BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan "Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008
Tanggal 11 Juni 2008" di poin B nomor 2 yaitu Kompetensi Teknisi Laboratorium
Sekolah/Madrasah pada Kompetensi Administratif dan Kompetensi Profesional tentang
mengatur penyimpanan bahan, peralatan, perkakas, dan suku cadang serta menyiapkan
kegiatan di laboratorium sekolah/madrasah, disana dijelaskan bahwasannya seorang teknisi
laboran dituntut untuk terampil menginventarisasi dan mengatur tata letak alat, bahan, dan
fasilitas yang ada di laboratorium, serta dapat membuat petunjuk penggunaan peralatan di
laboratorium sekolah/madrasah (Permendiknas RI No 26 tahun 2008).
Setelah mengetahui tugas pokok dari teknisi laboratorium diatas dan telah memperoleh
ilmunya dikampus maka untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan
tersebut dipilihlah tempat pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
laboratorium FMIPA Universitas Bengkulu dan SMAN 09 Kota Bengkulu. Pemilihan
tempat PKL di FMIPA Universitas Bengkulu bertujuan untuk mempraktekkan
menggunakan alat-alat instrumen, sebab di laboratorium FMIPA Universitas Bengkulu
terdapat peralatan instrumen seperti Mikroskop Trinokuler, Rotary Evaporator, Spektronik
20 D, dan masih ada beberapa perlatan instrumen lainnya.
Sementara pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan di laboratorium IPA SMAN 09 Kota
Bengkulu bertujuan untuk memberikan pengalaman kerja sebelum memasuki dunia kerja
nyata, karena mahasiswa berhadapan langsung dengan para guru dan siswa. Selama
melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan ada kalanya ilmu yang diperoleh dikampus
penerapannya tidak sesuai dengan penerapan yang ada di lapangan, maka dari itu kegiatan
PKL ini selain memberikan pengalaman kerja juga untuk melatih mahasiswa dalam
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Mengembangkan potensi pribadi mahasiswa secara optimal
2. Memberikan pengalaman kerja kepada mahasiswa sebelum memasuki dunia kerja,
yang dapat dibuktikan dengan surat keeterangan kerja (referensi)
3. Membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademik yang telah diperoleh di
kampus pada dunia kerja dengan memberikan kontribusi pengetahuan secara jelas
dan konsisten disertai dengan komitmen yang tinggi.
4. Memperoleh pengalaman dalam penerapan konsep dan keterampilan manajerial
pada dunia kerja nyata, seperti hubungan atasan-bawahan, hubungan sesama
kolega, bekerja dalam tim, pemecahan masalah, penerapan lapangan yang
terkadang tidak sesuai dengan teori akademik, dan lain-lain. 1.2.2 Tujuan Khusus
1. Terampil dan Ahli dalam membuat larutan yang sering dipakai dalam kegiatan
praktikum.
2. Terampil dalam menata alat dan bahan yang ada di laboratorium.
3. Terampil dalam menginventarisasi alat dan bahan yang ada di laboratorium. 4. Dapat membuat kartu alat dan bahan, serta membuat SOP alat.
5. Terampil dalam mengelola dan merawat spesimen hewan basah. 6. Mengetahui cara pemakaian dan perawatan alat-alat instrumen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Laboratorium adalah suatu tempat dimana percobaan dan penyelidikan dilakukan
(Nuryani,2003 dalam Retna,2008:199)
Kegiatan praktikum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran
biologi, karena dengan kegiatan ini akan diperoleh pengalaman yang meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Didalam proses pembelajaran alat-alat laboratorium dapat
dimanfaatkan sebagai media atau sarana baik di laboratorium, kelas maupun dibawa keluar
kelas/lingkungan, dengan keterampilan proses, siswa bukan hanya menjadi lebih terampil
tetapi juga mempengaruhi pembentukan sikap ilmiah dan juga pencapaian hasil
pengetahuannya (Freedman,1997 dalam Retna,2008:197-198)
Terdapat banyak klaim bahwa kegiatan praktikum laboratorium dapat meningkatkan
sikap kritis, keterampilan proses sains, ataupun sikap ilmiah siswa. Biasanya berbagai
materi praktikum yang dilakukan oleh siswa pun tergolong luar biasa, yaitu bertujuan untuk
mengungkap fakta-fakta sains atau memverifikasi teori-teori sains. Bila dilihat secara kritis,
berbagai percobaan tersebut dilakukan oleh siswa yang memang tidak berpengalaman,
dilakukan dalam waktu yang singkat, dengan alat yang tidak presisi dan bahan yang tidak
terlalu murni serta dilakukan melalui tahapan kegiatan seperti halnya resep membuat
makanan (Sumintono,2010 dalam Bambang,2010:122-123)
2.2. Fungsi Laboratorium
Richardson menyatakan laboratorium sekolah sangat penting karna mempunyai
berbagai fungsi yaitu; 1. Dapat melahirkan berbagai macam masalah untuk dipecahkan, 2.
Empat yang baik bagi siswa untuk melakukan eksperimen, latihan, demonstrasi, atau
metode yang lain, 3. Dapat menyebabkan timbulnya pengertian dan kesadaran siswa akan
peranan ilmuwan, 4. Dapat menyebabkan timbulnya pengertian dan kesadaran siswa akan
fakta, prinsip, konsep dan generalisasinya, 5. Memberikan peluang kepada siswa untuk
bekerja dengan alat dan bahan tertentu, bekerja sama dengan teman, termotivasi untuk
mengungkapkan dan menemukan dan kepuasan atas hasil yang dicapai, 6. Merintis
(Retna,2008:199)
2.3 Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran
Laboratorium memiliki peran sebegai tempat dilakukannya percobaan atau penelitian.
Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang
dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam
pembelajaran sains adalah laboratorium, sedangsskan kelas sebagai tempat kegiatan
penunjang (Riandi,2014: 42).
2.4 Pengelompokkan Peralatan Laboratorium Kimia
Alat-alat yang digunakan untuk pelaksanaan praktikum kimia dapat dikelompokkan
berdasarkan sifat-sifatnya, keadaannya (bentuknya), fungsinya, harganya dan
penggunaannya. Dalam pengelompokkan alat-alat laboratorium tersebut cara
pengelompokkannya dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Alat-alat ukur dan alat-alat yang sifatnya khusus, di antaranya:
pHmeter, Mikroskop, OHP, Neraca Teknik, Neraca Analitik, Oven, Sentrifuge,
Alat Kromatografi, Polarograf, Polarimeter, Spektrofotometer, Pompa Vacum,
Slide Projector, dan lain-lain.
2. Alat-alat gelas
Labu Erlenmeyer, Labu Ukur, Labu Destilasi, Labu Alas Bulat, Labu Alas Rata,
Gelas Kimia, Gelas Arloji, Corong Gelas, Buret, Pendingin Liebig, Pengaduk
Gelas, Tabung Reaksi
3. Alat-alat yang terbuat dari logam
Kaki Tiga, Statif, Penjepit Buret, Penjepit Tiga Jari, Krus Tang, Staf Corong.
(Susila,2006:1-2).
BAB III
METODE PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Waktu dan Tempat
Februari 2015 di Laboratorium Kimia, Fisika, dan Biologi Universitas Bengkulu. Pada
tanggal 02 Maret sampai dengan 14 Maret 2015 di Laboratorium IPA SMA NEGERI 09
Kota Bengkulu.
3.2 Metode Pelaksanaan
Dalam melaksanaan pekerjaan pembuatan larutan, menata alat dan bahan,
menginventarisasi alat dan bahan, membuat kartu alat dan bahan serta membuat POS alat
dan bahan di laboratorium, tentu ada metode kegiatannya yaitu;
3.2.1 Metode Pembuatan Larutan
Sebelum membuat larutan ada nilai-nilai yang perlu diperhatikan pada larutan yang
akan kita buat seperti, berapa Berat Jenis (BJ) larutannya, berapa nilai Mr nya, dan berapa
Persentase (%) larutannya. Gunakan rumus sebagai berikut untuk membuat larutan cair,
dalam mencari nilai Molaritas (M) yang belum diketahui.
Setelah nilai mol (M) didapatkan, lakukan pengenceran dengan menggunakan rumus
pengenceran sebagai berikut, untuk mengetahui berapa Ml volume yang harus diambil dari
larutan yang akan dibuat nanti. 3.2.2 Menata Alat dan Bahan
1. Amati terlebih dahulu alat atau bahan yang ingin ditata satu persatu seperti
mengamati, nama alat atau bahan, merek nya, pada alat dilihat spesifikasi nya dan
pada bahan yaitu klasifikasinya, lalu berapa jumlahnya, kode alat dan bahannya M = Mol zat terlarut
1L larutan
(Laksono,2004: 4)
M1 X V2 = M2 X V2
Keterangan:
serta kondisi dari alat atau bahan itu sendiri, kondisinya baik atau rusak. Jika ada
alat atau bahan yang rusak segera pisahkan dari alat dan bahan tersebut dari alat
dan bahan yang kondisinya masih baik. Agar lebih mudah mengamatinya
keluarkan alat dan bahan tersebut terlebih dahulu dari lemari atau rak tempat
penyimpanan jika memang alat atau bahan tersebut telah tersusun sebelumnya. 2. Setelah diamati, catat data-data yang telah diperoleh tadi.
3. Langkah selanjutnya adalah meletakan dan menata kembali alat dan bahan yang
telah didata berdasarkan nama alat dan bahan sesuai abjad nya dan juga sesuai
klasifikasinya.
3.2.3 Menginventarisasi Alat dan Bahan
Setelah alat dan bahan telah tertata dan tersusun, alat dan bahan tersebut selanjutnya di
inventarisasi. Adapun metode menginventarisasinya sebagai berikut;
1. Ambil catatan hasil pengamatan alat dan bahan tadi yang sebelumnya telah
terdapat nama, merek, spesifikasi atau klasifikasinya, kode, jumlah, dan kondisi
yang telah dicatat dari hasil pengamatan menata alat dan bahan sebelumnya. 2. Siapkan komputer dan buatlah tabel data inventarisasi terlebih dahulu seperti
format dibawah ini. Dan Isi tabel tabel berikut dengan data yang ada pada catatan hasil
pengamatan alat dan bahan.
No. Nama Alat Merek Spesifikasi Jumlah Kondisi
3.2.4 Membuat Kartu Alat dan Bahan
Setelah Alat dan Bahan tertata rapi dan telah di iventarisasi, selanjutnya kami membuat
1. Pertama buat dulu format kartu alat dan bahan seperti dibawah ini. Molaritas : __________ Kemurnian : ___________
Baik Rusak Baik Rusak Baik Rusak
2. Isi tabel pada kolom-kolom diatas sesuai data yang telah didapat sebelumnya pada
catatan hasil pengamatan alat dan bahan.
3.2.5 Membuat Prosedur Operasional Standar (POS) Alat dan Bahan
1. Sebelum membuat POS alat dan Bahan, buatlah terlebih dahulu format seperti
FORMAT C1
dibawah ini, buatlah POS sesuai perintah yang tertera pada tabel atau format ini.
3.2.6 Mengelola dan merawat spesimen hewan dan tumbuhan basah.
A. Spesimen hewan basah
1. Hal yang perlu diperhatikan ketika merawat spesimen hewan dan tumbuhan basah
yaitu siapkan Wadah atau tempat penyimpanan spesimen itu sendiri, usahakan
tempatkan spesimen ditempat yang tertutup rapat agar tidak ada mikroorganisme
ataupun cairan lain yang masuk, seperti di toples kaca dengan tutup yang rapat.
2. Siapkan larutan pengawet Formalin yang telah diencerkan yaitu larutan Alkohol
70% (persen).
3. Bersihkan seluruh bagian toples kaca spesimen baik luar maupun bagian dalam
toples terlebih dahulu dengan kain yang basah, setelah itu masukan larutan
5. Selanjutnya masukan specimen hewan kedalam toples kaca tersebut. Pastikan
spesimen benar-benar teredam dalam larutan pengawet Formalin.
6. Tutup dengan rapat toples kaca spesimen.
7. Beri label spesimen hewan tersebut dengan keterangan seperti;
Nama ilmiah specimen, Kingdom, Filum, Kelas, Ordo, Famili, Genus, Spesies
8. Letakkan specimen sesuai klasifikasinya di lemari penyimpanan
9. Gantilah larutan Pengawet Formalin yang lama dengan yang baru secara rutin. 3.2.7 Metode mengenal dan memahami cara kerja alat instrumen.
Untuk pengenalan dan memahami alat instrumentasi perhatikan penjelasan yang di
jelaskan oleh PLP atau petugas yang ada di laboratorium tersebut, dan tanyakan jika masih
ada yang belum dipahami, sampai benar-benar paham.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Di Laboratorium Biologi FMIPA Universitas Bengkulu
Terkelolanya dan terinventarisnya spesimen hewan basah dan tumbuhan basah di
laboratorium Biosistematika dengan rapi. (Lampiran 1, Tabel 1)
penyimpanan nya, gunakan toples kaca yang memiliki tutup yang rapat, karena jika tempat
penyimpanan spesimen tidak tertutup rapat dapat menyebabkan mikroorganisme atau
hewan-hewan kecil akan masuk kedalam tempat penyimpanan spesimen tersebut.
Perhatikan dan kontrol juga larutan pengawet Fornalin yang terdapat didalam toples, ganti
larutan pengawet jika memang larutan tersebut sudah layak untuk diganti, hal tersebut
bertujuan untuk menghindari kerusakan pada spesimen hewan atau tumbuhan basah yang
ada didalamnya.
Mengenal dan mengetahui proses kerja alat Mikroskop Trinokuler, Spektrofotometer,
dan Rotary Evaporator.
A. Mikroskop Trinokuler (Lampiran 2. Gambar 1)
Di laboratorium Biologi FMIPA Universitas Bengkulu Terdapat alat Mikroskop
Trinokuler dengan tiga buah lensa, alat ini berfungsi untuk mengamati objek atau
organisme berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang tak dapat terlihat oleh mata telanjang.
Alat tersebut merupakan salah satu alat instrumen berteknologi canggih yang dimiliki
laboratorium biologi FMIPA Universitas Bengkulu, hasil dari objek yang diamati dapat
langsung di amati di layar komputer dan dapat dilihat oleh orang lain, bukan oleh
penggunanya saja. Hasil pengamatan menggunakan Mikroskop Trinokuler juga terlihat
lebih jelas dibandingkan Mikroskop yang lain. Di jaman yang semakin maju seperti
sekarang ini kehadiran Mikroskop Trinokuler sangat dibutuhkan terutama untuk kegiatan
penelitian.
B. Spektrofotometer (Lampiran 2. Gambar 2)
Spektrofotometer merupakan alat atau instrumen untuk menguji sampel tertentu
berdasarkan kepekatan warnanya. Alat ini berfungsi mengukur absorbansi dengan cara
melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu menggunakan objek kaca atau
biasa disebut dengan kuvet. Di dalam alat spektrofotometer tersebut terdapat dua sumber
cahaya yaitu cahaya UV (ultra violet) dan cahaya nampak (visible) masing-masing cahaya
memiliki kegunaan tersendiri. Cahaya UV dapat mengukur larutan dengan panjang
larutan dengan panjang gelombang dari 400 hingga 700 nano meter. C. Rotary Evaporator (Lampiran 2. Gambar 3)
Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk memisahkan antara pelarut dengan
senyawa yang terlarut dari suatu larutan dengan cara dipanaskan kemudian menjadi uap.
Alat Rotary Evaporator ini suatu alat yang merupakan satu kesatuan atau gabungan dari
beberapa bagian yaitu Kondensor, Pompa Vakum, Labu Pengumpul Pelarut, Waterbath, dan
Labu Alas Bulat. Kondensor merupakan pendingin yang berfungsi mempercepat perubahan
gas menjadi cair, sedangkan Pompa Vakum adalah bagian yang berfungsi mengatur tekanan
di dalam labu agar proses penguapan sampel menjadi lebih cepat, pompa tersebutlah yang
menurunkan tekanan sehingga pelarut dapat menguap pada suhu dibawah titik didihnya.
Labu pengumpul pelarut berfungsi sebagai wadah untuk mengumpulkan pelarut hasil
penguapan. Waterbath adalah wadah air yang dipanaskan oleh hot plate untuk labu alas
bulat, dan yang terakhir yaitu labu alas bulat sebagai wadah sampel. 4.2 Di Laboratorium Fisika FMIPA Universitas Bengkulu
Tersedianya Standar Operasional Prosedur (SOP) alat Spektronik 20 D. (Lampiran 3) Di Laboratorium elektronika telah tersedia berbagai SOP alat salah satunya SOP alat
Spektronik 20 D. Standar Operasional Alat atau yang biasa disebut dengan SOP yaitu
panduan tertulis yang didalamnya menjelaskan tentang fungsi alat, bagian-bagian penting
yang perlu diketahui dari alat tersebut.
Tersedianya Kartu alat dan bahan (Lampiran 4, Tabel 2 dan 3)
Dibuatnya Kartu alat dan bahan bertujuan untuk mengetahui jumlah seluruh alat dan
bahan yang ada di Laboratorium, dan memberikan keterangan waktu masuk dan keluarnya
suatu alat atau bahan tertentu dari laboratorium.
4.1.3 Di laboratorium Kimia FMIPA Universitas Bengkulu Tertatanya alat-alat gelas yang ada di ruangan gudang alat
Menata alat-alat gelas yang ada di Laboratorium Kimia perlu kehati-hatian yang tinggi,
karna alat-alat yang ada di laboratorium kimia sebagian besar merupakan alat-alat gelas
seperti tabung reaksi, labu ukur, erlenmeyer, dan lain-lain.
Ketika menata bahan yang perlu diperhatikan yaitu tempat penyimpanan harus
disesuaikan dengan nama larutan berdasarkan abjadnya, jika dalam satu lemari ingin
diletakkan larutan yang di mulai dari abjad A seperti, yaitu kelompokkan larutan-larutan
dengan nama yang dimulai dari abjad A semua, contoh Asam Benzoat, Asam Flurida, Asam
Nitrat, Asam sulfat, dan lain-lain, hal yang sama juga dilakukan jika nama larutan dimulai
dari abjad lain B, C, D sampai Z.
Terinventarisasinya bahan kimia yang ada di ruang gudang bahan utama (Lampiran 5,
Tabel 4)
Inventarisasi yang dilakukan di Laboratorium kimia bertujuan untuk mengetahui
klasifikasi, rumus kimia, jumlah, kondisi, dan lokasi tempat penyimpanannya, sehingga
memudahkan laboran untuk mencari bahan yang diperlukan. 4.1.4 Di laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu Tertatanya alat dan bahan kimia (Lampiran 6, Gambar 4)
Dalam melakukan penataan alat dan bahan yang ada di laboratorium IPA SMAN 09
sama saja hal nya dengan penataan yang dilakukan di laboratorium-laboratorium lain.
Sebelum ditata dengan rapi alat atau bahan harus dikeluarkan terlebih dahulu dari lemari
penyimpanan satu-persatu, setelah itu barulah lemari penyimpanan alat atau bahan
dibesihkan sampai benar-benar bersih. Kemudian barulah alat atau bahan diletakkan
kembali ke dalam lemari penyimpanan sesuai nama atau spesifikasi atau fungsi alat dengan
rapi dan bersih.
Terinventarisasinya alat dan bahan Kimia (Lampiran 7, Tabel 5)
Di laboratorium IPA SMAN 09 terdapat 3 lemari penyimpanan yaitu, lemari Fisika,
lemari Kimia, dan lemari Biologi. Masing-masing dari ke tiga lemari tersebut didalam nya
telah tersedia alat-alat sesuai bidang yang tertera pada nama lemari tersbut, alat-alat Fisika
di lemari Fisika, alat-alat Kimia di lemari Kimia, dan alat-alat Biologi di lemari Biologi.
Alat yang terdapat di laboratorium IPA SMAN 09 kota bengkulu merupakan alat yang biasa
Kartu alat dan bahan kimia di laboratorium IPA SMAN 09 kini telah tersedia, kertas
yang digunakan yaitu kertas karton, karena pihak guru disana yang merekomendasikannya,
hal tersebut bertujuan agar kartu alat dan bahan lebih awet dan tahan lama.
Tersedianya tata tertib di laboratorium (Lampiran 9)
Tata tertib di laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu pun kini telah tersedia, dalam
tata tertib tersebut dijelaskan larangan-larangan ketika melaksanakan kegiatan praktikum
seperti makan, minum, bercanda, dan lain-lain.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa di laboratorium Biologi, Kimia,
Fisika FMIPA Universitas Bengkulu, dan di laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu; 1. Telah tertatanya alat dan bahan dengan rapi dan bersih.
2. Telah terinventarisainya alat dan bahan yang bertujuan untuk mengetahui
spesifikasi, jumlah, kondisi, dan tempat penyimpanan alat dan bahan yang ada. 3. Telah tersedianya kartu alat dan bahan untuk mendata keluar dan masuk nya alat
dan bahan, serta jumlah dapat diketahui.
5. Telah tersedianya denah untuk mengetahui letak meja pengawas, lemari
penyimpanan alat, meja praktikum, dan sarana-sarana lain yang ada didalam
ruangan.
6. Telah tersedianya tata tertib di Laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu
7. Mengenal beberapa fungsi dan prinsip kerja dari alat instrumen seperti Mikroskop
Trinokuler, Spektrofotometer, dan Rotary Evaporator.
8. Dapat mengelola spesimen hewan dan tumbuhan basah dengan benar.
5.2 Saran
1. Kepada siswa yang melaksanakan praktikum di laborotarium agar mematuhi
peraturan yang telah dijelaskan pada tata tertib yang ada di laboratorium.
2. Untuk siswa, dewan guru, dan petugas laboratorium, diharapkan mampu untuk
selalu menjaga kebersihan laboratorium demi terciptanya lingkungan yang sehat.
3. Diharapkan teknisi laboratorium atau petugas yang ada di laboratorium untuk rutin
mengontrol dan melakukan perawatan pada alat-alat maupun bahan yang tersedia di
DAFTAR PUSTAKA
Endang W L, 2004. Kapita Selekta Kimia I. Program Studi Pendidikan Sains Universitas Negeri Yogyakarta: Hal: 4
Kristianingrum S. Penanganan Peralatan Laboratorium dan Bahan Praktikum. Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta, 29 Nopember 2006, Hal: 1-2
http://lansida.blogspot.com/2010/10 . /pengenceran- larutan.html), Diakses 19 April 2015 jam 08.00 WIB
Permendiknas Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008. Tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 26 Tahun 2008 Tanggal 11 Juni 2008
Retna S, EVALUASI PEMANFAATAN LABORATORIUM DALAM PEMBELAJARAN
Riandi, 2014. Pengelolaan Laboratorium. Jurnal FMIPA UPI. Hal: 42
Sumintono B, Ibrahim M A, dan Phang F A. Pengajaran Sains dengan Praktikum Laboratorium: Perspektif dari Guru-guru Sains SMPN di Kota Cimahi. Jurnal Pengajaran MIPA UPI: volume 15, Nomor 2. Oktober 2010, Hal: 121-122
Lampiran 1
Tabel 1. Hasil Inventarisasi Tumbuhan Basah di Laboratorium Biologi
No. Kelas Nama lokal Jumlah Kondisi
1. Rumput-Rumputan Rebung Bambu Kuning 1 Baik
Rebung Hijau 6 Baik
Rebung Kemenyan
Kuning
1 Baik
Rebung Seik 1 Baik
Rebung Bambu Seri 2 Baik
Rebung Bambu Betung 1 Baik
2. Jamur Jamur Tikus 2 Baik
Ganoderma
Applanatum
2 Baik
Ganoderma Sp 3 Baik
Pycnoporus Sanguneus 3 Baik
Auricularia Auricula 1 Baik
Jamur Putih 3 Baik
Usnea Sp 1 Baik
Paxillus Inovolutrus 1 Baik
Chymodacea Sp 1 Baik
Tidak Teridentifikasi 1 Baik
3. Liken Parmelia Sp 1 Baik
Lisnea Sp 1 Baik
Amphiroa Riqida 1 Baik
4. Alga Caulerpauae 1 Baik
Dithrinum Sp 1 Baik
5. Umbi-Umbian Umbi Gadung 2 Baik
Umbi Dahlia 1 Baik
Umbi Lavdoma Sp 1 Baik
6. Rimpang Curcuma Domestica 2 Baik
Bunga Bunga Pepaya Banci 1 Baik
Bunga Pepaya Jantan 1 Baik
Lampiran 2
Gambar 1. Mikroskop Trinokuler
Gambar 2. Spektrofotometer 20 D
Lampiran 3
Pembuatan Standar Operasional Prosedur Alat Spektronik 20 D I. Tujuan
- Mampu mengoprasikan dan memelihara alat Spektronik - Mampu menghitung absorbansi larutan dan transmintansi - Mampu membuat kurva kalibrasi
II. Ruang Lingkup
Alat Spektronik ini biasanya digunakan di Laboratorium untuk kegiatan Praktikum,
Penelitian, dan Pembelajaran. Adapun kegunaan dari alat Spektronik ini yaitu untuk
mengukur transmitan dan absorban suatu sampel untuk menentukan panjang gelombang. III. Defenisi
3.1 Komponen-komponen yang ada di Alat Spektronik yaitu:
Lampu Wolfram, yaitu suatu sumber cahaya yang berkesinambungan yang meliputi
daerah 380 – 750 nm (daerah sinar tampak).
Monokromator, yakni suatu komponen untuk menyeleksi pita sempit panjang
gelombang dari spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya.
Detektor, yang berupa tranduser yang mengubah energi cahaya menjadi suatu
isyarat listrik (detektor fotolistrik, tabung foton).
3.2 Bagian-bagian pentingyang ada di Alat Spektronik dan Fungsinya antara lain :
Power switch / Zero Control berfungsi untuk menghidupkan alat (yang
ditunjukkan oleh nyala lampu Pilot Lamp) dan pengatur posisi jarum penunjuk
Transmittance / Absorbance Control berfungsi untuk mengatur posisi jarum meter
pada angka 100% T pada saat kuvet yang berisi larutan blanko berada dalam
Sample Compartement dan ditutup.
Sample Compartement berfungsi untuk menempatkan larutan dalam kuvet pada
saat pengukuran. Selama pembacaan, Sample Compartement harus dalam keadaan
tertutup.
Wavelength Control berfungsi untuk mengatur panjang gelombang (l) yang
dikehendaki yang terbaca melalui jendela sebelahnya.
Pilot Lamp (nyala) berfungsi untuk mengetahui kesiapan instrumen.
Meter berfungsi untuk membaca posisi jarum penunjuk absorbansi dan atau
transmitansi. IV.Refrensi
1. www.akbarcules46.blogspot.com/2012/10/spektronik-20.html?m=1 2.
www.rimayantisihite.blogspot.com/2011/03/cara-mengoperasikan-spektrofotometri.html?m=1 V. Prosedur
5.1 Cara mengoprasionalkan Alat Spektronik :
Buka plastik pelindung alat dan nyalakan mesin dengan menekan tombol ‘power’
di bagian belakang mesin (tombol di sebelah kiri bawah).
Tunggu hingga 30 menit untuk memanaskan mesin sebelum dilakuka pengukuran
sampel.
Tekan tombol A/T/C, pilih absorbance (A).
tidak mengandung aquades lagi.
Ukur absorbansi blanko dengan memasukkan larutan blanko ke dalam cuvet
(volume minimal hingga ¾ dari tinggi cuvet). Bersihkan bagian luar cuvet yang
transparan dari debu dan bekas jari tangan.
Masukkan cuvet ke dalam cell holder pada sample chamber. Cuvet harus diletakkan
hingga sampai dasar cell.
Tutup sample chamber
Tekan tombol untuk mengatur blanko pada konsentrasi 0
Pilih panjang gelombang yang akan digunakan untuk mengukur sampel dengan
menekan tombol
Bersikan cuvet seperti pada metode no. 4
Siapkan sampel yang akan diukur, pastikan sampel homogen sebelum memasukkan
ke dalam cuvet.
Masukkan sampel ke dalam cuvet hingga volume minimal ¾ dari tinggi cuvet.
Pastikan bagian luar cuvet besih dari debu dan bekas jari tangan.
Masukkan cuvet ke dalam cell holder, tutup sample chamber
Baca absorbance-nya
Ambil sampel dari cuvet, bersihkan, dan ganti dengan sampel baru.
Jika pengukuran semua sampel sudah selesai, matikan mesin, bersihkan cuvet dan
tiriskan. Tutup kembali mesin dengan plastik.
5.2 Cara Memelihara Alat Spektronik :
Lampiran 4
Tabel 2. Kartu Alat di Laboratorium Elektronika Nama Alat :
Spesifikasi Alat : Merek : Ukuran : Jumlah : Wujud :
Lokasi Penyimpanan :
No .
Tanggal Jumlah
Sisa ParafTek
nisi Keterangan
Mas uk
Keluar Masuk Keluar
Tabel 3. Kartu Bahan di Laboratorium Elektronika NamaZat :
SpesifikasiZat Mr : Kemurnian : Konsentrasi : Wujud :
Lokasi Penyimpanan :
No .
Tanggal Jumlah
Sisa ParafTek
nisi Keterangan
mas uk
Keluar Masuk Keluar
Lampiran 5
Tabel 4. Inventarisasi Bahan Kimia di Gudang Bahan Utama
1 Acetic Acid (galcial ) 100% 1500 ml Baik 2 Acetic Acid (galcial ) 99% 1000 ml Baik
3 Aceton 1800 ml Baik
4 Acetophenon 4150 ml Baik
5 Aceto Netrile 10700 ml Baik
6 Acety Lacetonen 500 ml Baik
7 Acety Chloride 210 ml Baik
8 Ammonium Iodide 170 gram Baik
9 Ammonia solution25 % 2500 ml Baik
10 Ammonium Sulfid Losung 2000 ml Baik
11 Aniline 2000 ml Baik
12 Aniline Analyse 1500 ml Baik
13 Asam Sulfat 1500 ml Baik
14 Iso-Amyl Alcohol 1650 ml Baik
15 2-Amyl Hidrogen 700 ml Baik
16 Benzene 1000 ml Baik
17 Benzol 2000 ml Baik
18 Benzol Alcohol 2300 ml Baik
19 Benzol Chloride 2000 ml Baik
20 Butanol 14900 ml Baik
21 Butter Saure 4100 ml Baik
22 Butylamin 750 ml Baik
23 Tert-Butanol 1700 ml Baik
24 Chloroform 7000 ml Baik
25 Copper(Ii) Nitrate 1700 ml Baik
26 Cyclohexanol 1000 ml Baik
27 Cyclohexan 1000 ml Baik
28 Cocoamidadietilamin 1000 ml Baik
29 1,4 Dioxane 4700 ml Baik
30 1,2 Dimetox Yethane 1000 ml Baik
31 Diethylamine 1500 ml Baik
32 Dimethyl Liphoxide 2200 ml Baik
33 Dichloro Methan 4600 ml Baik
34 n-Dodecan 120 ml Baik
35 Eonzyl Alcohol 1000 ml Baik
36 Epoxy 1000 ml Baik
37 Ethyl Acetate 2000 ml Baik
38 Ethyl Benzoat 1500 ml Baik
40 Ethyrenglycol 1800 ml Baik
41 Formabhyde Solution 3500 ml Baik
42 Glyserol 700 ml Baik
43 n-Hexan 6900 ml Baik
44 1-Hexanol 300 ml Baik
45 Hydroflouric Acide 3000 ml Baik
46 Immersiansol 210 ml Baik
47 O-Kresol 950 ml Baik
48 Latic Acide 500 ml Baik
49 Loqulo Losung 500 ml Baik
50 Metanol 1700 ml Baik
51 Methyl Phenyl ether 450 ml Baik
52 Neblers Reagen 500 ml Baik
53 Nitromethane 2000 ml Baik
54 Oleic Acide Extra Pure 3000 ml Baik
55 Oxtylamin 50 ml Baik
56 Orthophosphoric Acid 10000 ml Baik
57 Parafin 2500 ml Baik
58 n-Pentane 2000 ml Baik
59 2-pentanol 2000 ml Baik
60 Phenyl Hydratine 917 ml Baik
61 Phenol Phentaline 20 gram Baik
62 Propian Saure 1000 ml Baik
63 Propyline Carbonate 5500 ml Baik
64 Iso- Propile Alcohol 23200 ml Baik
65 Poly Axcethy Lensorban Monlaurat 500 ml Baik 66 Pufferlesung Gobrauchstering 475 ml Baik
67 2-Propanol 7200 ml Baik
68 Piperidin 100 ml Baik
69 Pyridine 10000 ml Baik
70 Sulphuric Acide 150 ml Baik
71 Tetra Hydrafuran 9500 ml Baik
72 Trybutil Phosphat 450 ml Baik
73 Tri Chloro Ethylene 1000 ml Baik
74 Tri Ethanolamin 750 ml Baik
75 Toluene 4897 m Baik
76 Tetra Methyl Ammonium Hidroxide Losung 10 % 250 ml Baik 77 Titan (Iii) Cholorod Losung Etua 15 % 500 ml Baik
79 Xlene 5000 ml Baik Baik
Lampiran 6
Lampiran 7
29
No. Nama Alat Spesifikasi Merk Jumlah PenyimpananLokasi
1 Alu Dan Lumpang sedang - 5 Lemari Kimia
2 Botol Reagen 500 ml Kaca Bening 1 Lemari Kimia
3 Botol Reagen 500 ml Kaca Amber 1 Lemari Kimia
4 Botol Reagen 125 ml Kaca Bening 1 Lemari Kimia
5 Botol Reagen 125 ml Kaca Amber 1 Lemari Kimia
6 Botol Reagen 250 ml Kaca Bening 1 Lemari Kimia
7 Botol Reagen 250 ml Kaca Amber 1 Lemari Kimia
8 Buret 50 ml MC 7 Lemari Kimia
9 Cawan Penguap Sedang - 1 Lemari Kimia
10 Corong 100 ml - 2 Lemari Kimia
11 Corong Sedang - 2 Lemari Kimia
12 Destilasi 125 ml - 1 pack Lemari Kimia
13 Erlemeyer 250 ml Boro. Approx 1 Lemari Kimia
14 Erlemeyer 250 ml BT G.G-17.
Approx 4 Lemari Kimia
15 Erlemeyer 100 ml BT G.G-17.
Approx 3 Lemari Kimia
16 Gelas Piala 1000 ml BT G.G-17.
Approx 6 Lemari Kimia
17 Gelas Piala 1000 ml Pirex 1 Lemari Kimia
18 Gelas Piala 600 ml BT G.G-17.
Approx 3
19 Gelas Piala 600 ml Herma 1 Lemari Kimia
20 Gelas Piala 500 ml BT G.G-17.
Approx 1 Lemari Kimia
21 Gelas Piala 250 ml Herma 1 Lemari Kimia
22 Gelas Piala 100 ml S.A. Approx 1 Lemari Kimia
23 Gelas Piala 100 ml Approx 4 Lemari Kimia
24 Gelas Ukur 250 ml MC 2 Lemari Kimia
25 Gelas Ukur 250 ml BRAND 1 Lemari Kimia
26 Gelas Ukur 100 ml MC 2 Lemari Kimia
27 Gelas Ukur 25 ml MC 1 Lemari Kimia
28 Gelas Ukur 25 ml Pirex 1 Lemari Kimia
29 Gelas Ukur 10 ml MC 1 Lemari Kimia
30 Gelas Ukur 10 ml Pirex 1 Lemari Kimia
31 Kasa - - 4 Lemari Kimia
32 Kondensor - Liebica 3 kotak Lemari Kimia
33 Labu Ukur 100 ml MC 1 Lemari Kimia
34 Labu Ukur 50 ml - 1 Lemari Kimia
35 Lempeng Tetes - - 6 Lemari Kimia
36 Penjepit Tabung
Reaksi - - 57 Lemari Kimia
37 Pipet Tetes - - 65 Lemari Kimia
31
No Nama Bahan Rumus Kimia Jumlah Satuan PenyimpananLokasi
1. Alkohol 95% 600 Ml Lemari BiologiLuar
2. Amoniak 300 Ml Lemari BiologiLuar
3. Asam Cuka 100 Ml Lemari BiologiLuar
4. Asam Klorida HCL 100 Ml Lemari BiologiLuar
5. Asam Klorida2M HCL 20 Ml Lemari BiologiLuar
6. Asam Klorida0,1 N HCL 70 Ml Lemari BiologiLuar
7. Asam Klorida0,1 N HCL 30 Ml Lemari BiologiLuar
8. Asam Klorida0,1 N HCL 60 Ml Lemari BiologiLuar
9. Asam Klorida0,1 N HCL 70 Ml Lemari BiologiLuar
10. Alkohol 70 % C2H6O 110 Ml Lemari BiologiLuar
11. Benedict 90 Ml Lemari BiologiLuar
12. Biuret 10 Ml Lemari BiologiLuar
13. Fehling A 70 Ml Lemari BiologiLuar
14. Fehling A 60 Ml Lemari BiologiLuar
15. Fehling A 80 Ml Lemari BiologiLuar
16. Fehling B 90 Ml Lemari BiologiLuar
17. Fehling B 60 Ml Lemari BiologiLuar
18. Urea Lemari BiologiLuar
19. Lugol 70 Ml Lemari BiologiLuar
20. Lugol 80 Ml Lemari BiologiLuar
21. Metilen Blue 40 Ml Lemari BiologiLuar
22. Klorida 2MNatrium 20 Ml Lemari BiologiLuar
23. HydroxideSodium NaOH 500 Gr Lemari BiologiLuar
24. Spritus Biru 500 Ml Lemari BiologiLuar
25. Spritus Putih 1000 Ml Lemari BiologiLuar
26. Spritus Putih 600 Ml Lemari BiologiLuar
27. Spritus Putih 300 Ml Lemari BiologiLuar
Lampiran 8
Tabel 7. Kartu Alat di Laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu Nama Alat :
Spesifikasi Alat : Merek : Ukuran : Jumlah : Wujud :
Lokasi Penyimpanan :
No .
Tanggal Jumlah
Sisa ParafTek nisi
Keteranga n Mas
uk
Keluar Masuk Keluar
Tabel 8. Kartu Bahan di Laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu Nama Zat : Natrium Hidroksida
Spesifikasi Zat Mr :
Kemurnian : 98% Konsentrasi : Wujud : Padat
Lokasi Penyimpanan : Lemari Biologi
No
.
Tanggal Jumlah
Sisa Paraf
Teknisi Keterangan
masu
k
Kelu
ar
Masuk Keluar
Lampiran 9
Tata Tertib di Laboratorium IPA SMAN 09 Kota Bengkulu 1. Siswa wajib datang tepat waktu.
2. Siswa tidak diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium tanpa seizin guru. 3. Siswa diperkenankan masuk ke ruang Laboratorium setelah semua peralatan siap.
4. Siswa yang terlambat kurang dari 15 menit diperkenankan memasuki
Laboratorium setelah mendapat izin dari guru.
5. Siswa yang terlambat kurang dari 15 menit tidak diperkenankan memasuki
Laboratorium (kecuali alasan tertentu).
6. Siswa tidak diperkenankan membawa makanan/ minuman ke ruang Laboratorium 7. Siswa tidak diperkenankan membawa alat-alat/ bahan praktikum ke luar ruangan
Laboratorium tanpa seijin guru.
8. Dilarang mencorat-coret bangku/ ruang laboratorium.
9. Alat-alat/ bahan praktikum harus digunakan sesuai dengan petunjuk penggunaan. 10. Dalam melakukan praktikum, hendaknya digunakan bahan yang secukupnya. 11. Jika dalam praktikum siswa merusakkan/ memecahkan alat, maka yang
bersangkutan wajib menggantinya.
12. Jika dalam praktikum terjadi kecelakaan (kena pecahan kaca, terbakar, tertusuk,
tertelan bahan kimia) harap segera melapor kepada guru.
13. Bertanyalah pada guru apabila kurang paham tentang praktikum yang akan
dilaksanakan.
14. Jagalah kebersihan dan buanglah sampah pada tempatnya. 15. Janganlah bermain-main selama praktikum berlangsung.
16. Setelah selesai praktikum, alat-alat/ bahan hendaknya dikembalikan ke tempat
semula dalam keadaan lengkap, bersih dan siap pakai. 17. Cuci tangan setelah praktikum berakhir.
18. Sebelum meninggalkan ruang Laboratorium, meja praktikum harus dalam keadaan
dicabut.
Demikian tata tertib laboratorium ini dibuat untuk ditaati dan dilaksanakan sebaik-baiknya.
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMA N 09 Kota Bengkulu Pengelola Lab Biologi,
PAURI, M.PdYULIUS, M.Pd. Si