• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKUATAN STRUKTUR BETON GEDUNG DENGAN M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERKUATAN STRUKTUR BETON GEDUNG DENGAN M"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERKUATAN STRUKTUR BETON GEDUNG DENGAN

METODE GROUTING DAN GLASS FIBER

Oleh

Indra Yurmansyah, Mukhlis

Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Padang Kampus Limau Manis Padang

ABSTRAK

Terjadi retak-retak pada gedung akibat beban sementara (gempa) perlu dilakukan perbaikan konstruksi dengan

jalan memberikan perkuatan pada struktur konstruksi tersebut. Dengan kemajuan teknologi yang ada saat ini

perbaikan dapat dilakukan dengan cara memberikan perkuatan dengan memperbesar kolom atau balok yang

ada atau memberikan tambahan dengan profil baja ataupun dengan memberikan pemasukan bahan adixtiv

kedalam beton baik berupa injeksi ataupun grouting. Perkuatan dilakukan dengan metode grouting dengan

menyuntikan bahan perekat pada retak beton yang retaknya antara 0,2 mm sampai dengan 5,00 mm agar

menjadi satu kesatuan kembali ( homogen ) dan metode perkuatan pada struktur beton adalah dengan

reinforcing atau dengan menambah baja tulangan dengan menggunakan bahan serat delas/ glass fiber, sehingga

retak beton dapat diperbaiki dan komponen beton dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya.

Kata kunci : Retak-retak, Grouting, Glass Fiber

PENDAHULUAN

Pekerjaan konstruksi bangunan cukup

kompleks, setelah konstruksi selesai di

laksanakan maka akan dimanfaatkan oleh

pemilik sehubungan dengan proses pemakaian

konstruksi seiring dengan waktu atau perkiraan

umur rencana maka konstruksi akan

mengalami kerusakan akibat beberapa faktor

antara lain pengaruh lingkungan yang

disebabkan karena cuaca dan suhu, salah

dalam perencanaan , adanya perubahan fungsi

bangunan dari rencana semula (disain) dan

akibat beban yang berlebihan dari kapasitas

yang direncanakan serta akibat beban

sementara seperti gempa.

Maka akibat pengaruh diatas srtuktur

bangunan akan mengalami kerusakan berupa

terjadi retak-retak untuk itu perlu dilakukan

perbaikan konstruksi dengan jalan memberikan

perkuatan pada struktur konstruksi. Dengan

teknologi yang ada saat ini perbaikan dapat

dilakukan dengan cara perbaikan struktur

dengan memberikan perkuatan ataupun

penambahan bahan-bahan ataupun material

tertentu pada konstruksi yang mengalami

kerusakan diharapkan kekuatan bertambah

atau minimal sama dengan kekuatan semula

dari struktur.

Tulisan ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan tentang jenis-jenis material yang

dipakai dalam perkuatan struktur dan

perkembangan teknologinya serta bagaiman

proses pelaksanaannya (metoda

pelaksanaanya) pekerjaan pada proyek

konstruksi bangunan gedung. Pengetahuan

yang diharapkan lebih spesifik kepada

pengawasan material yang digunakan,

pengujian terhadap material tersebut, sistem

pelaksanaan konstruksi yang dilakukan,

metoda dan teknik pengontrolan kualitas yang

digunakan, pengawasan mutu hasil pekerjaan.

(2)

pengetahuan tentang berbagai studi kasus

pemilihan metoda dan teknik pelaksanaan yang

dapat diaplikasikan.

TINJAUAN PUSTAKA

Investigasi Dari Kerusakan Struktur Beton

Beton merupakan material konstruksi yang

mempunyai kemampuaan durabilitas, prilaku

serta kinerja dengan ketahanan yang baik

terhadap lingkungan luar serta mempunyai

kekhasan berupa unggul dalam kekuatan

tekan, akan tetapi lemah terhadap kekuatan

tarik. Dalam aplikasinya, lemahnya

kemampuan beton terhadap tarik, akan

ditangani dengan menambahkan tulangan /

baja atau sejenis metal agar kemampuan

kekuatan tariknya bertambah dan berprilaku

sebagai material komposit.

Jika tulangan baja atau metal pada material

komposit tidak dilindungi pada keadaan normal

sesuai persyaratan, cenderung akan

kehilangan kontak yang disebabkan dengan

turunnya sifat-sifat pasif / alkali yang dimiliki

beton akibat lingkungan luar yang ektrim misal

air laut, kimia, dan sesuatu hal, sehingga tidak

lagi dapat melindungi tulangan baja dari

kemungkinan korosi. Proses mekanisme

tersebut tidak hanya berakibat kepada

penurunan kinerja material tetapi juga akan

ditandai dengan penurunan kinerja struktur

secara keseluruhan sehingga masa waktu

layan rencana akan berkurang pula.

Agar tingkat umur masa layan sesuai rencana

sehingga kualitas, kinerja serta durabilitas dari

struktur beton tetap terjaga, sudah sewajarnya

mendapat perhatian dalam penanganan yang

meliputi; pemeliharaan (maintenance),

perawatan (service) dan pemeriksaan

(inspeksi) berkala/rutin, dimulai dengan

identifikasi kerusakan struktur, dianogsa dan

berlanjut kepada rekomendasi pekerjaan

perbaikan dengan maksud mengeliminir

kerusakan suatu struktur sehingga kemampuan

dapat dipertahankan.

Alur dari pada pemeliharaan dan perawatan

merupakan aktivitas yang ditujukan untuk

mempertahankan kondisi awal struktur atau

mengembalikan kinerja struktur atau

unsur-unsur struktur yang telah mengalami degradasi

akibat pemakaian selama waktu tertentu,

dengan berkurangnya penurunan kinerja maka

perlu diterapkan prosedur analisa atau

assessment sebagai langkah awal sebelum

pekerjaan perbaikan / rehabilitasi dilakukan.

Tujuan dari investigasi struktur adalah

untuk mendapatkan informasi sebanyak

mungkin atas aktual dari struktur sebelum

dilakukan perbaikan struktur, mengacu pada

metoda kajian secara analitis guna

mengidentifikasi berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja suatu struktur beton

serta akibat yang dapat ditimbulkannya, dalam

melakukan kajian suatu struktur maka perlu

pengelompokan sesuai dengan sistem struktur

pada konstruksi tersebut, selanjut hasil

investigasi tersebut dibandingkan dengan

patokan-patokan yang ada (standar)

Unsur-unsur utama investigasi struktur meliputi

2 hal sebagai berikut :

Inspeksi Lapangan

Inspeksi lapangan adalah suatu proses

pemeriksaan secara visualisasi yang dilakukan

dengan cara mencatat (inventarisasi) terhadap

kondisi struktur termasuk seluruh kerusakan

yang terjadi di lapangan disertai dukungan

informasi, gambar-gambar, dokumen-dokumen

lainnya yang didapat selama pengamatan,

(3)

mendukung seluruh komponen elemen-elemen

struktur nantinya.

Langkah-langkah yang dilakukan adalah :

a. Membuat denah secara keseluruhan, sistim

struktur , dimensi atau bentuk dari elemen

struktur, dan lain-lain dianggap perlu seperti

jarak kolom, joint-joint pemisah serta sistem

pembebanan dll

b. Membuat peta kerusakan elemen struktur

secara detail : spalling, delamination

keretakan dan pola yang terjadi, tulangan

yang terputus, korosi tulangan dll

c. Pengamatan lendutan atau defleksi pada

balok atau pelat lantai

d. Pengamatan perubahan warna pada

permukaan balok dan pelat lantai

e. Pengamatan temperatur terhadap selimut

beton dan pelapukan beton pada kolom,

balok serta pelat lantai

Pengujian / Diagnostic-Testing

Pengujian / diagnostic dilakukan sebagai

penyelidikan kekuatan material beton seperti

mutu beton, kualitas, keseragaman, kerapatan,

lokasi dan kondisi dari tulangan, serta sifat-sifat

lainnya akibat pengaruh lingkungan yang

agresif seperti : kandungan clorida, karbonisasi,

sulfat dan lain-lain, untuk pengujian /

diagnostic-testing pada permukaan beton

antara lain :

a. Schmidt Hammer

Penilaian mutu dan kualitas beton

terpasang dengan tanpa merusak beton

yang akan diuji yaitu pengujian non

destructive yaitu sering juga disebut

dengan Schmidt Hammer Test berdasarkan

nilai pantul palu Schmidt pada permukaan

beton, maka dapat dihasilkan nilai

keseragaman kwalitas permukaan beton

tanpa merusak, biaya murah dan cepat.

b. Pengujiaan Tekan Beton

Metode pengujian core drill (beton inti)

dengan tujuan menentukan kuat tekan (in

situ strength) dari aktual struktur,

pengambilan contoh uji dilakukan dengan

cara melubangi, yaitu mengambil benda uji

beton dari bagian struktur yang dianggab

dapat mewakili dengan ukuran diameter 10

CM. Arah pengambilan disesuaikan dengan

kondisi dilapangan yaitu arah horizontal

dan arah vertikal, contoh benda uji

selanjutnya dilakukan uji kuat tekan di

laboratorium beton untuk dapat mengetahui

tegangan karakteristik beton (fc’).

Sedangkan didalam menentukan kekuatan

aktual adalah perkalian antara kekuatan

hasil melubangi (core strength) dengan

angka koreksi arah pengambilan (rasio

panjang/diameter dan tulangan). Kuat tekan

beton di hitung menurut persamaan :

A

P

Strength

Core

Dimana : P = Beban tekan maksimum (kg)

A = Luas bidang tekam (cm2)

c. Pengujian Beban (Load Test)

Uji pembebanan langsung beban merata

maupun beban terpusat adalah

dimaksudkan untuk mengetahui perilaku

struktural terhadap beban vertikal yang

bekerja serta merupakan bagian (alternatif)

dari metode pengujiaan kondisi kapasitas

struktur.

Dengan mengadakan suatu uji

pembebanan statik yang dimaksud maka

akan dapat diketahui sifat-sifat dan prilaku

kondisi aktual struktur pada saat memikul

(4)

juga dilakukan untuk keadaan-keadaan

sebagai berikut :

1. Keraguaan atas keamanan struktur atas

beban-beban yang bekerja setelah

melakukan survey dan pengujiaan

lokal/setempat

2. Sulitnya atau ketidakmungkinan dan

keraguaan dalam menentukan kekuatan

atau mutu atas informasi yang dapat pada

struktur dan material

3. Ketidaksesuaian antara detil dalam gambar

ataupun material dan metode yang

tercantum dalam spesifikasi pada waktu

pelaksanaan.

Sebelum melakukan pengujian beban langsung

pada bagian struktur yang akan diuji, ada

baiknya metode pengujiaan telah dilakukan dan

juga pengamatan kondisi bagian struktur yang

akan dibebani.

Gejala Dan Penyebab Menurunnya Kinerja

Struktur Beton

Beton tidak selalu dapat sepenuhnya

berprilaku seperti yang kita inginkan, beberapa

bentuk gejala dasar yang bisa berakibat buruk

pada beton yang diharapkan tidak terjadi,

akibatnya tidak saja penurunan kinerja material,

tetapi juga berkurangnya kinerja struktur secara

keseluruhan sehingga masa waktu layan

rencana akan berkurang, misalnya retak /

crack, spalling dan disintegration (yang dapat

mendefinisikan rusaknya kesatuan unsur-unsur

pembentuk beton sehingga kesatuaan beton

menjadi melemah). Cacat / defects ataupun

kerusakan yang terjadi pada struktur beton

dapat dibagi dalam 2 katagori yaitu :

1. Tidak struktural ( non structural)

2. Struktural ( structural)

Retak struktural pada umumnya terjadi pada

beton dimana tegangan tarik (tensile stress)

melebihi kekuatan tarik (tensile strength) yang

tersedia, demikian pula akibat pengaruh beban

yang bekerja atau pengaruh lingkungan, retak

dapat terjadi walaupun kondisi rencana tidak

retak. Beton dapat retak dalam setiap atau

masing-masing pada 3 tahapan saat beton

dalam masa layan yaitu :

1. Tahap plastis ( plastic phase ), terjadi

sesaat setelah penuangan beton ( 2 jam

pertama )

2. Tahap pengerasan ( hardening phase ),

terjadi dalam 3 minggu pertama

3. Tahap pasca-pengerasan/ layan ( service

life phase ), yang terjadi setelah 28 hari

Berdasarkan klasifikasi dengan maksud dan

tujuan untuk perbaikan, retakan beton dapat

dibagi kedalam 2 jenis, yaitu :

a. Retak tidak aktif ( dormant cracks ). Retak

ini tidak berkembang / stabil atau yang lebih

dikenal dengan dead-craks.

b. Retak aktif (active cracks ). Retak ini masih

berlanjut baik lebar maupun panjang

retakan atau yang lebih dikenal dengan live

cracks. Untuk kemudahan dalam menilai

jenis retakan yang terjadi, lekatkan kaca

tipis pada jalur retakan, yang sekaligus

monitoring perkembangan retakan.

Selama pelaksanaan inpeksi lapangan, sebagai

acuan inspeksi dapat digunakan rule of thumb

sebagai berikut :

a. Retak lentur (flexural cracks), biasanya

vertikal, aktif/hidup, terjadi dalam daerah

momen maksimum.

b. Retak geser dan torsi, cenderung miring,

aktif/ hidup, terjadi dalam daerah geser

(5)

c. Kelebihan beban sementara atau tetap

yang dapat menyebabkan retak seperti

pada kasus point (a) atau (b) diatas aaupun

kedua kombinasi.

Spalling Pada Beton

Spalling dapat diartikan tertekan dengan

penampakan bagian permukaan beton yang

keluar/ lepas/ terpisah. Berbeda dengan

lepasnya sebagian mortar/ aggregat dari

permukaan beton (scaling) yang lebih sering

terjadi pada beton usia-muda, spalling lebih

banyak terjadi pada struktur beton yang relatif

sudah tua. Sebelum berkembang menjadi

tertekan, spalling mungkin sudah ada dari

bentukan beton yang tidak masif ( unsound

concrete ), atau yang disebut juga delaminasi/

delamination, yang dapat dideteksi dengan alat

sederhana palu. Berbagai macam penyebab

terjadinya spalling diantaranya :

a. Selimut beton tipis

b. Beton keropos dan kualitas beton buruk

c. Tulangan/ reinforcement kurang ( tidak

cukup )

d. Suhu tinggi akibat kebakaran

e. Pengaruh dari proses kimiawi, seperti

konsentrasi klorida dan sulfat.

Dalam banyak kasus, penyebab terjadinya

spalling adalah korosi tulangan yang

disebabkan proses kimiawi akibat sifat pasif/

alkali yang dimiliki beton telah berubah

(depassivation). Sifat pasif/ alkali jika nilai pH

dari beton lebih dari 11.5, sedangkan nilai pH

yang dimiliki beton-segar 13.5. Berubahnya

kondisi sifat-sifat pasif/ alkali menjadi tidak pasif

(depassivation) dapat terjadi dalam 2 kondisi [4]

1. Berkurangnya nilai pH disebabkan reaksi

CO2 ( karbonat/ carbonation )

2. Penetrasi ion klorida (cl-) hingga mencapai

cover beton ke beton dan merusak lapisan

tipis / film yang berfungsi sebagai proteksi

tulangan dari lingkungan luar/ korosi. Akan

tetapi, pada saat konsentrasi kandungan

ion klorida cukup tinggi, ion ini dapat

merusak kestabilan lapisan tipis, meskipun

beton berada dalam lingkungan yang

aggresif/ laut

Dalam standard, ACI 318-95, mensyaratkan

batas konsentrasi kandungan ion klorida

(threshold level) untuk beton prategang

maupun beton bertulang tergantung fungsi

struktur, sebagai fungsi kontrol keamanan

selama masa layan akibat penetrasi ion

klorida. Ketika nilai konsentrasi ion klorida

mencapai batas seperti yang dipersyaratkan

oleh ACI 318-95 dan telah mencapai

kedalaman cover beton, diasumsikan proses

korosi tulangan dimulai. Dengan demikian sisa

umur layan akibat penetrasi ion klorida pada

struktur beton dapat diestimasi/prediksi. Hal

yang sama dapat dilakukan untuk kerusakan

beton (korosi tulangan) akibat proses

karbonasi.

Peralatan Dan Material

Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan

perbaikan struktur beton maupun pada dinding

non stuktur secara umum adalah :

Kompresor

Kompresor yang digunakan untuk mengalirkan

cairan yang difungsikan untuk mengisi

keretakan pada stuktur yang diperbaiki,

kompresor akan mengalirkan angin kedalam

tabung injeksi dengan besar tekanan antara 1

bar sampai dengan 2 bar akibat pengaliran

(6)

cairan yang ada dalam tabung ditekan keluar

sehingga mengalir kedalam selang plastik.

Gambar 1 Kompresor

Nipel

Nipel terbuat dari plastik yang dicetak khusus

yang fungsinya untuk mengarahkan pengaliran

cairan kimia untuk masuk kedalam retak-retak

yang akan diperbaiki, jarak nipel dengan nipel

pada daerah/biadang retak pada beton atau

pada dinding antara 20 cm sampai dengan 30

cm tergantung besar atau lebarnya retak yang

terjadi, nipel ditempelkan pada bagian yang

retak dengan menggunakan lem sejenis

EPOXY.

Gambar 2 Nipel

Selang Plastic

Selang yang digunakan adalah selang plastik

dengan ukuran diameter 6 mm yang fungsinya

untuk mengalirkan zat kimia dari tabung injeksi

dengan ada tekanan dari kompresor maka

cairan tersebut akan mengalir melalui selang

plastik

Gambar 3 Selang Plastik

Tabung Injeksi

Tabung injeksi terbuat dari gelas kaca atau

fiber gelas yang dilengkapi dengan alat

pengukur tekanan sehingga dapat dibaca

berapa besarnya tekanan yang dialirkan

kedalam tabung injeksi, fungsi tabung injeksi

adalah tempat atau wadah dari cairan yang

akan dialirkan ke selang dengan bantuan

tekanan dari kompresor.

Gambar 4 Injeksi

Mesin Gerinda Tangan

Mesin gerinda tangan dalam pekerjaan

perbaikan struktur sangat diperlukan sekali

(7)

alur retakan yang akan di injeksi agar cairan

yang disuntikkan akan masuk dengan tanpa

hambatan, selain untuk memperbesr retakan,

mesin gerinda berguna juga untuk

membersihkan lapisan epoxy penutup retakan

ketika dilakukan injeksi cairan, jadi

penggerindaan dilakukan untuk pekerjaan

finishing sehingga lapisan epoxy yang timbul

pada dinding dapat diratakan dari

tonjolan-tonjolan dari lem epoxy.

Gambar 5 Mesin Gerinda Tangan

Material

Pemakaian material untuk pekerjaan repair

struktur sangat banyak sekali terdapat

dipasaran bebas, baik dijual secara umum

ataupun pada distributor tertentu yang

menyediakan bahan-bahan untuk repair

struktur, material ini disediakan pabrik untuk di

pasarkan dalam dua bentuk yaitu dalam bentuk

instant artinya material tersebut dapat langsung

dipakai oleh konsumen tanpa menambahkan

bahan lain kecuali penambahan air, jenis yang

kedua adalah material yang dijual oleh

distributor adalah material utama sebagai

unsur pengikat ataupun sebagai bahan

addixtive atau admixture (bahan tambahan

kimia) yang dimasukkan kedalam campuran

adukan spesi / mortar ataupun kedalam adukan

beton, sehingga spesi ataupun beton yang

dibuat akan dihasilkan spesi atau beton yang

mempunyai kekuatan yang tinggi ataupun tidak

mengalami susut yang besar dalam

pemakaiannya pada konstruksi yang direpair /

perbaiki sehingga konstruksi yang telah

diperbaiki tersebut akan menyatu kembali

apakah akibat kerusakan struktur terjadinya

retak-retak ataupun terkelupasnya lapisan

selimut beton ataupun terlepasnya pasangan

plesteran pada dinding.

Pemakaian material atau bahan utama dari

perbaikan struktur yang dijelaskan pada

laporan hanya sebahagian saja terutama untuk

repair srtuktur yang terjadi akibat kerusakan

dari beban sementara (gempa) ataupun beban

tetap yang mengakibatkan struktur mengalami

keretakan baik pada struktur utama pada

kolom, balok maupun pelat, ataupun pada

konstruksi non struktur seperti pada plesteran,

adapun material ataupun bahan repair adalah

sebagai berikut :

a. Cebex 100

Bahan additive pada grouting berbahan

dasar semen, bersifat mengembang dan

berfungsi untuk mengurangi rasio air

semen.

Dosis : 455 gr / 100 kg semen

Kemasan : 20 kg / pail

b. Conbextra STD

Bahan grouting multi fungsi yang berbahan

dasar semen. Cocok digunakan pada

industri precast, dapat mengisi celah

hingga ketebalan 100 mm.

Dosis : 4 – 5.5 liter air / 25 kg

Hasil : 13.5 – 14.2 liter adukan

Kemasan : 25 kg / bag

c. Conbextra GP

Bahan grouting siap pakai yang berbahan

dasar semen, tidak menyusut, dan dapat

digunakan untuk segala macam aplikasi

(8)

Dosis : 3.4 – 4.5 liter air / 25 kg

Hasil : 12 – 13.2 liter adukan

Kemasan : 25 kg / bag

d. Conbextra GPXtra

Bahan grouting berkekuatan tinggi,

berbahan dasar semen dan tidak

menyusut. Cocok untuk digunakan dimana

kuat tekan yang tinggi sangat dibutuhkan.

Dosis : 4 liter air / 25 kg

Kemasan : 25 kg / bag

e. Renderoc SC

Bahan single component untuk

memperhalus permukaan interior seperti

dinding dan langit-langit.

Dosis : 1.7 kg / mm / m2

Hasil : 15 liter / 25 kg

Kemasan : 25 kg / bag

f. Renderoc TG

Bahan untuk memperbaiki beton yang

keropos berbahan dasar semen, untuk

diaplikasikan secara vertikal dan overhead.

Dosis : 4.5 liter air/25 kg renderoc TG

Hasil : 16 – 18 liter adukan

Kemasan : 25 kg / bag

g. Nito Mortar S

Bahan plesteran epoxy resin, untuk

diaplikasikan yang menmbutuhkan

kekuatan tinggi. Pada aplikasi horizontal

dapat mencapai ketebalan 50 mm, pada

aplikasi horizontal dapat mencapai

ketebalan 12 mm tanpa pemakaian

bekisting.

Kemasan : 28.3 kg / set

h. Nito Mortar FS

Bahan plesteran epoxy resin, tidak

mengandung pelarut. Cocok untuk

digunakan pada perbaikan yang

membutuhkan kekuatan yang tinggi, tahan

terhadap abrasi dan bahan kimia.

Kemasan : 5 liter / can

i. Nitomortar PE

Bahan plesteran polyester resin yang

berkekuatan tinggi, tahan terhadap bahan

kimia dan mudah untuk diaplikasikan.

Dapat digunakan untuk memperbaiki

berbagai macam kerusakan pada beton.

Kemasan : 5 ltr / can

j. Galvashield LJ

Suatu sistem untuk mencegah terjadinya

korosi pada beton yang mengalami kontak

langsung dengan udara dan air laut. Terdiri

dari zinc mesh dan pre fabricated

fiberglass.

k. Nito Bond AR

Perekat acrylic resin, untuk digunakan

dengan rangkaian produk repair yang

berbahan dasar semen.

Dosis : 6 – 8 m2 / liter

Kemasan : 210 ltr / drum

20 ltr / pail

l. Nito Bond EC

Bahan perekat epoxy, berbentuk pasta,

untuk diaplikasikan pada sambungan beton

precast dan pada pemasangan angkur.

Kemasan : 5 kg / set

m. Nito Bond EP

Bahan perekat epoxy resin cocok untuk

digunakan pada penyambungan dan

perbaikan beton yang menuntut kekuatan

yang tinggi.

Dosis : 2 – 2.5 m2/ kg

Kemasan : 5 kg / set

n. Nito Floor FC141

Epoxy coating yang mengandung solvent,

memberikan ketahanan kimia seerta

kekuatan yang tinggi pada lantai. Dapat

diaplikasikan pada beton lama dan baru

serta memberikan tampilan akhir yang

menarik.

(9)

Kemasan : 5 kg / set

o. Nito Floor FC550

Epoxy coating yang dapat diaplikasikan

pada kondisi lembab, membuat lantai tahan

terhadap debu dan mudah untuk

dibersihkan. Diaplikasian dengan ketebalan

0.5 – 1.5 mm dan tersedia dalam berbagai

macam warna.

Dosis : 0.91 m2 / kg

Kemasan : 10 ltr / set

p. Proofex GPE

Waterproofing membrane dalam bentuk

lembaran dengan ketebalan 1.5 mm, yang

diaplikasikan dengan sistem self adhesive.

Lapisan atas terbuat dari poltethylene dan

lapisan bawah terbuat dari polymer

bitumen.

Kemasan : 1 m x 15 m / roll

q. Conplast X421M

Bahan tambahan pada campuran beton

membuat beton bersifat kedap air.

Mengurangi penyerapan air oleh beton,

meningkatkan kekuatan dan plastisitas.

Dosis : 3 – 6 liter / m3

Kemasan : 210 ltr / drum

20 ltr / pail

PEMBAHASAN

Evakuasi Struktur Eksisting

Pada tahun 2005, PT. Bank Rakyat

Indonesia ( PERSERO ) Tbk.-Divisi logistik

bekerja sama dengan PT Biro Design

Wardhana telah melakukan Evaluasi Struktur

Eksisting Gedung Bank Rakyat Indonesia ( BRI

– 1 ) Jl. Jend. Sudirman no. 44-46. Evaluasi tsb dilakukan karena ada kekhawatiran pada

gedung tersebut karena dibangun sekitar tahun

1985 dan apakah masih cukup layak digunakan

sebagai perkantoran secara umum dan

khususnya untuk peralatan IT pada lantai 4

gedung tersebut. Hasil evaluasi struktur

eksisting tersebut diantaranya menyarankan

pada lantai tipikal untuk dilakukan perkkuatan

pelat lantai beton dengan bahan yang bisa

diletakkan seperti Kevlar atau High strength

Carbo Plate terutama pada lantai 7 dan lantai

11.

PT. Citra Antar Ruang Indah sebagai

perusahaan yang bergerak dalam bidang

perbaikan dan perkuatan beton mengajukan

proposal teknis yang berkaitan dengan

perkuatan pelat beton dengan bahan yang bisa

dilekatkan seperti High Performance fiber atau

High Strength carbon Plate.

Untuk mendapatkan gambaran mengenai

kerusakan yang ada dan mengetahui tingkat

kesulitan pengaplikasian perbaikan dan

perkuatan tsb, maka pada tanggal 13 Mei 2005,

tim survei dari PT. Citra Antar Ruang Indah

telah melakukan survei lapangan terhadap

kerusakan berupa retakan pada struktur pelat

lantai Gedung Bank Rakyat Indonesia ( BRI-1 )

Jl. Jend. Sudirman No.44-46. Kegiatan survey

tsb dilakukan dengan melakukan pengamatan

kondisi struktur bangunan eksisting secara

visual pada lantai 4, 7, 11.

Setelah dilakukan survey kondisi lapangan

selanjutnya melakukan studi terhadap

Lapangan Evaluasi Struktur eksisting yang

telah dilakukan oleh PT. Bank Rakyat

Indonesia ( PERSERO ) Tbk. – Divisi Logistik

bekerja sam dengan PT. Biro Design Wardhana

pada tahun 2004. Dan selanjutnya melakukan

analisis struktur perkuatan pelat lantai untuk

mendapatkan kebutuhan bahan perkuatan

dengan fiber.

Setelah dilakukan serangkaian kegiatan berupa

survei lapangan, studi terhadap laporan

(10)

perkuatan pelat lantai, maka bersama ini kami

menyampaikan proposal teknis untuk rencana

perbaikan dan struktur pelat lantai gedung tsb.

Hasil-hasil evaluasi tersebut adalah sebagai

berikut :

a. Struktur Pondasi

Pondasi tidak memiliki permasalahan.

b. Struktur Kolom

- Kapasitas memenuhi beban mati dan

beban hidup 250 kg/m2

- Kondisinya dalam keadaan baik

c. Struktur Balok as ( utama )

- Kapasitas memenuhi beban mati dan

beban hidup 250 kg/m2

- Kondisinya dalam keadaan baik

d. Struktur Balok anak ( rib )

- Kapasitas memenuhi beban mati dan

beban hidup 250 kg/m2

- Mutu beton memenuhi yang

direndanakan yaitu K – 225

- Lendutan jangka panjang sedikit melebihi

ketentuan karena balok kurang kaku.

- Kondisinya terdapat retak struktural lentur

akibat struktur kurang kaku, sehingga

menimbulkan getaran yang kurang

nyaman

- Apabila diasumsikan kapasitas yang ada

sekarang hanya 80%, kapasitas yang

80% tersebut masih memenuhi beban

mati dan beban hidup 250 kg/m2

- Untuk menutup retakan perlu dilakukan

perbaikan retakan dengan cara grouting

bahan epoxy.

- Untuk memperkaku beton perlu

memperbesar penampang balok dengan

beton tambahan atau baja, akan tetapi

hal tsb tidak direkomendasikan karena

menambah beban pada struktur secara

keseluruhan

e. Struktur pelat lantai tipikal, tebal 7.5 cm

- Kapasitas tidak memenuhi beban mati

dan beban hidup 250 kg/m2 ( kapasitas/

kekuatan = 415 kg.m sedangkan beban

yang ada = 578 kg.m ) sehingga perlu

kekuatan dengan bahan fiber

- Mutu beton yang direncanakan yaitu

K-225

- Kondisinya terdapat retak struktural lentur

akibat kurangnya kapsitas/ kekuatan

- Apabila diasumsikan kapasitas yang ada

sekarang hanya 80%, maka dengan

perkuatan kapasitas 80% dapat

sitingkatkan sampai 285%

- Untuk menutup retakan perlu dilakukan

perbaikan retakan dengan cara grouting

bahan epoxy

- Dikarenakan pada lapisan atas pelat

lantai terdapat lapisan finishing,

- maka sebelum dilakukan bahan

pemasangan fiber untuk perkuatan

dilakukan pembongkaran terlebih dahulu.

f. Pengaruh beban IT kusus pada lantai 4

- Beban-beban IT yang ada secara umum

bila dihitung merata masih dibawah

beban hidup rencana 250 kg/m2

- Beban dibatasi maks. 200-300 kg/m2

- Metode perbaikan dan perkuatan seperti

pada struktur pelat lantai tipikal, tebal 7.5

cm kecuali di bagian momen negatif

- Dikarenakan kesulitan pelaksanaan

perkuatan momen negatif pada lantai 4,

maka perkuatan momen negatif tsb tidak

diatur penempatannya

- Beban-beban yang berat agar dekat

kolom dan balok as dan upayakan kaki-

kaki beban diatas balok rib

- Disarankan apabila ada rencana

penambahan beban untuk IT kembali,

maka dilakukan perbaikan dan perkuatan

(11)

Tujuan dari kegiatan perbaikan dan perkuatan

ini adalah :

1. Mengembalikan keutuhan penampang pelat

lantai beton mengalami retak pada kondisi

semula

2. Melindungi baja tulangan terhadap bahaya

karat

3. Pemberian reinforcing / perkuatan pada

pelat lantai agar kapasitas pelat lantai

meningkat.

Ruang lingkup kegiatan perbaikan dan

perkuatan struktur pelat lantai meliputi kegiatan

perbaikan retakan dengan cara grouting bahan

epoxy resin serta perkuatan pelat lantai dengan

bahan fiber (serat gelas/ glass fiber ) Untuk

meningkat kapasitas pelat lantai

Perbaikan Retakan dengan Cara Grouting

Perbaikan pada retak yang terjadi pada

lantai yaitu dengan cara grouting / suntikan

bahan perekat. Metode ini adalah sesuatu cara

perbaikan retak beton yang retaknya antara 0,2

mm sampai dengan 5,00 mm agar menjadi satu

kesatuan kembali ( homogen ), sehingga retak

beton dapat diperbaiki dan komponen beton

dapat berfungsi kembali sebagaimana

mestinya. Pekerjaan ini meliputi penyuntikan

bahan perekat ( grout ) ke dalam retakan yang

ada sampai terisi penuh.

Material yang digunakan untuk pelaksanaan

pekerjaan perbaikan retak adalah sbb :

Bahan perekat ( grout )

Bahan perekat ini mempunyai daya penetrasi

sedemikian rupa sehingga dapat mengisi celah

pada posisi penyuntikan dari bawah ke atas

atau sebaliknya. Tidak menyusut setelah

mengeras, sehingga bahan perekat harus

merupakan jenis epoxy murni tanpa bahan

pelarut apapun yang dapat mengakibatkan

penyusutan bahan. Bahan perekat harus

memenuhi persyaratan kekuatan dan berat

jenis sebagai berikut :

- Mix ratio Komposisi 2 (base) : 1 (hardener)

- Mix density 1,00 ± 0,5 kg/lt

- Kuat tekan (ASTM D-695) umur 7 hr, min

500 kg/cm2

Bahan penutup ( seal )

Bahan penutup ini digunakan untuk menutup

bagian luar celah retak agar bahan perekat

tidak mengalir dari celah retak yang tidak

tertutup oleh alat penyuntik. Bahan penutup

harus memenuhi persyaratan sbb :

- Mix ratio Komposisi 2 (base) : 1 (hardener)

- Mix density 1,70 ± 0,50 kg/lt

- Kuat tekan (ASTM D-695) umur 7 hr, min

500 kg/cm2

Alat penyuntik (injector)

Alat penyuntik adalah alat yang berfungsi untuk

menekan cairan bahan perekat agar dapat

masuk ke dalam celah retak sampai ke bagian

retak yang paling kecil dengan tekanan rendah.

Alat penyuntik tsb harus terdiri atas 2 (dua)

bagian yang terpisah yaitu pipa penyetel dan

tabung penyuntik, yang mana tabung

penyuntik tersebut harus dapat menghasilkan

tekanan yang dihasilkan oleh tabung itu sendiri.

Alat penyuntik tersebut harus dapat

menghasilkan tekanan sebesar 3-3,5 kg/cm2

secara terus menerus selama proses perekatan

berlangsung.

Peralatan yang digunakan untuk mengerjakan

pekerjaan perbaikan retak dengan cara

grouting adalah pompa yang digerakkan oleh

genset portable, mesin gerinda, sikat kawat,

(12)

Pompa : alat pemompa ini berfungsi sebagai

alat untuk memompa sehingga cairan bahan

prekat masuk ke dalam alat penyuntik.

Mesin gerinda, sikat kawatdan scrape adalah

alat yang digunakan untuk membersihkan

kotoran-kotoran dan bekas beton yang tidak

sempurna dan bekas bahan penutup yang

dibersikan kembali.

Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi beberapa

tahapan, yaitu sbb :

Pembersihan

Permukaan yang akan diperbaiki./ dikerjakan

harus dibersihkan terlebih dahulu dengan

mesin gerinda, sikat kawat atau scrape

sehingga bebas dari kotoran – kotoran atau

bekas beton yang tidak sempurna ketika

dilakukan pengecoran dan terlihat jelas bagian-

bagian permukaan yang mengalami keretakan.

Pada daerah selebar 5 cm sepanjang retakan

yang terjadi. Permukaan beton harus bebas

dan bersih terhadap minyak, oli dan sejenisnya.

Melekatkan alat penyuntik

Dasar alat penyuntik harus diletakkan

sedemikian rupa setepat ditengah permukaan

yang retak dengan jarak ± 25 cm dan

menggunakan bahan penutup ( seal ) sehingga

cairan bahan perekat dapat masuk ke dalam

retakan sesuai dengan yang disyaratkan.

Menutup retakan

Setelah dilakukan pembersihan, kemudian

sepanjang jalur retakan yang ada ditutup

dengan menggunakan bahan penutup ( seal )

selebar 5 cm dan tebal 3 m. Setelah jalur

retakan tertutup semua dengan bahan penutup,

tunggu sampai bahan penutup mengeras.

Selanjutnya, setelah penutup tersebut

mengeras maka dapat dilanjutkan pemasangan

alat penyuntik.

Pelaksanaan Penyuntikan

Sebelum pekerjaan penyuntikan dilaksanakan,

maka bahan dasar yaitu epoxy murni dicampur

dengan perbandingan yang telah disyaratkan

oleh produsen sehingga mendapat hasil akhir

sesuai dengan yang diharapkan. Campuran

tersebut diatas kemudian dimasukkan ke dalam

pompa dan melalui sebuah selang yang

dihubungkan pada alat penyuntik yang

kemudian disuntikkan ke dalam rretakan beton

dengan menggunakan tenaga dari genset agar

tekanan yang dihasilkan relatife stabil.

Hasil akhir

Apabila semua pekerjaan telah selesai

dilaksanakan maka pada tahap akhir pekerjaan

dilakukan pekerjaan pelepasan alat penyuntik

dan pembersihan bahan penutup ( seal )

dengan menggunakan gerinda.

Perkuatan dengan bahan serat gelas / glass

fiber

Pada prinsipnya, kapasitas struktur beton

sangat bergantung pada dimensi dan mutu baik

material beton dan baja tulangan. Umumnya

pada struktur gedung seiring dengan perjalanan

waktu sering terjadi perubahan fungsi gedung

dan peningkatan beban sehingga tidak sesuai

lagi dengan beban yang direncanakan

sehingga memerlukan perkuatan. Salah satu

metode perkuatan pada struktur beton adalah

dengan reinforcing atau dengan menambah

baja tulangan dengan menggunakan bahan

serat delas/ glass fiber.

Material yang digunakan untuk perkuatan

(13)

Bahan Epoxy resin

Bahan epoxy resin merupakan bahan perekat

yang berfungsi sebagai perekat antara beton

dengan serat gelas. Material epoxy tsb memiliki

spesifikasi teknis :

- Tensile Strength, 72 hour = 72,4 Mpa

- Flexural Stength, 72 hour = 23,4 Mpa

Bahan serat gelas / glass fiber

Bahan serat gelas merupakan bahan utama

pada perkuatan dengan serat gelas, kekuatan

materialserat gelas untuk Merek Tyfo SHE –

51A adalah:

- Ultimate tensile strength = 576 N/mm2

- Ultimate tensile strength = 460 N/mm2

- Design Value

- Laminate thickness = min. 0.75 mm

Peralatan yang digunakan untuk mengerjakan

pekerjaan perkuatan adalah genset portable,

mesin gerinda, sikat kawat, scrape, jack

hammer, alat potong, lantai kerja.

Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi beberapa

tahapan , yaitu sebagai berikut :

Pembersihan

Permukaan yang akan diperbaiki/ dikerjakan

harus dibersihkan terlebih dahulu dengan

mesin gerinda, sikat kawat atau scrape

sehingga bebas dari kotoran-kotoran atau

bekas beton yang tidak sempurna ketika

dilakukan pengecoran dan terlihat jelas bagian-

bagian perukaan yang mengalami keretakan.

Permukaan beton harus bebas dan bersih

terhadap minyak , oli, dan sejenisnya.

1. Pelapisan beton dan serat gelas dengan

bahan epoxy

2. Untuk merekatkan antara beton dengan

bahan serat gelas digunakan bahan epoxy

yang pada permukaannya telah dilapisi

oleh bahan epoxy agar bahan serat gelas

dapat melekat pada beton.

3. Pelapisan pada serat gelas melekat pada

beton, selanjutnya serat gelas tsb diberikan

bahan epoxy kembali sampai pada

ketebalan yang diperlukan

4. Pengecatan

5. Setelah masa curring, selanjutnya untuk

melindungi material terhadap pengaruh

lingkungan dicat dengan bahan cat hig solid

epoxy.

KESIMPULAN

1. Pekerjaan perbaikan struktur biasanya

dilaksanakan akibat adanya kegagalan

dalam pekerjaan konstruksi baik

dikarenakan mutu yang tidak sesuai

dengan yang direncanakan, ataupun

kegagalan akibat struktur mengalami

pembebanan yang lebih besar dari rencana

seperti over load ataupun akibat pengaruh

beban gempa.

2. Dalam memperbaiki struktur perlu

diperhatikan kerusakan yang terjadi

sehingga metode ataupun material yang

akan dipakai untuk memperbaiki kerusakan

struktur dapat dipilih dan disesuaikan

dengan sifat konstruksinya

3. Peralatan yang digunakan untuk merepair

konstruksi sangat sederhana, dan untuk

dapat memperbaiki struktur dengan

sempurna maka di harapkan orang yang

mengerjakan perbaikan tersebut haruslah

paham dengan metode keja serta sifat

struktur yang diperbaiki ataupun prilaku dari

(14)

DAFTAR PUSTAKA

ACI Internasional Confrence, 1997, High

Performance Concrete and Design Materials

and Recend Advance is

Concretet.Supplementary Papers Malysia,

Budi Susil Soepandji Hary Christiady

Hardiyatmo, 2001, Trend Teknik Sipil Era

Melinium Baru , Jakarta, Yayasan Jhon Hiteech

Idetama

Deeiy Pezady munaf, Frits Torang Siahan, Etc

2003, Concrete Repair & Maintenance,. Jakarta

Yayasan Jhon Hiteech Idetama .

Drjat Hoedajamto, 2007, Laporan investigasi

dan Perkuatan Kondisi Eksisting Gedung

Jamsostek Lantai 15.

PT.Fosroc Indonesia , 2007. Product Cataloque

Syafei Amri, 2005. Teknologi Beton A-Z,

Jakarta, Yayasan Jhon Hiteech Idetama .

PT. Citra Antar Ruang Indah.Dokumentasi

Gambar

Gambar 4  Injeksi
Gambar 5 Mesin Gerinda Tangan

Referensi

Dokumen terkait

Pada penelitian ini digunakan baja ringan profil U sebagai bahan alternatif untuk perkuatan lentur pada balok beton bertulang yang diharapkan dapat meningkatkan kekuatan

Berdasarkan hasil pengujian untuk balok beton yang sudah dibebani kemudian diberi perkuatan pelat baja, dapat meningkatkan kapasitas balok dalam memikul lentur sebesar

Struktur komposit baja-beton adalah struktur yang terdiri dari profil baja dan beton digabung bersama untuk memikul beban tekan atau beban lentur. Balok komposit

 Adalah jumlah momen pada pusat hubungan balok-kolom, sehubungan dengan kuat lentur nominal balok-kolom yang merangka pada hubungan balok-kolom tersebut. Pada

Tabel 4.8 : Lendutan Berdasarkan Hasil Pengujian dan Lendutan Teoritis Pada Balok I Perkuatan Baja Ringan

Sebagai pengembangan penggunaan material perkuatan kuat lentur balok beton bertulang yang telah mengalami penurunan kekuatan struktur akan digunakan pelat baja

 Kolom komposit dapat dibentuk dari pipa baja yang diisi dengan beton polos atau dapat pula dari profil baja hasil gilas panas yang dibungkus dengan beton dan diberi tulangan

dimana kolom menggunakan profil kingcross dibungkus beton dan balok menggunakan profil WF dengan lantai dari beton menggantikan struktur awal yang.. menggunakan