• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIC AUDITORY VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN SOMATIC AUDITORY VI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Arlin Muzdalifah (140210102104) Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Jember, Jember, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI) untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar fisika siswa kelas XI. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus meliputi tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subyek dalam implementasi pendekatan ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri Ambulu tahun ajaran

2014/2015 yang terdiri dari 30 siswa. Data minat belajar siswa diperoleh dari lembar kuesioner, dilengkapi data motivasi belajar siswa diperoleh dari analisis lembar observasi selama penelitian berlangsung. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan somatic, auditory, visual, intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar fisika siswa kelas XI pada topik Momentum, Impuls, dan Tumbukan. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran sebelum tindakan sebesar 72,90%, sedangkan setelah tindakan meningkat sebesar 76,81%. Peningkatan motivasi belajar fisika siswa terbukti dengan analisis lembar

observasi selama penelitian berlangsung, diperoleh rata-rata sebelum tindakan sebesar 43,14%, sedangkan setelah tindakan meningkat sebesar 65,72%.

Kata Kunci: Pendekatan SAVI, minat belajar, motivasi belajar.

ABSTRACT

(2)

approximately 72,90% and in post-implementation becomes 76,81%. The

improvement of motivation in learning physics is proved by analyzing observation sheet during the research taking place. It is gained the average of

pre-implementation is approximately 43,14% and post-pre-implementation becomes 65,72%.

Keywords: SAVI approach, interest in learning, motivation in learning.

PENDAHULUAN

Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah dan dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inqui-ry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Dalam rangka mewujudkan tujuan pembelajaran IPA tersebut, maka menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa sangatlah penting sehingga siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang akan dipelajarinya. Untuk mewujudkan hal itu, maka sekolah dan guru sebagai komponen utama pendidikan perlu mengelola pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip kegiatan belajar mengajar antara lain: (1) kegiatan berpusat pada siswa, (2) belajar melalui berbuat, (3) belajar mandiri dan belajar bekerja sama sehingga pembelajaran diharapkan tidak terfokus pada guru, tetapi bagaimana cara mengaktifkan siswa dalam belajarnya (student active learning) (Muslich, 2007).

Pelaksanaan pembelajaran fisika sebagai salah satu bagian dari IPA masih sering di laksanakan dengan menggunakan metode konvensional (ceramah) dimana kegiatan belajar berpusat pada guru sehingga siswa hanya duduk, diam, mendengar, mencatat, dan menghafal. Proses pembelajaran bukan hanya semata-mata hanya menghafalkan materi saja, namun harus dilengkapi dengan

kemampuan siswa dalam menganalisis dan memecahkan masalah. Terutama dalam pembelajaran fisika, tidak hanya ditenkankan pada proses pemahaman dan penganalisisan materi saja akan tetapi juga ditekankan pada proses pemahaman dan penganalisisan masalah yang berhubungan dengan konsep fisika.

(3)

terhadap suatu pelajaran akan cenderung enggan mempelajari pelajaran tersebut (Baharuddin & Wahyuni, 2006).

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru fisika kelas XI SMA Negeri Ambulu menunjukkan bahwa minat dan motivasi belajar siswa terhadap materi fisika sangat rendah karena dalam materi fisika terdapat banyak rumus matematis dan teori-teori sehingga membuat siswa malas untuk

mempelajarinya. Rendahnya minat dan motivasi belajar siswa didukung dengan proses belajar yang kurang menarik. Guru hanya mengajar dengan ceramah sehingga menyebabkan siswa merasa bosan saat pelajaran berlangsung. Oleh karena itu, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran fisika.

Dari uraian beberapa permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar fisika, dapat diketahui bahwa minat dan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran fisika masih rendah. Untuk itu, diperlukan sebuah inovasi dalam memperkenalkan materi fisika dengan lebih menarik, menyenangkan, bersahabat, dan bermakna sehingga siswa berminat dan termotivasi untuk mempelajari fisika. Misalnya, guru mendemonstrasikan suatu materi fisika di depan siswa sehingga siswa memiliki pengalaman dan kesan yang lebih melekat. Selain itu, guru bisa memanfaatkan semua indera untuk membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Gerakan fisik mampu meningkatkan proses mental sehingga cenderung membangkitkan kecerdasan terpadu manusia

sepenuhnya. Hal ini dikarenakan bagian otak manusia yang terlibat dalam gerakan tubuh terletak tepat disebelah bagian otak yang digunakan untuk berfikir dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, menghalangi gerakan tubuh berarti menghalangi pikiran untuk berfungsi secara maksimal.

Sehubungan dengan hal diatas, permasalahan-permasalahan tersebut perlu diperbaiki guna meningkatkan motivasi, perhatian, pemahaman dan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, guru mampu menawarkan metode dalam mengajar yang lebih efektif yang dapat membangkitkan perhatian siswa sehingga siswa menjadi aktif dan termotivasi untuk belajar, serta harus diimbangi dengan

kemampuan guru dalam menguasai metode tersebut. Salah satunya adalah melalui pendekatan “SAVI” (Somatic, Auditory, Visual, Intellectually). Unsur-unsur pendekatan SAVI adalah :

1. Somatic (S): Belajar dengan bergerak dan berbuat. 2. Auditory (A): Belajar dengan berbicara dan mendengar. 3. Visual (V): Belajar dengan mengamati dan menggambarkan .

4. Intellectually (I): Belajar dengan memecahkan masalah dan merenung. (Purwanto, 2010: 102).

Pembelajaran yang menggunakan aktivitas tubuh, intelektual, dan alat indera memiliki pengaruh yang besar terhadap pembelajaran khususnya pada semangat belajar siswa. Pada penelitian sebelumnya, pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectually (SAVI) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa SMA kelas XI (Fitriyaningsih, Jamzuri, & Rahardjo, 2014). Pendekatan pembelajaran ini mengajak siswa belajar dengan berbuat dan bergerak, berbicara dan mendengar, mengamati dan menggambarkan serta

(4)

diharapkan dapat meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam belajar fisika siswa kelas XI SMA Negeri Ambulu pada topik Momentum, Impuls, dan Tumbukan.

METODE

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, masing-masing siklus meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (Fitriyaningsih, Jamzuri, dan Radharjo, 2014: 32). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri Ambulu tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari 30 siswa. Secara umum, langkah kerja yang dilakukan peneliti pada setiap siklus dinyatakan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Data minat belajar siswa diperoleh dari lembar kuesioner, dan data motivasi belajar siswa diperoleh dari analisis lembar observasi selama penelitian

berlangsung. Data dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi beberapa cara, diantaranya: metode dokumentasi, metode observasi, metode tes, dan metode kuesioner. Faktor-faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa yang diukur dengan lembar kuesioner, dan motivasi belajar siswa yang diperoleh dari analisis lembar observasi selama penelitian berlangsung.

(5)

minat dan motivasi belajar siswa sebelum diberikan perlakuan. Dari delapan kelas, kelas XI G dipilih sebagai kelas penelitian. Satu kelas terdiri dari 30 siswa.

Lembar kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui minat belajar siswa dalam pembelajaran Fisika pada topik Momentum, Impuls, dan Tumbukan. Data hasil analisis tiap indikator minat belajar siswa ditunjukkan oleh Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Analisis Tiap Indikator Minat Belajar Siswa

No

. Indikator

Nilai rata-rata tanggapan siswa

Siklus 1 (%)

Siklus 2 (%) 1 Ketertarikan dengan pelajaran Fisika 80,28 85,59

2

Menyiapkan diri sebelum belajar

Fisika 61,23 73,47

3

Memilih sumber/buku Fisika yang

dibutuhkan 79,79 88,41

4 Mengatur jadwal belajar 64,10 66,75

5

Memanfaatkan fasilitas belajar di lingkungan sebagai sarana

pendukung 62,50 76,56

6

Kepuasan terhadap metode

pengajaran guru 73,25 78,51 7 Kegiatan siswa selama pembelajaran 70,66 79,10

8

Kemampuan siswa mempelajari Fisika dengan metode pengajaran

guru 68,92 73,25

9

Penyelesaian kesulitan siswa oleh

guru 78,12 79,00

10

Penerapan konsep Fisika dalam

kehidupan sehari-hari 83,98 85,00

11

Memilih sarana belajar Fisika yang

mendukung 74,36 78,91

12

Menyempurnakan gagasan sarana

belajar Fisika 71,59 79,31

13

Mempelajari Fisika dengan sarana

belajar yang memadai 67,82 77,65

14

Mengintegrasikan konsep teoritis

Fisika dengan Aplikasinya 78,11 79,89

15

Pendekatan SAVI tidak mendukung

(6)

Persentase peningkatan minat belajar siswa dalam pembelajaran Fisika pada topik Momentum, Impuls, dan Tumbukan ditunjukkan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran Fisika pada topik Momentum, Impuls, dan Tumbukan diperoleh rata-rata

tanggapan siswa pada siklus 1 sebesar 72,89% sedangkan pada siklus 2, nilai rata-rata tanggapan siswa terhadap pengajaran Fisika meningkat menjadi 78,74%. Secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk tiap indikator minat belajar siswa dalam kuesioner mengalami peningkatan.

Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa penerapan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI) pada siswa kelas XI SMA Negeri Ambulu tahun ajaran 2014/2015 dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap fisika pada topik Momentum, Impuls, dan Tumbukan. Peningkatan rata-rata tanggapan siswa terhadap pengajaran Fisika terjadi karena selama pengajaran siswa terlibat aktif dan senang ketika diajak berdiskusi dan eksperimen. Penerapan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI) cenderung mengajak siswa untuk melakukan aktivitas fisik seperti berbuat dan bergerak, berbicara dan mendengar, mengamati dan menggambarkan serta memecahkan masalah, sehingga

pembelajaran tidak membosankan karena melibatkan seluruh indera yang siswa punya. Banyaknya siswa yang memberikan tanggapan positif terhadap

pengajaran menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI) menunjukkan bahwa siswa tertarik dan berminat terhadap pengajaran yang dilaksanakan.

Selain dapat meningkatkan minat belajar siswa, penerapan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI) dalam pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hasil tersebut ditunjukkan oleh Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Tiap Indikator Motivasi Belajar Siswa No. Indikator Siklus1 (%) Siklus2 (%)

1 Bertanya 64,75 73,78

2 Menjawab 70,89 82,40

3 Memberi pendapat 68,40 79,43

4 Bekerja sama 76,12 85,42

5 Minat 72,89 78,74

Keterangan: Skor maksimum = 100

Persentase peningkatan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fisika pada topik Momentum, Impuls, dan Tumbukan ditunjukkan pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui bahwa rata-rata motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fisika pada siklus 1 sebesar 70,61% sedangkan pada siklus 2, nilai rata-rata motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fisika meningkat menjadi 79,96%. Secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk tiap indikator motivasi belajar siswa dalam lembar observasi mengalami peningkatan.

(7)

pembelajaran yang terbukti dengan analisis lembar observasi motivasi belajar siswa selama penelitian berlangsung.

PENUTUP

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung, minat dan motivasi belajar siswa terhadap pengajaran Fisika dapat ditingkatkan menggunakan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI). Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran Fisika pada siklus 1 sebesar 72,89% sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 78,74%. Kemudian, rata-rata

motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Fisika pada siklus 1 sebesar 70,61%, sedangkan pada siklus 2 meningkat menjadi 79,96%. Secara keseluruhan nilai yang diperoleh untuk tiap indikator minat dan motivasi belajar siswa dalam lembar kuesioner dan lembar observasi mengalami peningkatan. Jadi, penerapan pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI) dapat meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa kelas XI SMA Negeri Ambulu tahun ajaran 2014/2015.

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin & Wahyuni, E. N. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Arruz Media.

Fitriyaningsih, Jamzuri, & Rahardjo, D. T. 2014. Penerapan Pendekatan Somatic, Auditory, Visual, Intellectualy (SAVI) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Fisika siswa kelas XI di SMA Negeri 3 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Fisika, 2(2): 30-34.

Meier, Dave. 2002. The Accelerated Learning Handbook. Bandung: Kaifa. Meier, Dave. 2004. The Accelerated Learning Hand Book. Bandung: Kaifa. Muslich. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual.

Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, Andik. 2010. Pembelajaran Ilmu Fisika Bumi Antariksa dengan Pendekatan “SAVI” ditinjau dari Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Exacta, 8(2): 101-107.

Gambar

Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Tabel 1.Tabel 1. Hasil Analisis Tiap Indikator Minat Belajar Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Peran penting teknologi informasi dalam bidang pendidikan tak terkecuali pendidikan usia dini dan masalah pemerataan pendidikan pada penyandang disabilitas

orisinalitas, dan kreativitas, Paten memiliki syarat karya di bidang invensi teknologi, kebaruan (novelty), langkah inventif (inventif stap), dapat diterapkan dalam

innovation must not simply be another name for change, or for improvement, or even for doing something new lest almost anything qualify as innovation. Innovation is

Pertanyaan selanjutnya yang diberikan peneliti untuk data kondisi sosial ekonomi buruh harian lepas (aron) di desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo adalah apakah yang

Penelitian Haryani (2009), salah satu cara peningkatan pendapatan petani adalah melalui teknologi inovasi pada Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada padi sawah, sehingga

Setelah media pembelajarannya siap, guru kemudian menetapkan langkah-langkah penggunaan media tersebut. Terlebih dahulu guru membagi kelas menjadi delapan kelompok

Tindakan yang dilakukan oleh nazhir tidak menyalahi aturan perwakafan yang ada dalam hukum Islam, sebab pendistribusian yang dilakukan oleh nazhir sudah sesuai dengan apa

Berdasarkan penjelasan diatas bentuk boboko memiliki makna yang dalam bagi masyarakat sunda yang memiliki semangat dan tekad yang tinggi juga kehidupan yang