BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Kata “motif” diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dsri
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi
mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energy dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan
tanggapan terhadap adanya tujuan. Pengertian yang dikemukakan mc.Donald ini
mengandung tiga elemen penting.
a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri
setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa
beberapa perubahan energy di dalam system “neurophysiological”
yang ada pada organisme manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/ “feeling”, afeksi
seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan
persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan
tingkah-laku manusia.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain,
dalam hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akan menyangkut soal
kebutuhan.
2. Motivasi Intrinsik
Yang di maksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam
setiap diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi
instrinsik datang dari hati sanubari umumnya dengan karena kesadaran, misalnya
Ibu mau memakai alat kontrasepsi karena ibu sadar bahwa memakai alat
kontrasesi itu sangat penting karena bisa menunda kehamilan dan menjarangkan
jumlah anak.
. Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
intrinsik yaitu:
a) Kebutuhan (need)
Seseorang melakukan aktifitas (kegiatan) karena adanya
faktor-faktor kebutuhan baik biologis mau pun psikologis, misalnya Ibu
memakai alat kontrasepsi karena ingin menjarangkan jumlah anak.
b) Harapan (Expectancy)
Seseoarang di motivasi oleh karena keberhasilan dan adanya
harapan keberhasilan bersifat pemuasan diri seseorang, keberhasilan dan
tujuan, misal Ibu berharap setelah memakai kontrasepsi implant akan lebih
lama menjaga anaknya.
c) Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keinginan pada suatu
hal tanpa ada yang menyuruh.
3. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah kebalikan dari motivasi intrinsik. Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang
atau pengaruh dari orang lain sehingga seseorang berbuat sesuatu (Hamzah,
2009).
Menurut Taufik (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
ekstrinsik adalah;
a) Dorongan keluarga
Suami membawa istri ke tempat pelayanan kesehatan bukan kehendak
sendiri tetapi karna dorongan dari keluarga seperti istri, orang tua,
teman. Misalnya suami membawa istri ke tempat pelayanan kesehatan
karena adanya untuk melakukan (dukungan) dari istri, orang tua atau
pun anggota keluarga lainnya. Dukungan atau dorongan dari anggota
keluarga semakin menguatkan motivasi ibu untuk memberikan sesuatu
yang terbaik untuk keluarganya.
b) Lingkungan
Lingkungan adalah tempat dimana seorang tinggal. Lingkungan dapat
sesuatu. Selain keluarga, lingkungan juga mempunyai peran yang
besar dalam memotivasi seseorang dalam mengubah tingkah lakunya.
Dalam sebuah lingkungan yang terbuka, biasanya terdapat rasa
kesetiakawanan yang tinggi. Seperti adanya puskesmas di suatu
pemukiman orang-orang memungkinkan di sekitar lingkungan ibu
akan mengajak, mengingatkan, atau pun memberikan informasi pada
ibu tentang pelayanan kesehatan.
c) Imbalan
Seseorang dapat termotivasi untuk melakukan sesuatu karena adanya
suatu imbalan sehingga orang tersebut ingin melakukan sesuatu.
d) Media
Media adalah faktor yang sangat berpengaruh bagi responden dalam
memotivasi ibu untuk memakai alat kontrasepsi, mungkin karena pada
era globalisasi ini hampir dari waktu yang dihabiskan adalah
berhadapan dengan media informasi, baik itu media cetak maupun
elektronika (TV, radio, komputer/internet) sehingga sasaran dapat
meningkatkan pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat
berubah perilakunya ke arah yang positif terhadap kesehatan.
e) Pekerjaan
Pekerjaan juga sangat mempengaruhi perhatian suami dalam
Suami yang bekerja pada lajur produksi atau melakukan pekerjaan
yang tidak menyenangkan dan pekerjaan tangan yang sulit dapat
membuat suami tertekan.
Dalam keadaan ini besarnya penghasilan merupakan pendorong
semangat utama. Agar yang dilakukan menjanjikan peningkatan
pendapatan, sebagai suatu alat untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
f) Umur
Umur adalah lama waktu hidup individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat dilakukan penelitian. Semakin cukup umur,
tingkat kematangan dan kekuatan seseoarang akan lebih matang dalam
berpikir dalam bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang
yang lebih dewasa akan lebih dewasa akan lebih di percaya dari orang
yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai akibat dari
pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin tua umur seseorang
maka makin bertambah dalam memberikan dukungan.
g) Pendidikan
Pendidikan adalah peroses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
dalam usaha dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran
dan pelatihan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseoarang dalam hal
h) Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan ibu saat ini. Tingkat paritas
yang tinggi mempengaruhi dukungan pada ibu.
4. Tujuan Motivasi
Secara umum tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan
sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan mencapai tujuan (Taufik, 2007).
Setiap tindakan motivasi seseorang mempunyai tujuan yang akan di capai.
Makin jelas tujuan yang di harapkan atau akan dicapai, maka akan semakin jelas
pula bagaimana tindakan memotivasi itu dilakukan. Tindakan memotivasi akan
lebih dapat berhasil apabila tujuannya jelas dan di dasari oleh yang di motivasi.
Oleh karena itu, setiap orang yang akan memberikan motivasi kepada seseorang
harus mengenal dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan,
kebutuhan, serta kepribadian orang yang akan dimotivasi (Taufik, 2007).
5. Unsur-Unsur Motivasi
Menurut Sadirman (2007), motivasi mengandung tiga unsur penting, yaitu
:
a) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa
perubahan energi di dalam sistem neurophysiological yang ada pada
organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia,
b) Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa ”feeling”, afeksi
seseorang.Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan
kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan perubahan tingkah
laku manusia.
c) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam
hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan.
Motivasi memang muncul dari dalam dari diri manusia, tetapi
kemunculannya karena terangsang / terdorong oleh adanya unsur lain,
daalm hal ini adalah tujuan. Tujuan ini akn menyangkut kebutuhan
yang akan di capai oleh orang tersebut.
Menurut Taufik (2007), motivasi mengandung tiga komponen pokok di
dalamnya, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku
manusia.
1. Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu,
memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu.
Misalnya kekuatan dalam hal ingatan, respons-respons efektif dan
kencenderungan mendapatkan kesenangan.
2. Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku.
Dengan demikian seseorang menyediakan suatu orientasi
tujuan.Tingkah laku seseorang individu diarahkan terhadap
3. Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar
harus menguatkan (reinforce) intensitas dan arah
dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
6. Fungsi Motivasi
Menurut Notoatmodjo (2007), motivasi mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor
penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendah
dicapai.Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan yang
sudah direncanakan sebelumnya.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus di kerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan
tersebut. Pilihan perbuatan yang sudah ditentukan atau dikerjakan akan
memberikan kepercayaan diri yang tinggi karena sudah melakukan
B. Kontrasepsi Implant
1. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat adanya pertemuan antara sel sel telur dan sel sperma. Untuk
itu, berdasarkan maksud dan tujuan kontrasepsi, maka yang membutuhkan
kontrasepsi adalah pasangan yang aktif melakukan hubungan seks dan
kedua-duanya memiliki kesuburan hormonal namun tidak menghendaki
kehamilan (Suratun dkk, 2008).
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan, usaha itu dapat bersifat sementara dapat bersifat permanen
(Prawirohardjo, 2008).
2. Definisi Implant
a. Beberapa konsep tentang Implan
Implan atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) adalah kontrasepsi
yang diinsersikan tepat dibawah kulit, dilakukan pada bagian dalam lengan
atas atau di bawah siku melalui insisi tunggal dalam bentuk kipas (Pinem,
2009).
Alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) atau implant adalah alat
kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit (Suratun dkk, 2008).
b. Jenis-jenis Implant
1. Norplant
Terdiri dari enam batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm,
2. Jadena dan indoplant
Terdiri dari dua batang silastik lembut berongga dengan panjang 4,3
cm, diameter 2,5 mm, berisi 75 mg levonogestrel dengan lama kerja
tiga tahun.
3 Implanon
Terdiri dari satu batang silastik lembut berongga dengan panjang
kira-kira 4,0 cm, diameter 2 mm, berisi 68 mg 3-keto-desogestrel dengan
lama kerja tiga tahun.
c. Cara kerja Implant menurut suratun, 2008 yaitu :
1. Menghambat terjadinya ovulasi
2. Menyebabkan endometrium tidak siap untuk untuk nidasi
3. Mempertebal lender serviks
4. Menipiskan lapisan endometrium.
d. Keuntungan kontrasepsi menurut pinem 2009, yaitu :
1. Daya guna tinggi (kegagalan 0,2 – 1 kehamilan per 100 perempuan)
2. Memberikan perlindungan jangka panjang (lima tahun)
3. Tingkat kesuburan cepat kembali setelah implant dicabut
4. Tidak perlu dilakukan periksa dalam
5. Tidak mengganggu kegiatan senggama dan juga tidak mengganggu
produksi ASI
6. Bebas dari pengaruh estrogen, Klien hanya perlu kembali ke klinik bila
ada keluhan
e. Keuntungan Nonkontrasepsi
1. Mengurangi nyeri haid dan mengurangi jumlah darah haid
2. Mengurangi/memperbaiki anemia
3. Melindungi terjadinya kanker endometrium
4. Menurunkan angka kejadian endometrium
5. Mengurangi kejadian kelainan jinak payudara
6. Memberi perlindungan terhadap beberapa penyebab penyakit radang
panggul
f. Keterbatasan implant
1. Nyeri kepala, pening/pusing kepala
2. Peningkatan/penurunan berat badan
3. Nyeri payudara
4. Perubahan mood atau kegelisahan
5. Tidak member perlindungan terhadap infeksi penyakit menular seksual
termasuk HIV/AIDS
6. Memerlukan tindak pembedahan minor untuk memasang/insersi dan
pencabutannya
7. Efektivitasnya menurunkan jika menggunakan implant bersamaan
dengan penggunaan obat untuk epilepsy dan tuberculosis
8. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000
g. Efek pada sistem reproduksi menurut Hartanto, 2004 yaitu:
1. Tidak dilaporkan adanya efek samping yang serius terhadap system
reproduksipada pemakaian norplant
2. Memang pada 10% akseptor ditemukan adanya kista ovarium yang
sementara, ada yang sampai mencapai ukuran 10 cm. umumnya tidak
diperlukan tindakan pembedahan, pengeluaran Implant atau
pengobatan lainnya, karena kista tersebut akan mengalami regresi
spontan dalam waktu 6 minggu
3. Yang menjadi kekuatiran adalah kemungkinan bertambahnya risiko
dari kehamilan ektopik. Dari penelitian ditemukan kehamilan ektopik
1,5 per 1000 wanita per-tahun, dan ini hampir sama seperti pada
akseptor IUD (baik yang non-medicated maupun yang mengandung
Cu). Dan angka tersebut masih tetap lebih rendah dibandingkan wanita
yang sama sekali tidak ber-KB.
4. Efek kontrasepsi Norplant menghilang dengan cepat setelah
Implantnya dikeluarkan. Mantan akseptor Norplant dapat menjadi
hamil sama cepatnya seperti wanita yang sama sekali tidak memakai
kontrasepsi apapun. Dari 95 wanita yang menginginkan kehamilan,
50% sudah hamil setelah 3 bulan menghentikan Implantnya, dan 86%
setelah 1 tahun
5. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa jumlah kecil dari
buruk pada bayi yang sedang dikandung maupun pada bayi yang masih
menyusu
6. Pemakaian Norplant elama laktasi tidak mempengaruhi kadar hormon
bayinya. LH dan Testosterone di dalam urine adalah sama pada bayi
yang disusui akseptor metode barrier ataupun ibu-ibu yang samasekali
tidak menggunakan kontrasepsi apa pun.
h. Wanita yang boleh menggunakan Implant
1. Usia reproduksi, telah memiliki anak ataupun belum memiliki anak
2. Menginginkan kontrasepsi dengan efektifitas tinggi dan jangka
panjang
3. Menyusui dan memerlukan kontrasepsi
4. Pasca persalinan dan tidak menyusui
5. Pasca keguguran
6. Tidak menginginkan anak lagi tetapi tidak mau sterilisasi
7. Tekanan darah <180/110 mmHg, masalah pembekuan darah atau
anemia bulan sabit
8. Tidak boleh meggunakan kontrasepsi yang mengandung progesterone
9. Riwayat kehamilan ektopik
10. Sering lupa minum Pil
i. Wanita yang tidak boleh menggunakan Implant
1. Hamil atau diduga hamil
2. Perdarahan pervaginam yang tidak diketahui penyebabnya
4. Penyakit hati akut, tumor hati jinak atau ganas
5. Tidak dapat menerimaperubahan pola haid yang terjadi
6. Gangguan toleransi glukosa
7. Benjolan/karsinoma payudara/riwayat karsinoma payudara
8. Tumor/neoplasma ginekologik
9. Miom uterus dan kanker payudara
j. Waktu untuk Insersi Implant
1. Yang terbaik pada saat haid hari ke-2 sampai hari ke-7 atau jangan
melewati 5-7 hari setelah haid mulai, tidak diperlukan kontrasepsi
tambahan
2. Setiap saat diluar siklus haid asal dapat dipastikan ibu tidak hamil. Bila
implant di insersikan setelah hari ke-7 siklus haid, jangan melakukan
senggama atau menggunakan metode kontrasepsi lain selama 7 hari
saja
3. Pasca persalinan antara 6 minggu sampai 6 bulan, menyusui, insersi
dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, tidak dibutuhkan
penggunaan kontrasepsi lain
4. Bila setelah 6 minggu persalinan terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat tetapi ibu jangan melakukan sanggama selama 7
hari atau menggunakan metoda kontrasepsi lain selama 7 hari saja
5. Bila ibu menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya
benar dan ibu dapat tidak hamil, maka insersi dapat dilakukan setiap
saat
6. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah suntikan, implant dapat diberikan
setiap saat sesuai jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak
diperlukan kontrasepsi lain
7. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal kecuali
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), implant dapat diinsersikan
pada saat siklus haid hari ke-7 dan jangan melakukan senggama
selama 7 hari, atau menggunakan metoda kontrasepsi lain selama 7
hari saja. AKDR segera dicabut
8. Pasca keguguran dapat segera diinsersikan
k. Informasi yang perlu disampaikan
1. Efek kontrasepsi timbul dalam beberapa jam setelah insersi dan
berlangsung sampai 5 tahun lagi Norplant dan 3 tahun bagi Implanon
dan akan berakhir sesaat setelah pengangkatan
2. Sering ditemukan efek sampingberupa gangguan pola haid utamanya
pada Norplant, terutama 6 sampai 12 bulan pertama, beberapa
perempuan mungkin haidnya berhenti sama sekali. Perubahan pola
haid tersebut tidak membahayakan . efek samping lain berupa sakit
kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek samping ini
tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya.
3. Norplant dicabut setelah 5 tahun dan susuk implanon dicabut setelah 3
Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon dicabut
sebelum 3 tahun, maka kemungkinan hamil sangat besar dan
meningkatkan resiko kehamilan ektopik.
4. Implant tidak melindungi dari penyakit menular seksual, trmasuk
HIV/AIDS. Bila pasangan memiliki resiko, perlu menggunakan
kondom bila melakukan senggama
5. Berikan kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi dan
nama klinik.
l. Hal-hal yang harus diperhatikan
1. Daerah insersi harus tetap kering dan bersih selama 48 jam pertama
setelah insersi. Tujuannya untuk mencegah infeksi pada luka insersi
2. Perlu disampaikan bahwa kemungkinan ada rasa nyeri, pembengkakan,
atau lebam didaerah insisi. Keadaan ini tidak berbahaya dan tidak perlu
dikawatirkan
3. Pekerjaan rutin harian tetap dilakukan, tetapi hindari benturan, gesekan
atau penekanan pada daerah insersi
4. Selama 48 jam balutan penekan jangan dibuka dan plester
dipertahankan sampai luka sembuh (biasanya 5 hari)
5. Setelah luka sembuh, daerah insersi dapat disentuh dan dicuci dengan
tekanan yang wajar
6. Segera ke klinik atau hubungi dokter bila ada masalah sebagai berikut :
ada tanda-tanda infeksi misalnya demam, peradangan atau rasa sakit
banyak, amenorea disertai nyeri pada perut bagian bawah, rasa nyeri
pada lengan, luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah,
ekspulsi batang Implant, sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi
kabur, nyeri dada hebat, diduga hamilsebelum menggunakan Implant
harus digali informasi dari klien dan dari berbagai sumber untuk
mendapatkan data mengenai riwayat kesehatan, aspek sosial budaya
dan agama yang dapat mempengaruhi respons klien, serta dilakukan
pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan untuk memastikan apakah klien