• Tidak ada hasil yang ditemukan

penelitian tindakan kelas id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "penelitian tindakan kelas id. docx"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bahasa Indonesia Indicator

Pkn Indicator Kegiatan inti Metode :

1. Disajikan fakta sehari-hari berupa gambar / foto / cerita tentang :(disekolah)

a. anak yang tidak membuang sampah di tempat sampah / membuang sampah sembarangan (fakta di kelas, sekitar kantin dan lapangan serta tempat bermain) b. anak yang bertengkar

c. anak yang mencontek d. anak yang tidak bisa antre kegiatan siswa :

 memberi komentar  menemukan persoalan  memberi usulan dan saran

2. disajikan informasi dalam bentuk film tentang kegiatan sehari-hari yang tertib, teratur, disiplin .

kegiatan siswa :

 member komentar

 membandingkan antara fakta yang terjadi sehari-hari di sekolah dengan film yang disajikan

 member usulan model sekolah dan siswa idaman

3. Menyusun usulan proyek atau aturan atau membuat pamphlet untuk mewujudkan model sekolah dan siswa idaman

(2)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bahasa, pada hakikatnya adalah alat komunikasi. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, social, dan emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua mata pelajaran. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia pada hakikatnya diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, yang diharapkan dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran lain. Keterampilan berbahasa Indonesia meliputi mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.(materi PLPG : Bahasa Indonesia hal : 2)

Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaranyang mempunyai posisi dan nilai strategis dalam pembangunan karakter bangsa, terutama para generasi muda dalam era globalisasi saat ini. Pendidikan kewarganegaraan pada hakekatnya merupakan pendidikan yang mengarah pada terbentuknya warga Negara yang baik dan bertanggung jawab berdasarkan nilai-nilai dan dasar Negara Pancasila. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sebagaimana yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 untuk memasuki era globalisasi dan pergaulan bangsa-bangsa di dunia. (KTSP, 2006) Pembelajaran adalah sebuah proses interaksi social antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan lingkungan dan guru dengan lingkungan. Di dalam sebuah interaksi social diharapkan interaksi aktif antar semua komponen yang ada interaksi aktif antar semua komponen yang ada. Guru diharapkan mempunyai peran yang maksimal untuk mewujudkan itu semua komponen yang ada. Guru diharapkan mempunyai peran yang maksimal untuk mewujudkan itu semua. Karena aktivitas dan capaian siswa banyak ditentukan oleh iteraksi tersebut.

(3)

menyenangkan atau yang biasa disebut PIKEM karena belajar menurur perspektif Konstruktivistik adalah pemaknaan pengetahuan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka. Pengetahuan merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek. Pikiran berfungsi sebagai alat menginterpretasi, sehingga muncul makna yangn unik.

Teori belajar konstruktivistik memandang bahwa ilmu pengetahuan harus dibangun oleh siswa di dalam benak sendiri melalui proses mentalnya. Dalam hal ini siswalah yang membangun dan menciptakan makna pengetahunannya (nur, 2000). Dalam hal ini belajar menekankan pada proses perubahan konseptual (conceptual-change process) sehingga siswa melakukan analisis, sintesis, berargumentasi mengambil keputusan dan menarik kesimpulan. Dalam penelitian tindakan kelas kali ini penulis menggunakan metode pembelajaran FIKSI (melihat fakta, mengumpulkan informasi dan menyusun aksi). Metode ini diterapkan dalam tema harga diri untuk pelajaran Bahasa Indonesia dan Pkn di kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Surabaya.

B. Identifikasi Masalah

Pembelajaran tematik walaupun sudah dipraktikkan beberapa waktu lamanya masih sering menemui kendala dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Permasalahan yang sering ditemui adalah apabila indicator pembelajaran adalah berupa pemahaman siswa terhadap sebuah konsep. Hal ini menyebabkan guru cenderung terjebak dalam proses pembelajaran teacher centered learning dimana guru menjadi satu-satunya sumber belajar yang menyampaikan pengertian konsep tersebut. dan apabila hal ini terjadi maka siswa hanya menjadi obyek pembelajaran yang diharapkan menerima dan meyerap semua yang di jelaskan oleh guru. Karena siswa diposisikan pasif maka pembelajaran tersebut menjadi monoton dan kurang menarik.

C. Rumusan Masalah

(4)

1. Bagaimanan penerapan metode pembelajaran FIKSI (melihat fakta, mengumpulkan informasi dan menyusun aksi) yang dapat meningkatkan pencapaian pembelajaran siswa untuk tema harga diri dalam pelajran bahasa Indonesia dan Kewarganegaraan siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Surabaya?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan metode pembelajaran FIKSI (melihat fakta, mengumpulkan informasi dan menyusun aksi) untuk tema harga diri untuk mata pelajaran bahasa Indonesia dan Pkn siswa kelas 3 SD Muhammadiyah 4 Surabaya?

D. Cara Memecahkan Masalah

1. Metode pemecahan masalah pada Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model pembelajaran FIKSI (melihat fakta, mengumpulkan informasi dan menyusun aksi) 2. Dengan metode FIKSI (melihat fakta, mengumpulkan informasi dan menyusun aksi) ini

diharapkan meningkatkan pencapaian siswa pada tema harga diri dalam pelajaran bahasa Indonesia dan Pkn.

E. Tujuan PTK

1. Guru dapat menemukan bentuk pembelajaran FIKSI (melihat fakta, mengumpulkan informasi dan menyusun aksi) yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2. Memperoleh peningkatan hasil belajar siswa.

BAB II

(5)

sebenarnya siswa yang kita hadapi setiap hari dalam kegiatan pembelajaran setiap hari. Semua yang terlibat dalam pendidikan harus sadar bahwa:

1. Setiap peserta didik adalah unik, peserta didik mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu, proses penyeragaman dan penyamarataan akan

membunuh keunikan tersebut. keunikan harus diberi tempat dan dicarikan peluang agar dapat lebih berkembang.

2. Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil, jalan pikir anak tidak selalu sama dengan jalan pikir orang dewasa. Oleh karena itu orang dewasa harus dapat

menyelami cara merasa dan berfikir anak –anak.

3. Dunia anak adalah dunia bermain tetapi materi pelajaran banyak yang tidak disajikan lewat permainan.

B. Pembelajaran Tematik C. Pembelajaran Kooperatif

D. Pembelajaran FIKSI (melihat fakta, mengumpulkan informasi dan menyusun aksi) Pembelajan FIKSI memandu siswa bekerja saling membantu dalam kelompok kecil yang merupakan salah satu cirri dari metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran FIKSI (melihat fakta, mengumpulkan informasi dan menyusun aksi) menggunakan 3 tahap sebagai berikut :

Tahap 1 : Melihat fakta, guru mengajak siswa untuk melihat dan memperhatikan fakta kejadian sehari-hari yang biasa dilihat dan dialami oleh siwa di lingkungan mereka. guru juga bisa menyajikan dalam bentuk gambar atau film pendek. Setelah itu siswa menuliskan komentar mereka berupa persolan yang mereka temukan secarik kertas. Ditukar dalam satu kelompok dan diberi komentar.lalu ditempel di tempat pajangan perkelompok.

Tahap 2 : mengumpulkan Informasi, guru menyajikan beberapa informasi dalam bentuk berita atau cerita. Setelah itu setiap kelompok mebandingkan antara fakta dan informasi yang mereka dapatkan setelah itu siswa membuat saran menyelesaikan persoalan-persoalan yang telah mereka temukan sebelumnya.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan metode perbandingan dengan cara melakukan pengujian laboratorium pada benda uji Marshall yang dibuat

[r]

Aktiviti pekerjaan yang dilakukan adalah bagi memenuhi keperluan manusia pengguna kerana ia adalah sebagai wasilah manusia untuk memakmurkan bumi dan jalan untuk memperolehi

Pengaruh cukup dalam diartikan bahwa orang tua tetap mengawasi dan menegur apabila melakukan tindakan merokok di rumah, namun apabila sudah di luar rumah kontrol

Sedangkan dari sudut pandang konsumen, harga seringkali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas

Ibrahim dkk(2000:29), ada empat pendekatan dalam pembelajaran kooperatif yaitu, STAD, jigsau, kelopok penyelidikan dan pendekatan setruktur. Dari berbagai jenis model

Bagi memandu kajian ini, objektif berikut telah dibentuk : (a) menentukan sejauh mana aplikasi Teori Dua Faktor dalam kalangan anggota Polis di Ibu Pejabat Polis

Dengan teori kesinambungan dan perubahan, tulisan ini hendak melihat bahwa perkembangan kajian Al- Qur‟an di Barat tidak lebih sebagai proses kesinambungan (continuity)