• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Sebagai Strategi Bisnis Jangka Pan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Etika Sebagai Strategi Bisnis Jangka Pan"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA BISNIS SEBAGAI STRATEGI BISNIS

JANGKA PANJANG DALAM ERA BISNIS

GLOBAL DAN REVOLUSI TEKNOLOGI

INFORMASI

(Tinjauan Teori dan Aplikasi)

Oleh:

Gugyh Susandy & Deden Ramdhan

(Dosen Tetap STIESA)

Abstrak

(2)

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Bisnis pada dasarnya adalah mengelola sesuatu agar terus berjalan dengan baik. Wilayah kerja bisnis adalah dalam lingkup masyarakat ekonomi. Bisnis sebagai bagian dari entitas ekonomi memiliki fokus peranan dalam kegiatan produksi dan menciptakan penawaran kepada pasar dimana masyarakat melakukan kegiatan konsumsi. Bisnis adalah suatu aktivitas yang dimulai dari memotret kebutuhan masyarakat (society), memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara-cara tertentu agar mendapatkan keuntungan dari transaksi pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian, perusahaan bisnis merupakan entitas ekonomi utama yang digunakan orang dalam masyarakat ekonomi modern untuk melaksanakan tugas memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa.

(3)

Dengan demikian, ilmu Manajemen adalah ilmu yang memiliki peranan sentral yaitu bagaimana prinsip dan asas ekonomi dapat diterapkan atau dibumikan dalam suatu entitas ekonomi termasuk didalamnya perusahaan bisnis.

Ilmu ekonomi pada dasarnya memiliki tujuan untuk menciptakan equilibrium (keseimbangan) antara kegiatan produksi dan kegiatan konsumsi. Kegiatan produksi dalam entitas organisasi bisnis akan menghasilkan suatu struktur industri, demikian halnya juga kegiatan konsumsi akan menghasilkan struktur pasar. Dengan adanya gabungan komponen struktur industri dan struktur pasar inilah yang membentuk struktur persaingan. Dengan demikian dalam dinamika bisnis maka tidak dapat dihindari akan muncul persaingan. Pada akhirnya persaingan tersebut yang mendorong peranan Etika dalam bisnis.

(4)

dapat menciptakan keunggulan kompetitif bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat menghantarkan perusahaan menjadi pemenang dalam persaingan.

Perusahaan bisnis paling modern yang paling signifikan adalah korporasi. Sekarang ini organisasi korporasi mendominasi ekonomi. Organisasi korporasi memunculkan problem-problem besar bagi siapapun yang berusaha menerapkan standar moral pada aktivitas bisnis. Sebagian dari Organisasi korporasi masa kini merupakan perusahaan multinasional. Karena beroperasi di sejumlah negara yang berbeda korporasi multinasional menghadapi sejumlah permasalahan Etika Bisnis yang layak mendapatkan perhatian. Disamping itu, Teknologi mempunyai dampak revolusioner terhadap bisnis dan masyarakat. Teknologi yang berkembang di akhir dekade abad ke-20 mentransformasi masyarakat dan bisnis dan menciptakan potensi problem etika baru. Yang paling mencolok diantara perkembangan ini adalah revolusi dalam bioteknologi dan apa yang sering disebut teknologi informasi meliputi perkembangan komputer, internet, komunikasi nirkabel, digitalisasi dan lainnya.

(5)

1.2 Identifikasi Masalah

Dapat di rumuskan masalah yang akan menjadi pembahasan dalam makalah ini:

1. Bagaimana Etika, Etika Bisnis , Etika Masyarakat, Dan Etika Global ?

2. Bagaimana Cara Pandang Organisasi Cybernetic terhadap Etika Bisnis?

3. Bagaimana Kerangka Konseptual Etika Bisnis Dan Perusahaan Meliputi Struktur, Proses Dan Kinerja ? 4. Bagaimana Dinamika Etika Bisnis Sebagai Fungsi

Waktu Dan Budaya Dalam Model Dan Kasus? 5. Bagaimana Standar Penalaran Moral ?

6. Bagaimana Etika Pengambilan Keputusan Diwujudkan Dalam Model Integratif Untuk Praktik Bisnis?

7. Bagaimana Kinerja Etika Bisnis Diukur Dengan Kerangka Konseptual?

2. Pembahasan

2.1 Etika, Etika Bisnis, Etika Masyarakat, dan Etika Global

2.1.1 Pengertian Etika

(6)

dengan kepercayaan religius saya,” sebanyak 18% mendefinisikan sebagai “apa yang sesuai dengan peraturan yang mulia”. Namun demikian perasaan sebetulnya dasar yang tidak memadai untuk penilaian Etika (Velasquez:2005).

Mengawali pembahasan dalam bab ini, akan ditinjau terlebih dahulu mengenai definisi atau pengertian Etika dari pendapat beberapa pakar sebagai berikut:

Pendapat Wiley (1995) mengatakan : “Ethics is concerned with moral obligation, responsibility and social justice.”

Pendapat Harris (1995) mengatakan : “Ethics as ..that which is to do with code of conduct which clarifies one’s duty toward other human beings, even beyond whai is required by law.”

Pendapat Walton (1977) dan Mauro (1987) mengatakan : “Ethics is A critical analysis of human acts to determine their rightness or wrongness in terms of two major criteria : truth and justice.”

Etika menurut dalam kamus webster’s International Dictionary makna yang pertama adalah : “prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok”.

Sedangkan makna yang kedua : Etika adalah “kajian moralitas”.

(7)

“ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral masyarakat.”

“penelaahan standar moral-proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkret. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut- standar yang telah kita pertimbangkan dan kita putuskan secara cermat adalah standar yang benar untuk kita terima dan terapkan pada pilihan-pilihan yang mengisi hidup kita.”

2.1.2 Pengertian Etika Bisnis

Setelah sebelumnya telah dibahas pengertian Etika, maka selanjutnya kita bahas pengertian dari Etika Bisnis dari pendapat pakar sebagai berikut :

Walton (1977) mendefiniskan Etika Bisnis yaitu :

(8)

corporate size; the handling of communication, and the like.”

Velasquez (2005) menyatakan bahwa :

“Etika bisnis merupakan studi standar moral dan bagaimana standar itu diterapkan kedalam sistem dan organisasi yang digunakan masyarakat modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi. Studi ini tidak hanya mencakup analisa norma moral dan nilai moral, namun juga berusaha mengaplikasikan kesimpulan-kesimpulan analisis tersebut ke beragam isntitusi, teknologi, transaksi, aktivitas, dan usaha-usaha yang kita sebut bisnis.”

Preuss (2008) mengatakan bahwa :

“Business ethics is described as a part of a veritable explosion of concept that aim to explain what the proper role of business in society should be”

BE is the branch of ethics that examines ethical rules

and principles within acommercial context

(http://en.wikipedia .org/wiki/).

BE is the field of ethics that examines moral contraversies related to the social responsibilities/of

business practice, in any economic system

(9)

BE is the study of business situations, activities, and decisions where issues of right and wrong are addressed (Crane and Matten, 2003).

2.1.3 Sejarah Evolusi Etika Bisnis

Etika bisnis telah mengalami perkembangan dari dulu sampai saat sekarang ini. Perkembangan etika bisnis dikenal dengan istilah evolusi etika bisnis. Berikut ini pandangan dari beberapa pakar mengenai hal ini.

De George (1987, hal 201) berpendapat bahwa :

“sejarah etika dalam bisnis adalah sejarah yang panjang, seperti akan kembali pada sejarah bisnis dimulai"

De George (1987, hal 203) selanjutnya mengatakan :

“tahun 1985 sebagai titik dalam sejarah bisnis saat etika telah menjadi suatu disiplin akademis meskipun masih dalam proses definisi"

(10)

Perkembangan Iklim etika bisnis dibagi kedalam kurun 1960-an, 1970-an, 1980-an, 1990-an, dan 2000-an. Begitu halnya juga dengan perkembangan dilema etika bisnis di bagi kedalam kurun waktu yang sama. Dalam tabel tersebut ditunjukkan bagaimana perubahan iklim etika bisnis dan dilema etika bisnis dari satu kurun waktu ke kurun waktu yang lainnya. Iklim etika pada tahun 1960-an adalah kerusuhan sosial, sentimen anti perang. karyawan memiliki hubungan yang berlawanan dengan manajemen, pergeseran nilai dari loyalitas untuk sebuah perusahaan untuk setia kepada cita-cita/idealisme, nilai-nilai yang sudah usang/tua dikesampingkan. Dilema etika bisnis yang dihadapi pada tahun 1960-an adalah masalah lingkungan, peningkatan ketegangan antara karyawan dengan majikan, dominasi isu-isu hak-hak sipil, kejujuran, perubahan etos kerja, selain itu dilema etika bisnis adalah masalah mengenai penggunaan narkoba/obat-obatan meningkat.

(11)

Tabel 1. The Business Ethic Timeline

(12)

kesetiaan kepada majikan yang terkikis, penekanan tentang etika perawatan kesehatan. Dilema etika bisnis yang dihadapi pada kurun 1980-an adalah suap dan praktek ilegal kontraktor, menjajakan pengaruh, iklan yang menipu, penipuan keuangan (skandal tabungan dan pinjaman), timbul masalah transparansi.

Pada kurun waktu 1990-an iklim etika bisnis yang terjadi yaitu ekspansi global membawa tantangan etika baru, terdapat keprihatinan utama tentang pekerja dibawah umur (anak), fasilitasi, pembayaran (suap), dan masalah lingkungan. munculnya internet tantangan bagi batasan-batasan budaya. The Global Sullivan Prinsip diluncurkan pada tahun 1999. Dilema etika bisnis yang muncul pada tahun 1990-an Praktek kerja yang tidak aman di negara dunia ketiga, peningkatan kewajiban perusahaan untuk kerusakan terhadap individu manusia (perusahaan rokok, Dow Kimia, dll), mismanajemen Keuangan dan penipuan.

(13)

Dilema etika bisnis yang muncul pada kurun waktu 2000-an adalah kejahatan cyber. masalah privasi data (data mining), salah urus Keuangan. korupsi Internasional, hilangnya privasi - karyawan versus majikan, pencurian kekayaan intelektual, Peran usaha dalam mempromosikan pengembangan berkelanjutan.

Montes-y-Gomez et al (2001) menyajikan tabel yang memuat beberapa kejadian pokok yang telah mempengaruhi lingkungan etika bisnis secara detail dari tahun 1984 – 2007 sebagai berikut :

(14)

R. Barkemeyer, D. Holt, F. Figge dan G. Napolitano melakukan analisis longitudinal dan kontekstual etika bisnis yang direpresentasikan oleh media koran. Sebanyak 62 koran internasional di 21 negara dari tahun 1990 s.d 2008 menjadi sampel penelitian bagi analisa longitudinal etika bisnis. Hasilnya menunjukan sebagaimana gambar dibawah ini Fokus analisa longitudinal ingin mengetahui sejauhmana kemungkinan topik etika bisnis secara rata-rata muncul dalam koran setiap bulannya. Topik etika bisnis nya diperluas dengan tema lain yang terkait karena beberapa literatur menyarankan etika bisnis terkait dengan the three pillars sustainability yaitu the triple bottom line of economic, environmental, and social responsibility.

Rumus perhitungan hits per news paper issue adalah :

(15)

Gambar 1. Longitudinal trends in coverage of businees ethics and associates term.

Berdasarkan nilai hit per np issue terlihat ada nilai yang signifikan dalam termin sustanaibility development, bahkan pada tahun antara tahun 2002 dan 2003 mencapai level 0.7 artinya 70% kemungkinan rata-rata muncul 1 artikel tentang istilah sustainability development atau dengan kata lain 70 koran dari 100 koran per bulan. Hal ini berhubungan dengan penyelenggaraan KTT Bumi di Johanesburg pada tahun 2002.

(16)

Harrods dan suap di lingkungan pemerintahan inggris. Pada tahun 2002 pernah mencapai puncak terkait dengan Enron, WorldCom, skandal Adelphia dan cakupan dari undang-undang Sarbanes-Oxley dan difokuskan terutama di AS.

Gambar 2. Regional Coverages of business ethics

(17)

Afrika Selatan, Inggris, Australia, Asia Tenggara, dan Kanada.

Gambar 3. Comparison business ethics and associated terms

(18)

2.1.4 Persepsi yang menyeluruh tentang isi dari Etika Bisnis

Sebuah jurnal dengan judul Toward a holistical perception of the content of business ethics yang ditulis oleh Vojko Potocan dan Matjaz Mulej dimuat dalam Kybernetes Vol. 38 No.3/4 2009, menyajikan bagan Kerangka Teoritis Etika bagi Isi etika organisasi bisnis sebagai berikut:

Gambar 4. Ethics theory framework for BE Content

(19)

sejumlah doktrin filosofis yang menjelaskan bagaimana mengambil suatu pilihan yang terbaik bagi individu dan masyarakat (Kohlberg, 1976; Shea, 1998; Singer, 1999; Jennings, 2005; Trevino and Nelson, 2006). Doktrin filosofi yang dimaksud adalah altuirsm, divine command ethics, consequentialisme, Virtue ethics, social contract theory, dan lainnya.

Prinsip-prinsip normatif yang penting beberapa diantaranya adalah : personal benefit, social benefit, principle of benevolence, principle of paternalism, principle of harm, principle of honesty. (Ulrich, 1997; Velasquez, 2005; Potocan and Mulej, 2007; Trevino and Nelson, 2006; etc.)

Modern theory and practice discuss ethics and/or BE using (specific) bases of ethics, especially concerning applied ethics, such as: ethics by cases (Shea, 1998; Jennings, 2005), political virtues (Crick, 1982, 2002), situational ethics (Ross, 1995; Simons and Usher, 2000), descriptive ethics (Singer, 1999; Shaw, 2007), and the analytic view of ethics (Bostock, 2000; Simons and Usher, 2000; Bowie, 2002; etc.).

Selanjutnya Vojko Potocan dan Matjaz Mulej juga menyajikan bagan faktor-faktor yang mempengaruhi etika bisnis organisasi. Dijelaskan dalam bagan tersebut faktor yang mempengaruhi ada 2 yaitu :

(20)

see for example, Cooper and Argyris, 2000; Daft, 2002; Jennings, 2005; Stanwick and Stanwick, 2008; etc.) b. Faktor Khusus meliputi (BE organization stakeholders,

Structural factor, content factor, dan VCEN

organization). (For details concerning each specific factor but not in their synergy, see for example, Cooper and Argyris, 2000; Daft, 2002; Jennings, 2005; Stanwick and Stanwick, 2008; etc.)

Gambar 5. Factors that influence on organizational Business Ethics

(21)

struktural meliputi; formalization, specialization, hierarchy of authority, centralization, profesionalism dan rasio personnel dan lainnya. Faktor khusus content organizational meliputi : Technology, skills, size, objective and strategy, dan environment.

2.1.5 Etika Masyarakat

Gail C. Furman menulis sebuah makalah dengan judul “The ethic of community” yang dimuat dalam Journal of Educational Administration Vol. 42 No.2 Tahun 2004 dengan bertujuan untuk mengusulkan konsep etika masyarakat untuk melengkapi dan memperluas frame etika lainnya yang digunakan dalam pendidikan. Etika masyarakat melengkapi dan memperluas bingkai dikembangkan oleh Starratt (1994) dan Shapiro dan Stefkovich (2001) dalam fokus pada komunal dan bukan individu.

Mungkin kerangka etika yang paling dikenal umum digunakan dalam pendidikan adalah kerangka tripartit yang dikembangkan oleh Starratt (1994, 2003). Starratt mengklaim bahwa tiga "etika" mendasari praktek etika: etika keadilan, etika kritik, dan etika pelayanan. Furman mendefinisikan etika masyarakat adalah :

“Etika komunitas didefinisikan sebagai tanggung jawab moral untuk terlibat dalam proses komunal sebagai pendidik mengejar tujuan moral dari pekerjaan mereka dan mengatasi tantangan yang harus dihadapi dalam kehidupan sehari-hari”

(22)

Gambar 6. Ethical framework centered in the ethic of community.

(23)

hal 47). Etika perawatan mutlak membutuhkan sikap menghargai martabat dan nilai intrinsik setiap orang dan keinginan untuk melihat bahwa orang-orang menikmati hidup (Starratt, 2003, hal 145). Lebih lanjut, etika perawatan berfokus pada tuntutan hubungan, bukan dari kontrak atau sudut pandang legalistik, tetapi dari sudut pandang menghargai dan cinta.

2.1.6 Etika Global

Sebuah paper ditulis oleh Anthony Howard dengan judul A New Global Ethic dimuat dalam Jurnal of Management Development Vol. 29 No. 5 Tahun 2010. Tujuan penulisan paper tersebut untuk menggali potensi bagi para pemimpin bisnis untuk melakukan kebaikan dengan cara yang sepenuhnya terintegrasi dengan tujuan organisasi dan tujuan pribadi mereka. Mengingat isu utama menghadapi masyarakat, termasuk kerapuhan lingkungan, kerentanan keuangan dan mengurangi pengaruh lembaga-lembaga tradisional, mengusulkan perlunya etika global baru, dan menyarankan bahwa para pemimpin perusahaan global memiliki kesempatan khusus untuk membuat perbedaan besar dalam mendorong etika.

Makalah tersebut mengidentifikasi tiga unsur kunci yang sangat penting untuk kepemimpinan yang efektif:

a. untuk menguasai seni menjadi manusia,

(24)

c. untuk menjadi pelayan kepada masyarakat dengan mengembangkan etika global yang baru dalam lingkup pengaruh mereka.

Kenyataan menunjukkan bahwa dunia kita saat ini dan bisnis didalamnya mengalami ketidakpastian contoh yang terkini mengenai krisis keuangan global, Ferguson (2008) mengatakan ada 3 sebab kerentanan dunia ini :

(1) ketidakpastian dan tidak dapat diprediksinya masa depan;

(2) irasionalitas perilaku manusia dan kekeliruan pemikiran manusia, dan

(3) dampak kekuatan-kekuatan evolusi sosial pada perekonomian, yang mengarah pada kepunahan organisasi sebesar 10 % per tahun.

Antony Howard (2010) mengatakan :

(25)

untuk planet ini, pada zaman ini, dan generasi yang datang setelah kita. Perspektif ini mengakui kita tidak dalam isolasi, baik sebagai manusia, negara atau institusi, dan tidak dapat mengabaikan dampak dari tindakan kita pada orang lain.”

Sebagai respon terhadap etika yang berlaku dari keserakahan dan kepentingan pribadi, yang telah gagal untuk memberikan dunia yang kita inginkan, sebuah etika global baru akan mencakup sejumlah elemen. (Anthony Howard,2010)

1. Sustainable (Keberlanjutan).

"Bisnis adalah masalah pelayanan manusia" kata Merril J. Fernando, pendiri Dilmah Tea. Diakui pula adanya kedalaman hubungan manusia antara bisnis dan dunia (Fernando, 2009).

Etika keberlanjutan meliputi:

a. Keberlanjutan Bakat, bergerak di luar daya tarik, retensi dan pengembangan bakat untuk menciptakan lingkungan dan praktek-praktek yang menyegarkan dan meningkatkan orang untuk hidup panjang dan sehat. b. Keberlanjutan Organisasi, mengakui bahwa korporasi

(26)

c. Keberlanjutan Sosial, mengakui bahwa setiap orang adalah bagian dari jaringan sosial, tidak peduli seberapa berbeda, dan bahwa lembaga perlu untuk berkontribusi pada pelestarian daripada pemisahan jaringan ini pada tingkat lokal, nasional dan global. Kelompok usaha dengan etika global yang baru menilai dampak keputusan dan tindakan mereka di semua set hubungan manusia, menjadi sangat hati-hati untuk memastikan apa yang mereka lakukan memberikan kontribusi pada kesejahteraan masyarakat yang lebih besar.

d. Keberlanjutan Global, yang mengakui bahwa kita memiliki tapak yang memanjang di lingkungan, komunitas bangsa-bangsa, dan mencapai ke bawah berturut-turut melalui generasi.

2. Nilai-nilai Manusia yang tak lekang oleh waktu (Timeless Human Values)

Ada seperangkat nilai-nilai universal diterima sebagai nilai etis yang berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat, termasuk keadilan, kejujuran, kepercayaan, menghormati hak hidup manusia, cinta, kebebasan, toleransi (Kidder, 1995). Keberhasilan bisnis jangka panjang tergantung pada penerapan nilai-nilai ini (Senge, 2008, hal xiii).

(27)

(1) Apakah kebenaran dari masalah ini? Apa fakta? Apakah ini telah diungkapkan atau dibahas?

(2) Apa yang mesti dihargai / dinikmati / dirayakan dalam situasi ini atau dengan orang ini?

(3) Apakah hal yang benar untuk dilakukan, cara yang tepat untuk bertindak?

(4) Apakah tindakan ini adil untuk semua yang terlibat? (5) Apakah kita bersikap jujur di sini, atau adalah sesuatu

yang telah ditutup-tutupi?

(6) Apakah kita mengajukan semua pertanyaan, atau ada pertanyaan tertentu yang sedang dihindari?

(7) Apa yang kita lakukan untuk mendorong dan melepaskan potensi manusia dan membantu orang menjalani penuh kehidupan manusia?

(8) Apakah kita melakukan sesuatu (seperti upah rendah atau jam panjang, misalnya) yang akan mengurangi dari orang-orang hidup yang mampu hidup sepenuhnya manusia?

(9) Apa yang kita lakukan yang memperlihatkan kepedulian yang tulus dan kasih sayang untuk orang yang kita sentuh melalui organisasi kita ?

(10) Apakah kita memperlakukan orang sebagai individu dengan harapan dan impian, bakat dan keterampilan, atau sebagai unit produksi ekonomi?

(28)

(12) Apakah kita benar-benar toleran terhadap pandangan orang lain, walau ketika itu berbeda dengan kita?

3. Keseluruhan sistem berfikir.

Sebuah etika global baru mengakui bahwa individu tidak ada dalam isolasi, juga tidak ada perusahaan dalam isolasi. Mereka ada sebagai bagian dari suatu sistem yang lebih besar dan partisipasi mereka dalam sistem ini harus menginformasikan pemikiran, walaupun memiliki konsekuensi negatif jangka pendek.

2.2 Business Cybernetics dan Etika Bisnis

In Kybernetes, Vol. 34 Nos. 9/10, pp. 1496-516

we published “Business cybernetics – aprovocative suggestion” (Potocan et al., 2005).

Potocan defined that

BC is specializing in organizations and individuals as so-called BSs emphasizing the so-called business viewpoints rather than the natural and/or technical/technological viewpoints of consideration of features, events and processes comprised of real life.

(29)

Bisnis Cybernetic terhadap isi dari Etika Bisnis sebagai berikut :

Etika bisnis menjadi aspek yang dilibatkan dalam proses Input, Transformasi dan Output perusahaan Bisnis Cybernetics.

(30)

2.3 Kerangka Konseptual Etika Bisnis dan Perusahaan Meliputi Struktur, Proses Dan Kinerja

Pada pembahasan di sub-bab ini akan dipelajari konsep teoritis etika bisnis dan perusahaan. Goran Svensson dan Greg Wood (2011) menulis suatu paper yang bertujuan untuk memperkenalkan dan menjelaskan suatu kerangka kerja konseptual perusahaan dan etika bisnis di seluruh organisasi dalam hal struktur etika, proses etis dan kinerja etika.

Gambar 7. A conceptual frame work of corporate and business ethics across organization: structure, processes and

(31)

Berdasarkan bagan diatas dapat kita lihat bahwa Struktur Etika terdiri dari :

a. Kode etik

(32)

2003). Studi kode etik telah juga dilakukan pada perusahaan multinasional terbesar yang beroperasi di berbagai yurisdiksi di dunia (Bethoux et al, 2007;. Singh et al, 2005;. Wood et al, 2004.).

Studi telah menemukan bahwa memiliki kode etik memberi dampak positif terhadap etika perilaku dan perilaku organisasi (Adams et al, 2001;. Schwartz, 2001; Wotruba et al, 2001). Stajkovic dan Luthans (1997) melihat kode etik sebagai salah satu parameter penting untuk mempengaruhi standar etika organisasi dan individu. Berenbeim (2000) melihat kode etik sebagai memiliki peran penting membuat organisasi menjadi lebih etis.

b. Audit Etika

Sub-wilayah lain struktur etika dalam kerangka konseptual etika organisasi perusahaan dan bisnis adalah melakukan audit etika. Sejumlah penulis telah menyarankan kebutuhan untuk menggabungkan audit etika ke dalam proses suatu organisasi (Crotts et al, 2005;. Laczniak dan Murphy, 1991; Murphy, 1988). Garcia-Marza (2005) memandang audit etika sebagai bagian tidak terpisahkan dari proses pengembangan kepercayaan.

c. Etika ombudsman

(33)

dapat merasa bebas untuk menyuarakan keprihatinan ini ke arbiter mandiri (Crotts et al, 2005;. Laczniak dan Murphy, 1991; Murphy, 1988).

d. Komite Etika

Pengembangan Komite etika merupakan struktur penting direkomendasikan oleh sejumlah penulis (Pusat Etika Bisnis, 1986; Wood, 2002). Komite Etika diyakini dapat mendukung pengembangan, pengelolaan dan pemantauan terhadap praktek bisnis yang etis.

e. Komite pelatihan etika

f. Dukungan bagi Whistle-blowers

Selanjutnya dari bagan diatas dapat diketahui bahwa proses etika terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut:

a. Penilaian kinerja etika; b. Pendidikan staf;

c. Membantu dalam perencanaan strategis; d. Konsekuensi pelanggaran;

e. Komunikasi kode untuk pekerja organisasi; f. Penyebaran kode untuk staf baru;

g. Penyebaran kode untuk pelanggan; h. Penyebaran kode kepada pemasok;

i. Komunikasi kode kepada para pemangku kepentingan lainnya;

(34)

Sementara elemen dari kinerja etika adalah :

a. Memecahkan dilema etika; b. Membantu garis bawah, c. Efektivitas kode

.

Dinamika Etika Bisnis terhadap Fungsi Waktu Dan Budaya Dalam Model

Goran svensson dan Greg wood (2003) menulis makalah yang membahas etika bisnis haruslah dinamis mengingat terdapat dua parameter waktu dan budaya. Etika bisnis bisa diterima atau tidak karena perbedaan waktu dan budaya. Oleh karena itu hal ini harus menjadi perhatian bagi pelaku bisnis.

Dalam paper tersebut, dijelaskan hubungan antara budaya dan waktu, seperti diilustrasikan dibawah ini:

(35)

Hubungan etika bisnis dengan waktu, diilustrasikan dalam bagan dibawah ini:

Dinamika etika bisnis terhadap waktu dan budaya disajikan dalam model umum:

(36)

Skenario yang akan terjadi pada posisi adanya gap etika bisnis dengan pandangan pihak lain yaitu :

(37)

Bisnis terhadap waktu dan budaya di gambarkan sebagaimana berikut:

2.4 Standar Penalaran Moral

Penelaran moral mengacu pada proses penalaran di mana perilaku, institusi, atau kebijakan dinilai sesuai atau melanggar standar moral. Penalaran moran selalu melibatkan dua komponen mendasar, diantaranya :

a. Pemahaman tentang yang dituntut, dilarang, dinilai atau disalahkanoleh standar moral yang masuk akal.

(38)

Untuk menyingkap standar moral yang implisit yang merupakan dasar penilaian moral seseorang, orang harus melacak kembali penalaran moralnya ke dasar-dasarnya. Hal ini dilakukan dengan menanyakan beberapa hal :

a. Standar informasi faktual apa yang diterima seseorang sebagai bukti penilaian moral ini ?

b. Standar moral apakah yang diperlukan untuk menghubungkan informasi faktual ini (secara logis) dengan penilaian moral ?

Dalam menganalisis penalaran moral ada beragam kriteria yang dilakukan para ahli etika untuk mengevaluasi kelayakan penalaran moral, antara lain :

1. Yang paling utama, penalaran moral harus logis. Analisis penalaran moral menuntut logika argumen yang digunakan untuk menyusun penilaian moral telah diteliti secara ketat, asumsi moral dan faktual yang tidak dikatakan telah dibuat secara eksplisit, dan baik asumsi maupun premis-premisnya diperlihatkan dan terbuka terhadap kritik.

2. Bukti faktual yang dikutip untuk mendukung penilaian harus akurat, relevan, dan lengkap.

(39)

dikoreksi dengan mencermati situasi di mana standar moral tersebut menghadapi hal-hal yang bertentangan.

2.5 Etika Pengambilan Keputusan Diwujudkan Dalam Model Integratif Untuk Praktik Bisnis

(40)
(41)

2.6 Kinerja Etika Bisnis Diukur Dengan Kerangka Konseptual

Goran svensson dan Greg Wood (2004) menulis sebuah paper dengan judul “Proactive versus reactive business ethics performance: a conceptual frame work of profile analysis and case ilustration” dimuat dalam Jurnal

Corporate Governance Vol,4 No.2 Tahun 2004.

(42)
(43)

DAFTAR PUSTAKA

Barkemeyer. R , Holt. D, Figge. F, and Napolitano. G, “A Longitudinal And Contextual Analysis Of Media

Representation Of Business Ethics”, Journal

European Business Review, Vol. 22 No. 4 pp.377-396 Tahun 2010

Furman. C. Gail “The Ethics of Community” Journal of Educational Administration, Vol. 42 No. 2 pp.215-235 Tahun 2004

Howard. Anthony “Perspective On Practice: A New Global Ethics” Journal of Management Development, Vol. 29 No. 5 pp. 506-517 Tahun 2010

Mauro. Nicholas, Natale. M. Samuel and Libertella. F. Anthony, “personal values, business ethics and strategic development”, Journal Cross Cultural Management, Vol. 6 No. 2 pp.22-28 Tahun 1999

(44)

Prasad. Ajnesh “Toward A System Of Global Ethics In International Business: A Rawlsian Manifesto”, Journal Management Decision, Vol. 46 No. 8 pp.1166-1174 Tahun 2008

Schwartz. Mark “The business ethics of Management Theory”, Journal of Management History, Vol. 13 No.1 pp.43-54 Tahun 2007

Svensson G, and Wood. G, “Proactive versus reactive business ethics performance: a conceptual framework of profile analysis and case illustrations”, Journal Corporate Governance, Vol. 4 No.2 pp. 18-33 Tahun 2004

Gambar

Tabel 1. The Business Ethic Timeline
Tabel 2. Major ethical/environmental event 1984-2008.
Gambar 1. Longitudinal trends in coverage of businees ethics and associates term.
Gambar 2. Regional Coverages of business ethics
+6

Referensi

Dokumen terkait

• Kortikoseroid pada pasien dengan usia lanjut ARDS / ALI atau fase fibroproliferatif, yaitu pasien dengan hipoksemia berat yang persisten, pada atau sekitar hari

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gayas atau larva hama Oryctes rhinoceros , cendawan Isolat Lokal Lombok Metarrhizium anisopliae dalam bentuk

Kak Laisa dan Mamak Lainuri mungkin tidak akan pernah kesepian, karena meski jadwal pulang bersama yang lain hanya dua bulan sekali, perkebunan itu tetap ramai

– bagian organisasi agar cocok dan efisien dalam mencapai tujuannya, 3) Pengarahan, memberitahukan orang lain apa yang harus dilakukan dengan tujuan agar tugas – tugas

Think Pair Share merupakan tipe pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013 dimana siswa dituntut lebih aktif selama pembelajaran, mengajak untuk bekerja mandiri kemudian

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pendugaan parameter distribusi Generalized Beta 2 dengan menggunakan metode Momen, Maximum

Hasil penelitian Jamil (2012) menunjukkan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh pada pelaksanaan tugas dan fungsi BP3K. Program Balai Penyuluhan Pertanian adalah tatakelola,

Hal lain yang perlu dikemukakan dalam kaitannya dengan apa yang dikatakan profesional karena tidak ada satupun cara mengajar yang dapat dipergunakan dalam setiap situasi