• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur Di Jalan Bajak IV Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur Di Jalan Bajak IV Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Karya tulis ilmiah ini membahas kasus pada seorang klien yaitu Tn. D berusia

67 tahun, mengeluh seringkali terbangun di tengah malam dan sulit untuk bisa

tidur kembali hingga pagi. Kejadian ini sudah berlangsung selama 3 bulan. Tn.D

sudah mencoba pengobatan herbal untuk mengatasi masalah tidur yang

dialaminya tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda berhasil. Dalam 24 jam, Tn.D

hanya bisa tidur 3-4 jam dan itu seringkali membuatnya mudah lelah, sakit

kepala, sakit flu dan mengurangi produktivitas kerjanya, dengan hasil TTV:

Tekanan darah 160/100 mmhg, Heart Rate 80 x/i , Respiraroty Rate 24x/I, Temp

37 C.

Pada tahap diagnosa keperawatan, penulis mengacu pada pengkajian yang

dilakukan sehingga masalah keperawatan yang ada pada asuhan keperawatan

kasus yaitu:

1. Gangguan tidur berhubungan dengan stres ditandai dengan Tn. D tampak

lelah, terlihat pucat, mata merah, wajah terlihat kusam, cepat marah,

Produktifitas menurun, kantung mata terlihat bengkak dengan lingkaran hitam

di bawah mata, dengan hasil Tanda-tanda vital : Tekanan darah 160/100

mmHg, Heart Rate 80 x/i , Respiraroty Rate 24x/i, Temp 37 0C.

2. Perawatan diri/ personal hygine, berhubungan dengan Kurang motivasi

ditandai dengan Klien terlihat kurang bersih, mulut berbau, gigi kuning, kuku

kaki dan kuku tangan panjang.

3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan pasien mengatasi

gangguan tidurnya ditandai dengan pasien bertanya faktor-faktor apa yang

dapat meningkatkan tidur.

Melalui pengkajian observasi penulis mengambil prioritas masalahnya adalah

gangguan pola tidur serta pemenuhan kebutuhan dasar yang lain pasien yang

(2)

Pada tahap perencanaan penulis mampu merencanakan seluruh rencana

tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah tersebut sesuai dengan tinjauan

teoritis keperawatan, walaupun terdapat hambatan yaitu keterbatasan waktu dan

tenaga penulis. Tahap pelaksanaan semua intervensi keperawatan yang telah

direncanakan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dengan adanya

kerjasama yang baik antara penulis dengan pasien dan keluarganya.

Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 4 hari, penulis mengevaluasi

catatan perkembangan pasien (di lampiran), dimana pasien mengalami

peningkatan istirahat dan tidur terkait masalah yang dialami pasien dengan

gangguan pola tidur.

A. Saran

Diharapkan kepada perawat untuk lebih memperhatikan gangguan pola tidur

yang dialami oleh klien dalam memberikan asuhan keperawatan. Dimulai dari

pengkajian yang tepat untuk mendapatkan data yang akurat sehingga kriteria hasil

tercapai dan kebutuhan dasal klien terpenuhi. Dengan asuhan keperawatan yang

tepat penatalaksanaan pola tidur dapat berlangsung maksimal demi terpenuhinya

Referensi

Dokumen terkait

Anthraquinones, especially emodin (1) and its glycosides, are also found in other species of the genus Rhamnus , and they have also been reported from few other plant

The essential oil of plants with ` ester a odour containing 50 } 70% of a -terpenyl acetate belong to a -terpenyl acetate chemotype, which was not noticed earlier in Thymus

[r]

In method OS (Osendorfer et al., 2013), a descriptor learning architecture based on a Siamese CNN similar to our work was used, but the authors concentrated more on

mendapatkan keuntungan lebih dengan suku bunga yang sangat kompetitif serta kemudahan dalam bertransaksi. Keunggulan

We have shown that camera calibration with distortion parameters can be incorporated to structureless bundle adjustment and results with precision in object space

SBDK belum memperhitungkan komponen estimasi premi risiko yang besarnya tergantung dari penilaian Bank terhadap risiko masing-masing debitur atau kelompok debitur. Dengan

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas instrumen ekuitas yang tidak memiliki kuotasi dan tidak dicatat pada nilai wajar karena nilai wajarnya