• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Fuzzy Inference System Metode Tsukamoto Pada Mesin Cuci

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Fuzzy Inference System Metode Tsukamoto Pada Mesin Cuci"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM

PENERAPAN METODE FUZZY INFERENCE SYSTEM

METODE TSUKAMOTO

METODE TSUKAMOTO

UNTUK MENETUKAN WAKTU PUTAR MESIN CUCI

UNTUK MENETUKAN WAKTU PUTAR MESIN CUCI

PROPOSAL PENELITIAN

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Sebagai Tugas Dalam Matakuliah Kecerdasan Buatan

Disusun Sebagai Tugas Dalam Matakuliah Kecerdasan Buatan

Dosen :

Dosen :

Nurjaya, S.kom, M.kom

Nurjaya, S.kom, M.kom

Disusun Oleh :

Disusun Oleh :

AKBAR WIRA PRADANA

AKBAR WIRA PRADANA

2010140724

2010140724

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PAMULANG

UNIVERSITAS PAMULANG

(2)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

Hal.

Hal.

DAFTAR

DAFTAR ISI ..ISI ... ii.. ii DAFTAR

DAFTAR GAMBAR GAMBAR ... .... iviv DAFTAR

DAFTAR TABEL TABEL ... v.. v BAB

BAB I I PENDAHULUAN PENDAHULUAN ... ... 11 1.1

1.1 Latar Latar Belakang Belakang Masalah Masalah ... ... 11 1.2

1.2 Identifikasi Identifikasi Masalah Masalah ... ... 33 1.3

1.3 Tujuan Tujuan Penelitian Penelitian ... ... 33 1.4

1.4 Manfaat Manfaat penelitian penelitian ... ... 33 1.5

1.5 Batasan Batasan Masalah Masalah ... ... 33 1.6

1.6 Metode Metode Penelitian Penelitian ... ... 44 1.7

1.7 Sistematika Sistematika Penulisan Penulisan ... ... 44 BAB II

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... ... 66 2.1

2.1 Tinjauan Tinjauan Studi Studi ... ... 66 2.2

2.2 Landasan Landasan Teori Teori Sistem Sistem Pendukung Pendukung Keputusan Keputusan ... .. 77 2.2.1

2.2.1 Logika Logika Fuzzy Fuzzy ... ... 77 2.2.2

2.2.2 Komponen Komponen Logika Logika Fuzzy Fuzzy ... ... 77 2.2.3

2.2.3 Himpunan Himpunan Fuzzy Fuzzy ... ... 88 2.2.4

2.2.4 Fungsi Fungsi Keanggotaan Keanggotaan ... ... 1212 2.3

2.3 Operator Operator Dasar Dasar Zadeh Zadeh Untuk Untuk Operasi Operasi Himpunan Himpunan Fuzzy Fuzzy ... ... 2323 2.3.1

2.3.1 Operator Operator AND AND ... ... 2323 2.3.2

2.3.2 Operator Operator OR OR ... ... 2323 2.3.3

2.3.3 Operator Operator NOT NOT ... ... 2323 2.4

2.4 PENALARAN PENALARAN MONOTON MONOTON ... ... 2323 2.5

2.5 FUNGSI FUNGSI IMPLIKASI IMPLIKASI ... ... 2424 2.6

2.6 Sistem Sistem Inferensi Inferensi Fuzzy Fuzzy ... ... 2525 2.6.1

2.6.1 Metode Metode Tsukamoto Tsukamoto ... ... 2525 2.7

(3)
(4)

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2.3-1 Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur 

Gambar 2.2.3-1 Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur  ... 9 ... 9 Gambar 2.2.3-2 Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur 

Gambar 2.2.3-2 Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur  ... 10 ... 10 Gambar 2.2.4-1

Gambar 2.2.4-1 Representasi Linier Representasi Linier Naik ...Naik ... ... 1313 Gambar

Gambar 2.2.4-2 Repre2.2.4-2 Representasi sentasi Linier TurunLinier Turun... 14... 14 Gambar 2.2.4-3 Representasi Kurva Segi Tiga

Gambar 2.2.4-3 Representasi Kurva Segi Tiga ... ... ... 1414 Gambar 2.2.4-4 Representasi Kurva Trapesium

Gambar 2.2.4-4 Representasi Kurva Trapesium ... 15 ... 15 Gambar 2.2.4-5 Representasi Kurva Bentuk Bahu

Gambar 2.2.4-5 Representasi Kurva Bentuk Bahu ... 16 ... 16 Gambar 2.2.4-6 Himpunan Fuzzy dengan kurva S : PERTUMBUHAN

Gambar 2.2.4-6 Himpunan Fuzzy dengan kurva S : PERTUMBUHAN ... ... 1616 Gambar 2.2.4-7 Himpunan Fuzzy dengan kurva S : PENYUSUTAN

Gambar 2.2.4-7 Himpunan Fuzzy dengan kurva S : PENYUSUTAN... ... 1717 Gambar 2.2.4-8

Gambar 2.2.4-8 Karakteristik Kurva Karakteristik Kurva S ...S ... ... 1818 Gambar 2.2.4-9 Karakteristik Fungsional Kurva PI

Gambar 2.2.4-9 Karakteristik Fungsional Kurva PI... 19... 19 Gambar

2.2.4-Gambar 2.2.4-10 Representasi 10 Representasi fungsional kurva BEfungsional kurva BETATA ... 20 ... 20 Gambar 2.2.4-11 Karakteristik funsional kurva

Gambar 2.2.4-11 Karakteristik funsional kurva GAUSSGAUSS... 21... 21 Gambar 2.2.4-12 Titik koordinak yang menunjukan PENGENDARA BERESIKO TINGGI

Gambar 2.2.4-12 Titik koordinak yang menunjukan PENGENDARA BERESIKO TINGGI ... 22 ... 22 Gambar 2.2.4-13 Kurva yang berhubungan dengan pengendara yang beresiko tinggi

Gambar 2.2.4-13 Kurva yang berhubungan dengan pengendara yang beresiko tinggi... 22... 22 Gambar 2.3.3-1 Fungsi implikasi : MIN.

Gambar 2.3.3-1 Fungsi implikasi : MIN. ... ... ... 2424 Gambar 2.3.3-2 Fungsi implikasi: DOT.

Gambar 2.3.3-2 Fungsi implikasi: DOT... 25... 25 Gambar 2.6.1-1 Inferensi dengan menggunakan metode Tsukamoto

Gambar 2.6.1-1 Inferensi dengan menggunakan metode Tsukamoto ... 26 ... 26 Gambar 2.2.7-2.7.1-1 Modul Control Mesin

Gambar 2.2.7-2.7.1-1 Modul Control Mesin CuciCuci ... 27 ... 27 Gambar 2.7.1-2 Pressure Switch

Gambar 2.7.1-2 Pressure Switch ... ... ... 2828 Gambar 2.7.1-3 Motor Penggeran

Gambar 2.7.1-3 Motor Penggeran ... ... ... 2828 Gambar 2.7.1-4 Drain Pump

Gambar 2.7.1-4 Drain Pump ... 29 ... 29 Gambar 2.7.1-5 Heater 

Gambar 2.7.1-5 Heater  ... ... ... 2929 Gambar 2.7.1-6 Door Lock 

Gambar 2.7.1-6 Door Lock  ... 29 ... 29 Gambar 2.7.1-7 Inlet Valve

(5)

DAFTAR TABEL

DAFTAR TABEL

 No table of figures entries found.

 No table of figures entries found.

(6)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1

1.1

Latar Belakang Masalah

Latar Belakang Masalah

// Objek penelitian

// Objek penelitian

Penjualan peralatan rumah tangga ( home appliances ) masih berkontribusi

Penjualan peralatan rumah tangga ( home appliances ) masih berkontribusi

 besar dalam penjualan elektronik s

 besar dalam penjualan elektronik sepanjang kuartal I 2013 (Astria,

epanjang kuartal I 2013 (Astria, 2013). Pertumbuhan

2013). Pertumbuhan

 penjualan

 penjualan mesin

mesin cuci

cuci nasional

nasional mencapai

mencapai value

value sekitar

sekitar Rp980

Rp980 miliar

miliar atau

atau naik

naik 28

28 %

%

dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Elektronik Marketer Club, 2013).

dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Elektronik Marketer Club, 2013).

Pengaturan waktu putar pada mesin cuci penting ditangani dengan benar (Agarwal,

Pengaturan waktu putar pada mesin cuci penting ditangani dengan benar (Agarwal,

2010), karena masing-masing jenis kain memiliki karakteristik yang berbeda dan

2010), karena masing-masing jenis kain memiliki karakteristik yang berbeda dan

membutuhkan waktu pencucian yang berbeda pula.

membutuhkan waktu pencucian yang berbeda pula.

// Metode

// Metode – 

 – 

 metode yg diusulkan

 metode yg diusulkan

Beberapa metode yang diususlkan oleh banyak peneliti, Fuzzy Inference

Beberapa metode yang diususlkan oleh banyak peneliti, Fuzzy Inference System

System

metode Sugeno (Nurhayati, 2007), Fuzzy Infrence System metode Mamdani (Lohani,

metode Sugeno (Nurhayati, 2007), Fuzzy Infrence System metode Mamdani (Lohani,

2010), Multi Object Genetic Algorithm BELBIC ( Brain Emotional Learning Based

2010), Multi Object Genetic Algorithm BELBIC ( Brain Emotional Learning Based

Intelligent Controller ) (Jamali,

Intelligent Controller ) (Jamali, Lucas, & Milasi, 2007).

Lucas, & Milasi, 2007).

//

// Kekurangan dan Kelebihan metode yg ada

Kekurangan dan Kelebihan metode yg ada

Sistem fuzzy Sugeno memperbaiki kelemahan yang dimiliki oleh sistem fuzzy

Sistem fuzzy Sugeno memperbaiki kelemahan yang dimiliki oleh sistem fuzzy

murni untuk menambah suatu perhitungan matematika sederhana sebagai bagian THEN.

murni untuk menambah suatu perhitungan matematika sederhana sebagai bagian THEN.

Pada perubahan ini, sistem fuzzy memiliki suatu nilai rata-rata tertimbang (Weighted

Pada perubahan ini, sistem fuzzy memiliki suatu nilai rata-rata tertimbang (Weighted

Average Values) di dalam bagian aturan fuzzy IF-THEN. Sistem fuzzy Sugeno juga

Average Values) di dalam bagian aturan fuzzy IF-THEN. Sistem fuzzy Sugeno juga

memiliki kelemahan terutama pada bagian THEN, yaitu dengan adanya perhitungan

memiliki kelemahan terutama pada bagian THEN, yaitu dengan adanya perhitungan

matematika

sehingga

tidak

dapat

menyediakan

kerangka

alami

untuk

matematika

sehingga

tidak

dapat

menyediakan

kerangka

alami

untuk

merepresentasikan pengetahuan manusia dengan sebenarnya. Permasalahan kedua

merepresentasikan pengetahuan manusia dengan sebenarnya. Permasalahan kedua

adalah tidak adanya kebebasan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dalam logika

adalah tidak adanya kebebasan untuk menggunakan prinsip yang berbeda dalam logika

fuzzy, sehingga ketidakpastian dari sistem fuzzy tidak dapat direpresentasikan secara

fuzzy, sehingga ketidakpastian dari sistem fuzzy tidak dapat direpresentasikan secara

 baik dalam kerangka ini. (Iswari & Wahid, 2005

(7)

Sistem Infrensi Fuzzy metode mamdani lebih intuitif, dapat diterima lebih luas

Sistem Infrensi Fuzzy metode mamdani lebih intuitif, dapat diterima lebih luas

dan metode ini lebih cocok untuk menerima masukan yang berasal dari manusia bukan

dan metode ini lebih cocok untuk menerima masukan yang berasal dari manusia bukan

mesin (Sadita, 2009).

mesin (Sadita, 2009).

BELBIC ( Brain Emotional Learning Based Intelligent Controller )

BELBIC ( Brain Emotional Learning Based Intelligent Controller )

diperkenalkan

diperkenalkan

oleh

oleh (Lucas,

(Lucas, Shahmirzadi,

Shahmirzadi, &

& Sheikholeslami,

Sheikholeslami, 2004)

2004) dalam

dalam

“International Journal of Intelligent Automation and Soft Computing”

“International Journal of Intelligent Automation and Soft Computing”

. BELBIC

. BELBIC

merupakan controler yang sederhana dan juga pengendali adaptif dengan kinerja yang

merupakan controler yang sederhana dan juga pengendali adaptif dengan kinerja yang

 baik

 baik (Milasi,

(Milasi, Lucas,

Lucas, &

& Araabi,

Araabi, 2001).

2001). Tetapi

Tetapi masih

masih ada

ada beberapa

beberapa masalah

masalah yang

yang

menimbulkan kesulitan. Masalah pertama adalah sinyal kontrol yang besar. Masalah

menimbulkan kesulitan. Masalah pertama adalah sinyal kontrol yang besar. Masalah

kedua adalah besar kendali yang tidak terdefinisaikan (Lucas, Shahmirzadi, &

kedua adalah besar kendali yang tidak terdefinisaikan (Lucas, Shahmirzadi, &

Sheikholeslami, 2004), sehinggaa membutuhkan pengalaman sang ahli dalam

Sheikholeslami, 2004), sehinggaa membutuhkan pengalaman sang ahli dalam

mengambil keputusan. Atau harus melakukan ekperimen sendiri untuk mendapatkan

mengambil keputusan. Atau harus melakukan ekperimen sendiri untuk mendapatkan

kinerja terbaik.

kinerja terbaik.

// Masalah pd metode yg dipilih

// Masalah pd metode yg dipilih

Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk if-then

Pada metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk if-then

harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan

harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi keanggotaan

yang monoton. Kurangnya transparansi pada metode Tsukamoto menyebabkan

yang monoton. Kurangnya transparansi pada metode Tsukamoto menyebabkan

 penggunaannya tidak seluas metode inferensi fuzzy

 penggunaannya tidak seluas metode inferensi fuzzy Mamdani dan Sugeno

Mamdani dan Sugeno

//Solusi perbaikan metode

//Solusi perbaikan metode

Identivikasi variabel-variabel input yang tepat berdasarkan masalah pada

Identivikasi variabel-variabel input yang tepat berdasarkan masalah pada

objek yang ada sangat berpengaruh pada sistem untuk menetukan output yang akurat

objek yang ada sangat berpengaruh pada sistem untuk menetukan output yang akurat

(Falopi, 2012). Pada penelitian ini penulis menggunakan dua buah variabel input yaitu

(Falopi, 2012). Pada penelitian ini penulis menggunakan dua buah variabel input yaitu

beban pakaian

beban pakaian

  dan

  dan

tinggkat kekotoran,

tinggkat kekotoran,

sedangkan untuk variabel outpunya adalah

sedangkan untuk variabel outpunya adalah

waktu cuci.

waktu cuci.

//Rangkuman Tujuan Penelitian

//Rangkuman Tujuan Penelitian

Pada penelitian ini Fuzzy Inference System Metode Tsukamoto akan

Pada penelitian ini Fuzzy Inference System Metode Tsukamoto akan

diterapkan untuk menetukan waktu pencucian guna menghemat energi listrik dan

diterapkan untuk menetukan waktu pencucian guna menghemat energi listrik dan

mendapatkan hasil cuci pakaian yang bersih.

(8)

1.2

1.2

Identifikasi Masalah

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dilakukan identifikasi masalah yang

Berdasarkan latar belakang masalah dapat dilakukan identifikasi masalah yang

ada diantaranya:

ada diantaranya:

a.

a. Pengaturan lama waktu putar pada mesin cuci

Pengaturan lama waktu putar pada mesin cuci

 b.

 b. Penghematan energi listrik

Penghematan energi listrik

c.

c. Penghematan waktu kerja dalam proses mencuci

Penghematan waktu kerja dalam proses mencuci

d.

d. Mendapatkan hasil cuci pakaian yang lebih bersih

Mendapatkan hasil cuci pakaian yang lebih bersih

1.3

1.3

Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah penerapan Fuzzy Inference System

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah penerapan Fuzzy Inference System

Metode Tsukamoto untuk menetukan waktu pencucian guna menghemat energi listrik

Metode Tsukamoto untuk menetukan waktu pencucian guna menghemat energi listrik

dan

dan mendapatkan hasil cuci

mendapatkan hasil cuci pakaian yang

pakaian yang bersih.

bersih.

1.4

1.4

Manfaat penelitian

Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a.

a. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk

melakukan penelitian selanjutnya.

melakukan penelitian selanjutnya.

 b.

 b. Sebagai masukan atau informasi yang bermanfaat bagi pihak kampus

Sebagai masukan atau informasi yang bermanfaat bagi pihak kampus

dalam penerapan Fuzzy Inference System.

dalam penerapan Fuzzy Inference System.

c.

c. Menambah khazanah keilmuan, pemikiran dan pengalaman dalam dunia

Menambah khazanah keilmuan, pemikiran dan pengalaman dalam dunia

Teknik Informatika bagi penulis ( khususnya ) dan untuk masyarakat

Teknik Informatika bagi penulis ( khususnya ) dan untuk masyarakat

 banyak ( umumnya ).

 banyak ( umumnya ).

1.5

1.5

Batasan Masalah

Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi masalah yang aka diteliti, antara

Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi masalah yang aka diteliti, antara

lain:

lain:

1.

1. Pada penelitian ini hanya membahas penentuan lamanya waktu putar

Pada penelitian ini hanya membahas penentuan lamanya waktu putar

mesin cuci dalam proses pencucian.

mesin cuci dalam proses pencucian.

2.

2. Pada penelitina ini hanya menggunaka mesin cuci merk XYZ satu

Pada penelitina ini hanya menggunaka mesin cuci merk XYZ satu

tabung dengan pintu masuk dari atas.

tabung dengan pintu masuk dari atas.

3.

3. Pada penelitina ini hamya menggunakan perhitungan manual tanpa alat

Pada penelitina ini hamya menggunakan perhitungan manual tanpa alat

 pendukung seperti sensor cahaya dan alat penguk

(9)

4.

4. Pada penelitian ini variabel input yang digunakan hanya tingkat

Pada penelitian ini variabel input yang digunakan hanya tingkat

kekotoran dan bebean pakain, sedangkan variabel outputny berupa

kekotoran dan bebean pakain, sedangkan variabel outputny berupa

waktu pencucian.

waktu pencucian.

5.

5. Pada penelitian ini implementasi system hanya menggunakan software

Pada penelitian ini implementasi system hanya menggunakan software

MathLab.

MathLab.

1.6

1.6

Metode Penelitian

Metode Penelitian

Dalam penulisan laporan penelitiaan ini penulis menggunakan kajian literatur

Dalam penulisan laporan penelitiaan ini penulis menggunakan kajian literatur

yaitu kajian yang menggunakan metode penelitian perpustakaan (Library research),

yaitu kajian yang menggunakan metode penelitian perpustakaan (Library research),

yaitu

yaitu penelitian y

penelitian yang

ang dilakukan

dilakukan di

di dalam perpu

dalam perpustakaan

stakaan maupun

maupun secara online

secara online yang

yang

dapat diakses melalui internet dengan tujuan mengumpulkan data dan informasi dengan

dapat diakses melalui internet dengan tujuan mengumpulkan data dan informasi dengan

 bantuan

 bantuan bermacam

bermacam material

material berupa

berupa e-book,

e-book, buku

buku cetak,

cetak, jurnal

jurnal nasional,

nasional, jurnal

jurnal

internasional, artike

internasional, artike berita, dokumen

berita, dokumen dan

dan sebagainya.

sebagainya.

Sedangkan dalam melakukan perhitungan Fuzzy Infrence System penulis

Sedangkan dalam melakukan perhitungan Fuzzy Infrence System penulis

menggunakan perhitungan secara manual dengan alat bantu kalkulator dan aplikasi

menggunakan perhitungan secara manual dengan alat bantu kalkulator dan aplikasi

Corel Draw untuk menggambar kurva Fuzzy.

Corel Draw untuk menggambar kurva Fuzzy.

1.7

1.7

Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan

Secara keseluruhan p

Secara keseluruhan penulisan penelitian ini dap

enulisan penelitian ini dapat digambarkan

at digambarkan di dalam

di dalam

 beberapa bab dengan sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

 beberapa bab dengan sistematika penulisan adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan tentang Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Menjelaskan tentang Latar belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian, Manfaat Penelitian dan Sistematika Penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Menjelaskan tentang Tinjauan studi yang berisi uraian singkat dari beberapa

Menjelaskan tentang Tinjauan studi yang berisi uraian singkat dari beberapa

 penelitian

 penelitian dan

dan Tinjauan

Tinjauan pustaka

pustaka yang

yang berisi

berisi teori

teori teori

teori yang

yang berhubungan

berhubungan dengan

dengan

materi penelitian.

materi penelitian.

BAB III LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Menjelaskan tentang Metode Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode

Menjelaskan tentang Metode Penelitian, Metode Pengumpulan Data, Metode

Pengolahan Awal Data serta Eksperimen dan Pengujian Metode.

(10)

BAB IVHASIL DAN

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBAHASAN

Menjelaskan tentang hasil dan Pengujian dan Experimen, Evaluasi dan

Menjelaskan tentang hasil dan Pengujian dan Experimen, Evaluasi dan

validasi Hasil dan Implikasi Penilaian.

validasi Hasil dan Implikasi Penilaian.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

Menjelaskan tentang kesimpulan dan saran.

(11)

BAB II

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1

2.1

Tinjauan Studi

Tinjauan Studi

Penelitian-penelitian yang berhubngan dengan mesin cuci sudah banyak yang

Penelitian-penelitian yang berhubngan dengan mesin cuci sudah banyak yang

melakukan, antara lain:

melakukan, antara lain:

Penelitian yang dilakukan (Nurhayati, 2007), menerapkan metode Fuzzy

Penelitian yang dilakukan (Nurhayati, 2007), menerapkan metode Fuzzy

Inference System Sugeno

Inference System Sugeno. pada skripsinya yang berjudu “

. pada skripsinya yang berjudu “

 Aplikasi

 Aplikasi Metode

Metode Takagi-

Takagi-Sugeno Pada Cara Kerja Mesin Cuci

Sugeno Pada Cara Kerja Mesin Cuci”. Tujuan penelitiannya adalah

”. Tujuan penelitiannya adalah

menjelaskan

menjelaskan

aplikasi metode Takagi-Sugeno pada cara kerja mesin cuci. Variabel input yang

aplikasi metode Takagi-Sugeno pada cara kerja mesin cuci. Variabel input yang

digunaka antara lain : jumlah air, jumlah detergen, berat pakaian. Dan variabel

digunaka antara lain : jumlah air, jumlah detergen, berat pakaian. Dan variabel

outputnya adalah waktu putaran proses pencucian. Penyelesaian dengan metode

outputnya adalah waktu putaran proses pencucian. Penyelesaian dengan metode

Takagi-Sugeno pada proses pencucian, pembilasan dan pengeringan adalah dengan

Takagi-Sugeno pada proses pencucian, pembilasan dan pengeringan adalah dengan

mencari nilai rata-rata terbobot (z). Dengan memasukkan nilai-nilai

mencari nilai rata-rata terbobot (z). Dengan memasukkan nilai-nilai

input 

input 

, hasil

, hasil

ouput

ouput

 pada proses pencucian, pembilasan dan pengeringan didapatkan dari

 pada proses pencucian, pembilasan dan pengeringan didapatkan dari menghitung nilai

menghitung nilai

rata-rata terbobot (z). Pada proses pencucian hasil

rata-rata terbobot (z). Pada proses pencucian hasil

output

output

untuk perhitungan 1 yaitu z

untuk perhitungan 1 yaitu z

= 15 menit dan perhitungan 2 yaitu z = 21, 51 menit. Sedangkan pada pembilasan dan

= 15 menit dan perhitungan 2 yaitu z = 21, 51 menit. Sedangkan pada pembilasan dan

 pengeringan

 pengeringan hasil

hasil

output

output

untuk perhitungan 1 yaitu z = 20 menit dan perhitungan 2

untuk perhitungan 1 yaitu z = 20 menit dan perhitungan 2

yaitu z = 28,44 menit.

yaitu z = 28,44 menit.

Penelitian yang dilakukan (Lohani, 2010)

Penelitian yang dilakukan (Lohani, 2010)

, yang berjudul “

, yang berjudul “

 Design

 Design Of

Of An

An

 Improved

 Improved Fuzzy

Fuzzy Controller

Controller Microchip

Microchip For

For Washing

Washing Machine

Machine”

” menggunakan

menggunakan Fuzzy

Fuzzy

Inference System Motod

Inference System Motode Mamdani,

e Mamdani, tujuan dari penelitian

tujuan dari penelitian ini adalah

ini adalah improvisasi fuzzy

improvisasi fuzzy

microchip controler untuk menentukan lama waktu pencucian. Menggunakan tiga buah

microchip controler untuk menentukan lama waktu pencucian. Menggunakan tiga buah

variabel input berupa tingkat kekotoran, jenis kotoran dan jumlah pakaian. Sedangkan

variabel input berupa tingkat kekotoran, jenis kotoran dan jumlah pakaian. Sedangkan

variabel outputnya berupa waktu pencucian. Kelebihan Sistem Infrensi Fuzzy metode

variabel outputnya berupa waktu pencucian. Kelebihan Sistem Infrensi Fuzzy metode

mamdani lebih intuitif, dapat diterima lebih luas dan metode ini lebih cocok untuk

mamdani lebih intuitif, dapat diterima lebih luas dan metode ini lebih cocok untuk

menerima masukan yang berasal dari manusia bukan mesin (Sadita, 2009).

(12)

Pada penelitian yang dilakukan (Jamali,

Pada penelitian yang dilakukan (Jamali, Lucas, & Milasi, 2007), yang berjudul

Lucas, & Milasi, 2007), yang berjudul

““

 Intelligent

 Intelligent Washing Machine:

Washing Machine: A Bioinspired

A Bioinspired and Multi

and Multi-objective

-objective Approach

Approach

””

. Dalam

. Dalam

 penelitian

 penelitian ini

ini metode

metode yang

yang digunakan

digunakan adalah

adalah Multi

Multi Object

Object Genetic

Genetic Algorithm

Algorithm

BELBIC ( Brain Emotional Learning Based Intelligent Controller ), pemodelan multi

BELBIC ( Brain Emotional Learning Based Intelligent Controller ), pemodelan multi

objek deng

objek dengan meniru

an meniru Pembelajaran emosional

Pembelajaran emosional otak manusia.

otak manusia. Penerapan metode

Penerapan metode ini

ini

memberikan hasil simulasi yang baik, simulasi dilakukan menggunakan software

memberikan hasil simulasi yang baik, simulasi dilakukan menggunakan software

MATLAB SIMULINK. Dari hasil simulasi menunjukan bahwa kontroller ini bekerja

MATLAB SIMULINK. Dari hasil simulasi menunjukan bahwa kontroller ini bekerja

optimal, dan setiap parameter memiliki kinerja sangat baik, memberikan penghematan

optimal, dan setiap parameter memiliki kinerja sangat baik, memberikan penghematan

energi yang cukup besar dalam pemakaian energi.

energi yang cukup besar dalam pemakaian energi.

2.2

2.2

Landasan Teori Sistem Pendukung Keputusan

Landasan Teori Sistem Pendukung Keputusan

2.2.1

2.2.1

Logika Fuzzy

Logika Fuzzy

Himpunan logika fuzzy pertamakali diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh

Himpunan logika fuzzy pertamakali diperkenalkan oleh Lotfi A. Zadeh

 pada

 pada tahun

tahun 1965

1965 sebagai

sebagai cara

cara matematis

matematis untuk

untuk merepresentasikan

merepresentasikan

ketidakpastian linguistik. Berdasarkan konsep logika fuzzy, faktor-faktor dan

ketidakpastian linguistik. Berdasarkan konsep logika fuzzy, faktor-faktor dan

kriteria-kriteria dapat diklasifikasikan tanpa batasan yang mengikat. Logika

kriteria-kriteria dapat diklasifikasikan tanpa batasan yang mengikat. Logika

fuzzy sangat berguna untuk menyelesaikan banyak permasalahan dalam

fuzzy sangat berguna untuk menyelesaikan banyak permasalahan dalam

 berbagai

 berbagai bidang

bidang yang

yang biasanya

biasanya memuat

memuat derajat

derajat ketidakpastian

ketidakpastian (Gokmen

(Gokmen G.,

G.,

2010).

2010).

2.2.2

2.2.2

Komponen Logika Fuzzy

Komponen Logika Fuzzy

a.

a.

Variabel fuzzy

Variabel fuzzy

: Suatu besaran yang nilainya dapat berubah atau

: Suatu besaran yang nilainya dapat berubah atau

di ubah sehingga mempengaruhi peristiwa yang hendak dibahas

di ubah sehingga mempengaruhi peristiwa yang hendak dibahas

dalam suatu sistem fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan,

dalam suatu sistem fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan,

dsb

dsb

 b.

 b.

Himpunan fuzzy

Himpunan fuzzy

: suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau

: suatu grup yang mewakili suatu kondisi atau

keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzz

keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

y.

c.

c.

Semesta pembicaraan

Semesta pembicaraan

: keseluruhan nilai yang diperbolehkan

: keseluruhan nilai yang diperbolehkan

untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy

untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy

Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 +∞)

Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 +∞)

(13)

d.

d.

Domain himpunan fuzzy

Domain himpunan fuzzy

: keseluruhan nilai yang diijinkan

: keseluruhan nilai yang diijinkan

dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu

dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu

himpunan fuzzy

himpunan fuzzy

 

DINGIN = [0 - 20]

DINGIN = [0 - 20]

 

SEJUK = [15 - 25]

SEJUK = [15 - 25]

e.

e.

Fungsi Keanggotaan (membership function)

Fungsi Keanggotaan (membership function)

: suatu kurva yang

: suatu kurva yang

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam

nilai/derajat keanggotaannya (µ(x)) yang memiliki interval antara

nilai/derajat keanggotaannya (µ(x)) yang memiliki interval antara

0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk

mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui

mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui

 pendekatan fungsi.

 pendekatan fungsi.

2.2.3

2.2.3

Himpunan Fuzzy

Himpunan Fuzzy

Himpunan Fuzzy adalah sekumpulan obyek x dengan masing-masing

Himpunan Fuzzy adalah sekumpulan obyek x dengan masing-masing

obyek memiliki nilai keanggotaan (membership function) “μ” atau disebut juga

obyek memiliki nilai keanggotaan (membership function) “μ” atau disebut juga

dengan nilai kebenaran. Jika Zi,t adalah sekumpulan obyek, Zi,t={Z1,t , Z2,t ,

dengan nilai kebenaran. Jika Zi,t adalah sekumpulan obyek, Zi,t={Z1,t , Z2,t ,

… , Zm,t) dan a

… , Zm,t) dan anggotanya dinyatakan dengan Z maka himpunan fuzzy dari

nggotanya dinyatakan dengan Z maka himpunan fuzzy dari A di

A di

dalam Z adalah himpunan dengan sepasang anggota atau dapat dinyatakan

dalam Z adalah himpunan dengan sepasang anggota atau dapat dinyatakan

dengan :

dengan :

F={(Z,μ_F (Z))|Z

F={(Z,μ_F (Z))|Z

Z_(i,t) }

Z_(i,t) }

Dengan F adalah notasi himpunan fuzzy, μ_F (x) adalah derajat

Dengan F adalah notasi himpunan fuzzy, μ_F (x) adalah derajat

keanggotaan dari Z (nilai antara 0 sampai 1).

keanggotaan dari Z (nilai antara 0 sampai 1).

Contoh 7.1

Contoh 7.1

::

Jika diketahui:

Jika diketahui:

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} adalah semesta pembicaraan.

S = {1, 2, 3, 4, 5, 6} adalah semesta pembicaraan.

A = {1, 2, 3}

A = {1, 2, 3}

B = {3, 4, 5}

B = {3, 4, 5}

 bisa dikatakan bahwa:

 bisa dikatakan bahwa:

 Nilai keanggotaan 2 pada

 Nilai keanggotaan 2 pada himpunan A, μA[2]=1, karena 2

himpunan A, μA[2]=1, karena 2

∈∈

A.

A.

 Nilai keanggotaan 3 pada

 Nilai keanggotaan 3 pada himpunan A, μA[3]=1,

himpunan A, μA[3]=1,

karena 3

karena 3

∈∈

A.

A.

∉∉

(14)

 Nilai keanggotaan 3 pada

 Nilai keanggotaan 3 pada himpunan B, μB[3]=1, karena 3

himpunan B, μB[3]=1, karena 3

∈∈

B.

B.

Contoh 7.2

Contoh 7.2::

Misalkan variabel umur dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

Misalkan variabel umur dibagi menjadi 3 kategori, yaitu:

MUDA

MUDA

umur

umur <

< 35

35 tahun

tahun

PAROBAYA

PAROBAYA

35 ≤ umur ≤ 55 tahun

35 ≤ umur ≤ 55 tahun

TUA

TUA

umur

umur >

> 55

55 tahun

tahun

 Nilai keanggotaan secara grafis, himpunan MUDA, PAROB

 Nilai keanggotaan secara grafis, himpunan MUDA, PAROBAYA dan TUA ini

AYA dan TUA ini

dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:

dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:

Gambar 2.2.3-1 Gambar 2.2.3-1

Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur

Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa:

Pada Gambar diatas dapat dilihat bahwa:

apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA

apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan MUDA

(μMUDA[34]

(μMUDA[34]

=1).

=1).

apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA

apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan TIDAK MUDA

(μMUDA

(μMUDA

[35]=0).

[35]=0).

Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan

Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan

TIDAK MUDA (μMUDA[35 th

TIDAK MUDA (μMUDA[35 th

-1hr]=0);

-1hr]=0);

Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA

Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA

(μPAROBAYA[35]=1);

(μPAROBAYA[35]=1);

Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK

Apabila seseorang berusia 34 tahun, maka ia dikatakan TIDAK

PAROBAYA

PAROBAYA

(μPAROBAYA[34]=0);

(μPAROBAYA[34]=0);

Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA

Apabila seseorang berusia 35 tahun, maka ia dikatakan PAROBAYA

(μPAROBAYA[35]=1).

(μPAROBAYA[35]=1).

Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan

Apabila seseorang berusia 35 tahun kurang 1 hari, maka ia dikatakan

(15)

Dari sini bisa dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp untuk

Dari sini bisa dikatakan bahwa pemakaian himpunan crisp untuk

menyatakan umur sangat tidak adil, adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai

menyatakan umur sangat tidak adil, adanya perubahan kecil saja pada suatu nilai

mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.

mengakibatkan perbedaan kategori yang cukup signifikan.

Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut.

Himpunan fuzzy digunakan untuk mengantisipasi hal tersebut.

Seseorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda, MUDA dan

Seseorang dapat masuk dalam 2 himpunan yang berbeda, MUDA dan

PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dsb. Seberapa besar eksistensin

PAROBAYA, PAROBAYA dan TUA, dsb. Seberapa besar eksistensin ya dalam

ya dalam

himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai keanggotaannya. Gambar 7.3

himpunan tersebut dapat dilihat pada nilai keanggotaannya. Gambar 7.3

menunjukkan himpunan fuzzy untuk variabel umur.

menunjukkan himpunan fuzzy untuk variabel umur.

Gambar 2.2.3-2 Gambar 2.2.3-2

Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur Himpunan Fuzzy Untuk Variabel Umur

Pada Gambar 7.3, dapat dilihat bahwa:

Pada Gambar 7.3, dapat dilihat bahwa:

Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan

Seseorang yang berumur 40 tahun, termasuk dalam himpunan

MUDA dengan μMUDA[40]=0,25; namun dia juga termasuk

MUDA dengan μMUDA[40]=0,25; namun dia juga termasuk

dalam himpunan

dalam himpunan

PAROBAYA dengan μPABOBAYA[40]=0,5.

PAROBAYA dengan μPABOBAYA[40]=0,5.

Seseorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan

Seseorang yang berumur 50 tahun, termasuk dalam himpunan

MUDA dengan μTUA[50]=0,25; namun dia juga termasuk dalam

MUDA dengan μTUA[50]=0,25; namun dia juga termasuk dalam

himpunan PAROBAYA dengan μPABOBAYA[50]=0,5.

himpunan PAROBAYA dengan μPABOBAYA[50]=0,5.

Kalau pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya ada 2

Kalau pada himpunan crisp, nilai keanggotaan hanya ada 2

kemungkinan, yaitu 0 atau 1, pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak

kemungkinan, yaitu 0 atau 1, pada himpunan fuzzy nilai keanggotaan terletak

 pada rentan

 pada rentang 0

g 0 sampai

sampai 1.

1.

Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy μA[x]=0

Apabila x memiliki nilai keanggotaan fuzzy μA[x]=0

 berarti x

(16)

Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas

Terkadang kemiripan antara keanggotaan fuzzy dengan probabilitas

menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval [0,1], namun

menimbulkan kerancuan. Keduanya memiliki nilai pada interval [0,1], namun

interpretasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan

interpretasi nilainya sangat berbeda antara kedua kasus tersebut. Keanggotaan

fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan

fuzzy memberikan suatu ukuran terhadap pendapat atau keputusan, sedangkan

 probabilitas

 probabilitas mengindikasikan

mengindikasikan proporsi

proporsi terhadap

terhadap keseringan

keseringan suatu

suatu hasil

hasil bernilai

bernilai

 benar

 benar dalam

dalam jangka

jangka panjang.

panjang. Misalnya,

Misalnya, jika

jika nilai

nilai keanggotaan s

keanggotaan suatu

uatu himpunan

himpunan

fuzzy MUDA adalah 0,9; maka tidak perlu dipermasalahkan berapa seringnya

fuzzy MUDA adalah 0,9; maka tidak perlu dipermasalahkan berapa seringnya

nilai itu diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir

nilai itu diulang secara individual untuk mengharapkan suatu hasil yang hampir

 pasti

 pasti muda.

muda. Di

Di lain

lain pihak,

pihak, nilai

nilai probabilitas

probabilitas 0,9

0,9 muda

muda berarti

berarti 10%

10% dari

dari

himpunan tersebut diharapkan tidak muda. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut,

himpunan tersebut diharapkan tidak muda. Himpunan fuzzy memiliki 2 atribut,

yaitu:

yaitu:

a.

a. Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu

Linguistik, yaitu penamaan suatu grup yang mewakili suatu

keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa

keadaan atau kondisi tertentu dengan menggunakan bahasa

alami, seperti: MUDA, PAROBAYA, TUA.

alami, seperti: MUDA, PAROBAYA, TUA.

 b.

 b.  Numeris,

 Numeris, yaitu

yaitu suatu

suatu nilai

nilai (angka)

(angka) yang

yang menunjukkan

menunjukkan ukuran

ukuran

dari suatu variabel seperti: 40, 25, 50, dsb.

dari suatu variabel seperti: 40, 25, 50, dsb.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy,

Ada beberapa hal yang perlu diketahui dalam memahami sistem fuzzy,

yaitu:

yaitu:

a.

a. Variabel fuzzy

Variabel fuzzy

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu

Variabel fuzzy merupakan variabel yang hendak dibahas dalam suatu

sistem fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dsb.

sistem fuzzy. Contoh: umur, temperatur, permintaan, dsb.

b.

b. Himpunan Fuzzy

Himpunan Fuzzy

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi

Himpunan fuzzy merupakan suatu grup yang mewakili suatu kondisi

atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

atau keadaan tertentu dalam suatu variabel fuzzy.

Contoh:

Contoh:

Variabel umur, terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu:

Variabel umur, terbagi menjadi 3 himpunan fuzzy, yaitu:

MUDA, PAROBAYA, dan TUA. ( Gambar 2.2.3-2 ).

MUDA, PAROBAYA, dan TUA. ( Gambar 2.2.3-2 ).

Variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu:

Variabel temperatur, terbagi menjadi 5 himpunan fuzzy, yaitu:

DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS.

DINGIN, SEJUK, NORMAL, HANGAT, dan PANAS.

(Gambar 2.2.3-4 ).

(17)

c.

c. Semesta Pembicaraan

Semesta Pembicaraan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan

Semesta pembicaraan adalah keseluruhan nilai yang diperbolehkan

untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan

untuk dioperasikan dalam suatu variabel fuzzy. Semesta pembicaraan

merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah)

merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah)

secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat

secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai semesta pembicaraan dapat

 berupa

 berupa bilangan

bilangan positif

positif maupun

maupun negatif.

negatif. Adakalanya

Adakalanya nilai

nilai semesta

semesta

 pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

 pembicaraan ini tidak dibatasi batas atasnya.

Contoh:

Contoh:

Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 -

Semesta pembicaraan untuk variabel umur: [0 -

]]

Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur: [0

Semesta pembicaraan untuk variabel temperatur: [0

˚˚

 - 40

 - 40

˚]

˚]

d.

d. Domain

Domain

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan

Domain himpunan fuzzy adalah keseluruhan nilai yang diijinkan

dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu

dalam semesta pembicaraan dan boleh dioperasikan dalam suatu

himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain

himpunan fuzzy. Seperti halnya semesta pembicaraan, domain

merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik

merupakan himpunan bilangan real yang senantiasa naik (bertambah)

(bertambah)

secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa

secara monoton dari kiri ke kanan. Nilai domain dapat berupa

 bilangan positif maupun negatif.

 bilangan positif maupun negatif.

Contoh domain himpunan fuzzy:

Contoh domain himpunan fuzzy:

  MUDA = [0 45]MUDA = [0 45]   PABOBAYA = [35 55]PABOBAYA = [35 55]   TUA = [45 +∞)TUA = [45 +∞)   DINGIN = [0 20]DINGIN = [0 20]   SEJUK = [15 25]SEJUK = [15 25]   NORMAL = [20 30]NORMAL = [20 30]   HANGAT = [25 35]HANGAT = [25 35]   PANAS = [30 40]PANAS = [30 40]

2.2.4

2.2.4

Fungsi Keanggotaan

Fungsi Keanggotaan

Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

Fungsi Keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya

menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya

(sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara

(sering juga disebut dengan derajat keanggotaan) yang memiliki interval antara

0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai

0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai

keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi

keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi

(18)

a.

a. Represen

Representasi

tasi Linear

Linear

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotannya

Pada representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotannya

digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana

digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana

dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang

dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang

kurang jelas.

kurang jelas.

Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yang linear. Pertama, kenaikan

Ada 2 keadaan himpunan fuzzy yang linear. Pertama, kenaikan

himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat

himpunan dimulai pada nilai domain yang memiliki derajat

keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke

keanggotaan nol [0] bergerak ke kanan menuju ke nilai domain yang

nilai domain yang

memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi (Gambar 2.2.4-1).

memiliki derajat keanggotaan lebih tinggi (Gambar 2.2.4-1).

Gambar 2.2.4-1 Gambar 2.2.4-1 Representasi Linier Naik Representasi Linier Naik

Fungsi Keanggotaan:

Fungsi Keanggotaan:

Kedua, merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus dimulai dari

Kedua, merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus dimulai dari

nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri,

nilai domain dengan derajat keanggotaan tertinggi pada sisi kiri,

kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat

kemudian bergerak menurun ke nilai domain yang memiliki derajat

keanggotaan lebih rendah (Gambar 2.2.4-2).

keanggotaan lebih rendah (Gambar 2.2.4-2).

µ[

µ[



]]

Derajat

Derajat

Keanggotaan

Keanggotaan

(19)

Gambar 2.2.4-2 Gambar 2.2.4-2 Representasi

Representasi Linier Linier TurunTurun

Fungsi Keanggotaan:

Fungsi Keanggotaan:

b.

b. Represen

Representasi Kurva

tasi Kurva Segitiga

Segitiga

Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis

Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis

(linear) seperti terlihat pada ( Gambar 2.2.4-3 ).

(linear) seperti terlihat pada ( Gambar 2.2.4-3 ).

Gambar 2.2.4-3 Gambar 2.2.4-3

Representasi Kurva Segi Tiga Representasi Kurva Segi Tiga

Fungsi Keanggotaan:

Fungsi Keanggotaan:

µ[

µ[



]]

Derajat

Derajat

Keanggotaan

Keanggotaan

(20)

c.

c. Represen

Representasi Kurva

tasi Kurva Trapesium

Trapesium

Kurva Segitiga pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada

Kurva Segitiga pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada

 beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan

 beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1 (Gambar 2.2.4-4).

1 (Gambar 2.2.4-4).

Gambar 2.2.4-4 Gambar 2.2.4-4

Representasi Kurva Trapesium Representasi Kurva Trapesium

Fungsi Keanggotaan:

Fungsi Keanggotaan:

d.

d. Representasi Kurva Bentuk Bahu

Representasi Kurva Bentuk Bahu

Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang

Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang

direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya

direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya

akan naik dan turun (misalkan: DINGIN bergerak ke SEJUK

akan naik dan turun (misalkan: DINGIN bergerak ke SEJUK

 bergerak

 bergerak ke

ke HANGAT dan

HANGAT dan bergerak

bergerak ke

ke PANAS).

PANAS). Tetapi

Tetapi terkadang

terkadang

salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perubahan.

salah satu sisi dari variabel tersebut tidak mengalami perubahan.

Sebagai contoh, apabila telah mencapai kondisi PANAS, kenaikan

Sebagai contoh, apabila telah mencapai kondisi PANAS, kenaikan

temperatur akan tetap berada pada kondisi PANAS. Himpunan

temperatur akan tetap berada pada kondisi PANAS. Himpunan

fuzzy „bahu‟, bukan segitiga, digun

fuzzy „bahu‟, bukan segitiga, digun

akan untuk mengakhiri variabel

akan untuk mengakhiri variabel

suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, demikian

suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, demikian

 juga

 juga bahu

bahu kanan

kanan bergerak

bergerak dari

dari salah

salah ke

ke benar.

benar. Gambar

Gambar 2.2.4-5

2.2.4-5

menunjukkan variabel TEMPERATUR dengan daerah bahunya.

menunjukkan variabel TEMPERATUR dengan daerah bahunya.

(21)

Gambar 2.2.4-5 Gambar 2.2.4-5

Representasi Kurva Bentuk Bahu Representasi Kurva Bentuk Bahu

e.

e. Representasi Kurva-S

Representasi Kurva-S

Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-S

Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-S

atau sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan

atau sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan

 permukaan

 permukaan secara

secara tak

tak linear.

linear. Kurva-S

Kurva-S untuk

untuk PERTUMBUHAN

PERTUMBUHAN

akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0) ke sisi

akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0) ke sisi

 paling kanan (nilai keanggotaan = 1).

 paling kanan (nilai keanggotaan = 1). Fungsi

Fungsi

keanggotaannya akankeanggotaannya akan tertumpu pada 50% nilai keanggotaannya yang sering disebut tertumpu pada 50% nilai keanggotaannya yang sering disebut dengan titik infleksi (Gambar 2.2.4-6).

dengan titik infleksi (Gambar 2.2.4-6).

Gambar 2.2.4-6 Gambar 2.2.4-6

Himpunan Fuzzy dengan kurva S : PERTUMBUHAN Himpunan Fuzzy dengan kurva S : PERTUMBUHAN

µ[

µ[



]]

Derajat Derajat Keanggotaan Keanggotaan

(22)

Fungsi keangotaanpada kurva PERTUMBUHAN adalah:

Fungsi keangotaanpada kurva PERTUMBUHAN adalah:

Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan

Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan

(nilai keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0)

(nilai keanggotaan = 1) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan = 0)

seperti telihat pada Gambar 2.2.4-7.

seperti telihat pada Gambar 2.2.4-7.

Gambar 2.2.4-7 Gambar 2.2.4-7

Himpunan Fuzzy dengan kurva S : PENYUSUTAN Himpunan Fuzzy dengan kurva S : PENYUSUTAN

Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu:

Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu:

nilai

nilai

keanggotaan nol (α), nilai keanggotaan lengkap (γ), dan titik

keanggotaan nol (α), nilai keanggotaan lengkap (γ), dan titik

infleksi atau

infleksi atau

crossover (β) yaitu titik yang memili

crossover (β) yaitu titik yang memili

ki domain 50%

ki domain 50%

 benar.

 benar. Gambar

Gambar 2.2.4-7

2.2.4-7 menunjukkan

menunjukkan karakteristik

karakteristik kurva-S

kurva-S dalam

dalam

 bentuk skema.

 bentuk skema.

µ[

µ[



]]

Derajat Derajat Keanggotaan Keanggotaan

(23)

Gambar 2.2.4-8 Gambar 2.2.4-8 Karakteristik Kurva S Karakteristik Kurva S

f.

f. Represen

Representasi Kurva

tasi Kurva Bentuk Lonceng (Bell

Bentuk Lonceng (Bell Curve)

Curve)

Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya digunakan kurva

Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya digunakan kurva

 berbentuk lonceng. Kurva berbentu

 berbentuk lonceng. Kurva berbentuk lonceng ini terbagi atas 3 kelas,

k lonceng ini terbagi atas 3 kelas,

yaitu: himpunan fuzzy PI, beta, dan Gauss. Perbedaan ketiga kurva

yaitu: himpunan fuzzy PI, beta, dan Gauss. Perbedaan ketiga kurva

ini terletak pada gradiennya.

ini terletak pada gradiennya.

(i)

(i)

Kurva PI

Kurva PI

Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1 terletak

Kurva PI berbentuk lonceng dengan derajat keanggotaan 1 terletak

 pada

 pada pusat

pusat dengan

dengan domain

domain (γ),

(γ), dan

dan lebar

lebar kurva

kurva (β)

(β) seperti

seperti terlihat

terlihat

 pada

 pada Gambar

Gambar 2.2.4-9.

2.2.4-9. Nilai

Nilai kurva

kurva untuk

untuk suatu

suatu nilai

nilai domain

domain x

x

diberikan sebagai:

(24)

Gambar 2.2.4-9 Gambar 2.2.4-9

Karakteristik Fungsional Kurva PI Karakteristik Fungsional Kurva PI

Fungsi Keanggotaan:

Fungsi Keanggotaan:

(ii)

(ii)

Kurva BETA

Kurva BETA

Seperti halnya kurva PI, kurva BETA juga berbentuk lonceng

Seperti halnya kurva PI, kurva BETA juga berbentuk lonceng

namun lebih rapat. Kurva ini juga didefinisikan dengan 2 parameter,

namun lebih rapat. Kurva ini juga didefinisikan dengan 2 parameter,

yaitu nilai pada

yaitu nilai pada

domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan

domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan

setengah lebar kurva (β)

setengah lebar kurva (β)

 seperti terlihat pada Gambar 2.2.4-10. Nilai

 seperti terlihat pada Gambar 2.2.4-10. Nilai

kurva untuk suatu nilai domain x diberikan sebagai:

(25)

Gambar 2.2.4-10 Gambar 2.2.4-10 Representasi

Representasi fungsional fungsional kurva kurva BETABETA

Fungsi Keanggotaan:

Fungsi Keanggotaan:

((

)) 

















Salah satu perbedaan mencolok kurva BETA dari kurva PI adalah,

Salah satu perbedaan mencolok kurva BETA dari kurva PI adalah,

fungsi

fungsi

keanggotaannya akan mendekati nol hanya jika nilai (β)

keanggotaannya akan mendekati nol hanya jika nilai (β)

sangat besar.

sangat besar.

(iii)

(iii)

Kurva GAUSS

Kurva GAUSS

Jika kurva PI dan kurva BETA menggunakan 2 parameter yaitu (γ)

Jika kurva PI dan kurva BETA menggunakan 2 parameter yaitu (γ)

dan

dan

(β), kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk

(β), kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk

menunjukkan

menunjukkan

nilai domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar

nilai domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar

kurva (Gambar 2.2.4-11). Nilai kurva untuk suatu nilai domain x

kurva (Gambar 2.2.4-11). Nilai kurva untuk suatu nilai domain x

diberikan sebagai:

(26)

Gambar 2.2.4-11 Gambar 2.2.4-11

Karakteristik funsional kurva GAUSS Karakteristik funsional kurva GAUSS

Fungsi Keanggotaan:

Fungsi Keanggotaan:

((

))  

()

()



g.

g. Koordinat Keanggotaan

Koordinat Keanggotaan

Himpunan fuzzy berisi urutan pasangan berurutan yang berisi nilai

Himpunan fuzzy berisi urutan pasangan berurutan yang berisi nilai

domain dan kebenaran nilai keanggotaannya dalam bentuk:

domain dan kebenaran nilai keanggotaannya dalam bentuk:

Skalar(i) / Derajat(i)

Skalar(i) / Derajat(i)

„Skalar‟ adalah suatu nilai yang

„Skalar‟ adalah suatu nilai yang

digambar dari domain himpunan

digambar dari domain himpunan

fuzzy,

fuzzy,

sedangkan „Derajat‟ skalar merupakan derajat keanggotaan

sedangkan „Derajat‟ skalar merupakan derajat keanggotaan

himpunan fuzzynya.

himpunan fuzzynya.

(27)

Gambar 2.2.4-12 Gambar 2.2.4-12

Titik koordinak yang menunjukan PENGENDARA BERESIKO TINGGI Titik koordinak yang menunjukan PENGENDARA BERESIKO TINGGI

Gambar 7.26 merupakan contoh himpunan fuzzy yang diterapkan

Gambar 7.26 merupakan contoh himpunan fuzzy yang diterapkan

 pada

 pada sistem

sistem asuransi

asuransi yang

yang akan

akan menanggung

menanggung resiko

resiko seorang

seorang

 pengendara

 pengendara kendaraan

kendaraan bermotor

bermotor berdasarkan

berdasarkan usianya,

usianya, akan

akan

 berbentuk „U‟.

 berbentuk „U‟.

 Koordinatnya dapat digambarkan dengan 7 pasangan

 Koordinatnya dapat digambarkan dengan 7 pasangan

 berurutan sebagai berikut:

 berurutan sebagai berikut:

16/1 21/.6 28/.3 68/.3 76/.5 80/.7 96/1

16/1 21/.6 28/.3 68/.3 76/.5 80/.7 96/1

Gambar 2.2.4-12 memperlihatkan koordinat yang menspesifikasikan

Gambar 2.2.4-12 memperlihatkan koordinat yang menspesifikasikan

titik-titik sepanjang domain himpunan fuzzy. Semua titik harus ada

titik-titik sepanjang domain himpunan fuzzy. Semua titik harus ada

di domain, dan paling sedikit harus ada satu titik yang memiliki nilai

di domain, dan paling sedikit harus ada satu titik yang memiliki nilai

kebenaran sama dengan 1. Apabila titik-titik tersebut telah

kebenaran sama dengan 1. Apabila titik-titik tersebut telah

digambarkan, maka digunakan interpolasi linear untuk mendapatkan

digambarkan, maka digunakan interpolasi linear untuk mendapatkan

 permukaan fuzzy-nya seperti terlihat pada Gambar 2.2.4-13.

(28)

2.3

2.3

Operator Dasar Zadeh Untuk Operasi Himpunan Fuzzy

Operator Dasar Zadeh Untuk Operasi Himpunan Fuzzy

Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang

Seperti halnya himpunan konvensional, ada beberapa operasi yang

didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy.

didefinisikan secara khusus untuk mengkombinasi dan memodifikasi himpunan fuzzy.

 Nilai keanggotaan

 Nilai keanggotaan sebagai

sebagai hasil dari

hasil dari operasi 2

operasi 2 himpunan sering dikenal

himpunan sering dikenal dengan nama

dengan nama

fire strength atau α– 

fire strength atau α– 

 predikat. Ada 3 operator dasar yang d

 predikat. Ada 3 operator dasar yang diciptakan oleh Zadeh, yaitu:

iciptakan oleh Zadeh, yaitu:

2.3.1

2.3.1

Operator AND

Operator AND

Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. α– 

Operator ini berhubungan dengan operasi interseksi pada himpunan. α– 

 predikat

 predikat sebagai

sebagai hasil

hasil operasi

operasi dengan

dengan operator

operator AND

AND diperoleh

diperoleh dengan

dengan mengambil

mengambil

nilai keanggotaan terkecil antar elemen

nilai keanggotaan terkecil antar elemen pada

pada himpunanhimpunan y

himpunanhimpunan yang bersangkutan.

ang bersangkutan.







 (

(



[[]]  



[[]]))

2.3.2

2.3.2

Operator OR

Operator OR

Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. α– 

Operator ini berhubungan dengan operasi union pada himpunan. α– 

  predikat

  predikat

sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai

sebagai hasil operasi dengan operator OR diperoleh dengan mengambil nilai

keanggotaan terbesar antar elemen

keanggotaan terbesar antar elemen pada himpunanhimpunan yang bersangkutan.

pada himpunanhimpunan yang bersangkutan.





 (

([[]]  [[]]))

2.3.3

2.3.3

Operator NOT

Operator NOT

Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. α

Operator ini berhubungan dengan operasi komplemen pada himpunan. α

-- predikat sebagai

 predikat sebagai hasil operasi

hasil operasi dengan operator

dengan operator NOT diperoleh

NOT diperoleh dengan mengurangkan

dengan mengurangkan

nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1.

nilai keanggotaan elemen pada himpunan yang bersangkutan dari 1.







   

   [[]]

2.4

2.4

PENALARAN MONOTON

PENALARAN MONOTON

Metode penalaran secara monoton digunakan sebagai dasar untuk teknik

Metode penalaran secara monoton digunakan sebagai dasar untuk teknik

implikasi fuzzy. Meskipun penalaran ini sudah jarang sekali digunakan, namun

implikasi fuzzy. Meskipun penalaran ini sudah jarang sekali digunakan, namun

terkadang masih digunakan untuk penskalaan fuzzy. Jika 2 daerah fuzzy direlasikan

terkadang masih digunakan untuk penskalaan fuzzy. Jika 2 daerah fuzzy direlasikan

dengan implikasi sederhana sebagai berikut:

dengan implikasi sederhana sebagai berikut:

IF x is A THEN y is B

(29)

transfer fungsi:

transfer fungsi:

   (

   ((()))

)

Maka sistem fuzzy dapat berjalan tanpa harus melalui komposisi dan

Maka sistem fuzzy dapat berjalan tanpa harus melalui komposisi dan

dekomposisi fuzzy. Nilai output dapat diestimasi secara langsung dari nilai

dekomposisi fuzzy. Nilai output dapat diestimasi secara langsung dari nilai

keanggotaan yang berhubungan dengan antesedennya.

keanggotaan yang berhubungan dengan antesedennya.

2.5

2.5

FUNGSI IMPLIKASI

FUNGSI IMPLIKASI

Tiap-tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan

Tiap-tiap aturan (proposisi) pada basis pengetahuan fuzzy akan berhubungan

dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi

dengan suatu relasi fuzzy. Bentuk umum dari aturan yang digunakan dalam fungsi

implikasi adalah:

implikasi adalah:

IF x is A THEN y is B

IF x is A THEN y is B

dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Proposisi

dengan x dan y adalah skalar, dan A dan B adalah himpunan fuzzy. Proposisi

yang mengikuti IF disebut sebagi anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti

yang mengikuti IF disebut sebagi anteseden, sedangkan proposisi yang mengikuti

THEN disebut sebagai konsekuen. Proposisi ini dapat diperluas dengan menggunakan

THEN disebut sebagai konsekuen. Proposisi ini dapat diperluas dengan menggunakan

 perator fuzzy, seperti:

 perator fuzzy, seperti:





(

(



 

 

)

)

(

(



 

 

)

)

(

(



 

 

)

)

    

    

(

(



 

 

)

)

   

   

dengan •

dengan •

 adalah operator (misal: OR atau AND). Secara umum, ada 2 fungsi

 adalah operator (misal: OR atau AND). Secara umum, ada 2 fungsi

implikasi yang dapat digunakan, yaitu:

implikasi yang dapat digunakan, yaitu:

a.

a. Min (minimum). Fungsi ini akan memotong output himpunan

Min (minimum). Fungsi ini akan memotong output himpunan

fuzzy.

fuzzy.

Gambar

Gambar 2.5-1

2.5-1 menunjukkan

menunjukkan salah

salah satu

satu contoh

contoh

 penggunaan fungsi min.

(30)

 b.

 b. Dot (product). Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy.

Dot (product). Fungsi ini akan menskala output himpunan fuzzy.

Gambar 2.5-2 menunjukkan salah satu

Gambar 2.5-2 menunjukkan salah satu contoh penggunaan fungsi

contoh penggunaan fungsi

dot.

dot.

Gambar 2.3.3-2 Gambar 2.3.3-2 Fungsi implikasi: DOT. Fungsi implikasi: DOT.

2.6

2.6

Sistem Inferensi Fuzzy

Sistem Inferensi Fuzzy

2.6.1

2.6.1

Metode Tsukamoto

Metode Tsukamoto

Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk

Pada Metode Tsukamoto, setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk

IF-Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi

Then harus direpresentasikan dengan suatu himpunan fuzzy dengan fungsi

keanggotaan yang monoton (Gambar 7.32). Sebagai hasilnya, output hasil inferensi

keanggotaan yang monoton (Gambar 7.32). Sebagai hasilnya, output hasil inferensi

dari

tiap-dari tiap-

tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α

tiap aturan diberikan secara tegas (crisp) berdasarkan α

- predikat (fire

- predikat (fire

strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.

strength). Hasil akhirnya diperoleh dengan menggunakan rata-rata terbobot.

Gambar

Gambar 2.2.3-1Gambar 2.2.3-1
Gambar 2.2.3-2Gambar 2.2.3-2
Gambar 2.2.4-1Gambar 2.2.4-1 Representasi Linier NaikRepresentasi Linier Naik
Gambar 2.2.4-2Gambar 2.2.4-2 Representasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengujian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa identifikasi jenis tumbuhan berdasarkan tulang daun menggunakan alihragam wavelet Reverse Biorthogonal

 perdarahan pas$a pas$a persalinan persalinan 6an4 6an4 disebabkan disebabkan oleh oleh atonia atonia uteri. 7indak 7indakan an ini ini men44unakan men44unakan

Menurut Winanda Allatif (2009), dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran terhadap Kepuasan Konsumen dalam Pembelian Sepeda Motor merek Suzuki

Terlihat sudah ada sedikit tumpang tindih antara kewenangan pusat dan daerah, hal ini dapat dibandingkan kembali dengan Keputusan Menteri ESDM No.: 1453.K/ 29/29/MEM/2000 dimana

Jika bystander i effect i semakin i tinggi, makai terjadinyai kecenderungani kecurangani akuntansii juga semakini tinggi... Jika bystanderi effecti semakini tinggi, makai

Perlakuan beberapa pupuk cair urine hewan pada bibit kelapa sawit umur 3-7 bulan berpengaruh terhadap pertambahan tinggi bibit, pertambahan diameter bonggol,

katekisasi bagi warga jemaat asal Marapu yang akan dipakai oleh gereja-gereja di

Indikator (1) Adanya kebijakan, kesepakatan dan/atau peraturan sekolah yang mendukung upaya pengurangan risiko bencana di sekolah yang memiliki indeks 40 dan pada