• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di kecamatan sidikalang kabupaten dairi Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pelaksanaan manajemen aktif kala III oleh bidan di kecamatan sidikalang kabupaten dairi Tahun 2015"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kematian ibu dan perinatal merupakan tolak ukur kemampuan

pelayanan kesehatan di suatu Negara. Di Negara asean, Indonesia mempuanyai

angka kematian dengan rata-rata angka kematian ibu (AKI) tercatat mencapai

359 per 100 ribu kelahiran hidup menurut SDKI tahun 2012. angka kematian

perinatal dengan cepat dapat dirasakan penurunannya, tetapi aki belum banyak

penurunan. Bila persalinan di Indonesia diperkirakan 5.000.000 pertahun.

Kematian ibu dan perinatal terjadi justru pada pertolongan pertama yang

sangat diperlukan, sehingga sebenarnya masih banyak mempunyai peluang

untuk dapat menghindari atau menurunkannya. (Manuaba. 2008,hal.253).

Sebagian besar kematian maternal terjadi dalam waktu 4 jam setelah

melahirkan dan merupakan akibat dari masalah yang timbul selama persalinan

kala III. Perdarahan kala III adalah kehilangan darah lebih dari 500 ml setelah

persalinan kala III namun, dalam praktiknya sulit untuk mengukur kehilangan

darah dengan tepat dan jumlahnya sering diperkirakan hamper terlalu rendah.

Komplikasi kala III dapat diturunkan dengan penanganan yang optimal

dari tenaga kesehatan. Akan tetapi, menurunkan angka kejadian komplikasi

pada kala III tidak hanya mengurangi resiko kematian ibu, tetapi juga

menghindarinnya dari resiko kesakitan yang berhubungan dengan komplikasi

kala III seperti tindakan operatif dan infeksi. Jadi yang menjadi titik utama

adalah keterampilan dari petugas dalam menangani komplikasi yang terjadi

(2)

2

Oleh karena alasan tersebut, maka manajemen aktif kala III merupakan

hal yang sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan

kematian ibu yang disebabkan perdarahan. Hal ini membuat WHO

merekomendasikan agar semua tenaga kesehatan yang menolong persalinan

baik dokter maupun bidan dapat melaksanakanpenegangan tali pusat terkendali

pada manajemen aktif kala III. (Rohani,dkk 2011, hal 204).

Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya plasenta. Rata-rata

lama kala III berkisar 15-30 menit, baik primipara maupun multipara. Tempat

implantasi plasenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau

dinding lateral. Pada pelepasan plasenta setelah bayi lahir, terjadi kontraksi

uterus. Hal ini mengakibatkan volume rongga uterus berkurang, dinding uterus

menebal. Pada tempat implantasi plasenta juga terjadi penurunan luas area

ukuran plasenta tidak berubah, sehingga menyebabkan plasenta terlipat,

menebal dan akhirnya terlepas dari dinding uterus. Plasenta terlepas sedikit

demi sedikit. (Sumarah, dkk. 2009, hal 145).

Penelitian prevention of postpartum hemorrhage intervention 2006

tentang praktek manajemen aktif kala III (active management of third stage

labour/AMTSL) di 20 rumah sakit di Indonesia menunjukkan bahwa hanya

30% rumah sakit melaksanakan hal tersebut. Hal ini sangat berbeda jika

dibandingkan dengan praktek manajemen aktif diringkat pelayanan kesehatan

primer (BPS atau rumah bersalin) di daerah intervensi APN dimana sekitar

70% melaksanakan manajemen aktif kala III bagi ibu-ibu bersalin yang

ditangani. Jika ingin menyelamatkan banyak ibu bersalin maka sudah

(3)

3

dipraktikkan dan menjadi standardasuhan persalinan. (Wiknjosastro. 2008, hal

100).

Berdasarkan penelitian diruang kebidanan RSUD Pringsewu dari

tanggal 24 s.d 30 April 2004 ternyata ditemukan dari 15 bidan yang

melaksanakan pertolongan persalinan hanya 4 bidan (26,7%) yang melakukan

manajemen akti fkala III yaitu pemberian oksitosin dibarengi dengan

peregangan tali pusat terkendali, dengan tindakan memasase uterus yang tidak

tepat karena memasase uterus justru dilakukan pada saat placenta belum lepas.

Dari latar belakang diatas, penulis berminat meneliti Pelaksanaan

Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan di Kecamatan Sidikalang Kabupaten

Dairi Tahun 2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan permasalahan

dalam penelitian ini “Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan di

Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pelaksanaan Manajemen Aktif Kala III Oleh Bidan

di Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Tahun 2015.

2. Tujuan Khusus

a) Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen aktif kala III berdasarkan

pendidikan, lama bekerja dan pelatihan APN yang diikuti.

b) Untuk mengetahui dilaksanakan atau tidak dilaksanakannya manajemen

(4)

4

D. Manfaat Penelitian

1. 1 Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan

pengalaman dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima di

bangku perkuliahan.

2. Bagi Profesi

Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan materi kepada mahasiswa

yang mempelajari manajemen aktif kala III dalam persalinan khususnya

pelajaran Askeb II.

3. Bagi Institusi

Penelitian ini diharapkan dapat menambah dan menjadi sumber bacaan

Referensi

Dokumen terkait

International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XXXIX-B4, 2012 XXII ISPRS Congress, 25 August – 01 September 2012,

Negara-Negara Pihak pada Konvensi ini mengakui hak yang sama dari semua penyandang disabilitas untuk dapat hidup di dalam masyarakat, dengan pilihan -pilihan yang setara

Taking into consideration the small size, detailed geometry and varied texture of YBC 2178 and its associated complexities along with the desire to acquire high

The surveying experiences conducted on the case study of San Leo in Italy has allowed to analyse potentialities and issues related to the integrated use of different

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi;.. Keputusan Menteri Pendidikan dan

Pada saat ini yang bersangkutan menjabat sebagai Kepala Seksi Penanggulangan Bencana Alam, Direktorat Perlindungan Hortikultura sejak Tanggal 3 Maret 2016. Sebelumnya pernah menjabat

[r]

Wita Khairia mendapatkan gelar Sarjana pada tahun 1996 dari Institut Pertanian