PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan
sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan
pokok yang dikomsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Konsumsi minyak
goreng biasanya digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan dan
penambah citra rasa yang membentuk struktur pada pembuatan roti (Wijana, dkk
2005).
Saat ini kebutuhan minyak goreng semakin meningkat. Setelah digunakan
minyak goreng tersebut akan mengalami perubahan sifat dan bila ditinjau dari
komposisi kimianya minyak goreng bekas pakai mengandung senyawa-senyawa
yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama proses penggorengan. Penggunaan
minyak goreng sebagai bahan dasar penghantar panas untuk membantu memasak
makanan itu mengubah kandungan dalam minyak goreng. Pemanasan minyak
goreng, terlebih dengan suhu yang sangat tinggi akan merusak ataupun
menghilangkan kandungan vitamin-vitamin yang ada pada minyak tersebut dan
terbentuk asam lemak yang tidak menyehatkan.
Sehubungan dengan banyaknya minyak goreng bekas dari sisa industri
maupun rumah tangga dengan mengingat harga minyak goreng yang tergolong
mahal dan faktor ekonomi maka perlu dilakukan upaya untuk memanfaatkan
minyak goreng tersebut agar tidak terbuang dan mencemari lingkungan.
Pemanfaatan minyak goreng bekas ini dapat dilakukan dengan pemurnian agar
Karbon atau sering juga disebut sebagai arang merupakan suatu padatan
berpori yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing-masing
berikatan secara kovalen serta memiliki luas permukaan yang sangat besar,
dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada
suhu tinggi.
Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran
udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon
tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Karbon selain digunakan
sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya
serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi
lebih tinggi jika terhadap karbon tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan-bahan
kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian,
karbon akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Karbon yang
demikian disebut sebagai karbon aktif.
Karbon aktif dapat bersumber dari bahan baku yang berasal dari hewan,
tumbuh- tumbuhan, limbah ataupun mineral yang mengandung karbon dapat
dibuat menjadi karbon aktif, antara lain: tulang, kayu lunak, sekam, tongkol
jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas
pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara. Permukaan karbon
aktif bersifat non-polar sehingga lebih mudah melakukan penyerapan warna, bau,
dan mengurangi jumlah peroksida sehingga memperbaiki mutu minyak. Karbon
aktif dapat mengadsorpsi gas dan senyawa- senyawa kimia tertentu yang bersifat
selektif, tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Karbon
aktif banyak digunakan oleh kalangan industri.
Indonesia mempunyai potensi yang besar untuk penyediaan biji karet,
sehingga kebutuhan akan minyak biji karet dapat diusahakan diproduksi di dalam
meningkatkan nilai ekonomisnya tempurung biji karet dapat dimanfaatkan untuk
arang aktif (Marnia Lusianti, 1989).
Salah satu upaya untuk memanfaatkan tempurung biji karet yang
digunakan sebagai adsorben, yaitu karbon aktif, dalam memurnikan minyak
goreng bekas agar tidak terbuang dan dapat digunakan kembali sebagai bahan
baku pembuatan biodiesel dan pembuatan sabun serta tidak berbahaya bagi
kesehatan masyarakat sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Pembuatan Arang Aktif Dari Tempurung Biji Karet (Hevea
brasiliensis) Sebagai Adsorben Pada Pemurnian Minyak GorengBekas”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian yang akan dilakukan adalah:
1. Bagaimana kualitas arang aktif tempurung biji karet dengan suhu aktivasi
8000C
2. Bagaimana kemampuan arang aktif tempurung biji karet dengan suhu
aktivasi 800oC terhadap peningkatan kualitas minyak goreng bekas dengan
pengaruh waktu kontak dan kadar arang aktif
1.3 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Media aktivasi arang aktif tempurung biji karet dengan asam fosfat 5%
pada suhu 8000C
2. Variasi kadar arang aktif pada pencampuran minyak goreng bekas adalah
3. Variasi waktu kontak pencampuran arang aktif dengan minyak goreng
bekas adalah 40 menit, 60 menit dan 80 menit.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kualitas arang aktif tempurung biji karet setelah
diaktivasi dengan suhu 8000C.
2. Untuk mengetahui kualitas minyak goreng bekas sebelum dan setelah
penambahan kadar karbon aktif serta untuk mengetahui kemampuan arang
aktif biji karet terhadap peningkatan kualitas minyak goreng.
3. Untuk mengetahui kualitas minyak goreng bekas terhadap pengaruh kadar
penambahan arang aktif dan waktu kontak pencampuran arang aktif
tempurung biji karet dengan minyak goreng bekas.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Memberikan informasi kepada masyarakat untuk mendapatkan suatu
bahan alternatif yang murah, mudah dan sederhana untuk meningkatkan
kualitas minyak goreng bekas.
2. Memberikan data informasi tentang kemampuan karbon aktif dalam
meningkatkan kualitas dan penjernihan warna minyak goreng bekas
sehingga untuk selanjutnya minyak goreng tersebut dapat dimanfaatkan
1.6 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang,rumusan masalah,batasan
masalah,tujuan penelitian,manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang minyak goreng, minyak goreng bekas, kualitas
minyak goreng, arang aktif dan adsorbsi
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang metode penelitian yakni, alat- alat dan bahan yang
digunakan serta prosedur percobaan.
BAB IV METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan data penelitian yang diperoleh peneliti, dan menerangkan
pengolahan data serta hasil dari penelitian.
BAB V PENUTUP