• Tidak ada hasil yang ditemukan

BATIK SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BATIK SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL. docx"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

P A P E R

BATIK SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL

Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan Pendidikan Pancasila

Pengampu: IGB Wirya Agung

Oleh:

Ni Made Ratna Putri Udiani (1504505011)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS UDAYANA BALI

(2)
(3)

Kata Pengantar

“Om Swastyastu”

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat dan rahmatNyalah maka saya bisa menyelesaikan makalah ini. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Batik sebagai Identitas Nasional” . Saran dipelukan untuk membangun. Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi yang membacanya.

Kami ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah bersedia membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan tidak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada Pak Wirya Agung selaku dosen pada mata kuliah “Kewarganegaraan” yang telah memberikan dorongan kepada kami untuk membuat makalah ini.

“Om Santih, Santih, Santih Om”

(4)

DAFTAR ISI

2.1.2 Pengertian dan Sejarah Batik ... 4

2.1.3 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional ... 6

2.2 Pembahasan ... 6

2.2.1 Pengertian Identitas Nasional ... 6

2.2.2 Faktor-faktor Pedukung Lahirnya Identitas Nasional ... 7

2.2.3 Proses Terbentuknya Identitas Nasional ... 8

2.2.4 Pentingnya Mengetahui Identitas Nasional ... 9

2.2.5 Sejarah Batik sebagai Identitas Nasional ... 10

2.2.6 Peran Batik sebagai Identitas Nasional ... 12

2.2.7 Cara Melestarikan Batik sebagai Identitas Nasional ... 12

(5)

3.1.Kesimpulan ... 15 3.2. Saran ... 16 DAFTAR PUSTAKA

(6)

BAB I PENDAHULUAN

BAB I pada makalah ini membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, batasan masalah dan sistematika penulisan yang digunakan untuk menyelesaikan

1.1 Latar Belakang

Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap makhluk hidup didunia ini memerlukan identitas atau jatidiri. Selain berfungsi sebagai penjelas dari kepribadian seseorang terhadap orang lain, identitas atau jatidiri juga dapat diperlukan dalam berinteraksi. Sebab dalam setiap interaksi masing-masing pelaku mengambil suatu posisi dan berdasarkan posisi-posisi tersebut masing-masing pelaku menjalankan peranan-peranan mereka sesuai dengan struktur interaksi yang tengah berlangsung. Begitu juga dengan suatu negara yang masih memerlukan identitas atau jatidiri sebagai pengenalan dan penjelas kepribadian dari satu negara ke negara lain.

(7)

Identitas atau jatidiri dapat terlihat ketika sedang melakukan suatu interaksi. Interaksi yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan kelompok orang lainnya yang berupa tindakan sehingga dapat menandakan adanya hubungan antar pelaku. Olehkarena itu, seseorang dapat dikatakan mempunyai identitas atau jatidiri tertentu karena adanya pengakuan dari orang lain yang telah melakuakan interaksi dengannya. Begitupula dengan negara, dapat dikatakan suatu negara itu memiliki suatu identitas atau jatidiri negara karena adanya pengakuan oleh negara lain dalam interaksi yang telah berlangsung.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengertian dari Identitas Nasional.

2. Bagaimana faktor-faktor pendukung lahirnya Identitas Nasional. 3. Bagaimana proses terbentuknya Identitas Nasional.

4. Bagaimana pentingnya mengetahui Identitas Nasional. 5. Bagaimana sejarah batik sebagai Identitas Nasional. 6. Bagaimana peran batik sebagai Identitas Nasional.

7. Bagaimana cara melestarikan batik sebagai Identitas Nasional.

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” adalah sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui pengertian dari Identitas Nasional.

2. Dapat mengetahui faktor-faktor pendukung lahirnya Identitas Nasional. 3. Dapat mengetahui proses terbentuknya Identitas Nasional.

4. Dapat mengetahui pentingnya Identitas Nasional.

(8)

7. Dapat mengetahui cara melestarikan batik sebagai Identitas Nasional

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah berfungsi agar penulisan atau pembahasan di dalam makalah ini Bocus pada masalah yang diajukan pada rumusan masalah saja dan tak melebar kemana-mana. Adapun batasan masalah dari pembuatan makalah ini yaitu batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia yang berperan sebagai Identitas Nasional bangsa Indonesia yang harus dijaga kelestariannya.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dari pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” adalah sebagai berikut.

1. BAB I : PENDAHULUAN

BAB I mendeskripsikan hal-hal yang menjadi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, manfaat serta sistematika penulisan makalah

2. BAB II : PEMBAHASAN

BAB II berisi landasan teoritis yang berisi tentang pembahasan dan penelitian tentang ilmu ataupun teori yang sudah pernah dibahas oleh para ahli berkaitan dengan tema ”Identitas Nasional”, serta di BAB II juga berisi pembahasan tentang data yang diperoleh dan dikaitkan dengan ilmu atau teori yang sudah ada pada landasan teoritis.

3. BAB III : KESIMPULAN

BAB III berisi kesimpulan dari hasil pembahasan keseluruhan dan saran untuk perbaikan agar makalah dengan tema “Identitas Nasional” menjadi

(9)

BAB II PEMBAHASAN

BAB II berisi tentang beberapa teori-teori yang berhubungan dengan pembuatan makalah yang membahas definisi-definisi serta berisi pembahasan berdasarkan landasan teori yang dipaparkan sebelumnya,

2.1 Landasan Teoritis

Landasan teoritis dalam pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” adalah sebagai berikut.

2.1.1 Pengertian Identitas Nasional

Menurut Ismaun (1981: 6), pengertian kepribadian suatu identitas sebenarnya pertama kali muncul dari pakar psikologi. Manusia sebagai individu sulit dipahami jika terlepas dari manusia lainnya. Oleh karena itu manusia dalam melakukan interaksi dengan individu lainnya senantiasa memiliki suatu sifat kebiasaan, tingkah laku, serta karakter yang khas yang membedakan manusia tersebut dengan manusia lainnya. Namun demikian pada umumnya pengertian atau istilah kepribadian sebagai suatu identitas adalah keseluruhan atau totalitas dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang mendasari tingkah laku individu. Tingkah laku tersebut terdidri atas kebiasaan,sikap, sifat-sifat serta karakter yang berada pada seseorang sehingga seseorang tersebut berbeda dengan orang yang lainnya. Oleh karena itu kepribadian adalah tercermin pada keseluruhan tingkah laku seseorang dalam hubungan dengan manusia lain.

Menurut Parsudi Suparlan, identitas atau jatidiri dapat diartikan sebagai “pengenalan atau pengakuan terhadap seseorang yang termasuk dalam suatu golongan yang dilakukan berdasarkan atas serangkaian ciri-ciri yang merupakan suatu satuan bulat dan menyeluruh, serta menandainya sehingga ia dapat dimasukkan dalam golongan tersebut.”

(10)

Menurut Yudoseputro (2000 : 98) bahwa batik berarti gambar yaang ditulis pada kain dengan mempergunakan malam sebagai media sekaligus penutup kain batik. Selain itu, seorang ahli seni rupa mengemukakan bahwa seni batik merupakan hasil kebudayaan bangsa Indonesia yang tinggi nilainya. Karena itu sudah selayaknya ditingkatkan dan dikembangkan (Widodo, 1983 : 1). Adapun sebuah buku yang mengatakan bahwa batik adalah bahan sandang yang dibuat berupa tekstil untuk keperluan kelengkapan hidup sehari-hari. Tekstil yang dibuat dengan teknik atau proses batik untuk sandang tersebut, berupa kain penutup badan, hiasan rumah tangga, dan perlengkapan lain yang semuanya dimaksudkan untuk memperindah.

Menurut Widodo (1982 : 2) bahwa seni Batik tetap hidup subur di Indonesia, dikenal oleh seluruh lapisan masyarakat. Bila kita bandingkan batik yang kita kenal sekarang dengan batik puluhan tahun yang silam, tidak begitu banyak perubahan ; baik bahan, cara maupun coraknya. Sifat inilah yang menyebabkan seni batik mudah dipelajari, dari generasi ke generasi.

Menurut Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta menyatakan ditinjau dari sejarah kebudayaan bahwa sebelum masuknya kebudayaan India bangsa Indonesia telah mengenal teknik membuat kain batik (Widodo, 1983 : 2).

Menurut Prof. M. Yamin maupun Prof. Dr. R.M. Sutjipto Wirjosuparta, mengemukakan bahwa jika ditinjau dari sejarahnya batik di Indonesia telah ada sejak zaman Sriwijaya, Tiongkok pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7-9). Kota-kota penghasil batik, antara lain : Pekalongan, Solo, Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga, Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulunggagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal, Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri (Widodo, 1983 : 2-3).

(11)

2.1.3 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia adalah sebagai berikut.

2.1.3.1 Faktor Objektif

Faktor objekrif yaitu faktor yang meliputi faktor geografis-ekologis dan demografis.

2.1.3.2 Faktor Subjektif

Faktor subjektif yaitu faktor yang meliputi sosial, politik, dan kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia.

2.2 Pembahasan

Pembahasan dalam pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” berisi delapan bahasan yaitu sebagai berikut.

2.2.1 Pengertian Identitas Nasional

Identitas nasional berasal dari kata "national identity" yang dapat di artikan sebagai "kepribadian internasional" atau "jatidiri nasional".Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh suatu bangsa.

(12)

suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain.

2.2.2 Faktor-faktor Pendukung Lahirnya Identitas Nasional

Kelahiran identitas nasional suatu bangsa memiliki sifat, ciri khas serta keunikan sendiri-sendiri, yang sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional tersebut. Adapun faktor-faktor munculnya identitas suatu bangsa adalah sebagai berikut.

1. Faktor Pertama

Mencakup etnisitas, teritorial, bahasa, agama dan yang sejenisnya. Bagi bangsa Indonesia yang tersusun atas berbagai macam etnis, bahasa, agama wilayah serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Kesatuan tersebut tidak menghilangkan keberanekaragaman, dan hal inilah yang di kenal dengan Bhineka Tunggal Ika. 2. Faktor Kedua

Meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pembangunan negara dan bangsanya juga merupakan suatu identitas nasional yang bersifat dinamis. Pembentukan identitas nasional yang dinamis ini sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan dan prestasi bangsa Indonesia dalam membangun bangsa dan negaranya. Dalam hubungan ini sangat diperlukan persatuan dan kesatuan bangsa, serta langkah yang sama dalam memajukan bangsa dan Negara Indonesia. 3. Faktor Ketiga

(13)

4. Faktor Keempat

Meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Bangsa Indonesia yang hampir tiga setengah abad dikuasai oleh bangsa lain sangat dominan dalam mewujudkan faktor keempat melalui memori kolektif rakyat Indonesia. Penderitaan, dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk memori kolektif rakyat. Semangat perjuangan, pengorbanan, menegakkan kebenaran dapat merupakan identitas untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Indonesia.

Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup dalam proses pembentukan identitas nasional bangsa Indonesia, yang telah berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan dari penjajahan bangsa ini. Oleh karena itu pembentukan identitas nasional Indonesia melekat erat dengan unsur-unsur lainnya seperti sosial, ekonomi, budaya, etnis, agama serta geografis, yang saling berkaitan dan terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang.

2.2.3 Proses Terbentuknya Identitas Nasional sejarah yang gemilang yang kini menjadi cambuk bagi masyarakat kekinian. Proses terbentuknya identitas bangsa Indonesia telah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka yang berupa nilai-nilai istiadat, kebudayaaan serta religius. Nilai-nilai tersebut kemudian hari diangkat dan dirumuskan secara formal menjadi Pancasila yang merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia

2. Kebudayaan

(14)

salah satu bukti bahwa kebudayaaan mempunyai peranaan penting dalam identitas sebuah bangsa khususnya Indonesia. Menurut Mr. M Yamin bahwa berdirinya Negara kebangsaan Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan kerajaan-kerajaan lama yang merupakan warisan nenek moyang bangsa Indonesia. maka dari itu kebudayaan nenek moyang bangsa ini turut berperan dalam membentuk identitas nasional Indonesia, karena didalamnya terdapat nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

3. Suku Bangsa

Indonesia yang kaya akan suku bangsa ini adalah tonggak persatuan dalam perbedaan yang berasal dari kemajemukan yang diperjuangkan oleh para pendiri bangsa kita sampai generasi kita dan masa depan. Dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika, para pemimpin negeri ini berusaha mempertahankan kemajemukan bangsa Indonesia yang merupakan salah satu ciri khas bangsa ini.

4. Agama

Keragaman agama di Indonesia adalah berkah yang memberikan persatuan dalam segala makna dalam payung pluralisme serta ditopang dengan UUD dan Pancasila yang menjamin semua warga negara untuk beragama. Toleransi antar umat beragama di Indonesia turut berperan dalam penciptaan identitas bangsa.

5. Bahasa

Bahasa Indonesia yang menjadi bahasa pemersatu sebuah bangsa besar ini adalah identitas yang nyata untuk mempersatukan Indonesia secara besar dalam keanekaragaman suku bangsa serta budaya.

2.2.4 Pentingnya Mengetahui Identitas Nasional

(15)

penting bagi suatu Negara untuk memiliki identitas nasional. Identitas nasional merupakan jati diri bangsa yang bersifat khas dan menjadi pandangan hidup dalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama.

Pada era globalisasi ini eksistensi bangsa-bangsa di dunia sedang dihadapkan oleh tantangan yang sangat kuat dari kekuatan internasional baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik. Apabila bangsa tersebut tidak mempunyai atau tidak mampu mempertahankan identitas nasional yang menjadi kepribadiannya, maka bangsa tersebut akan mudah goyah dan terombang ambing oleh tantangan zaman. Bangsa yang tidak mampu mempertahankan identitas nasional akan menjadi kacau, bimbang dan kesulitandalam mencapai cita-cita dan tujuan hidup bersama. Kondisi suatu bangsa yang sedemikian rupa sudah tentu merupakan hal yang mudah bagi bangsa lain yang lebih kuat untuk menguasai bahkan untuk menghancurkan bangsa yang lemah tersebut.

2.2.5 Sejarah Batik sebagai Identitas Nasional

Batik (atau kata Batik) berasal dari bahasa Jawa "amba" yang berarti menulis dan "nitik". Jadi kain Baju Batik adalah kain yang memiliki ragam hias atau corak yang dibuat dengan canting dan cap dengan menggunakan malam sebagai bahan printing warna. Teknik ini hanya bisa diterapkan di atas bahan yang terbuat dari serat alami seperti katun, sutra, wol dan tidak bisa diterapkan di atas kain dengan serat buatan (polyester). Kain yang pembuatan corak Batik Solo dan pewarnaannya tidak menggunakan teknik ini dikenal dengan kain bercorak batik - biasanya dibuat dalam skala industri dengan teknik cetak (print) - bukan kain batik. Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama.

(16)

sehingga di masa lalu pekerjaan membatik Batik Solo adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya "Batik Cap" yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak "Mega Mendung", dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki. Ragam corak dan warna Desain Busana Batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, dan beberapa corak Busana Batik dan Blus batik hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir menyerap berbagai pengaruh luar, seperti para pedagang asing dan juga pada akhirnya, para penjajah. Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix.

Bangsa penjajah Eropa juga mengambil minat kepada batik, dan hasilnya adalah corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung atau kereta kuda), termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Batik tradisonal tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing. Teknik Desain Busana Batik dan membatik telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul Batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.

(17)

relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini.

Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak, namun corak dan variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam. Khasanah budaya Bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisioanal dengan ciri kekhususannya sendiri.

2.2.6 Peran Batik sebagai Identitas Nasional

Pergeseran makna batik sebagai identitas, terjadi dalam masayarakat kita. Misalnya di jaman penjajahan, batik membedakan orang pribumi dengan non pribumi. Dulu batik dipakai untuk membedakan kelas sosial seseorang, atau menunjukkan asal daerah seseorang. Tetapi kini makna batik sebagai identitas mengalami pergeseran dari lingkup daerah ke lingkup nasional, bahkan internasional. Misalnya, batik menunjukkan identitas orang Indonesia, batik juga berkolaborasi dengan dengan material lainnya sehingga unsur tradisional menjadi modern, yang dikenal dengan budaya hybrid. Dari segi fungsi juga mengalami pergeseran. Kalau dulu batik untuk baju, kemudian bergeser ke interior, bahkan kini bergeser ke product desain. Lala mencontohkan dalam sebuah lelang, ada mobil yang dicat khusus dengan corak batik. Atau casing handphone dengan corak batik.

Keberadaan batik sebagai sebagai identitas dan warisan budaya bangsa Indonesia semakin dekat sejak ditetapkannnya batik sebagai world heritage oleh UNESCO pada 2 Oktober 2009 dan disambut oleh pemerintah Indonesia dengan ditetapkannya 2 Oktober sebagai hari Batik Nasional. Dengan demikian perkembangan ini ada peran pemerintah, masyarakat dan organisasi dalam masyarakat.

(18)

Pengaruh globalisasi dunia menyebabkan budaya luar yang masuk ke Indonesia dan dampaknya akan mengesampingkan sebagian budaya asli kita. Apalagi teknologi informasi dan komunikasi sudah sangat canggih seakan menjadi bagian dari kehidupan kita terutama dikota-kota besar sehingga sangat sulit membendung pengaruh luar dan jika tidak diambil yang positif, sulit dapat dipadukan dengan perkembangan kebudayaan kita. Kemajuan informasi dan teknologi ini dimanfaatkan oleh pecinta batiksebagai sarana pemasaran dan perkembangan budaya batik.

Karena berkurangnya masyarakat yang punya keahlian membatik dan harga bahan-bahan untuk keperluan batik juga semakin mahal, maka perdagangan produk batik makin berkurang dan langka. Produksi batik tulis makin menyusut dan hanya terdapatditempat-tempat tertentu dan terbatas. Produksi batik banyak mengarah pada seni kriya lukis. Batik tulis sebenarnya juga merupakan perwujudan dari seni kriya lukis yang penyelesaiannya melibatkan banyak tenaga kerja, oleh karena itu pelestariannya sangatlah penting.

Salah satu cara pelestarian agar anak cucu dapat mengetahui, mempertahankan dan kreatif memanfaatkan seni kriya batik adalah mengajarkan seni kriya batik disekolah-sekolah atau mendirikan kursus batik diluar sekolah. Ada pepatah “tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta” jadi seni kriya batik ini perlu diperkenalkan kepada anak-anak sedini mungkin, agar tidak punah.

Apabila seni kriya batik yang meliputi peralatan, proses, bahan serta teknik pewarnaan diberikan sebagai teori bagi para siswa dan dipraktikan maka akan menghasilkan pengalaman pribadi siswa yang bermanfaat dan mengagumkan jika dapat direalisasikan. Misalnya ada sekolah kejuruan yang membuka jurusan seni ktiya batik, maka akan diluluskan pelajar yang mempunyai keahlian membatik tulis dan suatu saat nanti akan dihasilkan tenaga yang menguasai teknologi pembuatan batik, tenaga pembuat canting cap batik dari tembaga dan tenaga-tenaga lain dalam proses pembatikan termasuk pembatik tulis halus.

(19)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” adalah sebagai berikut.

1. Identitas nasional adalah jatidiri yang dimiliki oleh suatu bangsa.

2. Faktor-faktor munculnya identitas suatu bangsa terdiri dari empat faktor 3. Unsur-unsur yang berperan dalam membentuk identitas nasional Indonesia

yaitu sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama, dan Bahasa.

4. Identitas nasional sangat diperlukan supaya suatu bangsa dapat mempertahankan eksistensi diri dan mencapai hal hal yang menjadi cita cita dan tujuan hidup bersama.

5. Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar.

(20)

7. Cara pelestarian agar anak cucu dapat mengetahui, mempertahankan dan kreatif memanfaatkan seni kriya batik adalah mengajarkan seni kriya batik disekolah-sekolah atau mendirikan kursus batik diluar sekolah.

3.2 Saran

Diperlukannya kerjasama dari pemerintah, masyarakat, dan dari diri sendiri untuk memerangi pengikisan identitas nasional. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menumbuhkan kembali sifat-sifat identitas nasional kedalam pribadi manusia itu sendiri melalui batik sebagai identitas nasional yang keberadaannya harus dilestarikan.

Daftar Pustaka

Daftar pustaka dari pembuatan makalah “Batik sebagai Identitas Nasional” adalah sebagai berikut.

[1] Herowati, Septi.”Kewarganegaraan Identitas Nasional”.15 Mei 2016

https://www.academia.edu/7011989/Kewarganegaraan_Identitas_Nasional_ [2] Rizky, Ismail,.”Makalah Identitas Nasional dan Pengertian Negara”.15 Mei

2016

https://www.academia.edu/9410082/MAKALAH_IDENTITAS_NASION L_DAN_PENGERTIAN_NEGARA

[3] Munir, Hafik.”Pancasila Sebagai Identitas Nasional Bangsa Indonesia”.15 Mei 2016

https://www.academia.edu/8352416/Pancasila_Sebagai_Identitas_Nasional Bangsa_Indonesia

[4] Pangaila, Trimselia.”Makalah Identitas Nasional”.15 Mei 2016 https://www.academia.edu/15260125/Makalah_Identitas_Nasional [5] Nana.”Pengertian Batik dan Sejarah Batik Indonesia”.15 Mei 2016

(21)

Artikel:

Batik Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Batik adalah ekspresi budaya yang memiliki makna simbolis dan nilai estetika yang tinggi bagi masyarakat Indonesia. Keunikan yang indah itu membentuk karakter bangsa yang membedakan dengan bangsa lain sehingga dapat menjadi jati diri bangsa.

Sepekan lagi masyarakat Indonesia akan memperingati hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober. Hal tersebut ditetapkan pemerintah agar seluruh masayarakat Indonesia menyadari dan turut menghargai warisan budaya leluhur Indonesia.

(22)

”Kalau dulu bagi sebagian besar orang Indonesia, batik hanya pantas digunakan pada kesempatan tertentu saja. Seperti untuk upacara adat, pada saat pernikahan, atau acara –acara resmi, maka sekarang penggunaan batik semakin meluas, bahkan pada masyarakat perkotaan, dimana identitas sulit digali, semakin banyak orang yang mengenakan batik dalam berbagai kesempatan dan waktu,” demikian demikian diungkapkan Lala Palupi Santyaputri, dosen Desain Komunikasi Visual pada FDTP UPH, pada kesempatan bedah buku Isen-Isen dalam Batik Tati Suroyo, di kampus UPH.

Batik bukan hanya untuk orang Jawa, atau untuk kalangan tertentu saja. Setiap orang dari berbagai suku dan kelas, kini merasa bangga menggunakan batik. ”Makna batik kini mengalami pergesaran,” tambah Lala.

Lala mengutip teori yang dikemukakan Stuart Hal mengenai identitas. Menurut Hall: identitas merupakan persoalan hak untuk menjadi diakui. Ini ada dalam masa depan dan masa lalu. Identitas bukan sesuatu yang sudah terbentuk dan tidak bisa berubah, tetapi ini terus berubah sesuai berjalannya waktu. Jadi ini menyangkut kemampuan untuk beradaptasi dengan ruang dan waktu.

Menurut Lala, pergeseran makna batik sebagai identitas, terjadi dalam masayarakat kita. Misalnya di jaman penjajahan, batik membedakan orang pribumi dengan non pribumi. Dulu batik dipakai untuk membedakan kelas sosial seseorang, atau menunjukkan asal daerah seseorang. Tetapi kini makna batik sebagai identitas mengalami pergeseran dari lingkup daerah ke lingkup nasional, bahkan internasional. Misalnya, batik menunjukkan identitas orang Indonesia, batik juga berkolaborasi dengan dengan material lainnya sehingga unsur tradisional menjadi modern, yang dikenal dengan budaya hybrid. Dari segi fungsi juga mengalami pergeseran. Kalau dulu batik untuk baju, kemudian bergeser ke interior, bahkan kini bergeser ke product desain. Lala mencontohkan dalam sebuah lelang, ada mobil yang dicat khusus dengan corak batik. Atau casing handphone dengan corak batik.

(23)

Oktober sebagai hari batik nasional. Dengan demikian dalam perkembangan ini ada peran pemerintah, masyarakat, dan organisasi dalam masyarakat.

Lala menutup penjelasannya dengan statement bung karno: negri kita kaya, kaya, kaya raya, berjiwa besarlah, berimajinasi, gali bekerja, gali bekerja, kita adalah satu tanah air yang paling cantik di dunia. ”Memang indonesia kaya dan saya percaya bukan hanya batik, tapi masih banyak hal-hal lain yang bisa kita gali dari budaya Indonesia,” kata Lala mengakhiri presentasinya. Selamat memperingati hari batik nasional. (rh)

Referensi

Dokumen terkait

Status gizi yang tidak baik memiliki hubungan kejadian campak, dan status gizi bukan merupakan faktor risiko terjadinya kejadian campak pada bayi dan balita., Ibu yang

Menurut Rapoport (1991), pedestrian sebagai pengguna jalur pedestrian dalam melakukan aktivitasnya diwarnai dengan perilaku sosial ( with activities of

Melalui simulasi, latihan dan juga feedback yang ada dalam metode LeadershipLAB diharapkan dapat meningkatkan intrapreneurship manajer Sales & Marketing

scatterplot yang menunjukkan pola hubungan IPM

 Membuat resume ( CREATIVITY ) dengan bimbingan guru tentang point- point penting yang muncul dalam kegiatan pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan... 

Matlamat kajian ini adalah berpandukan kepada empat objektif kajian iaitu untuk mengenalpasti tahap kemahiran penulisan rancangan pengajaran, tahap kemahiran penyampaian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk membuktikan dan mengetahui efek antidiare kombinasi ekstrak etanol kental rimpang kunyit, daun majaan, daun jambu biji dan

Siklus II dirancang dari hasil refleksi pada pelaksanaan siklus sebelumnya sehingga pada siklus II dihasilkan model pembelajaran dengan metode diskusi kelompok berbantuan