• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARAKTERISTIK USIA, JENIS KELAMIN, TINGKAT DEMAM, KADAR HEMOGLOBIN, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT PENDERITA DEMAM TIFOID PADA PASIEN ANAK DI RSU ANUTAPURA TAHUN 2013 | Dea Pawitri Handayani | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KARAKTERISTIK USIA, JENIS KELAMIN, TINGKAT DEMAM, KADAR HEMOGLOBIN, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT PENDERITA DEMAM TIFOID PADA PASIEN ANAK DI RSU ANUTAPURA TAHUN 2013 | Dea Pawitri Handayani | Medika Tadulako: Jurnal Ilmiah Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

30 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...

KARAKTERISTIK USIA, JENIS KELAMIN, TINGKAT DEMAM, KADAR HEMOGLOBIN, LEUKOSIT DAN TROMBOSIT

PENDERITA DEMAM TIFOID PADA PASIEN ANAK DI RSU ANUTAPURA TAHUN 2013

Ni Putu Dea Pawitri Handayani*, Diah Mutiarasari**

*Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat & Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRACT

Background: Typhoid fever is endemic in Indonesia. Based on surveillance data, there were 5091 cases typhoid fever between 2.729.227 people in Central Sulawesi and 150 cases typhoid fever between 347.856 people in Palu. Typhoid fever was rank seventh in big ten illness in 2012. Cases of typhoid fever most commonly found in the age group 5-9

years, that is 1066 cases.This research was performed to determine the age, sex, degree of

fever, hemoglobin, leucocyte and thrombocyte level characteristics of typhoid fever in

children patients at AnutapuraGeneral Hospitalin2013.

Methods: This research was a descriptive study with 35 children patients as sample who eligible the inclusion and exclusion criteria. Data was obtained from medical record at Anutapura General Hospital in 2013. Data was taken using consecutive sampling technique.

Results: Characteristic of children patients with typhoid fever at Anutapura General Hospital in 2013 were found highest in age group 7-12 years old (51.4%). The most sex determination was boy (57.1%). The most degree of fever was febris (74.3%). The most hemoglobin level was patients with deflated hemoglobin level (62.9%). The most leucocyte level was patients with normal leucocyte level (54.3%). The most thrombocyte level was patients with normal thrombocyte level (74.3%).

Conclusion: Based on the result, the most characteristic typhoid fever in children patients at Anutapura General Hospital in 2013 were 7-12 years old, boy as the sex determination, febris as the degree of fever, deflated hemoglobin level, normal leucocyte level and normal thrombocyte level.

(2)

31 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...

ABSTRAK

Latar Belakang: Demam tifoid merupakan penyakit endemik di Indonesia. Berdasarkan data surveilens, di Sulawesi Tengah terdapat 5091 kasus demam tifoid diantara 2.729.227 penduduk dan di Palu terdapat 150 kasus demam tifoid diantara 347.856 penduduk. Demam tifoid menempati urutan ke tujuh dalam sepuluh besar penyakit pada tahun 2012. Kasus demam tifoid paling banyak ditemukan pada kelompok usia 5-9 tahun, yaitu 1066 kasus. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin, tingkat demam, kadar hemoglobin, leukosit dan trombosit penderita demam tifoid pada pasien anak di RSU Anutapura tahun 2013.

Metode: Penelitian ini bersifat deskriptif dengan sampel penelitian berjumlah 35 pasien anak yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data diperoleh dari rekam medis RSU Anutapura Palu tahun 2013. Pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive

sampling.

Hasil: Karakteristik penderita demam tifoid anak di RSU Anutapura tahun 2013 yaitu usia

paling banyak adalah 7-12 tahun (51,4%). Jenis kelamin paling banyak yaitu pada laki-laki (57,1%). Tingkat demam paling banyak yaitu febris (74,3%). Kadar hemoglobin paling banyak yaitu pasien dengan kadar hemoglobinnya menurun (62,9%). Kadar leukosit paling banyak yaitu pasien dengan kadar leukosit normal (54,3%). Kadar trombosit paling banyak yaitu pasien dengan kadar trombosit normal (74,3%).

Kesimpulan: Berdasarkan hasil tersebut, karakteristik terbanyak penderita demam tifoid anak di RSU Anutapura tahun 2013 yaitu berusia 7-12 tahun, dengan jenis kelamin laki-laki, tingkat demam febris, kadar hemoglobin menurun, kadar leukosit normal, dan kadar trombosit normal.

(3)

32 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ...

PENDAHULUAN

Penyakit menular tropis masih merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara yang beriklim tropis. Salah satu penyakit menular tropis tersebut adalah demam tifoid, yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid banyak ditemukan dalam

kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan sanitasi lingkungan yang kurang, higiene pribadi serta perilaku masyarakat.[1]

Demam tifoid terutama menyerang anak-anak dan dewasa muda dan diakui sebagai penyebab utama morbiditas global dengan lebih dari 12,6 juta kasus di seluruh dunia, dan diperkirakan 600.000 kematian setiap tahunnya. Hampir 80% kasus dan kematian terjadi di Asia. Tingkat serangan setinggi 1.100 kasus per 100.000 penduduk telah didokumentasikan di negara berkembang.[2]

Demam tifoid merupakan penyakit infeksi sistemik akut yang mengenai

sistem retikuloendotelial, kelenjar limfe saluran cerna, dan kandung empedu dan menular melalui jalur fekal-oral. Sebuah

penelitian berbasis populasi yang melibatkan 13 negara di berbagai benua, melaporkan bahwa selama tahun 2000 terdapat 21.650.974 kasus demam tifoid dengan angka kematian 10%. Insidens demam tifoid pada anak tertinggi ditemukan pada kelompok usia 5-15 tahun, yaitu 180,3 per 100,000

penduduk.[3]

Berdasarkan data surveilens, di Sulawesi Tengah terdapat 5091 kasus demam tifoid diantara 2.729.227 penduduk dan menempati urutan ke tujuh dalam sepuluh besar penyakit pada tahun 2012. Kasus demam tifoid paling banyak ditemukan pada kelompok usia 5-9 tahun, yaitu 1066 kasus. Terdapat 150 kasus demam tifoid diantara 347.856 penduduk di Palu.[4]

Demam, yang berarti suhu tubuh di atas batas normal, dapat disebabkan oleh kelainan di dalam otak sendiri atau oleh bahan-bahan toksik yang memengaruhi pusat pengaturan suhu. Penyebab demam meliputi penyakit yang disebabkan oleh bakteri, tumor otak, dan keadaan

(4)

33 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ... Berdasarkan uraian pada latar belakang

di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang karakteristik penderita demam tifoid pada pasien anak di RSU Anutapura tahun 2013.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif dan pengambilan data secara retrospektif. Penelitian ini akan dilaksanakan di RSU Anutapura, pada bulan April sampai Juni 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh penderita demam tifoid pada pasien anak berusia 28 hari sampai 13 tahun yang dirawat di RSU Anutapura pada bulan Januari 2013-Desember 2013. Sampel yang diteliti merupakan bagian dari populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, dimana jumlah sampel adalah 35 pasien. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah consecutive sampling.

Variabel terikat dari penelitian ini adalah demam tifoid dan variabel bebasnya adalah usia, jenis kelamin,

tingkat demam, kadar hemoglobin, kadar leukosit dan kadar trombosit. Alat ukur yang digunakan adalah rekam medis.

Teknik analisis datanya adalah analisis univariat. Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi variabel bebas dan variabel terikat.

HASIL

Tabel 1. Proporsi Penderita Demam Tifoid Anak Berdasarkan Usia Penderita Demam Tifoid Pada Pasien Anak di RSU Anutapura Tahun 2013

(Data Sekunder, 2013)

Usia Frekuensi Persentase

(%)

(5)

34 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ... banyak pada rentang usia 7-12 tahun dan

paling sedikit pada rentang usia 1- 6 bulan.

Tabel 2. Proporsi Penderita Demam Tifoid Anak Berdasarkan Jenis Kelamin di RSU Anutapura Tahun

2013 (DataSekunder, 2013)

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Perempuan 15 42,9 Laki-laki 20 57,1

Total 35 100

Pada tabel 2, menunjukkan bahwa dari 35 penderita demam tifoid anak ditemukan pasien dengan jenis kelamin perempuan sejumlah 15 pasien (42,9%). Pasien dengan jenis kelamin laki-laki sejumlah 20 pasien (57,1%). Jadi penderita demam tifoid anak yang paling banyak adalah laki-laki dan paling sedikit

adalah perempuan.

Tabel 3. Proporsi Penderita Demam Tifoid Anak Berdasarkan Tingkat Demam di RSU Anutapura Tahun 2013

(Data Sekunder, 2013)

Suhu Tubuh Frekuensi Persentase (%)

Subfebris 7 20

Febris 26 74,3

Hiperpireksia 2 5,7

Total 35 100

Pada tabel 3, menunjukkan bahwa dari 35 penderita demam tifoid anak ditemukan pasien dengan subfebris yaitu sejumlah 7 pasien (20 %). Pasien dengan febris yaitu sejumlah 26 (74,3 %). Pasien dengan hiperpireksia yaitu sejumlah 2 pasien (5,7 %). Jadi tingkat demam penderita demam tifoid anak paling

banyak yaitu pasien dengan febris dan paling sedikit yaitu pasien dengan hiperpireksia.

Tabel 4. Proporsi Penderita Demam Tifoid Anak Berdasarkan Kadar Hemoglobin di RSU Anutapura Tahun

2013 (Data Sekunder, 2013)

(6)

35 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ... penderita demam tifoid anak paling

banyak yaitu pasien dengan kadar hemoglobin menurun dan paling sedikit yaitu pasien dengan kadar hemoglobin meningkat.

Tabel 5. Proporsi Penderita Demam Tifoid Anak Berdasarkan Kadar Leukosit di RSU Anutapura Tahun

2013 (Data Sekunder, 2013)

Leukosit Frekuensi Persentase

(%)

Menurun 13 37,1

Normal 19 54,3

Meningkat 3 8,6

Total 35 100

Pada tabel 5, menunjukkan bahwa dari 35 penderita demam tifoid anak ditemukan pasien dengan kadar leukosit menurun yaitu sejumlah 13 pasien (37,1 %). Pasien yang kadar leukositnya normal yaitu sejumlah 19 pasien (54,3 %). Pasien yang kadar leukositnya meningkat sejumlah 3 pasien (8,6 %), jadi kadar

leukosit penderita demam tifoid anak paling banyak yaitu pasien dengan kadar leukosit normal dan paling sedikit yaitu pasien dengan kadar leukosit meningkat.

Tabel 6. Proporsi Penderita Demam Tifoid Anak Berdasarkan Kadar Trombosit di RSU Anutapura Tahun

2013 (Data Sekunder, 2013)

Trombosit Frekuensi Persentase

(%)

Menurun 9 25,7

Normal 26 74,3

Meningkat 0 0

Total 35 100

Pada tabel 6, menunjukkan bahwa dari 35 penderita demam tifoid anak ditemukan pasien dengan kadar trombosit menurun yaitu sejumlah 9 pasien (25,7 %). Pasien yang kadar trombositnya normal yaitu sejumlah 26 pasien (74,3 %). Tidak ada pasien dengan kadar trombosit meningkat. Jadi kadar trombosit penderita demam tifoid anak paling banyak yaitu pasien dengan kadar trombosit normal dan paling sedikit yaitu pasien dengan kadar trombosit meningkat.

HASIL & PEMBAHASAN

(7)

36 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ... ini sesuai dengan teori bahwa insidens

demam tifoid pada anak tertinggi ditemukan pada kelompok usia 5-15 tahun. Indonesia merupakan salah satu negara dengan insidens demam tifoid, pada kelompok umur 5-15 tahun dilaporkan 180,3 per 100,000 penduduk.[3]

Jenis kelamin penderita demam tifoid

anak dalam penelitian ini terbagi menjadi perempuan dan laki-laki. Penderita demam tifoid anak yang paling banyak adalah laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa laki-laki lebih rentan terkena demam tifoid dikaitkan dengan aktivitas laki-laki yang lebih sering di luar rumah yang memungkinkan laki-laki beresiko lebih besar terinfeksi Salmonella typhi dibandingkan dengan perempuan.[6]

Tingkat demam penderita demam tifoid anak dalam penelitian ini terbagi menjadi subfebris, febris dan hiperpireksia. Tingkat demam penderita demam tifoid anak paling banyak adalah pasien dengan febris yaitu 26 pasien (74,3%). Hal ini sesuai dengan teori bahwa hasil

pemeriksaan tanda vital suhu tubuh pasien demam tifoid yaitu 39-40oC yang dikategorikan sebagai febris. Peningkatan

suhu tubuh terjadi karena adanya zat yang dapat menyebabkan efek perangsangan terhadap pusat pengaturan suhu yang biasanya disebut pirogen. Pirogen dapat berasal dari bakteri dan toksinnya, yang dalam penelitian ini adalah Salmonella

typhi. Bakteri akan difagositosis oleh

makrofag. Makrofag mencerna hasil

pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukin-1, yang disebut pirogen endogen. Interleukin ketika sampai di hipotalamus akan menimbulkan demam dengan cara meningkatkan suhu tubuh dalam waktu 8-10 menit. Interleukin-1 juga menginduksi pembentukan prostaglandin E2 yang bekerja di hipotalamus untuk membangkitkan reaksi demam. [7]

Kadar hemoglobin penderita demam tifoid anak dalam penelitian ini terbagi menjadi menurun, normal, dan meningkat. Kadar hemoglobin penderita demam tifoid anak paling banyak adalah pasien dengan kadar hemoglobin menurun sejumlah 22 pasien (62,9%). Hasil ini sesuai dengan teori bahwa hasil pemeriksaan hematologi

(8)

37 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ... usus.[8] Perlu diperhatikan adanya

penurunan hemoglobin pada minggu 3-4, yang disebabkan oleh perdarahan hebat dalam abdomen.[9] Pada demam tifoid, anemia yang terjadi mulai dari tingkat yang ringan sampai sedang.[8] Hasil pemeriksaan laboratorium penderita demam tifoid ditemukan anemia dalam

tingkat yang ringan.[10] Tingkat anemia yang ringan serta respon tubuh yang berbeda-beda terhadap suatu patogen, inilah yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.

Kadar leukosit penderita demam tifoid anak dalam penelitian ini terbagi menjadi menurun, normal, dan meningkat. Kadar leukosit penderita demam tifoid anak paling banyak adalah pasien dengan kadar leukosit normal sejumlah 19 pasien (54,3%). Hasil pemeriksaan hematologi penderita demam tifoid dapat ditemukan leukopenia, jumlah leukosit normal maupun leukositosis. Leukopenia terjadi akibat depresi sumsum tulang oleh endotoksin dan mediator endogen yang ada.[9] Hasil pemeriksaan laboratorium

penderita demam tifoid dapat ditemukan leukopenia, leukositosis atau leukosit yang normal.[10] Temuan ini sangat

tergantung pada respon tubuh tiap individu. Temuan kadar leukosit yang bervariasi serta respon tubuh yang berbeda-beda terhadap suatu patogen, inilah yang dapat mempengaruhi hasil penelitian ini.

Kadar trombosit penderita demam tifoid anak dalam penelitian ini terbagi

menjadi menurun, normal, dan meningkat. Kadar trombosit penderita demam tifoid anak paling banyak adalah pasien dengan kadar trombosit normal sejumlah 26 pasien (74,3%). Hasil ini tidak sesuai dengan teori bahwa hasil pemeriksaan hematologi penderita demam tifoid dapat ditemukan trombositopenia. Sistem imun penderita dapat mempengaruhi hasil penelitian ini, jika sistem imun penderita cukup baik maka hasil pemeriksaan hematologinya pun baik. Kejadian trombositopenia sehubungan dengan produksi yang menurun akibat depresi sumsum tulang oleh endotoksin.[9]

Demam tifoid dimulai dengan keadaan tanpa gejala. Masa inkubasinya dari 7-14 hari, dimana bakteri menyerang makrofag

(9)

38 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ... suhu tubuh diikuti oleh bakteremia.[2]

Elevasi suhu tubuh terjadi karena adanya pirogen yang menyebabkan perangsangan pusat pengaturan suhu. Pirogen ini berasal dari Salmonella typhi. Bakteri akan difagositosis oleh makrofag. Makrofag mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat interleukin-1, yang

disebut pirogen endogen. Interleukin ketika sampai di hipotalamus akan menimbulkan demam.[7] Minggu kedua dimulai dengan perkembangan rose spots, nyeri abdomen dan splenomegali. Minggu ketiga adalah minggu komplikasi dan ditandai dengan respon inflamasi usus lebih intens berkaitan dengan nekrosis yang dapat menyebabkan perforasi dan perdarahan. Perubahan hematologi yang umum pada demam tifoid meliputi anemia, leukopenia dan trombositopenia. Penekanan sumsum tulang dianggap mekanisme penting dalam memproduksi perubahan hematologi.[2] Pemeriksaan sumsum tulang mengungkapkan hiperplasia histiositik yang dengan ditandai fagositosis trombosit, leukosit

dan eritrosit.[11] Hal ini biasa dikenal dengan istilah hemophagocytosis.

Hemophagocytosis menggambarkan

temuan patologis berupa makrofag yang teraktivasi dan menelan eritrosit, leukosit, trombosit, dan sel-sel prekursor mereka.[12] Akibatnya produksi hemoglobin, leukosit dan trombosit menurun. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya anemia, leukopenia dan trombositopenia.

Variasi jumlah endotoksin di dalam tubuh penderita demam tifoid dapat menyebabkan hasil pemeriksaan hematologi dan hasil pemeriksaan suhu tubuh yang bervariasi. Tidak diketahuinya jumlah endotoksin yang ada di dalam tubuh penderita demam tifoid dapat mempengaruhi hasil penelitian ini. Selain itu, sistem imun penderita juga mempengaruhi hasil penelitian, jika sistem imun penderita cukup baik maka hasil pemeriksaan hematologinya dan suhu tubuh pun baik. [13]

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui karakteristik usia, jenis kelamin, tingkat demam, kadar

(10)

39 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ... kesimpulan yang didapat adalah usia

paling banyak adalah 7-12 tahun (51,4%). Jenis kelamin paling banyak yaitu pada laki-laki (57,1%). Tingkat demam paling banyak yaitu febris (74,3%). Kadar hemoglobin paling banyak yaitu pasien dengan kadar hemoglobinnya menurun (62,9%). Kadar leukosit paling banyak

yaitu pasien dengan kadar leukosit normal (54,3%). Kadar trombosit paling banyak yaitu pasien dengan kadar trombosit normal (74,3%).

Berdasarkan penelitian ini diharapkan agar masyarakat selalu memperhatikan hal-hal yang berpengaruh terhadap kejadian demam tifoid pada pasien anak, seperti usia dan jenis kelamin serta karakteristik tingkat demam, kadar hemoglobin, leukosit, dan trombosit. Untuk peneliti lain dapat melakukan penelitian terkait demam tifoid dengan diteliti kembali variabel yang lain seperti diferensial leukosit untuk lebih mengakuratkan penelitian sebelumnya sehingga dapat memberikan hasil yang lebih sempurna. Hendaknya tenaga medis

dapat memberikan penyuluhan mengenai demam tifoid dalam rangka mengurangi angka kejadian demam tifoid di Palu.

F. DAFTAR PUSTAKA

1. Saraswati, N. A., Junaidi, A. R., Ulfa, M., 2012. Karakteristik tersangka demam tifoid pasien rawat inap di rumah sakit muhammadiyah Palembang periode tahun 2010. Syifa Medika [cited 2013 Des 12]; 3 (1): 2. 2. Abro, A. H., Abdou, A. M. S.,

Gangwani, J. L., Ustadi, A. M., Younis, N. J., Hussaini, H. S., 2009. Hematological and biochemical changes in typhoid fever. Pakistan Pilihan terapi empiris demam tifoid pada anak: kloramfenikol atau seftriakson? Sari Pediatri [cited 2013 Des 12]; 11(6): 434-35. Diakses dari: http://www.

saripediatri.idai.or.id/pdfile/11-6-9 4. Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah

(2012). Data surveilens provinsi Sulawesi Tengah tahun 2012. Palu: Dinas Kesehatan Sulawesi Tengah 5. Guyton, A. C. & Hall, J. E. (2008).

Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

(11)

40 Ni Putu Dea Pawitri Handayani & Diah Mutiarasari, Karakteristik Usia, Jenis Kelamin ... www.

lib.unnes.ac.id/18354/1/6450408002 7. Tamsuri, A. (2007). Tanda-tanda vital

suhu tubuh. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

8. Rampengan. (2008). Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

9. Kementerian Kesehatan. (2006).

Pedoman pengendalian demam tifoid.

Jakarta: Kemenkes

10. RSU Anutapura. (2009). Standar Pelayanan Medis RSU Anutapura. Palu: Rumah Sakit Umum Anutapura Palu

11. Pathak, R., Sharma, A., Khanal, A., 2010. Enteric fever with severe pancytopenia in a four year girls. Journal Nepal Medical Association [cited 2014 Jul 11]; 49(4): 314.

Diakses dari:

www.jnma.com.np/jnma/index.php/jn ma/article/viewFile/68/425

12. Getta, A. A., 2010. The Role of the Bone Marrow Study in Typhoid Fever with Pancytopenia. Zanco Journal Medical Science [cited 2014 Jul 11]; 14(3): 38. Diakses dari:

www.zjms-hmu.org/files/articles/230211034342 13. Arifin, S., Hartoyo, E., Srihandayani,

D., 2009. Hubungan tingkat demam

dengan hasil pemeriksaan

hematologi pada penderita demam tifoid. Jurnal Universitas Lambung Mangkurat [cited 2013 Okt 21];

1(1): 14. Diakses dari:

Gambar

Tabel 1. Proporsi Penderita Demam

Referensi

Dokumen terkait

Eritema multiforme adalah suatu penyakit mukokutan bersifat akut, self limiting yang lebih sering mengenai individu muda dan kurang pada dewasa dan

Saat pengguna menggunakan mobile application yang tidak berbayar dan setelahnya pengguna merasakan Perceived usefulness, Perceived Price, Personal Motivation,

Adapun hasil penelitian ini adalah (1) pada berita pendidikan dalam surat kabar Lombok Post Edisi Mei 2018 ditemukan 493 kasus kesalahan ejaan bahasa Indonesia, dengan

Mutta kyllä mä luulen, että, että tai et siinä on ehkä semmonen, että ne alueet, missä maahanmuuttajia on runsaasti, niin ne on tavallaan jo valmiiksi silleen niinku vähän

This study was aimed to carry out water- kefir fermentation for 27 hours to evaluate the affects of temperature on chemical properties changes of water-kefir

Conclusions: The finding that women and men with major depressive disorder demonstrated a similar therapeutic outcome after placebo administration suggests that gender is not

Citra vektor/gambar vektor merupakan gambar digitalyang berdasarkan persamaan matematis. Gambar Vektor terdiri dari penggabungan koordinat- koordinat titik menjadi

Dengan kata lain, partisipasi yang rendah dalam penyusunan anggaran akan mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja pimpinan dan bawahan pada organisasi yang mempunyai