PENGARUH LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP
RETURN SAHAM
(Studi Empiris Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Di BEI
Tahun 2009-2011)
Siswadi Sululing1)
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Luwuk email:siswadi.sululing@yahoo.com
Nurmawati Mambuhu2)
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Luwuk email:nunu.mambuhu@yahoo.com
ABSTRACT
This study aimed to examine the effect of partially and simultaneously Profitability Liquidity and Stock Return Against Food and Beverage Company in Indonesia Stock Exchange Year 2009-2011. The liquidity ratio is the current ratio, quick ratio ratio while profitability is return on investment (ROI) and return on equity (ROE).
This study used a descriptive analysis method. This research was conducted with explanatory research on food and beverage companies and active listings in the Indonesia Stock Exchange using secondary data that the financial statements of food and beverage companies in 2009-2011, while the data analysis method used is multiple regression analysis using SPSS 19 .
Based on the partial test results indicate that the current ratio of no significant negative effect on stock returns of food and beverage companies, the quick ratio is not a significant positive effect on stock returns of food and beverage companies, return on investment is not significant negative effect on stock returns of food and beverage companies, and return on equity is not significant positive effect on stock returns of food and beverage companies. While the results of simultaneous testing showed that the ratio of liquidity and profitability ratios is not significant effect on stock returns of food and beverage company in Indonesia stock exchange.
Keywords: Liquidity Ratios, Profitability Ratios and Stock Return of Food and Beverage.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh secara parsial dan secara simultan Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011. Rasio likuiditas yaitu current ratio, quick
ratio sedangkan Rasio profitabilitas yaitu return on investment (ROI) dan return on equity
(ROE).
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan
explanatory research pada perusahaan makanan dan minuman yang listing dan aktif di
equity berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan makanan
dan minuman. Sedangkan hasil pengujian secara simultan menunjukkan bahwa rasio likuiditas dan rasio profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman di bursa efek indonesia.
1. PENDAHULUAN
Pasar
modal
memperdagangkan beberapa jenis
sekuritas yang mempunyai tingkat
risiko
berbeda-beda.
Saham
merupakan salah satu sekuritas yang
mempunyai tingkat risiko yang
cukup tinggi. Risiko tinggi tercermin
dari ketidak pastian return yang akan
diterima oleh investor di masa
mendatang. Hal ini disebabkan risiko
saham berhubungan dengan
keadaan-keadaan yang terjadi seperti keadaan-keadaan
perekonomian, politik, industri, dan
keadaan perusahaan atau emiten.
Kalau investor ingin memperoleh
keuntungan dari suatu investasi
saham, maka harus diperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi
return saham. Faktor- faktor tersebut
bisa saja faktor dari eksternal
maupan faktor internal perusahaan
itu sendiri. Salah satu faktor internal
yang berpengaruh terhadap return
saham
adalah
kemampuan
perusahaan
menghasilkan
laba.
Kenaikan tingkat laba adalah suatu
pertanda positif bagi pelaku pasar
modal, karena dengan meningkatnya
tingkat laba, para pemilik modal
lebih berinvestasi dalam bentuk
saham
Return merupakan salah satu
faktor yang memotivasi investor
untuk melakukan investasi dan juga
merupakan imbalan atas keberanian
investor menanggung risiko atas
investasi yang dilakukan, atau bisa
juga dikatakan return merupakan
hasil yang diperoleh dari suatu
investasi.
Sumber dari return terdiri
dari yield dan capital gain (loss).
Yield merupakan komponen return
yang mencerminkan aliran kas atas
pendapatan yang diperoleh secara
periodik dari suatu investasi. Yield
untuk
investasi
dalam
saham
ditunjukkan oleh deviden
yang
diterima. Sedangkan capital gain
(loss)
merupakan kenaikan atau
penurunan
harga
suatu
surat
berharga, yang bisa memberikan
keuntungan
atau
kerugian
bagi
investor. Capital gain (loss) dapat
pula diartikan sebagai pertambahan
atau (penurunan) keuntungan akibat
adanya perubahan harga suatu surat
berharga. Apabila surat berharga
mengalami kenaikan harga, maka
investor
akan
mendapatkan
tambahan keuntungan dari nilai
selisih harga yang terjadi, dan
sebaliknya
apabila
suatu
surat
mengalami penurunan harga, maka
investor akan mengalami penurunan
keuntungan
dari
selisih
harga
tersebut (Tandelilin, 2010:51).
Kinerja keuangan perusahaan
dapat menjadi petunjuk arah naik
turunnya
harga
saham
suatu
perusahaan. Membeli saham adalah
membeli
sebagian
atau
suatu
kekayaan
atau
keuntungan
perusahaan serta hak-hak lain yang
melekat padanya. Oleh karena itu,
harga saham lebih banyak ditentukan
oleh reputasi atau
performance
perusahaan itu sendiri dibandingkan
faktor-faktor lainnya. Secara umum
kinerja
keuangan
perusahaan
ditunjukkan dalam laporan keuangan
yang dipublikasikan yang kemudian
dianalisis
menggunakan
rasio
keuangan.
Laporan
keuangan
dirancang untuk membantu para
pemakai
laporan
untuk
mengidentifikasi hubungan
variabel-variabel dari laporan keuangan.
fundamental didasarkan pada laporan
keuangan perusahaan yang dapat
dianalisis
melalui
rasio-rasio
keuangan seperti: Rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas dan rasio nilai pasar
(Irham Fahmi, 2011:58-70).
Proses
penentuan
harga
saham di pasar modal secara obyektif
dipengaruhi
oleh
kekuatan
permintaan
dan penawaran akan
saham
tersebut.
Faktor
yang
mempengaruhi
permintaan
dan
penawaran saham adalah persepsi
investor
terhadap
saham
yang
ditawarkan,
sedangkan
persepsi
tersebut muncul dari berbagai macam
isu yang berkembang dan juga
analisis yang telah dilakukan oleh
investor maupun meminta bantuan
pialang.
Pertimbangan investor untuk
berinvestasi
akan
dipengaruhi
tersedianya informasi yang dapat
digunakan
dalam
melakukan
penilaian terhadap suatu investasi.
Biarpun dalam memperkirakan dan
melakukan penilaian surat berharga
(saham), investor memperhatikan
situasi
pasar,
namun
demikian
kinerja perusahaan menjadi faktor
penting untuk diperhatikan oleh
investor yang dapat mencerminkan
tingkat
efektifitas
pengelolaan
perusahaan dengan tujuan untuk
memaksimalkan
tingkat
kesejahteraan
pemegang
saham
(Brigham, 1999:45).
Salah satu informasi yang
penting untuk diperhatikan oleh para
investor dalam melakukan transaksi
jual beli saham adalah harga saham
itu sendiri. Tingkat keuntungan
perusahaan
akan
mempengaruhi
harga saham, semakin tinggi tingkat
Perkembangan harga saham perusahaan makanan dan minuman selama 3
tahun terakhir dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1
Perkembangan Harga Saham
Perusahaan Makanan dan Minuman
Tahun 2009-2011
No.
Perusahaan
Kode
Tahun
Perusahaan
2009
2010
2011
1.
PT. Cahaya Kalbar, Tbk
CEKA.JK
1.250
1.100
950
2.
PT. Davomas Abadi, Tbk
DAVO.JK
50
74
50
3.
PT. Delta Jakarta, Tbk
DLTA.JK
62.000
120.000
111.500
4.
PT. Fast Food Indo, Tbk
FAST.JK
4.410
8.917
9.950
5.
PT. Indofood SM, Tbk
INDF.JK
3.550
4.875
4.600
6.
PT. Mayora Indah, Tbk
MYOR.JK
4.500
10.750
14.250
7.
PT. Multi BI, Tbk
MLBI.JK
150.100
274.950
359.000
8.
PT. Prashida AN, Tbk
PSDN.JK
148
80
305
9.
PT. Sekar Laut, Tbk
SKLT.JK
150
140
140
10.
PT. Siantar Top, Tbk
STTP.JK
220
385
690
11.
PT. Sierad Produce, Tbk
SIPD.JK
50
71
54
12.
PT. Smart, Tbk
SMAR.JK
2.550
5.000
6.400
13.
PT. Tunas BL, Tbk
TBLA.JK
340
410
590
14.
PT. Ultra Jaya MI, Tbk
ULTJ.JK
560
1.210
1.080
Sumber: http://www.yahoo. Finance Indonesia.com
Berdasarkan data pada tabel 1
di
atas, maka perkembangan harga saham yang terjadi selama tahun 2009-2011 terjadi fluktuasi, tentu akan menyebabkan pengaruh terhadap return saham juga mengalami fluktuasi. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbkpenyebabnya; apakah dipengaruhi oleh rasio likuiditas dan rasio profitabilitas atau rasio lainnya. Likuiditas dalam penelitian ini diukur oleh current ratio,
dan quick ratio, sedangkan profitabilitas
diukur oleh return on investment dan
return on equity.
Rasio-rasio keuangan dalam kaitannya dengan return saham merupakan tema yang menarik untuk diteliti sehingga peneliti tertarik untuk mengkaji kembali tentang peran rasio-rasio keuangan dalam kaitannya dengan
return saham. Pemilihan rasio likuiditas
dan rasio profitabilitas dalam penelitian ini didasari oleh penelitian-penelitian sejenis.
Dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti keputusan investasi, investor memerlukan berbagai informasi yang dapat diperoleh dari berbagai sumber, baik informasi internal maupun informasi eksternal. Informasi internal yaitu informasi kinerja perusahaan yang secara umum diukur dari tingkat likuiditas, profitabilitas dan tingkat solvabilitas yang memerlukan kredibilitas suatu perusahaan. Laba sebagai salah satu informasi internal yang diperoleh dari informasi akuntansi sebagai alat pengukur profitabilitas dimasa yang akan datang bagi investor. Laba digunakan untuk mengetahui dan memperhitungkan besarnya laba per lembar saham. Sedangkan informasi eksternal yang meliputi berbagai informasi di luar perusahaan, yaitu kondisi ekonomi makro, politik dan kondisi pasar sebagai salah satu sumber informasi bagi investor.
Berdasarkan fenomena yang ada yakni harga saham perusahaan yang meningkat dan harga saham yang
menurun dan masih adanya
inkonsistensi tentang peranan rasio-rasio keuangan dalam hubungannya dengan
return saham. Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu mempelajari variabel yang berpengaruh terhadap return
saham. Maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Makanan dan MinumanDi Bursa Efek Indonesia”. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah yang akan diteliti adalah: 1. Apakah rasio likuiditas (current ratio,
quick ratio) dan rasio profitabilitas (return on investment dan return on equity) terdapat pengaruh secara simultan terhadap return saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia?.
2. Apakah rasio likuiditas (current ratio, dan quick ratio) dan rasio profitabilitas (return on investment dan return on equity) terdapat pengaruh secara parsial terhadap
return saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia?.
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti mengajukan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Ho1: Rasio Likuiditas dan rasio profitabilitas secara simultan tidak terdapat pengaruh positif terhadap return saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek indonesia.
Ha1: Rasio Likuiditas dan rasio profitabilitas secara simultan terdapat pengaruh positif terhadap return saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek indonesia.
Ha1 : Current ratio terdapat pengaruh negatif terhadap
return saham pada Perusahaan
Makanan dan Minuman di Bursa Efek indonesia.
Ho2 : Quick ratio tidak terdapat pengaruh positif terhadap return
saham pada Perusahaan
Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Ha2 : Quick ratio berpengaruh positif terhadap return saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Ho3 : Return on investment tidak terdapat pengaruh negatif terhadap return saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Ha3 : Return on investment terdapat pengaruh negatif terhadap return saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Ho4 : Return on equity tidak terdapat berpengaruh positif terhadap return saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Ha4 : Return on equity terdapat berpengaruh positif terhadap
return saham pada Perusahaan
Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Definisi Variabel
Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan di teliti serta untuk menyamakan persepsi terhadap judul penelitian ini perlu dijelaskan pengertian dari istilah-istilah yang digunakan yaitu:
1. Rasio likuiditas, adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh
tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia, ((Ifham Fahmi, 2011:58). 2. Rasio profitabilitas, rasio yang
mengukur efektivitas
manajemen secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan
yang diperoleh dalam
hubungannya dengan penjualan maupun investasi. Semakin baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan tingginya perolehan keuntungan perusahaan, (Ifham Fahmi, 2011:68).
3. Return saham, merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.
Return dapat berupa return
realisasian yang sudah terjadi atau return ekspektasian yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi terjadi dimasa yang akan datang, Jogiyanto, 2009:199)
Batasan Permasalahan
Peneliti memberikan batasan permasalahan yang diteliti yaitu pengaruh likuiditas yaitu current ratio,
quick ratio sedangkan profitabilitas yaitu return on investment dan return on
equity terhadap return saham pada Perusahaan makanan dan minuman di BEI tahun 2009-2011.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk menguji pengaruh rasio
likuiditas dan rasio profitabilitas terhadap return saham secara simultan dan parsial pada Perusahaan Makanan dan Minuman di Bursa Efek Indonesia.
Sedangkan kegunaan penelitian ini adalah:
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya ilmu akuntansi.
2. KAJIAN LITERATUR Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan membayar semua kewajiban fianansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Likuiditas tidak hanya berkenaan dengan keadaan keseluruhan keuangan perusahaan, tetapi juga berkaitan dengan kemampuannya mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas. Riyanto (2008:25) menyatakan bahwa likuiditas adalah masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban financialnya yang segera harus dipenuhi.
Suatu perusahaan yang mempunyai alat-alat likuid sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera harus terpenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut likuid, dan sebaliknya apabila suatu perusahaan tidak mempunyai alat-alat likuid yang cukup untuk memenuhi segala kewajiban financialnya yang segera harus terpenuhi dikatakan perusahaan tersebut insolvable.
Rasio likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar. Dengan demikian rasio likuiditas berpengaruh dengan kinerja keuangan perusahaan dan memiliki hubungan dengan harga saham perusahaan.
Current Ratio (Rasio Lancar)
Current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio menunjukkan sejauh mana
akitva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan banyaknya dana menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan (Sawir, 2009:10).
Apabila mengukur tingkat likuiditas dengan menggunakan current ratio
sebagai alat pengukurnya, maka tingkat likuiditas atau current ratio suatu perusahaan dapat dipertinggi dengan cara (Riyanto, 2001:28):
1. Dengan utang lancar tertentu, diusahakan untuk menambah aktiva lancar.
2. Dengan aktiva lancar tertentu, diusahakan untuk mengurangi jumlah utang lancar.
3. Dengan mengurangi jumlah utang lancar sama-sama dengan mengurangi aktiva lancar.
Current ratio dapat dihitung dengan
formula sebagai berikut:
Aktiva lancar
Current ratio =
Quick Ratio (Rasio Cepat)
Rasio ini disebut juga acid test rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan persediaan. Hal ini dikarenakan persediaan merupakan unsur aktiva lancar yang likuiditasnya rendah dan sering mengalami fluktuasi harga serta
menimbulkan kerugian jika terjadi likuiditas. Jadi rasio ini merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.
Sawir (2009:10) mengatakan bahwa quick ratio umumnya dianggap baik adalah semakin besar rasio ini maka semakin baik kondisi perusahaan.
Quick ratio dapat dihitung dengan formula:
Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.
Rasio Profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).
Return on Investment
Return on investment
merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
Return on investment adalah merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63). Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Return on investment merupakan rasio
yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63).
Return on investment dapat dihitung
dengan formula:
Return on Equity
Return on equity adalah rasio
yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha. Return
on equity dapat dihitung dengan menggunakan formula:
Laba Bersih Setelah Pajak ROI =
---Total Aktiva
Laba bersih setelah Pajak
ROE =
---Equitas
Aktiva lancar
–
Persediaan
Quick ratio =
Return Saham
Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Actual return adalah return yang telah terjadi, yang
dihitung berdasarkan data historis (Jogiyanto, 2009:204). Semakin tinggi
return yang diberikan perusahaan, maka
akan semakin baik prospek perusahaan. Untuk menghitung return saham masing-masing perusahaan dengan menggunakan rumus (Jogiyanto, 2009:200) sebagai berikut:
Keterangan :
Rt : Return saham
Pt : Harga saham pada periode t Pit–1 : Harga saham pada periodet-1
Sedangkan untuk menghitung return rata-rata (average return) menggunakan rumus (Jogiyanto, 2009:211) sebagai berikut:
Keterangan:
AR : Average return R1 : Return periode ke- 1 R2 : Return periode ke- 2 Rn : Return periode ke- n n : Total jumlah periode
Hubungan Rasio Likuiditas Terhadap
Return Saham
Manajemen perusahaan selalu berusaha menjaga kondisi likuiditas perusahaan yang sehat dan terpenuhi secara tepat waktu. Ini dilakukan dengan maksud untuk memberi reaksi kepada para calon investor dan para pemegang saham khususnya bahwa kondisi perusahaan selalu berada dalam kondisi yang aman dan stabil, yang otomatis maka harga saham perusahaan juga akan cenderung stabil dan bahkan diharapkan terus mengalami kenaikan. Dalam rangka memperkecil risiko likuiditas, maka perusahaan harus memperkuat nilai rasio likuiditas. Karena, perusahaan yang memiliki rasio likuiditas yang tinggi akan diminati para investor dan akan berimbas pula pada harga saham yang cenderung akan naik karena tingginya permintaan. Kenaikan harga
saham ini mengindikasikan
meningkatnya kinerja perusahaan dalam hal ini juga akan berdampak pada para
investor karena mereka akan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi dari investasinya.
Kemampuan likuiditas
keuangan antar perusahaan cenderung berbeda-beda. Berdasarkan Raharjo (2006:110) kriteria perusahaan yang mempunyai posisi keuangan kuat adalah
mampu memenuhi kewajiban
keuangannya kepada pihak luar secara tepat waktu, mampu membayar bunga dan kewajiban dividen yang harus dibayarkan, dan menjaga posisi kredit utang yang aman. Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2006) menunjukkan hasil bahwa current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan.
Hubungan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham
Investor di pasar modal sangat memperhatikan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan, menunjang, dan meningkatkan profit. Profitability dapat diukur beberapa hal yang berbeda, namun dalam dimensi yang saling terkait. Pertama, terdapat hubungan antara profit dengan sales sehingga terjadi residual return bagi perusahaan per rupiah penjualan. Pengukuran yang Pt–Pt-1
Rt = ---Pt-1
lainnya adalah return on investment (ROI) atau disebut juga return on asset (ROA), yang berkaitan dengan profit dan investasi atau aset yang digunakan untuk menghasilkannya. Return on sales dapat berupa rasio gross margin, operating margin, profit margin.
Return on investment dapat berupa rasio
return on asset, dan return on equity.
Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas atau working capital
ratio, rasio aktivitas (asset turn over),
rasio debt, dan rasio profitabilitas yang masing-masing dipilih salah satu perhitungan rasio dari masing-masing rasio di atas. Misalnya untuk rasio aktivitas dinyatakan dengan total asset
turn over (ATO), rasio likuiditas
menggunakan current ratio
(CURRENT), rasio debt atau leverage dijelaskan dengan debt to equity ratio (DTE), sedangkan rasio profitabilitas diukur dengan rasio return on asset. Hal ini sesuai dengan variabel yang digunakan oleh Tuasikal (2002), namun ia memasukkan seluruh komponen rasio dan ditambahkan dengan rasio pasar. Demikian juga dengan Kennedy (2003) yang menggunakan seluruh rasio keuangan yang sesuai dengan analisis
Dupont.
3. METODE PENELITIAN Desain Penelitian
Metode penelitian ini dikategorikan penelitian penjelasan (eksplanatory research). Menurut Masri dan Sofyan (1989), verifikasi terhadap data deskriptif memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi dengan menjelaskan hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam menjelaskan hubungan antar variabel melalui pengujian hipotesis berdasarkan data laporan keuangan perusahaan
makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia yang menjadi objek penelitian. Pengujian hipotesis penelitian atas dasar bangun teori/konsep dimana dugaan adanya hubungan kausal masing-masing variabel telah teridentifikasi oleh kerangka konseptual yang jelas. Untuk tujuan pengumpulan data maka variabel penelitian dioperasionalisasikan secara jelas mulai dari variabel/dimensi, konsep, indikator, satuan pengukuran, dan skala pengukurannya. Data penelitian yang digunakan merupakan jenis data sekunder dengan metode pengumpulan data secara dokumenter. Setelah data dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis data untuk mencari pembuktian hipotesis penelitian yang diturunkan dari rumusan masalah penelitian.
Lokasi Penelitian, dan Sampel
Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang listing di Bursa Efek Indonesia selama Tahun 2009-2011.
Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan likuiditas dan profitabilitas terhadap return saham. Likuiditas terdiri dari Current Ratio (X1), Quick Ratio (X2), sedangkan Profitabilitas terdiri dari Return on Investment (X3), Return on Equity (X4) sebagai variabel independen, serta Return Saham (Y) sebagai variabel dependen.
Tabel 2 Variabel Penelitian
No. Variabel dan Dimensi Konsep Indikator Ukuran
dan
Skala
1. Rasio Likuiditas & Current Ratio(X1) Current ratio merup. perbandingan
antara aktiva lancar & kewajiban lancar & merup. ukuran yg paling umum digunakan utk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jk pendeknya. Sumber: Sawir, 2009:10
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Persen dan Rasio
2. Rasio Likuiditas & Quick Ratio (X2) Quick Ratio digunakan utk
mengukur kemampuan suatu
perusahaan dlm memenuhi
kewajiban jk pendeknya. Sumber: Sawir, 2009:10
(Aktiva Lancar–
Persediaan) / Hutang lancar
Persen dan Rasio
3. Rasio Profitabilitas & Return on Investment (X3)
ROI adalah merup. rasio yg mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dgn jumlah keseluruhan aktivayg
tersedia didlm perusahaan
(Syamsuddin, 2009:63).
Earning after Tax Assets
Persen dan Rasio
4. Rasio Profitabilitas & Return on Equity (X4)
ROE: rasio yang memperlihatkan
sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yg tlh dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).
Earning after Tax Equity
Persen dan Rasio
5. Return saham & average return (Y) Tingkat kembalian yang dinikmati
oleh pemodal atas investasi yang dilakukannya.
Sumber: (Jogiyanto, 2009:200).
Pt–Pt-1
Pt-1
Teknik Pengumpulan Data
Menggunakan teknik
pengumpulan data sekunder yaitu dokumentasi laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Independen, harga saham di BEI periode 2009-2011 dan kajian pustaka yang berhubungan dengan objek penelitian.
Analisis Data
Peneliti menggunakan analisis data model regresi berganda (Arif, 2010: 107) sebagai berikut:
Y= α +β 1X1+β 2X2+β 3X3+β 4X4+ԑ Untuk pengolahan data dan analisis data, peneliti menggunakan program software
SPSS 19. Hipotesis pengujian menggunakan uji t, uji F dengan tingkat signifikansiα = 0.05.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan makanan dan minuman yang konsisten listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2009-2011, diperoleh data sampel sebelas (11) perusahaan yang konsisten listing dan menerbitkan laporan keuangan secara lengkap di Bursa Efek Indonesia. Sebelum membahas pengaruh rasio likuiditas yang terdiri current ratio, quick ratio dan rasio profitabilitas yang terdiri dari
return on investment dan return on equity terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman, terlebih dahulu akan dibahas perkembangan current ratio, quick ratio,
return on investment dan return on equity serta return saham.
Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman tahun 2009-2011. Untuk memperoleh gambaran tentang perusahaan,
diperlukan adanya analisis terhadap laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang bersangkutan. Data keuangan tersebut tercermin di dalam laporan keuangan, dimana laporan ini sangat penting artinya bagi pihak manajemen dan investor.
Bagi manajemen perusahaan, analisis laporan keuangan digunakan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan keuangan perusahaan dan apa yang menjadi kelemahan bagi perusahaan. Dengan demikian manajemen perusahaan mampu membuat rencana yang lebih baik di masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor analisis keuangan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakuan investasi, karena dari analisis tersebut dapat diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya dan
menguntungkan bagi investor.
Perusahaan yang baik tentunya dapat memenuhi tujuan perusahaannya untuk meningkatkan kesejahteraan para pemegang sahamnya, karena pandangan pihak eksternal umumnya memiliki anggapan bahwa kondisi perusahaan yang baik akan berbanding lurus dengan kesejahteraan para pemegang saham perusahaan yang bersangkutan.
Analisa Rasio Lancar (Current ratio)
Rasio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar dan merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio lancar perusahaan makanan dan minuman tahun 2009-2011 sebagai berikut:
Tabel 3 Rasio Lancar
Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI Tahun 2009-2011
No. EMITEN
KODE Rasio Lancar (X1)
Mean Growth
EMITEN
2009 2010 2011
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk CEKA.JK 4,799 1,672 1,687 2,719 1,570
2 PT. Delta Jakarta, Tbk DLTA.JK 4,531 6,331 1,233 4,032 (3,449)
3 PT. Indo Food Sukses Mandiri,Tbk INDF.JK 1,163 2,036 1,910 1,703 (0,500)
4 PT. Mayora Indah, Tbk MYOR.JK 2,290 2,581 2,219 2,363 (0,326)
5 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI.JK 0,659 1,038 0,905 0,867 (0,256)
6 PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk PSDN.JK 1,563 1,382 1,550 1,498 0,174
7 PT. Sekar Laut, Tbk SKLT.JK 1,890 1,875 1,697 1,821 (0,082)
8 PT. Siantar Top, Tbk STTP.JK 1,688 1,708 1,035 1,477 (0,346)
9 PT. Ultrajaya Milk Industri, Tbk ULTJ.JK 2,116 2,001 1,521 1,879 (0,182)
10 PT. Akasha Wira Internasional, Tbk ADES.JK 2,484 1,511 1,709 1,901 0,585
11 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO.JK 3,708 54,992 37,400 32,033 (34,439)
Sumber: data sekunder diolah kembali
Analisa Rasio Cepat (Quick Acid)
Rasio ini disebut juga acid test
rasio yang digunakan untuk mengukur
kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Penghitungan quick ratio dengan mengurangkan aktiva lancar dengan
persediaan. Hal ini dikarenakan
persediaan merupakan unsur aktiva
lancar yang likuiditasnya rendah dan
sering mengalami fluktuasi harga serta
menimbulkan kerugian jika terjadi
likuiditas. Jadi rasio ini
merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan aktiva lancar yang paling
Tabel 4 Rasio Cepat
Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI Tahun 2009-2011
No. EMITEN
KODE Rasio Cepat (X2)
Mean Growth
EMITEN
2009 2010 2011
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk CEKA.JK 3,346 0,493 0,622 1,487 1,491
2 PT. Delta Jakarta, Tbk DLTA.JK 4,039 5,398 0,354 3,264 (3,202)
3 PT. Indo Food Sukses Mandiri, Tbk INDF.JK 0,704 1,464 1,400 1,189 (0,412)
4 PT. Mayora Indah, Tbk MYOR.JK 1,690 2,102 1,495 1,762 (0,509)
5 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI.JK 0,529 0,878 0,743 0,717 (0,242)
6 PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk PSDN.JK 0,725 0,590 0,647 0,654 0,096
7 PT. Sekar Laut, Tbk SKLT.JK 0,914 0,891 0,934 0,913 0,034
8 PT. Siantar Top, Tbk STTP.JK 0,669 0,851 0,502 0,674 (0,266)
9 PT. Ultrajaya Milk Industri, Tbk ULTJ.JK 1,118 1,252 0,914 1,095 (0,235)
10 PT. Akasha Wira Internasional, Tbk ADES.JK 2,244 1,414 1,192 1,617 0,304
11 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO.JK 91,652 27,376 23,956 47,661 30,428
Sumber: data sekunder diolah kembali
Analisa Return on Investment
Return on investment
merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
Return on investment adalah merupakan
rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63). Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan.
Return on investment merupakan rasio
yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Syafri, 2008:63). Perkembangan return on investment
sebagai berikut:
Tabel 5
Return On Investment
Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI Tahun 2009-2011
No. EMITEN
KODE Retrun On Investment (X5)
Mean Growth
EMITEN
2009 2010 2011
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk CEKA.JK 0,087 0,035 0,117 0,080 0,067
2 PT. Delta Jakarta, Tbk DLTA.JK 0,173 0,206 0,218 0,199 (0,011)
3 PT. Indo Food Sukses Mandiri, Tbk INDF.JK 0,071 0,083 0,091 0,082 (0,002)
4 PT. Mayora Indah, Tbk MYOR.JK 0,118 0,114 0,073 0,102 (0,018)
5 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI.JK 0,343 0,390 0,416 0,383 (0,010)
7 PT. Sekar Laut, Tbk SKLT.JK 0,065 0,024 0,028 0,039 0,022
8 PT. Siantar Top, Tbk STTP.JK 0,075 0,066 0,046 0,062 (0,005)
9 PT. Ultrajaya Milk Industri, Tbk ULTJ.JK 0,035 0,053 0,046 0,045 (0,013)
10 PT. Akasha Wira Internasional, Tbk ADES.JK 0,092 0,098 0,082 0,090 (0,011)
11 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO.JK 0,009 0,009 0,006 0,008 (0,001)
Sumber: data sekunder diolah kembali
Analisa Return on Equity (ROE)
Return on equity adalah rasio
yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang
telah dilakukan pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha. Perkembangan return on equity adalah:
Tabel 6
Return On Equity
Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI Tahun 2009-2011
No. EMITEN
KODE Return On Equity (X6)
Mean Growth
EMITEN
2009 2010 2011
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk CEKA.JK 0,041 0,041 0,078 0,053 0,018
2 PT. Delta Jakarta, Tbk DLTA.JK 0,104 0,121 0,109 0,111 (0,015)
3 PT. Indo Food Sukses Mandiri, Tbk INDF.JK 0,076 0,102 0,108 0,096 (0,010)
4 PT. Mayora Indah, Tbk MYOR.JK 0,080 0,069 0,051 0,067 (0,004)
5 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI.JK 0,211 0,247 0,273 0,244 (0,006)
6 PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk PSDN.JK 0,076 0,028 0,019 0,041 0,020
7 PT. Sekar Laut, Tbk SKLT.JK 0,046 0,015 0,017 0,026 0,016
8 PT. Siantar Top, Tbk STTP.JK 0,065 0,056 0,042 0,054 (0,002)
9 PT. Ultrajaya Milk Industri, Tbk ULTJ.JK 0,037 0,057 0,048 0,048 (0,014)
10 PT. Akasha Wira Internasional, Tbk ADES.JK 0,121 0,145 0,086 0,118 (0,041)
11 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO.JK 0,020 0,065 0,046 0,044 (0,032)
Analisa Return Saham
Return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Actual return adalah return yang telah terjadi, yang dihitung berdasarkan data historis
(Jogiyanto, 2009:204). Semakin tinggi
return yang diberikan perusahaan, maka
akan semakin baik prospek perusahaan. Perkembangan return saham berikut ini:
Tabel 7
Return Saham
Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI Tahun 2009-2011
No. EMITEN
KODE RATA-RATA RS (Y)
Mean Growth
EMITEN
2009 2010 2011
1 PT. Cahaya Kalbar, Tbk CEKA.JK 0,461 0,484 0,877 0,607 0,185
2 PT. Delta Jakarta, Tbk DLTA.JK 0,934 0,441 0,479 0,618 0,266
3 PT. Indo Food Sukses Mandiri, Tbk INDF.JK 0,734 0,890 0,104 0,576 (0,471)
4 PT. Mayora Indah, Tbk MYOR.JK 0,257 0,274 0,302 0,278 0,005
5 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk MLBI.JK 0,101 0,185 0,832 0,372 0,281
6 PT. Prashida Aneka Niaga, Tbk PSDN.JK 0,485 0,516 0,643 0,548 0,048
7 PT. Sekar Laut, Tbk SKLT.JK 0,226 0,534 0,720 0,494 (0,061)
8 PT. Siantar Top, Tbk STTP.JK 0,102 0,346 0,379 0,276 (0,106)
9 PT. Ultrajaya Milk Industri, Tbk ULTJ.JK 0,108 0,324 0,544 0,326 0,002
10 PT. Akasha Wira Internasional, Tbk ADES.JK 0,279 0,295 0,395 0,323 0,042
11 PT. Davomas Abadi Tbk DAVO.JK 0,379 0,738 0,579 0,565 (0,259)
Sumber: data sekunder diolah kembali
Pengujian Asumsi Klasik
Uji Multikolinieritas
Tidak ada masalah multikolinieritas
karena nilai VIF nya tidak lebih dari 10. Perhatikan tabel 8 Coefisients berikut ini:
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardize d Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,328 ,097 3,387 ,002
Current ratio ,001 ,007 ,026 ,105 ,917 ,519 1,925
Quick ratio ,027 ,042 ,126 ,655 ,518 ,860 1,163
ROI ,122 ,226 ,126 ,542 ,592 ,589 1,699
a. Dependent Variable: Return Saham
Uji Autokorelasi
Dari tabel model summary terdapat nilai untuk Durbin Watson (DW) = 1,524. Nilai DW ini bertujuan untuk menguji apakah ada atau tidak korelasi. Persamaan regresi yang baik hendaknya tidak mengandung autokorelasi. Dasar pengambilan keputusan autokorelasi (Yus Agusyana, 2011:106) : jika nilai DW berada pada rentang -2 < DW < 2, maka tidak terjadi autokorelasi,
sedangkan jika tidak pada rentang tersebut terjadi autokorelasi. Hasil uji autokorelasi
menunjukkan DW berada berada pada rentang -2 < DW < 2 = -2 < 1,524 < 2 yang berarti tidak
terjadi korelasi.
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 ,336a ,113 -,014 ,247070 1,524
a. Predictors: (Constant), ROE, Quick ratio, ROI, Current ratio b. Dependent Variable: Return Saham
Uji Heteroskedastisitas
Pengujian Secara Simultan
Dihipotesiskan bahwa yang terdiri dari current ratio, quick acid ratio, return on
invesment, dan return on equity berpengaruh terhadap return saham. Untuk membuktikan
kebenaran dari hipotesis tersebut dilakukan pengujian secara bersama-sama dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0:1=…=4= 0: Current ratio, quick acid ratio, return on investment, dan return
on equity secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Ha:1≠... ≠4≠ 0: Current ratio, quick acid ratio, return on investment, dan return
on equity secara bersama-sama berpengaruh terhadap return
saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Diperoleh Fhitung= 0,892, Ftabelpada α 0,05 dengan derajad bebas pembilang = (k –1 = 4–
1 = 3) derajat penyebut = (n–k = 33 - 4 = 29) dan F tabel = 2,93.
Hasil pengujian yang diperoleh dari perbandingan Fhitung terhadap Ftabel adalah Fhitung< Ftabel (0,892 < 2,93), sehingga pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho dan menolak Ha. Dengan diterimanya Ho berarti hasil pengujian tidak signifikan (p-value = 0,482 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama current ratio, quick acid ratio,
return on invesment, dan return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap return
saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini
dapat dilihat dari kolom sig. 0,482 atau tepatnya probability 0,05 < 0,482, hal ini berarti Ho diterima, sedangkan Ha ditolak, sebagaimana pada tabel 9 berikut ini:
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,218 4 ,054 ,892 ,482a
Residual 1,709 28 ,061
Total 1,927 32
a. Predictors: (Constant), ROE, Quick ratio, ROI, Current ratio b. Dependent Variable: Return Saham
Berdasarkan tabel 8 coeffisients di atas, diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Pengujian Regresi Berganda Secara Parsial
Pengaruh Current ratio Terhadap Return Saham
Dihipotesiskan Current ratio berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk
membuktikan kebenaran dari hipotesis tersebut dilakukan pengujian secara parsial dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut:
H01:1≥ 0 : Current ratio tidak berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efe Indonesia.
Ha1:1< 0: Current ratio berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaa makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil pengujian uji t untuk variabel current ratio (X1) tabel 8 Coefficients di atas sebesar 0,105.
Kriteria pengujiannya adalah “Menolak H0 jika thitung < negatif ttabel”, hasil perbandingan yang diperoleh adalah thitung > negatif ttabel (0,105 > - 1,699, sehingga pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho dan menolak Ha. Dengan diterimanya Ho berarti hasil pengujian tidak signifikan (p-value = 0,917 > 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa Current ratio tidak berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Quick Ratio Terhadap Return Saham
Dihipotesiskan quick ratio berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk
membuktikan kebenaran dari hipotesis tersebut dilakukan pengujian secara parsial dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut:
H02:2≤ 0 : Quick ratio tidak berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha2:2> 0: Quick ratio berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil pengujian uji t untuk variabel quick ratio (X2) tabel 5.6 Coefficients di atas sebesar 0,655.
Kriteria pengujiannya adalah “Menolak H0 jika thitung > ttabel”, hasil perbandingan yang diperoleh adalah thitung < ttabel (0,655 < 1,699), sehingga pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ha dan menolak Ho. Dengan diterimanya Ho berarti hasil pengujian tidak signifikan (p-value = 0,518 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
Quick ratio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham perusahaan
Pengaruh Return on Investment Terhadap Return Saham
Dihipotesiskan return on investment berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis tersebut dilakukan pengujian secara parsial dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut:
H05:3≥ 0 : Return on investment tidak berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha5:3< 0: Return on investment berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil pengujian uji t untuk variabel return on investment (X3) tabel 5.6
Coefficients di atas sebesar 0,542.
Kriteria pengujiannya adalah “Menolak H0 jika thitung< negatif ttabel”, hasil perbandingan yang diperoleh adalah thitung > negatif ttabel (0,542 > - 1,699, sehingga pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ho dan menolak Ha. Dengan diterimanya Ha berarti hasil pengujian tidak signifikan (p-value = 0,592 > 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa return on investment tidak berpengaruh negatif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Pengaruh Return on Equity Terhadap Return Saham
Dihipotesiskan return on equity berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Untuk
membuktikan kebenaran dari hipotesis tersebut dilakukan pengujian secara parsial dengan rumusan hipotesis statistik sebagai berikut:
H06:4< 0 : Return on equity tidak berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Ha6:4> 0: Return on equity berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil pengujian uji t untuk variabel return on investment (X3) tabel 5.6
Coefficients di atas, seebsar 1,138.
Kriteria pengujiannya adalah “Menolak H0 jika thitung > ttabel”, hasil perbandingan yang diperoleh adalah thitung > ttabel (1,138 > 1,699), sehingga pada tingkat kekeliruan 5% diputuskan untuk menerima Ha dan menolak Ho. Dengan diterimanya Ha berarti hasil pengujian tidak signifikan (p-value = 0,265 > 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
return on equity berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return saham
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5. KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Menghasilkan persamaan
regresi linier berganda adalah:
Y = 0,328 + 0,001X1+ 0, 027X2 + 0,122X3+ 0,113X4
2. Secara simultan: current ratio,
quick ratio, return on invesment, return on equity memberikan
pengaruh sebesar 11,3%
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2009-2011, sedangkan
sisanya sebesar 88,7%
merupakan pengaruh diluar rasio likuiditas dan rasio profitabilitas.
3. Secara parsial: Current Ratio
(X1) tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap return
saham perusahaan makanan dan minuman, Quick Ratio (X2) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap return
saham perusahaan makanan dan
minuman, Return on
Investment (X3) tidak
berpengaruh negatif signifikan
terhadap return saham
perusahaan makanan dan minuman, dan Return on Equity
(X4) berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return
saham perusahaan makanan dan minuman.
REFERENSI
Hartanto, Jogiyanto, 2009. Teori Portofolio dan Analisis Investasi.
Edisi Keenam. Yogyakarta: Penerbit PT. BPFE.
Http://www.yahoo.com. Finance
Indonesia Com, 2013. Harga Saham Emiten Makanan dan Minuman Periode Tahun 2009-2011. Diunduh tgl. 14 Maret 2013
jam 13.00 WITA.
IGKA. Ulupi, 2006. Analisis Pengaruh
Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham.
Http://www.pdfs.com/pdf/jurnal-
pengaruh-rasio-keuangan-terhadap-return saham.html.
Diunduh tgl 10 Maret 2013 jam 07.00 WIB.
Kennedy J.S.P, 2003. Analisis Pengaruh
ROA, ROE, EPS, Profit Margin, Assets Turnover, Rasio Leverage dan DER Terhadap 17 Return Saham (Studi Terhadap Saham-saham yang termasuk dalam LQ-45 di BEJ Tahun 2001). Tesis
Tidak Dipublikasikan, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta.
M Ria, H Aswir, Yesi M, 2011. Analisis
Pengaruh Likuiditas, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Properti di BEI Tahun 2008-2010.
Pratisto, Arif, 2009. Statistik Menjadi
Mudah dengan SPSS. Jakarta:
Penerbit PT Elex Media Komputindo.
Raharjo, S, 2006. Kiat Membangun Aset
Keuangan. Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-Dasar
Pembelajaran Perusahaan.
Yogyakarta: Penerbit PT. BPFE.
Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja
Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:
Penerbit Gramedia Pustaka Umum.
Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa
Kritis Atas Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Syamsuddin, Lukman, 2009.
Perusahaan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Tandelilin, Eduardus, 2010. Portofolio
dan Investasi (Teori dan Praktek).
Yogyakarta: Penerbit PT Kanisius.
Tuasikal A, 2001. Penggunaan Informasi Akuntansi Untuk Memprediksi Return Saham: Studi Terhadap Perusahaan Pemanufakturan dan Non Pemanufakturan. SNA IV. Bandung Agusutus: 762-786.
Weston, J. Fred dan Eugene F Brigham, 1999. Dasar-Dasar Manajemen
Keuangan. Jakarta: Penerbit PT
Erlangga.
Yus Agusyana, 2011. Olah Data Skripsi
dan Penelitian dengan SPSS 19.