Abdul Manap, 2014
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INDIVIDUAL TERHADAP KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN SEPAK BOLA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memerlukan usaha dan
dana cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan masa depanya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan masa depan, karena dipundak anak mudalah bangsa ini akan maju dan berkembang. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara keseluruhan. Tujuan umum pendidikan jasmani juga selaras dengan tujuan umum pendidikan. Ciri-ciri yang unik dan khas, bila di tinjau dari tujuan yang ingin dicapai, tujuan pendidikan jasmani adalah menimbulkan perubahan perilaku yang relatif melekat. Lutan (2001: 15) menyebutkan “Secara sederhana pendidikan jasmani itu tak lain adalah proses belajar untuk bergerak, melalui pengalaman gerak tersebutlah terbentuk perubahan aspek jasmani dan rohani.”
Kebugaran jasmani merupakan suatu kebutuhan yang wajib terpenuhi dalam kehidupan setiap manusia guna membantu pelaksanaan fungsi-fungsi tubuh manusia dan terciptanya tubuh serta jiwa yang sehat pula. Utamanya bagi mereka yang masih memerlukan banyak fungsi gerak, yaitu para anak-anak yang tentu masih memerlukan kebutuhan gerak guna menunjang pertumbuhan serta perkembangan tubuhnya secara keseluruhan. Para orang tua serta guru hendaknya mampu membantu mereka untuk mulai terlatih dengan kebiasaan untuk melakukan banyak aktivitas gerak yaitu olahraga. dengan melakukan bayak gerak siswa juga harus menambah kepercayaan dirinya dengan melakukan aktivitas olahraga. Pembelajaran individual tampak pada prilaku atau kegiatan guru dalam
yang didesain untuk belajar mandiri harus disesuaikan dengan karakteristik individu dan kebutuhan setiap peserta didik.
Selain itu mengajar penjas dibutuhkan beberapa keahlian yang harus di kuasai oleh guru penjas yaitu gaya-gaya mengajar. Ada banyak gaya mengajar
seperti: gaya komando, gaya latihan, gaya partisipatif, gaya berbalasan dll. Guru diharapkan tahu dan mengerti dari setiap gaya-gaya mengajar tersebut entah itu sisi positifnya ataupun sisi negatifnya, maka guru penjas bisa memakai dan menempatkan atau menerapkan gaya mengajarnya sesuai dengan kondisi siswa dan bisa memungkinkan tingkat jumlah aktif belajar penjas diminimailisir dan meningkatkan efektifitasnya.
Tujuan permainan sepakbola adalah memasukkan bola ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri agar tidak kemasukan bola. Di dalam memainkan bola, setiap pemain diperbolehkan menggunakan seluruh anggota tubuh kecuali tangan dan lengan. Hanya penjaga gawang yang diperbolehkan memainkan bola dengan kaki dan tangan di daerah gawang. Sepakbola merupakan permainan beregu yang masing-masing regu terdiri dari 11 pemain. Permainan sepak bola dimainkan dalam dua babak (2x45 menit) dengan waktu istirahat 10 menit di antara dua babak tersebut.
Sepak bola sangat berkembang dengan pesat dikalangan masyarakat, sepak bola juga bayak digemari oleh semua kalangan, baik anak-anak dewasa dan juga orang tua, tidak hanya itu sepak bola di zaman modern seperti sekarang ini sudah menjadi tempat penghasilan para atlet-atlet untuk mencari sebuah penghasilan dari hasil kemampuannya memainkan bola.
Menurut Sucipto (dalam Kamnuron, 2012:13) “ Sepakbola adalah permainan beregu, yang terdiri dari 11 orang, salah satu penjaga gawang. Pemain ini hampir semuanya menggunakan tungkai, terkecuali penjaga gawang yang
hanya menggunakan tangan di daerah tendangan hukuman.”
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk didalam buku-buku dan lain-lain.
Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang di sajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Untuk meningatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik, siswa dituntut untuk belajar mandiri. Setiap individu yang satu berbeda dengan individu yang lain (individual differences). Setiap individu memiliki bakat, motif, sikap, emosi yang berbeda-beda yang menyebabkan individu berprilaku atau memilih aktivitas berbeda dari individu lainnya. Demikian halnya dengan prilaku dalam olahraga, spectrum diferensiasi setiap individu dan beragamnya perbedaan tuntutan setiap
cabang olahraga, misalnya dalam tuntutan kondisi fisik, keuletan, semangat kompetisi, tingkat konsentrasi dan ketenangan berbeda setiap individu. Oleh karena itu salah satu model yang menekankan pengembangan konsep diri setiap individu adalah model pembelajaran individual.
Pada model pembelajaran individual, guru memberikan bantuan belajar kepada masing-masing pribadi peserta didik sesuai mata pelajaran yang diajarkan oleh guru yang bersangkutan. Guru akan memberikan kesempatan dan keleluasaan masing-masing individu untuk dapat belajar sesuai dengan kemampuan mereka masing-masing. Pada prinsipnya model pembelajaran individu terdiri atas langkah-langkah yang tersusun menurut urutan yang membawa siswa dan apa yang telah diketahuinya sampai kepada apa yang harus diketahuinya, yaitu tujuan pembelajaran. ( Juliantine 2011:143)
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Menurut Thantaway dalam kamus istilah bimbingan
Ketika ini dikaitkan dengan praktik hidup sehari-hari, manusia yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaan, cenderung merasa bersikap dalam Kamnuron (2012:21) sebagai berikut :
1. Tidak memiliki sesuatu (keinginan, tujuan, target) yang diperjuangkan
secara sungguh sungguh
2. Tidak memiliki keputusan melangkah yang decissive (ngambang) 3. Mudah frustasi atau give-up ketika menghadapi masalah atau kesulitan 4. Kurang termotivasi untuk maju, malas-malasan atau setengah-setengah 5. Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab
(tidak optimal)
6. Canggung dalam menghadapi orang
7. Tidak bisa mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan
8. Sering memiliki harapan yang tidak realistis 9. Terlalu perfeksionis
10.Terlalu sensitif (perasa)
Sebaliknya, orang yang mempunyai kepercayaan diri bagus, mereka memiliki perasaan positif terhadap dirinya, punya keyakinan yang kuat atas dirinya dan punya pengetahuan akurat terhadap kemampuan yang dimiliki. Orang yang punya kepercayaan diri bagus bukanlah orang yang hanya merasa mampu (tetapi sebetulnya tidak mampu) melainkan adalah orang yang mengetahui bahwa dirinya mampu berdasarkan pengalaman dan perhitungannya.
Ketika ini dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari orang yang memiliki kepercayaan diri rendah atau telah kehilangan kepercayaanya tidak akan memiliki keyakinan kuat pada dirinya untuk melakukan sesuatu. Begitupun dengan siswa, kekurang percayaan diri siswa akan berpengaruh terhadap kegiatan proses belajar
terapkan dalam pembelajaran permainan sepakbola, karena dalam permainan sepakbola dituntut untuk memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah tersebut maka dapat di identifikasikan masalah yang akan penulis teliti dan fakta yang terjadi di lapangan yaitu banyak
siswa yang alami seperti:
1. Sulitnya siswa untuk percaya diri dalam pembelajaran sepak bola.
2. Cara mengajar guru yang tidak mudah dipahami oleh siswa.
3. Guru belum memaksimalkan model pembelajaran yang ada.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Bagaimana pengaruh model pembelajaran individual terhadap kepercayaan diri siswa dalam
pembelajaran sepak bola di SMK N 5 Bandung?”.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian, maka manfaat yang diharapkan oleh penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan pihak sekolah untuk memperhatikan pemberian
pendidikan jasmani di sekolah.
2. Memberikan alternatif yang dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dengan menggunakan model pembelajaran individual terhadap pembelajaran sepakbola.
3. Sebagai media yang dapat meningkatkan tingginya kepercayaan diri siswa dalm belajar.