• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partai Politik: Studi Deskriptif Proses Pendirian Partai Solidaritas Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Partai Politik: Studi Deskriptif Proses Pendirian Partai Solidaritas Indonesia"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Partai politik memunyai posisi dan peranan yang sangat penting dalam

setiap negara yang menerapkan sistem demokrasi. Partai politik memainkan peran

penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan

warga negara. Partai politik merupakan salah satu bentuk pelembagaan sebagai

wujud ekspresi ide-ide, pikiran-pikiran, pandangan, dan keyakinan bebas dalam

masyarakat demokratis. Di samping partai politik, bentuk ekspresi lainnya juga

terwujud dalam bentuk kebebasan pers, kebebasan berkumpul, ataupun kebebasan

berserikat melalui organisasi-organisasi non-partai politik seperti lembaga

swadaya masyarakat, organisasi-organisasi kemasyarakatan, organisasi non

pemerintah, dan lain sebagainya. Reformasi pasca orde baru telah menghidupkan

kembali demokrasi, pertumbuhan partai politik pada masa ini tidak terhindarkan

lagi sebab partai politik merupakan pilar dari demokrasi yang harus ada di dalam

suatu negara modern.

Di Indonesia, eksistensi partai politik mulai bergeliat kembali sejak

bergulirnya reformasi pada tahun 1998, dimulailah geliat politik di Indonesia yang

ditandai dengan munculnya partai‐partai politik baru di Indonesia yang mana hal

tersebut adalah hal yang tidak mungkin dilakukan pada masa Orde Baru. Hal

tersebut menyebabkan Pemilu 1999 diikuti oleh 48 peserta partai politik. Di satu

sisi, hal ini merupakan euforia demokrasi, di sisi lain timbul kebingungan publik

akan preferensi politiknya. Publik yang telah terbiasa diarahkan pada partai politik

(2)

sedemikian banyaknya pilihan partai politik. Tampil sebagai pemenang pada saat

itu adalah PDI‐Perjuangan dengan 33,74% suara.1

Pada tahun 2004, publik dihadapkan dengan masalah yang sama.

Kebingungan akan menentukan preferensi politiknya. Walaupun pada Pemilu

Legislatif kali ini jumlah partai politik peserta menurun hingga 50%, menjadi

tinggal 24 partai peserta. Namun publik tetap dibingungkan oleh

kesamaan‐kesamaan platform pada partai‐partai tersebut. Di tahun yang sama,

publik mengikuti pemilihan presiden secara langsung, babak baru demokrasi di

Indonesia yang selama ini presidennya dipilih melalui Majelis Permusyawaratan

Rakyat. Pada Pemilu Legislatif 2004 tersebut, Partai Golkar tampil menjadi

pemenang dengan 21,58% suara yang diikuti oleh PDI‐Perjuangan dengan

18,53% suara dan Partai Kebangkitan Bangsa dengan 10,57% suara. Partai

Demokrat sendiri yang mengusung pasangan SBY‐JK sebagai capres‐

cawapresnya (yang kemudian menang) hanya menempati urutan ke‐5 dengan

perolehan 7,45% suara. Kemenangan pasangan SBY‐JK merupakan hal yang sulit

dicapai jika pemilihan presiden tidak dilakukan secara langsung.

Reformasi membawa tiga perubahan mendasar dalam sistem pemilihan

umum di Indonesia. Pertama; kembalinya sistem multi‐partai seperti tahun 1955

dari sebelumnya hanya tripartai di masa Orde Baru. Kedua; mulai tahun 2004

dilakukan dua kali yaitu untuk memilih wakil‐ wakil rakyat melalui Pemilu

Legislatif dan selanjutnya Pemilu Presiden secara langsung. Ketiga; sesuai dengan

PP No.6 tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan pengangkatan dan

1

(3)

pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah) maka dilangsungkanlah

Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala Daerah) sesuai dengan yang diamanatkan

oleh UU No.32 tahun 2004.2

Pada Pemilu Legislatif 2009 lalu, tercatat 44 partai mengikuti pemilu

tersebut yang dimenangkan oleh Partai Demokrat dengan merebut 20,85% dari

suara yang dianggap sah. Hal tersebut mengubah peta perpolitikan di Indonesia, di

mana Partai Demokrat adalah partai yang lahir pada masa reformasi. Partai Golkar

dan PDI‐Perjuangan yang menempati urutan ke‐2 dan ke‐3 merupakan partai yang

lahir dan besar pada masa Orde Baru.3

Selanjutnya pada pemilu 2014, ini akan menjadi pemilihan umum anggota

DPR, DPD, dan DPRD langsung ketiga di Indonesia. Perubahan peraturan Dalam

undang-undang pemilihan umum terbaru yaitu UU Nomor 8 TahunTahun 2012,

ambang batas parlemen untuk DPR ditetapkan sebesar 3,5%, naik dari Pemilu

2009 yang sebesar 2,5%. Peserta Pada tanggal 7 September 2012, Komisi

Pemilihan Umum mengumumkan daftar 46 partai politik yang telah mendaftarkan

diri untuk mengikuti Pemilu 2014, dimana beberapa partai diantaranya merupakan

partai politik yang baru pertama kali mengikuti pemilu ataupun baru mengganti

namanya.Sembilan partai lainnya merupakan peserta Pemilu 2009 yang berhasil

mendapatkan kursi di DPR periode 2009-2014. Padatanggal 10 September 2012,

KPU meloloskan 34 partai yang memenuhi syarat pendaftaran minimal 17 buah

dokumen. Selanjutnya pada tanggal 28 Oktober 2012, KPU mengumumkan 16

partai yang lolos verifikasi administrasi dan akan menjalani verifikasi faktual.

2

Ibid, Hal; 192

3

(4)

Pada perkembangannya, sesuai dengan keputusan Dewan Kehormatan

Penyelenggara Pemilihan Umum, verifikasi faktual juga dilakukan terhadap 18

partai yang tidak lolos verifikasi administrasi. Hasil dari verifikasi faktual ini

ditetapkan pada tanggal 8 Januari 2013, dimana KPU mengumumkan 10 partai

sebagai peserta Pemilu 2014.4 Pemenang pemilu pada tahun 2014 ini adalah PDIP

dengan persentase suara sah 18,95%, Partai Golkar 14,75% dan di posisi 3 yaitu

Partia Gerindra 11,81%. serta presiden dan wakil presiden yang terpilih dari

pemilu 2014 yakni Jokowi dengan Jusuf Kalla yang berasal dari Koalisi Partai

PDIP, PKB, Parati NASDEM, Partai HANURA dan PKPI.5 Dari beberapa pemilu

pasca reformasi dapat dilihat bahwa tidak ada lagi partai politik yang benar-benar

dominan seperti yang terjadi pada masa Orde Baru.

Menjelang pemilu 2019 nanti sudah bermunculan partai-partai politik baru

yang ingin bersaing. Pada Selasa, 24 Mei 2016 lalu Kementerian Hukum dan

HAM resmi membuka pendaftaran partai politik berbadan hukum calon peserta

Pemilihan Umum 2019. Di hari tersebut ada 6 partai politik yang mendaftar,

yaitu: Partai Rakyat, Partai Pribumi, Partai Idaman, Partai Indonesia Kerja, Partai

Beringin Karya, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Keenam partai tersebut

tentu punya program dan visi misi masing-masing yang membedakan dengan

partai politik yang lain. Sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Partai Politik, agar lolos verifikasi badan hukum maka partai politik harus

memiliki kepengurusan pada setiap provinsi, dan paling sedikit 75 persen dari

4Ferdy Setiawan. 2013. „‟Pemilihan Umum 2014”. (blog Online). Dikutip melalui

http://ferdy-kreasiku.blogspot.co.id/2013/10/pemilihan-umum-2014.html Pada tanggal 20-4-2017; 15:25 WIB

5Komisi Pemilhan Umum Republik Indonesia ( KPU RI). “Hasil Rekapitulasi Suara Nasional”.

(5)

jumlah kabupaten/kota yang bersangkutan. Selain itu, paling sedikit 50 persen dari

jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan. Partai Solidaritas

Indonesia (PSI) menjadi satu-satunya partai politik yang lolos dalam verifikasi

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) 2016. Ada enam

parpol yang mengikuti proses verifikasi tersebut, namun hanya PSI yang lolos,

tepatnya pada 7 Oktober 2016.6

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) sebagai sebuah partai politik,

menawarkan kebaruan dalam politik Indonesia dengan kepengurusan yang

umurnya di bawah 45 tahun dan belum pernah menjadi anggota partai politik

mana pun sebelumnya. Artinya, PSI menginginkan anak-anak muda yang

benar-benar baru di dalam dunia politik. Di samping itu, PSI juga menggunakan

istilah-istilah anak muda dalam setiap kegiatannya seperti “Kopi Darat Nasional” yang

merujuk pada istilah Musyawarah Nasional yang kerap digunakan partai politik

lain, seperti PDI Perjuangan, Golkar, dan partai politik lainnya.

Kepengurusan yang lengkap di seluruh wilayah Indonesia hanyalah

segelintir tantangan partai politik dan tentu belum cukup untuk bertarung dengan

partai politik lain. Partai politik harus punya identitas dalam menghadapi pemilu.

Kita tahu pemilih di Indonesia kini semakin cerdas dan semakin rasional.

Identitas merupakan hal yang sangat penting dalam memperkenalkan

sebuah partai politik ke masyarakat. Visi-misi, ideologi, dan program partai yang

6Republika.co.id. 2016.“Ini Satu

(6)

pro-rakyat menjadi sebuah keharusan di era reformasi ini demi memenangkan hati

masyarakat.

Partai Solidaritas Indonesia yang didirikan pada 15 November 2015 lalu

menawarkan trilogi perjuangan PSI: Menebar Kebajikan, Merawat Keragaman,

dan Mengukuhkan Solidaritas. Hal yang menjadi identitas PSI adalah menjaga

keragaman. “Tidak dapat dipungkiri, permasalahan yang paling utama bangsa ini,

di samping krisis ekonomi dan korupsi, adalah krisis keragaman.” (Kutipan Pidato

Ketua Umum PSI Grace Natalie, Kopdarnas, Jakarta, 16 November 2015).7

I.2. Perumusan Masalah

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menjadi satu-satunya partai politik yang

lolos dalam verifikasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

(Kemenkumham) 2016 sesuai Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Partai Politik. Selain telah lolos dari verifikasi yang telah ditentukan, agar sautu

partai politik dapat memenangkan pemilu maka partai politik tersebut harus dapat

membuat pemilih berpihak dan memberikan suaranya. Hal tersebut membutuhkan

metode tertentu untuk memperoleh dukungan yang luas dari pemilih. Masalah

yang dihadapi adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang merupakan partai

politik baru. Partai Solidaritas Indonesia muncul untuk memberikan nuansa baru

dalam perpolitikan Indonesia, Sesuai dengan ideologi partai bahwa harusnya

muncul generasi-generasi baru dalam menciptakan iklim politik yang lebih segar

maka PSI berani untuk merekrut anggota-anggota baru di setiap daerahnya untuk

7Anwar Saragih. 2016. “PSI, Anak Muda, dan Keragaman” (artikel online). Dikut

ip dari

(7)

memberikan pengalaman baru terhadap orang-orang yang belum memiliki partai

sebelumnya. Generasi baru tersebut diharapakan untuk memunculkan generasi

milenial baru yang bisa dipercaya, berintegritas, peduli kepada rakyat, dan

kompeten. Kepemimpinan PSI bertumpu pada prinsip kepemimpinan demokarasi

yang realistik, yakni poliarki atau kemimpinanan oleh banyak orang. Ketua partai

tidak diberi insentif untuk menjadi pemimpin nasional demi menghindari

politisasi partai untuk kepentingan ketua partai.8

Selama setahun lebih Partai Solidaritas Indonesia melakukan perekrutan

anggota-anggota baru baik di tiap provinsi maunpun tingkat kabupaten kota.

Setelah diadakannya Kopdarnas (Kopi Darat Nasional) pada bulan November

2015. Partai PSI mulai melakukan konsolidasi kepada tiap-tiap dewan pengurus

provinsi dalam upaya memberikan arahan kepada tiap-tiap kepengurusan di tiap

daerah agar kemudian melakukan tanggung jawabnya dengan merekrut

anggota-anggota baru di tiap-tiap kabupaten/kota sehingga mampu lolos verifikasi yang

telah ditentukan oleh Kemntrian Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan syarat

75% dari jumlah kabupaten/ kota yang bersangkutan dan memenuhi 50% dari

jumlah dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota. Pada tanggal 1-15 Agustus

2016 Kemenhunkam melakukan verifikasi admistrasi dan faktual tahap pertama

dan kemudian dilakukan verifikasi keabsahan dokumen pada tahap kedua pada

tanggal 18 Agustus-23 Sepetember 2016, PSI menjadi satu-satunya partai yang

8PSI.id. 2016. “Cita

(8)

lolos dari verifikasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia dari 6 Partai

yang mencalonkan diri.9

I.3. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan uraian tersebut pertanyaan yang muncul bagaimana strategi

Partai Solidaritas Indonesia dalam menghadapi proses verifikasi administrasi dan

faktual serta verifikasi keabsahan dokumen dari Kementrian Hukum dan HAM

sebagai syarat untuk menjadi sebuah partai politik?

I.4. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian antara lain:

1. Mendeskripsikan profil Partai Solidaritas Indonesi , Latar Belakang,

Visi & Misi dan Platform Partai Solidaritas Indonesia.

2. Menganalisis strategi Partai Solidaritas Indonesia dalam menghadapi

proses verifikasi administrasi dan faktual serta verifikasi keabsahan

dokumen dari Kementerian Hukum dan HAM.

9Vivanews. 2016. “Dari Lima Partai B

(9)

I.5. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan mampu memberikan manfaat, khususnya

untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Maka manfaat yang diharapkan dari

penelitian ini dari penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan untuk

memperkaya analisis teori di bidang ilmu sosial dan ilmu politik,

khususnya dalam studi Partai Politik.

2. Manfaat Keilmuan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti yang

lain untuk memahami politik khususnya terkait pada partai politik atau

kelembagaan politik.

3. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran

tentang strategi dalam mendirikan sebuah Partai politik

I.6. Kerangka Teori

I.6.1. Teori Partai Politik

Secara umum, dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu organisasi

yang terdiri dari sekelompok orang yang memiliki cita-cita, tujuan, dan orientasi

politik yang sama. Dalam partai politik, mereka berusaha memperoleh kekuasaan,

(10)

sebagai basis dalam merealisir atau melaksanakan program-program yang telah

ditetapkan. Menurut Budiarjo, partai politik adalah suatu kelompok terorganisir

yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai, dan cita-cita yang sama.10

Sartori mendefinisikan partai politik adalah satu kelompok politik yang mengikuti

Pemilu dan melalui Pemilu itu mampu menempatkan calonnya untuk

mendudukijabatan publik.11 Sementara itu, Carl J. Friedrich menyatakan bahwa

partai politik adalah kelompok orang yang terorganisir secara stabil dengan tujuan

merebut atau mempertahankan penguasaan terhadap pemerintahan bagi pemimpin

partainya dan berdasarkan penguasaan ini memberikan kemanfaatan ideal maupun

material kepada anggota partainya.12 Pengertian tersebut menunjukkan partai

politik pada dasarnya terdiri dari sekelompok orang dengan cita-cita dan orientasi

politik yang serupa, memiliki tujuan merebut dan mempertahankan kekuasaan,

dan berusaha untuk mengontrol jalannya pemerintahan demi kepentingan anggota

partainya.

Di Indonesia, pengertian partai politik dapat ditemukan dalam UU No. 2/

2008 tentang Partai Politik, yaitu organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk

oleh sekelompok warga negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan

kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik

anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keuntungan Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa

setiap kelompok masyarakat yang ingin mendirikan partai politik baru harus

10

MiriamBudiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 1998, hal 160.

11

Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia, 2008, hal 404.

12

(11)

selalu mempertimbangkan persyaratan pokok yang termuat dalam pengertian dari

partai politik dalam konteks perpolitikan nasional tersebut, khususnya tentang

dasar pembentukan partai politik.

Untuk memahami partai politik, La Palombara dan Weiner mengatakan

bahwa partai politik memiliki empat karakteristik yang menjadi ciri khas partai

politik, yaitu:13

a. Organisasi jangka panjang. Partai politik memiliki organisasi yang bersifat

jangka panjang. Diharapkan organisasi ini dapat terus hadir dalam arena

politik walau pendirinya sudah tidak ada lagi. Partai politik bukan hanya

gabungan dari para pendukung yang setia dengan pemimpin kharismatik.

Partai politik hanya akan berfungsi dengan baik sebagai organisasi bila ada

sistem dan prosedur yang mengatur aktivitas organisasi, dan ada sebuah

mekanisme suksesi yang stabil yang mampu menjamin keberlangsungan

partai politik untuk jangka waktu yang lama.

b. Struktur organisasi. Partai politik hanya akan dapat menjalankan fungsi

politiknya apabila didukung oleh struktur organisasi, mulai dari tingkat

lokal sampai nasional, dan ada pola interaksi teratur di antara keduanya.

Partai politik kemudian dilihat sebagai organisasi yang meliputi wilayah

teritorial tertentu serta dikelola secara prosedural dan sistematis. Struktur

organisasi partai politik yang sistematis dapat menjamin aliran informasi

dari bawah ke atas maupun dari atas ke bawah, sehingga ke depannya akan

13

(12)

meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan fungsi kontrol dan

koordinasi internal partai.

c. Tujuan berkuasa. Partai politik didirikan untuk mendapatkan sekaligus

mempertahankan kekuasaan, baik lokal maupun nasional. Tujuan berkuasa

inilah yang membedakan antara partai politik dengan organisasi lain yang

terdapat dalam masyarakat.

d. Dukungan publik luas. Partai politik bertujuan memperoleh dukungan

yang luas dari masyarakat dalam rangka mencapai kekuasaan.

Dukunganini menjadi sumber legitimasi untuk berkuasa, yang berarti

bahwa partai politik harus mampu memobilisasi sebanyak mungkin

elemen masyarakat dan akhirnya mereka menerima eksistensi kekuatan

politik tersebut dalam kehidupan mereka. Semakin besar dukungan publik

yang didapatkan oleh partai politik, semakin besar pula legitimasi yang

diperolehnya.

Penjelasan tersebut menunjukkan bahwa partai politik memang merupakan

organisasi yang berbeda dari organisasi yang lain, karena fokus utama organisasi

ini adalah berjuang untuk bisa eksis dalam periode waktu lama, memiliki struktur

organisasi yang kuat dari pusat sampai daerah, berusaha mendapatkan kekuasaan,

dan membangun legitimasinya dengan melakukan mobilisasi dukungan publik

yang luas di arena politik. Jika keempat karakteristik tersebut melekat pada partai

(13)

I.6.1.1. Fungsi Partai Politik

Dalam kehidupan politik kenegaraan modern, kehadiran partai politik pada

awalnya menjadi unsur pendukung pembentukan sistem demokrasi, serta proses

demokratisasi yang berlangsung di dalamnya. Idealnya, kehadiran partai politik di

suatu negara dapat mendukung berlangsungnya proses sosialisasi dan pendidikan

politik, yang memungkinkan terciptanya perpolitikan nasional yang demokratis.

Mengingat partai politik adalah sekelompok orang dengan cita-cita dan orientasi

politik yang berbeda, bahkan berlawanan satu sama lain, interaksi politik di antara

partai-partai politik di negara yang bersangkutan perlu diatur sedemikian rupa,

sehingga banyaknya jumlah partai politik yang berdiri tidak memunculkan

konflikdan perpecahan di kalangan masyarakat, yang umum di dalam model

demokrasi parlementer dalam masyarakat yang majemuk dan belum dewasa

secara politik. Kondisi ini tentunya akan berakibat buruk pada proses

demokratisasi.

Menurut Cheppy Haricahyono, partai politik mempunyai beberapa fungsi

utama sebagai berikut:

a. Sarana komunikasi politik, yaitu sebagai jembatan arus informasi

antara orang yang memerintah (pemerintah) dan orang yang

diperintah (rakyat).

b. Sarana sosialisasi politik, yaitu proses dimana seseorang

memperoleh pandangan, orientasi, dan nilai-nilai kemasyarakatan

dimana ia berada dan mewariskan nilai-nilai sosial tadi ke generasi

(14)

c. Sarana rekruitmen politik, yaitu proses mencari dan mengajak

anggota baru untuk ikut dalam proses politik.

d. Sarana pengatur konflik, yaitu mengatasi konflik yang disebabkan

oleh perbedaan sosial dan budaya di masyarakat agar dampak

negatif dapat diminimalisir sekecil mungkin.

e. Pembinaan dan pengembangan integritas sosial, yaitu sebagai

perekat dari berbagai corak daerah, golongan dan budaya agar

mempunyai pandangan hidup yang menjadi satu bangsa.

Menurut Budiarjo, ada beberapa fungsi yang harus dimaksimalisasi dari

sebuah partai politik, yaitu:14

a. Partai politik berfungsi sebagai sarana komunikasi politik. Dalam

hal ini, partai politik merumuskan usulan-usulan kebijakan yang

bertumpu padaaspirasi dari masyarakat. Rumusan ini kemudian

diartikulasikan kepada pemerintah agar bisa dijadikan sebagai

kebijakan. Proses ini menunjukkan bahwa komunikasi

antarpemerintah dengan masyarakat dapar dijembatani partai

politik. Bagi partai politik, mengartikulasikasi aspirasi rakyat

adalah kewajiban yang tidak dapat dielakkan, terutama bila partai

politik tersebut ingin tetap eksis dalam kancah politik nasional.

Selain itu, partai politik berfungsi untuk memperbincangkan dan

menyebarluaskan rencana serta kebijakan pemerintah, sehingga

terjadi arus informasi serta dialog dari atas ke bawah dan dari

14

(15)

bawah ke atas. Di sini, partai politik memainkan peran sebagai

penghubung antara pemerintah dan masyarakat.

b. Partai politik berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan pendidikan

politik. Dalam hal ini, partai politik berkewajiban untuk

mensosialisasikan wacana politiknya kepada masyarakat. Wacana

politik partai politik dapat dilihat melalui visi, misi, platform dan

program partai tersebut. Dengan sosialisasi wacana politik ini

diharapkan masyarakat menjadi semakin dewasa dan terdidik

dalam politik. Sosialisasi dan pendidikan politik ini memposisikan

masyarakat sebagai subyek, tidak lagi sebagai obyek. Selain itu,

sosialisasi politik juga mencakup proses masyarakat

menyampaikan norma dan nilainilai dari satu generasi kegenerasi

berikutnya. Dalam hubungan ini partai politik berfungsi sebagai

salah satu sarana sosialisasi politik. Dalam usaha menguasai

pemeritah melalui kemenangan dalam pemilu, partai politik harus

memperoleh dukungan seluas mungkin. Untuk itu partai berusaha

menciptakan citra bahwa ia memperjuangkan kepentingan

umum.Selainmenanamkan solidaritas dengan partai, partai politik

juga perlu mendidik anggotanya menjadi manusia yang sadar

tanggungjawabnya sebagai warga negara dan menempatkan

kepentingannya di bawah kepentingan nasional.

c. Partai politik, berfungsi sebagai sarana rekruitmen politik. Partai

politik berkewajiban melakukan seleksi dan rekruitmen dalam

(16)

politik, dimungkinkan terjadi rotasi dan mobilitas politik. Tanpa

rotasi dan mobilitas politik pada sistem politik, maka akan muncul

diktatorisme dan stagnasi politik di dalamnya.

d. Partai politik berfungsi sebagai sarana peredam dan pengatur

konflik. Dengan fungsi sebagai penyerap aspirasi masyarakat,

partai politik harus peka dan tanggap terhadap potensi konflik yang

ada dalam masyarakat. Karena partai politik cenderung inklusif,

menjadi kewajiban partai politik untuk meredam dan mengatur

potensi konflik tersebut agar tidak meledak menjadi sebuah

kerusuhan.

Di Indonesia, fungsi partai politik dijelaskan dalam ketentuan Pasal 11 UU

No. 2/2008 tentang Partai Politik sebagai berikut:

a. Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi

warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya

dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Penciptaan iklim yang kondusif bagi persatuan dan kesatuan

bangsa Indonesia untuk kesejahteraan masyarakat.

c. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat

dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan negara.

d. Partisipasi warga negara Indonesia.

e. Rekrutmen politik dalam pengisian jabatan politik melalui

mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan

(17)

Beberapa hal tersebut sangat penting dilaksanakan partai politik. Jika

partai politik tidak berhasil menjalankan fungsi-fungsi dasarnya, maka proses

demokratisasi dalam suatu negara tidak akan berjalan dengan baik.

I.6.1.2 Studi Terdahulu

Ada beberapa penelitian yang relevan untuk dijadikan rujukan dalam

penelitian ini. Pertama, penelitian Pelaksanaan Verifikasi Partai Politik Peserta

Pemilu Tingkat Provinsi Di Sumatera Barat Dalam Pemilihan Umum Periode

2009-2014 oleh Riendy Rudagi. Penulis menjelaskan bagaimana proses verifikasi

partai politik oleh komisi pemilihan umum provinsi Sumatera Barat tahun 2009

dan apa saja kendala yang dihadapi KPU Sumatera Barat dalam proses verifikasi.

Penulis menggunakan metode yuridis sosiologis yaitu, pembahasan yang

dititikberatkan pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku serta melihat

bagaimana pelaksanaannya dilapangan kemudia dianalisis secara kualitatif dan

dipaparkan secara deskriptif. Dari hasil penelitian, penulis berkesimpulan bahawa

keberadaan dan kepengurusan sebuah partai politik di Provinsi Sumatera Barat

belum menjalankan secara baik dan benar fungsi dari partai politik tersebut,

dengan keberadaan kantor dan kepengurusan yang tidak benar atau tidak lolos

verifikasi bagaimana tujuan sebuah partai politik itu mewakili kepentingan politik

anggota, masyarakat, bangsa dan negara.15

15

(18)

Studi yang kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah studi yang

ditulis oleh Nanda Harda (2015) yang berjudul Anak Muda dan Partai Politik

(Studi mengenai latar belakang dan strategi anak muda untuk bertahan serta

membangun karir politik di dalam partai PDI-P dan PKB pada Pemilu Legislatif

2014) dalam penilitian ini penulis menjelaskan Hubungan antara anak muda dan

partai politik saling membutuhkan satu sama lain. Partai memerlukan anak muda

dalam proses regenerasi sekaligus pengumpul suara dan massa. Sementara anak

muda membutuhkan partai politik sebagai wadah berekspresi sekaligus

meningkatkan karir politik mereka di masa depan. Oleh sebab itu tidak sedikit

pula anak muda yang berpartisipasi dengan cara bergabung langsung di partai

politik. Mereka berusaha untuk membangun trajektori fase perjalanan hidupnya

dengan bergabung di partai. Begitu pula yang terjadi di Kota Malang, dimana dua

partai besar yakni PDI-P dan PKB memiliki beberapa kader muda yang

berpartisipasi langsung di dalamnya.16

Tujuan penelitian kali ini untuk melihat latar belakang anak muda

bergabung di PDI-P dan PKB. Selain itu juga melihat strategi yang mereka

gunakan selama kampanye pemilu legislatif 2014 sebagai bagian wujud

pertahanan mereka di partai. Dalam penelitian ini juga berusaha mengkaji sisi lain

dalam partai yakni kuasa simbolik yang terdapat dalam tubuh partai baik PDI-P

maupun PKB kepada kader-kader muda. Kajian ini menggunakan metode

kualitatif dengan pendekatan biografis untuk melihat fenomena tersebut. Melalui

pendekatan biografis diharapkan dapat membedah dan menganalisa narasi

16

(19)

perjalanan kader muda PDI-P dan PKB selama berpartisipasi dan mengikuti

pemilu legislatif 2014. Selain itu melalui penggunaan metode ini juga diharapkan

dapat membedah situasi dinamika kehidupan kader muda dengan lingkungan

sosial di sekitarnya. Penelitian yang mengambil 8 orang informan utama ini

berusaha untuk menelaah narasi yang diceritakan oleh kader-kader muda dengan

menggunakan konsep strategi Pierre Bourdieu.

Berdasarkan data yang diolah dari narasi para informan didapatkan strategi

yang berbeda beda untuk bertahan ataupun meraih posisi di PDI-P dan PKB. Data

narasi yang dijabarkan oleh para informan ditelaah menggunakan konsep modal,

habitus, dan ranah dalam melihat strategi mereka selama masa pemilu legislatif

2014. Selain melihat strategi yang kader muda gunakan di PDI-P dan PKB, juga

didapatkan data bagaimana mereka berada dalam kuasa simbolik kader dan elit

senior yang dominan di partai. Posisi anak muda yang relatif rendah membuat

mereka hanya menjadi sekedar penggembira yang diberdayakan untuk

mengumpulkan suara partai. Para kader muda tersebut seakan mengalami

kekerasan simbolik di tengah keinginan dan strategi mereka untuk tetap bertahan

sekaligus memantapkan posisi di partai, baik PDI-P maupun PKB.

Selanjutnya studi yang relevan terhadap penelitian ini adalah penelitian

Pembentukan Partai Politik Menurut Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011

Tentang Partai Politik oleh Fadli. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

bagaimanakah pembentukan partai politik menurut undang-undang nomor 2 tahun

2011 tentang partai politik dan mengetahui bagaimana verifikasi partai politik

(20)

dilaksanakan di Kanwil Hukum dan Ham Makassar yang merupakan perwakilan

dari kementrian hukum dan ham tempat partai politik baru mendaftarkan diri

untuk menjadi badan hukum tentunya untuk mengikuti pemilihan umum

sementara metode penelitian yang digunakan yaitu teknik pustaka. Dari hasil

penelitian disimpulkan bahwa (1) Syarat-syarat pendirian partai politik

berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik yaitu:

Partai Politik didirikan dan dibentuk oleh paling sedikit 30 (tiga puluh) orang

warga negara Indonesia yang telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau sudah

menikah dari setiap provinsi, Pendiri dan pengurus Partai Politik dilarang

merangkap sebagai anggota Partai Politik lain, Pendirian dan pembentukan Partai

Politik menyertakan 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan, Akta

notaris harus memuat AD dan ART serta kepengurusan Partai Politik tingkat

pusat, dan Kepengurusan Partai Politik tingkat pusat disusun dengan menyertakan

paling sedikit 30% (tiga puluh perseratus) keterwakilan perempuan. (2) Proses

verifikasi Partai Politik untuk memperoleh badan hukum yaitu di tingkat

kecamatan, semua pengurus ditingkat kecamatan akan melaporkan diri dengan

membawa susunan kepenguruan yang terdiri atas Ketua, Sekretaris, dan

Bendahara 3 orang dan membawa surat keterangan lurah atas domisili kantor dan

surat keterangan yang sah terkait status kantor. Camat akan mengeluarkan

keterangan soal laporan ini, di tingkat kabupaten, pengurus partai politik

kabupaten akan membawa semua Surat Keterangan Camat (50 persen dari jumlah

yang ada pada kabupaten tersebut) ke kantor kesbang Kabupaten. Termasuk

pengurusan parpol kabupaten. Bupati atau pejabat yang disepakati akan

(21)

melakukan hal yang telah dilakukan ditingkat kabupaten, dan Terakhir pengurus

DPP akan membawa semua dokumen dari daerah ke Kementrian Hukum dan

Ham beserta dokumen yang disyaratkan dalam Undang-Undang.17

I.7. Kerangka Operasional Pendirian Partai Politik

Eksistensi partai politik di arena politik merupakan representasi ekspresi

kebebasan berorganisasi untuk mencapai kekuasaan dengan melakukan mobilisasi

kekuatan di antara kelompok-kelompok kepentingan maupun penekan yang ada di

tengah masyarakat. Namun, partai politik harus memiliki badan hukum apabila

ingin terlibat menjadi salah satu kontestan yang sah dalam mekanisme perebutan

kekuasaan di suatu negara. Di negara demokratis, mekanisme perebutan kekuasan

itu adalah pemilu. Artinya, untuk dapat menjadi salah satu peserta pemilu, partai

politik, baik lama maupun baru, harus didirikan secara resmi dan telah memenuhi

persyaratan administratif berupa kepengurusan dan kantor yang tetap serta

mempunyai dukungan yang kuat dan luas dari masyarakat untuk menjadi badan

hukum publik dan dapat bertindak sebagai badan yang transparan kepada publik.

Di Indonesia, partai politik juga harus didirikan secara resmi dan menjadi

badan hukum yang nantinya sah menjadi salah satu peserta pemilu. Pasal 3 UU

No. 2/2011 tentang Partai Politik menjelaskan:

a. Partai politik harus didaftarkan ke Kementerian untuk menjadi badan

hukum.

17

(22)

b. Untuk menjadi badan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Partai

politik harus mempunyai:

1. Akta notaris pendirian partai politik.

2. Nama, lambang atau tanda gambar yang tidak mempunyai

persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya dengan nama,

lambang atau tanda gambar yang telah dipakai secara sah oleh

Partai Politik lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Kepengurusan pasa setiap provinsi paling sedikit 75% (tujuh puluh

lima perseratus) dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang

bersangkutan dan paling sedikit 50% (lima puluh perseratus) dari

jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan

4. Kantor tetap pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota

sampai tahapan terakhir pemilihan umum

5. Rekening atas nama partai politik.

Status badan hukum partai politik diperoleh melalui sebuah mekanisme

yang diatur dalam Pasal 4 UU No. 2/2011 tentang Partai Politik.

a. Kementerian menerima pendaftaran dan melakukan penelitian dan/atau

verifikasi kelengkapan dan kebenaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal

2 dan Pasal 3 ayat (2).

b. Penelitian dan/atau verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan paling lama 45 hari sejak diterimanya dokumen persyaratan

(23)

c. Pengesahan partai politik menjadi badan hukum dilakukan dengan

Keputusan Menteri paling lama 15 hari sejak berakhirnya proses penelitian

dan/atau verifikasi.

d. Keputusan Menteri mengenai pengesahan partai politik sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) diumumkan dalam Berita Negara Republik

Indonesia.

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 37

tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Pendirian Badan Hukum, Perubahan

Anggaran Dasar Dan Anggaran Rumah Tangga, Serta Pergantian Kepengurusan

Partai Politik dalam pasal 3 dijelaskan tentang tata cara pendaftaran partai politik:

1. Permohonan pendaftaran partai politik diajukan kepada Menteri oleh

ketua umum dan sekretaris jendral atau sebutan lain pada

kepengurusan partai politik.

2. Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

mengisi formulir yang paling sedikit memuat:

a. nama pemohon/kuasanya;

b. waktu dan tanggal permohonan;

c. nama partai politik;

d. nama pengurus/pimpinan pusat partai politik; dan

e. alamat tetap sekretariat Partai Politik.

3. Selain mengisi formulir sebagaimana dimaksud pada ayat (2),

pemohon juga harus melampirkan dokumen:

(24)

b. nama, lambang, atau tanda gambar Partai Politik sebanyak 2

rangkap asli dan 5 rangkap fotokopi;

c. daftar kepengurusan pada tingkat provinsi dan tingkat

kabupaten/kota disertai dengan fotokopi kartu tanta penduduk yang

telah dilegalisir oleh pejabat yang berwenang;

d. surat keterangan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik provinsi

dan surat keterangan dari Bbadan Kesatuan Bangsa dan Politik

kabpaten/kota yang menyatakan kepengurusan tersebut telah

dilaporkan keberadaannya;

e. surat keterangan domisili kantor Partai Politik baik yang berada di

tingkat pusat, ptovinsi, dan kabupaten/kota yang diterbitkan oleh

Lurah/Kepala desa atau dengan nama lainnya;

f. bukti sah status kantor berupa sertifikat, perjanjian sewa menyewa,

perjanjian pinjam pakai, atau perjanjian lain yang berlaku sampai

dengan tahapan pemilihan umur terakhir;

g. surat pernyataan dari pendiri atau pengurus Partai Politik yang

menyatakan bahwa yang bersangkutan benar sebagai pendiri atau

pengurus Partai Politik dan tidak menjadi pendiri, pengurus, atau

anggota dari Partai Politik lain;

h. surat keterangan dari bank yang membuktikan rekening Partai

Politik; dan

i. bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak.

4. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menjadi milik negara

(25)

5. Permohonan yang telah diajukan kepada Menteri sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) tidak dapat ditarik kembali.

Dengan menjadi badan hukum, partai politik dapat berkontestasi di arena

politik untuk berjuang meraih kekuasaan. Tanpa ada status badan hukum, partai

politik tidak dapat menjadi salah satu peserta pemilu. Diharapkan dengan status

badan hukum yang jelas, partai politik benar-benar sudah siap dengan berbagai

infrastruktur, sumberdaya manusia, dan sumberdaya strategis lain yang sangat

diperlukan untuk melakukan mobilisasi dukungan publik yang luas secara efektif

dan efisien untuk mencapai tujuan politiknya melalui kontestasi dalam pemilu.

Kejelasan ini dimaksudkan agar partai politik tidak hanya berjuang untuk meraih

kepentingannya sendiri, melainkan untuk mengurus kesejahteraan dari masyarakat

banyak dengan lingkup yang jauh lebih luas.

I.8. Metode Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan metodologis yaitu deskriptif

(menggambarkan). Penelitian deskriptif adalah suatu cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada pada masa sekarang berdasarkan fakta dan data –

data yang ada. Penelitian ini untuk memberikan gambaran yang lebih detail

mengenai suatu gejala atau fenomena.18

18

(26)

I.8.1. Jenis Penelitian

Studi ini pada dasarnya bertumpu pada penelitian kualitatif. Aplikasi

penelitian kualitatif ini adalah konsekuensi metodologi dari penggunaan metode

deskriptif. Bogdan dan Taylor mengungkapkan bahwa “metodologi kualitatif”

sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata

tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang dapat diamati.19

1.8.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah dimana penelitian

tersebut akan dilakukan. Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis

mengambil lokasi di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah PSI SUMUT.

I.8.3. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data primer dan data

sekunder. Dimana data primer adalah data yang diperoleh langsung melalui

wawancara mendalam kepada sumbernya, adapun yang menjadi narasumber :

a. Sekjen DPP PSI: Raja Juli Antoni

b. Ketua DPW PSI SUMUT: Fuad Ginting S. Sos

c. Sekretaris DPW PSI SIMUT: Delia Ulfa

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui berbagai sumber seperti

buku, majalah, laporan, jurnal, dokumen lainnya.

19

(27)

I.8.4. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik analisis data deskiptif kualitatif, dimana teknik ini

melakukan analisa atas masalah yang ada sehingga diperoleh gambaran jelas

tentang objek yang akan diteliti dan kemudian akan dilakukan penarikan

kesimpulan.

I.9. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan suatu gambaran yang jelas dan lebih terperinci serta

untuk mempermudah isi, maka penelitian ini terdiri kedalam 4 (empat) bab, yakni:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini akan menguraikan dan menjelaskan mengenai latar

belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika

penelitian.

BAB II : DESKRIPSI PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA

Dalam bab ini akan menggambarkan segala sesuatu mengenai

objek penelitian yaitu deskripsi profil Partai Solidaritas Indonesi

(PSI), Latar Belakang, Visi & Misi dan Platform Partai Solidaritas

Indonesi (PSI)

BAB III : STRATEGI PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA DALAM

(28)

Bab ini nantinya akan berisikan tentang penyajian data dan fakta

yang diperoleh dari wawancara buku – buku, jurnal, majalah,

koran, serta internet dan juga akan menyajikan pembahasan dan

analisis data dan fakta tersebut.

BAB IV : PENUTUP

Bab ini merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang

diperoleh dari hasil analisa data pada bab – bab sebelumnya serta

berisi kemungkinan adanya saran – saran yang peneliti peroleh

Referensi

Dokumen terkait

Sarana hukum yang dapat dipergunakan untuk mempercepat penyelesaiaan masalah kredit macet perbankan melalui pelaksanaan pasal 1178 ayat (2) KUH Perdata Kreditur

Salah satu campuran zat aktif yang sering digunakan adalah campuran pseudoefedrin HCl dan triprolidin HCl yang merupakan salah satu jenis kombinasi dalam formula sediaan

[r]

1) Pengurangan waktu baku operator dalam melayani sebesar 2,67 detik/ kendaraan dapat menurunkan rata-rata waktu tunggu dalam antrian sebesar 2,035 menit.. 3) Terdapat aktivitas

This study aims to determine the change of vegetation density level of Pantai Cermin Kanan Village and Sei Nagalawan Village in 2007-2017 and to describe the

Chip IC yang banyak digunakan pada bidang telekomunikasi adalah chip Digital Signal Processor (DSP) untuk pemrosesan sinyal secara digital. DSP merupakan dasar bagi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan tingkat kerapatan vegetasi Desa Pantai Cermin Kanan dan Desa Sei Nagalawan tahun 2007-2017 serta mendeskripsikan