• Tidak ada hasil yang ditemukan

S SEJ 1100716 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S SEJ 1100716 Chapter1"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses yang bertujuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam menciptakan

sumber daya manusia yang berkualitas, salah satunya dengan menyediakan

berbagai macam mata pelajaran di sekolah. Salah satu mata pelajaran di sekolah

yaitu mata pelajaran sejarah.

Pada hakikatnya pelajaran sejarah bukanlah pelajaran yang hanya

mempelajari masa lalu, tetapi pelajaran sejarah harus mampu memberikan

pendidikan yang dapat mengaitkan antara kehidupan masa lalu yang dijadikan

pelajaran untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang. Sesuai dengan yang

dikatakan Ismaun (2005) bahwa

tiga dimensi waktu sejarah: masa lalu, masa kini, dan masa nanti sebagai satu kontinuitas dalam suatu hubungan kausalitas harus menjadi pendekatan baru dalam pendidikan sejarah. Selain itu, „proses pendidikan sejarah yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami apa yang terjadi di lingkungan sekitarnya (hlm. 243)

Berdasarkan hal tersebut, mata pelajaran sejarah mempunyai arti dan

peranan penting bagi siswa untuk membentuk pemahaman, kesadaran, dan

wawasan kesejarahan dalam bekal menghadapi berbagai perubahan pada

kehidupan masa kini dan masa depan. Karena pada hakikatnya sejarah tidak akan

lepas dari apa yang dinamakan perubahan. Menurut Wiriaatmadja (dalam

Supardan, 2011, hlm. 338) „perubahan merupakan konsep dasar yang penting dan

mutlak bagi siswa maupun mahasiswa, itu jelas perlu diketahui, dipahami, dan

(2)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik, terutama dapat memberikan penyadaran untuk menghadapi masa kini dan mendatang‟. Senada dengan hal tersebut, tujuan pendidikan sejarah di Indonesia itu sendiri menurut Depdiknas (dalam Wiyanarti, t.t., hlm. 3) adalah :

Pendidikan sejarah bertujuan untuk menyadarkan siswa akan adanya proses perubahan dan perkembangan masyarakat dalam dimensi waktu, dan untuk

membangun perspektif serta kesadaran sejarah dalam menemukan,

memahami , dan menjelaskan jati diri bangsa di masa lalu , masa kini , dan

masa depan ditengah – tengah perubahan dunia.

Jadi, perubahan adalah hal yang biasa, namun dalam perubahan itu harus

memiliki arti penting yang dapat dijadikan pelajaran untuk kehidupan mendatang.

Karena menurut Hasan (2004, hlm. 16), “belajar sejarah adalah belajar dari

pengalaman orang lain di masa lampau untuk dijadikan pelajaran dan bahan

pemikiran untuk kehidupan masa kini dan masa mendatang”.

Pada abad ke-21, kehidupan memasuki pada banyak perubahan yang sangat

cepat. Perubahan yang cepat ini, menuntut pendidikan melakukan perubahan juga

secara cepat. Pelajaran sejarah yang berorientasi kepada masa lampau mempunyai

tempat di masa depan yang berubah cepat. Menurut Toffler (dalam Ismaun, 2001)

mengungkapkan bahwa

Pendidikan sejarah haruslah diperbaharui agar mampu menyiapkan para peserta didik mengantisipasi dan beradaptasi dengan lincah ke masa depan. Bukan saja kesadaran akan waktu (time sense)-nya yang harus lebih diarahkan ke masa depan, tetapi juga sifat pengajaran sejarah yang biasanya lebih bertumpu pada pengetahuan fakta belaka (hafalan fakta) yang harus diganti dengan kegiatan belajar yang lebih menekankan aktivitas siswa dengan pendekatan proses. Kegiatan belajar macam inilah yang akan menunjang prinsip yang sangat ditekankan oleh Toffler dalam “ super-industrial education system”, yaitu “learn how to learn”. (hlm. 97).

Kehidupan dengan perubahan tentunya memiliki berbagai

permasalahan-permasalahan. Setiap masalah tersebut membutuhkan pemecahannya. Karena

(3)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kaitannya dengan kehidupan masa lalu. Siswa dituntut mampu untuk membaca

setiap tantangan yang ada pada kehidupan masa kini untuk perubahan kehidupan

masa depan ke arah yang lebih baik, dengan berkaca pada kehidupan masa lalu.

Pendidikan sejarah memiliki posisi strategis yang dapat membentuk jiwa

dan karakter bangsa serta membangun kehidupan masa depan lebih baik.

Menurut Hasan (t.t.) berpendapat adanya materi pendidikan sejarah mampu

mengembangkan sifat dan karakter generasi muda bangsa. Beliau mengatakan

bahwa

Ketika generasi muda ini menjadi pemegang peran utama dan pendukung dalam menjalankan kehidupan bangsa maka karakter yang sudah terbentuk pada diri mereka menjadi landasan kuat dalam melaksanakan peran tersebut. Hal itu terjadi karena melalui pendidikan sejarah mereka memahami bagaimana bangsa ini lahir dan berkembang, permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan bangsa masa lalu, masa kini, dan bagaimana menyelesaikan berbagai masalah tersebut dan bagaimana mereka belajar dari pengalaman masa lampau tersebut untuk membentuk kehidupan masa depan menjadi lebih baik dan berdasarkan sifat dan karakter utama bangsa. (hlm.1)

Berdasarkan hal tersebut, dalam menghadapi tantangan kehidupan kini dan

masa depan dengan perubahannya, dibutuhkan pembelajaran yang lebih

menekankan pada proses pengembangan kemampuan pemecahan masalah.

Pendidikan sejarah yang mengasah kemampuan pemecahan masalah adalah

salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya menghadapi berbagai

permasalahan dan memecahkannya melalui kesadaran sejarah untuk membentuk

kehidupan masa depan bangsa menjadi lebih baik yang mengaitkannya dengan

kehidupan masa lalu dan masa kini. Proses pembelajaran menggunakan proses

pembelajaran yang berbasis masalah. Proses pembelajaran ini adalah proses

pembelajaran yang menghadapkan siswa pada sebuah masalah.

Kemampuan pemecahan masalah merupakan kemampuan yang perlu untuk

(4)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(dalam Takiddin, 2010, hlm. 31) „dapat membantu siswa untuk menerapkan

pengetahuan yang telah mereka peroleh kepada situasi yang baru untuk dapat

memperoleh pengetahuan baru‟. Hal ini sesuai dengan landasan pemikiran John

Dewey, yang menekankan pentingnya pembelajaran melalui pengalaman (belajar

dari pengalaman). John Dewey (dalam Jacobsen; dkk, 2009, hlm. 242)

mengatakan bahwa „pengetahuan yang dipelajari siswa seharusnya bukan

informasi lembam yang banyak disampaikan dalam ceramah-ceramah. Malahan

pengetahuan menjadi berguna (useful) dan hidup (alive) ketika diterapkan sebagai solusi untuk beberapa masalah‟.

Pembelajaran berbasis masalah ini merupakan pembelajaran yang bersifat

student center. Hal ini sesuai dengan paradigma dari kurikulum yang berkembang

yaitu kurikulum yang berbasis kepada kompetensi. Pembelajaran tidak lagi

menekankan kepada penguasaan materi saja. Di mana, dalam pola pembelajaran

terjadi pergeseran dari bentuk pembelajaran yang berpusat kepada guru (teacher

centered) menjadi berpusat kepada siswa (student centered). Pembelajaran yang

berpusat kepada siswa (student centered) dapat dilakukan dengan cara berdialog

dalam sebuah diskusi kelas melalui kegiatan pemecahan masalah. Namun pada

kenyataan empirisnya, diketahui bahwa “pembelajaran sejarah di sekolah lebih

banyak diperankan sebagai penyampaian pengetahuan atau transfer of knowledges

dari guru kepada peserta didik. Konsekuensinya adalah guru berperan sebagai

pusat kegiatan belajar dan siswa sebagai peserta pasif yang menerima materi dari

guru” (Supriatna, 2007,hlm. 87-88).

Diharapkan meningkatnya kemampuan pemecahan masalah sejarah pada

siswa dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sejarah. Karena pada dasarnya,

menurut Kamarga (dalam Satria, 2012, hlm. 2), „belajar sejarah bukan hanya

sekedar menghafal fakta-fakta, tetapi cenderung kepada melihat keterhubungan

antara apa yang terjadi di masa lampau dengan kondisi saat ini agar kemudian

(5)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengaitkan dengan kehidupan masa kini, dan kehidupan masa lalu dapat

dijadikan pengalaman untuk kehidupan masa depan.

Berdasarkan hasil dari pengamatan yang dilakukan di kelas XI IPS 3 SMAN

3 Cimahi, ditemukan fakta bahwa masih rendahnya kemampuan pemecahan

masalah sejarah pada siswa. Pada proses pembelajaran masih ditemukan bahwa

betapa keringnya pemecahan masalah sejarah pada siswa. Semestinya belajar

tidak sekedar tahu dan paham, tetapi harus mampu dalam memecahkan masalah.

Proses pembelajaran masih menekankan pada hafalan dan kurang diarahkan

pada pembelajaran yang bersifat bermakna dan berfungsi bagi kehidupan siswa.

Siswa belum terbiasa dalam melakukan pembelajaran yang berbasis masalah.

Dalam pembelajaran, terlihat adanya dominasi guru untuk menyampaikan

informasi atau ilmu kepada siswa dengan pembelajaran yang masih bersifat

naratif. Kebanyakan siswa bersifat pasif dengan hanya mendengar ceramah dari

guru. Lalu, ketika siswa dihadapkan dalam suatu persoalan, siswa belum mampu

dalam memecahkan masalah.

Masalah lain yang ditemukan dalam pembelajaran sejarah antara lain ialah

siswa kurang aktif dalam mengemukakan pendapat. Pembelajaran masih bersifat

teacher centered dan siswa yang aktif hanya beberapa orang. Adapun, ketika guru

memberikan pertanyaan kepada siswa, jawaban siswa hanya bersifat faktual dan

cenderung kurang bisa merespon dengan jawaban yang bersifat pemahaman.

Siswa hanya menerima pengetahuan yang disampaikan guru dan siswa kurang

aktif untuk membangun pengetahuannya sendiri.

Selain itu, ditemukan juga bahwa sebagian besar siswa terlihat kurang

antusias dalam pembelajaran sejarah ditandai dengan kurang fokusnya siswa

dalam pembelajaran. Banyak siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri yang

tidak bermanfaat dan mendukung pembelajaran, seperti bercanda dengan teman,

bermain handphone, dan lain-lain.

Guna meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sejarah, diperlukan

(6)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

salah satu langkah tepat ialah melalui penerapan keterampilan berpikir

kesejarahan. Terdapat 5 (lima) bentuk berpikir kesejarahan yang dapat

dikembangkan, di antaranya chronological thinking (berpikir kronologis),

historical comprehension (pemahaman kesejarahan), historical analysis and

interpretation (analisis dan interpretasi kesejarahan), historical research

capabilities (kemampuan penelitian kesejarahan), dan historical issues-analysis

and decision making (kemampuan analisis dan pengambilan keputusan

kesejarahan). Menurut Tarunasena (Ma‟mur, 2008), berpikir kesejarahan

diterapkan agar siswa dapat

membedakan waktu lampau, masa kini, dan masa yang akan datang, melihat dan mengevaluasi evidensi, membandingkan dan menganalisis antara cerita sejarah, ilustrasi, dan catatan dari masa lalu, menginterpretasikan catatan sejarah, dan membangun suatu cerita sejarah berdasarkan pemahaman yang sesuai dengan tingkat perkembangan berpikirnya (hlm. 200).

Merujuk pada hal tersebut, maka perlu adanya kemampuan siswa dalam

pemecahan masalah sejarah, maka salah satu upaya yang dilakukan dalam

penelitian ini ialah dengan diterapkannya keterampilan berpikir kesejarahan dalam

proses pembelajaran di kelas. Diterapkannya keterampilan berpikir kesejarahan

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sejarah pada

siswa. Karena, setiap tahapan berpikir kesejarahan memiliki keterhubungan

dengan kemampuan pemecahan masalah sampai pada tahap terakhir yaitu

historical issues-analysis and decision making (kemampuan analisis dan

pengambilan keputusan kesejarahan) siswa diharapkan dapat memecahkan

masalah.

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan ini menarik bagi penulis

untuk mengadakan pengkajian lebih lanjut, sehingga akan relavan untuk dibahas.

Oleh karena itu penulis mengangkat judul: PENERAPAN KETERAMPILAN

BERPIKIR KESEJARAHAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN SEJARAH (Penelitian

(7)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian di atas maka peneliti

mengajukan permasalahan yang akan diangkat pada penelitian ini, maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

siswa pada pembelajaran sejarah?

Agar permasalahan di atas dapat terarah, dengan demikian peneliti

membatasinya dengan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana merencanakan pembelajaran melalui penerapan keterampilan

berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi?

2. Bagaimana tahapan-tahapan melaksanakan pembelajaran melalui penerapan

keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3

Cimahi?

3. Bagaimana hasil-hasil peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada

siswa di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi setelah diterapkannya keterampilan

berpikir kesejarahan pada pembelajaran sejarah?

4. Bagaimana mengatasi kendala yang dialami dalam penerapan keterampilan

berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah

pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi?

C.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian

adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan mengenai perencanaan pembelajaran melalui penerapan

(8)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3

Cimahi.

2. Mendeskripsikan mengenai tahapan-tahapan pelaksanaan pembelajaran melalui

keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3

Cimahi.

3. Mendapatkan gambaran mengenai efektifitas keterampilan berpikir kesejarahan

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran

sejarah di XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi.

4. Menganalisis kendala dan solusi dalam keterampilan berpikir kesejarahan

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada pembelajaran

sejarah di kelas XI IPS 3 SMAN 3 Cimahi.

D.Manfaat Penelitian

Setiap penelitian ilmiah diharapkan dapat memeberikan manfaat, baik bagi

penulis sendiri maupun bagi masyarakat. Manfaat yang diharapkan dapat

diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Manfaat bagi peneliti:

Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman mengenai penerapan

keterampilan berpikir kesejarahan untuk meningkatkan kemampuan

pemecahan masalah pada pembelajaran sejarah

2. Manfaat bagi guru:

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi guru untuk memilih

suatu inovasi dalam pembelajaran sejarah agar mampu menarik minat belajar

peserta didik.

(9)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta didik diharapkan memperoleh pengalaman belajar, belajar

mendapatkan pengetahuan baru secara mandiri, aktif belajar, dan mempunyai

kemampuan pemecahan masalah.

4. Manfaat bagi sekolah:

Akan bermanfaat dalam meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran sejarah

di SMAN 3 Cimahi.

E.Struktur Organisasi Skripsi

Sebagai struktur organisasi dalam penelitian tindakan kelas ini, penulis

susun sebagai berikut:

Bab I membahas pendahuluan. Bab ini terbagi dalam sub bab, diantaranya

latar belakang yang berisikan tentang permasalahan yang akan diteliti, rumusan

masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

penelitian.

Bab II membahas kajian pustaka. Bab ini terdiri dari landasan teoritis yang

berisikan keterampilan berpikir kesejarahan, kemampuan pemecahan masalah

sejarah, bagaimana penerapan keterampilan berpikir kesejarahan untuk

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sejarah, dan penelitian terdahulu.

Bab III membahas metode penelitian. Bab ini terbagi dalam sub bab,

diantaranya lokasi dan subjek penelitian, metode penelitian, desain penelitian,

definisi operasional, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta teknik

pengolahan data dan analisis data.

Bab IV adalah pembahasan. Bab ini berisikan hasil penelitian dan

pembahasannya. Hasil temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan

analisis data sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan

pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah

(10)

Rika Yuanita , 2015

PENERAPAN KETERAMPILAN BERFIKIR KESEJAHTERAAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PAD A PEMBELAJARAN SEJARAH

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab V berisikan kesimpulan atas permasalahan yang di ungkap dalam

penelitian. Bab ini berisikan intisari pemikiran yang diberikan peneliti terhadap

Referensi

Dokumen terkait

Yusnita (2003) menyatakan bahwa kultur jaringan merupakan suatu teknik untuk menumbuhkembangkan bagian tanaman in vitro secara aseptik dan aksenik pada media kultur berisi

Prinsip Restorasi Hidrologi di lahan gambut adalah menaikkan muka air tanah gambut setinggi mungkin, yang pada akhirnya diharapkan dapat: menurunkan laju oksidasi dan

Peluang eksternal bengkel TWDA meliputi gaya hidup masyarakat perkotaan yang memiliki minat terhadap otomotif, keeratan hubungan pertemanan, pelanggan yang loyal, kemajuan

Penerapan teorema sisa atau dalil sisa dapat dikembangkan untuk menentukan sisa pada pembagian sukubanyak dengan sukubanyak berderajat dua atau lebih yang dapat difaktorkan

Biomassa hutan memiliki simpanan karbon yang cukup potensial karena hampir 50 % dari biomassa pada vegetasi hutan tersusun atas unsur karbon dan unsur tersebut dapat dilepas

Konsentrasi Fe tertinggi (dalam bentuk total Fe) yang diperoleh dari tiga stasiun pengamatan terdapat pada stasiun I periode 6 yaitu 0,902 mg/l, sedangkan terendah terdapat

pelayanan dapat berupa keterampilan, kelengkapan sarana dan prasarana dan pelayanan yang dilakukan karyawan The Arista Hotel Palembang apakah hal tersebut sesuai atau

Sedangkan untuk tanaman perkebunan di Desa Keburuhan hanya ada tanaman tebu, karena menurut sebagaian petani, tanaman tebu merupakan tanaman yang mendapatkan hasil yang cukup