• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PERAJANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PERAJANG"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

Muhammad Arif

Program Studi Tekni8k Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai Jalan Utama Karya Bukit Batrem II Dumai, 28815

HP : 082389321926

Email : pakarifmt@gmail.com

Tito Purnomo

Program Studi Tekni8k Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai Jalan Utama Karya Bukit Batrem II Dumai, 28815

HP : 081272293151

Email : pakarifmt@gmail.com

Abstrak. Di Kota Dumai sekarang ini banyak dijumpai penjual berbagai macam keripik singkong yang umunya dibuat atau dikerjakan di rumah-rumah sebagai industri rumah tangga. Peluang usaha ini perlu dikembangkan lagi dengan menambah kapasitas perajangan pada usaha keripik singkong, karena peneliti melihat keterbatasan alat produksi dalam perajangan yaitu pada umumnya masih menggunakan alat perajang singkong manual.

Penelitian dilakukan dengan pengolahan data yaitu penentuan dimensi mesin dengan operator berdasarkan data antropometri dan penentuan karakteristik dengan Quality Function Deployment (QFD) dan selanjutnya dapat digambarkan House of Quality yang merupakan gabungan semua karakteristik teknik, atribut yang diinginkan konsumen, posisi mesin rancangan dan mesin perajang terhadap atribut yang sama.

Dimensi mesin ditentukan dengan pengolahan data antropometri yang diambil pada 30 sampel pekerja usaha keripik singkong yang ada di Kota Dumai, dari hasil uji kecukupan data, keseragaman data dan perhitungan nilai persentil, dapat ditentukan ukuran rangka mesin dengan tinggi 47 cm, lebar 35 cm dan panjang rangka 95 cm. Untuk dimensi kursi kerja didapat dari data antropometri indonesia, yaitu ukuran kursi dengan lebar 35 cm, tinggi 47 cm, dan tebal alas duduk 5 cm. Ada 12 atribut yang dibutuhkan pengguna untuk spesifikasi mesin perajang singkong dan Dari uji kuantitas perajangan singkong menggunakan produk rancangan dengan perajang 1, 2 dan 3, maka didapatkan hasil mesin perajang singkong (MPS-1) unggul dalam kapasitas perajangan 116,4 kg/jam dibandingkan perajang 1 yaitu 100 kg/jam, perajang 2 yaitu 40 kg/jam dan perajang 3 yaitu 80 kg/jam.

Kata Kunci: Ergonomis, Quality Function Deployment.

1. PENDAHULUAN

Singkong atau ubikayu (Manihot Esculenta Crantz) merupakan salah satu komoditas pertanian yang penting dan salah satu sumber karbohidrat di Indonesia yang menduduki urutan ketiga terbesar setelah padi dan jagung. Tanaman ini merupakan bahan baku yang paling potensial untuk diolah menjadi keripik singkong maupun dibuat produk olahan lainnya. Dengan banyaknya produk olahan singkong tersebut, di Kota Dumai sekarang ini banyak dijumpai penjual berbagai macam keripik singkong yang umunya dibuat atau dikerjakan di rumah-rumah sebagai industri rumah tangga, ini ditandai dengan maraknya penjualan keripik singkong dipinggir jalan maupun di toko-toko kawasan Kota Dumai sebagai oleh-oleh atau makanan ringan, oleh sebab itu usaha keripik singkong sangat menjanjikan dan meraup keuntungan yang sangat besar. Peluang usaha ini perlu dikembangkan lagi dengan menambah kapasitas perajangan pada usaha keripik singkong, karena peneliti melihat keterbatasan alat produksi dalam perajangan yaitu pada umumnya masih menggunakan alat perajang singkong manual.

(2)

Konsep perancangan produk oleh Eko Putro (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ‘Perbaikan Rancangan Alat Pemotong Singkong Dengan Mekanisme Pedal Kaki Untuk Meningkatkan Produksi Dengan Prinsip Ergonomi’. Berdasarkan penelitiannya pada usaha ‘PJ’ Snack yang terletak di Desa Mukiran Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Semarang dapat diketahui bahwa alat perajang singkong dengan mekanisme pedal kaki ini dirancang untuk- memberikan kenyamanan bagi pekerja saat melakukan pekerjaannya. Hasil uji keseragaman data, kecukupan data dan perhitungan nilai persentil, dapat ditentukan ukuran rangka alat dengan tinggi 62 cm, lebar 60 cm dan panjang rangka 120 cm serta tinggi kursi 45 cm yang digunakan opoerator saat melakukakn proses perajangan. Berdasarkan hasil uji kuantitas didapatkan rata-rata hasil perajangan singkong sebesar 1.51 kg/menit (90 kg/jam).

Budiyanto (2012) juga dalam konsep penelitiannya yang berjudul ‘Perancangan Mesin Perajang Singkong’, yaitu rancangannya dibatasi pada kapasitas prosuksi minimal 40 kg/jam. Penelitian tersebut didasari pada survei yang telah dilakukan di daerah Pati (Yogyakarta) dimana banyak dijumpai penjual keripik singkong yang umumnya dikerjakan di rumah-rumah sebagai industri rumah tangga dengan kapasitas tidak terlalu besar. Dengan rumusan masalah tersebut peneliti Budiyanto merancang mesin perajang singkong dengan sistem penggerak pulley yang dihubungkan oleh v-belt dan motor listrik yang memiliki daya sebesar ¼ HP dengan posisi piringan vertikal serta 2 mata pisau.

Penelitian yang dilakukan oleh Budiyanto ini tidaklah berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan Eko Putro dalam hal perancangan mesin perajang singkong dengan kapasitas produksi diatas 40 kg/jam. Dalam sudut pandang peneliti rancangan Eko Putro memiliki keunggulan yaitu pada ergonomi dan kapasitas produksi yang mencapai 90 kg/jam dibandingkan rancangan mesin Budiyanto yang hanya menghasilkan rajangan sebesar 40 kg/jam, akan tetapi alat perajang singkong Eko Putro masih digerakkan oleh tenaga manusia.

Dari konsep perancangan produk perajang singkong yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, peneliti melihat bahwa alat perajang singkong tersebut dapat diaplikasikan pada usaha keripik singkong yang ada di Kota Dumai.

2. LANDASAN TEORI

Mengingat pada zaman ini kondisi persaingan dan pasar yang sangat dinamis, maka pada saat ini perancangan produk baru merupakan suatu hal yang- harus dilakukan oleh desainer ataupun perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Perancangan produk baru dapat ditinjau dari dua sisi :

1. Produk baru yang benar-benar baru (hasil inovasi).

2. Produk baru yang merupakan hasil modifikasi, perbaikan maupun penyempurnaan dari produk yang sudah ada.

Pendekatan dalam pengembangan produk dimulai dari tahap pengidentifikasian kebutuhan pasar yang kemudian akan diikuti dengan tahapan desain yang meliputi aktivitas pengidentifikasian spesifikasi produk berdasarkan- kebutuhan kostumer yang dinyatakan pada tahap sebelumnya, perancangan konsep produk dan perancangan secara detail. Sesudah itu tahapan akan dilanjutkan dengan tahapan untuk mewujudkan rancangan produk yang telah dibuat dalam bentuk prototipe untuk mengevaluasi apakah rancangan sudah bekerja atau menunjukkan yang sesuai dengan keinginan kostumer, (Arman, 2006).

Strategi perancangan menggambarkan rencana umum kegiatan suatu rancangan proyek dan aktivitas-aktivitas khusus (yaitu taktik atau metode-metode perancangan), Rosnani (2010). Adapun tujuan dari strategi perancangan adalah memberikan kepastian apakah aktivitas-aktivitas tersebut benar-benar realistis dengan batasan- waktu dan sumber-sumber yang telah ditetapkan. Berdasarkan tujuan inilah perancangan akan bekerja dalam melakukan perancangan. Strategi perancangan terbagi atas dua yaitu:

1. Perancangan secara acak (Random Search Strategy).

2. Perancangan secara pasti/berdasarkan urutan-urutan yang telah ditentukan (Prefabricated).

(3)

Suatu kerangka pekerjaan diidentifikasi dan dinyatakan sesuai setelah dilakukan pemilihan. Adapun prosedur dalam proses perancangan dan metodelogi dalam penilitian mesin perajang singkong dapat terlihat pada tabel 1.

Tabel 1: Proses Perancangan Dan Metodelogi

No. Tindakan dalam Proses Perancangan Metode Yang Digunakan 1. Perancangan Produk Secara Ergonomi Antropometri

2. Analisa Atribut Produk Pembuatan Kuisioner

3. Klasifikasi Tujuan Diagram Pohon

4. Menentukan Karakteristik QFD

5. Perancangan Mesin Bill of Material dan AutoCAD

6. Pembuatan Mesin Bengkel Kualitas

Sumber : Rosnani Ginting 2010

3. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan selama satu bulan pada 10 usaha keripik singkong, Dalam penelitian ini populasi dan sampel yang diambil adalah seluruh pelaku usaha keripik cabe yaitu 3 pekerja di Usaha Kerupuk Cabe, 2 pekerja di Keripik Cabe Renyah, 4 pekerja di Keripik Cabe Hj. Karmi, 2 pekerja di Keripik Cabe April, 2 pekerja di Usaha Keripik Cabe Pedas, 3 pekerja di Usaha Keripik Zian Perdana, 2 pekerja di Usaha Keripik Dumai, 4 pekerja di Keripik Suka Ramai, 4 pekerja di Keripik Singkong Mbak Wiwik, 4 pekerja di Keripik khas Harapan, dengan total jumlah sampel yang telah diambil 30 pekerja.

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah mengambil data anthropometri dan menyebarkan kuisioner pada 30 sampel usah rumah tangga yang menyebar di Kota Dumai, yaitu sebagai berikut:

3.1 Data Anthropometri

Data anthropometri yang digunakan dalam menentukan fasilitas kerja dan perancangan mesin perajang singkong adalah Tinggi Plopiteal (TP), Lebar Pinggul (LP), Panjang Plopiteal (PP), dan Panjang Lengan Bawah (PLB). Pengukuran data anthropometri diambil dari 30 sampel pekerja usaha rumah tangga yang ada di Kota Dumai dan sekitarnya.

3.2 Penyebaran Kuesioner

Penyebaran kuisioner dilakukan pada usaha rumah tangga keripik singkong yang ada di Kota Dumai dan sekitarnya. Secara garis besar pembuatan kuisioner terdiri dari:

1) Menerjemahkan kebutuhan data ke dalam bentuk pertanyaan.

2) Memeriksa bentuk pertanyaan.

3) Memeriksa bahas dan relevansinya.

4) Memeriksa urutan pertanyaan.

5) Memeriksa penampilan kuisioner.

6) Melakukan pre-test atau try-out

7) Membuat naskah akhir atau final-draft.

(4)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data antropometri dan data kuisioner pada 30 sampel usaha rumah tangga yang ada di Kota Dumai. Dapat dilihat pada Tabel IV.1 dibawah ini.

Tabel 2 : Jumlah Pekerja Usaha Keripik Singkong Kota Dumai

No. Nama Usaha Jumlah

Pekerja

1 Usaha Kerupuk Cabe 3

2 Keripik Cabe Renyah 2

3 Kerupuk Cabe Hj. Karmi 4

4 Keripik Cabe April 2

5 Usaha Keripik Cabe Pedas 2

6 Usaha Keripik Zian Perdana 3

7 Usaha Keripik Dumai 2

8 Keripik Suka Ramai 4

9 Keripik Singkong Mbak Wiwik 4

10 Keripik Khas Harapan 4

Total 30 Sumber : Pengolahan Data 2014

Data antropometri yang dikumpulkan dan diolah adalah data yang berhubungan dengan perancangan mesin perajang singkong. Data antropometri dari 30 sampel usaha rumah tangga yang tersebar di Kota Dumai dapat dilihat pada tabel 3.

(5)

Sumber : Hasil Pengumpulan Data Antropometri 2014

Data yang telah terkumpul selanjutnya akan dilakukan beberapa pengujian data, yaitu :

1. Uji Kecukupan Data 2. Uji Keseragaman Data 3. Perhitungan Nilai Persentil

4.1 Uji Kecukupan Data

Hasil perhitungan uji kecukupan data dari setiap data antropometri dimensi tubuh yang telah diolah pada tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4: Uji Kecukupan Data

No Keterangan N N’ Kesimpulan

1 TP 30 0,47 Data cukup

2 LP 30 1,21 Data cukup

3 PP 30 0,87 Data cukup

4 PLB 30 0,92 Data cukup

Sumber : Hasil Pengolahan Data Antropometri 2014

4.2 Uji Keseragaman Data

No TP Data Antropometri Dimensi Tubuh (cm)LP PP PLB

1 40 38 49 44

x

39,13 36,96 50,33 44,9

(6)

Hasil perhitungan uji keseragaman data dari setiap data antropometri dimensi tubuh yang telah diolah disajikan pada tabel 5 Sebagai berikut :

Tabel 5: Uji Keseragaman Data N

Sumber : Hasil Pengolahan Data Antropometri 2014

4.3 Perhitungan Nilai Persentil

Hasil perhitungan persentil dari setiap data antropometri dapat dilihat pada tabel 6 Sebagai berikut :

Tabel 6: Perhitungan Nilai Persentil

No Keterangan P-5 P-95

1 TP 38,01 40,24

2 LP 35,27 38,65

3 PP 48,07 51,98

4 PLB 43,10 46,69

Sumber : Hasil Pengolahan Data Antropometri 2014

5 Pengolahan Data

Setelah tahapan proses pengumpulan data selesai, maka tahap berikutnya yaitu pengolahan data.

5.1 Dimensi Alat dengan Operator Berdasarkan Data Antropometri

Penentuan rangka mesin perajang singkong dan kursi kerja dijelaskan sebagai berikut: 1. Penentuan rangka mesin

Hasil perhitungan antropometri dapat diperoleh ukuran yang sesuai dengan posisi operator saat bekerja. Penentuan ukuran rangka, yaitu :

a. Lebar rangka,

Untuk menentukan lebar rangka diperlukan data dimensi lebar pinggul dengan persentil ke-5 =35,27 cm. = lebar pinggul persentil ke-5 = 35 cm

(7)

b. Tinggi rangka,

Tinggi rangka di dapat dari data antropometri tinggi popliteal persentil ke-95 + alas duduk + toleransi alas kaki. = TP persentil ke-95 = 40 cm + 5 cm + 2 cm = 47 cm

c. Panjang rangka

Dalam penentuan panjang rangka yaitu penjumlahan data dimensi panjang popliteal persentil ke-95, yaitu sebesar 51,98 cm dan panjang lengan bawah persentil ke-5 =43,10 cm.

= panjang popliteal persentil ke-95 + panjang lengan bawah persentil ke-5 = 52 + 43 = 95 cm

Gambar 2. Penentuan Ukuran

Tinggi Dan Panjang Rangka Menggunakan Persentil Sumber : Pengolahan Data 2014

2. Penentuan kursi kerja

Dimensi Kursi kerja didapat dari data antropometri indonesia (dapat dilihat pada lampiran 6) yaitu penjumlahan data, lebar pinggul persentil ke-5 = 35,27 cm, tinggi plopiteal persentil ke-95 = 44,73 cm, dan alas duduk = 5 cm.

a. Lebar Kursi

= lebar pinggul persentil ke-5 = 35,27 = 35 cm b. Tinggi Kursi

= tinggi plopiteal persentil ke-95 = 47 cm c. Alas duduk = 5 cm

Gambar 3. Penentuan Ukuran Dimensi Kursi Kerja Sumber : Pengolahan Data 2014

5.2 Menyusun Diagram Pohon

(8)

Setelah data kuisioner terbuka dan kuisioner tertutup telah dikumpulkan, maka langkah selanjutnya menyusun diagram pohon tujuan. Diagram pohon tujuan didapat dari hasil jawaban kuisioner terbuka dan data antropometri yang dapat dilihat sebagai berikut:

Daftar tujuan perancangan produk mesin perajang singkong secara keseluruhan antaral lain: a. Mesin perajang singkong yang mempunyai desain persegi panjang.

b. Mesin perajang singkong yang mempunyai piringan potong horizontal. c. Mesin perajang singkong yang mempunyai tinggi 47 cm

d. Mesin perajang singkong yang mempunyai panjang 95 cm e. Mesin perajang singkong yang mempunyai lebar 35 cm f. Mesin perajang singkong yang mempunyai 4 mata pisau g. Mesin perajang singkong yang mempunyai warna oranye h. Mesin perajang singkong yang mempunyai rangka besi

i. Mesin perajang singkong yang mempunyai pemotong singkong dan pisang j. Mesin perajang singkong yang mempunyai hopper bongkar pasang

k. Mesin perajang singkong yang mempunyai fungsi pemotongan berkapasitas minimal 100 kg/jam. l. Mesin perajang singkong yang mempunyai penggerak mesin dinamo listrik.

5.3 Penentuan Karakteristik dengan QFD

Langkah selanjutnya adalah penentuan karakteristik dengan metode QFD terhadap perancangan mesin perajang singkong adalah :

Tabel 7: Atribut Mesin Perajang Singkong yang Diinginkan oleh Pengguna

No Primer Sekunder Atribut Tersier

1 Desain

Peggerak mesin Dinamo listrik 2 hP Sumber : Pengolahan Data 2014

Menentukan target pencapaian untuk setiap karakteristik teknik pada langkah ini, ditentukan target yang harus dicapai untuk masing-masing karakteristik teknik, tingkat kesulitan pembuatan produk, tingkat kepentingan dan perkiraan biaya, tingkat masing-masing karakteristik teknik dapat dilihat pada lampiran 6 dan tabel 8.

Tabel 8: Target Pencapaian Karakteristik Teknik

No Karakteristik Teknik

Target (%)

Tingkat Kesulitan Derajat Kepentingan Perkiraan Biaya

Total Bobot = 46 Total Bobot = 223 Total Bobot = 195

1 Komposisi Produk 39% 16% 20%

2 Kualitas Mesin 30% 19,7% 15%

3 Kekuatan Bahan 30% 13,9% 15%

(9)

5 Pengelasan 30% 11,65% 15%

6 Pengecatan 17% 10,7% 8,7%

7 Perawatan 23% 12,55% 11,79%

Sumber : Pengolahan Data 2014

1. Data presepsi konsumen dapat dilihat pada tabel IV.12. dan tabel IV.13.

Tabel 9: Data Presepsi Konsumen

Atribut MPS-1 Perajang 1 Perajang 2 Perajang 3

Bentuk alat persegi panjang 4 3 3 4

Piringan horizontal 4 3 3 4

Tinggi 40 cm 4 4 4 4

Pemotong Singkong dan Pisang 5 3 4 3

Hopper bongkar pasang 5 3 4 3

Minimal 100 Kg/jam 5 4 4 4

Mesin dinamo listrik 5 2 4 4

Sumber : Pengolahan Data 2014

Tabel 10: Hubungan antara Karakteristik Teknik dengan Tingkat Kesulitan, Derajat Kepentingan, dan Perkiraan Biaya.

K Sumber : Pengolahan Data 2014

Selanjutnya, dapat digambarkan House of Quality yang merupakan gabungan semua karakteristik teknik, atribut yang diinginkan konsumen, posisi mesin rancangan dan mesin perajang terhadap atribut yang sama.

5.4 Perancangan Komponen Mesin Perajang Singkong

(10)

Gambar 4: Komponen Penyusun Mesin Perajang Singkong Sumber : Pengolahan Data 2014

Berikut ini diterangkan penggolongan biaya masing-masing komponen mesin perajang singkong yang dijelaskan pada tabel 11.

Tabel 11: BiayaKomponen Mesin Perajang Singkong No

Kompo nen

Deskripsi

Jumlah Komponen (buah)

Harga (Rp)

1 Rangka besi L 2

150.000,-2 Plat besi 2

55.000,-3 Sekrup 14

7.000,-4 Belting 2

30.000,-5 Bearing 4

112.000,-6 Pulley 2

10.000,-7 As poros 2

100.000,-8 Mur,ring dan

baut 8

24.000,-9 Dinamo 1

700.000,-10 Pulley 1

25.000,-11 Mur dan baut 3

6.000.-12 Piringan potong 1

150.000,-13 Pisau 4

100.000,-14 Mur, ring &

baut 8

16.000,-15 Kursi 1

150.000,-16 Upah Pekerja 1

350.000,-Jumlah Rp Sumber : Pengolahan Data, 2014

(11)

Dari data pengukuran nilai persentil antropometri dapat diketahui dimensi mesin dan perancangan gambar produk yaitu menggunakan AutoCAD, maka langkah selanjutnya membangun produk jadi mesin perajang singkong yang dilaksanakan di bengkel pengelasan (welding).

Berikut ini adalah hasil rancang bangun mesin perajang singkong dengan pendekatann ergonomi dan QFD pada gambar 5. Dibawah ini:

Gambar 5: Mesin Perajang Singkong (MPS-1) Sumber : Pengolahan Data 2014

5.6 Pengujian Kuantitas Perajangan Singkong Menggunakan MPS-1 dengan Perajang 1, 2 dan 3

Dari hasil percobaan perajangan yang dilakukan dengan menggunakan mesin perajang singkong yang telah dirancang dalam waktu 1 menit (60 detik), dengan perhitungan rata-rata perajangan pada tabel 11 berikut :

Tabel 12: Hasil Uji Perajangan singkong menggunakan MPS-1 Uji perajangan ∑ Singkong yang dirajang

(kg/menit)

1 1,9

2 1,8

3 2,0

4 1,9

5 2,1

Jumlah 9,7

Sumber : Pengolahan Data 2014

Perhitungan rata-rata perajangan,

X

=

Singkong yang dirajang

Uji perajangan

X

=

9,7

5

X

=

1,94

kg

Uji kapasitas perajangan pada mesin perajang singkong yang dirancang dengan perajang singkong 1, 2 dan 3 dalam 1 jam (60 menit), dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 13: Perbedaan kapasitas perajangan pada tiap-tiap mesin Produk Hasil perajangan (kg/jam)

MPS-1 116,4

(12)

Perajang 2 40

Perajang 3 80

Sumber : Pengolahan Data 2014

5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang didapat dari pengolahan dan analisis data perancangan dan pembuatan mesin perajang singkong dengan pendekatan ergonomi dan QFD adalah sebagai berikut :

1. Mesin perajang singkong dirancang dengan pendekatan ergonomi, ini dilakukan agar memberikan rasa nyaman dan aman pada pekerja dalam melakukan perajangan. Dimensi mesin ditentukan dengan pengolahan data antropometri yang diambil pada 30 sampel pekerja usaha keripik singkong yang ada di Kota Dumai, dari hasil uji kecukupan data, keseragaman data dan perhitungan nilai persentil, dapat ditentukan ukuran rangka mesin dengan tinggi 47 cm, lebar 35 cm dan panjang rangka 95 cm. Untuk dimensi kursi kerja didapat dari data antropometri indonesia, yaitu ukuran kursi dengan lebar 35 cm, tinggi 47 cm, dan tebal alas duduk 5 cm.

2. Atribut yang dibutuhkan pengguna untuk spesifikasi mesin perajang singkong adalah sebagai berikut : a. Mesin perajang singkong yang mempunyai desain persegi panjang.

b. Mesin perajang singkong yang mempunyai piringan potong horizontal.

c. Mesin perajang singkong yang mempunyai tinggi 47 cm

d. Mesin perajang singkong yang mempunyai panjang 95 cm

e. Mesin perajang singkong yang mempunyai lebar 35 cm

f. Mesin perajang singkong yang mempunyai 4 mata pisau

g. Mesin perajang singkong yang mempunyai warna oranye

h. Mesin perajang singkong yang mempunyai rangka besi

i. Mesin perajang singkong yang mempunyai pemotong singkong dan pisang

j. Mesin perajang singkong yang mempunyai hopper bongkar pasang

k. Mesin perajang singkong yang mempunyai fungsi pemotongan berkapasitas minimal 100 kg/jam.

l. Mesin perajang singkong yang mempunyai penggerak mesin dinamo listrik.

3. Dari uji kuantitas perajangan singkong menggunakan produk rancangan dengan perajang 1, 2 dan 3, maka didapatkan hasil mesin perajang singkong (MPS-1) unggul dalam kapasitas perajangan 116,4 kg/jam dibandingkan perajang 1 yaitu 100 kg/jam, perajang 2 yaitu 40 kg/jam dan perajang 3 yaitu 80 kg/jam.

5.2 Saran

Perancangan produk mesin perajang singkong dalam penelitian ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu perlu adanya penelitian lebih lanjut dan riset yang memadai, yang perlu diperbaiki untuk menyempurnakan rancangan mesin ini adalah sebagai berikut: Pada plat besi untuk penutup rangka dan piringan pemotong alangkah baiknya berbahan yang tidak mudah berkarat atau stainless steel. Untuk memudahkan pemindahan mesin, perlu adanya penambahan roda pada kaki-kakinya.Harga rancangan mesin perajang singkong tergolong mahal, perlu adanya perbaikan dalam menentukan kualitas bahan yang sesuai untuk menekan harga jual mesin.

REFERENSI

Ginting, Rosnani, Ir, MT. (2010) Perancangan Produk, Graha Ilmu, Yogyakarta. Hakim Nasution, Arman.(2005) Manajemen Industri, Andi, Yogyakarta

Putro, Eko. (2009) Perbaikan Perancangan Alat Pemotong Singkong Dengan Mekanisme

(13)
(14)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Muhammad Arif adalah staf pengajar di Program Studi Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknologi Dumai. Ia mendapatkan gelar S.T. dari Program Studi Teknik Industri STTIND Padang tahun 2001. Gelar M.T. dari Program Studi Teknik Industri Universitas Sumatera Utara tahun 2005. Topik penelitian yang digelutinya adalah bidang perancangan produk dan ergonomi. Alamat email : pakarifmt@gmail.com

Gambar

Tabel 4:  Uji Kecukupan Data
Tabel 5:  Uji Keseragaman Data
Gambar 3. Penentuan Ukuran Dimensi Kursi KerjaSumber : Pengolahan Data 2014
Tabel 7:  Atribut Mesin Perajang Singkong yang Diinginkan oleh Pengguna
+4

Referensi

Dokumen terkait

Adapun ukuran untuk perancangan pelindung sepatu skateboard ini diambil dari data antropometri pengguna alat tersebut adalah dimensi kerja yang. bersesuaian yaitu sepatu

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data keluhan bagian tubuh, waktu proses, dimensi fasilitas dan postur pekerja mesin table saw.. Data keluhan bagian

Desain mesin pengiris ubi kayu yang dibuat menggunakan data antropometri, yaitu dimensi tubuh tinggi lutut digunakan menentukan tinggi dudukan kursi operator dari

2. Data antropometri yang akan digunakan adalah data hasil pengukuran terhadap pekerja yang bekerja di mesin gram ria tersebut. Penerapan ergonomi untuk perbaikan

Hasil dari penerapan data antropometri dalam perancangan mesin amplas beserta kursi operatornya dapat berpengaruh dalam memperbaiki posisi kerja operator yang pada awalnya

Bantalan (Bearing) adalah elemen mesin yang menumpu poros berbeban, sehingga putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan panjang umur

Hasil penelitian yang diperoleh yaitu perancangan ulang fasiitas kerja berdasarkan hasil pengujian normalitas data, keseragaman data, kecukupan data, dan percentil 95 th pada

Usa a keripik cakar ayam adalah usaha masyarakat yang dilakukan d idalam rumah home industri dan biasanya merupakan usaha sampingan dimana masih d ilakukan secara manual yaitu merajang