Lampiran 1. Hasil Analisis Kualitatif Timbal
Gambar Hasil Analisa
Kualitatif dengan Larutan
Lampiran 2. Gambar Atomic Absorption Spectrophotometer hitachi Z-2000
Lampiran 3. Gambar hot plate
lampiran 4. Bagan Alir Pembuatan Larutan Sampel
Lampiran 5. Data Kalibrasi Timbal dengan Spektrofotometer Serapan Atom, Perhitungan Persamaan Garis Regresi dan Koefisien Korelasi (r).
No. Konsentrasi (mcg/l) (X)
Absorbansi (Y)
1. 0.0000 -0.0020
Dipipet 25 ml
Dimasukkan kedalam erlenmeyer 100
Diencerkan dengan aquabidest sampai garis tanda
Disaring dengan kertas whatman, ± 2 ml filtrat pertama dibuang
Diuapkan pada hot plate ± 30 menit sampai volume menjadi ½ dari volume awal
Hasil Sampel (air laut)
Diangkat, dimasukkan dalam labu tentukur 25 ml
Ditambahkan 10 ml HNO3 65%
Filtrat selanjutnya ditampung ke dalam botol
Larutan sampel
Dilakukan analisis kualitatif
2. 20.0000 0.0076
8.5340 22000.0000 33.1606
a =
Maka persamaan garis regresinya adalah: Y = 4.0343.10-4X – 1.1381x10-3
=
Lampiran 6. Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi
Perhitungan Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Logam Timbal
Batas kuantitasi = slope
Lampiran 7. Hasil Analisis Kadar Timbal dalam Sampel
Sampel No kanan dari jarak
10 m kiri dari jarak 10
m
Lampiran 8. Contoh Perhitungan Kadar Timbal dalam Sampel
Absorbansi (Y) = 0,0122
Persamaan Regresi:Y = 4,0343 x10-4X - 1,1381 x10-3
X = -4
Konsentrasi kadar timbal = 33.0617 ng/ml
(ml)
33.0617 g mlx mlx = 826.5 ng/ml
= 0.8265 mg/l
Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar timbal dengan cara yang sama terhadap semua sampel.
Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Timbal dalam Sampel
1. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak 20 m kedalaman 5 m
No diuji dengan uji Q,
1.0062-0.9194
Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q0,95 yaitu 0.6210 sehingga semua data diterima,
SD =
1 -n
X
-Xi 2
=
1 6
10 23.084 -3
= 0.0679
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0.05, n =6, dk = 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel = 2.5706
Kadar timbal dalam air laut: µ = X ± (t (α/2, dk) x SD/√n )
= 0.8967 ± (2.5706 x 0.0679/√6 ) = (0.8967 ± 0.0713) mg/l
2. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak 500 m 3.
No
Kadar
(mg/l) ��− �̅ ��− �̅ 2x 10-4
1 0.7633 0.0506 25.60
2 0.7782 0.0655 42.90
3 0.7212 0.0085 0.722
4 0.6716 -0.0411 16.89
5 0.6530 -0.0597 35.64
6 0.6889 -0.0238 5.664
Σ 4.2762 127.43
�̅ 0.7127
Dari data yang diperoleh, data ke 2 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q,
0.7782 - 0.7633
Q = = 0.1190 0.7782 - 0.6530
Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q0.95 yaitu 0.6210 sehingga semua data diterima,
SD =
1 -n
X
-Xi 2
=
1 6
10
127.43 -4
= 0.0504
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0.05, n =6, dk = 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel = 2.5706
Kadar timbal dalam air laut:
µ = X ± (t (α/2, dk) x SD/√n )
= 0.7127 ± (2.5706 x 0.0504/√6 ) = (0.7127 ± 0.0529) mg/l
4. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak 2 m sebelah kanan dari jarak 10 m
No
Kadar
(mg/l) ��− �̅ ��− �̅ 2 x 10-4
1 0.9878 0.0631 39.82
2 0.8017 -0.123 151.29
3 0.8947 -0.03 9.00
4 0.8203 -0.1044 108.99
5 1.1983 0.2736 748.5
6 0.8451 -0.0796 63.36
Σ 5.5479 1121
�̅ 0.9247
Dari data yang diperoleh, data ke 5 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q,
1.1983-0.9878
Q = = 0.5307 1.1983-0.8017
Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q0.95 yaitu 0.6210 sehingga semua data diterima,
SD =
1 -n
X
-Xi 2
=
1 6
10
1121 -4
= 0.1498
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0,05, n =6, dk = 5 dari table distribusi t diperoleh nilat t tabel = 2.5706
Kadar timbal dalam air laut: µ = X ± (t (α/2, dk) x SD/√n )
= 0.9247 ± (2.5706 x 0.1498/√6 )
= (0.9247 ± 0.1572) mg/l
5. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak 2 m sebelah kiri dari jarak 10 m
No
Kadar
(mg/l) ��− �̅ ��− �̅ 2x 10-4
1 0.9938 0.0939 88.17
2 0.8947 -0.0052 0.27
3 0.8575 -0.0424 17.9
4 0.9691 0.0692 47.88
5 0.7708 -0.1291 166.6
6 0.9132 0.0133 1.77
Σ 5.3991 322
�̅ 0.8999
Dari data yang diperoleh, data ke 5 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q,
0.7708 – 0.8575
Q = = 0.3888 0.9938 – 0.7708
Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q0.95 yaitu 0.6210 sehingga semua data diterima,
SD =
1 -n
X
-Xi 2
=
1 6
10
322 -4
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0.05, n = 6, dk = 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel = 2.5706
Kadar timbal dalam air laut: µ = X ± (t (α/2, dk) x SD/√n )
= 0.8999 ± (2.5706 x 0.0803/√6 ) = (0.8999 ± 0.0842) mg/l
6. Perhitungan statistik kadar timbal dalam air laut jarak 10 m
No
Kadar
(mg/kg) ��− �̅ ��− �̅ 2x 10-4
1 1.0062 0.1933 373.6
2 0.8017 -0.0112 1.25
3 0.7584 -0.0545 29.7
4 0.8389 0.026 6.7
5 0.6769 -0.136 184.9
6 0.7955 -0.0174 3.02
Σ 4.8776 599.3
�̅ 0.8129
Dari data yang diperoleh, data ke 3 adalah yang paling menyimpang sehingga diuji dengan uji Q,
1.0062-0.8389
Q = = 0.5080 1.0062-0.6769
Nilai Q yang diperoleh tidak melebihi nilai Q0.95 yaitu 0.6210 sehingga semua data diterima,
SD =
1 -n
X
-Xi 2
=
1 6
10 599.3 -4
= 0.1095
Pada interval kepercayaan 95% dengan nilai α = 0.05, n =6, dk = 5 dari tabel distribusi t diperoleh nilat t tabel = 2.5706,
Kadar Timbal dalam air laut: µ = X ± (t (α/2, dk) x SD/√n )
= (0.8129 ± 0.1149) mg/l
Lampiran 10. Pengujian Beda Nilai Rata-Rata Kadar Timbal pada Sampel
No Sampel x S
1 S1 0.8967 0.0679
2 S2 0.7127 0.0504
3 S3 0.9247 0.1498
4 S4 0.8999 0.0803
5 S5 0.8129 0.1095
Dilakukan uji F dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui apakah variasi kedua populasi sama (σ1 = σ2) atau bebeda (σ1 ≠ σ2 ),
Ho : σ1 = σ2 H1 : σ1 ≠ σ2
Nilai kritis F yang diperoleh dari tabel (F0.05/2 (5,5)) adalah = 7.15 Daerah kritis penerimaan: -7.15≤ F0 ≤ 7.15
Daerah kritis penolakan: jika Fo < -7.15 dan Fo > 7.15
Fo =
2 2
2 1
S S
Fo = 2
2
0.0504
0.0679
Dari hasil ini menunjukkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak sehingga
Karena to = 5.333< 2,2281 maka hipotesis ditolak, berarti terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kadar timbal dalam ai laut jarak 20 m kedalaman 5 m dengan air laut jarak 500 m.
Selanjutnya dilakukan pengerjaan yang sama terhadap sampel yang lain, sehingga didapat nilai masing-masing seperti tertera pada tabel dibawah ini:
Tabel hasil pengujian beda nilai rata-rata kadar timbal dalam sampel
No Sampel Fo Sp to Kesimpulan
Hipotesa 1 S1 terhadap S2 1.815 0.0597 5.333 Ditolak 2 S1 terhadap S3 0.2055 0.1163 -0.417 Diterima 3 S1 terhadap S4 0.6332 0.074 -0.075 Diterima 4 S1 terhadap S5 0.3845 0.0911 0.217 Diterima 5 S2 terhadap S3 0.113 0.1117 -3.313 Ditolak 6 S2 terhadap S4 0.394 0.067 -4.837 Ditolak 7 S2 terhadap S5 0.2112 0.085 2.045 Diterima
8 S3 terhadap S4 3.480 0.120 0.061 Diterima
9 S3 terhadap S5 1.8715 0.131 1.478 Diterima
10 S4 terhadap S5 0.538 0.096 1.582 Diterima
Lampiran 11. Hasil Analisis Kadar Timbal Setelah Penambahan Masing-masing Larutan Standar pada Sampel
Hasil analisis kadar timbal setelah ditambahkan larutan standar timbal Sampel No Berat
Sampel (ml)
Fp Absorbansi (A)
Konst (ng/ml)
Kadar Cf (mg/l)
%
Perolehan Kembali 2 m ka 1 25.0000
25
0.0247
64.046
1.6011 112.732 25.0000 0.0238
61.815
1.5453 103.433 25.0000 0.0222 57.85 1.4462 86.92
4 25.0000 0.0225 58.593 1.4648 90.02
5 25.0000 0.0209 58.593 1.4648 90.02
Lampiran 12. Contoh Perhitungan Uji Perolehan Kembali Kadar Timbal dalam Sampel
Contoh perhitungan uji perolehan kembali kadar timbal dalam air laut jarak 2 m sebelah kanan dari jarak 10 m
Persamaan regresi Y = 4.0343 x10-4X - 1.1381 x10-3 ml
Konsentrasi setelah ditambahkan larutan baku = 64.046ng/ml
CF = volume(ml) x Faktor pengenceran
Kadar sampel setelah ditambah larutan baku (CF) = 1.6011 mg/l
Kadar rata-rata sampel sebelum ditambah larutan baku (CA) = 0.9247 mg/l Berat sampel rata-rata uji recovery = 25.0000 ml
Lampiran 13. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Timbal dalam Air Laut Jarak 2 m Sebelah Kanan dari Jarak 10 m
1. Perhitungan Simpangan Baku Relatif (RSD) Kadar Timbal No % Perolehan Kembali
(Xi)
(Xi-X ) (Xi-X)2
1, 112.73 17.51 306.6
2, 103.43 8.21 67.40
3, 86.92 -8.3 68.89
4, 90.02 -5.2 27.04
5, 90.02 -5.2 27.04
6, 88.2 -7.02 49.28
∑ 571.32 546.25
X 95.22
SD =
1 -n
X
-Xi 2
=
1 6 546.25
= 10.45
RSD = x
X SD
_ 100%
= 100%
22 . 95
45 . 10
x