• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Lapangan Pengelola

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Lapangan Pengelola"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan "Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008

Tanggal 11 Juni 2008" di poin B nomor 2 yaitu Kompetensi Teknisi Laboratorium

Sekolah/Madrasah pada Kompetensi Administratif dan Kompetensi Profesional tentang

mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang serta menyiapkan

kegiatan di laboratorium sekolah/madrasah, disana dijelaskan bahwasannya seorang teknisi

laboran dituntut untuk terampil menginventarisasi dan mengatur tata letak alat, bahan, dan

fasilitas yang ada di laboratorium, serta dapat membuat petunjuk penggunaan peralatan di

laboratorium sekolah/madrasah (Permendiknas RI No 26 tahun 2008).

Setelah mengetahui tugas pokok dari teknisi laboratorium diatas dan telah memperoleh

ilmunya dikampus maka untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan

tersebut dipilihlah tempat pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

laboratorium FMIPA Universitas Bengkulu dan SMAN 09 Kota Bengkulu. Pemilihan

tempat PKL di FMIPA Universitas Bengkulu bertujuan untuk mempraktekkan

menggunakan alat-alat instrumen, sebab di laboratorium FMIPA Universitas Bengkulu

terdapat peralatan instrumen seperti Mikroskop Trinokuler, Rotary Evaporator, Spektronik

20 D, dan masih ada beberapa perlatan instrumen lainnya.

Sementara pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di laboratorium IPA SMAN 09 Kota

Bengkulu bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja

nyata, karena mahasiswa berhadapan langsung dengan para guru dan siswa. Selama

melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ada kalanya ilmu yang diperoleh dikampus

penerapannya tidak sesuai dengan penerapan yang ada di lapangan, maka dari itu kegiatan

PKL ini selain memberikan pengalaman kerja juga untuk melatih mahasiswa dalam

(2)

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

1. Mengembangkan potensi pribadi mahasiswa secara optimal

2. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja,

yang dapat dibuktikan dengan surat keeterangan kerja (referensi)

3. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademik yang telah diperoleh di

kampus pada dunia kerja dengan memberikan kontribusi pengetahuan secara jelas

dan konsisten disertai dengan komitmen yang tinggi.

4. Memperoleh pengalaman dalam penerapan konsep dan keterampilan manajerial

pada dunia kerja nyata, seperti hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama

kolega, bekerja dalam tim, pemecahan masalah, penerapan lapangan yang

terkadang tidak sesuai dengan teori akademik, dan lain-lain. 1.2.2 Tujuan Khusus

1. Terampil dan Ahli dalam membuat larutan yang sering dipakai dalam kegiatan

praktikum.

2. Terampil dalam menata alat dan bahan yang ada di laboratorium.

3. Terampil dalam menginventarisasi alat dan bahan yang ada di laboratorium. 4. Dapat membuat kartu alat dan bahan, serta membuat SOP alat.

5. Terampil dalam mengelola dan merawat spesimen hewan basah. 6. Mengetahui cara pemakaian dan perawatan alat-alat instrumen.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(3)

Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan

(Nuryani,2003 dalam Retna,2008:199)

Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran

biologi, karena dengan kegiatan ini akan diperoleh pengalaman yang meliputi ranah

kognitif, afektif dan psikomotor. Didalam proses pembelajaran alat-alat laboratorium dapat

dimanfaatkan sebagai media atau sarana baik di laboratorium, kelas maupun dibawa keluar

kelas/lingkungan, dengan keterampilan proses, siswa bukan hanya menjadi lebih terampil

tetapi juga mempengaruhi pembentukan sikap ilmiah dan juga pencapaian hasil

pengetahuannya (Freedman,1997 dalam Retna,2008:197-198)

Terdapat banyak klaim bahwa kegiatan praktikum laboratorium dapat meningkatkan

sikap kritis, keterampilan proses sains, ataupun sikap ilmiah siswa. Biasanya berbagai

materi praktikum yang dilakukan oleh siswa pun tergolong luar biasa, yaitu bertujuan untuk

mengungkap fakta-fakta sains atau memverifikasi teori-teori sains. Bila dilihat secara kritis,

berbagai percobaan tersebut dilakukan oleh siswa yang memang tidak berpengalaman,

dilakukan dalam waktu yang singkat, dengan alat yang tidak presisi dan bahan yang tidak

terlalu murni serta dilakukan melalui tahapan kegiatan seperti halnya resep membuat

makanan (Sumintono,2010 dalam Bambang,2010:122-123)

2.2. Fungsi Laboratorium

Richardson menyatakan laboratorium sekolah sangat penting karna mempunyai

berbagai fungsi yaitu; 1. Dapat melahirkan berbagai macam masalah untuk dipecahkan, 2.

Empat yang baik bagi siswa untuk melakukan eksperimen, latihan, demonstrasi, atau

metode yang lain, 3. Dapat menyebabkan timbulnya pengertian dan kesadaran siswa akan

peranan ilmuwan, 4. Dapat menyebabkan timbulnya pengertian dan kesadaran siswa akan

fakta, prinsip, konsep dan generalisasinya, 5. Memberikan peluang kepada siswa untuk

bekerja dengan alat dan bahan tertentu, bekerja sama dengan teman, termotivasi untuk

mengungkapkan dan menemukan dan kepuasan atas hasil yang dicapai, 6. Merintis

(4)

(Retna,2008:199)

2.3 Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran

Laboratorium memiliki peran sebegai tempat dilakukannya percobaan atau penelitian.

Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang

dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam

pembelajaran sains adalah laboratorium, sedangsskan kelas sebagai tempat kegiatan

penunjang (Riandi,2014: 42).

2.4 Pengelompokkan Peralatan Laboratorium Kimia

Alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum kimia dapat dikelompokkan

berdasarkan sifat-sifatnya, keadaannya (bentuknya), fungsinya, harganya dan

penggunaannya. Dalam pengelompokkan alat-alat laboratorium tersebut cara

pengelompokkannya dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Alat-alat ukur dan alat-alat yang sifatnya khusus, di antaranya:

pHmeter, Mikroskop, OHP, Neraca Teknik, Neraca Analitik, Oven, Sentrifuge,

Alat Kromatografi, Polarograf, Polarimeter, Spektrofotometer, Pompa Vacum,

Slide Projector, dan lain-lain.

2. Alat-alat gelas

Labu Erlenmeyer, Labu Ukur, Labu Destilasi, Labu Alas Bulat, Labu Alas Rata,

Gelas Kimia, Gelas Arloji, Corong Gelas, Buret, Pendingin Liebig, Pengaduk

Gelas, Tabung Reaksi

3. Alat-alat yang terbuat dari logam

Kaki Tiga, Statif, Penjepit Buret, Penjepit Tiga Jari, Krus Tang, Staf Corong.

(Susila,2006:1-2).

BAB III

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat

(5)

Februari 2015 di Laboratorium Kimia, Fisika, dan Biologi Universitas Bengkulu. Pada

tanggal 02 Maret sampai dengan 14 Maret 2015 di Laboratorium IPA SMA NEGERI 09

Kota Bengkulu.

3.2 Metode Pelaksanaan

Dalam melaksanaan pekerjaan pembuatan larutan, menata alat dan bahan,

menginventarisasi alat dan bahan, membuat kartu alat dan bahan serta membuat POS alat

dan bahan di laboratorium, tentu ada metode kegiatannya yaitu;

3.2.1 Metode Pembuatan Larutan

Sebelum membuat larutan ada nilai-nilai yang perlu diperhatikan pada larutan yang

akan kita buat seperti, berapa Berat Jenis (BJ) larutannya, berapa nilai Mr nya, dan berapa

Persentase (%) larutannya. Gunakan rumus sebagai berikut untuk membuat larutan cair,

dalam mencari nilai Molaritas (M) yang belum diketahui.

Setelah nilai mol (M) didapatkan, lakukan pengenceran dengan menggunakan rumus

pengenceran sebagai berikut, untuk mengetahui berapa Ml volume yang harus diambil dari

larutan yang akan dibuat nanti. 3.2.2 Menata Alat dan Bahan

1. Amati terlebih dahulu alat atau bahan yang ingin ditata satu persatu seperti

mengamati, nama alat atau bahan, merek nya, pada alat dilihat spesifikasi nya dan

pada bahan yaitu klasifikasinya, lalu berapa jumlahnya, kode alat dan bahannya M = Mol zat terlarut

1L larutan

(Laksono,2004: 4)

M1 X V2 = M2 X V2

Keterangan:

(6)

serta kondisi dari alat atau bahan itu sendiri, kondisinya baik atau rusak. Jika ada

alat atau bahan yang rusak segera pisahkan dari alat dan bahan tersebut dari alat

dan bahan yang kondisinya masih baik. Agar lebih mudah mengamatinya

keluarkan alat dan bahan tersebut terlebih dahulu dari lemari atau rak tempat

penyimpanan jika memang alat atau bahan tersebut telah tersusun sebelumnya. 2. Setelah diamati, catat data-data yang telah diperoleh tadi.

3. Langkah selanjutnya adalah meletakan dan menata kembali alat dan bahan yang

telah didata berdasarkan nama alat dan bahan sesuai abjad nya dan juga sesuai

klasifikasinya.

3.2.3 Menginventarisasi Alat dan Bahan

Setelah alat dan bahan telah tertata dan tersusun, alat dan bahan tersebut selanjutnya di

inventarisasi. Adapun metode menginventarisasinya sebagai berikut;

1. Ambil catatan hasil pengamatan alat dan bahan tadi yang sebelumnya telah

terdapat nama, merek, spesifikasi atau klasifikasinya, kode, jumlah, dan kondisi

yang telah dicatat dari hasil pengamatan menata alat dan bahan sebelumnya. 2. Siapkan komputer dan buatlah tabel data inventarisasi terlebih dahulu seperti

format dibawah ini. Dan Isi tabel tabel berikut dengan data yang ada pada catatan hasil

pengamatan alat dan bahan.

No. Nama Alat Merek Spesifikasi Jumlah Kondisi

3.2.4 Membuat Kartu Alat dan Bahan

Setelah Alat dan Bahan tertata rapi dan telah di iventarisasi, selanjutnya kami membuat

(7)

1. Pertama buat dulu format kartu alat dan bahan seperti dibawah ini. Molaritas : __________ Kemurnian : ___________

Baik Rusak Baik Rusak Baik Rusak

2. Isi tabel pada kolom-kolom diatas sesuai data yang telah didapat sebelumnya pada

catatan hasil pengamatan alat dan bahan.

3.2.5 Membuat Prosedur Operasional Standar (POS) Alat dan Bahan

1. Sebelum membuat POS alat dan Bahan, buatlah terlebih dahulu format seperti

FORMAT C1

(8)

dibawah ini, buatlah POS sesuai perintah yang tertera pada tabel atau format ini.

3.2.6 Mengelola dan merawat spesimen hewan dan tumbuhan basah.

A. Spesimen hewan basah

1. Hal yang perlu diperhatikan ketika merawat spesimen hewan dan tumbuhan basah

yaitu siapkan Wadah atau tempat penyimpanan spesimen itu sendiri, usahakan

tempatkan spesimen ditempat yang tertutup rapat agar tidak ada mikroorganisme

ataupun cairan lain yang masuk, seperti di toples kaca dengan tutup yang rapat.

2. Siapkan larutan pengawet Formalin yang telah diencerkan yaitu larutan Alkohol

70% (persen).

3. Bersihkan seluruh bagian toples kaca spesimen baik luar maupun bagian dalam

toples terlebih dahulu dengan kain yang basah, setelah itu masukan larutan

(9)

5. Selanjutnya masukan specimen hewan kedalam toples kaca tersebut. Pastikan

spesimen benar-benar teredam dalam larutan pengawet Formalin.

6. Tutup dengan rapat toples kaca spesimen.

7. Beri label spesimen hewan tersebut dengan keterangan seperti;

Nama ilmiah specimen, Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Famili, Genus, Spesies

8. Letakkan specimen sesuai klasifikasinya di lemari penyimpanan

9. Gantilah larutan Pengawet Formalin yang lama dengan yang baru secara rutin. 3.2.7 Metode mengenal dan memahami cara kerja alat instrumen.

Untuk pengenalan dan memahami alat instrumentasi perhatikan penjelasan yang di

jelaskan oleh PLP atau petugas yang ada di laboratorium tersebut, dan tanyakan jika masih

ada yang belum dipahami, sampai benar-benar paham.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Bengkulu

 Terkelolanya dan terinventarisnya spesimen hewan basah dan tumbuhan basah di

laboratorium Biosistematika dengan rapi. (Lampiran 1, Tabel 1)

(10)

penyimpanan nya, gunakan toples kaca yang memiliki tutup yang rapat, karena jika tempat

penyimpanan spesimen tidak tertutup rapat dapat menyebabkan mikroorganisme atau

hewan-hewan kecil akan masuk kedalam tempat penyimpanan spesimen tersebut.

Perhatikan dan kontrol juga larutan pengawet Fornalin yang terdapat didalam toples, ganti

larutan pengawet jika memang larutan tersebut sudah layak untuk diganti, hal tersebut

bertujuan untuk menghindari kerusakan pada spesimen hewan atau tumbuhan basah yang

ada didalamnya.

 Mengenal dan mengetahui proses kerja alat Mikroskop Trinokuler, Spektrofotometer,

dan Rotary Evaporator.

A. Mikroskop Trinokuler (Lampiran 2. Gambar 1)

Di laboratorium Biologi FMIPA Universitas Bengkulu Terdapat alat Mikroskop

Trinokuler dengan tiga buah lensa, alat ini berfungsi untuk mengamati objek atau

organisme berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tak dapat terlihat oleh mata telanjang.

Alat tersebut merupakan salah satu alat instrumen berteknologi canggih yang dimiliki

laboratorium biologi FMIPA Universitas Bengkulu, hasil dari objek yang diamati dapat

langsung di amati di layar komputer dan dapat dilihat oleh orang lain, bukan oleh

penggunanya saja. Hasil pengamatan menggunakan Mikroskop Trinokuler juga terlihat

lebih jelas dibandingkan Mikroskop yang lain. Di jaman yang semakin maju seperti

sekarang ini kehadiran Mikroskop Trinokuler sangat dibutuhkan terutama untuk kegiatan

penelitian.

B. Spektrofotometer (Lampiran 2. Gambar 2)

Spektrofotometer merupakan alat atau instrumen untuk menguji sampel tertentu

berdasarkan kepekatan warnanya. Alat ini berfungsi mengukur absorbansi dengan cara

melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu menggunakan objek kaca atau

biasa disebut dengan kuvet. Di dalam alat spektrofotometer tersebut terdapat dua sumber

cahaya yaitu cahaya UV (ultra violet) dan cahaya nampak (visible) masing-masing cahaya

memiliki kegunaan tersendiri. Cahaya UV dapat mengukur larutan dengan panjang

(11)

larutan dengan panjang gelombang dari 400 hingga 700 nano meter. C. Rotary Evaporator (Lampiran 2. Gambar 3)

Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan antara pelarut dengan

senyawa yang terlarut dari suatu larutan dengan cara dipanaskan kemudian menjadi uap.

Alat Rotary Evaporator ini suatu alat yang merupakan satu kesatuan atau gabungan dari

beberapa bagian yaitu Kondensor, Pompa Vakum, Labu Pengumpul Pelarut, Waterbath, dan

Labu Alas Bulat. Kondensor merupakan pendingin yang berfungsi mempercepat perubahan

gas menjadi cair, sedangkan Pompa Vakum adalah bagian yang berfungsi mengatur tekanan

di dalam labu agar proses penguapan sampel menjadi lebih cepat, pompa tersebutlah yang

menurunkan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik didihnya.

Labu pengumpul pelarut berfungsi sebagai wadah untuk mengumpulkan pelarut hasil

penguapan. Waterbath adalah wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas

bulat, dan yang terakhir yaitu labu alas bulat sebagai wadah sampel. 4.2 Di Laboratorium Fisika FMIPA Universitas Bengkulu

 Tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) alat Spektronik 20 D. (Lampiran 3) Di Laboratorium elektronika telah tersedia berbagai SOP alat salah satunya SOP alat

Spektronik 20 D. Standar Operasional Alat atau yang biasa disebut dengan SOP yaitu

panduan tertulis yang didalamnya menjelaskan tentang fungsi alat, bagian-bagian penting

yang perlu diketahui dari alat tersebut.

 Tersedianya Kartu alat dan bahan (Lampiran 4, Tabel 2 dan 3)

Dibuatnya Kartu alat dan bahan bertujuan untuk mengetahui jumlah seluruh alat dan

bahan yang ada di Laboratorium, dan memberikan keterangan waktu masuk dan keluarnya

suatu alat atau bahan tertentu dari laboratorium.

4.1.3 Di laboratorium Kimia FMIPA Universitas Bengkulu  Tertatanya alat-alat gelas yang ada di ruangan gudang alat

Menata alat-alat gelas yang ada di Laboratorium Kimia perlu kehati-hatian yang tinggi,

karna alat-alat yang ada di laboratorium kimia sebagian besar merupakan alat-alat gelas

seperti tabung reaksi, labu ukur, erlenmeyer, dan lain-lain.

(12)

Ketika menata bahan yang perlu diperhatikan yaitu tempat penyimpanan harus

disesuaikan dengan nama larutan berdasarkan abjadnya, jika dalam satu lemari ingin

diletakkan larutan yang di mulai dari abjad A seperti, yaitu kelompokkan larutan-larutan

dengan nama yang dimulai dari abjad A semua, contoh Asam Benzoat, Asam Flurida, Asam

Nitrat, Asam sulfat, dan lain-lain, hal yang sama juga dilakukan jika nama larutan dimulai

dari abjad lain B, C, D sampai Z.

 Terinventarisasinya bahan kimia yang ada di ruang gudang bahan utama (Lampiran 5,

Tabel 4)

Inventarisasi yang dilakukan di Laboratorium kimia bertujuan untuk mengetahui

klasifikasi, rumus kimia, jumlah, kondisi, dan lokasi tempat penyimpanannya, sehingga

memudahkan laboran untuk mencari bahan yang diperlukan. 4.1.4 Di laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu  Tertatanya alat dan bahan kimia (Lampiran 6, Gambar 4)

Dalam melakukan penataan alat dan bahan yang ada di laboratorium IPA SMAN 09

sama saja hal nya dengan penataan yang dilakukan di laboratorium-laboratorium lain.

Sebelum ditata dengan rapi alat atau bahan harus dikeluarkan terlebih dahulu dari lemari

penyimpanan satu-persatu, setelah itu barulah lemari penyimpanan alat atau bahan

dibesihkan sampai benar-benar bersih. Kemudian barulah alat atau bahan diletakkan

kembali ke dalam lemari penyimpanan sesuai nama atau spesifikasi atau fungsi alat dengan

rapi dan bersih.

 Terinventarisasinya alat dan bahan Kimia (Lampiran 7, Tabel 5)

Di laboratorium IPA SMAN 09 terdapat 3 lemari penyimpanan yaitu, lemari Fisika,

lemari Kimia, dan lemari Biologi. Masing-masing dari ke tiga lemari tersebut didalam nya

telah tersedia alat-alat sesuai bidang yang tertera pada nama lemari tersbut, alat-alat Fisika

di lemari Fisika, alat-alat Kimia di lemari Kimia, dan alat-alat Biologi di lemari Biologi.

Alat yang terdapat di laboratorium IPA SMAN 09 kota bengkulu merupakan alat yang biasa

(13)

Kartu alat dan bahan kimia di laboratorium IPA SMAN 09 kini telah tersedia, kertas

yang digunakan yaitu kertas karton, karena pihak guru disana yang merekomendasikannya,

hal tersebut bertujuan agar kartu alat dan bahan lebih awet dan tahan lama.

 Tersedianya tata tertib di laboratorium (Lampiran 9)

Tata tertib di laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu pun kini telah tersedia, dalam

tata tertib tersebut dijelaskan larangan-larangan ketika melaksanakan kegiatan praktikum

seperti makan, minum, bercanda, dan lain-lain.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa di laboratorium Biologi, Kimia,

Fisika FMIPA Universitas Bengkulu, dan di laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu; 1. Telah tertatanya alat dan bahan dengan rapi dan bersih.

2. Telah terinventarisainya alat dan bahan yang bertujuan untuk mengetahui

spesifikasi, jumlah, kondisi, dan tempat penyimpanan alat dan bahan yang ada. 3. Telah tersedianya kartu alat dan bahan untuk mendata keluar dan masuk nya alat

dan bahan, serta jumlah dapat diketahui.

(14)

5. Telah tersedianya denah untuk mengetahui letak meja pengawas, lemari

penyimpanan alat, meja praktikum, dan sarana-sarana lain yang ada didalam

ruangan.

6. Telah tersedianya tata tertib di Laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu

7. Mengenal beberapa fungsi dan prinsip kerja dari alat instrumen seperti Mikroskop

Trinokuler, Spektrofotometer, dan Rotary Evaporator.

8. Dapat mengelola spesimen hewan dan tumbuhan basah dengan benar.

5.2 Saran

1. Kepada siswa yang melaksanakan praktikum di laborotarium agar mematuhi

peraturan yang telah dijelaskan pada tata tertib yang ada di laboratorium.

2. Untuk siswa, dewan guru, dan petugas laboratorium, diharapkan mampu untuk

selalu menjaga kebersihan laboratorium demi terciptanya lingkungan yang sehat.

3. Diharapkan teknisi laboratorium atau petugas yang ada di laboratorium untuk rutin

mengontrol dan melakukan perawatan pada alat-alat maupun bahan yang tersedia di

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Endang W L, 2004. Kapita Selekta Kimia I. Program Studi Pendidikan Sains Universitas Negeri Yogyakarta: Hal: 4

Kristianingrum S. Penanganan Peralatan Laboratorium dan Bahan Praktikum. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 29 Nopember 2006, Hal: 1-2

http://lansida.blogspot.com/2010/10 . /pengenceran- larutan.html), Diakses 19 April 2015 jam 08.00 WIB

Permendiknas Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008. Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 Tanggal 11 Juni 2008

Retna S, EVALUASI PEMANFAATAN LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN

(16)

Riandi, 2014. Pengelolaan Laboratorium. Jurnal FMIPA UPI. Hal: 42

Sumintono B, Ibrahim M A, dan Phang F A. Pengajaran Sains dengan Praktikum Laboratorium: Perspektif dari Guru-guru Sains SMPN di Kota Cimahi. Jurnal Pengajaran MIPA UPI: volume 15, Nomor 2. Oktober 2010, Hal: 121-122

Lampiran 1

Tabel 1. Hasil Inventarisasi Tumbuhan Basah di Laboratorium Biologi

No. Kelas Nama lokal Jumlah Kondisi

1. Rumput-Rumputan Rebung Bambu Kuning 1 Baik

Rebung Hijau 6 Baik

Rebung Kemenyan

Kuning

1 Baik

Rebung Seik 1 Baik

Rebung Bambu Seri 2 Baik

Rebung Bambu Betung 1 Baik

2. Jamur Jamur Tikus 2 Baik

Ganoderma

Applanatum

2 Baik

Ganoderma Sp 3 Baik

Pycnoporus Sanguneus 3 Baik

Auricularia Auricula 1 Baik

(17)

Jamur Putih 3 Baik

Usnea Sp 1 Baik

Paxillus Inovolutrus 1 Baik

Chymodacea Sp 1 Baik

Tidak Teridentifikasi 1 Baik

3. Liken Parmelia Sp 1 Baik

Lisnea Sp 1 Baik

Amphiroa Riqida 1 Baik

4. Alga Caulerpauae 1 Baik

Dithrinum Sp 1 Baik

5. Umbi-Umbian Umbi Gadung 2 Baik

Umbi Dahlia 1 Baik

Umbi Lavdoma Sp 1 Baik

6. Rimpang Curcuma Domestica 2 Baik

Bunga Bunga Pepaya Banci 1 Baik

Bunga Pepaya Jantan 1 Baik

(18)

Lampiran 2

Gambar 1. Mikroskop Trinokuler

Gambar 2. Spektrofotometer 20 D

(19)

Lampiran 3

Pembuatan Standar Operasional Prosedur Alat Spektronik 20 D I. Tujuan

- Mampu mengoprasikan dan memelihara alat Spektronik - Mampu menghitung absorbansi larutan dan transmintansi - Mampu membuat kurva kalibrasi

II. Ruang Lingkup

Alat Spektronik ini biasanya digunakan di Laboratorium untuk kegiatan Praktikum,

Penelitian, dan Pembelajaran. Adapun kegunaan dari alat Spektronik ini yaitu untuk

mengukur transmitan dan absorban suatu sampel untuk menentukan panjang gelombang. III. Defenisi

3.1 Komponen-komponen yang ada di Alat Spektronik yaitu:

 Lampu Wolfram, yaitu suatu sumber cahaya yang berkesinambungan yang meliputi

daerah 380 – 750 nm (daerah sinar tampak).

 Monokromator, yakni suatu komponen untuk menyeleksi pita sempit panjang

gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.

 Detektor, yang berupa tranduser yang mengubah energi cahaya menjadi suatu

isyarat listrik (detektor fotolistrik, tabung foton).

3.2 Bagian-bagian pentingyang ada di Alat Spektronik dan Fungsinya antara lain :

 Power switch / Zero Control berfungsi untuk menghidupkan alat (yang

ditunjukkan oleh nyala lampu Pilot Lamp) dan pengatur posisi jarum penunjuk

(20)

 Transmittance / Absorbance Control berfungsi untuk mengatur posisi jarum meter

pada angka 100% T pada saat kuvet yang berisi larutan blanko berada dalam

Sample Compartement dan ditutup.

 Sample Compartement berfungsi untuk menempatkan larutan dalam kuvet pada

saat pengukuran. Selama pembacaan, Sample Compartement harus dalam keadaan

tertutup.

 Wavelength Control berfungsi untuk mengatur panjang gelombang (l) yang

dikehendaki yang terbaca melalui jendela sebelahnya.

 Pilot Lamp (nyala) berfungsi untuk mengetahui kesiapan instrumen.

 Meter berfungsi untuk membaca posisi jarum penunjuk absorbansi dan atau

transmitansi. IV.Refrensi

1. www.akbarcules46.blogspot.com/2012/10/spektronik-20.html?m=1 2.

www.rimayantisihite.blogspot.com/2011/03/cara-mengoperasikan-spektrofotometri.html?m=1 V. Prosedur

5.1 Cara mengoprasionalkan Alat Spektronik :

 Buka plastik pelindung alat dan nyalakan mesin dengan menekan tombol ‘power’

di bagian belakang mesin (tombol di sebelah kiri bawah).

 Tunggu hingga 30 menit untuk memanaskan mesin sebelum dilakuka pengukuran

sampel.

 Tekan tombol A/T/C, pilih absorbance (A).

(21)

tidak mengandung aquades lagi.

 Ukur absorbansi blanko dengan memasukkan larutan blanko ke dalam cuvet

(volume minimal hingga ¾ dari tinggi cuvet). Bersihkan bagian luar cuvet yang

transparan dari debu dan bekas jari tangan.

 Masukkan cuvet ke dalam cell holder pada sample chamber. Cuvet harus diletakkan

hingga sampai dasar cell.

 Tutup sample chamber

 Tekan tombol untuk mengatur blanko pada konsentrasi 0

 Pilih panjang gelombang yang akan digunakan untuk mengukur sampel dengan

menekan tombol

 Bersikan cuvet seperti pada metode no. 4

 Siapkan sampel yang akan diukur, pastikan sampel homogen sebelum memasukkan

ke dalam cuvet.

 Masukkan sampel ke dalam cuvet hingga volume minimal ¾ dari tinggi cuvet.

Pastikan bagian luar cuvet besih dari debu dan bekas jari tangan.

 Masukkan cuvet ke dalam cell holder, tutup sample chamber

 Baca absorbance-nya

 Ambil sampel dari cuvet, bersihkan, dan ganti dengan sampel baru.

 Jika pengukuran semua sampel sudah selesai, matikan mesin, bersihkan cuvet dan

tiriskan. Tutup kembali mesin dengan plastik.

5.2 Cara Memelihara Alat Spektronik :

(22)

Lampiran 4

Tabel 2. Kartu Alat di Laboratorium Elektronika Nama Alat :

Spesifikasi Alat : Merek : Ukuran : Jumlah : Wujud :

Lokasi Penyimpanan :

No .

Tanggal Jumlah

Sisa ParafTek

nisi Keterangan

Mas uk

Keluar Masuk Keluar

(23)

Tabel 3. Kartu Bahan di Laboratorium Elektronika NamaZat :

SpesifikasiZat Mr : Kemurnian : Konsentrasi : Wujud :

Lokasi Penyimpanan :

No .

Tanggal Jumlah

Sisa ParafTek

nisi Keterangan

mas uk

Keluar Masuk Keluar

Lampiran 5

Tabel 4. Inventarisasi Bahan Kimia di Gudang Bahan Utama

(24)
(25)

1 Acetic Acid (galcial ) 100% 1500 ml Baik 2 Acetic Acid (galcial ) 99% 1000 ml Baik

3 Aceton 1800 ml Baik

4 Acetophenon 4150 ml Baik

5 Aceto Netrile 10700 ml Baik

6 Acety Lacetonen 500 ml Baik

7 Acety Chloride 210 ml Baik

8 Ammonium Iodide 170 gram Baik

9 Ammonia solution25 % 2500 ml Baik

10 Ammonium Sulfid Losung 2000 ml Baik

11 Aniline 2000 ml Baik

12 Aniline Analyse 1500 ml Baik

13 Asam Sulfat 1500 ml Baik

14 Iso-Amyl Alcohol 1650 ml Baik

15 2-Amyl Hidrogen 700 ml Baik

16 Benzene 1000 ml Baik

17 Benzol 2000 ml Baik

18 Benzol Alcohol 2300 ml Baik

19 Benzol Chloride 2000 ml Baik

20 Butanol 14900 ml Baik

21 Butter Saure 4100 ml Baik

22 Butylamin 750 ml Baik

23 Tert-Butanol 1700 ml Baik

24 Chloroform 7000 ml Baik

25 Copper(Ii) Nitrate 1700 ml Baik

26 Cyclohexanol 1000 ml Baik

27 Cyclohexan 1000 ml Baik

28 Cocoamidadietilamin 1000 ml Baik

29 1,4 Dioxane 4700 ml Baik

30 1,2 Dimetox Yethane 1000 ml Baik

31 Diethylamine 1500 ml Baik

32 Dimethyl Liphoxide 2200 ml Baik

33 Dichloro Methan 4600 ml Baik

34 n-Dodecan 120 ml Baik

35 Eonzyl Alcohol 1000 ml Baik

36 Epoxy 1000 ml Baik

37 Ethyl Acetate 2000 ml Baik

38 Ethyl Benzoat 1500 ml Baik

(26)

40 Ethyrenglycol 1800 ml Baik

41 Formabhyde Solution 3500 ml Baik

42 Glyserol 700 ml Baik

43 n-Hexan 6900 ml Baik

44 1-Hexanol 300 ml Baik

45 Hydroflouric Acide 3000 ml Baik

46 Immersiansol 210 ml Baik

47 O-Kresol 950 ml Baik

48 Latic Acide 500 ml Baik

49 Loqulo Losung 500 ml Baik

50 Metanol 1700 ml Baik

51 Methyl Phenyl ether 450 ml Baik

52 Neblers Reagen 500 ml Baik

53 Nitromethane 2000 ml Baik

54 Oleic Acide Extra Pure 3000 ml Baik

55 Oxtylamin 50 ml Baik

56 Orthophosphoric Acid 10000 ml Baik

57 Parafin 2500 ml Baik

58 n-Pentane 2000 ml Baik

59 2-pentanol 2000 ml Baik

60 Phenyl Hydratine 917 ml Baik

61 Phenol Phentaline 20 gram Baik

62 Propian Saure 1000 ml Baik

63 Propyline Carbonate 5500 ml Baik

64 Iso- Propile Alcohol 23200 ml Baik

65 Poly Axcethy Lensorban Monlaurat 500 ml Baik 66 Pufferlesung Gobrauchstering 475 ml Baik

67 2-Propanol 7200 ml Baik

68 Piperidin 100 ml Baik

69 Pyridine 10000 ml Baik

70 Sulphuric Acide 150 ml Baik

71 Tetra Hydrafuran 9500 ml Baik

72 Trybutil Phosphat 450 ml Baik

73 Tri Chloro Ethylene 1000 ml Baik

74 Tri Ethanolamin 750 ml Baik

75 Toluene 4897 m Baik

76 Tetra Methyl Ammonium Hidroxide Losung 10 % 250 ml Baik 77 Titan (Iii) Cholorod Losung Etua 15 % 500 ml Baik

(27)

79 Xlene 5000 ml Baik Baik

Lampiran 6

(28)

Lampiran 7

(29)

29

No. Nama Alat Spesifikasi Merk Jumlah PenyimpananLokasi

1 Alu Dan Lumpang sedang - 5 Lemari Kimia

2 Botol Reagen 500 ml Kaca Bening 1 Lemari Kimia

3 Botol Reagen 500 ml Kaca Amber 1 Lemari Kimia

4 Botol Reagen 125 ml Kaca Bening 1 Lemari Kimia

5 Botol Reagen 125 ml Kaca Amber 1 Lemari Kimia

6 Botol Reagen 250 ml Kaca Bening 1 Lemari Kimia

7 Botol Reagen 250 ml Kaca Amber 1 Lemari Kimia

8 Buret 50 ml MC 7 Lemari Kimia

9 Cawan Penguap Sedang - 1 Lemari Kimia

10 Corong 100 ml - 2 Lemari Kimia

11 Corong Sedang - 2 Lemari Kimia

12 Destilasi 125 ml - 1 pack Lemari Kimia

13 Erlemeyer 250 ml Boro. Approx 1 Lemari Kimia

14 Erlemeyer 250 ml BT G.G-17.

Approx 4 Lemari Kimia

15 Erlemeyer 100 ml BT G.G-17.

Approx 3 Lemari Kimia

16 Gelas Piala 1000 ml BT G.G-17.

Approx 6 Lemari Kimia

17 Gelas Piala 1000 ml Pirex 1 Lemari Kimia

18 Gelas Piala 600 ml BT G.G-17.

Approx 3

19 Gelas Piala 600 ml Herma 1 Lemari Kimia

20 Gelas Piala 500 ml BT G.G-17.

Approx 1 Lemari Kimia

21 Gelas Piala 250 ml Herma 1 Lemari Kimia

22 Gelas Piala 100 ml S.A. Approx 1 Lemari Kimia

23 Gelas Piala 100 ml Approx 4 Lemari Kimia

24 Gelas Ukur 250 ml MC 2 Lemari Kimia

25 Gelas Ukur 250 ml BRAND 1 Lemari Kimia

26 Gelas Ukur 100 ml MC 2 Lemari Kimia

27 Gelas Ukur 25 ml MC 1 Lemari Kimia

28 Gelas Ukur 25 ml Pirex 1 Lemari Kimia

29 Gelas Ukur 10 ml MC 1 Lemari Kimia

30 Gelas Ukur 10 ml Pirex 1 Lemari Kimia

31 Kasa - - 4 Lemari Kimia

32 Kondensor - Liebica 3 kotak Lemari Kimia

33 Labu Ukur 100 ml MC 1 Lemari Kimia

34 Labu Ukur 50 ml - 1 Lemari Kimia

35 Lempeng Tetes - - 6 Lemari Kimia

36 Penjepit Tabung

Reaksi - - 57 Lemari Kimia

37 Pipet Tetes - - 65 Lemari Kimia

(30)
(31)

31

No Nama Bahan Rumus Kimia Jumlah Satuan PenyimpananLokasi

1. Alkohol 95% 600 Ml Lemari BiologiLuar

2. Amoniak 300 Ml Lemari BiologiLuar

3. Asam Cuka 100 Ml Lemari BiologiLuar

4. Asam Klorida HCL 100 Ml Lemari BiologiLuar

5. Asam Klorida2M HCL 20 Ml Lemari BiologiLuar

6. Asam Klorida0,1 N HCL 70 Ml Lemari BiologiLuar

7. Asam Klorida0,1 N HCL 30 Ml Lemari BiologiLuar

8. Asam Klorida0,1 N HCL 60 Ml Lemari BiologiLuar

9. Asam Klorida0,1 N HCL 70 Ml Lemari BiologiLuar

10. Alkohol 70 % C2H6O 110 Ml Lemari BiologiLuar

11. Benedict 90 Ml Lemari BiologiLuar

12. Biuret 10 Ml Lemari BiologiLuar

13. Fehling A 70 Ml Lemari BiologiLuar

14. Fehling A 60 Ml Lemari BiologiLuar

15. Fehling A 80 Ml Lemari BiologiLuar

16. Fehling B 90 Ml Lemari BiologiLuar

17. Fehling B 60 Ml Lemari BiologiLuar

18. Urea Lemari BiologiLuar

19. Lugol 70 Ml Lemari BiologiLuar

20. Lugol 80 Ml Lemari BiologiLuar

21. Metilen Blue 40 Ml Lemari BiologiLuar

22. Klorida 2MNatrium 20 Ml Lemari BiologiLuar

23. HydroxideSodium NaOH 500 Gr Lemari BiologiLuar

24. Spritus Biru 500 Ml Lemari BiologiLuar

25. Spritus Putih 1000 Ml Lemari BiologiLuar

26. Spritus Putih 600 Ml Lemari BiologiLuar

27. Spritus Putih 300 Ml Lemari BiologiLuar

(32)

Lampiran 8

Tabel 7. Kartu Alat di Laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu Nama Alat :

Spesifikasi Alat : Merek : Ukuran : Jumlah : Wujud :

Lokasi Penyimpanan :

No .

Tanggal Jumlah

Sisa ParafTek nisi

Keteranga n Mas

uk

Keluar Masuk Keluar

(33)

Tabel 8. Kartu Bahan di Laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu Nama Zat : Natrium Hidroksida

Spesifikasi Zat Mr :

Kemurnian : 98% Konsentrasi : Wujud : Padat

Lokasi Penyimpanan : Lemari Biologi

No

.

Tanggal Jumlah

Sisa Paraf

Teknisi Keterangan

masu

k

Kelu

ar

Masuk Keluar

Lampiran 9

(34)

Tata Tertib di Laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu 1. Siswa wajib datang tepat waktu.

2. Siswa tidak diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium tanpa seizin guru. 3. Siswa diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium setelah semua peralatan siap.

4. Siswa yang terlambat kurang dari 15 menit diperkenankan memasuki

Laboratorium setelah mendapat izin dari guru.

5. Siswa yang terlambat kurang dari 15 menit tidak diperkenankan memasuki

Laboratorium (kecuali alasan tertentu).

6. Siswa tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke ruang Laboratorium 7. Siswa tidak diperkenankan membawa alat-alat/ bahan praktikum ke luar ruangan

Laboratorium tanpa seijin guru.

8. Dilarang mencorat-coret bangku/ ruang laboratorium.

9. Alat-alat/ bahan praktikum harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan. 10. Dalam melakukan praktikum, hendaknya digunakan bahan yang secukupnya. 11. Jika dalam praktikum siswa merusakkan/ memecahkan alat, maka yang

bersangkutan wajib menggantinya.

12. Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan (kena pecahan kaca, terbakar, tertusuk,

tertelan bahan kimia) harap segera melapor kepada guru.

13. Bertanyalah pada guru apabila kurang paham tentang praktikum yang akan

dilaksanakan.

14. Jagalah kebersihan dan buanglah sampah pada tempatnya. 15. Janganlah bermain-main selama praktikum berlangsung.

16. Setelah selesai praktikum, alat-alat/ bahan hendaknya dikembalikan ke tempat

semula dalam keadaan lengkap, bersih dan siap pakai. 17. Cuci tangan setelah praktikum berakhir.

18. Sebelum meninggalkan ruang Laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan

(35)

dicabut.

Demikian tata tertib laboratorium ini dibuat untuk ditaati dan dilaksanakan sebaik-baiknya.

Mengetahui,

Kepala Sekolah SMA N 09 Kota Bengkulu Pengelola Lab Biologi,

PAURI, M.PdYULIUS, M.Pd. Si

Gambar

Tabel 1. Hasil Inventarisasi Tumbuhan Basah di Laboratorium Biologi
Gambar 1. Mikroskop Trinokuler
Tabel 2. Kartu Alat di Laboratorium Elektronika
Tabel 3. Kartu Bahan di Laboratorium Elektronika
+5

Referensi

Dokumen terkait

2004 Pengembangan Kepemimpinan di provinsi dan kasih sayang dan dukungan dari pembentukan Skynet menginvestasikan 30 juta yuan di Northwest hanya informasi

Judul Penelitian : Efektivitas Beberapa Formula Pupuk Hayati Rhizobium Toleran Masam Pada Tanaman Kedelai di Tanah Masam Ultisol.. Menyatakan dengan

A. Lütfi Kazancı, İslam Akaidi, Marifet Yayınları: 100-101. Ahmed Kalkan, Kur’an Kavram Tefsiri... Gerçek şudur ki; bütün meleklerin ne gibi görevleri olduğunu

Teknologi informasi yang diterapkan dan dikembangkan oleh Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta sudah cukup baik.. Sebelum membahas secara teknis

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT KONSTRUKSI BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG..

Lampiran 11 Data uji bau badan untuk formula antiperspiran bentuk batang ( stick ) dengan kadar tawas 15%

40 Lebih jelasnya lihat point Y Pembagian Urusan Bidang Kelautan dan Perikanan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam Lampiran UU No 23 Tahun 2014 hlm 102..

Kegiatan lesson study ini bertujuan: 1) mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran morfologi Bahasa Indonesia pada mahasiswa semester IVA Prodi Pendidikan Bahasa