• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Preferensi Oviposisi Bactrocera dorsalis (Diptera : Tephritidae) Pada Beberapa Fase Warna Kematangan Buah Jeruk Tanah Karo di Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Preferensi Oviposisi Bactrocera dorsalis (Diptera : Tephritidae) Pada Beberapa Fase Warna Kematangan Buah Jeruk Tanah Karo di Laboratorium"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PEDAHULUAN Latar Belakang

Jeruk merupakan salah satu komoditas hortikultura penting yang

permintaannya cukup besar dari tahun ke tahun dan paling menguntungkan untuk

diusahakan. Potensi pengembangan yang tinggi ini belum dapat dimanfaatkan

secara optimal, padahal permintaan buah jeruk di dalam negeri saja terus

meningkat sepanjang tahun seiring dengan meningkatnya kesadaran akan gizi dari

masyarakat serta permintaan untuk industri olahan asal buah jeruk

(Tarigan et al., 2012).

Data Dinas Pertanian Sumut menunjukkan bahwa luas panen tahun 2008

mencapai 13.090 hektar dan pada tahun 2009 menjadi 12.086 hektar. Sementara

total produksinya sebesar 858.508 ton, dan menurun pada tahun 2009 yaitu

sebesar 728.796 ton per hektar. Kondisi tersebut menunjukan terjadinya

penurunan total produksi jeruk di Sumatera Utara sebagai salah satu daerah

produksi jeruk terbesar di Indonesia. Sedangkan data produksi jeruk nasional

berkisar 17 – 25 ton/hektar dari potensi 25-40 ton/hektar (Setiawan, 2015).

Pengembangan buah jeruk di Indonesia mengalami berbagai kendala,

mulai penyediaan benih bermutu, budidaya, sampai dengan penanganan pasca

panen. Salah satu kendala dalam upaya meningkatkan produksi dan mutu buah

jeruk di Indonesia terutama Tanah Karo Berastagi adalah adanya serangan hama

lalat buah (Bactrocera dorsali). Lebih kurang 75 % dalam suatu pertanaman dapat

diserang oleh lalat buah sedangkan pada populasi yang tinggi, intensitas

serangannya dapat mencapai 100%. Oleh karena itu, hama ini telah menarik

perhatian seluruh dunia untuk dilakukan upaya pengendalian

(Sianipar, 2008).

(2)

Hama lalat buah diperkirakan telah merusak sekitar 17.000 hektar tanaman

jeruk yang menyebabkan produksi per hektarnya mengalami penurunan yang

drastis menjadi 20 ton dari sebelumnya 60 ton. Bahkan kualitas buah jeruk yang

dihasilkannya juga amat buruk sehingga harga jualnya di tingkat petani turun

hingga 50% (Tarigan et al., 2012).

Secara ekonomis beberapa spesies lalat buah merupakan hama penting

yang berasosiasi dengan berbagai buah-buahan dan sayuran tropika. Menurut Van

Sauers & Muller, A. (2005) pada buah yang terserang biasanya terdapat lubang

kecil di bagian tengah kulitnya. Serangan lalat buah ditemukan terutama pada

buah yang hampir masak. Kerugian yang disebabkan oleh hama ini mencapai

30-60%. Kerusakan yang ditimbulkan oleh larvanya akan menyebabkan gugurnya

buah sebelum mencapai kematangan yang diinginkan.

Salah satu langkah penting yang harus dilakukan dalam rangka monitoring

dan pengendalian lalat buah yang menyerang tanaman jeruk adalah memahami

preferensi oviposisi dari lalat buah tersebut. Banyaknya para petani yang tidak

mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan pembungkusan buah,

menyebabkan buah jeruk sudah terlebih dahulu terserang lalat buah. Sejumlah

hasil penelitian tentang preferensi lalat buah Bactrocera spp. telah dilaporkan oleh

beberapa peneliti. Misalnya, penelitian oleh karindah et al., (2013) tentang

pengaruh aroma buah terhadap preferensi oviposisi bactrocera; Riski (2015)

tentang peran suplemen protein terhadap keperidiannya. Seperti yang diutarakan

oleh Mardiasih (2010) bahwa pengendalian lalat buah pada jeruk yang biasa

dilakukan petani adalah penggunaan tanaman perangkap, pengasapan, sanitasi

lingkungan serta pembungkusan buah menggunakan mulsa plastik dan kertas

karton.

(3)

Tingkat perubahan warna pada buah jeruk sebagai penentu preferensi

oviposisi lalat buah belum banyak diketahui, dimana hal ini dapat mempermudah

dalam menentukan waktu pembungkusan buah yang dilakukan oleh petani dalam

melakukan pengendalian. Sesuai literatur Sianipar (2008) bahwa biofisik buah

seperti, bau (aroma), zat gula, dan zat atraktan akan berpengaruh terhadap

preferensi buah tersebut dan biofisik jeruk seperti bentuk, kekerasan, warna, dan

ketebalan kulit mangga juga dapat menentukan seberapa jauh preferensi lalat buah

terhadap jeruk. Oleh karena itu, diperlukan penelitian dasar untuk mengetahui

preferensi lalat buah dan kaitannya dengan biofisik jeruk maupun warna pada

buah jeruk.

Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti preferensi oviposisi lalat

buah (Bactrocera dorsalis) (Diptera : Tephritidae) pada beberapa indeks warna

kematangan buah jeruk tanah karo di laboratorium.

Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan indeks warna kematangan buah jeruk yang

sesuai jenis dalam preferensi oviposisi lalat buah (Bactrocera dorsalis)

(Diptera : Tephritidae).

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh warna kematangan buah jeruk yang sesuai pada preferensi

oviposisi lalat buah (Bactrocera dorsalis) (Diptera : Tephritidae) pada beberapa

fase warna kematangan buah jeruk tanah karo di laboratorium.

Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

menambah pengetahuan dalam melakukan tindakan preventif terhadap serangan

lalat buah di lapangan, serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

(4)

sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Referensi

Dokumen terkait

Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009..

Bactrocera papayae terhadap lima jenis buah dan menentukan keperidian betina pada inang jambu biji dengan pemberian suplemen protein pada pakan imago.. Berdasarkan

Terjadinya kesamaan pola dinamika populasi tersebut mungkin erat kaitannya dengan kesa maan waktu berbunga, per tumbuhan dan perkembangan buah jeruk, terutama masa

Senyawa atraktan yang mengandung protein dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk pengendalian lalat buah, sehingga lalat buah jantan dan betina bisa tertarik dan

Limbah kakao diketahui mengandung protein yang cukup tinggi sehingga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu atraktan lalat buah khususnya lalat buah betina.. Lalat buah

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian tentang keberadaan dan jenis lalat buah yang menyerang tanaman jeruk di Bali khususnya di daerah sentra yang berlokasi

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi fluktuasi populasi lalat buah pada pertanaman pepaya dengan faktor curah hujan, jumlah hari hujan,

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji korelasi fluktuasi populasi lalat buah pada pertanaman pepaya dengan faktor curah hujan, jumlah hari hujan,