• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dabigatran Terhadap Prothrombin Time, Activated Partial Thromboplastin Time, Trombin Time dan Trombosit Pada Pasien Paska Stroke Iskemik Kardioemboli

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dabigatran Terhadap Prothrombin Time, Activated Partial Thromboplastin Time, Trombin Time dan Trombosit Pada Pasien Paska Stroke Iskemik Kardioemboli"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Stroke merupakan suatu keadaan terganggunya sebagian atau

keseluruhan fungsi otak akibat terhentinya pasokan darah ke bagian otak

yang terjadi secara mendadak yang disebabkan tersumbat ataupun

pecahnya pembuluh darah sehingga bagian dari otak tersebut tidak dapat

menjalankan fungsi normalnya atau bahkan menyebabkan kematian.1,2,3,4

Secara global 15 juta orang di seluruh dunia menderita penyakit

stroke. Dari jumlah tersebut, 5 juta meninggal dan 5 juta yang tersisa

cacat permanen, dan menjadi beban pada keluarga dan masyarakat. Di

Amerika tercatat hampir tiga per empat juta orang terkena stroke dan

150.000 orang meninggal akibat stroke tiap tahunnya.2,5,6

Penyakit stroke belakangan ini merupakan penyakit yang sangat

meningkat prevalensinya seiring dengan perubahan pola hidup yang

berkembang di masyarakat Indonesia. Berdasarkan data Riset Kesehatan

Dasar (RISKESDAS) Kementrian Kesehatan Indonesia tahun 2007

diketahui bahwa 31,9% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit

kardioserebrovaskuler termasuk stroke merupakan yang tertinggi (15,4%),

penyakit jantung (9,7%) dan hipertensi (6,8%).5

Ada dua kriteria utama penyebab kerusakan otak pada penderita

(2)

mengakibatkan jaringan otak kehilangan suplai makanan dan oksigen,

dan Perdarahan, yang merupakan pelepasan darah ke otak dan ke dalam

ruang ekstravaskuler dalam tempurung kepala akibat pecahnya pembuluh

darah.7,8,9

Delapan puluh lima persen stroke adalah non-hemoragik (iskemik)

yang terdiri dari 25% akibatsmall vessel disease (stroke lakunar), 25%

akibat emboli dari jantung (stroke tromboemboli) dan sisanya akibatlarge

vessel disease.6,8

Selama 50 tahun belakangan ini klinisi telah menggunakan

anti-koagulan untuk mengobati pasien dengan stroke iskemik akut yang

disebabkan kardioembolik. Meskipun penggunaannya meluas, kegunaan

antikoagulan masih merupakan subyek perdebatan. Mengenai apakah

obat oral anti koagulan terbaru ataukah warfarin harus digunakan dalam

pencegahan stroke atrial fibrilasi masih terus diperdebatkan.

Ketidaksepakatan ada tentang cara terbaik untuk mengelola, rute

pemberian, penggunaan dosis bolus untuk memulai pengobatan, tingkat

antikoagulasi yang dibutuhkan, dan durasi pengobatan.10,11Walaupun

dalam uji coba secara acak kecil, Toth tidak menemukan peningkatan

komplikasi perdarahan pada penggunaan antikoagulasi heparin.12,32

Stroke masih merupakan masalah umum dan mahal di seluruh

dunia, namun kemajuan besar telah dibuat dalam beberapa dekade

terakhir dalam memahami mekanisme stroke, faktor risiko, dan terapi.

Karena trombosis memainkan peran penting dalam patogenesis stroke

(3)

bekuan seperti antikoagulan dan antiaggregants trombosit umum dipakai

dalam pengelolaan pasien dengan penyakit serebrovaskular. Banyak bukti

yang mendukung penggunaan obat antitrombotik tertentu dalam

pencegahan stroke.13

Selama ini pemberian oral anti koagulan umumnya diberikan

setelah pemberianUnfractionated Heparin(UFH) dengan menggunakan

warfarin (vitamin K antagonis). Hanya sesekali warfarin digunakan

sebagai inisial terapi tanpa diberikan heparin sebelumnya.13,14

Monitor dari penggunaan warfarin selama ini dilakukan dengan

pemeriksaanProthrombin Time(PT) yang dinyatakan dalam INR

(international normalized ratio).Tes tersebut harus dilakukan secara

reguler dalam jangka waktu selama pasien memakan obat warfarin

tersebut. Hal ini tentu menyebabkan kekurang nyamanan pasien yang

mengkonsumsi warfarin.15,16

Hasil dariProthrombin Time(PT) harus dinyatakan dalam INR

(International Normalized Ratio)untuk standarisasi hasil tes tersebut, tidak

semua laboratorium maupun klinisi terbiasa dengan INR ini.14,15,16

Onset of actiondari warfarin adalah 2(dua) hingga 3 (tiga) hari

setelah dimulainya pemberian obat dan berahir 3 (tiga) hari setelah

pemberian obat dihentikan, dimana waktu paruh obat ini pada kisaran 20

sampai 60 jam.17,18Hal ini dapat menimbulkan masalah tentang

pemberian obat tersebut, dimana beberapa klinisi mengharapkan obat

tersebut segera bekerja setelah pemberian obat dan segera berhenti

(4)

Kurang lebih 10 tahun yang lalu telah dimulai diperkenalkan

obat-obat oral anti koagulan yang baru Rivaroxaban, Apixaban, Dabigatran

dan Ximelagatran yang mempunyai target kerja sebagai penghambat

langsung faktor Xa (direct Xa inhibitors) dan penghambat langsung faktor

II (direct thrombin inhibitors). Obat-obat ini diklaim lebih jarang memberi

efek samping perdarahan bila diberi pada dosis terapi (therapeutical dose).

Sehingga banyak yang mengklaim bahwa obat-obat oral anti koagulan

tersebut tidak memerlukan pemeriksaan tes hemostasis untuk

monitoringnya.19,20

Dabigatran juga diklaim sebagaiinhibitor factor II (thrombin).

Sedangkanthrombinsendiri terlibat didalam tes hemostasis baik itu pada

tes PT (Prothrombin Time), aPTT (activated partial thromboplastin time)

dan TT(Thrombin Time). Maka sudah sewajarnya kita menduga bahwa tes

PT, aPTT dan TT akan terpengaruh oleh obat ini.20,21

Seberapa besar pengaruh Dabigatran sebagai anti factor II

terhadap ketiga jenis tes hemostasis tersebut dan juga terhadap trombosit

masih belum banyak dilaporkan oleh para peneliti.

Pada keadaanHypercoagulable_statedimana timbul tendensi

untuk terjadi serangan stroke iskemik kardioembolik, pasien-pasien

tersebut mempunyai darah yang secara hemostasis relatif lebih mudah

menggumpal. Maka apabila kasus kasus tersebut diberi Dabigatran masih

belum jelas bagaimana efeknya pada tes hemostasis dan jumlah

(5)

Penulis menganggap perlu dilakukan penelitian akan efek

Dabigatran pada PT, APTT, TT dan trombosit apa bila obat tersebut diberi

secarain_vivo.

Hal ini didasari bahwa sifat hemostasis darah yanghyper

coagulablekemungkinan akan berbeda dengan darah orang yang yang

tidak dalam keadaanhypercoagulablebila diberikan obat oral anti

koagulan Dabigatran (anti faktor II).

Sebagai tambahan, padapersonal communicationdengan sejawat

dari Jakarta, ternyata Dabigatran pada beberapa kasus menimbulkan

perdarahan yang cukup serius (Karmel Tambunan).

1.2 Rumusan Masalah

Apakah pemberian antikoagulan Dabigatran yang diklaim aman secara

klinis dan tidak perlu dilakukan tes laboratorium memang benar benar

tidak mempengaruhi hasil tes PT (Prothrombin Time), aPTT (activated

Partial Thromboplastin Time), TT (Thrombin Time), dan jumlah trombosit

pada penderita stroke iskemik kardio-embolik dibandingkan pada orang

yang sehat.

1.3 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan kerja Dabigatran sebagai inhibitor faktor II, maka pemberian

antikoagulan dabigatran akan memberikan perbedaan hasil tes PT

(6)

(Thrombin Time), Trombosit, pada penderita stroke iskemik kardioembolik

dibandingkan pada orang yang sehat .

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Berdasarkan latar belakang diatas, maka Peneliti melakukan

studi ini untuk mengetahui efek Dabigatran terhadap hasil tes

PT, aPTT, TT dan trombosit pada penderita paska stroke

kardioemboli. Hal ini dirasa perlu oleh karena secara klnis

ternyata Dabigatran pada penderita stroke iskemik

cardioembolik diklaim tidak menimbulkan peng-inhibisian F II

pembekuan darah maka logikanya dapat mengganggu PT,

APTT, TT dan jumlah trombosit. Terlebih akan adanya

laporan perdarahan dari sejawat di Jakarta.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengatahui hasil tes laboratorium PT, aPTT, TT

dan trombosit pada pasien stroke iskemik kardioembolik

sebelum dan sesudah mendapat obat oral anti koagulan

dabigatran.

2. Untuk mengatahui hasil tes PT, aPTT, TT dan trombosit

pada orang sehat sebelum dan sesudah mendapat obat

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan mengetahui efek Dabigatran terhadap PT,aPTT,TT dan

trombosit. Maka akan didapat pengetahuan apakah benar Dabigatran

tidak perlu monitor laboratorium sama sekali atau sebaliknya malah kita

dapat menganjurkan bahwa Dabigatran sebagaithe new oral

anticoagulanttetap memerlukan test laboratorium.

Apabila ternyata hasil ini menunjukkan perlu tes laboratorium maka

perlu juga penelitian pada new oral anticoagulant yang lain seperti

Referensi

Dokumen terkait

Setelah pengambilan data lapangan berupa diameter batang, panjang batang, jumlah tandan, dan rata-rata panjang tandan, selanjutnya dilakukan penimbangan pada berat buah

Nilai ini setelah dibandingkan dengan Klasifikasi Unsur Pengembangan Objek Wisata alam (Lihat Tabel.1) maka Kawasan Air Terjun Gunung Serindung memiliki daya tarik areal yang Baik

Dengan adanya kemajuan teknologi informasi semakin pesat dalam segala bidang. Perkembangan teknologi informasi ini tentu mendukung pula adanya suatu sistem informasi yang

Dengan aplikasi ini diharapkan bagi anak Pra Sekolah dan siswa/i Taman Kanak Kanak untuk lebih mengembangkan daya pikirnya dalam belajar serta kreatifitasnya

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, setelah dilakukan pembelajaran fisika menggunakan inquiry training pada materi pokok getaran harmonis di kelas X SMA

Faktor Resiko Terjadinya Penyakit Akibat Buruknya Sarana Sanitasi Buruknya sarana sanitasi yang ada pada tempat umum seperti pasar, akan berdampak bukan hanya pada

Pemangkasan dilakukan sebagai upaya mengurangi persaingan di antara bagian satu dengan bagian lain dalam satu tanaman atau di antara tanaman satu dengan tanaman

Buat bahan isi: hancurkan tahu hingga halus, campur wortel, daun sop (seledri), kocokan telur, bawang merah, bawang putih, garam dan lada.. Buat bahan kulit: kocok telur