• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM HUKUM INDONESIA bab 4

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SISTEM HUKUM INDONESIA bab 4"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya tugas makalah Sistem Hukum Indonesia ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada dosen mata kuliah Sistem Hukum Indonesia, Drs. Jusuf Hariri, S.H., M.Si yang membimbing kami sejauh ini, serta teman-teman yang telah mendukung dan membantu menyusun makalah ini.

Makalah Sistem Hukum Indonesia ini tersusun berdasarkan pada pembelajaran tentang hal—hal seputar hukum dan permasalahan hukum di Indonesia. Makalah ini untuk memahami hal-hal yang perlu diperhatikan segala komponen dan masalah hukum Indoenesia.

Makalah ini disusun sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. Maka kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kami juga menyadari bahwa laporan ini mungkin tidak lepas dari kesalahan. Untuk itu kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran demi perbaikan penyusunan laporan yang akan datang.

Jatinangor, Desember 2014

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi

Bab I Pendahuluan Bab II Pembahasan

2.1 Penjelasan 2.2 Analisis Bab III Penutup

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Masyarakat Indonesia hidup pada wilayah negara yang berdasarkan hukum. Hal tersebut tercantum dalam konstitusi dasar negara kita, yakni UUD 1945 Pasal 1 yang berbunyi Indonesia adalah negara berdasarkan hukum. Dengan dasar tersebut, segala sesuatu yang menyangkut urusan masyarakat dan khalayak manusia berhubungan langsung dengan hukum. Berangkat dari pernyataan ini, muncul pertanyaan tentang apakah itu hukum. Hukum merupakan bagian paling mendasar dalam aplikasi kehidupan bermasyarakat, khususnya hukum adat.

Sistem hukum Indonesia sebagai suatu sistem aturan yang berlaku di negara Indonesia adalah sistem aturan yang sedemikian rumit dan luas, yang terdiri atas unsur-unsur hukum, dimana di antara unsur hukum satu dengan yang lain saling bertautan. Oleh karenanya, membicarakan satu bidang atau subsistem unsur hukum yang berlaku di Indonesia tidak bisa dipisahkan satu sama lain.

Seperti yang kita tahu, hukum terbagi menjadi beberapa jenis, antara lain: a. Hukum Tata Negara disebabkan oleh intensitas pengucapan KUHP ataupun hukuman pidana dari seorang tersangka kejahatan yang diumumkan melalui televisi dan media cetak. Berangkat dari pemahaman ini, hukum pidana memiliki daya tarik tersendiri untuk dibahas lebih lanjut.

(4)

negara yang mengadakan dasar-dasar dan aturan-aturan untuk menentukan perbuatan mana yang diperbolehkan dan mana yang dilarang, kapan dan bagaimana agar terhindar dari pelanggaran (Wikipedia 2014). Hukum pidana adalah ranah dimana negara memberikan perlindungan kepada warga negaranya dari kejahatan yang dilakukan oleh warga negara yang lain (Hariri 2014).

Beberapa pengertian di atas merupakan penjelas dari makna hukum pidana. Ada yang disebut dengan KUHP, yaitu Kitab Undang-undang Hukum Pidana yang berisi kumpulan pasal-pasal dan aturan mengikat tentang jenis-jenis pelanggaran dan hukuman yang didapatkan bila melanggarnya. Tidak hanya berpatokan pada KUHP saja, sumber-sumber hukum yang lain dapat dijadikan pegangan bagi hakim dalam menentukan keputusan seadil-adilnya.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penjelasan

(5)

1. Pelanggaran. Misalnya orang mengendarai motor tanpa helm atau tidak memiliki SIM

2. Kejahatan. Misalnya membunuh, memperkosa, genosida, narkoba, dan lainnya (Hariri 2014).

Dari pengertian di atas cukup jelas bahwa hukum pidana terdiri dari pelanggaran dan kejahatan. Pelanggaran memiliki hukuman yang lebih ringan daripada kejahatan sebab dampaknya tidak sebesar kejahatan. Norma hukum memiliki sanksi tegas dan dapat diperhitungkan tindakannya, berbeda dengan norma kesusilaan, agama maupun kesopanan sehingga semua orang paham apabila melanggarnya. Sama halnya dengan kejahatan, hukuman penjara, denda hingga hukum gantung dapat menjadi konsekuensi atas tindakan seseorang yang melanggar ketentuan pidana.

Dalam kehidupan manusia, ada pebuatan-perbuatan yang tidak boleh dilakukan oleh manusia karena bertentangan dengan:

1. HAM, yaitu seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

2. Kepentingan masyarakat umum dan sosial, yaitu kepentingan lazim terjadi dalam perspektif pergaulan hidup antarmanusia sebagai insan yang merdeka dan dilindungi oleh norma moral, agama, sosial dan hukum.

(6)

Ada beberapa prinsip yang harus dipegang dalam menegakkan hukum pidana, antara lain:

a. Prinsip teritorial. Berlakunya hukum pidana dibatasi oleh wilayah kedaulatan suatu negara.

b. Prinsip personal. Berlakunya hukum pidana bagi orang perorang, berdasarkan perorangan, bukan sekelompok orang atau komunitas tertentu.

c. Prinsip legalitas. Tidak satu pun perbuatan dapat dipidana kecuali telah diatur sebelumnya. Perkembangan hukum pidana, terutama rancangannya, apabila belum disahkan, maka kejahatannya belum diperhitungkan (Bisri 2012, 43-45).

Ada pula asas nasionalitas aktif dan nasionalitas pasif. Artinya ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua WNI yang melakukan tindak pidana dimanapun ia berada. Sedangkan arti pasif adalah ketentuan hukum pidana Indonesia berlaku bagi semua tindak pidana yang merugikan kepentingan negara (Wikipedia 2014). Dengan berbagai asas dan prinsip yang digunakan dalam penyelenggaraan hukum pidana di Indonesia, aparatur dan para penegak hukum tidak bisa semena-mena dalam menjatuhkan hukuman ataupun memberikan putusan apabila seseorang melakukan pelanggaran bila belum terbukti benar.

(7)

5. Hukuman tutupan (Wikipedia 2014)

Hukuman-hukuman diatas tidak hanya berlaku bagi tindak pelanggaran pidana, namun juga berlaku pada hukum perdata. Perbedaan yang paling mencolok terletak pada hukuman perdata lebih sering menggunakan hukuman denda daripada penjara ataupun kurungan. Hal ini didasarkan pada tingkat kerugian yang didapatkan oleh salah satu pihak cukup diganti dengan ganti rugi maupun denda. Hukuman mati ditujukan kepada mereka yang melanggar aturan sangat berat sehingga mendapat kecaman keras dari masyarakat. Hukuman penjara lebih lama jangka waktunya daripada kurungan sehingga kurungan lebih ditujukan kepada pelanggaran, penjara untuk kejahatan. Sedangkan hukuman tutupan berdasarkan alasan-alasan politik terhadap orang-orang yang telah melakukan kejahatan yang diancam sebelumnya.

2.2 Analisis

(8)

Memang keluarga korban merasa dirugikan dengan hilangnya nyawa keluarga mereka tetapi hukum harus ditegakkan dan mendapatkan perlakuan seadil-adilnya. Masyarakat dan siapapun yang belum tersandung kasus kejahatan wajib memahami eksistensi hukum dan aturan-aturan yang ada demi terlaksananya kehidupan bersama. Hakim pun pasti telah matang soal mengurus pelanggaran-pelanggaran yang ada sehingga pihak korban cukup memberikan keterangan sebenar-benarnya dan mendukung kelancaran proses hukum yang terjadi.

Tidak hanya pembunuhan, kasus pencurian, perampokan ataupun pemerkosaan sering terjadi dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Berbagai keputusan yang dikeluarkan hakim atas kasus-kasus ini pun menuai banyak kecaman karena merasa belum setimpal dengan perbuatan pelanggaran yang dilakukan. Terutama soal pemerkosaan yang menimpa sebagian besar wanita tidak bersalah. Karena hasrat seorang pria yang tidak terlampiaskan kepada istrinya, pria tersebut tega memperkosa keponakannya sendiri dalam rumah (kompas.com 2014). Hal tersebut tidak terjadi di satu lokasi saja, tetapi sebagian besar kasus yang menimpa anak perempuan karena kesalahan orang tua dan ketidakmampuan mengontrol nafsu pria-pria nakal.

Dalam konteks yang lebih besar, tindak pidana yang lebih besar adalah tindak pidana pemberantasan korupsi. Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri serta pihak lain yang terlibat secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Tidak hanya korupsi, satu istilah dengan itu, kolusi dan nepotisme, termasuk dalam tindak pelanggaran terhadap hukum yang wajib diproses karena menggunakan kekayaan negara dan memanfaatkannya demi kepentingan pribadi dan kelompok-kelompok tertentu. Masyarakat sering dihadirkan rumitnya proses pemberantasan korupsi selama ini. Misalnya kasus Hambalang, proyek wisma atlet yang berada di Sumatera Selatan. Kasus ini sudah dibuka pada tahun 2013 lalu dan sampai detik ini belum ditemukan jalan keluarnya ataupun ditentukan dalang utamanya. Dewan hakim masih memproses kasus ini dengan sangat hati-hati supaya orang-orang yang benar terlibat tidak lepas tangan dan lari dari tanggung jawabnya. Korupsi proyek stadion Hambalang ini sampai menyeret Andi Mallarangeng yang dulu menjabat sebagai menpora turun dari kursinya hingga diproses sampai sekarang.

(9)

dimintai keterangan. Hal ini semakin menambah praduga masyarakat bahwa masih banyak pejabat-pejabat lembaga negara yang sesungguhnya mendapatkan bagian dari proyek ini. Pemberantasan korupsi di Indonesia, sesuai dengan masalah-masalah yang muncul, berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2011 tentang Pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Selain korupsi, permasalahan yang sering merajalela dan sulit untuk meberantasnya adalah narkoba dan psikotropika. Kita bisa melihat banyak dari artis-artis ibukota yang menggunakan barang terlarang ini selama kehidupannya menjadi pujaan banyak orang, padahal mereka menjadi panutan dan gambaran masyarakat Indonesia. Bebasnya peredaran narkoba dan pemakaiannya di sembarang tempat, membuat orang awam pun dapat memakai barang ini di klub malam, pub sampai tempat prostitusi. Kaum remaja dan dewasa menempati prosentase pengguna barang haram ini paling banyak, bahkan sekarang merambah hingga anak-anak SMP dan SD. Hal ini harus menjadi fokus pemerintah dan lembaga-lembaga negara terkait agar peredarannya berkurang dan bahkan berhenti, bukan bertambah sampai kaum anak-anak. Penerapan hukum pidana mengenai narkoba diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Di dalam undang-undang tersebut dicantumkan pasal-pasal tentang jenis narkotika, obat-obatan dan jenis hukuman yang setimpal dengan bentuk pelanggaran yang dilakukan.

Namun perlu diperhatikan mengenai pihak-pihak yang dapat diproses apabila melakukan pelanggaran pidana. Mereka disebut dengan orang cakap hukum, selain golongan mereka memerlukan proses hukum lebih panjang. Mereka yang tidak cakap melakukan sendiri perbuatan hukum adalah:

a. Orang masih dibawah umur (<21 tahun) atau belum dewasa

b. Orang tak sehat pikirannya/gila, pemabuk dan pemboros (dibawah pengampuan) c. Orang perempuan dalam pernikahan (wanita kawin) selain orang rpibadi sebagai

pembawa hak, terdapat pula badan-badan hukum yang mempunyai hak dan kewajiban seperti manusia (Hariri 2014).

(10)

Hukum pidana yang telah ditetapkan maupun yang diperbarui seharusnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya demi harmonisnya relasi antarmasyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Penutup

(11)

pembelajaran tersendiri dan kita dapat mengambil nilai positif sehingga tidak perlu lagi mencontoh nilai negatif yang ada dalam kasus tersebut.

3.2 Kesimpulan

Hukum pidana adalah ranah dimana negara memberikan perlindungan kepada warga negaranya dari kejahatan yang dilakukan oleh warga negara yang lain. Hukum pidana mempunyai beberapa syarat untuk dipenuhi sebelum pelanggar tindak pidana dapat diproses oleh aparat penegak hukum. Selain syarat-syarat yang mengandung unsur subyektivitas, harus dipatuhi asas-asas dan prinsip-prinsip dasar hukum pidana. Bentuk hukuman dari tindak pidana adalah hukuman mati, denda, penjara, kurungan dan tutupan. Masyarakat telah menyaksikan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh artis dan berita seputar tindak pidana. Entah itu korupsi, narkoba, ataupun pemerkosaan dan lain sebagainya, harus mendapat respon cepat untuk segera diproses dan mendapat perlakuan seadil-adilnya bagi pelaku ataupun pihak keluarga yang merasa dirugikan. Undang-undang yang telah mengatur pun seharusnya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya demi kemajuan bangsa ini dan tidak terjadi ‘kemunduran hukum’ karena kesalahan aparat maupun masyarakat yang tinggal diam.

DAFTAR PUSTAKA

Bisri, Ilhami. 2012. Sistem Hukum Indonesia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Hariri, Jusuf. 2014. Presentasi Mata Kuliah Sistem Hukum Indonesia dalam Institut Pemerintahan Dalam Negeri. Jatinangor, November 2014

Kompas.com. 2014. http://megapolitan.kompas.com/read/2014/09/22/15585771/Setelah. Diperkosa. dan.Jadi.Korban.Tabrak.Lari.Wanita.Muda. Ini.Kehilangan.Bayinya diakses tanggal 9 Desember 2014.

(12)

SISTEM HUKUM INDONESIA

(13)

BOCUT AMARINA M.

H-2 / 24.0945

KEBIJAKAN PEMERINTAH

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI

Referensi

Dokumen terkait

Berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan pihak yang diperiksa atau akan diperiksa oleh OJK karena diduga melakukan pelanggaran peraturan perundang- undangan di

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan data-data berbasis satelit bisa digunakan untuk mengkalibrasi model hidrologi dan memprediksi potensi kejadian banjir dan

Pemilihan rumah sakit terutama didasarkan pada ; ketersediaan kasus sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai; ketersediaan pembimbing klinik yang sesuai dengan standar

Namun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang USU Medan dapat meyakinkan calon nasabah karena penerapan prinsip Mengenal Nasabah membawa dampak positif yang sangat

Menjadi seorang guru haruslah memiliki kompetensi sesuai yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi berarti suatu hal yang

Lembaga Pemasyarakatan sebagai sistem pemasyarakatan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 yang merupakan bagian akhir sistem peradilan pidana, dan

perbuatan hukum yang berlaku di Indonesia dan/atau dilakukan oleh warga negara Indonesia, tetapi juga berlaku untuk perbuatan hukum yang dilakukan di luar wilayah

“ Keseluruhan aturan hukum yang mengatur dengan disertai Sanksi terhadap Perbuatan manusia di dalam usaha mereka untuk menjalankan perdagangan” * Hukum Publik / Hukum