• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kedelai (Glycine max L. (Merill)) Dengan Perbedaan Waktu Tanam dan Pemberian Mikoriza

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respons Pertumbuhan dan Produksi Tiga Varietas Kedelai (Glycine max L. (Merill)) Dengan Perbedaan Waktu Tanam dan Pemberian Mikoriza"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman

Menurut Van Steenis (2003), tanaman kedelai diklasifikasikan ke dalam

Kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas

Dicotyledonae, ordo Polypetales, famili Papilionaceae (Leguminosae), genus

Glycine, spesies Glycinemax ((L.) Merill).

Kedelai berakar tunggang. Pada tanah gembur akar kedelai dapat sampai

kedalaman 150 cm. Pada akarnya terdapat bintil – bintil akar, berupa koloni dari

bakteri Rhizobium japonikum. Pada tanah yang telah mengandung bakteri

Rhizobium, bintil akar mulai terbentuk sekitar 15 – 20 hari setelah tanam. Pada

tanah yang belum pernah ditanami kedelai bakteri Rhizobium tidak terdapat

dalam tanah, sehingga bintil akar tidak terbentuk (Soemarno, 2007).

Kedelai berbatang semak, dengan tinggi batang antara 30 – 100 cm.

Setiap batang dapat membentuk 3 - 6 cabang. Bila jarak antara tanaman dalam

barisan rapat, cabang menjadi berkurang atau tidak bercabang sama sekali. Tipe

pertumbuhan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yakni determinit, indeterminit,

dan semi determinit (Adisarwono, 2006).

Tanaman kedelai mempunyai dua bentuk daun yang dominan, yaitu

stadia kotiledon yang tumbuh saat tanaman masih berbentuk kecambah

dengan dua helai daun tunggal dan daun bertangkai tiga (trifoliate leaves)

yang tumbuh selepas masa pertumbuhan. Umumnya, bentuk daun kedelai ada

dua, yaitu bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut

(2)

Bunga kedelai termasuk bunga sempurna, artinya dalam setiap bunga

terdapat alat jantan dan alat betina. Penyerbukan terjadi pada saat mahkota bunga

masih menutup, sehingga kemungkinan terjadinya kawin silang secara alam amat

kecil. Bunga terletak pada ruas – ruas batang, berwarna ungu atau putih. Tidak

semua bunga dapat menjadi polong walaupun telah terjadi penyerbukan secara

sempurna. Menurut penelitian sekitar 60% bunga rontok sebelum membentuk

polong. Usia kedelai sampai berbunga bervariasi, tergantung varietasnya. Varietas

umumnya dapat dipanen pada umur 80 – 90 hari. Pembungaan sangat dipengaruhi

oleh lama penyinaran dan suhu. Kedelai termasuk tanaman berumur pendek, yang

berarti tanaman tidak akan berbunga, bila lama penyinaran melebihi batas kritis,

yakni sekitar 15 jam (Soemarno, 2007).

Polongnya yang berkembang dalam kelompok biasanya mengandung 2-3

biji yang berbentuk bundar atau pipih dan sangat kaya akan protein dan minyak.

Warna biji berbeda-beda menurut kultivar. Kultivar indeterminate biasa

digunakan untuk produksi sayuran dan ditanam dengan jarak tanam rapat

(Adisarwono, 2006).

Biji kedelai berkeping dua yang terbungkus oleh kulit biji. Embrio terletak

di antara keping biji. Warna kulit biji bermacam – macam, ada yang kuning,

hitam, hijau atau coklat. Pusar biji atau hilum, adalah jaringan bekas biji kedelai

yang menempel pada dinding buah. Bentuk biji kedelai pada umumnya bulat

lonjong, ada yang bundar atau bulat agak pipih. Besar biji bervariasi, tergantung

varietas. Di Indonesia besar biji sering diukur dari bobot per 100 biji kering dan

(3)

bobot 100 bijinya antara 6 – 10 gram , berbiji sedang bila bobot 100 biji 13 gram

dan lebih dari 13 gram termasuk berbiji besar (Adisarwono, 2006).

Syarat Tumbuh Iklim

Indonesia mempunyai iklim tropis yang cocok untuk pertumbuhan kedelai

karena kedelai menghendaki hawa yang cukup panas. Pada umumnya

pertumbuhan kedelai sangat ditentukan oleh ketinggian tempat dan biasanya akan

tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih dari 500 m di atas permukaan air laut

(Adisarwono, 2006).

Apabila tanah cukup lembab dan suhunya ada di atas 210C biji

berkecambah lebih cepat. Biasanya pada suhu ini tanaman akan muncul di atas

permukaan tanah sekitar 5 hari setelah waktu tanam. Suhu yang rendah dan

kelembaban tanah yang sangat tinggi menghambat perkecambahan dan

menyebabkan busuknya biji (Soemarno, 2007).

Penanaman yang dilaksanakan pada musim hujan berlebihan, akan

mengalami gangguan yang merugikan pertumbuhan terutama disebabkan karena

serangan penyakit dan hambatan dalam pengolahan lepas panen

(Adisarwono, 2006).

Tanah

Untuk dapat tumbuh baik kedelai menghendaki tanah yang subur, gembur

dan kaya akan humus atau bahan organik. Bahan organik yang cukup dalam tanah

akan memperbaiki daya olah dan juga merupakan sumber makanan bagi jasad

(4)

Tanah berpasir dapat ditanami kedelai asal air dan hara tanaman untuk

pertumbuhannya cukup. Tanah yang mengandung liat tinggi sebaiknya diadakan

perbaikan drainasi dan aerasi sehingga tanaman ini tidak kekurangan oksigen dan

tidak tergenang air waktu hujan besar. Untuk memperbaiki aerasi, bahan organik

sangat penting (Soemarno, 2007).

Kedelai dapat tumbuh di tanah yang agak masam akan tetapi pada pH

yang terlalu rendah bisa menimbulkan keracunan Al dan Fe. Nilai pH tanah yang

cocok berkisar antara 5,8-7,0. Pada pH di bawah 5,0 pertumbuhan bakteri bintil

dan proses nitrifikasi akan berjalan kurang baik (Adisarwono, 2006).

Varietas Kedelai

Detam 2 merupakan varietas kedelai yang sesuai dengan lahan kering dan

berbiji sedang. Umur berbunga kedelai ini yaitu 34 hari dan umur masak yaitu 82

hari. Potensi hasil cukup tinggi (2,96 ton/ ha). Peka terhadap ulat grayak, agak

tahan terhadap ulat penghisap polong, dan agak tahan terhadap kekeringan

(Balitkabi, 2012).

Grobogan merupakan varietas kedelai berbiji sedang. Umur berbunga

30-32 hari dan umur masak yaitu 76 hari. Potensi hasil tinggi ( 3,4 ton/ha). Peka

terhadap ulat grayak, agak tahan pada penghisap polong, dan agak tahan pada

kekeringan (Balitkabi, 2012).

Anjasmoro merupakan varietas berumur genjah dan berbiji kecil. Umur

berbunga + 38 hari dan umur masak + 88 hari. Potensi hasil sedang (1,6 ton/ha).

(5)

Mikoriza

Mikoriza adalah asosiasi antara tumbuhan dan jamur yang hidup dalam

tanah. Mikoriza yang terbentuk pada tumbuhan dapat dibedakan berdasar struktur

tumbuh dan cara infeksinya pada sistem perakaran inang (host) yang

dikelompokkan ke dalam tiga golongan besar yaitu ektomikoriza (ECM),

endomikoriza (VMA atau FMA) dan ektendomikoriza. Jika dibandingkan dengan

tumbuhan yang tidak memiliki mikoriza, akar tumbuhan yang memiliki mikoriza

ternyata lebih efisien karena penyerapan air dan hara dibantu jamur.

Benang-benang hifa jamur memiliki akses dan jangkauan lebih luas dalam

mengeksploitasi nutrisi pada suatu area (Santoso et al, 2007).

Sebagian besar jamur membentuk hubungan secara simbiotik yaitu suatu

hubungan yang saling menguntungkan antara jamur dan tanaman yang mana

jamur akan masuk ke dalam akar tanaman sehingga membentuk suatu simbiosis

yang disebut dengan mikoriza. Sesudah spora mikoriza tumbuh maka hifa akan

menyerbu rambut akar dan tumbuh di dalam serta di luar akar rambut. Pada

bagian ini terdapat hifa yang membelit atau struktur hifa yang bercabang

terbentuk diantara sel-sel akar yang disebut arbuskul. Hifa jamur pada bagian luar

akan membantu tanaman dalam segi perluasan penetrasi akar, absorbsi air dan

unsur hara. Pada bagian tertentu terdapat pembengkakan pada hifa yang

mengandung minyak yang disebut vesikel. Bentuk struktur ini yang menjadi dasar

bahwa endomikoriza sebagai Mikoriza Vesikular Arbuskular (Rahmadani, 2007).

Ada beberapa tipe mikoriza, yaitu endomikoriza, ektomikoriza, ericoid

(6)

anatomi MVA berbeda dengan ektomikoriza. Akar yang bersimbiosis dengan

ektomikoriza memiliki mantel yang dapat dilihat dengan mata telanjang dan tidak

masuk ke dalam dinding sel tanaman inang, sedangkan akar yang bersimbiosis

dengan MVA harus diamati di bawah mikroskop setelah dilakukan perlakuan

khusus dan pewarnaan karena vesikel atau arbuskulnya terbentuk di dalam sel

inang (Kartika, 2010).

Fungi mikoriza biasanya tersebar dengan berbagai cara. Penyebaran aktif

miselia melalui tanah, setelah infeksi di akar hifa berkembang di daerah perakaran

pada tanah dan terbentuk struktur fungi, diantaranya miselium eksternal akar

merupakan organ yang sangat penting dalam menyerap unsur hara dan

mentransferkan ke tanaman, sedangkan penyebaran pasif dapat dilakukan oleh

beberapa hewan dan juga angin. Penyebaran fungi mikoriza melalui inokulasi

agak berkurang pada tanah yang sudah bermikoriza, tetapi meningkat pada tanah

yang tidak bermikoriza (Husna et al, 2007).

Mikoriza merupakan jenis fungi yang menguntungkan pertumbuhan

tanaman terutama pada tanah-tanah yang mengalami kekurangan fosfor. Mikoriza

tidak hanya menguntungkan pertumbuhan tanaman, tetapi juga menekan

kebutuhan fosfat 20%-30%. Penggunaan Mikoriza Vesikular Arbuskular

mempunyai sejumlah pengaruh yang menguntungkan bagi tanaman yang dapat

bersimbiosis. Mikoriza Vesikular Arbuskular yang menginfeksi sistem perakaran

tanaman inang akan memproduksi jalinan hifa secara intensif sehingga tanaman

bermikoriza akan mampu meningkatkan kapasitasnya dalam menyerap unsur hara

(7)

Salah satu alternative pengendalian yang dapat dilakukan adalah

pemanfaatan jenis-jenis mikroorganisme yang mampu memberikan ketahanan

tanaman dan mampu beradaptasi dengan lingkungan serta meningkatkan

pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Mycorrhiza vesikula arbuskula (MVA)

merupakan salah satu mikroorganisme yang mempunyai kemampuan demikian.

MVA mempunyai korelasi positif terhadap beberapa aspek fisiologi tanaman

inang diantaranya dalam hal menurunkan serangan penyakit. MVA selain

berpotensi sebagai biopestisida atau pengendali hayati yang aktif terhadap

serangan pathogen akar. MVA mempunyai kemampuan ganda yaitu selain

sebagai biopestisida yang ramah lingkungan juga mampu meningkatkan

pertumbuhan tanaman karena mampu meningkatkan pengambilan P sehingga

tanaman lebih tahan terhadap kekeringan. Hifa ekternal dari MVA dapat

Referensi

Dokumen terkait

pembajak pesawat masih hidup, para saksi mata melihat dan mendengar rentetan ledakan saat gedung roboh, ribuan arsitek dan insinyur menolak gedung tinggi menjulang ini dapat

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dengan efikasi diri pasien post stroke dalam menjalani fisioterapi di RSUP H.Adam Malik Medan dengan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendaapatkan bukti empiris bahwa mekanisme good corporate governance dapat mengurangi praktek manajemen laba pada perusahaan pertambangan

Saat komitmen dicontohkan sebagai fungsi kepercayaan terhadap organisasi dan pengalaman kerja, karakteristik organisasi harusnya menjadi faktor yang mempengsaruhi

ikan dan lain-lain (Nurjaya, 2008:123). Namun demikian, dengan semakin meningkatnya pembangunan seperti tersebut di atas, maka pemanfaatan sumber daya alam yang tidak

Motherboard Processor Memory Power supply Expansion slot Device controller Disk drive Bus. Dan komponen-komponen

Bandung JAWA BARAT JAWA BARAT 041034 Universitas Widyatama

PENILAIAN AFEKTIF (Penilaian terhadap penanaman Budaya dan Karakter Bangsa: Religius, menghargai keberagaman, santun, percaya diri, mandiri, bekerjasama, patuh