Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
KAJIAN BEBERAPA METODE PERANGKAP LALAT BUAH
(Diptera;Tephritidae) PADA PERTANAMAN JERUK MANIS (Citrus spp.)
DI DESA SUKANALU KABUPATEN KARO
DENISE ALCHIN BANGUN
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
KAJIAN BEBERAPA METODE PERANGKAP LALAT BUAH
(Diptera;Tephritidae) PADA PERTANAMAN JERUK MANIS (Citrus spp.)
DI DESA SUKANALU KABUPATEN KARO
SKRIPSI
OLEH
DENISE ALCHIN BANGUN 030302021
HPT
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Departemen Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara Medan
DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
MEDAN
2009
Judul Skripsi : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera:Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo.
Nama : Denise Alchin Bangun
NIM : 030302021
Departemen : Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
Program Studi : Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan
Disetujui oleh Komisi Pembimbing
Dr. Dra. M. Cyccu Tobing MS. Ir. Mena Uly Tarigan MS. Ketua Anggota
Mengetahui
Ir. Marheni. MP Ketua Jurusan
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAC
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP
Denise Alchin Bangun, lahir di desa Petumbukan, kecamatan Galang pada
tanggal 21 Maret 1985, anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan H. Bangun dan N. Br. Tarigan S.Pd.
Pendidikan formal yang ditempuh yaitu tahun 1997, tamat dari SDN 101972
Kec. Galang. Tahun 2000, tamat dari SLTP swasta YPAK, PTPN III, Sei Karang, Kec. Galang. Tahun 2003, tamat dari SMUN I Lubuk Pakam, Kab. Deli Serdang. Tahun 2003 diterima di Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, melalui jalur SPMB.
Aktivitas dan kegiatan selama perkuliahan yang diikuti antara lain:
1. Tahun 2004 sampai 2006 menjadi Asisten Laboratorium Dasar Perlindungan Tanaman.
2. Agustus 2007 melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS), Marihat, Pematang Siantar, kabupaten Simalungun. 3. Melaksanakan penelitian Skripsi di desa Sukanalu, kecamatan Tiga Panah,
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa,
karena berkat rahmat-Nya penulis dapat meyelesaikan Skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera:Tephritidae) pada Pertanaman Jeruk Manis Citrus spp.) di Desa Sukanalu
Kabupaten Karo. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Komisi Pembimbing Dr.Dra. M. Cyccu Tobing MS., selaku Ketua dan Ir. Mena Uly Tarigan MS., selaku Anggota yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis
dalam meyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih yang tak terhingga penulis ucapkan kepada ayahanda
H. Bangun dan Ibunda N. Tarigan, serta adik-adikku Andrian, Dicho, dan Leni juga kepada Egi yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis selama melaksanakan penelitian. Terima Kasih juga diucapkan kepada seluruh keluarga
besar kami dan kepada keluarga bapak tengah sekeluarga di Kaban Jahe yang sudah memberikan dukungan kepada penulis selama melaksanakan penelitian.
Kepada seluruh teman-teman STB 03, dan kepada pihak yang belum disebutkan atas bantuan dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Tanaman Jeruk Manis (Citrus spp. ) ... 6
Botani dan Morfologi ... 6
Tempat dan Waktu Penelitian ... 20
Bahan dan Alat ... 20
Metode Penelitian ... 20
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Tempat Percobaan ... 22
Pembuatan Perangkap ... 22
Pemasangan Perangkap ... 23
Peubah Amatan ... 24
Jenis-jenis lalat buah yang terperangkap ... 24
Populasi Imago Lalat Buah yang Terperangkap ... 24
Nisbah Kelamin ... 24
Serangga yang terperangkap ... 24
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27
Jenis-Jenis Lalat Buah yang Terperangkap ... 27
a. Bactrocera dorsalis Hendel ... 28
b. Bactrocera tau Walker ... 29
Populasi Imago Lalat Buah yang Terperangkap ... 30
Nisbah Kelamin ... 34
Keanekaragaman Jenis Serangga. ... 35
KESIMPULAN DAN SARAN ... 52
Kesimpulan... 52
Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 54
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No Judul Hal
1 Jenis-jenis lalat buah yang diperoleh dari berbagai hasil pemantauan pada tahun 1992-1994
10
2 Jenis-jenis lalat buah yang terperangkap 27
3 Populasi imago lalat buah yang terperangkap pada pengamatan I-VIII 30 4 Rataan jumlah lalat buah yang terperangkap pada setiap perlakuan dari
pengamatan I-VIII
30
5 Jumlah imago jantan dan betina lalat buah yang terperangkap minggu I-VII
34 6 Nilai KM untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII 38
7 Nilai KR untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII 40 8 Nilai FM untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII 42 9 Nilai FR untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII 44
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
No Judul Hal
1 Imago Bactrocera dorsalis Hend. 11
2 Imago Bactrocera tau Walker 12
3 Petrogenol 17
4 Lem Leila 18
5 Lem IAT 18
6 Perangkap steiner modifikasi di lapangan 22
7 Perangkap kuning dengan lem IAT di lapangan 23 8 Perangkap kuning dengan lem Leila di lapangan 23
9 Imago B. dorsalis H. (betina) 28
10 Imago B. dorsalis H. (jantan) 28
11 Imago B. tau W. (betina) 29
12 Imago B. tau W. (jantan) 29
13 Grafik hasil tangkapan pengamatan I-VIII 32
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Hal
1 Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan I 57
2 Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan II 58 3 Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan III 59
4 Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan IV 60 5 Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan V 61 6 Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan VI 62
7 Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan VII 63 8 Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan VIII 64
9 Data pengamatan minggu I 65
10 Data pengamatan minggu II 66
11 Data pengamatan minggu III 67
12 Data pengamatan minggu IV 68
13 Data pengamatan minggu V 69
14 Data pengamatan minggu VI 70
15 Data pengamatan minggu VII 71
16 Data pengamatan minggu VIII 73
17 Data klimatologi bulan Juli-Agustus 2008 74
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jeruk merupakan komoditas buah-buahan terpenting Indonesia setelah pisang dan mangga. Di Indonesia, beberapa jenis jeruk yang umum dibudidayakan dapat digolongkan pada beberapa kelompok seperti jeruk keprok,
jeruk besar, jeruk nipis, jeruk lemon dan jeruk siam. Jeruk keprok yang paling banyak diusahakan dan mendominasi 60% pasaran jeruk nasional (Deptan, 2007c)
Secara Nasional, pada tahun 2004 luas panen jeruk di Indonesia mencapai
70.000 ha dengan total produksi sebesar 1.600.000 ton. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai negara penghasil jeruk dunia ke-13 setelah Vietnam.
Produktivitas usaha jeruk Nasional kini berkisar antara 17-25 ton /ha dari potensi 25-40 ton /ha (Deptan, 2007c).
Salah satu kendala dalam upaya meningkatkan produksi dan mutu buah di
Indonesia adalah serangan hama lalat buah, lebih kurang 75 % tanaman buah-buahan dapat diserang oleh hama lalat buah (Sutrisno,1991).
Menurut (Kalshoven, 1981), beberapa jenis serangga hama yang menyerang tanaman jeruk antara lain: kutu sisik salju (Unaspis citri Comst), kutu psyllid jeruk (Diaphornia citri Kuway), lalat hitam jeruk (Aleurocanthus woglumi
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
trowongan daun jeruk (Phyllocnistis citrella Staint), ulat kulit jeruk (Prays
endocarpa Meyr.), ulat bunga jeruk (Prays citri Mill), penggerek buah jeruk (Citripestis sagitiferella Moore), lalat buah Asia ( Bactrocera spp.), kupu-kupu
gajah (Papilio memnon L.) dan tungau merah (Tetranychus cinnabarinus Boisd) (Kalshoven, 1981).
Jenis lalat buah yang menyerang buah di Indonesia adalah dari genus
Bactrocera. Bactrocera dorsalis Hendel kompleks dapat mengakibatkan kehilangan hasil sampai 100%. B. papayae Drew, B. carambolae, B. cucurbitae
Coquillett. dan B. umbrosus Fabricius merupakan spesies yang banyak ditemukan pada berbagai sentra produksi buah di Indonesia (Azmal & Fitriati, 2006).
Berbagai upaya pengendalian lalat buah telah dilakukan baik secara
tradisional maupun penggunaan insektisida kimia. Untuk mencegah serangan hama lalat buah secara tradisional dilakukan dengan cara membungkus buah
dengan berbagai alat pembungkus antara lain kantong plastik, kertas koran dan daun kelapa (Azmal & Fitriati, 2006).
Intensitas serangan lalat buah terus meningkat seranganya, fluktuasi maupun
populasi lalat buah juga naik. Kebutuhan terhadap teknik pengendalian yang ramah lingkungan sangat diharapkan, terutama yang efektif dan efisien serta
mudah diperoleh petani dalam operasionalnya di lapangan. Pengendalian dengan menggunakan Metil Eugenol sudah umum dilakukan dan terbukti efektif memerangkap lalat buah, hanya saja dengan penggunaan senyawa ini hanya
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Imago betina tertarik pada warna kuning jika dibandingkan dengan warna
lainnya. Imago terbang di sekitar tajuk tanaman sebelum meletakan telurnya.
Tingkat kematangan ikut menentukan perilaku lalat buah dalam pencarian inang (Bes & Haromoto, 1961).
Untuk menambah keefektifan daya tarik lalat buah terhadap perangkap
dalam hal ini pemakaian warna kuning dengan lem perekat penting digunakan dalam perangkap, karena dapat memerangkap lalat buah baik jantan maupun
betina (Palti & Ausher, 1983). Ketinggian perangkap berpengaruh terhadap keefektifan pengendalian lalat buah, hal ini diduga karena tanaman inang lalat buah mempunyai kanopi yang lebih tinggi, namun karena lalat buah membentuk pupa dan keluar dalam bentuk dewasa dari dalam tanah maka perangkap yang
digunakan untuk mengendalikan lalat buah tidak perlu diletakkan sesuai dengan tingginya kanopi tanaman yang akan dikendalikan (Muryati & Jan, 2006).
Kabupaten Karo merupakan sentra tanaman jeruk di Sumatera Utara. Serangan lalat buah pada pertanaman jeruk mampu menyebabkan kehilangan produksi yang cukup besar. Petani jeruk di dalam tindakan pengendalian lalat
buah menggunakan beberapa model perangkap disamping penggunaan pestisida, beberapa diantaranya adalah perangkap Metil Eugenol dan perangkap kuning
berperekat. Ketinggian perangkap yang tepat untuk memerangkap lalat buah di pertanaman jeruk manis belum diketahui, jenis - jenis lalat buah yang menyerang tanaman jeruk manis sejauh ini belum diketahui, serta tingkat keragaman serangga
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
tersebut yang diaplikasikan di pertanaman, seberapa besartingkat keragaman jenis
lalat buah yang terperangkap pada masing-masing jenis perangkap, serta ketinggian perangkap yang tepat dan paling efektif untuk memerangkap lalat
buah, dan tingkat keragaman jenis serangga di pertanaman jeruk manis.
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui tingkat efektifitas tiga jenis perangkap dengan ketinggian berbeda dalam mengendalikan hama lalat buah pertanaman jeruk manis (Citrus spp. ).
2. Mengidentifikasi jenis lalat buah pada pertanaman jeruk manis (Citrus spp.) 3. Mengetahui nisbah kelamin lalat buah yang terperangkap di masing-masing
perangkap.
4. Mengetahui tingkat keanekaragaman jenis serangga pada pertanaman jeruk
manis (Citrus spp. )
Hipotesis Penelitian
1. Diduga ada pengaruh jenis perangkap dan ketinggian perangkap terhadap jumlah tangkapan lalat buah di pertanaman jeruk manis (Citrus spp. )
2. Diduga terdapat lebih dari satu jenis lalat buah pada pertanaman jeruk manis
(Citrus spp. )
3. Diduga ada perbedaan nisbah kelamin pada setiap jenis perangkap yang
digunakan untuk memerangkap lalat buah di pertanaman jeruk manis (Citrus spp. )
4. Diduga ada terdapat beranekaragam serangga di pertanaman jeruk manis
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009 Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar sarjana, di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Jeruk Manis (Citrus spp. )
Botani dan Morfologi
Tanaman jeruk manis (Citrus spp. ) mempunyai sistematika sebagai berikut: Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae
Klas : Dicotyledonae Ordo : Rutales
Famili : Rutacecae
Genus : Citrus Spesies : Citrus spp.
(Deptan, 2007c).
Jeruk manis Brastagi merupakan jenis jeruk WNO (Washington Navel Orange), tetapi karena banyak ditanam di Brastagi, Sumatera Utara, akhirnya masyarakat setempat menyebutnya dengan jeruk manis Brastagi. Tanaman jeruk ini berupa pohon dengan tinggi antara 2-3 m. Tajuk tanamannya bulat dengan
kerimbunan sedang. Batangnya mempunyai duri yang kuat. Percabangannya tegak, tetapi tidak setegak jeruk keprok. Cabang muda umumnya pipih bersudut, warnanya hijau tua agak mengilat, dan halus tanpa bulu. Namun, sesudah tua
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
batang terdapat retak-retak halus dan terkadang memiliki duri panjang, duri-duri
ini umumnya berwarna hijau tua dan terletak di sudut ketiak daun (Pracaya, 2003).
Tanaman jeruk mempunyai akar tunggang panjang dan akar serabut (bercabang pendek kecil) bila tanah subur dan gembur pertumbuhan akar dapat mencapai 4 m. Akar cabang yang mendatar dapat mencapai 6-7 m tergantung
kepada banyaknya unsur hara di dalam tanah (Deptan, 2007c).
Daun jeruk manis berbentuk elips atau bulat telur dengan panjang antara
5-15 cm dan lebar 2-8 cm. Ujung daun meruncing atau tumpul dan umumnya sedikit berlekuk ke dalam. Tepi daun bergerigi halus. Permukaan daun bagian atas tidak berbulu, berwarna hijau tua mengkilat, dan terdapat titik-titik kuning muda.
Permukaan daun bagian bawah tidak berbulu, berwarna hijau muda sampai hijau kekuningan, dan terdapat titik-titik hijau tua. Tangkai daun pendek dan berbentuk
setengah bulat dengan warna hijau muda pada bagian bawah dan hijau tua pada bagian atas. Daun jeruk ini memiliki sayap berbentuk bulat telur terbalik memanjang dengan ukuran panjang 0,5-3,5 cm dan lebar 0,2-1,5 cm
(Pracaya, 2003).
Bunga berwarna putih berbau harum karena mengandung nektar. Bunga
berbentuk majemuk dalam satu tangkai, berumah satu. Bunga muncul dari ketiak-ketiak daun atau pucuk ranting yang masih muda (Deptan, 2007c).
Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan agak halus. Ujung buah bundar
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
banyak air, dan berwarna kekuningan. Rasa daging buahnya sangat manis dan
baunya harum, ukuran jeruk ini tergolong besar, dengan berat antara 250-350 g/buah (Deptan , 2007c).
Syarat Tumbuh
Jeruk dapat tumbuh di sembarang tempat, namun tanaman ini akan memberikan hasil optimum bila ditanam di lokasi yang sesuai. Ketinggian tempat
yang sesuai untuk tanaman ini yaitu dataran rendah sampai 1300 m di atas permukaan laut, sedangkan yang ditanam di atas ketinggian tersebut rasa buahnya
lebih asam. Suhu optimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya berkisar antara 25-30° C. Sedangkan sinar matahari harus penuh agar produksinya optimum. Tanah yang disukai tanaman jeruk ialah jenis tanah gembur, porous,
dan subur. Kedalaman air tanahnya tidak lebih dari 1,5 m pada musim kemarau dan tidak boleh kurang dari 0,5 m pada musim hujan. Tanah yang baik untuk
tanaman jeruk harus ber-pH 5-6. Curah hujannya yang cocok berkisar antara 1.000-1.200 mm per tahun dengan kelembapan udara 50-85% (Soelarso, 1996).
Lalat Buah ( Bactrocera spp.)
Menurut Deptan (2007a), lalat buah dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Phylum : Arthropoda
Klas : Hexapoda Ordo : Diptera Sub-Ordo : Cyclorropha
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Genus : Dacus (Fabricus ) atau Bactrocera (Macquard)
Spesies : Bactrocera spp.
Lalat buah terdiri atas ± 4000 spesies yang terbagi dalam 500 genus.
Tephritidae merupakan famili terbesar dari ordo Diptera dan merupakan salah satu famili terpenting karena secara ekonomi sangat merugikan. Sekitar 35 % spesies lalat buah menyerang buah-buahan berkulit tipis dan lunak. Di Indonesia saat ini
terdapat 66 spesies lalat buah, namun baru beberapa spesies yang diketahui inangnya (Siwi dkk., 2006).
Di Asia, terdapat 160 famili Tephritidae, 180 diantaranya adalah spesies Bactrocera dan 30 spesies Dacus, dan genus ini dibagi lagi menjadi beberapa sub-genus, tetapi kebanyakan dapat dimasukan ke dalam sub-genus: Bactrocera
(Bactrocera), Bactrocera (Strumet), Bactrocera (Zeugodacus), genus Dacus, Anastrepha, Ceratitis, dan Rhagoletis (Hardy, 1977).
Kalshoven (1981) melaporkan B.dorsalis merupakan lalat buah yang polipag, di Jawa menyerang cabai, mangga, juga sekitar 20 macam jenis buah, termasuk semua jenis jeruk, pisang varietas kulit tipis (pisang susu, pisang sereh),
belimbing, buah cengkeh. B. cucurbitae di Indonesia dilaporkan menyerang mentimun, semangka, melon, tomat, terung, dan sayuran.
Tidak semua spesies lalat buah secara ekonomis penting, hanya kira-kira 10% yang merupakan hama (White dkk.,1992). Di Indonesia terdapat 90 spesies lalat buah yang termasuk jenis lokal (indigenous), tetapi hanya 8 termasuk hama
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
B. cucurbitae Coquillet B. tau Walker, dan Dacus longicornis Wiedemann (Orr, 2002). Sementara itu dari pemantauan lalat buah tahun 1991-1994 oleh Achrom dkk. (1994), ditemukan 7 (tujuh) jenis lalat buah dengan 29 inang yang
menyebar di beberapa lokasi sebagaimana tertera pada Tabel 1.
Tebel 1. Jenis lalat buah yang diperoleh dari berbagai hasil pemantauan tahun 1992-1994.
No Jenis lalat buah Inang Sub lokasi
1 B.dorsalis complex cabe, nangka, jeruk, belimbing,mangga, 3 B.(Z)tau Walker labu siam, labu kuning,
labu air, semangka, 5 B.latifrons Hendel Cabe, terong. Pidie, Aceh tengah, Aceh
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Berikut ini dipaparkan deskripsi lalat buah yang terdapat di pertanaman
jeruk manis.
Bactrocera dorsalis Hend : Menyerang lebih 20 jenis buah, seperti jeruk, belimbing, mangga, jambu biji dan air, pisang dan cabai merah.
Ciri-ciri:
Scutum hampir dominan hitam dengan pita lateral kuning memanjang dekat
supra alar, mempunyai spot-spot pada front, membentuk pita hitam bentuk huruf T pada abdomen, lalat jantan mempunyai pekten.
Gambar 1. Imago Bactrocera dorsalis Hend
Sumber. http://images.google.co.id
Bactrocera tau (Walker): menyerang tanaman mentimun, semangka, papaya, labu, dan tomat.
Ciri-ciri:
Terdapat facial spot berbentuk bulat pada caput, skutum berwarna coklat oranye dengan tanda warna hitam, dan garis kuning pada sisi lateral dan medial.
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
di sayap. Terdapat rambut-rambut pada interior supra alar, pre-scutella, dan empat
pasang rambut scutella. Kedua sisi mesonotum dengan pita longitudinal kuning (Deptan, 2007a).
Gambar 2.Imago Bactrocera tau (Walker)
Sumber. http://images.google.co.id Biologi
Lalat buah terdiri dari empat stadia yaitu telur, larva, pupa, dan serangga dewasa. Lalat buah betina meletakkan telur ke dalam buah dengan menusukkan
ovipositor. Bekas tusukan itu ditandai adanya noda hitam yang tidak terlalu jelas dan hal ini merupakan gejala awal serangan. Lalat buah betina mencari buah yang sesuai untuk meletakkan telur dengan bantuan indera penciuman pada antena
(Deptan,2005b).
Satu ekor betina B. dorsalis dapat menghasilkan telur 1200-1500 butir.
Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan berkelompok 2-15 butir. Seekor lalat buah betina dapat meletakkan telur 1-40 butir/hari (Kalshoven, 1981).
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
runcing. Caput berbentuk runcing dengan satu sampai dua buah bintik hitam yang
jelas, mempunyai alat kait mulut. Stadia larva terdiri atas tiga instar (Kalshoven, 1981).
Larva hidup dan berkembang dalam daging buah selama 6-9 hari, menyebabkan buah menjadi busuk. Apabila larva sudah dewasa, akan keluar dari buah dan memasuki stadium pupa tepat di bawah permukaan tanah. Keberadaan
larva dalam buah juga dapat menstimulasi pertumbuhan dan kehidupan organisme pembusuk lainnya. Stadium larva adalah yang paling merusak dan umumnya
berkembang di dalam buah (Deptan 2005b).
Pupa berbentuk oval, warna kecoklatan, dan panjangnya 5 mm, berada di dalam tanah Masa pupa adalah 4-10 hari (Kalshoven, 1981).
Lalat buah rata-rata berukuran 0,7mm x 0,3mm. Toraks berwarna oranye, merah kecoklatan, coklat, atau hitam dan memiliki sepasang sayap. Pada sayap
B.dorsalis kompleks, biasanya terdapat dua garis membujur dan sepasang sayap transparan. Pada abdomen umumnya terdapat dua pita melintang dan satu pita membujur warna hitam atau bentuk huruf T yang kadang-kadang tidak jelas.
Ujung abdomen lalat buah betina lebih runcing dan mempunyai alat peletak telur yang cukup kuat untuk menembus kulit buah, sedangkan pada lalat buah jantan
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009 Gejala Serangan
Sifat khas lalat buah adalah meletakkan telurnya di dalam buah. Tempat peletakan telur itu ditandai dengan adanya noda kecil hitam yang tidak terlalu
jelas. Noda-noda kecil bekas tusukan ovipositor ini merupakan gejala awal serangan lalat buah (Deptan, 2007a). Telur yang menetas menghasilkan larva (belatung). Akibat gangguan larva yang menetas dari telur tersebut, noda-noda
kecil berkembang menjadi bercak coklat. Selanjutnya larva akan merusak daging buah sehingga buah menjadi busuk dan gugur sebelum masak (sering disebut buah
berulat). Buah yang gugur ini, apabila tidak segera dikumpulkan dan dimusnahkan, akan menjadi sumber infeksi atau perkembangan lalat buah generasi berikutnya. Membusuknya buah tersebut terjadi karena kontaminasi
bakteri yang terbawa bersama telur (Deptan 2007b).
Aktivitas
Aktivitas lalat buah dalam menemukan tanaman inang ditentukan oleh warna, dan aroma dari buah. Lalat buah jantan mengenal pasangannya selain melalui feromon, juga melalui kilatan warna tubuh dan pita atau bercak pada
sayap. Lalat buah aktif pada sore hari menjelang senja. Untuk Bactrocera spp., kopulasi biasanya terjadi pada senja hari. Lalat buah termasuk serangga yang kuat
terbang, lalat jantan mampu terbang 4-15 mil (6,44-24,14 km) tergantung pada kecepatan dan arah angin. Lalat buah banyak beterbangan di antara pohon buah-buahan bila buah sudah hampir matang atau masak (Kalie 1999).
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
makanan serta media kehidupan yang sesuai, bebas dari suhu panas atau dingin,
serta hujan lebat yang mengganggu aktivitas. Tingkat kerusakan buah tergantung kepadatan populasi dan keragaman vegetasi (Kalie, 1999). Intensitas serangan dan
populasi lalat buah akan meningkat pada keadaan iklim sesuai, pada saat suhu rendah bekisar antara 260 C, dan kelembapan tinggi berkisar 90 % akan baik bagi aktivitas lalat buah. Aktivitas lalat buah akan lebih baik pada saat curah hujan
rendah dari pada curah hujan tinggi (Rukmana & Sugandi, 1997).
Pengendalian
a.Peraturan (Karantina)
Pencegahan terhadap serangan lalat buah penerapan peraturan karantina yang ketat untuk mencegah masuknya lalat buah dari wilayah atau negara yang diketahui mempunyai masalah lalat buah. (Deptan, 2007b).
b. Kultur teknis
Penggunaan tanaman perangkap dapat didasarkan pada peringkat tanaman yang disukai lalat buah yaitu jambu air, belimbing, mangga, jambu biji, dan cabe besar. Tanaman yang memiliki nilai ekonomis rendah dapat dijadikan tanaman
perangkap. Pengalaman di Bali dan Jawa Timur tanaman selasih juga dapat dijadikan pohon perangkap. Lalat buah akan berkumpul di sekitar pohon selasih,
lalu dijaring (Deptan, 2007b).
Sanitasi kebun bertujuan untuk memutus daur hidup lalat buah, sehingga perkembangan lalat buah dapat ditekan. Buah yang jatuh dikumpulkan kemudian
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009 c. Mekanis/Fisis
Pembungkusan buah, keuntungan dari cara ini adalah buah terhindar dari serangan, mulus, bersih tanpa pencemaran bahan kimia, tetapi untuk areal yang luas sulit untuk dilakukan.
Pengasapan, tujuan dari pengasapan adalah untuk mengusir lalat buah yang datang ke pertanaman. Pengasapan dilakukan dengan cara membakar serasah/jerami. Pengasapan dapat mengusir lalat buah dan efektif selama 3 hari,
bila asap hilang lalat akan kembali. Pengasapan terus menerus selama 13 jam dapat membunuh lalat buah (Deptan, 2007b).
Penggunaan perangkap, perangkap yang terbuat dari plastik atau botol air mineral yang sudah berisi atraktan (Methil Eugenol, cue lure, med-lure, protein hidrolisa, ekstrak daun selasih daun Melaleuca). Atraktan dapat dicampur dengan
pestisida dan diteteskan pada kapas. Perangkap dipasang pada ranting atau cabang pohon setinggi 1-2 meter dari permukaan tanah. Pemasangan + 16 buah/ha secara
terus menerus dalam areal yang luas (Deptan, 2007b).
Perangkap lalat buah yang digunakan untuk menangkap lalat buah banyak jenisnya baik bentuk sederhana ataupun modifikasi. Perangkap sederhana terbuat
dari botol air mineral yang dipotong ujungnya dan ditutup secara terbalik. Perangkap juga dapat dibuat dari botol air mineral yang dipasang corong pada
sisinya (Kardinan, 2003).
Lalat buah memiliki tanggap terhadap Metil Eugenol dan sebagian besar adalah serangga jantan (Iwahashi dkk.,1969). Serangga lebih tertarik pada
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
khusus dari buah yang matang (Metcalf & Metcalf, 1992). Warna kuning yang
menarik perhatian lalat buah sering digunakan sebagai perangkap (Kalie, 1999). Ketinggian perangkap yang banyak menangkap lalat buah dengan model
perangkap steiner adalah ketinggian 1,5 m dari permukaan tanah, namun beberapa penelitian yang sudah dilakukan di luar negeri diperoleh bahwa perangkap dengan ketinggian 1,0 m efektif untuk memerangkap B. dorsalis di pertanaman jeruk
(Muryati & Kogel, 2005).
Metil Eugenol
Metil Eugenol yang digunakan mengandung Petrogenol 800 g/l merupakan senyawa pemikat serangga terutama lalat buah. Metil Eugenol
merupakan zat yang bersifat mudah menguap dan melepaskan aroma wangi.
Susunan Metil Eugenol terdiri dari unsur C, H, dan O (C12H24O2). Zat ini
merupakan food lure atau dibutuhkan oleh lalat buah jantan untuk dikonsumsi
(Iwahashi dkk, 1969).
Metil Eugenol dapat menarik lalat buah dari sub-genus Bactrocera (Bactrocera) spp., Ceratitis (pardalapsis) dan juga menarik tiga jenis Dacus spp., yaitu D. melanohumeralis, D. memnonius, dan D. pussilus. tetapi tidak untuk anggota Sub-genus B. bactrocera (Zeugodacus)spp. Senyawa tersebut
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 3. petrogenol Sumber: Foto langsung
Lalat buah jantan tertarik kepada atraktan ini dan akan terperangkap di
dalam perangkap sehingga diharapkan dapat mengurangi populasi lalat buah jantan dilapangan.
Pemberian atraktan Petrogenol 800 ml sebaiknya pada saat pembentukan
buah sampai panen. Petrogenol 800 ml diberikan pada kapas dengan dosis 0,125-0, 25 ml dan dilakukan setiap 4 minggu sekali (Anonimous, 2003b).
Menurut Muller (2000) struktur dari Metil Eugenol adalah sebagai berikut:
H3CO CH2
H3CO
Hasil penelitian yang dilakukan di lapangan menunjukan bahwa Metil Eugenol mampu menangkap 20-1000 lalat buah setiap minggunya untuk setiap
perangkap, atraktan ini juga mampu menurunkan tingkat kerusakan hingga 40 %. Kandungan Metil Eugenol sebesar 30 % masih cukup efektif untuk menangkap
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 4. Lem Leila Gambar 5. Lem IAT Sumber: Foto Langsung Sumber: Foto Langsung Perangkap Warna
Aktifitas lalat buah dalam mencari tanaman inang ditentukan oleh warna,
dan aroma dari buah. Bactrocera spp. lebih menyukai warna kuning dan putih dibandingkan dengan warna yang lainnya. Bila buah menjelang masak dan warna
kuning mulai tampak, lalat buah betina dapat mengenali inangnya untuk bertelur (Muryati & Jan, 2005).
Lem IAT (Insect Adhesive Trap) adalah lem berbentuk pasta buatan Taiwan
yang mempunyai daya rekat kuat dan tahan lama, lem ini tidak berbau dan tidak berwarna dengan bahan aktif poly butyl (Rukmana & Sugandi, 1997).
Leila adalah formula lem lalat yang memiliki warna dan aroma yang sangat disukai lalat buah baik jantan dan betina, Pemakaian Leila yang sesuai dengan anjuran dapat mencegah kerugian yang diakibatkan lalat buah maupun serangga
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kebun jeruk milik petani, di desa Sukanalu Kecamatan Tiga Panah, Kabupaten Karo, jarak ± 70 km dari kota Medan, ketinggian tempat ± 1240 m dari permukaan laut. Penelitian ini dimulai dari bulan
Juni sampai dengan Agustus 2008.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah tanaman jeruk manis (Citrus spp.), kayu,
triplek, plastik warna kuning, perekat (Lem IAT) b.a. Poly-butyl, perekat (Lem Leila), petrogenol 500 ml, alkohol ,dan kapas.
Alat yang digunakan adalah botol air mineral ukuran 600 ml, papan nama, cat, kaca pembesar (Lup), mikroskop, cawan petri, tali/kawat, botol obat, meteran, pisau lipat, dan buku Identifikasi lalat buah, yaitu:
1. Hand Book on Identification of Fruit Flies in the Tropics (Ibrahim and Ibrahim, 1990)
2. Pedoman Identifikasi Hama Lalat Buah (Suputa, 2006)
3. Taksonomi Bioekologi Lalat Buah Penting di Indonesia (Siwi dkk., 2006)
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
To : Perangkap model Steiner tanpa perlakuan T1 : Perangkap kuning + lem IAT ketinggian 100 cm
T2 : Perangkap kuning + lem IAT ketinggian 150 cm T3 : Perangkap kuning + lem Leila ketinggian 100 cm T4 : Perangkap kuning + lem Leila ketinggian 150 cm
T5 : Perangkap Steiner + Petrogenol ketinggian 100 cm T6 : Perangkap Steiner + Petrogenol ketinggian 150 cm
( t-1 ) ( r-1 ) ≥ 15 ( 7-1 ) ( r-1 ) ≥ 15 6( r-1 ) ≥ 15
6r – 6 ≥ 15 6r ≥ 21
r ≥ 3.5 (dibulatkan 4) Ulangan : Empat
Metode linier yang digunakan adalah:
Yij = µ + i + j + ij
Keterangan
Yij : Respon atau nilai pengamatan perlakuan ke- i dan ulangan ke - j : Rataan (Nilai tengah umum)
i : Efek perlakuan ke - i
j : Efek perlakuan ke - j
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Pelaksanaan Penelitian
Tempat Percobaan
Luas lahan penelitian yaitu 7400m2 dengan jarak tanam 4x4 meter, dan
populasi tanaman jeruk sebanyak 398 batang.
Pembuatan Perangkap
Perangkap dengan umpan Petrogenol (b.a: Metil Eugenol)
Botol air mineral ukuran 600 ml yang yang lehernya berbentuk kerucut.
Bagian botol yang berbentuk kerucut dipotong kemudian di pasang kembali secara terbalik, bagian mulut botol menghadap ke dalam botol. Bagian sambungan
di solatip. Pada bagian belakang botol dipotong kemudian diikatkan kain kasa sebagai ventilasi udara, di bagian dalam digantungkan kapas secukupnya yang
ditetesi dengan Petrogenol sebanyak 3 tetes.
Gambar. 6. Perangkap Steiner Modifikasi di Lapangan Sumber. Foto Langsung
Perangkap kuning dengan perekat lem IAT
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
cm dipakukan pada ujung atas kayu, kemudian papan triplek disarungkan plastik
berwarna kuning, dan pada permukaan plastik diolesi lem IAT sampai merata
Gambar 7. Perangkap kuning dengan lem IAT di Lapangan Sumber. Foto Langsung
Perangkap kuning dengan perekat lem Leila
Pembuatan perangkap sama dengan proses pembuatan perangkap dengan perekat lem IAT, hanya saja disini plastik diolesi dengan lem Leila sampai
merata.
Gambar. 8. Perangkap kuning dengan lem Leila Di Lapangan Sumber. Foto Langsung
Pemasangan Perangkap
Perangkap dipasang secara acak pada areal pertanaman dengan jumlah 28
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
hari sebelum pengamatan. Pengamatan dilakukan sekali seminggu sebanyak 8
kali pengamatan.
Peubah Amatan
Jenis-jenis lalat buah yang terperangkap
Diidentifikasi setiap imago lalat buah yang terperangkap, identifikasi
dilakukan sampai tingkat spesies dengan menggunakan kunci identifikasi lalat buah yang dibantu lup dan mikroskop.
Populasi Imago Lalat Buah yang Terperangkap
Dihitung jumlah imago lalat buah yang terperangkap pada masing-masing perangkap.
Nisbah Kelamin
Populasi imago lalat buah diamati dengan menghitung jumlah imago jantan
dan betina yang terperangkap pada setiap perlakuan.
Serangga yang terperangkap
Seluruh serangga yang masuk ke dalam perangkap diidentifikasi sampai
tingkat famili.
Data jumlah seluruh famili serangga yang tertangkap yang terperangkap
dihitung kepadatan populasi, kepadatan relatif, frekwensi kehadiran, frekwensi relatif, dengan persamaan sebagai berikut;
a. Kepadatan Mutlak
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Proporsi individu suatu jenis dalam suatu area
%
Untuk melihat tingkat penyebaran spesies dalam suatu area
sampel
Proporsi frekwensi jenis ke - i dari frekwensi semua jenis
%
e. Indeks Diversitas Shannon-Wiener (H,)
Untuk membandingkan keragaman jenis serangga pada pertanaman jeruk,
dianalisis dengan rumus;
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
N : jumlah total individu semua jenis dalam komunitas
Jika nilai indeks diversitas (H') < 1 berarti keragaman rendah, nilai indeks diversitas (H') 1-3 berarti keragamanya sedang dan nilai indeks diversitas (H') >
3-5 berarti keragaman tinggi (Wilham dalam Washington, 1984) f. Indeks Dominansi Simpson (D')
Untuk melihat proporsi atau dominansi dan bertalian terbalik dengan
keanekaragaman, didasarkan pada teori probabilitas antara 0-1 (Brewer, 1988), memberikan nilai yang rendah untuk jenis yang jarang dan nilai tinggi untuk jenis
yang kepadatan populasinya tinggi (Suin, 2002).
).
(pi
D'
=
∑
2Pi = Perbandingan jumlah individu suatu jenis dengan jumlah total seluruh jenis
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis-Jenis Lalat Buah yang Terperangkap
Hasil identifikasi terhadap jenis lalat buah yang terperangkap pada pertanaman ditemukan 2 (dua) spesies lalat buah (Tabel 2) :
Tabel 2. Jenis lalat buah yang terperangkap
No Jenis (Spesies) Genus Sub Genus
Tabel 2 menunjukan bahwa ditemukan 2 jenis lalat buah yang tertangkap, yakni B. dorsalis dan B. tau, hal ini disebabkan B. dorsalis merupakan hama
utama pada tanaman jeruk, sedangkan B. tau kehadirannya disebabkan di sekitar lahan tempat penelitian terdapat tanaman labu siam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Achrom dkk.,(1995) bahwa B. dorsalis menyerang tanaman jeruk
manis, sedangkan B. tau dikatakan meyerang tanaman labu siam dan terdapat di KabupatenKaro.
Berdasarkan hasil yang diperoleh diketahui bahwa pada semua perlakuan yang menggunakan perangkap kuning dapat memerangkap dua jenis lalat buah yaitu B. dorsalis dan B. tau. Sedangkan pada perlakuan yang menggunakan
perangkap steiner menggunakan umpan Metil Eugenol hanya dapat memerangkap satu jenis lalat buah yaitu B. dorsalis. Hal ini dikarenakan lalat buah jenis B.tau
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
pernyataan Siwi dkk. (2006) yang mengatakan bahwa Metil Eugenol dapat
menarik lalat buah dari genus Bactrocera, tetapi tidak untuk anggota sub-genus Zeugodacus, sehingga pada perangkap Metil Eugenol hanya terdapat satu
jenis lalat buah yaitu B. dorsalis. Berikut dijelaskan hasil identifikasi untuk masing-masing lalat buah yang terperangkap.
a. Bactrocera dorsalis Hendel
Abdomen berwarna merah bata, berbentuk oval, pada bagian dorsal terdapat gambar berupa huruf T berwarna hitam dan pada ruas ketiga terdapat rambut
pekten untuk yang jantan. Sepasang bercak berbentuk bulat pada tergit kelima.
Gambar 9. Imago B.dorsalis (betina) Gambar 10 Imago B.dorsalis (jantan) Sumber: Foto Langsung Sumber: Foto Langsung
Keterangan : 1. Caput 2. Torak 3. Sayap 4. Abdomen 5. Ovipositor
Sel-sel kosta; sayap transparan, mempunyai kostal band pada bagian stigma
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
ke bawah pada ujung venasi R4+5, sayap tidak memiliki cross band, juga menutupi
sel anal dan perpanjangan sel anal.
b. Bactrocera tau Walker
Scutum berwarna jingga tua-kecoklatan dan ditandai dengan pola warna hitam, thoraks memiliki 2 pita lateral kuning dan sebuah garis tengah kuning.
Anterior supra alar derbulu dengan 4 buah scutellar, scutellum normal berwarna kuning.
Gambar 11 Imago B. tau betina Gambar 12 Imago B.tau jantan Sumber: Foto Langsung Sumber: Foto Langsung Keterangan : 1. Caput
2. Torak 3. Sayap 4. Abdomen 5. Ovipositor
Abdomen berbentuk oval, dari sisi lateral tampak melengkung. Serangga jantan tidak memiliki bulu pecten pada tergit ke-3, pada tergit abdomen dengan
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Populasi Imago Lalat Buah yang Terperangkap
Hasil pengamatan yang dilakukan selama 8 minggu berturut-turut terhadap lalat buah yang tertangkap disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Populasi lalat buah yang terperangkap pada pengamatan I-VIII (ekor)
Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa dari dua jenis lalat buah yang terperangkap populasi tertinggi ditemukan pada jenis B.dorsalis sebanyak 1317 ekor dan terendah B. tau sebanyak 17 ekor. Tingginya populasi B. dorsalis
disebabkan serangga ini merupakan hama utama pada pertanaman jeruk manis, selain itu pada saat penelitian tingkat ketersediaan sumber makanan bagi hama ini
berlimpah karena buah jeruk sebagian besar dalam kondisi siap panen. Turut mendukung sifat dari lalat buah jenis ini yang memiliki banyak inang, di sekitar kebun tempat penelitian terdapat tanaman cabai, markisa asam, dan labu siam.
Pengaruh jenis perangkap dan ketinggian terhadap populasi lalat buah yang terperangkap dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Rataan Jumlah lalat buah yang terperangkap pada setiap perlakuan dari pengamatan I-VIII (ekor).
No Spesies Minggu Pengamatan jlh
I II III IV V VI VII VIII
1 B.dorsalis 106 113 71 58 39 364 395 171 1317
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
T4 5,50 a 10,25 a 7,50 a 3,75 ab 2,25 ab 27,75ab 25,50 a 13,0 a
T5 3,00 a 5,50 ab 1,75 b 3,00 b 1,50 bc 3,50 c 6,75 ab 2,75 bc
T6 7,00 a 3,25 b 2,75 ab 0,75 bc 1,00 c 2,25 c 7,50 b 2,75 c
Keterangan: Nilai yang ditandai dengan huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan pengaruh berbeda tidak nyata pada tingkat kepercayaan 5% pada Uji Jarak Duncan.
Tabel 4 menunjukan bahwa semua perlakuan pada parameter populasi lalat buah yang tertangkap berbeda nyata terhadap kontrol (T0), namun pada perlakuan
T3 (perangkap kuning dengan lem Leila 100 cm) berbeda tidak nyata terhadap T4 (perangkap kuning dengan lem Leila 150 cm) tetapi berbeda sangat nyata terhadap perlakuan T1 (perangkap kuning dengan lem IAT 100 cm) T2 (perangkap kuning
dengan lem IAT 150 cm), T5 (Perangkap steiner 100 cm), dan T6 (perangkap steiner 150 cm). Dari hasil ini diketahui bahwa perlakuan T3 dan T4 lebih efektif
dari pada perlakuan lainnya, berdasarkan hasil diatas juga diketahui bahwa ketinggian perangkap yang paling efektif dalam memerangkap lalat buah ialah 100 cm, seperti dapat dilihat pada hasil perlakuan T3 dengan ketinggian 100 cm
berbeda tidak nyata dengan perlakuan T4 yang memilki ketinggian 150 cm dengan jenis perangkap dan jenis lem yang sama, begitu pula pada perlakuan T1
ketinggian 100 cm berbeda tidak nyata dengan T2 ketinggian 150 cm yang menggunakan jenis perekat dan jenis perangkap yang sama. Hal ini disebabkan tanaman jeruk manis memiliki batang yang tidak terlalu tinggi (Pracaya, 2003),
dengan ranting yang cenderung merunduk ke bawah pada saat buah matang, menyebabkan aktivitas lalat buah akan tetap berada di sekitar bawah tanaman,
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
dalam tanah dan cenderung menyukai tempat yang terlindung untuk menghindar
dari sinar matahari langsung (Kalshoven, 1981).
Jumlah populasi tertinggi terdapat pada perlakuan T3 dan yang terendah
pada pengamatan T0 dapat dilihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Grafik hasil tangkapan pada pengamatan I-VIII
Gambar 16 menunjukan bahwa hasil tertinggi terdapat pada pengamatan minggu ke-VII yaitu sebesar 399 ekor, dan yang terendah pada minggu ke-V
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
pada pertanaman dalam keadaan matang dan dalam jumlah yang banyak, sehingga
populasi lalat buah di lapangan akan meningkat karena lalat buah yang berada di luar kebun akan masuk karena tertarik kepada buah jeruk.
Bila dihubungkan antara populasi lalat buah dengan curah hujan, suhu, kelembaban maka diperoleh hubungan seperti pada Gambar 14.
0
Grafik hubungan populasi lalat buah dengan faktor iklim
lalat
Gambar 14. Grafik hubungan populasi lalat buah dengan faktor iklim
Grafik di atas menunjukan bahwa tinggi rendahnya populasi lalat buah yang tertangkap dipengaruhi oleh keadaan iklim, populasi lalat buah mengalami
penurunan seperti pada pengamatan ke-I (107 ekor) sampai pengamatan ke-V (40 ekor), sedangkan pada pengamatan yang sama suhu mengalami peningkatan
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
lalat buah akan meningkat pada keadaan iklim sesuai, pada saat suhu rendah
bekisar 260 C (Rukmana & Sugandi, 1997).
Namun keadaan curah dan kelembaban tidak terlalu berpengaruh, seperti
keadaan kelembapan yang cendrung stabil di setiap pengamatan (Lampiran 20).
Nisbah Kelamin
Data pengamatan mengenai jumlah imago jantan dan betina lalat buah
B. dorsali dan B. tau yang terperangkap disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah imago jantan dan betina lalat buah yang terperangkap minggu I-VIII (ekor).
T U
IMAGO JANTAN DAN BETINA LALAT BUAH YANG TERTANGKAP
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel diatas menunjukan bahwa jumlah tangkapan berbeda untuk lalat buah
jantan dan betina. Populasi tertinggi adalah lalat buah jantan sebesar 1318 (ekor) dan terendah lalat buah betina (16 ekor). Berdasarkan hasil di atas lalat buah
betina hanya terdapat pada perlakuan T1, T2, T3, dan T4 yang menggunakan perangkap kuning, tetapi tidak terdapat pada perlakuan T5, dan T6 yang menggunakan Metil Eugenol, hal ini dikarenakan perangkap kuning dapat
menarik lalat buah jantan dan betina, namun tidak untuk perangkap Metil Eugenol yang hanya memerangkap lalat buah jantan saja. Hal ini sesuai dengan pernyataan
(Iwahashi dkk, 1669), bahwa Metil Eugenol merupakan food lure atau dibutuhkan oleh lalat buah jantan untuk dikonsumsi
Keanekaragaman Jenis Serangga.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada perlakuan T1, T2, T3, dan T4 disamping dapat memerangkap lalat buah, dapat pula memerangkap
serangga bukan lalat buah. Selama pengamatan delapan minggu berturut-turut diperoleh jenis serangga masing-masing dengan nilai fungsi, KM, KR, FM, FR, H' (Indeks keanekaragaman), dan D' (dominansi) pada masing-masing pengamatan.
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
keanekaragaman), dan D' (dominansi) untuk masing-masing family serangga
yang terperangkap pada pengamatan I-VIII.
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 6. Nilai KM (Kerapatan Mutlak) untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII
FAMILY STATUS Kerapatan Mutlak
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 7. Nilai KR (Kerapatan Relatif) untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII
FAMILY STATUS KERAPATAN RELATIF
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 8. Nilai FM (Frekwensi Mutlak) untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII.
FAMILY STATUS KERAPATAN MUTLAK (KM)
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
27 Formicidae Predator 0,00 0,00 0,00 0,00 0,07 0,04 0,04 0,04
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 9. Nilai FR (Frekwensi Relatif) untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII.
FAMILY STATUS FREKWENSI RELATIF (FR)
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 10. Nilai H’ (Keragaman) untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII.
FAMILY STATUS INDEKS KERAGAMAN (H')
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 11. Nilai D’ (Dominansi) untuk setiap jenis serangga pada pengamatan I-VIII.
FAMILY STATUS DOMINANSI (D')
No I II III IV V VI VII VIII
1 Tephritidae Hama
B. dorsalis Hendel Hama 33921,02 14000,48 8679,26 7775,52 8729,34 48439,47 81701,74 28734,98
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009. USU Repository © 2009
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 12. Nilai Total Keragaman dan dominansi
Pengamatan Dominansi (D’) Keragaman (H’) Tingkat keragaman
I 38558,15 1,52 Sedang
Tabel 12 menunjukan bahwa indeks keanekaragaman serangga pada
pertanaman jeruk manis pada pengamatan I-VIII adalah sedang, hanya pada pengamatan ke-VII saja yang masuk pada indeks keragaman rendah. Data
mengenai indeks keanekaragaman serangga pada pertanaman jeruk dapat dilihat pada Lampiran 17-19 yang menunjukan perbedaan populasi serangga yang berbeda setiap minggunya, populasi yang tertinggi pada pengamatan minggu
ke-VI sebesar 523 ekor dan terendah ditemukan pada minggu ke-V sebesar 132 ekor, jumlah jenis tertinggi ditemukan pada minggu ke-I sebanyak 19 famili, dan
terendah ditemukan pada minggu VI,VII dan VIII sebanyak 9 famili, sehingga nilai indeks keanekaragaman berubah setiap minggunya, dengan yang tertinggi pada pengamatan minggu ke-V sebesar 2,16 dan terendah pada minggu ke-VI
sebesar 1,09, apabila dikaitkan dengan kriteria nilai indeks keanekaragaman jens oleh Wilham (Washington, 1982), dapat disimpulkan bahwa indeks
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
iklim. Keragaman tertinggi pada pengamatan ke-IV sebesar 1,77 dengan suhu
sebesar 20,8 oC, dan kelembaban setinggi 92,6 %, dan yang terendah pada pengamatan ke-VII sebesar 0,49 dengan suhu sebesar 24,2 oC dan kelembaban
87,7 % (Lampiran 22). Indeks keragaman terendah terjadi pada keadaan suhu tertinggi dan kelembaban terendah, namun indeks keragaman tertinggi terjadi pada keadaan temperatur terendah dan kelembaban tertinggi. Hal ini menunjukan
aktifitas serangga dipengaruhi oleh keadaan iklim lingkungan, sesaui dengan pernyataan (Rukmana & Sugandi, 1997) yaitu keadaan lingkungan dapat
mempengaruhi kehidupan serangga, tinggi dan rendahnya populasi serangga tergantung keadaan iklim.
Grafik pada gambar 20 di ketahui bahwa jenis serangga yang mendominasi
di pertanaman jeruk manis adalah lalat buah spesis Bactrocera dorsalis,hal ini disebabkan vegetasi disekitar pertanaman jeruk manis ini didominasi oleh
pertanaman jeruk manis yang tersebar hampir di sekeliling lokasi penelitian, sehingga lalat buah yang ada di sekitar lokasi lalat buah akan masuk ke dalam lokasi penelitian, sehingga juga mempengaruhi jumlah tangkapan yang pada
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.Jenis lalat buah yang terdapat pada pertanaman jeruk manis di desa Sukanalu Kabupaten Karo adalah B. dorsalis dan B. tau dengan masing-masing 1317 ekor dan 17 ekor.
2.Jumlah imago jantan yang tertangkap sebesar 1318 ekor lebih tinggi dari imago betina yang hanya berjumlah 16 ekor.
3.Jenis perangkap yang paling efektif untuk memerangkap lalat buah adalah perangkap kuning dengan lem Leila pada ketinggian 100 cm.
4. Indeks keanekaragaman serangga di pertanaman jeruk manis adalah sedang.
Saran
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2003a. Pest Kontrol. Available at
Anonimous. 2003b. Perangkap lalat buah. Vol. 25 No. 3. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Balai penelitian tanaman rempah dan obat, Bogor. Hal 6-7.
Achrom, M,W. Haryono, S. Manurung, G.E Siregar, P. Pinem, M. Nurochman, Rahmawati, H.Zahara, E. Tambunan, R. delfi, S.Johan, dan Erniati. 1994.Laporan Hasil pemantauan daerah sebaran lalat buah di wilayah kerja balai karantina pertanian Medan tahun 1992 dan 1993. Balai Karantina Pertanian Medan. Medan.
Azmal A.Z., dan Fitriani, . 2006. Surveilans Distribusi Spesies Lalat Buah Di kabupaten Belitung dan Kabupaten Belitung Timur. Stasiun Karantina
Tumbuhan Tanjung Pandan, Available at
Bes, A.H and H.F. Haromoto., 1961. Contribution to The Biology and Ecology of Oriental Fruit Fly Dacus dorsalis. University of Hawaii, Honolulu. Hal 34 Boror J.D, Triplehorn A.C, Johnson F.N, 1996, Pengenalan Pelajaran Serangga
Edisi VI, Penerjemah drh. Soetiyono Partosoedjojo, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Brewer, R., 1988. The Sciences of ecology. Sounders College Publishing. New York. Pp 377.
Deptan (Departemen Pertanian), 2005a. Panduan Lalat Buah. Available at
Oktober 2007.
Deptan, 2005b., Lalat Buah (Bactrocera dorsalis ), Available at
Oktober 2007.
Deptan, 2007a, Pengenalan Lalat Buah, Available at
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Deptan, 2007b., Laporan Pelaksanaan Koordinasi Kelompok Kerjan (POKJA) Penanggunalangan Hama Lalat Buah Bali, 22-25 Mei , Available at
6 Oktober 2007.
Deptan, 2007c., Kajian Umum Mengenai Tanaman Jeruk, Available at
2007.
Hardy, D.E. 1997. Family Tephritidae. In Delfinado, N.D. and D.E. Hardy. A Catalog Of The Diptera Of The Oriental Region. Univ. Hawai Press. Treubia 44-134.
Ibrahim,R., Ibrahim, GA. Handbook on Identification of Fruit Flies in the Tropics. Penerbit Universiti Pertanian , Malaysia.
Iwashashi, O., Subahar, SST, Sastrodihardjo,S., 1996. Attractiveness of Methyl Eugenol to the Fruit Flies Bactrocera carambola (Diptera:tephrytidae)in Indonesia. College of Agriculture, University of the Ryukyus, Nishihara, Okinawa, Japan.Hlm 653-659
Kalie, M.B., 1999. Mengatasi Buah Rontok, Busuk dan Berulat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kalshoven, L.G.E, 1980. Pest of crops in Indonesia, Revised and Translated by Van der Laan. PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta.Hlm 88-97
Kardinan, A. 2000. Pestisida Nabati ramuan dan aplikasi. PS. Jakarta. Hal 83.
Kuswadi, A,N. 2000. Pengendalian terpadu hama lalat buah Bactrocera dorsalis hendel dengan teknik serangga mandul dan atraktan, Available at
lalat
buah.html. Diakses 14 Agustus 2007.
Palti, J and R. Ausher, 1983. Advisory Work in Crop Pest and Disease Management. Spinger-verlag, New York. Hal 86-89.
Metcalf, R.L. and E.R. Metcalf., 1992. Plant kairomones in insect ekologi and control. Chapman & Hill, London.
Muller, F.2000. Agrochemicals: Composition, Production, Toxicology,Aplication. Willey-VCH verlag Gmbh, Weinheim. Germany. Hal 586.
Muryati, H,A dan Jan, W., 1996, Efektifitas Model dan Ketinggian Perangkap Dalam Menangkap Hama lalat Buah Jantan Available at
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Orr, A. 2002. The Importance of Fruitly Taxonomy in Indonesia. Seminar Puslitbangtan (mimeo)
Pracaya, 2003. Varietas, Budidaya, dan Pasca Panen Jeruk Manis. Edisi Revisi. PS. Jakarta. Hal 2-5.
Rukmana.R, Sugandi. U., 1997, Hama Tanaman dan teknik Pengendalian, Kanisius, Yogyakarta.
Suputa, dkk., 2006. Pedoman Identifikasi Hama Lalat Buah, Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura dengan Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakrata
Siwi, SS., Hidayat, P. Suputa. 2006. Taksonomi dan Bioekologi Lalat buah Penting di Indonesia. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. Bogor.
Suin, N.M., 2002. Metode Ekologi. Universitas Andalas Press. Padang.
Sutrisno, S. 1991. Current fruit fly problems in Indonesia. Proceeding of International Symposium on The Biology and Control of Fruit Flies. Okinawa-Japan 2-4 September. 72-78.
Soelarso. R.B., 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Kanisius, Yogyakarta. Hal 18-77.
Washington, H.G., 1984. Review Diversity, Biotic, and Similarity Indices. Walter res Vol. 18 No. 6. Pergamon Press. Gret Britain. Pp 635-664.
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
LAMPIRAN
Lampiran 1. Populasi Lalat Buah yang Tertangkap Pada Pengamatan 1
Perlakuan Ulangan Total Rataan I II III IV
Data pengamatan I jumlah tangkapan lalat buah (ekor) Transformasi Y= √Y+0.5 Perlakuan Ulangan Total Rataan
Denise Alchin Bangun : Kajian Beberapa Metode Perangkap Lalat Buah (Diptera;Tephritidae) Pada Pertanaman Jeruk Manis (Citrus spp.) Di Desa Sukanalu Kabupaten Karo, 2009.
USU Repository © 2009
Lampiran 2. Populasi Lalat Buah yang Tertangkap Pada Pengamatan 2
Perlakuan Ulangan Total Rataan
I II III IV
Data pengamatan I jumlah tangkapan lalat buah (ekor) Transformasi Y=√Y+0.5
Perlakuan Ulangan Total Rataan