• Tidak ada hasil yang ditemukan

Politik Hukum dan Partai Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Politik Hukum dan Partai Politik"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Politik hukum adalah aspek-aspek politis yang melatar-belakangi proses pembentukan hukum dan kebijakan suatu bidang tertentu, sekaligus juga akan sangat mempengaruhi kinerja lembaga-lembaga pemerintahan yang terkait dalam bidang tersebut dalam mengaplikasikan ketentuan-ketentuan produk hukum dan kebijakan, dan juga dalam menentukan kebijakankebijakan lembaga-lembaga tersebut dalam tataran praktis dan operasional.

Politik Hukum tidak terlepas dari realita sosial dan tradisional yang terdapat di negara kita, dan di lain pihak sebagai salah satu anggota masyarakat dunia, politik hukum Indonesia tidak terlepas pula dari realita dan politik hukum internasional. Politik hukum nasional itu tidaklah semata-mata ditentukan oleh apa yang kita cita-citakan saja, akan tetapi ikut ditentukan oleh perkembangan hukum di lain-lain negara, serta perkembangan hukum internasional. Didasarkan atas pengalaman sejarah bahwa dengan sistem multipartai yang juga ditandai oleh banyak asas dan ciri ternyata gagal dalam membina stabilitas politik, untuk membangun pemerintahan yang efektif dan karena itu gagal mengantarkan bangsa Indonesia pada kiprahnya pembangunan.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa perlu untuk memaparkan bagaimana kaitan antara politi hokum dan partai politik.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimanakah kaitan partai politik dan politik hukum di Indonesia? b. Bagaimana sistim mulipartai dalam masyarakat Indonesia?

(2)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Kaitan Partai Politik dengan Politik Hukum

Politik hukum mencakup kegiatan memilih nilai serta menerapkan nilai-nilai. Dan sejauh mana nilai-nilai ini terimplementasikan dari kinerja partai politik yang di antaranya mengakselerasi peraturan perundang-undangan sebagai salah satu output kinerja partai secara tidak langsung. Hal ini berkaitan dengan fungsi legislasi sebagai kausalitas lembaga perwakilan dan partai sebagai penopangnya.

Kegiatan-kegiatan legislasi dalam kenyataannya memang lebih banyak membuat keputusan-keputusan politik dibandingkan dengan menjalankan pekerjaan hukum sesungguhnya. Lebih-lebih pekerjaan-pekerjaan hukum itu dikaitkan dengan masalah prosedur, tampak jelas bahwa lembaga legislatif yang menetapkan produk hukum sebenarnya lebih dekat dengan politik daripada hukum itu sendiri

Hukum dan politik merupakan subsistem dalam sistem kemasyarakatan. Masing-masing melaksanakan fungsi tertentu untuk menggerakkan sistem kemasyarakatan secara keseluruhan. Secara garis besar hukum berfungsi melakukan social control, dispute settlement dan social engeneering atau inovation. Proses pembentukan undang-undang tersebut dapat dimasukkan ke dalam sistem hukum dan juga ke dalam sistem politik, karena undang-undang sebagai output merupakan formulasi yuridis dari kebijaksanaan politik dan proses pembentukannya sendiri digerakkan oleh proses politik.

2.2 Sistem Multipartai dalam Masyarakat Indonesia

Dampak dari sistim multipartai adalah kepentingan apa dan siapa yang diperjuangkan di parlemen dan pemerintahan. Kepentingan pertama yang diperjuangkan dalam sistim multipartai adalah kepentingan politik anggota. Dari sosiologi politik hal itu berarti urusan masyarakat, bangsa dan negara nomor dua.

MacIver, dengan mengutip pandangan Nicholas (penulis abad ke-15) mengatakan partai politik sebagai kendaraan politik paling utama dalam demokrasi

(3)

modern bermaksud untuk mengorganisasi pendapat masyarakat tentang negara dan memperjuangkannya melalui partai politik. Namun setelah mereka berada di parlemen, mereka sesungguhnya adalah wakil dari rakyat.

Nada pesimis tentang keampuhan regulasi politik mengatur kehidupan politik dalam tatananan budaya hukum, pernah diungkapkan oleh Daniel S. Lev, pengamat senior politik hukum Indonesia yang menyatakan bahwa politik tidak berjalan sesuai dengan aturan, tetapi berlangsung sesuai dengan aturan pengaruh, uang, keluarga, status sosial, dan kekuasaan militer.

(4)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kegiatan-kegiatan legislatif dalam kenyataannya memang lebih banyak membuat keputusan-keputusan politik dibandingkan dengan menjalankan pekerjaan hukum sesungguhnya. Lebih-lebih pekerjaan-pekerjaan hukum itu dikaitkan dengan masalah prosedur, tampak jelas bahwa lembaga legislatif yang menetapkan produk hukum sebenarnya lebih dekat dengan politik daripada hukum itu sendiri.

3.2 Saran

Seharusnya legislative menjalankan pekerjaan hukum sesungguhnya. Terutama dalam menetapkan produk hokum seharusnya legislative lebih mengarahkan pada kepentingan rakyat dari pada hanya kepentingan partainya.

Referensi

Dokumen terkait

Karena dengan media audio visual peserta didik tidak hanya mendengarkan uraian dari penjelasan guru tetapi peserta didik juga mengamati film- film pendek yang ditayangkan

Keterampilan menyimak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan anak autis dalam mendengarkan cerita tentang binatang yang terdapat pada materi

Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan agar peneliti lain yang akan melakukan penelitian dengan pembelajaran berbasis praktikum hendaknya melakukan

Fungsi dan penggunaan harf yang masuk pada isim Mengklarifikasi dan memberikan penguatan Berdiskusi dan mengerjakan latihan 1. Macam-macam harf yang masuk pada

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul

Pertama yang perlu diperhatikan adalah jumlah orang yang terlibat dalam komunikasi antarpribadi selalu dua sampai empat orang (Liliweri, 1997: 16). Dalam adat istiadat

Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama atau tertinggi alternative strategis adalah “Telkomsel” dengan nilai bobot 0,239

Aliran pemikiran Islam yang kedua yang menyumbang pada ideologi Negara Islam dikenal sebagai Salafisme, sebuah gerakan teologis terutama dalam Islam Sunni yang berkaitan