Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai latar belakang, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang berhubungan dengan penelitian.
Adapun hal-hal tersebut akan dijelaskan lebih jelas lagi sebagai berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Matematika menurut Ruseffendi (dalam Heruman, 2010, hlm. 1),
adalah bahasa simbol ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian
secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang
terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak terdefinisikan, ke aksioma atau
postulat, dan akhirnya ke dalil.
Dalam pembelajaran matematika di tingkat SD, diharapkan terjadi
reinvention (penemuan kembali). Penemuan kembali adalah menemukan
suatu cara penyelesaian secara informal dalam pembelajaran di kelas.
Walaupun penemuan tersebut sederhana dan bukan hal baru bagi orang
yang telah mengetahui sebelumnya, tetapi bagi siswa SD penemuan
tersebut merupakan sesuatu hal yang baru. Dengan menemukan penemuan
yang baru, siswa dapat memecahkan masalah menggunakan penemuan
tersebut.
Kemampuan memecahkan masalah bagi anak SD perlu dilatih,
terutama pemecahan masalah yang berhubungan dengan pembelajaran
matematika. Kenyataannya, permasalahan yang ditemui oleh peneliti
terhadap siswa kelas V SD. Siswa masih belum mampu untuk
menyelesaikan soal pemecahan masalah yang diberikan. Hal ini diketahui
ketika siswa diberikan soal cerita matematika untuk pembelajaran
matematika. Banyak siswa yang masih menanyakan “ini dibagaimanakan bu?”, “ibu ini maksudnya apa?”, “ibu ini mana yang ditanyakan?”, “ibu ini soalnya susah” namun ketika siswa diberi soal matematika perhitungan
biasa atau rutin pada umumnya siswa tidak ada kesulitan untuk
mengerjakan. Namun saat siswa diberi soal pemecahan masalah tidak
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
soal tersebut sulit. Hal tersebut bisa dilihat dari jawaban pada soal cerita
yang mengindikasikan urutan mereka menjawab lebih kepada bentuk
operasi hitung matematika tanpa memahami masalah yang terkandung
dalam soal cerita. Sehingga ketika soal diubah, siswa kembali
kebingungan untuk menjawab soal tersebut.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti,
diketahui bahwa kondisi awal rata-rata kemampuan pemecahan masalah
berbentuk soal cerita matematika siswa secara keseluruhan dalam
pembelajaran sebesar 19% dari 26 orang atau sekitar 5 orang yang
tergolong siswa yang bisa memecahkan masalah pada soal cerita dalam
proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengalaman mangajar di kelas V SD pada mata
pelajaran Matematika, diketahui bahwa masih banyak siswa yang belum
bisa menentukan apa yang harus dituliskan, diketahui dan ditanyakan pada
soal cerita. Hampir semua siswa belum menguasai bagaimana proses
mengerjakan pemecahan masalah pada soal cerita matematika. Terlihat
dari uraian jawaban siswa yang tidak bisa menganalisis soal tersebut,
siswa mengalami kesulitan untuk memahami apa yang harus dilakukan
untuk menyelesaikan soal cerita tersebut. Hal ini diduga disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya: 1) pemebelajaran masih mengunakan metode
konvensional dan berpusat pada guru sehingga siswa menjadi kurang aktif
(pasif) dan pembelajaran menjadi kurang bermakna bagi siswa. Hal ini
berdasarkan hasil pengamatan peneliti ketika melaksanakan penelitian, 2)
rendahnya kemampuan siswa dalam menganalisis setiap permasalahan
yang ada pada soal cerita, hal ini juga berdampak pada kemampuan siswa
dalam merencanakan perhitungan pada soal cerita, 3) siswa kesulitan
dalam melaksanakan perhitungan terutama yang berkaitan dengan materi
apersepsi yang mendukung proses pemecahan masalah.
Untuk mengatasi masalah yang sudah dijelaskan di atas diperlukan
sebuah model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah pada soal cerita matematika. Model pembelajaran
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Ada banyak model
yang berkembang untuk membantu siswa berfikir kreatif dan produktif.
Misalnya Model Pembelajaran Matematika Realistik atau Model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
Memperhatikan karakteristik matematika yang rasional,
pembelajaran matematika yang sistematis memerlukan strategi
pembelajaran. Sehubungan dengan karakteristik tersebut, diperlukan
strategi pembelajaran yang dapat mendorong terjadi proses pembelajaran
dengan hasil belajar yang optimal bagi perngembangan seluruh potensi
anak. Strategi pembelajaran dengan model PBL menawarkan kebebasan
siswa dalam proses pembelajaran. Panen (dalam Rusmono, 2012, hlm. 74)
mengatakan dalam strategi pembelajaran dengan PBL, siswa diharapkan
untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya untuk
mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan
data tersebut untuk pemecahan masalah.
Melihat kenyataan tersebut, peneliti dalam hal ini mengambil
alternatif yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalan tersebut
yaitu melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah. Melalui
model tersebut, pembelajaran dimulai dengan masalah nyata yang
disampaikan oleh guru, kemudian siswa secara berkelompok memahami,
memikirkan dan menjelaskan upaya pemecahan masalah tersebut
dikaitkan dengan materi bangun ruang sederhana.
Ada banyak teknik yang dapat digunakan dalam penerapan model
pembelajaran berbasis masalah ini. Peneliti akan menggunakan model ini
dengan membentuk kelompok kecil agar siswa saling menuangkan
pemikiran/ide-nya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan
prosedur yang ada. Dengan ini akan dapat membantu siswa satu sama lain
dalam mengintegrasikan pengetahuan-pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang telah dimilikinya.
Selanjutnya siswa dibebankan untuk menyelesaikan soal dengan
menganalisis dan menjelaskan jawaban. Nilai dari semua siswa tergantung
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diketahui, ditanyakan dan jawab. Hal tersebut dapat memotivasi
masing-masing siswa agar mampu menyelesaikan semua soal yang telah
diberikan. Dalam model PBL siswa aktif bekerja dalam kelompok dan
bertanggung jawab penuh terhadap soal yang diberikan. Bedasarkan
pemaparan di atas, peneliti mengangkat permasalahan ini ke dalam sebuah
penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis Siswa Sekolah Dasar”.
B. Rumusan Masalah PTK
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian, maka rumusan
umum masalah penelitian ini adalah mengetahui “Bagaimanakah penerapan model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sekolah dasar?”
Kemudian untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut,
maka secara khusus dibuat dua pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah proses pembelajaran matematis dengan menerapkan
model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematis siswa sekolah dasar?
2. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah
matematis siswa sekolah dasar setelah diterapkan model pembelajaran
berbasis masalah?
C. Tujuan PTK
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, secara umum tujuan
penelitian ini adalah mengetahui penggunaan model pembelajaran berbasis
Masalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan matematis siswa
sekolah dasar.
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk memperoleh
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Proses pembelajaran matematis dengan menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan kemampuan
pemecahan matematis siswa sekolah dasar.
2. Peningkatan kemampuan pemecahan matematis siswa sekolah dasar
setelah diterapkan model pembelajaran berbasis masalah pada proses
pembelajaran.
D. Manfaat PTK
1. Manfaat Teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif
dan menjadi ilmu baru dalam proses belajar mengajar khususnya
dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis
menggunakan Model pembelajaran Berbasis Masalah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Diharapkan hasil penelitian ini akan bermanfaat untuk
memperbaiki proses pembelajaran dengan mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah di kelas menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
2) Guru memiliki pengalaman dalam mengungkap masalah dan
upaya menguasai masalah yang terjadi pembelajaran secara
efektif.
b. Bagi Siswa
1) Diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah sehingga kompetensi tersebut
dapat diaplikasikan dan bermanfaat dalam kehidupan nyata.
2) Diharapkan dapat memberikan motivasi kepada peserta didik
agar iut aktif berpartisipasi dalam Model Pembelajaran
Berbasis Masalah dengan tekni diskusi.
Talitha Iswanto Fatin, 2016
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Diharapkan dapat memberikan pengalaman dalam
pembelajaran matematika dengan menggunakan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah.
2) Diharapkan mampu memberikan motivasi kepada warga
sekolah untuk bersama-sama meningkatkan kualitas
kemampuan pemecahan matematis siswa sekolah dasar.
3) Diharapkan mampu untuk memberikan inovasi pembelajaran
matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan
matematis siswa sekolah dasar.
d. Bagi Peneliti
1) Diharapkan menambah wawasan dan pengetahuan
pembelajaran yang aktif melalui Model Pembelajaran Berbasis
Masalah.
2) Diharapkan memberikan pengalaman untuk meningkatkan
kualitas dan mutu pembelajaran.
3) Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk
penelitian selanjutnya dengan penerapan Model Pembelajaran