v
ABSTRAKSI
Aditya Ginting* Nurmalawaty** Rafiqoh Lubis***
Anak bukan saja sebagai karunia terbesar bagi pasangan suami istri dalam membangun rumah tangga, tapi juga terhadap agama, bangsa, dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, anak adalah penerus cita-cita bagi kemajuan suatu bangsa. Oleh sebab itu, hak asasi anak dilindungi di dalam Pasal 28 (B) UUD 1945 yang berbunyi “setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi..
Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah bentuk-bentuk dan faktor-faktor penelantaran anak, ketentuan undang-undang yang terkait dengan penelantaran anak, dan penerapan undang-undang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga terhadap tindak pidana penelantaran anak. Metode yang digunakan dalam pembahasan rumusan masalah tersebut adalah metode penelitian yuridis normatif dengan mengkaji dan menganalisis data sekunder berupa bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, bahan hukum tersier.
Bentuk-bentuk penelantaran anak pada umumnya dapat dibagi dalam bentuk: Penelantaran Fisik, Penelantaran pendidikan, Penelantaran secara emosi, dan penelantaran fasilitas medis, dan faktor-faktor penyebab terjadinya penelantaran anak pada umumnya dapat dilihat pada faktor: faktor orang tua, faktor situasi keluarga, dan faktor anak itu sendiri. Ketentuan Undang-undang yang terkait dengan Penelantaran anak diatur pada Kitab Undang Hukum Pidana (KUHP), diatur pada Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, diatur pada Undang-undang No. 35 Tahun 2014 perubahan atas undang No. 22 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak, dan Undang-undang No. 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Penerapan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga terhadap tindak pidana penelantaran anak pada putusan No. 2632 Pid.B/2013/PN-Mdn Hakim menjatuhkan hukuman terhadap Terdakwa Drive Lonie Als. Andi Als. Andi Semaun dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan terhadap kasus tindak penelantaran anak pada putusan No. 498 Pid.B/2014/PN-Rap hakim menjatuhkan hukuman dengan pidana penjara selama 6 bulan. Atas kedua kasus tersebut adapun pertimbangan hakim yaitu karena unsur-unsur dari dakwaan pertama telah terbukti dan terpenuhi melakukan tindak pidana “menelantarkan seseorang dalam lingkup rumah tangganya” yaitu melanggar Pasal 49 Huruf a UU RI No 23 Tahun 2004 tentang PKDRT.
* Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
** Dosen Pembimbing I, Staf Pengajar Departemen Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
***Dosen Pembimbing II, Staf Pengajar Departemen Hukum Pidana, Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara