basket yang sudah diberikan terhadap koordinasi visual motorik anak
tunagrahita ringan.
3) Menemukan besarnya pengaruh mengenai permainan lempar tangkap
bola basket terhadap koordinasi visual motorik pada anak tunagrahita
ringan.
7
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan penelitian ini, penulis berharap laporan penelitian ini
dapat bermanfaat bagi beberapa pihak, Adapun diantaranya adalah:
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian dapat dijadikan referensi atau bahan kajian lebih lanjut
serta menjadi acuan dalam melaksanakan pembelajaran melalui
permainan lempar tangkap bola basket serta dapat menjadi sumber ilmu
pengetahuan mengenai lempar tangkap bola basket terhadap koordinasi
visual motorik pada anak tunagrahita ringan dan menambah
pengetahuan dan pemahaman dalam mengembangkan karir dalam dunia
Pendidikan Khusus.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa dapat melakukan lempar tangkap sebagai langkah awal
untuk melatih kemampuan dalam melakukan kegiatan anak tunagrahita
ringan dalam kehidupannya sehari-hari.
2) Bagi guru dapat dijadikan panduan dalam memberikan permainan yang
berkaitan dengan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan.
3) Bagi orangtua dapat dijadikan panduan untuk anak tunagrahita dalam
kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan koordinasi visual motorik
25
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Variabel Penelitian
Variabel merupakan suatu sifat yang hendak diteliti atau dipelajari dalam
sebuah penelitian. Meneliti yaitu mempelajari setiap perubahan yang dihasilkan dari
suatu perilaku atau sikap yang kita berikan sebagai intervensi. Penelitian yang berjudul “Pengaruh Permainan Lempar-Tangkap Bola Basket Terhadap Peningkatan Koordinasi Visual Motorik Anak Tunagrahita Ringan” memiliki dua variabel
penelitian, yaitu:
1. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2013, hlm.61) Variabel bebas sering disebut juga dengan
variabel independen, atau variabel stimulus. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu permainan lempar tangkap bola
basket. Permainan lempar tangkap bola basket merupakan permainan sederhana yang
dimainkan oleh dua orang atau lebih serta dapat dilakukan di dalam ruangan maupun
di luar ruangan. Main atau bermain dalam bahasa Inggris memiliki arti “play”
sedangkan permainan dalam bahasa Inggris berarti “games”. Bermain “play”
merupakan istilah yang digunakan secara bebas sehingga arti utamanya mungkin
hilang. “Arti yang paling tepat ialah setiap kegiatan yang dilakukan untuk
kesenangan yang ditimbulkannya, tanpa mempertimbangkan hasil akhir” (Hurlock,
1978, hlm.322). Dapat disimpulkan bahwa permainan merupakan suatu hal yang
dimainkan, memiliki cara bermain yang didalamnya terdapat individu atau beberapa
26
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lempar-tangkap bola basket merupakan suatu kegiatan yang melibatkan
aktivitas motorik, (Saputra & Badruzaman, 2013) menyatakan bahwa lempar-tangkap
merupakan gerak manipulatif dengan pergerakan yang sangat rumit karena
memerlukan koordinasi struktur anatomis dimana gerakan menangkap adalah
tindakan membawa suatu objek ke dalam kendali tangan, sehingga dapat disimpulkan
bahwa permainan lempar tangkap bola basket merupakan suatu permainan yang
didalamnya terdapat latihan motorik yang dapat menunjang perkembangan anak
secara bertahap sebelum memasuki tahap kemampuan motorik halus. Permainan
lempar-tangkap dalam penelitian ini menggunakan bola basket, bola basket terbuat
dari karet yang dipompa dan berisi udara yang memungkinkan bola memantul ketika
menyentuh lantai dan terasa ringan untuk digunakan sebagai media pembelajaran
khusunya permainan lempar-tangkap bola basket. Beberapa langkah-langkah yang
dilakukan dalam permainan lempar tangkap bola basket ini adalah 1). Melakukan
lemparan dari atas bahu, 2). Melakukan lemparan dari bawah bahu, dan 3) Melakukan
lemparan searah dada.
Permainan lempar-tangkap bola basket dapat menjadi salah satu intervensi
serta media yang menarik dan efektif untuk melatih kemampuan koordinasi visual
motorik karena intervensi yang diberikan berupa games atau bukan berupa pelajaran
formal di dalam kelas.
2. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2013, hlm.61) Variabel output atau yang dalam Bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat, merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat
dalam penelitian kasus tunggal dikenal dengan nama perilaku sasaran atau target
behavior. (Sunanto, 2006, hlm.12). Variabel terikat pada penelitian ini adalah
27
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemampuan pelaksana untuk mengintegrasikan jenis gerakan ke bentuk yang lebih khusus.” Decaprio (2013, hlm.51) sedangkan visual menurut Nandy (2010) menyatakan bahwa „Sistem visual manusia terdiri dari indera penglihatan yaitu mata, beberapa bagian di otak, dan jalur yang menghubungkan mereka‟. Koordinasi visual
motorik pada anak tunagrahita merupakan hal yang sangat penting karena berkaitan
dengan kegiatan sehari-hari yang anak alami setiap hari. Menurut Saputra &
Badruzaman (2010, hlm.168) „Koordinasi merupakan gerak terpadu antara tangan, mata dan kaki dalam waktu bersamaan‟. Berjalan, berlari, menulis, dan mewarnai adalah beberapa hal yang berkaitan dengan koordinasi visuak motorik. Motorik
sendiri dapat memudahkan anak tunagrahita dalam menjalankan tugas sebagai
seorang siswa di sekolah maupun tugas di lingkungannya.
Adapun lempar-tangkap yang dilakukan sebagai intervensi berdasar pada
SKKD SDLB Kelas III Semester I yaitu Melakukan berbagai gerak dasar permainan
dan olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi, dan nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya.
3. Definisi Operasional Variabel
Menurut Fallen & Umansky (1985, hlm.205) aspek yang berkaitan dengan
kemampuan koordinasi visual motorik yaitu menyangkut lokomotor, keseimbangan,
dan kekuatan. Tiga aspek tersebut dapat mengukur kemampuan koordinasi anak.
Aspek tersebut hanya perlu pengembangan perilaku yang diberikan untuk mengetahui
sejauh mana kemampuan koodinasi visual motorik anak. Indikator kemampuan
koordinasi visual motorik anak yaitu mampu memfungsikan keseimbangan antara
mata dengan tangan, serta mata dengan kaki. Aspek lokomotor di antaranya berjalan,
lurus ke arah yang ditentukan, berlari lurus ke arah yang ditentukan, melompat ke
depan dengan 2 hentakan lompatan, serta meloncat dengan dua kaki. Aspek
28
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ke depan tanpa melewati garis yang dibuat dari tali rafia, berjalan mundur tanpa
melewati garis yang dibuat dari tali rafia, berjalan dengan mengikuti arahan belok ke
kanan dan ke kiri, melompati garis-garis yang telah dibuat dengan kapur dengan satu
kaki. Aspek kekuatan yaitu meliputi materi berjalan menaiki dan menuruni tangga
dengan kedua kaki, berlari dengann menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari
(selama 1 menit), dan menendang bola kea rah gawang atau titik yang ditentukan.
Waktu total yang dibutuhkan dalam penelitian ini yaitu diperkirakan 13 kali, 4
kali pengujian pada baseline awal, 5 kali pemberian intervensi, dan 4 kali pada
pengujian baseline akhir, sedangkan jarak yang dibutuhkan ketika memberikan
intervensi permainan lempar tangkap yaitu dimulai dari jarak dekat yaitu 1 meter, 2
meter, hingga jarak paling jauh 3 meter.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
eksperimen. Menurut Furchan (2011, hlm.11) metode penelitian eksperimen adalah „Suatu penyelidikan ilmiah yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat
perbedaan yang sesuai dengan manipulasi variabel-variabel bebas tersebut‟. Menurut
Rosnow & Roshental dalam Sunanto, (2006, hlm.41) menyatakan bahwa :
disain subyek tunggal memfokuskan pada data individu sebagai sampel penelitian serta pengukuran variabel terikat atau perilaku sasaran (target
behavior) intervensi dilakukan secara berulang-ulang dengan periode waktu
tertentu, misalnya perminggu, perhari, atau perjam. Perbandingan tidak dilakukan antar individu maupun kelompok tetapi perbandingan dilakukan pada subyek yang sama dalam kondisi yang berbeda.
Penelitian yang bersifat eksperimen ini memiliki dua subjek dengan
menggunakan pendekatan Single Subject Research (SSR). Dalam penelitian yang
29
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
harus dilakukan, yaitu mengidentifikasi masalah yang terdapat di lapangan serta
mendefinisikan masalah tersebut dalam bentuk perlakuan yang hendak dirubah dan
dapat diukur perubahannya (perlakuan anak yang sesungguhnya sebelum diberikan
intervensi), lalu menentukan hasil pencapaian perilaku yang hendak diubah sebelum
dilakukannya intervensi, pemberian intervensi ke lapangan, dan menganalisis serta
evaluasi perubahan pada perlakuan anak apakah terdapat perubahan pada
kemampuannya yang bersifat sementara maupun permanen.
Penelitian ini menggunakan desain A-B-A. Desain A-B-A memberikan suatu
hubungan sebab akibat diantaranya yaitu sebab akibat variabel terikat dengan variabel
bebas. Desain A-B-A memiliki tiga tahapan antara lain: Baseline-1 (A-1), Intervensi
30
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Baseline-1 (A-1)
Baseline dalam bahasa Indonesia berarti garis dasar, maka garis dasar atau
Baseline-1 dalam penelitian ini adalah keadaan atau kemampuan anak sesungguhnya
yang terdapat di lapangan sebelum diberikannya intervensi. Dalam penelitian ini,
kemampuan awal anak dilihat dari kemampuan koordinasi visual motorik yang ia
kuasai, sejauh mana anak dapat melakukan kegiatan atau hal yang berkaitan dengan
koordinasi visual motorik dalam kehidupan sehari-hari. Indikator kemampuan
koordinasi visual motorik anak yaitu beberapa diantaranya yaitu mampu
memfungsikan keseimbangan antara mata dengan tangan, serta mata dengan kaki.
Aspek lokomotor di antaranya berjalan, lurus ke arah yang ditentukan, berlari lurus
ke arah yang ditentukan, melompat ke depan dengan 2 hentakan lompatan, serta
meloncat dengan dua kaki. Aspek keseimbangan anak meliputi berdiri dengan satu
kaki selama 8 detik, berjalan lurus ke depan tanpa melewati garis yang dibuat dari tali
rafia, berjalan mundur tanpa melewati garis yang dibuat dari tali rafia, berjalan
dengan mengikuti arahan belok ke kanan dan ke kiri, melompati garis-garis yang
telah dibuat dengan kapur dengan satu kaki. Aspek kekuatan yaitu meliputi materi
berjalan menaiki dan menuruni tangga dengan kedua kaki, berlari dengann
menunjukkan kekuatan dan kecepatan berlari (selama 1 menit), dan menendang bola
kea rah gawang atau titik yang ditentukan.
Pengamatan serta pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang untuk
memastikan data yang sudah didapat dalam melihat kemampuan koordinasi visual
motorik anak.
2. Intervensi (B)
Intervensi B merupakan perlakuan yang diberikan untuk mencapai target
behavior atau perilaku sasaran yaitu berupa permainan lempar tangkap bola dengan
31
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertemuan dan setiap pertemuan dilakukan 1 kali. Berikut perlakuan yang diberikan
pada anak:
a. Anak diinstruksikan untuk melakukan aktivitas di luar ruangan kelas yang dapat
digunakan sebagai tempat dilakukannya aktivitas bermain lempar-tangkap bola
basket (aula/lapangan sekolah)
b. Memposisikan anak pada jarak yang telah diatur dengan menggunakan lingkaran
yang terbuat dari tali rafia atau kapur putih yang diletakkan di lantai sehingga
anak berdiri di dalam lingkaran
c. Anak melakukan lempar tangkap bola dengan bimbingan peneliti mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Anak dibimbing untuk berdiri tegak;
2) Anak dibimbing untuk menunduk mengambil bola basket di dekat kaki anak;
3) Anak dibimbing untuk memegang bola basket dengan kedua tangan;
4) Anak diinstruksikan untuk mengangkat bola basket;
5) Meletakkan bola di atas bahu atau di dekat telinga;
a) Meletakkan bola di bawah bahu atau di atas kedua lutut kaki;
b) Meletakkan bola sejajar dengan dada anak;
6) Melempar bola basket dari atas bahu ke arah peneliti dari jarak 1m, 2m, dan 3m;
a) Melempar bola basket dari bawah bahu ke arah peneliti dengan jarak 1m, 2m, dan
3m;
b) Melempar bola basket sejajar dengan dada ke arah peneliti dengan jarak 1m, 2m,
dan 3m;
7) Setelah bola dilempar, anak harus bersiap untuk menangkap bola dengan posisi
kedua tangan menjulur, mengikuti arah datangnya bola baik lemparan dari atas
bahu, bawah bahu, maupun sejajar dada;
8) Menangkap bola basket yang datang dengan kedua tangan dari arah datangnya
32
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Intervensi atau perlakuan (B) diperkirakan dilakukan sebanyak 10 kali
pertemuan, setiap satu kali pertemuan memiliki waktu sebanyak 70 menit. 40 menit
awal digunakan untuk memberikan pengarahan serta penjelasan aturan main
lempar-tangkap bola yang hendak dilakukan dan juga melakukan permainan lempar-lempar-tangkap
dengan menggunakan bola basket. 30 menit sisa dilakukan untuk mengevaluasi
kegiatan yang telah selesai dilakukan, Evaluasi dilakukan berupa tes perbuatan dan
juga tes tulis pada anak.
3. Baseline-2 (A-2)
Baseline-2 merupakan kondisi dimana anak telah menerima intervensi dan
peneliti kembali melakukan pengamatan atas perkiraan perlakuan yang telah
diberikan sebanyak 4 kali. Baseline-2 dapat dilakukan tergantung dari kematangan
dan ketetapan kemampuan anak ketika diberi perlakuan kembali. Pengamatan pada
keadaan A2 yaitu pengamatan kembali terhadap koordinasi visual motorik anak yang
dilakukan melalui kegiatan lempar-tangkap bola basket pada saat proses pelatihan
berlangsung. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi sejauh mana pengaruh intervensi
yang diberikan terhadap subjek.
C. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah dua orang anak tunagrahita
ringan kelas III SDLB di SLB Purnama Asih. Responden yang dijadikan subjek
penelitian dua-duanya berjenis kelamin laki-laki. Responden diambil sebagai subjek
penelitian dalam rangka untuk melatih koordinasi visual motorik untuk mendukung
segala aktivitasnya. Adapun biodata dari subjek adalah sebagai berikut:
Nama : A S
33
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sekolah : SLB Purnama Asih
Alamat : Jl. Waruga Jaya No. 19
TTL : Bandung, 01 Januari 2004
Nama : N Z
Kelas : 3 SDLB
Sekolah : SLB Purnama Asih
Alamat : Jl. Ciwaruga Atas No. 27 RT. 03 RW. 03
TTL : Bandung, 30 Oktober 2001
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, kemampuan awal anak
yaitu AS kurang terampil dalam kegiatan yang berkaitan dengan koordinasi visual
motorik yang dilihat dari cara berjalan, berlari, melompat, dan keadaan ketika berada
di ruang kelas seperti mewarnai, menggunting dan menempel. Kemampuan anak
dalam menulis sudah cukup baik, namun ketika menulis terkadang gerakan tangan
dan mata tidak berjalan sesuai. Anak kedua yaitu NZ merupakan teman AS di
sekolah, kemampuan awal NZ dalam kegiatan koordinasi visual motorik lebih baik
apabila dibandingkan dengan AS, NZ hanya perlu lebih terampil dalam berbagai hal
yang berkaitan dengan koordinasi visual motorik seperti dalam kegiatan berlari cepat,
menggunting dan menempel. Maka dari itu dari penelitian ini didapatkan dua anak
tunagrahita ringan yang dijadikan subjek penelitian dimana bertujuan sebagai
pembanding, apakah permainan lempar-tangkap bola basket memberikan pengaruh
kepada kedua anak sebagai subjek yang diteliti.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini ialah di SLB Purnama Asih, yang
34
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
beberapa kelas yang dibagi menjadi 7 kelas yaitu kelas TKLB, SDLB 1, SDLB 3,
SDLB 4, SDLB 6, SMPLB, dan SMALB. Purnama Asih memiliki Resource Center
sebagai tempat untuk terapi bagi penyandang disabilitas terutama anak autistik,
sekolah memiliki pula ruangan aula dan perpustakaan yang menunjang
kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Selain itu sekolah memiliki lapangan yang cukup luas
untuk menunjang kegiatan yang berkaitan dengan Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan. Anak-anak yang bersekolah di SLB Purnama Asih memiliki disabilitas
yang berbeda-beda yaitu diantaranya Tunagrahita ringan, tunagrahita sedang, autistik,
down syndrom, tunadaksa, serta tunarungu. Lokasi penelitian dipilih berdasarkan
tempat yang strategis untuk dijangkau dari Universitas Pendidikan Indonesia serta
peneliti melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan di sekolah tersebut,
maka agar memudahkan proses penelitian, peneliti memilih lokasi Purnama Asih.
Lokasi sekolah ini dapat diakses dengan menggunakan angkutan umum dari
kampus dengan menggunakan angkutan umum menuju arah perempatan lampu merah
Gerlong lalu dengan menaiki angkot berwarna kuning, berhenti di pertigaan menuju
Poltek Pos atau POLBAN dan dilanjut dengan berjalan kaki sekitar 500m maka akan
menemukan gerbang masuk menuju perumahan Setra Duta, lokasi tepat di sebelah
pintu gerbang perumahan Setra Duta tersebut.
D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen
“Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian”
(Sugiyono, 2013, hlm.148). Meneliti merupakan suatu kegiatan yang didalamnya
terdapat suatu pengukuran, instrumen dapat berupa alat ukur yang ditulis maupun
35
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dalam mengukur nilai variabel yang akan diteliti, peneliti membutuhkan
suatu instrumen penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu berupa tes
dengan teknik yang bersangkutan dengan aktivitas gerakan yang menggabungkan
koordinasi mata, tangan, dan kaki. Aktivitas gerak yang dilakukan yaitu dari kegiatan
yang berkaitan dengan lokomotor, keseimbangan, dan kekuatan. Kegiatan yang
dilakukan berkaitan dengan koordinasi mata dengan tangan juga koordinasi mata
dengan kaki. Pertama, berjalan lurus ke arah yang ditentukan, berlari lurus ke arah
yang ditentukan, melompat ke depan dengan 2 hentakan lompatan, serta meloncat
dengan dua kaki. Aspek keseimbangan anak meliputi berdiri dengan satu kaki selama
8 detik, berjalan lurus ke depan tanpa melewati garis yang dibuat dari tali rafia,
berjalan mundur tanpa melewati garis yang dibuat dari tali rafia, berjalan dengan
mengikuti arahan belok ke kanan dan ke kiri, melompati garis-garis yang telah dibuat
dengan kapur dengan satu kaki. Aspek kekuatan yaitu meliputi materi berjalan
menaiki dan menuruni tangga dengan kedua kaki, berlari dengann menunjukkan
kekuatan dan kecepatan berlari (selama 1 menit), dan menendang bola ke arah
gawang atau titik yang ditentukan.
Penggunaan instrumen ini bertujuan untuk mengukur kemampuan motorik
anak saat melakukan aktivitas yang telah diinstruksikan. Alat ukur utuk mengukur
komponen ketepatan adalah dengan instrument koordinsi visual motorik. Tes
perbuatan ini bermanfaat untuk mengukur ketepatan subjek dalam melakukan
aktivitas koordinasi sehari-hari.
a. Membuat Kisi-kisi
Kisi-kisi instrument dalam penelitian ini disusun sesuai dengan kemampuan
awal anak sebagai subjek penelitian dalam pencapaian target behavior yang ingin
36
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian yang peneliti lakukan menggunakan metode eksperimen Single
Subject Research (SSR) yang mengacu pada satu objek. Melakukan pengukuran
membutuhkan suatu alat ukur, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini harus
baik, alat ukur dalam penelitian biasanya disebut dengan intrumen penelitian.
Instrumen berguna sebagai alat pengumpul data dalam menentukan sejauh mana hasil
yang diperoleh oleh objek yang diberikan perlakuan yang akan menentukan sejauh
mana keberhasilan penelitian. Penyusunan instrumen penelitian mengacu pada
pendekatan yang digunakan agar data yang diambil dapat terkumpul serta dapat
dijadikan bahan hipotesis. Instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes kinerja. Instrumen
berupa tabel yang berisi aspek-aspek kemampuan motorik halus. Dalam penelitian ini
tes yang digunakan berfungsi untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian serta
kemampuan atau persepsi subjek dalam kemampuan koordinasi visual motorik.
Adapun langkah-langkah yang dirancang sebelum pembuatan tes peneliti adalah
sebagai berikut:
37
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
38
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu arahan
menunjuk-39
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Format Pencatatan Data untuk Mengukur Aspek Lokomotor
Aspek Penilaian
Indikator Pencapaian
Butir Soal Penilaian
Keterangan 0 1 2 3
Lokomotor Berpindah
tempat
1.Berjalan lurus ke arah yang ditentukan (ke arah di mana
diletakkan bola basket sebagai titik akhir jalan)
2.Berlari lurus ke arah yang ditentukan (ke arah di mana
diletakkan bola basket sebagai titik akhir lari)
3.Melompat ke depan dengan 2 hentakan lompatan
40
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.3
Format Pencatatan Data untuk Mengukur Aspek Keseimbangan
41
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.4
Format Pencatatan Data untuk Mengukur Aspek Kekuatan
Aspek
Validitas dalam penelitian ini yaitu uji validitas dengan judgement experts.
Judgement experts sendiri merupakan pengujian yang melibatkan ahli yang sesuai
dengan bidang yang diuji oleh peneliti. Tenaga ahli yang biasa digunakan untuk
menguji valid atau tidaknya sebuah instrument biasanya berjumlah tiga orang yang
umumnya telah bergelar doktor sesuai dengan ilmu atau bidang yang diteliti. Menurut
Sugiyono (2013, hlm.177) „Para ahli diminta pendapatnya tentang instrument yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberi keputusan.‟ Dapat disimpulkan bahwa tenaga ahli yang men-judge instrument akan memberi keputusan mengenai
hasil kisi-kisi yang telah dibuat untuk persiapan ke lapangan apakah instrument yang
telah disusun mendapat revisi atau dapat digunakan langsung tanpa perbaikan
42
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.5
Daftar Para Ahli untuk Judgment Expert Instrumen
No Nama Jabatan
1 Drs. H.M Umardjani Martasuta, M.Pd Dosen
2 Drs. H. Maman Abdurachman SR, M.Pd Dosen
3 Ati Ekawati, S.Pd, M.Pd Guru SLB Purnama Asih
Tabel 3.6
Kriteria Penilaian Uji Validasi
No Keterangan Persentase
1 Valid 80% - 100%
2 Kurang Valid 50% - 80%
3 Tidak Valid 0 – 50%
Data yang sudah diperoleh kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan
rumus:
Hasil akhir judgement expert harus diperoleh dari 3 orang penilai yang
menyatakan semua aspek cocok sehingga diperoleh . Dengan
demikian, instrument yang digunakan ketika di lapangan akan dapat mengukur
kemampuan lempar-tangkap bola basket khususnya bagi peningkatan koordinasi
visual motorik.
43
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Skor 3 : Bila semua ahli menjawab cocok pada setiap butir soal
Skor 2 : Bila dua ahli menjawab cocok pada setiap butir soal
Skor 1 : Bila satu ahli menjawab cocok pada setiap butir soal
Skor 0 : Bila anak tidak dapat melakukan instruksi sama sekali
Tabel 3.7
Hasil Perhitungan Uji Validasi
Butir Instrumen
Bobot Penilaian
Persentase (%) Keterangan
Cocok Tidak
Cocok
1 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
2 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
3 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
4 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
5 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
6 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
7 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
8 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
9 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
10 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
11 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
12 3 - 3/3 x 100% = 100% Valid
Hasil uji validitas instrument melalui judgment para ahli di atas diperoleh
44
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain instrument penelitian yang di judgment, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) di nilai oleh ahli yang sama. Dari hasil judgment terhadap tiga
orang ahli diperoleh hasil persentase 100%. Demikian instrument yang digunakan
dikatakan valid, untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada daftar lampiran tabel.
c. Penyusunan Rencana Program Pembelajaran
Peneliti melampirkan RPP mengenai pembelajaran permainan lempar-tangkap
bola basket yang disesuaikan dengan SKKD Kelas 3 SDLB C (Tunagrahita ringan)
dalam pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
d. Reliabilitas Instrumen
“Pengukuran data yang reliabel merupakan salah satu syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam penelitian. Reliabilitas data penelitian sangat menentukan kualitas hasil penelitian.” Sunanto, (2006, hlm.24). Dalam penelitian ini reliabilitas dilaksanakan di Al-Hadi Learning Center yang bertempat di kawasan Cijerah dan
diujikan pada lima orang siswa tunagrahita ringan di tempat tersebut. Didapatkan
nilai dari hasill uji reliabilitas yaitu 0,95 atau sangat tinggi kualitas instrumennya dan
dapat dilanjutkan untuk diujikan pada subjek penelitian.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada peneltian ini yaitu:
a. Tes Kinerja
Tes kinerja yang dilakukan dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui
kemampuan awal subjek mengenai hambatan dalam koordinasi visual motorik. Untuk
45
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrument dalam penelitian ini berdasarkan SKKD SDLB C Kelas 3. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini berupa tes kinerja/perbuatan dengan 16 butir soal.
Terdapat langkah-langkah yang dilakukan saat pemberian tes, yaitu:
1) Baseline-1 (A-1)
Pada tahap awal ini, peneliti mengambil data yang berasal dari hasil tes
mengenai kemampuan koordinasi visual motorik anak. Tahapan ini diperkirakan
dilakukan sebanyak empat sesi.
2) Intervensi (B)
Pemberian tahap intervensi diperkirakan dilakukan sebanyak lima kali,
intervensi yang diberikan yaitu dengan permainan lempar-tangkap bola basket.
Lempar-tangkap yang dilakukan terdiri dari tiga jenis lemparan dan tiga tipe jarak
yang diukur dengan satuan meter persegi. Intervensi dilakukan hingga terjadi
peningkatan koordinasi visual motorik anak. Waktu yang digunakan pada setiap sesi
di tahap intervensi yaitu selama 70 menit, 40 menit awal digunakan untuk
memberikan pengarahan serta penjelasan aturan main lempar-tangkap bola yang
hendak dilakukan dan juga melakukan permainan lempar-tangkap dengan
menggunakan bola basket. 30 menit sisa dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan
yang telah selesai dilakukan, Evaluasi dilakukan dengan berupa tes perbuatan pada
anak.
3) Baseline-2 (A-2)
Tahap ketiga dari penelitian ini dilakukan setelah diberikannya intervensi.
Tahap ini dilakukan untuk memberikan penguatan dan mengetahui apakah intervensi
yang diberikan memberi pengaruh positif atau peningkatan terhadap koordinasi visual
motorik pada anak sebagai subjek penelitian. Fase baseline-2 ini diperkirakan
46
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Dokumentasi
Dalam rangka memperoleh data yang tidak dimanipulasi dan sesuai dengan
keadaan sebenarnya di lapangan, peneliti mendokumentasikan kegiatan yang
dilakukan selama di lapangan, peneliti mengumpulkan dan mencatat informasi yang
dianggap penting dan berhubungan dengan kegiatan penelitian mengenai subjek
dalam mendukung penelitian.
E. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah data
terkumpul sebelum munculnya kesimpulan. Setelah data terkumpul kemudian
data dianalisis dalam statistik deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh
gambaran yang jelas mengenai hasil intervensi dalam jangka waktu yang telah
ditentukan.
Pembuatan grafik memiliki dua tujuan utama, yaitu (1) untuk membantu
mengorganisasi data sepanjang proses pengumpulan data yang nantinya akan
mempermudah proses evalusi, dan (2) untuk memberikan rangkuman data
kuantitatif serta mendeskripsikan target behavior yang akan membantu dalam
proses analisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Pada penelitian ini, proses analisis dengan visual grafik diharapkan dapat
lebih memperjelas gambaran stabilitas perkembangan koordinasi visual motorik
anak tunagrahita ringan melalui permainan lempar tangkap bola basket.
Menurut Sunanto (2006, hlm.30) terdapat beberapa komponen penting dalam
grafik antara lain sebagai berikut :
1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan
47
Putri Anggraeni, 2014
Pengaruh permainan lempar-tangkap bola basket terhadap peningkatan koordinasi visual motorik anak tunagrahita ringan di SLB Purnama Asih
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertikal yang menunjukkan satuan
untuk variabel terikat atau perilaku sasaran (misalnya persen, frekuensi dan
durasi)
3. Titik Awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik
awal skala
4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran
(misalnya, 0%, 25%, 50%, dan 75%)
5. Lebel Kondisi, yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperiman,
misalnya baseline atau intervensi.
6. Garis Perubahan Kondisi, yaitu garis vertikal yang menunjukkan adanya
perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis
putus-putus.
7. Judul grafik, judul yang mengarahkan perhatian pembaca agar segera diketahui
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik pengolahan data dengan memberikan grafik yang bertujuan untuk memberikan
rangkuman data kuantitatif serta membantu mengorganisasi data sepanjang proses
pengumpulan data yang nantinya akan mempermudah proses evalusi.
Terdapat langkah-langkah analisis yang dilakukan dalam menganalisis data,
yaitu:
a. Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-1 dari subjek pada setiap
sesinya.
b. Menghitung hasil pengukuran data pada fase intervensi dari subjek pada setiap
sesinya.
c. Menghitung hasil pengukuran data pada fase baseline-2 dari subjek pada setiap