BORAK DAN FORMALIN
UNTUK MEMENUHI TUGAS BAHASA INDONESIA
SEMESTER GENAP
Oleh :
1. Riska Setyawati
2.
Selly Fitriani
3.
Titis Prastiwi
4.
Zelia Ainun
XII MM 3
SMK ANTARTIKA 2 SIDOARJO
Jln. Siwalan Panji, Buduran - Sidoarjo
Tahun Ajaran 2014 - 2015
A. MOTTO
Motto yang kami pegang dalam penulisan karya ilmiah ini adalah : “ORA ET LABORA”
B. PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk :
Seluruh pembaca dan masyarakat Indonesia yang menginginkan kemajuan bangsa dan kecerdasan bangsa.
Khususnya para guru serta teman-teman kami di sekolah SMK Antartika 2 Sidoarjo.
Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Kami mengakui bahwa kami adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah kami selesaikan. Tidak semua hal dapat kami deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis ini. Kami melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang kami miliki. Di mana kami juga memiliki keterbatasan kemampuan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki karya tulis kami di masa datang. Sehingga semoga karya tulis berikutnya dan karya tulis lain dapat diselesaikan dengan hasil yang lebih baik.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini kami mengharapkan banyak manfaat yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan boraks dan formalin sebagai pengawet pada makanan. Dengan begitu maka kesehatan akan lebih terjamin dan tidak ada lagi muncul berbagai penyakit baru yang diakibatkan penggunaan bahan-bahan terlarang sebagai bahan baku makanan. Kami juga mengharapkan kinerja yang lebih baik dan tegas serta efektif dari pihak pengawas makanan yang merupakan bagian dari kepemerintahan, sehingga makanan yang dihasilkan dari Indonesia dapat lebih terjamin dan sehat.
Sidoarjo, 20 Februari 2015
DAFTAR ISI
A. Faktor Penggunaan Boraks dan Formalin ………..10B. Jenis Makanan yang Menjadi Sasaran Penggunaan Boraks ………..10
……….12
Sekarang ini banyak sekali bahan kimia dan berbagai campuran-campuran lain dibuat dan diciptakan untuk membuat pekerjaan manusia dalam membuat makanan lebih efektif dan efisien. Tetapi di samping untuk makanan dibuat juga bahan kimia untuk pembuatan kebutuhan lain. Di mana bahan kimia tersebut tidak boleh dipergunakan dalam pembuatan makanan dan dapat berakibat fatal. Hal ini sangat penting dan juga memprihatinkan. Fenomena ini merupakan salah satu masalah dan kebobrokan bangsa yang harus diperbaiki. Janganlah sampai membiarkan hal ini terus berlarut dan akhirnya akibat menumpuk di masa depan. Oleh karena itu, kami berusaha merangkum sedemikian rupa dan mencoba membedah apa saja yang seharusnya dilakukan dan mengapa hal ini menjadi hal yang sangat penting.
B. PEMBATASAN MASALAH
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Apa faktor yang mendorong pihak-pihak tertentu untuk menggunakan boraks atau formalin pada pangan yang diproduksinya?
2. Jenis pangan apa saja yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya?
3. Bagaimana mengetahui suatu pangan dibuat dengan bahan pengawet dari boraks atau formalin?
4. Apa akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan?
5. Bagaimana penanganan penggunaan boraks dan formalin pada produk pangan ini supaya dapat dibasmi secara tuntas?
D. METODE PENULISAN
Pada penulisan karya tulis ini kami menggunakan satu metode, yaitu dengan angket. Di mana angket akan kami sebarkan dengan jumlah 40 lembar. Di mana angket itu berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai boraks dan formalin pada makanan mengacu pada tujuan yang telah ada.
E. HIPOTESIS
1. Boraks dan formalin merupakan bahan pengawet yang umumnya digunakan untuk industri tekstil, kayu, dsb. Dapat juga digunakan sebagai pembasmi serangga dan hal-hal lain yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan makanan.
2. Jenis pangan yang menjadi sasaran penggunaan boraks atau formalin pada proses pembuatannya adalah tahu, tempe, bakso dan ikan asin.
3. Akibat dari penggunaan boraks atau formalin pada produk pangan adalah berbagai gangguan pada saluran pencernaan, hati, saraf, otak, serta pada organ-organ yang berselaput yang terkena secara langsung. Dan bila terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan kanker bahkan kematian.
formalin pada produk makanan. Tetapi tindakan-tindakan yang dilakukan pemerintah kurang tegas dan tidak tepat mengenai sasaran. Sehingga hingga sekarang kita masih sering melihat orang-orang yang keracunan atau terkena penyakit lainnya, disebabkan memakan makanan yang mengandung boraks atau formalin.
BAB II
KAJIAN TEORI
Boraks merupakan garam natrium yang banyak digunakan di berbagai industri nonpangan, khususnya industri kertas, gelas, pengawet kayu, dan keramik. Boraks biasa berupa serbuk kristal putih, tidak berbau, mudah larut dalam air, tetapi boraks tidak dapat larut dalam alkohol. Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Asam borat sering digunakan dalam dunia pengobatan dan kosmetika. Misalnya, larutan asam borat dalam air digunakan sebagai obat cuci mata dan dikenal sebagai boorwater. Asam borat juga digunakan sebagai obat kumur, semprot hidung, dan salep luka kecil. Namun, bahan ini tidak boleh diminum atau digunakan pada luka luas, karena beracun ketika terserap masuk dalam tubuh.
Berikut beberapa pengaruh boraks pada kesehatan:
a. Tanda dan gejala akut : Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP(Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis - Nafsu makan menurun - Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh - Anemia, rambut rontok dan kanker.
Beberapa pengaruh formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut. :
a. Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
b. Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
c. Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
d. Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya, seperti telah diuraikan diatas pengaruhnya terhadap kesehatan. Walaupun begitu, karena ingin mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, banyak produsen makanan yang tetap menggunakan kedua bahan ini dan tidak memperhitungkan bahayanya. Pada umumnya, alasan para produsen menggunakan formalin dan boraks sebagai bahan pengawet makanan adalah karena kedua bahan ini mudah digunakan dan mudah didapat, karena harga nya relatif murah dibanding bahan pengawet lain yang tidak berpengaruh buruk pada kesehatan. Selain itu, boraks dan formalin merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk. Beberapa contoh makanan yang dalam pembuatannya sering menggunakan boraks dan formalin adalah bakso, kerupuk, ikan, tahu, mie, dan juga daging ayam.
Formalin dan boraks merupakan bahan tambahan yang sangat berbahaya bagi manusia karena merupakan racun. Bila terkonsumsi dalam konsentrasi tinggi racunnya akan mempengaruhi kerja syaraf. Secara awam kita tidak dapat mengetahui seberapa besar kadar konsentrat formalin dan boraks yang digunakan dalam suatu makanan. Oleh karena itu lebih baik hindari makanan yang mengandung formalin dan boraks. Berikut adalah beberapa cara mengidentifikasi makanan yang menggunakan formalin dan boraks.
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
- Kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
- Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin.
3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin. - Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
BAB III
METODE - METODE
A. METODE PENELITIAN
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisa data.
B. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang kami gunakan adalah penelitian korelatif. Yang di maksud dengan penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan data-data yang ada. Sesuai dengan pengertian tersebut kami menghubungkan data-data yang kami dapat antara yang satu dengan yang lain. Selain itu kami juga menghubungkan data-data yang ada dengan landasan teori yang kami gunakan. Sehingga diharapkan penelitian kami bisa menjadi penelitian yang benar dan tepat.
C. METODE PENULISAN
D. SUMBER DATA
Sumber data kami adalah beberapa siswa SMK Antartika 2, yang kira-kira kami ambil sampel adalah 40 siswa.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Adapun teknik pengumpulan data yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket. Dengan angket kami dapat menyimpulkan, melalui jumlah koresponden yang menjawab pertanyaan tertentu dan membandingkan jumlah koresponden yang menjawab dengan jawaban yang berbeda pada pertanyaan yang sama. Dan setiap dari pertanyaan itu akan saling berkaitan.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
BAB IV
PEMBAHASAN
A. FAKTOR PENGGUNAAN BORAKS DAN FORMALIN
Mendengar begitu maraknya penggunaan boraks dan formalin pada berbagai produk makanan, mungkin saja benak kita bertanya-tanya mengapa mereka (para oknum yang sengaja menambahkan boraks dan formalin pada makanan) melakukan hal tersebut?
Maka berdasarkan dari penelitian serta pengamatan kita, jawaban dari pertanyaan tersebut tak lain adalah karena mereka (yang sebagian besar adalah seorang penjual makanan) menginginkan produk yang lebih bagus dan tekstur yang lebih baik dibandingkan dengan produk original yang tanpa memakai boraks maupun formalin. Dengan demikian para pembeli akan terkecoh oleh penampilan baik dari segi warna maupun tekstur ketika dipegang, sehingga akan lebih banyak pembeli yang lebih memilih untuk membeli makanan mereka. Dan penghasilan mereka pun akan bertambah.
B. JENIS MAKANAN YANG MENJADI SASARAN
PENGGUNAAN BORAKS
Ada berbagai jenis produk makanan yang kerab kali menjadi sasaran dari penggunaan boraks dan formalin. Sebagian besar makanan itu adalah yang selalu atau sering kita konsumsi sehari-harinya, antara lain :
- Bakso, pada bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging.
dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.
- Ikan basah, biasanya ditandai dengan tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat khas formalin. - Tahu, tahu yang memakai boraks atau formalin berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau menyengat khas formalin.
- Mie basah, biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak mengkilap.
C. CARA MENGETAHUI ADANYA BORAKS ATAU FORMALN
PADA MAKANAN
Karena zat yang terdapat pada boraks dan formalin itu berbahaya, maka untuk menghindari makanan yang kita makan menggunakan bahan tersebut atau tidak, sebaiknya kita mempelajari bagaimana cara mengetahuinya.
Untuk mengetahui adanya boraks atau formalin padamakanan yang akan kita makan, kita dapat melakukan pengetesan terlebih dahulu.
Bahan dan alat yang dibutuhkan : kunyit, kertas saring
Cara melakukan pengetesan :
- Buat larutan kunyit dan masukkan kertas saring ke dalamnya. - Keringkan kertas saring tersebut.
- Panaskan air beserta potongan makanan atau jajanan yang akan dites. - Masukkan atau tetesi kertas saring kunyit dengan air rebusan tersebut.
Hasil pengujian dengan kertas saring kunyit:
- Jika warna kertas berubah jadi merah bata, itu artinya makanan atau jajanan tersebut mengandung boraks.
- Jika warna kertas tidak berubah, itu artinya tidak ada boraks dalam makanan tersebut.
D. DAMPAK PENGGUNAAN BORAKS DAN FORMALIN
Berikut beberapa dampak dari penggunaan boraks pada kesehatan:
Tanda dan gejala akut : Muntah-muntah, diare, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
Tanda dan gejala kronis - Nafsu makan menurun - Gangguan pencernaan
- Anemia, rambut rontok dan kanker.
Beberapa dampak dari formalin terhadap kesehatan adalah sebagai berikut. :
Jika terhirup akan menyebabkan rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan , sukar bernafas, nafas pendek, sakit kepala, dan dapat menyebabkan kanker paru-paru.
Jika terkena kulit akan menyebabkan kemerahan pada kulit, gatal, dan kulit terbakar
Jika terkena mata akan menyebabkan mata memerah, gatal, berair, kerusakan mata, pandangan kabur, bahkan kebutaan
Jika tertelan akan menyebabkan mual, muntah-muntah, perut terasa perih, diare, sakit kepala, pusing, gangguan jantung, kerusakan hati, kerusakan saraf, kulit membiru, hilangnya pandangan, kejang, bahkan koma dan kematian.
E. PENANGANAN BORAKS DAN FORMALIN
Ketika seseorang sudah terlanjur mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin dan menderita dampaknya, maka penanganan yang paling tepat adalah melakukan pengobatan ke puskesmas terdekat atau rumah sakit. Maka selanjutnya akan ditangani oleh dokter.
Namun bagaimanakah dengan para pengedar makanan berformalin dan memakai boraks ini? Bagi yang sudah tertangkap basah oleh masyarakat atau tim investigasi maka mereka sepatutnya menerma sanksi yang sudah menanti mereka.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam kegiatan jual beli tentunya para penjual menginginkan barang dagangannya laku keras dan memperoleh banyak keuntungan, maka tak jarang pula terdapat beberapa penjual yang sedikit melakukan kecurangan demi mewujudkan keinginannya tersebut. Namun apa yang mereka lakukan tampaknya terlewat batas. Seperti pada penggunaan boraks dan formalin pada makanan yang mereka jual.
Boraks dan formalin akan berguna dengan positif bila memang digunakan sesuai dengan seharusnya, tetapi kedua bahan itu tidak boleh dijadikan sebagai pengawet makanan karena bahan-bahan tersebut sangat berbahaya.
Boraks biasa digunakan sebagai pengawet dan antiseptic kayu. Daya pengawet yang kuat dari boraks berasal dari kandungan asam borat didalamnya.
Sedangkan formalin merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu.
Oleh karena itu tak sepatutnya jika kedua bahan tersebut dicampurkan kedalam makanan.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
http://www.beritaindonesia.co.id
http://www.depkes.go.id
http://www.disnakkeswan-lampung.go.id
http://id.wikipedia.org
http://www.gizi.net