PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN DAN
PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN LAIN DI LINGKUNGAN
UNIT KERJA DI SURABAYA, PROVINSI JAWA TIMUR
SEKRETARIAT JENDERAL
Nama
: Adi Sulistyo, S.H., M.H.
NIP
: 198503112008011003
Pangkat, Gol.Ruang : Penata, III/c
Jabatan
: Kasubbag Disiplin dan Pensiun
Unit Kerja
: Biro Sumber Daya Manusia -
Setjen
Kemenristekdikti
No.Telp
: 081328036711
Surel : adisulistyo.law@gmail.com
LANDASAN ATURAN
UU Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 87 tentang ASN
PP No 53 Tahun 2010
PP 9 Tahun 2003 jo. PP 63 Tahun 2009
PP 37 Tahun 2004
PP 10 Tahun 1983 jo. PP 45 Tahun 1990
PP No.11 Tahun 2017
Perka BKN Nomor 21 Tahun 2010
Permenristekdikti Nomor 31 Tahun 2016
1. PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN;
2. PENGADAAN,
3. PANGKAT DAN JABATAN,
4. PENGEMBANGAN KARIER,
5. POLA KARIER,
6. PROMOSI, MUTASI,
7. PENILAIAN KINERJA,
8. PENGGAJIAN DAN TUNJANGAN,
9. PENGHARGAAN,
10. DISIPLIN,
11. PEMBERHENTIAN,
12. JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA, DAN
13. PERLINDUNGAN.
LANDASAN YURIDIS PEMBINAAN
DISIPLIN PNS
Pasal 86 UU No.5 Tahun 2014 jo. Pasal 229 PP No. 11 Tahun 2017
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dlm kelancaran
pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS;
Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin
terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin;
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman
disiplin;
Hukuman disiplin dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
menghukum.
Ketentuan lebih lanjut mengenai disiplin sebagaimana diatur
PRINSIP PEMBINAAN DISIPLIN DALAM PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 53 TAHUN 2010
“dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan
yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur
DISIPLIN PNS
adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
dan/atau peraturan kedinasan yang apabila tidak ditaati
atau
dilanggar
dijatuhi
hukuman
disiplin
PELANGGARAN DISIPLIN
adalah setiap ucapan, tulisan,
atau perbuatan PNS yang tidak menaati kewajiban
dan/atau melanggar larangan ketentuan disiplin PNS,
baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja.
TUJUAN PENINDAKA
N DISIPLIN
•
DISIPLIN PREVENTIF
tindakan pencegahan yg dilakukan utk mendorong PNS mentaati standar & norma sehingga tdk terjadi pelanggaran di masa yang akan datang.
•
DISIPLIN REPRESIF
tindakan langsung setelah terjadinya pelanggaran, tindakan ini dimaksudkan agar pelanggaran yg terjadi tidak meluas.
•
DISIPLIN KURATIF
tindakan pemulihan paska terjadinya pelanggaran yaitu berupa penyadaran terhadap pelaku pelanggaran agar tidak terjadi pengulangan pelanggaran di masa yang akan datang (pendekatan simpatik secara personal atasan - bawahan)
•
DISIPLIN PERSUASIF
FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PELANGGARAN
DISIPLIN
NO FAKTOR SEBAB MEMPENGARUHIFAKTOR YG DAMPAK YANG DITIMBULKAN
1. Moral/Mental PNS a.PNS kurang
memahami nilai budaya/agama; b.Watak bawaan; c.Lingkungan keluarga; d.Lingkungan masyarakat; e.Lingkungan kerja.
a.PNS tidak merasa berdosa meskipun berbuat salah;
b.PNS melanggar peraturan;
c.PNS tidak takut dijatuhi hukuman disiplin.
2. Perlakuan tidak adil a.PNS merasa diperlakukan berbeda ;
b.PNS merasa tidak diperhatikan;
c.Atasan tidak melakukan
pembinaan dengan baik.
a.PNS malas masuk kantor;
b.Menurunnya
N
O PENYEBAB MEMPENGARUHIFAKTOR YG DITIMBULKANAKIBAT YG
3. Kurangnya
kesejahteraan a. Biaya kebutuhan hidup meningkat; b. Kebutuhan Sosial c. Gaya hidup
a. PNS bekerja
sampingan pada saat jam kerja; b. PNS korupsi; 4. Pengembangan
karir PNS yang tidak berjalan dengan
baik
a. Tidak pernah dilakukan rolling /mutasi;
b. tidak ada promosi/ tidak jelas pola
karier;
c. Tidak ada
Pengembangan kualitas dan
Kompetensi PNS
N
O PENYEBAB MEMPENGARUHIFAKTOR YG DITIMBULKANAKIBAT YG
5. Manajemen SDM yg tidak berjalan
dengan baik
a. Tidak ada aturan internal yang
jelas;
b. Tidak ada
pembagian tugas dan beban kerja yang jelas;
c. Kurangnya fasilitas kantor;
d. Kurangnya jumlah personil;
e. Dll.
a. Kinerja organisasi yang lemah
b. SDM yang tidak berjalan dengan efisien dan efektif
6. Lemahnya
Pengawasan a. Atasan langsung tidak menjalankan pengawasan
melekat;
b. Atasan bersifat pasif;
a. PNS bekerja tidak sungguh-sungguh.
N
O PENYEBAB MEMPENGARUHIFAKTOR YG DITIMBULKANAKIBAT YG
7. Pelanggaran tidak ditindak tegas
(Pembiaran)
a. Kurang
pemahaman
peraturan disiplin dan etika PNS;
b. Merasa kasihan; c. Perasaan
Sungkan;
a. PNS tidak takut hukuman disiplin; b. PNS berani
melakukan perbuatan indisipliner.
c. Preseden tidak baik, dan memicu
pelanggaran lain dikemudian hari 8. Krisis keteladanan a. Atasan
memberikan contoh buruk/ tidak disiplin; b. Atasan memberikan keadaan tak teratur.
a. Atasan & bawahan sama-sama tidak disiplin.
NO PENYEBAB MEMPENGARUHIFAKTOR YG DITIMBULKANAKIBAT YG
9. Tidak ada dukungan motivasi
(discourage)
a. Kurangnya
perhatian terhadap bawahan;
b. Pola kerja yg monoton
c. Tidak ada
rangsangan untuk terciptanya gairah kerja.
a. PNS tidak memiliki semangat untuk
meningkatkan prestasi kerja;
b. PNS tidak
menunjukkan sikap inovatif & responsif.
10. Kurang Pemahaman terhadap peraturan disiplin PNS
a. Kurangnya sosialisasi;
b. Sering terjadinya mutasi pengelola kepegawaian;
c. Terbatasnya buku peraturan disiplin /literatur tentang disiplin.
a. Terjadi
ketidakteraturan b. Main hakim sendiri c. PNS melanggar
KASUS DISIPLIN YANG UMUMNYA
TERJADI
Tindak Pidana Umum, TP Korupsi, dan/atau kejahatan yang terkait dengan
jabatan;
Menjadi Anggota Parpol, menjadi anggota DPR/DPRD tanpa pengunduran diri; Memberikan dukungan kepada salah satu calon Presiden, Wakil Presiden,
Anggota MPR/DPR/DPRD, Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Partai Politik;
Bekerja pada Negara/ perusahaan/ LSM asing;
Pelanggaran Terhadap PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP No.45 Tahun 1990; Pelanggaran Tugas Belajar/ Ijin Belajar;
Pemalsuan Ijazah, Plagiat, dan kejahatan akademik lain;
Meninggalkan Tugas/ Tidak Masuk Kerja dan/atau tidak menaati ketentuan jam
kerja;
Dan perbuatan lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan
17 kewajiban yg harus ditaati (Pasal 3)
15 Larangan jangan dilanggar (PASAL 4)
PP 53 TAHUN 2010
PASAL 5
PNS YANG TIDAK MENAATI KETENTUAN
SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 3 DAN/ATAU PASAL 4
DIJATUHI
KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI
Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn
penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan
diri
sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau
menurut perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila
mengetahui ada hal yg dpt membahayakan atau merugikan
negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik
negara
dgn sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat
15
Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas
16
Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk
mengembangkan karier; dan
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain
3.
Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk negara
lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional
4.
Bekerja pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing
6.
Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utk
keuntungan pribadi, golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdk
langsung merugikan negara
7.
Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara
langsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan
8.
Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg
berhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya
9.
Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10.
Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden,
DPR, DPD, atau DPRD dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara
13. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden dgn
cara :
a. membuat kptsn dan/atau tindakan yg menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye
b. Mengadakan kegiatan yg mengarah kpd keberpihakan terhadap pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah masa kampanye meliputi pertemuan, himbauan, seruan, atau pemberian barang kpd PNS dlm lingkungan unit kerja, anggota keluarga dan
14. Memberikan dukungan kepada calon anggota DPD atau calon Kepala
Daerah/ Wakil Kepala Daerah dgn cara memberikan surat dukungan disertai
fotokopi KTP atau Surat Ket. Tanda Penduduk sesuai peraturan
perundang-undangan; dan
15
Memberikan dukungan kepada calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah dgn cara:
a. terlibat dalam kegiatan kampanye utk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
b. menggunakan fasilitas yang terkait dgn jabatan dlm kegiatan kampanye
c. membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu pasangan calon selama masa kampanye; dan/atau
d. mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan terhadap
pasangan calon yg menjadi peserta pemilu sebelum, selama, dan sesudah
masa kampanye meliputi pertemuan, ajakan, himbauan, seruan, atau
KEWAJIBAN MASUK KERJA DAN MENAATI KETENTUAN JAM KERJA
Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja adalah 37,5
( tiga puluh tujuh setengah ) jam / 7,5 (tujuh setengah) jam per
hari kerja, yang terbagi atas :
a. Hari Senin s/d Hari kamis : pukul
07.30 - 16.00Waktu istirahat : pukul
12.00 – 13.00b. Hari Jum’at : pukul
07.30 – 16.30Waktu istirahat : pukul
11.30 – 13.00Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan Menaati Ketentuan Jam Kerja
1. Masuk kerja dan mentaati ketentuan
jam kerja ti
Dihitung secara kumulatif baik jam kerja maupun hari kerja :
-1 hari > 7,5 jam - 1 minggu > 37,5 jam
5 hari
6 s.d. 10 hari
11 s.d. 15 hari
JENIS HUKUMAN
Teguran lisan
Teguran tertulis
Pernyataan tidak puas
Penundaan KGB selama 1 tahun Penundaan KP selama 1 tahun Penununan pangkat setingkah lebih rendah selama 1 tahun
16 s.d. 20 hari
21 s.d. 25 hari
31 s.d. 35 hari
36 s.d. 41 hari
41 s.d. 46 hari
Penurunan pangkat se-tingkat lebih rendah selama 3 tahun
Pemindahan dalam rang-ka penurunan jabatan
setingkat lebih rendah
Pembebasan dari jabatan
2. Mencapai sasaran kerja pegawai yang
ditetapkan
Persentase capaian beban kerja yang
disepakati dlm 1 tahun
JENIS HUKUMAN
25 % s.d. 50% HD Sedang
KAITAN HUBUNGAN DISIPLIN DENGAN
TUNJANGAN KINERJA
(PNS NON DOSEN)
DASAR HUKUM : PERMENRISTEKDIKTI
NOMOR 31 TAHUN 2016
No
Jenis Sanksi Disiplin
Bobot Pengurangan
Nilai (%)
1
Hukuman Disiplin Ringan
10
2
Hukuman Disiplin
Sedang
30
3
Hukuman Disiplin Berat
50
Pengurangan dari komponen integritas (I), dimana
A. HUKUMAN DISIPLIN RINGAN;
B. HUKUMAN DISIPLIN SEDANG; DAN
C. HUKUMAN DISIPLIN BERAT.
JENIS HUKUMAN
DISIPLIN
Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis; dan
c. pernyataan tidak puas secara tertulis.
Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1(satu) tahun; b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu)tahun; dan
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
Jenis hukuman disiplin berat terdiri dari:
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah; c. pembebasan dari jabatan;
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
(PASAL 16 PP NO.53 /2010)
a. Presiden
b. Pejabat Pembina Kepegawaian
WHO SIAPA YG MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN.
WHAT APA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN.
WHEN KAPAN WAKTU DILAKUKANNYA PELANGGARAN DISIPLIN.
WHERE DIMANA LOKASI TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
WHY MENGAPA PELANGGARAN DAPAT TERJADI -- LATAR
BELAKANG / FAKTOR YG MENDORONG / YG MENYEBABKAN TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
HOW BAGAIMANA CARA YG DITEMPUH DLM MELAKUKAN
PELANGGARAN DISIPLIN.
:
:
:
:
:
:
PENDEKATAN PENYELESAIAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN
Setiap penjatuhan hukuman Disiplin ditetapkan dengan keputusan pejabat yang berwenang menghukum berdasarkan hasil pemeriksaan
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang berwenang menghukum wajib :
1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan (Kesesuaian Tuduhan dan Alat Bukti)
2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran
3. Tegas menetapkan sanksi yang akan diberikan karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadi sama, tetapi latar belakang dan faktor-faktor yang mendorong kemungkinan berbeda, serta dampak yang ditimbulkan dari perbuatan juga berbeda, maka jenis hukuman disiplin dapat berbeda pula.
PNS berdasarkan hasil pemeriksaan melakukan beberapa pelanggaran, kepadanya hanya dijatuhi satu jenis hukuman disiplin yang terberat.
PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin, kemudian melakukan pelanggaran yang
sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin yang pernah dijatuhkan
Apabila Pejabat yang berwenang menghukum tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada PNS yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin oleh atasannya.
Pembuktian Materiil Kasus Pelanggaran Disiplin dan Pembinaan dengan melaksanakan setiap langkah prosedural formil merupakan prasyarat mutlak
Hukuman Disiplin bukan merupakan semata-mata sarana menghukum Pegawai, namun demikian sebagai upaya pembinaan dengan tujuan memperbaiki sikap, prilaku, etika Pegawai
PNS tdk dapat dijatuhi hukuman disiplin dua kali atau lebih untuk suatu pelanggaran disiplin yang sama (nebis in idem)
Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang menghukum, kewenangan menjatuhkan HD
menjadi kewenangan Pejabat yang lebih tinggi.
PRINSIP PENJATUHAN
SKEMA PENJATUHAN HUKUMAN
DISIPLIN
Pelanggaran
Disiplin Pemanggilan
Pemeriksaan (BAP)
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan
bukti-bukti otentik Pejabat yang
Berwenang Menghukum Penetapan
Keputusan
PENYELESAIAN KASUS
PELANGGARAN DISIPLIN DAN
PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN
LAINNYA DI LINGKUNGAN UNIT
KERJA DI SURABAYA,
Dengan mendasarkan pada ketentuan pasal 86 Ayat (2) UU No.5 Tahun 2014
tentang ASN disebutkan bahwa setiap
instansi pemerintah wajib
melaksanakan
penegakan disiplin terhadap PNS serta melaksanakan berbagai upaya peningkatan
disiplin, dengan mengingat volume kasus pelanggaran disiplin yang sangat besar
dan kompleksitas kasus per kasus berbanding terbalik dengan tenaga/ sumber
daya pemroses pada Biro SDM Kemenristekdikti, dibutuhkan mekanisme/metode
penanganan kasus pelanggaran disiplin yang cukup efektif dan efisien.
Penyelesaian kasus pelanggaran disiplin dan permasalahan kepegawaian lain pada
unit kerja secara langsung (
on the spot
) merupakan salah satu bentuk upaya
instansi pembina kepegawaian (Kementerian) memastikan agar setiap
langkah-langkah yang diambil oleh pejabat tata usaha negara dalam melakukan
pembinaan disiplin PNS dapat dipertanggungjawabkan dan memenuhi aspek formil
maupun materil.
Pembinaan kasus disiplin PNS merupakan tanggungjawab dari level terendah
dalam hal ini atasan langsung pada unit terkecil sampai dengan Kementerian
(sesuai dengan kewenangan masing-masing), setiap tindakan pembiaran
merupakan tindakan yang tidak dibenarkan, dan dapat berdampak pada
penjatuhan hukuman pada setiap pejabat yang tidak melakukan pembinaan. Oleh
karena hal tersebut, momen kegiatan seperti ini dapat dijadikan sebagai
harmonisasi pemikiran dan penyamaan persepsi antara Menteri selaku Pejabat
Pembina Kepegawaian dan Pejabat pengelola kepegawaian/ sumber daya manusia
pada unit kerja.
1. HARMONISASI/ PENYAMAAN PERSEPSI PEMROSESAN KASUS DISIPLIN
2. MEMUDAHKAN PENYELESAIAN KASUS DISIPLIN DIMASA YANG AKAN DATANG 3. TERHINDAR DARI PERBUATAN MALADMINISTRASI YANG DAPAT MENIMBULKAN POTENSI
GUGATAN TATA USAHA NEGARA
4. PEMAHAMAN TERHADAP PERATURAN
5. PEMAHAMAN TERHADAP DAMPAK DAN RESIKO PERBUATAN
6. TERSELESAIKANNYA KASUS-KASUS DISIPLIN DAN PERMASALAHAN KEPEGAWAIAN 7. MEMBERIKAN EFEK JERA TERHADAP PELAKU PELANGGARAN DISIPLIN
8. TERCIPTANYA SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI YANG MEMILIKI KINERJA DENGAN KUALITAS DAN TINGKAT KEDISIPLINAN YG TINGGI
TOTAL KASUS = 824 KASUS
BERKAS AKTIF = 409 KASUS
KASUS DISIPLIN DI UNIT KERJA KEMENRISTEKDIKTI
(SURABAYA):
a. Unair: 14
b. ITS : 3
c. UNESA: 6
d. Kopertis VII : 2
e. Poltek Perkapalan : 1
f. PENS : 2
1. BERKAS TIDAK SESUAI ASPEK PROSEDURAL DAN MATERIL
2. PEMERIKSAAN YANG TIDAK DILAKUKAN OLEH PEJABAT YANG BERWENANG
3. KETIDAKSESUAIAN ANTARA TUDUHAN DENGAN PERBUATAN (DUGAAN KABUR)
4. PEMBUKTIAN YANG LEMAH (ALAT BUKTI TIDAK VALID)
5. TERDAPAT MATA RANTAI PEMBINAAN DISIPLIN PNS YANG PUTUS
6. TERJADI PEMBIARAN/ TIDAK ADA PEMBINAAN DARI LEVEL TERENDAH
7. PERBEDAAN PERSEPSI MENGENAI MEKANISME DAN PROSEDUR PEMBINAAN DISIPLIN PNS ANTARA
KEMENTERIAN DAN UNIT KERJA
8. KURANGNYA SOSIALISASI
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
1. USUL DITUJUKAN KEPADA MENTERI SELAKU PPK APABILA HD MENJADI
KEWENANGAN MENTERI
2. SURAT PANGGILAN PEMERIKSAAN
3. BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)
4. LAPORAN ATASAN LANGSUNG MENGENAI
KEWENANGAN PENJATUHAN HD (HIERARKI)
5. LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)/ PERTIMBANGAN HUKUM
6. DOKUMEN PEMBUKTIAN / ALAT BUKTI
7. KETERANGAN SAKSI (MIN 2 ORANG)
8. SK CPNS, PNS, PANGKAT TERAKHIR, SKP 1 THN TERAKHIR, KONVERSI NIP,
dan;
9. DOKUMEN LAIN YG RELEVAN
NB:
MEKANISME BEDAH
KASUS
PENYAMAAN PERSEPSI PEMROSESAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN
PEMBAGIAN KELOMPOK
DISKUSI
DISKUSI BEDAH
KASUS
PENETAPAN HASIL KESEPAKATA
N
PENANDATANGANAN HASIL KESEPAKATAN
PEMANTAUAN DAN TINDAK
PEMBAGIAN TIM PEMROSES
TIM 1 TIM 2
1. JOHN FRITS TARIHORAN
2. RIA OKTAVIANI 3. NEVA
4. SASKI
1. ADI SULISTYO